• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kolesistitis PPT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kolesistitis PPT"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

O L E H : L I L I D E L P I A N I 1 0 1 0 0 7 0 1 0 0 0 9 3

KOLESISTITIS

Pembimbing dr. Lidya Dewi, Sp.PD

(2)

Kolesistitis (radang kandung

empedu) adalah reaksi inflamasi

akut dinding kandung empedu

yang disertai keluhan nyeri perut

kanan atas, nyeri tekan dan

demam. Hingga kini patogenesis

penyakit yang cukup sering

dijumpai ini masih belum jelas.

DEFINI

SI

(3)

Patofisiolo gi stasis cairan empedu infeksi kuman iskemia dinding kandun g empedu

Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) sedangkan sebagian kecil kasus (10%) timbul tanpa adanya batu empedu (kolesistitis akut akalkulus)

(4)

Batu kandung empedu

Menyumbat duktus sistikus  stasis cairan empedu distensi kandung empedu  aliran darah dan limfe menjadi terganggu  iskemia dan nekrosis dinding kandung empedu

Infeksi kuman

E. Coli, spesies Klebsiella, Streptococcus grup D, spesies

Staphylococcus dan spesies Clostridium.

Endotoxin  hilangnya lapisan mukosa, perdarahan, perlekatan fibrin,  iskemia nekrosis dinding kandung empedu.

Kolesistitis akalkulus

Trauma atau luka bakar yang serius, dengan periode pascapersalinan yang menyertai persalinan yang memanjang dan dengan operasi pembedahan besar nonbiliaris lainnya dalam periode pascaoperatif. • Faktor lain yang mempercepat termasuk vaskulitis, adenokarsinoma

yang mengobstruksi kandung empedu, diabetes mellitus, torsi kandung empedu

Penyakit sistemik lainnya (sarkoidosis, penyakit kardiovaskuler, sifilis, tuberkulosis, aktinomises).

(5)

GEJALA KLINIS Nyeri perut sebelah kanan atas Hilang timbul Kadang menjalar ke punggung/ba hu Demam Mual, muntah Kuning

(6)

DIAGNOSIS

Anamnesis :

Nyeri perut kanan atas atau epigastrium

Nyeri menjalar ke bahu kanan atau subskapula

(khas)

Mual & muntahDemam

(7)

Pemeriksaan fisik :

Murphy sign (+)

Ikterus ( 20% )

Teraba masa kandung empedu

Laboratorium

Leukositosis

SGOT dan SGPT meningkatAlkali fosfatase meningkatBilirubin total meningkat

(8)

Pemeriksaan penunjang

Foto polos abdomen

• Tidak dapat memperlihatkan gambaran kolesistitis. 15 % pasien kemungkinan dapat terlihat batu

radiopak

• Gambaran kalsifikasi diffus dari kandung empedu (empedu porselain)  keganasan pada kandung

empedu.

Ultrasonografi (USG)

• memprlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding kandung empedu, batu dan saluran empedu ekstra hepatik.

• Nilai kepekaan dan ketepatan USG mencapai 90 – 95%.

Gambaran di USG yang pada kolesistitis akut  cairan perikolestik, penebalan dinding kandung empedu lebih dari 4 mm dan tanda sonographic Murphy.

(9)

DIAGNOSIS BANDING

ApendisitisKolik bilierKolangiokarsinomaKolangitis • Koledokolitiasis • Kolelitiasis

Mukokel kandung empeduUlkus gaster

Gastritis akut

(10)

KOMPLIKASI

Perforasi kandung empedu

Empiema kandung empedu

Sepsis

(11)

TATALAKSANA

Terapi konservatif

istirahat total,

perbaiki status hidrasi pasien,

pemberian nutrisi parenteral, diet ringan, koreksi

elektrolit,

obat penghilang rasa nyeri seperti petidin dan

antispasmodik.

Pemberian antibiotik pada fase awal sangat penting

untuk mencegah komplikasi seperti peritonitis, kolangitis dan septisemia.

