• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sampoerna Agro Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sampoerna Agro Tbk."

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUNAN 2009

2009 ANNUAL REPORT

GOOD,

GREEN,

and

(2)

DAFTAR ISI

TABLE OF CONTENTS

Sekilas tentang Sampoerna Agro

2

Sampoerna Agro in Brief

Sejarah Perusahaan

6

Company Milestones

Visi dan Misi

9

Vision and Mission

Ikhtisar Keuangan

10

Financial Highlights

Informasi untuk Pemegang Saham

12

Information for Our Shareholders

Ikhtisar Kegiatan Penting 2009

14

2009 Event Highlights

Penghargaan dan Sertifikasi 2009

16

2009 Awards and Certifications

Struktur Kelompok Usaha Sampoerna Agro

17

Sampoerna Agro Group Structure

Laporan Dewan Komisaris

20

Board of Commissioners’ Report

Laporan Direksi

26

Board of Directors’ Report

Tata Kelola Perusahaan

38

Corporate Governance

Laporan Komite Audit PT Sampoerna Agro Tbk

52

Audit Committee

Report of PT Sampoerna Agro Tbk

Sumber Daya Manusia

56

Human Resources

Pengelolaan Risiko

60

Risk Management

Laporan Kesinambungan

66

Sustainability Report

Kebijakan Lingkungan

70

Environmental Policy

Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

72

Work Safety and Health Policy

Kebijakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

74

Corporate Social Responsibility (CSR) Policy

Pembahasan dan Analisis Manajemen

80

Management Discussion and Analysis

Surat Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi

89

BOC and BOD Letter of Statement

Laporan Keuangan Konsolidasi

91

Consolidated Financial Statements

Laporan Auditor Independen

94

Independent Auditors Report

Data Perusahaan

156

Corporate Data

Proil Dewan Komisaris

158

BOC Proile

Proil Direksi

160

BOD Proile

Struktur Organisasi Sampoerna Agro

162

Sampoerna Agro Organizational Structure

Daftar Alamat Perusahaan

163

List of Ofice Addresses

(3)

BAIK, HIJAU, DAN BERKEMBANG

GOOD, GREEN, AND GROWING

Sampoerna Agro melaksanakan

Good

Agricultural Practices

(

GAPs

) yang

memastikan pengelolaan usaha perkebunan

secara benar dan bertanggungjawab, mulai

dari pembukaan lahan hingga pembibitan,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan,

dan pengolahan. Semua ini membuat bisnis

perkebunan Sampoerna Agro menjadi

baik

dan bermanfaat: Mengupayakan

produktiitas pada sumber daya lahan,

menciptakan lapangan kerja serta

menggalang komunitas dalam peningkatan

kesejahteraan.

Diantara beberapa kegiatan yang

bersahabat dengan lingkungan, Sampoerna

Agro melakukan pengendalian hama

tanaman secara hayati dan mengubah

sampah organik menjadi pupuk. Selain itu,

upaya Perseroan untuk mematuhi standar

RSPO maupun pelestarian lingkungan

lainnya menjadikan Sampoerna Agro

sebagai perusahaan

hijau

dalam arti yang

seluas-luasnya.

Sebagai perusahaan perkebunan kelapa

sawit yang relatif masih muda dengan

sebagian besar produktiitas kedepannya,

serta didukung oleh sumber daya penelitian

dan pengembangan (R&D) yang kuat,

Sampoerna Agro merupakan perusahaan

yang

berkembang

di salah satu sektor

agroindustri yang paling menarik di dunia

saat ini.

Sampoerna Agro undertakes Good

Agricultural Practices (GAPs) that ensure

proper and responsible management of

its plantation activities from land clearing

to nursery, planting, cultivating, harvesting

and milling. This makes the plantation

business of Sampoerna Agro

good

and

wholesome: Bringing productivity to land

resources, providing job opportunities

and engaging communities in social

development.

Among other environmentally-friendly

practices, Sampoerna Agro uses natural

bilogical control agents, and converts

organic wastes into fertilizers. Also, Its

efforts to comply with RSPO and other

environmental conservation standards

make Sampoerna Agro a

green

company

in every sense of the word.

As a relatively young oil palm plantation

with most of its productivity ahead,

supported by strong R&D resources,

Sampoerna Agro is a

growing

company

(4)

SEKILAS TENTANG

SAMPOERNA AGRO

SAMPOERNA AGRO IN BRIEF

Penanaman pertama di dalam Kelompok Usaha Sampoerna Agro dilakukan oleh PT Aek Tarum pada tahun 1989, yang diikuti dengan pendirian PT Sampoerna Agro Tbk (sebelumnya bernama PT Selapan Jaya) di tahun 1993 untuk menjalankan perkebunan kelapa sawit di wilayah Sumatera Selatan.

Saat ini, PT Sampoerna Agro Tbk bersama-sama dengan anak-anak perusahaannya (“Sampoerna Agro” atau “Perseroan”) adalah salah satu produsen terbesar kelapa sawit dan inti sawit di Indonesia. Perseroan juga merupakan satu dari sedikit produsen kecambah kelapa sawit yang menerima izin dari Menteri Pertanian Republik Indonesia untuk memproduksi dan menjual kecambah kelapa sawit kepada pihak ketiga.

Pada tanggal 31 Desember 2009, kebun inti dan plasma Perseroan yang berada di wilayah Sumatera sebesar 57.547 ha tanaman menghasilkan dan 17.196 ha tanaman belum menghasilkan. Sedangkan perkebunan Perseroan di wilayah Kalimantan termasuk kebun dengan pola kemitraan, terdiri dari sekitar 12.604 ha tanaman menghasilkan dan 7.320 ha tanaman belum menghasilkan.

Dalam kata lain, Perseroan mengelola kebun inti sekitar 50.768 ha sementara kebun plasma dan kemitraan kira-kira 43.898 ha. Perseroan memiliki sekitar 112.481 ha Hak Guna Usaha dan 109.363 ha izin lokasi untuk dikembangkan.

Perseroan memiliki lima Pabrik Kelapa Sawit (PKS), empat diantaranya berlokasi di Sumatera dan satu berada di Kalimantan. PKS di Sumatera memiliki kapasitas produksi 320 ton tandan buah segar (TBS) per jam, sedangkan PKS di Kalimantan memiliki kapasitas produksi 75 ton TBS per jam. Satu PKS tambahan berkapasitas 60 ton TBS per jam yang berlokasi di Sumatera akan memulai operasi pada paruh pertama tahun 2010.

Salah satu anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Binasawit Makmur (BSM) merupakan produsen dan penjual kecambah dengan enam varietas benih unggul kelapa sawit yang mendapatkan ijin dari Menteri Pertanian Republik Indonesia

Sebagai bagian dari Kelompok Usaha Sampoerna Strategic, Perseroan memiliki visi untuk menjadi salah satu perusahaan agribisnis terdepan yang bertanggung jawab di Indonesia dengan strategi pertumbuhan yang pesat.

First ield planting within the Sampoerna Agro Group was done by PT Aek Tarum back in 1989 followed by the establishment of PT Sampoerna Agro Tbk (previously named as PT Selapan Jaya) in 1993 to operate oil palm plantations in South Sumatra region.

Currently, PT Sampoerna Agro Tbk together with its subsidiary companies (“Sampoerna Agro” or “the Company”) are one of the leading producers of palm oil and palm kernel in Indonesia. The Company is also one of the few oil palm seed producers in Indonesia that receive license from the Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia to produce and sell oil palm seeds to third parties.

As of 31 December 2009, both nucleus and plasma estates under the Company guidance in Sumatra region covers an area of about 57,547 hectares of matured palms and 17,196 hectares of immatured palms. Whereas its Kalimantan estates including the ones under partnership (kemitraan) scheme, consists of approximately 12,604 hectares of matured palms, and 7,320 hectares of immatured palms.

In other words, the Company manages nucleus estates totalling about 50,768 hectares while plasma and kemitraan estates about 43,898 hectares. The Company holds approximately 112,481 hectares of Landrights and 109,363 hectares of location permits for land cultivation.

The Company has ive Palm Oil Mills (POMs), of which four are situated in Sumatra and one in Kalimantan. The POMs in Sumatra have a total capacity to produce 320 tons of fresh fruit bunches (“FFB”) per hour, whereas the POM in Kalimantan has a capacity to produce 75 tons of FFB per hour. There is one more POM having a capacity of 60 tons of FFB per hour located in Sumatra that is scheduled to start operations in the irst half of 2010.

One of the Company’s subsidiaries, PT Binasawit Makmur (BSM) produces and sells six varieties of high quality oil palm seeds that are licensed by the Indonesian Minister of Agriculture.

(5)
(6)
(7)

Sampoerna Agro memiliki salah

satu fasilitas penelitian dan

pengembangan benih sawit

yang terbaik di Indonesia, yang

juga merupakan modal utama

pertumbuhan Perseroan yang

berkesinambungan dalam jangka

panjang

(8)

2004

Peluncuran lima varietas unggul kelapa sawit dari PT Binasawit Makmur yaitu DxP Sriwijaya 1 sampai 5 oleh Presiden Indonesia Ibu Megawati Soekarnoputri, dan secara bersamaan meresmikan Pabrik Kelapa Sawit Telaga Hikmah.

Indonesia’s President H.E. Mrs. Megawati Soekarnoputri launched ive variants of PT Binasawit Makmur’s oil palm seed: DxP Sriwijaya 1 to 5, and inaugurated Telaga Hikmah POM concurrently.Telaga Hikmah Palm Oil Mill.

2005

PT Binasawit Makmur mendapat

sertiikasi ISO 9001 untuk Sistem

Produksi Kecambah Kelapa Sawit DxP Sriwijaya.

PT Aek Tarum, anak perusahaan

Perseroan, menerima sertiikasi ISO 9001

dan ISO 14001.

PT Binasawit Makmur received ISO 9001 certiication for its DxP Sriwijaya oil palm germinated seed production system.

The subsidiary of the Company, PT Aek Tarum, received ISO 9001 and ISO

1976

Pendirian PT Aek Tarum, perusahaan pertama dalam Kelompok Usaha Sampoerna Agro.

The establishment of PT Aek Tarum, the irst company within the Sampoerna Agro Group.

1992

PT Sungai Rangit didirikan untuk mengelola lahan kelapa sawit di propinsi Kalimantan Tengah.

PT Sungai Rangit was established to operate oil palm plantation in Central Kalimantan province.

1993

PT Selapan Jaya (sekarang bernama PT Sampoerna Agro Tbk) didirikan untuk mengelola lahan kelapa sawit di propinsi Sumatera Selatan.

PT Selapan Jaya (now PT Sampoerna Agro Tbk) was incorporated to operate oil palm plantations in South Sumatra.

1994

PT Binasawit Makmur mendapat Ijin Pemasukan Bibit Tanaman Sawit (DxD, TxP dan DxP) dari Costa Rica.

PT Binasawit Makmur received approval permit to import seeds (type DxD, TxP and DxP) from Costa Rica.

1996

Operasi perdana PKS pertama di Belida yang memiliki kapasitas 60 ton TBS per jam.

First CPO mill, in Belida with processing capacity of 60 tonnes of FFB per hour commenced commercial operation.

1998

Penanaman pertama di wilayah Kalimantan oleh PT Sungai Rangit.

First ield planting in Kalimantan region by PT Sungai Rangit.

1989

Penanaman pertama di wilayah Sumatera oleh PT Aek Tarum.

First ield planting in Sumatra region by PT Aek Tarum.

(9)

2006

Kelompok Usaha Sampoerna Strategic mengakuisisi PT Sungai Rangit.

Sampoerna Strategic Group acquired PT Sungai Rangit.

2007

Perseroan terdaftar sebagai anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Kelompok Usaha Sampoerna Strategic mengakuisisi PT Selapan Jaya dan merubah namanya menjadi PT Sampoerna Agro Tbk.

Perseroan meluncurkan varietas unggul kelapa sawit baru, DxP Sriwijaya 6.

Perseroan tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode SGRO.

The Company was registered as a member of the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Sampoerna Strategic Group acquired PT Selapan Jaya and changed its name to PT Sampoerna Agro Tbk.

The Company launched DxP Sriwijaya 6, a new high quality oil palm variant.

The Company was registered as a publicly-listed company in Indonesia Stock Exchange with ticker code SGRO.

2008

PT Sungai Rangit melakukan penambahan kapasitas PKSnya di Kalimantan dari 45 ton TBS per jam menjadi 75 ton TBS per jam.

Penerimaan enam sertiikat “Hak Perlindungan

Varietas Tanaman” dari Departemen Pertanian Republik Indonesia kepada BSM untuk enam varietas kecambah yang dikembangkan dengan nama DxP Sriwijaya.

Peresmian Gedung Seed Processing Unit (SPU) dengan teknologi pengecambahan berstandar internasional.

PT Sungai Rangit increased its POM capacity in Kalimantan by an additional 45 ton of FFB per hour to total 75 tonnes of FFB per Hour.

BSM received six “Plant Variant Copyright Protection” certiicates from the Department of Agriculture of the Republic of Indonesia for its six germinated seeds variants developed under the name DxP Sriwijaya.

(10)
(11)

MENJADI SALAH SATU PERUSAHAAN

TERDEPAN YANG BERTANGGUNG

JAWAB DI SEKTOR AGRIBISNIS DI

INDONESIA.

•฀ MENGEMBANGKAN฀TIM฀

MANAJEMEN PROFESIONAL YANG

BERINTEGRITAS TINGGI DAN

DIDUKUNG OLEH SUMBER DAYA

MANUSIA YANG TERAMPIL DAN

TERMOTIVASI.

•฀ MENCARI฀DAN฀MENGEMBANGKAN฀

PELUANG PERTUMBUHAN YANG

MENGUNTUNGKAN DI BISNIS INTI

KAMI DENGAN TETAP MENJAGA

PENGELUARAN฀BIAYA฀SECARA฀

KETAT.

•฀ TERUS฀BERUSAHA฀MENCAPAI฀

KESEMPURNAAN MELALUI

INOVASI, PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN.

•฀ IKUT฀BERPARTISIPASI฀DALAM฀

PENINGKATAN KUALITAS

HIDUP MASYARAKAT SEKITAR

PERKEBUNAN.

•฀ MENJAGA฀DAN฀MEMPROMOSIKAN฀

STANDAR LINGKUNGAN HIDUP

YANG BERLAKU DALAM SEGALA

ASPEK PENGEMBANGAN,

PRODUKSI DAN PENGOLAHAN.

• TO DEVELOP A PROFESSIONAL

MANAGEMENT TEAM OF THE

HIGHEST INTEGRITY SUPPORTED BY

SKILLED AND MOTIVATED HUMAN

RESOURCES.

• TO SEARCH AND DEVELOP

PROFITABLE GROWTH

OPPORTUNITIES WITHIN OUR CORE

BUSINESS BY KEEPING TIGHT

CONTROL ON COSTS.

• TO CONTINUOUSLY STRIVING FOR

EXCELLENCE THROUGH INNOVATION,

RESEARCH AND DEVELOPMENT.

• TO PARTICIPATE IN ENHANCING LIFE

QUALITY OF LOCAL COMMUNITIES

SURROUNDING OUR PLANTATION

ESTATES.

• TO MAINTAIN AND PROMOTE

PREVAILING ENVIRONMENTAL

STANDARDS IN ALL ASPECTS OF

DEVELOPMENT, PRODUCTION, AND

PROCESSING.

MISI

MISSION

VISI

VISION

(12)

(dalam jutaan rupiah) kecuali disebutkan lain. (in million rupiah) unless otherwise stated.

IKHTISAR KEUANGAN

FINANCIAL HIGHLIGHTS

URAIAN

2009

2008

2007

2006

2005

DESCRIPTION

Penjualan 1.815.557 2.288.143 1.598.931 977.295 625.696 Sales

Laba Kotor 599.427 773.790 494.436 248.731 167.541 Gross Proit

Laba Usaha 460.037 611.456 404.400 192.124 120.728 Operating Proit

Laba Bersih 281.766 439.516 215.083 112.671 61.310 Net Income

Laba Sebelum Beban Bunga,

Pajak dan Penyusutan (EBITDA) 548.214 697.038 485.667 235.589 162.131

Income Before Interest, Tax and Depreciation (EBITDA)

Laba per Saham Earnings per Share

Jumlah Saham Beredar (ribuan) 1.890.000 1.890.000 1.890.000 571.460 517.660 Outstanding Shares(thousand)

Laba Bersih per Saham

(jumlah penuh) 151 236 129 79 43

Earnings per Share (full amount)

Posisi Keuangan Financial Position

Modal Kerja Bersih 379.893 449.585 567.848 (8.917) (15.529) Net Working Capital

Aset Lancar 615.542 803.629 942.310 103.346 127.812 Current Assets

Tanaman Perkebunan dan Aset Tetap 1.397.365 1.220.265 1.021.903 445.318 465.111 Plantation Assets & Fixed Assets

Jumlah Aset 2.261.798 2.156.164 2.088.002 615.444 655.144 Total Assets

Jumlah Kewajiban Lancar 235.648 354.044 374.462 112.263 143.341 Total Current Liabilities

Jumlah Kewajiban 474.967 577.988 595.034 203.670 356.430 Total Liabilities

Jumlah Ekuitas 1.765.581 1.552.964 1.471.240 408.247 296.069 Total Shareholders’ Equity

Rasio Keuangan Financial Ratio

Rasio Laba Bersih

terhadap Jumlah Aset 12,5% 20,4% 10,3% 18,3% 9,4% Return on Assets

Rasio Laba Bersih

terhadap Jumlah Ekuitas 16,0% 28,3% 14,6% 27,6% 20,7% Return on Equity

Rasio Lancar 261,2% 227% 251,6% 92,1% 89,2% Current Ratio

Rasio Kewajiban Berbunga

terhadap Ekuitas 13,8% 14,0% 14,7% 27,8% 86,1% Debt to Equity Ratio

Rasio Kewajiban terhadap Aset 21,0% 26,8% 28,5% 33,1% 54,4% Liability to Asset Ratio

Informasi Keuangan Lainnya Other Financial Information

Pertumbuhan Penjualan -20,7% 43,1% 63,3% 56,2% -27,7% Sales Growth

Margin Laba Kotor 33,0% 33,8% 30,9% 25,5% 26,8% Gross Margin

Margin Laba Usaha 25,3% 26,7% 25,3% 19,7% 19,3% Operating Margin

Margin Laba Bersih 15,5% 19,2% 13,5% 11,5% 9,8% Net Margin

(13)

Laba Bersih Gross Proit

05 06 07 08 09

61.310

112.671

215.083

439.516

281.766

Jumlah Aktiva Total Assets

05 06 07 08 09

655.144

615.444

2.088.002

2.156.164

2.261.798

Penjualan Bersih Net Sales

05 06 07 08 09

625.696

977.295

1.598.931

2.288.143

1.815.557

Modal Kerja Bersih Net Working Capital

05 06 07 08 09

-15.525 -8.917

567.848

449.585

(14)

A. Dividend Policy

As mentioned in the Company’s prospectus circular during its initial public offering, cash dividend payout ratio will be in the range of 5% to 30% of the annual consolidated net proit.

Nevertheless, the dividend amount will depend on the

recommendation of the BOD in Annual or Extraordinary General Meetings of Shareholders and the following factors:

• result of operations, cash low and inancial condition; • future prospects;

• other factors deemed relevant by the Company’s shareholders including the controlling shareholders; and • cash dividend payment from its subsidiary companies to the

Company.

When the Company gives out cash dividends to its shareholders, the Company also intends to make a cash contribution of up to 2% of the Company’s net proit to Putera Sampoerna Foundation (www.sampoernafoundation.org), a non-proit organization dedicated to improving the quality of and access to education in Indonesia.

A. Kebijakan Dividen

Seperti telah dijelaskan dalam Prospektus Penawaran Umum Perdana Perseroan, rasio pembagian dividen tunai berkisar 5% sampai dengan 30% dari laba bersih konsolidasi tahunan.

Walaupun demikian, jumlah dividen akan tergantung pada rekomendasi Direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan untuk itu dan beberapa faktor, sebagai berikut:

• hasil usaha, arus kas, dan kondisi keuangan; • prospek di masa mendatang;

• faktor lain yang dipertimbangkan oleh pemegang saham Perseroan, termasuk pemegang saham pengendali; dan • pembayaran dividen tunai kas Anak Perusahaan kepada

Perseroan.

Pada saat Perseroan membayar dividen secara tunai kepada para pemegang saham, Perseroan juga merencanakan untuk memberikan kontribusi tunai sebanyak-banyaknya 2% dari laba bersih Perseroan kepada Putera Sampoerna Foundation (www. sampoernafoundation.org), yang merupakan organisasi nirlaba yang memiliki dedikasi untuk meningkatkan kualitas dan akses untuk pendidikan di Indonesia.

INFORMASI UNTUK

PEMEGANG SAHAM

INFORMATION FOR OUR SHAREHOLDERS

Periode Period

Tertinggi Highest (Rp/Saham)

Terendah Lowest (Rp/Saham)

Penutupan Closing (Rp/Saham)

Volume Perdagangan Trading Volume (Lembar Saham)

2009

Kuartal 1 Quarter 1 1.380 1.120 1.120 249.562.000

Kuartal 2 Quarter 2 1.830 1.350 1.640 42.463.000

Kuartal 3 Quarter 3 2.200 1.560 2.050 447.132.000

Kuartal 4 Quarter 4 2.775 1.950 2.700 369.519.500

2008

Kuartal 1 Quarter 1 4.850 3.300 3.750 1.077.242.000

Kuartal 2 Quarter 2 4.175 3.050 3.825 347.070.500

Kuartal 3 Quarter 3 3.825 1.620 1.690 343.976.500

Tanggal Penetapan

Resolution Date

Jumlah Dividen (Rp Juta)

Total Dividend (in Million Rupiah)

Dividen per Lembar Saham

Dividend per Share

14 Maret 2008 March 14, 2008 238.140 126

27 Juni 2008 June 27, 2008 39.690 21

(15)

Tanggal

Date

Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia

Listing on the Indonesia Stock Exchange

Jumlah Saham (per lembar)

Number of Shares (per share)

11-13 Juni 2008 Masa Penawaran Umum Perdana IPO Period 461.350.000 18 Juni 2008 Tanggal Pencatatan Saham IPO Listing Date 1.890.000.000

Kronologi Pencatatan Saham

No

No

Nama

Name

Status

Status

Jumlah lembar saham Number of shares

%Kepemilikan %Ownership

1 Sampoerna Agri Resources Pte Ltd Foreign Institution 1.267.217.500 67,05%

2 PT AIA FINL - UL Equity Local Institution 43.318.000 2,29%

3 PT Nitiagro Lestari Local Institution 33.458.000 1,77%

4 PT Taspen Local Institution 28.282.500 1,50%

5 PT Prudential Life Assurance Local Institution 27.557.500 1,46%

6 Citibank Singapore S/A CTSL A/C AIGIF-AABF Foreign Institution 24.401.000 1,29%

7 FORTIS EKUITAS Local Institution 21.143.500 1,12%

8 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus Local Institution 13.500.000 0,71%

9 TRIM KAPITAL Local Institution 11.102.500 0,59%

10 AVRIST - LINK AGRESSIVE (EQ) IDR FUND Local Institution 10.868.000 0,58%

11 Publik Lainnya 409.151.500 21,64%

TOTAL 1.890.000.000 100,00%

Jan 09 Mar 09 Mei 09 Jun 09 Sep 09 Nov 09 Des 09

SGRO Stock Performance throughout 2009

Kinerja Saham SGRO sepanjang tahun 2009

Millions

80

50 25 0

3,000

2,000

1,000

(16)

IKHTISAR KEGIATAN PENTING 2009

2009 EVENT HIGHLIGHTS

18 Feb – training ISO 9001:2008 di wilayah

Sumatera yang merupakan ISO 9001 versi

terbaru.

19-21 Feb – training OHSAS 18001:2007 di

wilayah Sumatera.

15 Mei – peresmian Kernel Crushing Plant (KCP)

berkapasitas 150 ton/hari yang berlokasi di

Sumatera.

May 15 - Inauguration of a Kernel Crushing Plant

with 150 ton/day capacity located in Sumatra. 10 Jan – resmi ditandangani kesepakatan bersama yang bernama Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara 6 PT di Sumatera dengan serikat pekerjanya.

Jan 10 - Officially signed Colletive Labour

Agreement among six companies in Sumatra and

its labour unions.

9 Feb – Self Assesment terhadap Prinsip dan

Kriteria RSPO di kebun dan Pabrik Kelapa Sawit

di Sumatera.

17 Feb – sebagai salah satu upaya CSR

Perseroan, Putera Sampoerna Foundation

tandantangan perjanjian kerja sama dengan

Bupati OKI dalam bidang peningkatan

pendidikan.

Feb 9 - Conducted Self Assessment on RSPO

Principles and Criteria in an oil palm estate and

mill in Sumatra.

Feb 17 - As part of its CSR program, Putera

Sampoerna Foundation signed a cooperation

agreement with OKI Regent in the field of

education improvement.

Feb 18 - Carried out ISO 9001:2008 training in

Sumatra area, using the latest ISO 9001 version.

Feb 19-21 - Provided OHSAS 18001:2007

(17)

3 Des – Sampoerna Agro berpartisipasi dalam

acara BEI berjudul Investor Summit dengan

melakukan Paparan Publik kepada masyarakat.

Dec 3 - Sampoerna Agro Participated in an

investor summit held by IDX through a public

expose. 18 Jun – Sampoerna Agro menyelenggarakan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

(RUPST).

Jun 18 - Sampoerna Agro held its Annual

General Meeting of Shareholders (AGM).

29-30 Jul – Workshop Best Management Practice

(BMP). Setelah ini, PT. Sampoerna Agro mulai

merencanakan dan mengimplementasikan BMP

di kebun wilayah Sumatera.

Jul 29-30 - Best Management Practice (BMP)

Workshop. After which, Sampoerna Agro began

planning and implementing BMP in Sumatra

region estates.

13-15 Agu – Pelatihan Petani Tentang

Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit

Berkelanjutan untuk KUD Bina Sejahtera dan

KUD Surya Adi merupakan kerjasama antara

RSPO Indonesia Liason Office (RILO), Direktorat

Jenderal Perkebunan, WWF, dan Sampoerna

Agro untuk petani plasma Indonesia.

Aug 13-15 - Training on the development of

sustainable oil palm plantation for Bina Sejahtera

and Surya Adi cooperatives was a joint event

held by RSPO Indonesia Liaison Office (RILO),

Directorate of Plantation, WWF and Sampoerna

(18)

PENGHARGAAN DAN

SERTIFIKASI 2009

2009 AWARDS AND CERTIFICATIONS

28 Jan - Menerima penghargaan

pembina tenaga kerja perempuan

terbaik tingkat kabupaten oleh

Bupati OKI, Sumatera Selatan.

Jan 28 - Awarded on best female

worker coaching at regency level by

OKI Regent, South Sumatra.

19 Mei - Menerima penghargaan

PROPER peringkat biru dalam

bidang lingkungan dari Gubernur

Sumatera Selatan.

May 19 - Received the PROPER

blue rate award in the field of

environment from the Governor of

South Sumatra.

23 Jul - Menerima penghargaan

sebagai “Best Listed Company

in Agriculture sector” oleh Bisnis

Indonesia.

Jul 23 - Awarded as “Best Listed

Company in Agriculture sector” by

Bisnis Indonesia.

9 Des - Sampoerna Agro sebagai

nominasi dari “Investasi Asing

Terbaik tahun 2009 Award” oleh

Badan Koordinasi Penanaman

Modal (BKPM).

9 Dec – Sampoerna Agro was a

nominee of “Best Foreign

Invest-ment in 2009 Award” by Capital

Investment Coordinating Board

(BKPM).

14 Mar – Sampoerna Agro

menerima penghargaan dari

Agrinex sebagai sponsor.

Mar 14 - Sampoerna Agro accepted

the appreciation from Agrinex as

the sponsor.

12 Des - Sebuah anak perusahaan

menerima “Best Perkebunan

Plasma” dari Departemen Pertanian

Indonesia.

12 Dec - A company subsidiary

re-ceived “Best Plasma Estates” from

(19)

STRUKTUR KELOMPOK USAHA

SAMPOERNA AGRO

SAMPOERNA AGRO GROUP STRUCTURE

32,95% 67,05%

Sampoerna Agri Resources

Others < 5%

Sampoerna Agro

Mutiara Bunda Jaya 99,38%

Gunung Tua Abadi 99,86%

Binasawit Makmur 99,00%

Sawit Selatan 99,69%

Tania Binatama 99,67%

Selatanjaya Permai 99,91%

Sungai Menang 99,91%

Telaga Hikmah 99,45%

Aek Tarum 99,00%

Palma Agro* 100,00%

Sungai Rangit 95,00%

Usaha Agro Indonesia 99,99%

Pertiwi Lenggara Agromas 99,99%

Sampoerna Bio Fuels 99,99%

*) Palma Agro telah dibubarkan pada tanggal 2 Oktober 2009 Palma Agro was dissolved on October 2, 2009

Sumatera Kalimantan

& Jakarta

(20)
(21)

Sampoerna Agro memiliki akar

budaya dan tradisi yang dalam

terbentuk selama puluhan tahun,

melalui Kelompok Usaha Sampoerna,

yang memberikan keseimbangan

bagi perkembangan usahanya baik

saat ini maupun di masa depan

Sampoerna Agro has a deeply rooted

tradition an culture built over many

decades, through Sampoerna Group,

that provide the balance to its business

developments today as well as

(22)

Dear Shareholders,

You may recall that in 2008 we experienced the phenomenal rise of CPO price in MDEX, Malaysian Market to an unprecedented level of more than MYR4,200 per tonne, which then declined to about MYR1,400 in November 2008 and closed at about MYR1,630 by year-end. Although CPO price began to recover in 2009, it was a relatively gradual process which closed at about MYR2,590 by year-end. In general average CPO price in 2009 was about MYR2,261, or about 21% lower than the previous year.

To many, it was by all accounts a challenging situation for the palm oil industry at large. Consequently, Sampoerna Agro took consolidatory measures at the start of the year to prepare for what we expect to be a very challenging year – especially with falling commodity prices and a global economic recession looming large.

However, as events unfolded in the following months, we have every reason to be thankful for the outcome of our business in 2009. There were several developments that worked in our favour.

Firstly, the Indonesian economy was largely spared from the worst effects of the global inancial crisis and ensuing recession. While many economies around the world suffered negative growth in 2009, Indonesia’s GDP grew moderately. Meanwhile, the Indonesian Rupiah appreciated against the US dollar, prime interest rate declined markedly, and inlation rate fell to its lowest level in a decade.

Para Pemegang Saham Yang Terhormat,

Anda mungkin ingat bahwa pada tahun 2008 kita mengalami suatu kenaikan harga CPO yang sangat luar biasa di Pasar MDEX, Malaysia mencapai lebih dari MYR4.200 per ton, yang kemudian merosot hingga sekitar MYR1.400 di bulan November 2008 dan ditutup di sekitar MYR1.630 di akhir tahun. Kendati harga CPO mulai pulih kembali pada tahun 2009, prosesnya relatif bertahap dan berakhir pada kisaran MYR2.590 di akhir tahun. Secara umum harga rata-rata CPO untuk tahun 2009 adalah sekitar MYR2.261, atau sekitar 21% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Bagi banyak orang, saat itu bagaimanapun juga merupakan situasi yang penuh tantangan bagi industri kelapa sawit secara umum. Konsekuensinya, Sampoerna Agro mengambil langkah-langkah konsolidasi di awal tahun guna mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang kami perkirakan sebagai tahun dengan tantangan besar – terutama dengan jatuhnya harga-harga komoditas dan semakin merapatnya bayangan suatu resesi ekonomi global.

Kendati demikian, dari hasil perkembangan di bulan-bulan berikutnya, kami merasa patut bersyukur atas hasil usaha kami di tahun 2009. Beberapa perkembangan yang terjadi justru menguntungkan kami.

Pertama, perekonomian Indonesia secara umum terselamatkan dari imbas terburuk krisis keuangan global dan resesi yang membuntutinya tersebut. Sementara perekonomian di sebagian besar dunia mengalami perkembangan negatif pada tahun 2009, PDB Indonesia justru tumbuh secara moderat. Sementara itu, Rupiah menguat terhadap Dolar AS, tarif dasar suku bunga turun

secara signiikan, dan laju inlasi turun ke tingkat terendah dalam

satu dekade ini.

LAPORAN DEWAN KOMISARIS

BOARD OF COMMISSIONERS’ REPORT

Pada tahun 2009, Sampoerna Agro mengalami kemajuan signiikan dalam upayanya

mengintegrasikan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawitnya di wilayah

Sumatera dan Kalimantan. Hal ini dilakukan beriringan dengan upaya untuk tetap

mempertahankan pertumbuhan dan proitabilitas di tengah kondisi tahun 2009 yang

penuh tantangan.

(23)

MICHAEL฀SAMPOERNA

Komisaris Utama

(24)

Kedua, meskipun terjadi resesi ekonomi global pada tahun 2009, pasar domestik Indonesia tetap kuat sepanjang tahun itu. Bahkan kontributor utama dalam pertumbuhan PDB pada tahun 2009 terkait erat dengan tingkat konsumsi domestik yang tinggi termasuk tingkat konsumsi domestik minyak sawit mentahnya yang seakan anti-resesi.

Terakhir namun tak kalah penting, kita diberkati dengan cuaca yang relatif baik sepanjang tahun 2009. Ada beberapa saat curah hujan memang lebih tinggi dari biasanya di perkebunan kami di Sumatera Selatan sepanjang triwulan pertama, tetapi pada umumnya cuaca kondusif untuk penanaman kelapa sawit.

Kondisi-kondisi ini memungkinkan Sampoerna Agro untuk tetap pada tujuannya dan berfokus pada sasaran-sasaran pengembangan jangka panjangnya yang berkelanjutan. Laba bersih tahunan kami turun dari Rp439,5 milyar pada tahun 2008 ke Rp281,8 milyar pada tahun 2009 sebagai akibat dari harga rata-rata penjualan produk kelapa sawit yang lebih rendah. Meskipun demikian, hasil operasi kami sejalan dengan anggaran Perusahaan untuk tahun 2009, yang disusun secara konservatif mengingat kondisi yang berlaku pada akhir tahun 2008. Penilaian konservatif kami atas kondisi pasar tahun 2009 terbukti tepat, walaupun tentunya kami senang dengan pulihnya pasar yang lebih cepat dari perkiraan.

Dewan Komisaris menilai kinerja Manajemen sudah lebih dari cukup pada tahun 2009 mengingat kondisi penuh tantangan yang terjadi saat itu, dan kami percaya atas kepemimpinan dan pengelolaan mereka atas Perusahaan.

Baik, Hijau dan Berkembang

Sampoerna Agro akan tetap berfokus guna mencapai pertumbuhan jangka panjang yang stabil dan berkelanjutan. Pengintegrasian yang lebih luas dari kelima perkebunan kelapa sawit kami telah memberikan pijakan lebih kokoh untuk pemanfaatan aset dan sumber daya kami secara lebih optimal, sebagaimana terlihat dari produktivitas kami yang meningkat pada dua tahun terakhir.

Di samping pengintegrasian dalam skala yang lebih luas, kami juga terus mendapat manfaat dari salah satu struktur perkebunan plasma yang paling efektif di Indonesia. Saat ini kami bekerjasama dengan lebih dari 20.000 petani plasma dengan tetap juga melibatkan masyarakat luas dalam program-program pembangunan berkelanjutan yang menangani berbagai kebutuhan sosial, ekonomi dan pendidikan mereka. Di tambah lagi, kami

sedang berupaya untuk mendapatkan sertiikasi RSPO untuk

salah satu perkebunan kelapa sawit kami, yang kemudian akan

kami ulangi prosesnya guna mendapat sertiikasi serupa untuk

Secondly, despite the global economic recession in 2009, Indonesia’s domestic market remained robust throughout. In fact a major contributor to its GDP growth in 2009 was attributed to high domestic consumption that includes a resilient domestic consumption of crude palm oil.

Last but not least, we were blessed with relatively good weather in 2009. There was a brief moment of higher than normal rainfall that occurred in our South Sumatra estates during the irst quarter but in general, the weather was largely conducive for palm cultivation.

These conditions enabled Sampoerna Agro to remain on track and focused on sustainable, long-term development goals. Our net proit declined year-on-year from Rp439.5 billion in 2008 to Rp281.8 billion in 2009 as a result of lower average selling price of palm products. Nonetheless, our results of operations were in line with the Company’s budget for 2009, which was drawn conservatively due to prevailing conditions at year-end 2008. Our conservative assessments of market conditions for 2009 had proved correct, although we were obviously pleased that the market rebounded much sooner than expected.

The Board of Commissioners deems the performance of Management in 2009 to be more than adequate in light of the challenging conditions, and we express our conidence in their leadership and management of the Company.

Good, Green and Growing

Sampoerna Agro remains focused on achieving stable and sustainable growth over the long term. The increased integration of our ive operating oil palm estates has given us a stronger platform by which to utilize our assets and resources more optimally as can be seen from our growing productivity in the last couple of years.

(25)

Kemajuan yang membesarkan hati yang dicapai di hampir segala aspek usaha kami di tahun 2009 mendorong kami untuk memilih tema “Baik, Hijau dan Berkembang” untuk laporan tahunan 2009 kami. Kami meyakini bahwa usaha kami ‘baik ’ dan

menguntungkan bagi banyak pemangku kepentingan; bahwa

kami sepenuhnya sesuai dan sejalan dengan gerakan ‘hijau’

yang menyentuh persoalan perubahan iklim global; dan yang

lebih penting lagi, kami siap ‘bekembang’ baik dalam jangkauan maupun skala dari perusahaan agro-industri kami di dalam dan di luar usaha perkebunan kelapa sawit.

Kami mengukir sebuah tonggak sejarah pada tahun 2009 saat memulai pekerjaan uji tuntas guna memperoleh perkebunan sagu seluas 21.620 hektar di Riau. Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang Sampoerna Agro untuk berkembang menjadi produsen terintegrasi karbohidrat, protein dan minyak sayur, turunan dari berbagai produk agro-industri. Kami yakin bahwa, pada akhirnya, sebuah usaha yang

terdiversiikasi penuh di dalam sektor agro-industri menawarkan

kesempatan terbaik untuk terciptanya nilai tambah berjangka panjang di suatu negara seperti Indonesia, dengan tanah luas yang cocok untuk ditanami, iklim ideal, populasi yang besar dan ekonomi yang sedang berkembang.

Maju dengan Bijaksana dan Bertanggung-jawab Sekalipun kemajuan yang kami alami membesarkan hati, kami tetap berakar pada nilai-nilai kelompok usaha Sampoerna yang sudah teruji dan terbukti. Lebih dari segalanya, Kelompok Usaha ini menghargai amanah yang diberikan dan hubungan yang terjalin antara Sampoerna dan para pemangku kepentingannya. Satu-satunya cara supaya kami dapat menjaga amanah para pemangku kepentingan adalah dengan menjalankan usaha kami dengan bijaksana dan bertanggung-jawab. Di Sampoerna Agro, kami memastikan hal ini antara lain melalui tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), sistem pengendalian yang memadai, praktik-praktik manajemen risiko dan audit yang setepat-tepatnya, dan yang terakhir namun tak kalah penting, pengawasan manajemen oleh Dewan Komisaris.

Sejak laporan tahunan kami yang terakhir, kami terus memperkuat struktur tata kelola perusahaan khususnya dalam hal pengawasan internal maupun eksternal. Contohnya kami telah meningkatkan peran Komite Audit.

Dalam hal itu, Bapak Arief T Surowidjojo sebagai Komisaris Independen Perusahaan yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Audit, ialah seorang pengacara dan pembela kesetaraan hak dan lingkungan terkemuka di Indonesia. Bapak Surowidjojo juga diberi kepercayaan untuk mengawasi pengembangan berkesinambungan dari kebijakan-kebijakan tata kelola perusahaan

The encouraging progress that was achieved in virtually every aspect of our business in 2009 has prompted us to select the theme of our 2009 annual report: “Good, Green and Growing.” We believe that our business is ‘good’ and beneicial for many stakeholders; that we are also fully attuned and in line with the ‘green’ movement that addresses global climate change; and that more importantly, we are set to ‘growing’ the scope and scale of our agro-industrial enterprise in and beyond oil palm estates.

A milestone was marked in 2009 as we began due diligence work to acquire a 21,620 hectare sago plantation in Riau. The move is part of Sampoerna Agro’s long-term strategy to grow into an integrated producer of carbohydrate, protein and vegetable oil derivatives from a variety of agro-industrial products. We believe that, ultimately, a fully diversiied business in the agro-industry sector offers the best long-term value creation opportunity in a country such as Indonesia, with its vast arable lands, ideal climate, large population and growing economy.

Progressing Prudently and Responsibly

Notwithstanding our encouraging progress, we remain rooted to the well-tested and proven values of the Sampoerna business group. More than anything else, the Group values the trust and relationship that exist between Sampoerna and its stakeholders. The only way that we can hold on to the trust of our stakeholders is to undertake our business prudently and responsibly. At Sampoerna Agro, we ensure this among other things through good corporate governance, adequate checks and balances, rigorous risk management and audit practices, and last but not least, management oversight by the Board of Commissioners.

Since our last annual report, we have continued to strengthen our corporate governance structure particularly in the area of internal and external control. For instance, we have enhanced the roles of the Audit Committee.

(26)

Dengan demikian, sebagai tambahan dari tugas-tugas beliau di Komite Audit, beliau bertemu secara berkala dengan para anggota dewan – Direktur dan Komisaris – untuk membahas kebijakan tata kelola dan implementasinya.

Perubahan dalam Jajaran Dewan

Tidak ada perubahan yang terjadi di dalam komposisi Dewan Komisaris maupun Direksi sepanjang tahun 2009.

Dewan Komisaris terus mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Manajemen dalam menakhodai Perseroan melewati masa-masa sulit di tahun 2009 dan dalam memetakan dengan cermat arah Perusahaan untuk tahun 2010. Kami menghargai semua upaya yang telah dilakukan oleh semua lini Manajemen selama tahun terakhir ini dalam memberikan yang terbaik bagi Perusahaan.

Kami menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk amanah dan dukungan yang telah diberikan oleh seluruh pemangku kepentingan, dan kami mengharapkan untuk tetap bekerjasama erat dengan para pemangku kepentingan mengingat kami terus berupaya mengukir prestasi agar kekuatan kami diperhitungkan di dalam sektor agro-industri Indonesia yang tumbuh pesat.

Thus, in addition to his duties with the Audit Committee, he meets regularly with board members – Directors and Commissioners – to discuss governance policies and implementation.

Changes฀to฀the฀Board฀

There were no changes to the composition of the Board of Commissioners as well as the Board of Directors in 2009.

The Board of Commissioners continues to support the initiatives taken by Management in steering the Company through tough times in 2009, and as it continues to chart its course carefully in 2010. We appreciate all the efforts put in by all levels of Management during this past year in delivering the very best for the Company.

We remain grateful for the trust and support of our stakeholders, and we look forward to working closely with these stakeholders as we continue to make our mark as a force to be reckoned with in the burgeoning agro-industrial sector of Indonesia.

MICHAEL฀SAMPOERNA Komisaris Utama

(27)

Dewan Komisaris mendukung penuh program yang

dijalankan oleh Manajemen Perseroan, baik sebelum krisis

inansial global, maupun saat menghadapi kondisi pasar

yang penuh tantangan.

The Board of Commissioners fully supports the initiatives

taken by the Management of the Company both prior

to the global inancial crisis and in the face of changing

(28)

Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,

Besarnya perbedaan antara harga rata-rata CPO di 2009 dibanding 2008 membuat hampir tidak mungkin bagi Sampoerna Agro untuk menjadikan pencapaian di tahun 2008 sebagai acuan kinerja operasional untuk tahun 2009.

Total pendapatan konsolidasi dari penjualan kecambah, CPO dan produk lain di tahun 2009 mencapai Rp1.815,6 miliar, turun 21% dari Rp2.288,1 miliar di tahun 2008. Penurunan tersebut terutama

disebabkan karena terjadinya penurunan secara signiikan harga

jual rata-rata CPO karena melambatnya ekonomi global, dan juga karena menurunnya volume penjualan CPO.

Laba kami di tahun berjalan juga lebih rendah daripada tahun 2008, terutama disebabkan karena menurunnya pendapatan konsolidasi yang menyebabkan penurunan marjin. Sampoerna Agro mendapatkan laba bersih sebesar Rp281,8 miliar di tahun 2009, dibandingkan Rp439,5 miliar di tahun 2008. Hal ini

mencerminkan laba-per-saham sebesar Rp151 di 2009 sedangkan di 2008 sebesar Rp236. Laba Bersih terhadap Jumlah Aset mencapai 12,5% di 2009, sedangkan di 2008 20,4%, sedangkan Laba Bersih terhadap Jumlah Ekuitas mencapai 16,0%, adapun di tahun 2008 sebesar 28,3%.

Sudah menjadi suatu kenyataan bahwa jatuhnya pasar CPO

di tahun 2009 telah mengakibatkan penurunan signiikan atas

hasil operasional kami pada tahun tersebut – terutama jika dibandingkan dengan tahun 2008, yang merupakan tahun yang

benar-benar secara inansial menguntungkan, tidak hanya bagi

industri kelapa sawit tetapi juga bagi komoditas lainnya.

Bagaimanapun juga, dengan kondisi bahwa harga CPO sebagai faktor tunggal yang paling memberikan pengaruh terhadap menurunnya tingkat laba di tahun 2009, sangat sulit, jika tidak mungkin, membandingkan kinerja keuangan kami di tahun 2009

LAPORAN DIREKSI

BOARD OF DIRECTORS’ REPORT

Dear Stakeholders,

The huge disparity between the average prices of CPO in 2009 and 2008 made it almost impossible for Sampoerna Agro to benchmark its 2009 operating results with those of 2008.

Total consolidated revenues from the sales of our seed, CPO and other products amounted to 1,815.6 billion in 2009, a decline of 21% from Rp2,288.1 billion in 2008. The decline was primarily due to the signiicantly lower average selling price of CPO following the global economic slowdown, as well as from lower CPO sales volume.

Our proitability for the year under review was also lower than that of 2008, mainly resulting from lower consolidated revenues causing reduced margins. Sampoerna Agro achieved a net proit of Rp281.8 billion 2009, compared to Rp439.5 billion in 2008. This translated into an earnings-per-share of Rp151 in 2009 versus Rp236 in 2008. Return on assets was 12.5% in 2009 against 20.4% in 2008, while return on equity was 16.0% in comparison with 28.3% in 2008.

It is readily apparent that the generally bearish market for CPO in 2009 has had a signiicant bearing on our operating results for that year – especially when compared with our results for 2008, which was truly a inancially rewarding year not only for the palm oil industry but for many other commodities as well.

However, with CPO price being the single most contributing factor to lower proitability in 2009, it may well be that the extraordinary condition of 2008 made it challenging, if not impossible, to compare our inancial performance in 2009

Tahun 2009 merupakan masa penuh tantangan untuk industri kelapa sawit pada

umumnya, terutama ketika dibanding dengan tahun 2008 yang luar biasa dimana

harga rata-rata CPO yang diperdagangkan di MDEX Malaysia menyentuh rekor tertinggi

mencapai MYR2.864 per ton. Pada tahun 2009 harga rata-rata CPO mencapai

MYR2.261 per ton.

(29)

EKADHARMAJANTO KASIH Direktur Utama

Ekadharmajanto Kasih Direktur Utama

(30)

dengan tahun 2008. Maka untuk memperoleh perspektif yang lebih baik terhadap kinerja kami di tahun 2009, akan menjadi lebih bijak jika kita mengeluarkan faktor harga luar biasa di 2008 tadi, dan membandingkan kinerja keuangan kami di 2009 dengan 2007 dimana harga CPO rata-rata mencapai sekitar MYR2.475 yang masih 9,5% lebih tinggi dari harga rata-rata di 2009.

Dari perbandingan ini, jumlah penjualan kami tumbuh sebesar 13% sedangkan laba bersih naik sebesar 31%. Pertumbuhan rata-rata tersebut konsisten dengan pertumbuhan rata-rata tahunan dari penjualan dan laba yang telah kami nikmati sejak 2005 – kecuali tahun 2008, yang merupakan tahun yang luar biasa.

Lebih penting lagi, jika kita memasukkan faktor membaiknya kembali harga CPO yang cenderung terus meningkat sejak turun di akhir tahun 2008, kami dapat berharap bahwa Sampoerna Agro akan mampu memelihara tingkat pertumbuhan yang konsisten di tahun 2010.

Menurunnya Hasil di 2009 Sejalan dengan industri Menurut Malaysian Palm Oil Board (MPOB), jumlah produksi CPO di 2009 mencapai rata-rata 17,57 juta ton, turun sekitar 0,9% dari tahun sebelumnya. Seiring dengan Malaysia, produksi Tandan Buah Segar (TBS) Perseroan menurun dari 1,23 juta ton di 2008 menjadi 1,20 juta ton di 2009. Penurunan tersebut berdampak pada turunnya produksi CPO sebesar 0,5% dari tahun 2008 yang mencapai 265,47 ribu metrik ton menjadi 264,16 ribu metrik ton di 2009.

Selanjutnya, produksi kecambah kami juga menurun sebagai akibat dari menurunnya permintaan karena ketidakpastian yang disebabkan oleh melambatnya ekonomi global yang diikuti pengetatan kredit oleh perbankan nasional. Bagaimanapun, karena kecambah kami dibuat atas pesanan (made-to-order) dan kami telah mengantisipasi bahwa 2009 akan menjadi tahun yang sangat menantang, kami telah mengurangi target produksi kami yang mencerminkan kondisi yang berlaku. Sebagai hasilnya, hasil produksi kami sesuai dengan target produksi yang ditetapkan.

Lebih penting lagi, kami mampu mengintegrasikan dengan lebih baik diantara berbagai lini operasi dari R&D hingga pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pemprosesan dan

penjualan. Eisiensi biaya yang diperoleh dari integrasi tersebut,

telah membantu menutup beberapa kerugian pendapatan atas menurunnya penjualan. Kami berharap bahwa selagi kami membangun integrasi kami lebih lanjut, kami dapat memanfaatkan produktivitas lebih baik dan pertumbuhan sejalan dengan kondisi pasar yang membaik.

versus 2008. Thus in order to have a better perspective of our performance in 2009, It would be more illustrative if we were to take out the extraordinary price factor of 2008, and compared our inancial results in 2009 with those of 2007 whose

average CPO price was about MYR2,475, still 9.5% higher than 2009 average.

From this comparison, our total revenue increased by 13% while net income rose by 31%. These growth rates are consistent with the annual growth rates of our sales and proitability that we have enjoyed since 2005 - with the exception of 2008, which was a spike year.

More importantly, if we factor in the continued recovery of the CPO price that has been on an increasing trend versus its lows at year-end 2008, we can reasonably expect that Sampoerna Agro will be able to sustain a consistent level of growth in 2010.

Lower Output in 2009 in-line with industry

According to Malaysian Palm Oil Board (MPOB), its total CPO production in 2009 amounted to approximately 17.57 million tones, a decline of about 0.9% over the previous year. In line with Malaysia, our production of Fresh Fruit Bunch (FFB) declined from 1.23 million tonnes in 2008 to 1.20 million tonnes in 2009. This reduction affected our CPO output which fell 0.5% year-on-year from 265.47 thousand metric tonnes in 2008 to 264.16 thousand metric tonnes in 2009.

Additionally, production of our germinated seeds also suffered as a result of falling demand due to uncertainties caused by the global economic slowdown followed by considerably tightened credit market among banks nationally. However, since our germinated seeds are made-to-order and we had anticipated that 2009 would be an extremely challenging year, we had scaled down our production target to relect prevailing conditions. As a result, our production output was at par with the production target.

(31)

Tetap Siap untuk Pertumbuhan Jangka Panjang Sampoerna Agro berada pada jalur yang benar dalam upayanya untuk menjadi perusahaan agribisnis terkemuka yang menjaga kepercayaan para pemangku kepentingannya dengan cara yang bertanggung jawab dan akuntabel. Mengingat kondisi di tahun 2009 tidak kondusif bagi pertumbuhan maupun ekspansi bisnis kelapa sawit kami, kami memperkecil belanja modal kami untuk pengembangan penanaman kelapa sawit dengan penuh hati-hati, dan lebih berfokus untuk memperkuat aset yang ada termasuk bisnis kecambah kami di Sumatera, dan lebih dari 90.000 hektar perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Sumatera dan Kalimantan, dari total area sekitar 200.000 hektar.

Kami percaya bahwa integrasi terus menerus dalam operasi tersebut, ditambah dengan kemajuan R&D kami dalam pengembangan bibit unggul dan dalam praktik-praktik

lingkungan-bersahabat Good Agricultural Practices, memberikan landasan yang ideal bagi Sampoerna Agro untuk tumbuh dan berevolusi menjadi perusahaan berbasis sumber daya agro terintegrasi dengan CPO sebagai produk utama, dan juga kemampuan di masa depan untuk menghasilkan produk-produk hilir bernilai tambah.

CPO tersebut, selain minyak sawit mentah merupakan masa depan Sampoerna Agro. Pengalaman kami dengan harga minyak sawit mentah yang harganya bergejolak di 2008 dan 2009 mengingatkan akan risiko perkebunan dengan tanaman tunggal. Kami percaya bahwa, walaupun kelapa sawit sendiri memiliki potensi pertumbuhan yang kuat untuk jangka panjang, Sampoerna Agro akan berada dalam posisi yang lebih kuat seandainya kita memiliki perpaduan seimbang dari hard crop dan cash crop. Jenis tanaman yang akan dipertimbangkan dapat dikategorikan sebagai

CPO Crops (“Carbohydrate, Protein and Oil Crops”).

Atas dasar pemikiran tersebut, kami berinisiatif melakukan suatu proses uji tuntas untuk mengakuisisi secara strategis perkebunan sagu di tahun 2009. Perkebunan seluas 21,620 hektar tersebut yang berlokasi di Kepulauan Meranti, Riau, adalah perkebunan sagu murni dengan beberapa area yang akan menghasilkan di tahun 2009. Pohon sagu pada umumnya mencapai 10 tahun untuk matang. Kaya akan karbohidrat, sagu merupakan produk makanan pokok yang dikonsumsi di beberapa daerah di Indonesia sebagai pengganti beras. Proses akuisisi tersebut akan selesai di pertengahan pertama tahun 2010. Inisiatif ini menandai langkah konkrit pertama Sampoerna Agro menuju pembangunan portofolio

perkebunan industri agro yang terdiversiikasi.

Still Poised for Long-term Growth

Sampoerna Agro remains on track in its quest to become a leading agribusiness company that engages its stakeholders in a responsible and accountable manner. While conditions in 2009 were not conducive for growth or expansion of our palm oil business, we scaled down our capital expenditure on new oil palm plantation development prudently, and instead focused our attention on strengthening or improving existing assets that include our seed business in Sumatra, and more than 90,000 hectares of oil palm estates located in Sumatra and Kalimantan, out of a total land area of some 200,000 hectares.

We believe that our continuing integration of these operations, in addition to our advanced R&D in superior seed development and in environmentally-friendly Good Agricultural Practices, provide the ideal platform for Sampoerna Agro to grow and evolve into a highly integrated agro resource based company with CPO as its mainstay product, as well as a future ability to generate value-added downstream products.

These CPO other than crude palm oil constitute the long-term future of Sampoerna Agro. Our experience with the high volatility of crude palm oil price in 2008 and 2009 underscores the risk of a single-crop plantation. We believe that, although palm oil in and of itself has strong long-term growth potential, Sampoerna Agro will be in an even stronger position if we were to have a more balanced mix of hard crop and cash crop. The type of crops that would be considered could be categorized as CPO Crops (“Carbohydrate, Protein and Oil Crops”).

(32)

Hasil Segmen Bisnis Utama

Hingga akhir tahun 2009, bisnis kami dibagi menjadi tiga segmen utama, yaitu (i) produksi kecambah dan kegiatan R&D, (ii)

perkebunan kelapa sawit di Sumatera, dan (iii) perkebuanan kelapa sawit di Kalimantan.

Kegiatan Pembibitan dan R&D

Kemampuan pembibitan kecambah dan R&D yang maju dapat meningkatkan daya saing suatu perkebunan dimana ketersediaan

bibit unggul secara signiikan meningkatkan kemampuan daya

hidup tanaman, tingkat produksi yang lebih tinggi yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang. Kegiatan pembibitan dan R&D kami dilakukan oleh PT Binasawit Makmur(BSM), dimana sejak 1994 telah berevolusi menjadi pusat agronomi R&D dengan cakupan luas dan menjadi satu diantara delapan produsen kecambah kelapa sawit di Indonesia. Memanfaatkan jaringan yang luas diantara pusat-pusat pembibitan kelapa sawit internasional, BSM memiliki kumpulan bibit induk yang memungkinkan volume produksinya untuk berkembang dengan pesat selama bertahun-tahun.

Di tahun 2009, produksi kecambah BSM berkurang hampir 74% bibit dari tahun sebelumnya. Penurunan produksi di 2009

mereleksikan penurunan ekspansi kelapa sawit yang terjadi

di industri dalam tahun tersebut. Walaupun terjadi penurunan dalam volume penjualan, harga penjualan rata-rata bagi enam varietas kecambah BSM di tahun 2009 dapat meningkat hampir 29% mencapai Rp6.700 per kecambah dibanding Rp5.200 per kecambah di tahun 2008.

BSM mengelola lebih dari 540 hektar kebun bibit di Sumatra Selatan, yang memungkinkannya untuk menghasilkan bibit dengan produktivitas tinggi dengan harga premium di pasar. Hal

ini membuat BSM memberikan kontribusi signiikan terhadap

pendapatan dan laba Sampoerna Agro, selain itu, memberikan dukungan R&D penting yang mendorong kesinambungan bisnis kelapa sawit dan juga perkembangan agro-industri kami kedepan.

Perkebunan Sumatera

Bersama dengan perkebunan plasma dibawah bimbingan kami, perkebunan kelapa sawit kami di Sumatera Selatan memiliki luas kira-kira 75.000 hektar, yang terdiri dari beberapa perkebunan menghasilkan dalam tahap puncak produksi. Perkebunan tersebut dikelola oleh PT Samporna Agro Tbk. dan empat anak perusahaan operasional lainnya, yaitu PT Telaga Hikmah, PT Aek Tarum, PT Mutiara Bunda Jaya dan PT Gunung Tua Abadi.

Rata-rata, pohon-pohon matang kelapa sawit umumnya dapat dipanen dari umur 4 sampai 25 tahun, dimana pada periode antara delapan sampai sembilan belas tahun merupakan

masa-Results by Main Business Segments

As of year-end 2009, our business is divided into three main segments. They are (i) the germinated seed production and R&D activities, (ii) the Sumatra oil palm estates, and (iii) the Kalimantan oil palm estates.

Seed and R&D Activities

An advanced seed-germination and R&D capabilities can greatly increase the competitiveness of a plantation whereby the availability of superior seeds signiicantly increases plant survivability, produces greater yields, and thereby enhances long-term productivity. Our seed and R&D activities are undertaken by PT Binasawit Makmur(BSM), which since 1994 has evolved to become a broad-based agronomics R&D center and one of the eight producers of oil palm seeds in Indonesia. Owing to its extensive network among international palm seed breeding centers, BSM has a broad range of parental stock that has enabled it to grow its production volume rapidly over the years.

In 2009, BSM produced approximately 74% less seeds than the previous year. The production drop in 2009 was a relection of the overall decline of oil palm expansion happening in the industry during the year. Despite the drop in sales volume, the average selling price for BSM six seed varieties in 2009 managed to increase by approximately 29% to Rp6,700 per seed compared to Rp5,200 per seed in 2008.

BSM manages more than 540 hectares of seed garden in South Sumatra, enabling it to produce the high-yielding palm seeds that command premium prices in the market. This has enabled BSM to make a signiicant contribution to the Sampoerna Agro’s revenues as well as proitability, in addition to providing critical R&D support that drives our sustainable palm business as well as agro-industry development forward.

Sumatra Estates

Together with plasma estates under our guidance, our oil palm estates in South Sumatra extend over an area of approximately 75,000 hectares, which constitute some of our most established and mature estates at their peak production phase. These estates are managed by PT Sampoerna Agro Tbk. and four other operating subsidiary companies, namely PT Telaga Hikmah, PT Aek Tarum, PT Mutiara Bunda Jaya and PT Gunung Tua Abadi.

(33)

Dari jumlah lahan kami di Sumatra Selatan yang lebih dari 150.000 hektar, kira-kira 75.000 hektar merupakan area tertanam kelapa sawit, 180 hektar perkebunan karet, sedangkan sisanya sekitar 70.000 hektar merupakan lahan cadangan yang termasuk area

untuk tujuan spesiik seperti kebun bibit, pemeliharaan dan area

pelestarian lingkungan.

Keunggulan utama perkebunan kelapa sawit kami di Sumatera Selatan adalah lokasinya yang berdampingan antara satu dengan lainnya. Tidak satu perkebunanpun yang terletak lebih jauh dari satu jam perjalanan dengan truk ke pabrik kelapa sawit yang terletak di tengah-tengah kelompok perkebunan. Hal ini menjadikannya ideal untuk pemanenan dan transportasi TBS ke pabrik, gudang dan distribusi pupuk, serta berbagai kegiatan logistik lainnya. Selain itu, kami memiliki satu lagi pabrik kelapa sawit yang berlokasi strategis di area ini yang akan mulai beroperasi di awal tahun 2010.

Dengan infrastruktur yang mapan dan tanaman kelapa sawit pada puncak kematangan, perkebunan Sumatera Selatan kami menghasilkan sekitar 84% dari jumlah produksi TBS Sampoerna Agro di tahun 2009. Jumlah produksi TBS dari perkebunan Sumatera Selatan mencapai sekitar 1,01 juta ton,sedangkan jumlah produksi CPO mencapai sekitar 222 ribu ton. Hasil tersebut masih lebih rendah dari tahun 2008, yang mencapai sekitar 1,08 juta ton TBS dan 233 ribu ton CPO. Rendemen minyak rata-rata dan rendemen kernel rata-rata mencapai masing-masing 22,0% dan 5,2%, di 2009, dibandingkan 21,6% dan 5,8% di 2008.

Perkebunan Kalimantan

Perkebunan Sampoerna Agro di Kalimantan Tengah terutama terdiri dari perkebunan-perkebunan yang sebelumnya terabaikan dan telah diperbaiki dan direhabilitasi kembali, selain dari beberapa pengembangan perkebunan kelapa sawit lainnya yang telah dilakukan sejak tahun 2006. Hingga akhir tahun 2009, PT Sungai Rangit secara aktif mengelola hampir 12.500 hektar perkebunan kelapa sawit yang sudah menghasilkan. Sedangkan dua anak perusahaan lainnya masih dalam tahap pengembangan perkebunan kelapa sawit, termasuk pekerjaan awal dalam pengembangan beberapa area pembibitan kelapa sawit, dan 7.000 hektar yang baru ditanam dan belum akan menghasilkan hingga dua atau tiga tahun mendatang.

Jika operasional di Sumatera difokuskan pada penanganan masalah pengintegrasian diantara lima anak perusahaan yang

beroperasi; masalah utama untuk operasional di Kalimantan adalah

meningkatkan tingkat kualitas dan produktivitas perkebunan supaya sesuai target dengan standar praktik terbaik setelah bertahun-tahun terabaikan dan beroperasi dibawah target.

Of our total land area that exceeded 150,000 hectares in South Sumatra, approximately 75,000 hectares are planted oil palm estates, 180 hectares are rubber estates, while the remaining 70,000 hectares are held as land bank that includes areas for speciic purposes such as seed gardens, nurseries and environmental preservation areas.

A major feature of our oil palm estates in South Sumatra is their contiguous location with one another. No single estate is further away than a one-hour drive by truck to our four palm oil mills that are located in the center of the estate clusters. This makes it ideal for harvesting and transporting FFB to mills, storage and distribution of fertilizers, as well as for various other logistical activities. Additionally, we have one more strategically located palm oil mill in the area to start operations in early 2010.

With well-established infrastructure and peak maturing palms, our South Sumatra estates accounted for approximately 84% of Sampoerna’s total FFB production in 2009. Total FFB production from our Sumatra estates reached approximately 1.01 million tonnes, while total production of CPO amounted to approximately 222 thousand tonnes. Again, these outputs were lower than those of 2008, which registered 1.08 million tonnes of FFB and 233 thousand tonnes of CPO. Oil extraction rates and kernel extraction rates were 22.0% and 5.2%, respectively, in 2009, compared to 21.6% and 5.8% in 2008.

Kalimantan Estates

Sampoerna Agro’s oil palm estates in Central Kalimantan comprise mainly of previously neglected estates that have been revived and rehabilitated, in addition to several new oil palm estate developments that have been in progress since 2006. As at year-end 2009, PT Sungai Rangit actively managed approximately 12,500 hectares of mature oil palm estates. While two other subsidiaries were still in the stage of developing oil palm estates, including initial works on the development of some palm seedlings and nursery areas, and a further 7,000 hectares of recently planted areas that are not expected to begin yielding for another two or three years.

(34)

Selain dari proil kematangan usia, upaya-upaya pemeliharaan ini

telah memberikan hasil yang nyata selama ini. Jumlah produksi TBS dari perkebunan Kalimantan Tengah mencapai 193.276 ton di 2009, dibanding 150.950 ton di 2008. Hasil panen per hektar

di Kalimantan terus meningkat dengan signiikan karena upaya

perbaikan yang terus menerus dilakukan. Hasil panen tersebut telah meningkat dari tahun-ke-tahun dengan tingkat rata-rata 6,4 ton per hektar di 2005, 8,7 ton di 2006 hingga 10,1 ton di 2007, 12,3 ton di 2008, dan 15,3 ton di 2009.

Peningkatan kapasitas pabrik kelapa sawit di Sungai Rangit yang dilakukan belum lama ini, yang selama ini dapat memproses 75 ton TBS per jam juga berperan penting dalam menaikkan kapasitas produksi CPO dan rendemen di 2009. Konstruksi fasilitas jetty baru dan tangki penyimpanan CPO 2.000 ton di lokasi ini yang telah selesai di tahun 2009, memberikan fasilitas infrastruktur perkebunan terhadap standar praktik terbaik.

Terus Fokus Pada Masyarakat, Kelestarian dan Tata Kelola Perusahaan

Kami terus menempatkan perhatian utama dalam membantu dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kami hidup dan bekerja, dan juga memelihara alam yang menopang pertumbuhan dan perkembangan kami terus ke masa depan. Secara persentase, perkebunan Sumatra Selatan kami merupakan pembina perkebunan plasma terbesar diantara perusahaan terbuka yang ada di Indonesia, sedangkan operasional kami di Kalimantan Tengah menjalankan beberapa program sosial dan lingkungan terbaik di industri hingga kini.

Pengembangan perkebunan baru mengikuti pedoman yang ketat dalam keamanan dan konservasi lingkungan. Porsi yang cukup banyak dari cadangan lahan kami dijaga dalam kondisi yang murni untuk menjaga keanekaragaman hayati. Area penyimpanan air

teridentiikasi dan terpelihara sebagaimana mestinya untuk tujuan

tersebut – guna penampungan dan pemeliharaan air secara alamiah tanpa meningkatkan risiko bencana banjir dan juga menjaga tanah sekitar agar cukup lembab dan bertahan. Tanpa perlu dikatakan lagi, kami melakukan praktik zero-burning untuk pembukaan lahan, dan menggunakan agen-agen biologis yang aman untuk mengatasi hama.

Sampoerna Agro telah memperoleh sertiikasi ISO dalam

manajemen lingkungan untuk hampir semua perkebunannya

dan telah memulai upayanya untuk memperoleh sertiikasi RSPO

sebagai bagian dari rencana besar kami untuk melaksanakan praktik-praktik terbaik dalam operasi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan bersahabat dengan lingkungan.

In addition to maturing age proile, these upkeeping efforts have produced tangible results so far. Total FFB production out of Central Kalimantan estates reached 193,276 tonnes in 2009, compared to 150,950 tonnes in 2008. Yield per hectare in Kalimantan continued to improve signiicantly as our upkeeping efforts continued. These yields have improved year-on-year from an average of 6.4 tonnes per hectare in 2005, 8.7 tonnes per hectare in 2006 to 10.1 tonnes in 2007, 12.3 tonnes in 2008, and 15.3 tonnes in 2009.

The recent upgrade of the palm oil mill at Sungai Rangit, which has since been able to process 75-tonne of FFB per hour was also instrumental in bringing up both CPO production capacity and OER in 2009. The construction of a new jetty facility and an on-site 2,000-tonne CPO storage tank was also completed in 2009, bringing the estate’s infrastructure facilities towards best-practice standards.

Continued฀Focus฀on฀Community,฀Conservation฀and฀ Corporate฀Governance

We continue to place a strong emphasis on helping and increasing the welfare of the communities in which we live and work, as well preserving the nature that sustains our growth and development well into the future. Percentage wise, our South Sumatra estates maintain the largest plasma-farming establishment of any publicly listed companies in Indonesia, while our Central Kalimantan operations undertake some of the best social and environmental programmes in the industry to date.

New plantation developments follow strict guidelines on environmental safety and conservation. A considerable portion of our land banks are kept in their pristine condition in order to retain bio-diversity. Water retention areas are identiied and kept as is for just such a purpose – to catch and retain water naturally without increasing the risks of harmful loods as well as keeping the surrounding soil suficiently moist and arable. Needless to say, we practice zero-burning for land clearing, and use safety-recommended biological agents for pest control.

Gambar

Tabel berikut ini merupakan penjualan minyak sawit Perseroan kepada konsumen dalam dan luar negeri selama periode:

Referensi

Dokumen terkait

baik jika dibandingkan dengan Gudang Garam. Artinya, PT HM Sampoerna Tbk. dapat membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang lebih likuid di. perusahaannya lebih

Tarsidi, D (2008) memberikan pandangannya tentang sistem pendidikan segregasi sebagai berikut: perspektif psikososial anak luar biasa (ALB) dalam seting segregasi mungkin

bawah ini;--- Penghadap terlebih dahulu menerangkan hal-hal ---- sebagai berikut:--- - bahwa pada hari Rabu, tanggal 9 (sembilan) Juni 2021 (dua ribu dua puluh satu), bertempat

Terakhir, kami tetap melanjutkan upaya pengintegrasian perkebunan- perkebunan kelapa sawit di wilayah Sumatera dan Kalimantan, yang jika digabungkan dengan perkebunan-perkebunan

c) Perseroan telah memperoleh persetujuan RUPS Luar Biasa, atau persetujuan lainnya yang dibutuhkan Pembeli terkait Rencana PMHMETD dan Rencana Inbreng sebagaimana

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perspektif Lingkungan dan Balanced Scorecard dalam Penilaian Kinerja

Korupsi dalam perspektif hukum dianggap sebagai suatu kejahatan yang luar biasa extra ordinary crime sebab dapat mendatangkan dampak yang luar biasa, lebih lanjut fenomena kejahatan

Menurut Munawir 2014:36 : “menyatakan bahwa analisis keuangan adalah kegiatan yang dilakukan guna memperoleh data yang dapat mendukung keputusan perusahaan dengan membandingkan data