1
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : SK.175/VI-BPHA/2009
TENTANG
PENUNJUKAN PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU
(IUPHHK) PT. WANA RIMBA KENCANA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEBAGAI PELAKSANA SILVIKULTUR INTENSIF (SILIN)
DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 9 Ayat (1) Permenhut No.
P.11/Menhut-II/2009 tentang Sistem Silvikultur dalam areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi, telah ditetapkan bahwa Teknik silvikultur antara lain Bina Pilih atau Tebang Pilih Indonesia Intensif;
b. bahwa dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor: SK.41/VI-BPHA/2007 tanggal 10 April 2007 telah ditetapkan Penunjukan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam sebagai Model Pembangunan Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII);
c. bahwa dalam rangka mempercepat dan meningkatkan program pengembangan Teknik Silvikultur Intensif, telah dilakukan evaluasi terhadap beberapa unit manajemen IUPHHK-HA sebagai tambahan calon pelaksana Teknik Silvikultur Intensif;
d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang
perlu menetapkan tambahan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam sebagai pelaksana Teknik Silvikultur Intensif (SILIN) dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan jo. Nomor 19 Tahun 2004; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah;
2
5. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Dana
Reboisasi;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang
Perencanaan Kehutanan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfataan Hutan;
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun
2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 31/P Tahun 2007;
11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 20 Tahun 2008;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 50 Tahun 2008;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor P.64/Menhut-II/2008; 14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2007
tentang Tata Cara Pemberian IUPHHK dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi melalui permohonan;
15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2007 Jo. P.40/Menhut-II/2008 tentang Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam Dan Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi;
16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan;
17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.11/Menhut-II/2009 tentang Sistem Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi;
18. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/Menhut-II/2009 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak;
3
19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. P. 6/VI-Set/2009 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu;
20. Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No.
226/VI-BPHA/2005 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif/TPTII (Silvikultur Intensif).
Memperhatikan : 1.
2.
Surat Permohonan PT. Wana Rimba Kencana, sebagaimana surat No. 23/Ekt/WRK/VII/2008 tanggal 14 Juli 2008, No. 024/Ekt/WRK/X/2008 tanggal 27 Oktober 2008 dan No. 26/Ekt/WRK/I/2009 tanggal 15 Januari 2009;
Hasil Evaluasi lapangan oleh Pakar SILIN pada bulan Maret 2008 dan Mei 2009.
M E M U T U S K A N :
Menetapkan :
PERTAMA : Menetapkan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) PT. Wana Rimba Kencana di Provinsi Kalimantan Timur sebagai Pelaksana Teknik Silvikultur Intensif (SILIN);
KEDUA : Hak IUPHHK sebagai Pelaksana Teknik Silvikultur Intensif
sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan Teknik Silvikultur Intensif (SILIN) dengan sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) pada areal kerja seluas ± 21.500 Ha sesuai lokasi pada peta terlampir;
2. Sambil menunggu persetujuan revisi RKU sepuluh tahunan, pada tahun pertama dapat dilakukan percobaan pelaksanaan SILIN pada areal yang ditunjuk, seluas maksimum 500 Ha;
3. Selain menerapkan sistem Silvikultur TPTJ, tetap melaksanakan sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) sebagaimana telah ditetapkan sebelumnya, pada sisa areal IUPHHK yang tidak diterapkan sistem Silvikultur TPTJ.
4. Mendapatkan fasilitasi/pendampingan Pakar yang disiapkan oleh Departemen Kehutanan;
5. Memanfaatkan kayu sebaik-baiknya dari hasil tebangan persiapan penerapan Silvikultur Intensif pada areal yang ditunjuk berdasarkan ketetapan Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan-perundangan yang berlaku.
KETIGA : Kewajiban IUPHHK sebagai Pelaksana Silivikultur Intensif (SILIN) sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan Teknik Silvikultur Intensif pada areal yang ditetapkan secara sungguh-sungguh sesuai pedoman dan ketentuan yang berlaku;
4
2. Menyusun revisi RKUPHHK-HA sepuluh tahunan berdasarkan hasil cruising dengan intensitas 1% pada areal yang akan dilaksanakan SILIN dengan memasukkan rencana penerapan TPTJ dengan teknis Silvikultur Intensif dan daur tebangan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku;
3. Menata-usahakan hasil tebangan sesuai ketentuan Penata-usahaan hasil hutan yang berlaku;
4. Menyediakan sarana-prasarana dan fasilitas pendukung pelaksanaan Teknik Silvikultur Intensif serta pemenuhan tenaga teknis yang memadai;
5. Wajib mempekerjakan Tenaga Teknis PHPL Pembinaan Hutan (GANIS PHPL-Binhut) sesuai Permenhut No. P. 58/Menhut-II/2008 tentang Kompetensi dan Sertifikasi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari;
6. Melaksanakan dan memfasilitasi penelitian dalam pengembangan Teknik Silvikultur Intensif;
7. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan kepada Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan c.q. Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, maka segala sesuatunya akan dirubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 14 Juli 2009
DIREKTUR JENDERAL,
TTD.
Dr. Ing. Ir. HADI DARYANTO, D.E.A NIP. 19571020 198203 1 002
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Kehutanan;
2. Pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan; 3. Gubernur Kalimantan Timur;
4. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur; 5. Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara;
6. Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wil. XIII Samarinda; 7. Direktur Utama PT. Wana Rimba Kencana;