(12)

Golongan ampisilin, sefalosporin dan metronidazol cukup

memadai untuk mematikan kuman – kuman yang

umum terdapat pada kolesistitis seperti E. Coli,

Strep. faecalis dan Klebsiela, namun pada

pasien diabetes dan pada pasien yang

memperlihatkan tanda sepsis gram negatif, lebih

dianjurkan pemberian antibiotik kombinasi.

(13)

Berdasarkan rekomendasi Sanford, dapat

diberikan ampisilin/sulbactam dengan dosis 3 gram / 6 jam, IV, cefalosporin generasi ketiga atau metronidazole dengan dosis awal 1 gram, lalu diberikan 500 mg / 6 jam, IV. Pada kasus – kasus yang sudah lanjut dapat diberikan

imipenem 500 mg / 6 jam, IV.

Bila terdapat mual dan muntah dapat diberikan

(14)

PROGNOSA

• Pada kasus kolesistitis akut tanpa komplikasi, perbaikan gejala dapat terlihat dalam 1 – 4 hari bila dalam penanganan yang tepat. Penyembuhan spontan didapatkan pada 85% kasus,

sekalipun kadang kandung empedu menjadi tebal, fibrotik, penuh dengan batu dan tidak berfungsi lagi. Tidak jarang pula, menjadi kolesistitis rekuren. Kadang – kadang kolesistitis akut berkembang secara cepat menjadi gangren, empiema dan perforasi kandung empedu, fistel, abses hati atau peritonitis umum pada 10 – 15% kasus. Bila hal ini terjadi, angka kematian dapat mencapai 50 – 60%. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian antibiotik yang adekuat pada awal serangan. Pasien dengan kolesistitis akut

akalkulus memiliki angka mortalitas sebesar 10 – 50%. Tindakan bedah pada pasien tua (>75 tahun) mempunyai prognosis yang jelek di samping kemungkinan banyak timbul komplikasi pasca bedah.

(15)

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Ys

Umur : 47 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pegawai Dinas Perhubungan Alamat : Simpang Pulai

Tanggal/jam masuk: 21-08-2015/ 02.10 WIB Ruangan : Basa Batuah 5

(16)

ANAMNESIS

Keluhan Utama

Nyeri perut kanan atas sejak 3 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Sebelumnya pasien sudah mengeluhkan sakit yang

sama sejak 3 hari yang lalu dan dirasakan semakin memberat sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit.

± 13 tahun yang lalu pasien mulai mengeluhkan nyeri

ulu hati dan pernah di rawat di rumah sakit pada 3 tahun yang lalu dengan diagnosa gastritis dan di lakukan pemeriksaan endoskopi pada saat itu.

Pasien merasakan penurunan berat badan sejak 1

tahun terakhir.

Badan terasa letih dan lesu sejak 1 minggu yang lalu

(17)

Nafsu makan menurun.

Sebelumnya pasien juga mengeluhkan

demam sejak 4 hari yang lalu, demam dirasakan pada malam hari.

Pasien mengeluhkan Nyeri perut didaerah

kanan atas disetai rasa mendesak sampai ke ulu hati sejak 3 hari yang lalu yang lalu dan dirasakan semakin memberat sejak 1 jan sebelum masuk rumah sakit..

Nyeri bersifat mendadak dan hilang timbul,

menjalar smpai ke bahu kanan dengan durasi ± 1 jam.

(18)

Nyeri disertai mual dan muntah. Muntah berisi

apa yang dimakan dengan frekuensi 1 kali sebelum masuk rumah sakit.

Mencret dengan frekuensi 1 kali sebelum masuk

rumah sakit.

BAK dalam jumlah biasa dan warna yang normalBAB biasa

Batuk dan pilek tidak adaSesak nafas tidak ada

Nyeri dada dan jantung berdebar-debar tidak adaPembengkakan pada tungkai tidak ada

(19)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat maag ada sejak 13 tahun yang lalu dan

pernah di rawat di rumah sakit.

• Riwayat di rawat di rumah sakit karena tifoid ± 25 tahun yll

• Riwayat DM dan hipertensi disangkal

• Riwayat radang sendi disangkal

• Riwayat TB disangkal

• Riwayat asma disangkal

• Riwayat penyakit jantung disangkal

• Riwayat hepatitis disangkal

(20)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mendeita

penyakit yang sama. Riwayar keturunan DM, hipertensi, asma dan TB disangkal.

(21)

Riwayat Psikososial dan Kebiasaan

Perkerjaan pegawai dinas perhubunganStatus sosial ekonomi sedang

Kebiasaan makan diluar

Kebiasaan makan makanan berminyak,

bersantan, manis dan ngemil

Kebiasaan minum kopi, merokok dan minum

(22)

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : Compos Mentis / E4V5M6

 

Vital sign

Tekanan Darah : 110/70mmHg

Nadi : 100 x/menit

Pernafasan : 30 x/menit

Suhu: 37,3

o

C

(23)

PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

Kulit : sedikit ikterik, dan kering

Kepala : bentuk bulat, normocephal, rambut

hitam sedikit beruban, tidak mudah dicabut

Mata : pupil isokor, palpebra edema (-/-),

konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (+/+)

Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri

tarik (-), nyeri ketok proc. Mastoideus (-)

Hidung : normonasi, deviasi septum (-), secret (-)Mulut : bentuk normal, mukosa bibir basah, gusi

tidak berdarah, tidak ada sianosis, lidah tidak kotor

Leher : JVP 5-2 cmH20, tidak ada pembesaran KGB dan tiroid, deviasi trakea (-)

(24)

Thoraks

Paru

I: bentuk dada normal simetris kiri dan kanan

(statis dan dinamis)

P: tidak ada nyeri tekan, fremitus taktil normal

kanan dan kiri sama

P: sonor dikedua lapang paru

(25)

-/-Jantung

I: iktus kordis tidak terlihatP: iktus kordis kuat angkat

P: Batas kanan linea sternalis dextra RIC IV

Batas kiri linea midclavicularis sinistra RIC VI Batas atas linea sternalis sinistra RIC II

Batas pinggang linea parasternalis sinistra RIC III

A: bunyi jantung I dan II murni regular, bising

(26)

Abdomen

I: sikatrik (-), distensi (-)

P: Hepar/lien tidak teraba, balottement Ginjal

(-),Nyeri tekan pada epigastrium dan perut kanan atas (+) (pasien menyeringai saat dipalpasi pada epigastrium dan perut kanan atas), Murphy sign (+)

P: timpani

(27)

Anggota gerak

Oedema tungkai (-), pitting oedema (-), akral

hangat, sianosis (-)

- Pemeriksaan RefleksRefleks fisiologis : +/+Reflek patologis :

-/-• Reflek sensitivitas rasa raba halus dan kasar : +/

(28)

DIAGNOSIS KERJA

Diagnosis primer : colic abdomen e.c

kolesistitis akut

Diagnosis sekunder : gastritis

 

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DIBUTUHKAN

Laboratorium

USG Abdomen

(29)

PENATALAKSANAAN

Nonfarmakologi

Istirahat total, perbaiki status hidrasi pasien, pemberian nutrisi parenteral

diet ringan

Farmakologi

IVFD RL 12 jam/kolf

Ceftriaxone injeksi 2x1

Domperidon injeksi 3x1 ampulCurcuma 3x1

Sukralfat syrup 3x1

Paracetamol tablet 3x1Tiampenicol 4x500 mg

(30)
(31)
(32)

PEMBAHASAN

Tn. Ys usia 47 tahun datang ke bangsal interne pria dengan keluhan Nyeri perut didaerah kanan atas sejak 3 hari yang lalu, nyeri disetai rasa mendesak sampai ke ulu hati. Nyeri bersifat mendadak dan hilang timbul, menjalar smpai ke bahu kanan dengan durasi ± 1 jam.

Nyeri perut tersebut disertai mual dan muntah. Muntah berisi apa yang dimakan dengan frekuensi 1 kali sebelum masuk rumah sakit.

Badan terasa letih dan lesu sejak 1 minggu yang lalu dan pasien mengurangi aktifitasnya. Nafsu makan pasien menurun.

(33)

Keluhan seperti ini baru dirasakan

pertama kali oleh pasien. Pasien mengaku

mempunyai riwayat gastritis sejak 13 tahun

yang lalu. Dan pernah di rawat di rumah

sakit dengan penyakit gastritis tersebut.

Sebelumnya pasien juga mengeluhkan

demam sejak 4 hari yang lalu, demam

dirasakan pada malam hari. Pasien hanya

mengobati demamnya dengan minum obat

biasa. Namun perubahan yang dirasakan

tidak ada.

Pasien merasakan Berat badan terasa

menurun sejak 1 tahun terakhir. BAK dalam

jumlah biasa dan warna yang normal.

Mencret dengan frekuensi 1 kali sebelum

masuk rumah sakit

(34)

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran

compos mentis kooperatif, status gizi normal,

tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 100x permenit, nafas 30x permenit, suhu 37,3 0C, berat badan 60 kg

dan tinggi badan 165 cm. Terdapat kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan mata yaitu sclera

ikterik. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium, serta ditemukan tanda murphy sign (+).

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan

hemoglobin: 13,5 gr/dL, hematokrit: 38,6% , leukosit: 15.000/uL (↑↑), trombosit:252.000/uL, gula darah sewaktu (GDR): 107 mg%. SGOT 53,1 u/L, SGPT 159,8 u/L , bilirubin total 5,21 mg/dL dan bilirubin direct 2,34 mg/dL. Menurut teori dari pemeriksaan klinis dan hasil pemeriksaan labor yang dilakukan Tn. Ys menderita kolesistitis.

(35)

Untuk penatalaksaan pada pasien diberikan

terapi nonfarmakologis dan farmakologis.

Terapi nonfarmakologis berupa tirah baring,

perbaiki stastus hidrasi dan nutrisi pasien..

Sedangkan untuk terapi non farmakologi

dapat diberikan IVFD RL 12 jam/kolf,

Ceftriaxon injeksi 2x1, Domperidon injeksi

3x1 ampul, Sukralfat syrup 3x1,

Paracetamol tablet 3x1. Tiampenicol 4x500

mg. Lansoprazole 1x1. Curcuma 1x1.

Dengan anjuran melakukan pemeriksaan

EKG, pemeriksaan USG abdomen.

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

Referensi

Dokumen terkait

Laki-laki berumur 38 tahun dengan keluhan nyeri perut hebat terutama bagian kanan atas yang menjalar ke punggung didiagnosis menderita abses

Sejak 1 minggu smrs, OS mengeluh nyeri perut , nyeri perut dirasakan dibagian perut kuadran kanan atas, nyeri perut timbul jika berubah posisi kearah kanan dan kearah

Keluhan yang dialami klien saat dirawat di Rumah Sakit pre operasi : Klien mengatakan nyeri di daerah perut kanan bawah Nyeri bertambah ketika klien berjalan dan tertawa

Kolesisttitis akut adalah suatu reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan demama. Kolesistitis kronik

Kolesisttitis akut adalah suatu reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan demama. Kolesistitis kronik

Seorang Seorang pria, usia pria, usia 50 tahun, d 50 tahun, datang ke atang ke poliklinik de poliklinik dengan ke ngan keluhan nyeri pe luhan nyeri perut atas se rut atas sejak jak

Perempuan 17 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah, nyeri tidak terlalu sakit tapi pasien merasa terganggu sampai2 pasien tidak masuk

Palpasi: didaerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis