Makalah Askep ''NYERI'' dX "ISK"
Makalah Askep ''NYERI'' dX "ISK"
MAKALAH
MAKALAH ASUHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NYERI
NYERI
DI SUSUN OLEH : DI SUSUN OLEH : KUKUH
KUKUH SETYAWAN SETYAWAN 1213010712130107 DKK...
DKK...
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN POGRAM
POGRAM STUDI STUDI S1ILMU S1ILMU KEPERAWATANKEPERAWATAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita bersama-sama sanjungkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Puji syukur kita bersama-sama sanjungkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kita masih diberikan kesehatan bio-psiko-sosio, dan kesehatan atas berkat dan rahmat-Nya kita masih diberikan kesehatan bio-psiko-sosio, dan kesehatan spiritual, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah askep ini tepat pada waktunya. Dalam spiritual, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah askep ini tepat pada waktunya. Dalam kehidupan sehari-hari perawat adalah suatu profesi yang mulia, sebuah profesi yang sangat kehidupan sehari-hari perawat adalah suatu profesi yang mulia, sebuah profesi yang sangat berbeda dengan profesi yang lainnya.
berbeda dengan profesi yang lainnya.
Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi perawat Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi perawat Indonesia. Kritik dan saran serta masukan dari teman-teman sangat kami nantikan guna Indonesia. Kritik dan saran serta masukan dari teman-teman sangat kami nantikan guna memperbaiki kesalahan kami, karena kami hanya manusia biasa yang tak pernah luput dari salah memperbaiki kesalahan kami, karena kami hanya manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan khilaf. dan khilaf. Yogyakarta, 2013 Yogyakarta, 2013 penyusun penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Nyeri 2.2 Fisiologi Nyeri 2.3 Klasifikasi Nyeri 2.4 Stimulus Nyeri 2.5 Teori Nyeri
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 KASUS 3.2 Pengkajian 3.3 Analisa Data 3.4 Prioritas Diagnosa 3.5 Rencana Keperawatan 3.6 Implementasi dan Evaluasi BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya untuk menghilangkannya.
Perawat meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri tersebut dan mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat subjektif. Tidak ada dua individu yang
mengalami nyeri yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon yang identik pada seseorang.
Nyeri terkait erat dengan kenyamanan karena nyeri merupakan faktor utama yang menyebabkan ketidaknyamanan pada seorang individu. Pada sebagian besar klien, sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cidera atau rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai. Bagi dokter nyeri merupakan masalah yang membingungkan. Tidak ada pemeriksaan untuk mengukur atau memastikan nyeri. Dokter hampir semata-mata
mengandalkan penjelasan dari pasien tentang nyeri dan keparahannya. Nyeri alasan yang paling sering diberikan oleh klien ditanya kenapa berobat.
Dampak nyeri pada perasaan sejahtera klien sudah sedemikian luas diterima sehingga banyak institusi sekarang menyebut nyeri “tanda vital kelima”, dan mengelompokkannya
dengan tanda-tanda klasik suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri dibanding tenaga professional perawatan kesehatan lainnya dan perawat mempunyai kesempatan untuk membantu menghilangkan nyeri dan efeknya yang membahayakan. Peran pemberi perawatan primer adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Perawat tidak hanya berkolaborasi dengan tenaga professional kesehatan lain tetapi juga memberikan
intervensi pereda nyeri, mengevaluasi efektivitas intervensi pereda nyeri, mengevaluasi efektivitas intervensi, dan bertindak sebagai advokat pasien saat intervensi tidak efektif. Selain itu, perawat berperan sebagai pendidik untuk pasien dan keluarga, mengajarkan mereka untuk mengatasi penggunaan analgetik atau regimen pereda nyeri oleh mereka sendiri jika memungkinkan.
1.2 Tujuan 1.1.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah askep ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan yang maksimal pada klien dengan kasus nyeri.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi nyeri 2. Untuk mengetahui teori nyeri 3. Untuk mengetahui stimulus nyeri
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
5. Untuk mengetahui proses keperawatan pada pasien yang mengalami nyeri pada infeksi saluran kemih.
BAB II
LANDASAN TEORI
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Aziz Alimul, 2006). Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan .serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan. (Asosiasi Studi Nyeri Internasional).
2.2 Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengean reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon aqkibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berubah zat kimiawi seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam
yang di lepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
2.3 Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak
melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secar perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termaksud dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri
kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar.
Seseoranf dapat meneloransi, menahan nyeri ( pain tolerance), ata u dapat mengenali jumlah stimulus Nyeri sebelum merasakan Nyeri (pain tolerance).
Terdapat beberapa jenis stimulus Nyeri, di antaranya
1.Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan jaringan dari iritasi secara langsung pada reseptor
2.Jngguan pada jaringan tubuh, mesalnya pada edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor Nyeri
3.Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
4.Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi pada blockade pada arceria koronaria yang menstimulasi resptor nyeri akibat tumpukan asam laktat.
5.Spasme otot,dapat menstimulasi mekanik 2.5 Teori Nyeri
Tedapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan Nyeri, di antaranya (Barbara C.Long, 1989);
1.Teori Pemisahan (Specificity Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui karnu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior,
kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sis i lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
2.Teori Pola (Pattren Theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsan ke bagian yang lebih tinggi,yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan response dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi di pengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T.
3.Teori Pengendali Gebang(Gate Control Theory). Menurut teori ini,nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada di dalam akar ganglion doralis. Rangsangan pada serat besar akan meninggalkan aktivitas subtansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri.Hasil persepsi ini akan dikembalikan kedalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinta mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansi gelatinosa dan membuka pintu mekanisme,sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
4.Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada niciceptor melalui transmisi impuls-implus saraf, sehingga impuls-implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif.
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
1. Arti Nyeri.Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan,merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman.
2. Persepsi Nyeri.Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluasi kognitif). Persepsi ini di pengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
3. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol,obat-obatan,hipnotis,gerakan atau
garakan,pengalihan perhatian,kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan,rasa marah,bosan,cemas,nyeri yang kunjung tidak hilang,sakit, dan lain-lain.
4. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeru, seperti ketakutan,gelisah cemas,menangis,dan menjerit. Semua ini
merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor ,seperi arti nyeri,tingkat perspepsi nyeri ,pengalaman masa lalu,nilai budaya,harapan sosial,kesehatan fisik dan mental,rasa takut,cemas,usia, dan lain-lain.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
Nn. V dibawa ke Rumah Sakit Respati pada tanggal 9 maret 2013 oleh ibunya dengan keluhan nyeri diabdomen. Saat dilakukan pengkajian pada nn.v nyerinya skala 7 seperti ditusuk-tusuk, klien juga tampak meringis kesakitan karena nyeri yang dirasakan hilang timbul saat bergerak. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil vital sign sbb: N=80x/mnt RR=20x/mnt TD=110/70 S=38˚C. Nn V mengatakan sering kencing (5-7 kali)dan merasa kesakitan saat buang air kecil, urin berwarna pekat seperti air teh. Hasil pemeriksaan lab di dapatkan bakteri Escherichia coli sebanyak 50-90%, ditemukan leukosit dan eritrosit di dalam urin.
Biodata Pasien
Nama : Nn.V
Umur : 16 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA (Sekolah Menengah Atas) Pekerjaan : Pelajar
Status pernikahan : Belum menikah
Alamat : Jln.anggur no.240 sleman, DIY Diagnosa medis : Infeksi Saluran Kemih
Tgl.masuk : 9 maret 2013
Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP (Sekolah Menengah Pertama) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Sudah menikah
Alamat : Jln.anggur no.240 sleman, DIY
Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama klien adalah nyeri
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan saat ini
Nn. V dibawa ke Rumah Sakit Respati pada tanggal 9 maret 2013 oleh ibunya dengan keluhan nyeri diabdomen. Saat dilakukan pengkajian pada nn.v n yerinya skala 7 seperti ditusuk-tusuk, klien juga tampak meringis kesakitan karena nyeri
yang dirasakan hilang timbul saat bergerak. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil vital sign sbb: N=80x/mnt RR=20x/mnt TD=110/70 S=38˚C. Nn V
mengatakan sering kencing (5-7 kali)dan merasa kesakitan saat buang air kecil, urin berwarna pekat seperti air teh. Hasil pemeriksaan lab di dapatkan bakteri Escherichia coli sebanyak 50-90%, ditemukan leukosit dan eritrosit di dalam urin. b. Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat kesehtan terdahulu pasien tidak pernah mengalami kecelakaan, pasien juga tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak pernah dioperasi, pasien juga
tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak pernah alergi obat-obatan. c. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang pernah mempunyai penyakit infeksi saluran kemih. d. Genogram Keterangan: : laki-laki : peremepuan : Nn. V
2. Basic Promoting Physiology of H ealth
1. Aktifitas dan Latihan
Pasien mampu melakukan aktifitas seperti makan, minum, dan mandi. Sebelum sakit pasien juga sering berolahraga rutin. Tapi setelah dibawa kerumah sakit aktifitas pasien banyak dibantu oleh keluarga.
2. Tidur dan istirahat
Pasien sebelum sakit tidur kurang lebih 6-7jam setiap hari. Tapi setelah sakit tidur klien terganggu karena nyeri yang dirasakan hilang timbul.
3. Kenyamanan dan nyeri
Pasien sering mengalami nyeri, pasien juga mengatakn nyerinya hilang timbul dengan skala 7.
4. Nutrisi
Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3 kali sehari. Berat badan klien sebelum sakit adalah 48kg dan tinggi badan klien 155cm. Namun setelah sakit berat badan klien turun dari 48kg menjadi 45kg karena nafsu makan klien berkurang. Makanan yang disukai klien adalah bakso dan klien juga tidak alergi pada makanan apapun. Setelah sakit nafsu makan klien berkurang karena nyeri yang dirasakan. Klien juga tidak pernah melakukan operasi.
5. Cairan, elektrolit dan asam basa
Pasien mengkonsumsi kurang lebih 3000 mililiter perhari. Namun setelah sakit asupan cairan klien berkurang karena klien juga mengalami hipertermi.
6. Eliminasi urin
Pasien sebelum sakit kencing 3 kali sehari,tidak merasa sakitt,warna urin kuning jernih. namun setelah sakit pasien kencing 5-7 kali sehari,pasien kesakitan saat
kencing,warna urin pekat seperti air teh. 7. Sensori, persepsi dan kognitif
Pasien tidak mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, penciuman, sensasi taktil, dan pengecapan. Dan klien tidak pernah mengalami gangguan yang berhubungan dengan sensori, persepsi dan kognitif.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran pasien penuh, dengan hasil vital sign klien meliputi frekuensi nadi 80x/menit, respirasi klien 20x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, dan suhu klien meningkat 38˚C.
b. Kepala
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik kulit, muka dan rambut normal. Kondisi mata konjungtiva anemis, sklera dan lensa normal.
Hidung pasien normal tidak ditemukan septum ataupun polip, dan tidak ada gangguan dalam hidung pasien. Mulut dan bibir klien tidak ada terjadi masalah. Telinga klien simetris, bersih dan tidak terjadi gangguan pendengaran.
c. Leher
Leher pasien normal tidak terjadi pembesaran pada thyroid ataupun lesi. d. Tenggorokan
Tenggoroan pasien normal, tidak ada gangguan pada saat menelan. e. Dada
Bentuk dada pasien normal. f. Abdomen
Saat dilakukan palpasi terdapat nyeri tekan pada abdomen. g. Genetalia
Genetalia pasien normal, tidak terdapat keputihan ataupun gangguan genetala lainnya.
4. Psiko sosio budaya dan spiritual
Psikologis:
Perasaaan klien setelah mengalami masalah ini adalah klien merasa sangat tidak nyaman karena nyeri yang dirasakan hilang timbul saat bergerak dan saat buang air kecil. Aktifitas klien juga banyak dibantu oleh keluarga ataupun perawat yang sedang bertugas.
Sosial:
Sebelum sakit Nn.v sering mengikuti kegiatan masyarakat yaitu sebagi anggota remaja masjid yang aktif.
Budaya:
Nn.v menganut budaya jawa. Spiritual:
Sebelum sakit Nn.v sering solat berjamaah dimasjid namun setelah sakit Nn.v tidak pernah melakukan kegiatan tersebut.
5. Pemeriksaan Penunjang
Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri Escherichia coli sebanyak 50-90%, ditemukan leukosit dan eritrosit di dalam urin.
b. Analisa Data
Nama klien : Nn. V No.Register : 1234
Umur : 16tahun Diagnosa Medis : Infeksi saluran kemih Ruang : Anggrek
NO Data Fokus Etiologi Problem
1.
2.
DS:
-keluhan nyeri diabdomen.
-nn.v menyatakan nyerinya skala 7 seperti ditusuk-tusuk.
-klien juga tampak meringis kesakitan karena nyeri yang dirasakan hilang timbul saat bergerak. DO: -DO: -Suhu= 38˚C DS: -Agen injuri biologis Penyakit Nyri akut Hipertermi
3. DS:
-. Nn V mengatakan sering kencing (5-7 kali)dan merasa kesakitan saat buang air kecil, urin berwarna pekat seperti air teh.
DO:
-Hasil pemeriksaan lab di
dapatkan bakteri Escherichia coli sebanyak 50-90%, ditemukan leukosit dan eritrosit di dalam urin. Infeksi Saluran Kemih Gangguan Eliminasi Urin c. Prioritas Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis 2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
Rencana Keperawatan Nama klien : Nn. V No.Register : 1234
Umur : 16tahun Diagnosa Medis : Infeksi saluran kemih Ruang : Anggrek
NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam maka nyeri pasien akan berkurang
dengan kriteria hasil sbb: 1.pasien dapat
mengontrol nyerinya 2.skala nyeri berkurang dari skala 7 menjadi skala 3 3.vital sign RR=18-24x/menit, HR=80-100x/menit, T=36,5-37,5˚C, TD=110/80mmHg 4.pasien dapat memanajmen nyerinya. 1.lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. 2.control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. 3.ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi. 1.untuk mengetahui tingkat kenyerian pasien. 2.untuk menghindari faktor penyebab nyeri. 3.untuk mengalihkan perhatian pasien tentang nyeri. 4.untuk mengurangi rasa nyeri.
2. 3. Hipertermi b.d penyakit Gangguan eliminasi urin b.d infeksi saluran kemih Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam maka suhu tubuh pasien dapat kembali normal dengan kriteria hasil sbb:
1.termoregulasi=pengatur an suhu tubuh. Supaya suhu tubuh pasien
kembali pada pengaturan suhu tubuh yang normal 2.vital sign RR=18-24x/menit, HR=80-100x/menit, T=36,5-37,5˚C, TD=110/80mmHg Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam maka gangguan eliminasi urin teratasi dengan kriteria hasil sbb: 1. Kontinensia kemih 2. Eliminasi urin 4.berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 1.kaji kesadaran pasien.
2.kaji suhu tubuh pasien. 3.beri banyak minum. 4.ajari keluarga dan pasien bagaimana cara menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada
kondisi normal atau ajari cara mengompres 1.Pantau eliminasi urine termasuk frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna. 2.Rekam output urin 3.Berikan antibiotik. 1.mengetahui bagaimana respon pasien. 2.agar kita mengetahui bagaimana perubahan suhu
tubuh pasien setiap saatnya.
3.membantu memenuhi
kebutuhan volume cairan pasien. 4.agar kita dapat memandirikan pasien dan keluarganya. 1.untuk mengetahui perubahan- perubahan urine 2.untuk mengetahui bayak sedikitnya urin yg keluar 3.untuk menghilangkan infeksi.
Implementasi dan Evaluasi Catatan Perkembangan
Nama klien : Nn. V No.Register : 1234
Umur : 16tahun Diagnosa Medis : Infeksi saluran kemih Ruang : Anggrek
NO Jam/tanggal Implementasi Evaluasi Nama/ttd
1. 08.30/ 10/03/2013
1.mengkaji vital sign DS: -DO: N=80x/mnt RR=20x/mnt TD=110/70 S=38˚C. 2.Mengkaji tingkat nyeri DS : Pasien mengatakan nyeri di daerah abdomen DO: pasien tampak nyeri ketika dilakukan pemeriksaan abdomen
3.Membantu pasin untuk mengotrol nyerinya
DS:-DO: pasien tmpak mengerti tentang
Waktu,Tagal : 14:00,10/03/2013 S: klien mengatakan masih nyeri di abdomen
O: - S= 30 ˚C
-klien tampak nyeri ketika dilakukan
pemeriksaan abdomen
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi Kaji vs
Beri obat anal
tehnik nafas dalam yang diajarkan oleh perawat
11.30 WIB 1.melibatkan keluarga untuk membantu menurunkan suhu tubuh pasien DS:
DO: keluarga tanpak mengerti apa yang dijelaskan/ diajarkan perawat 2.memberi banyak minum DS: pasien mengatakan akan berusaha banyak minum DO: pasien tampakmengerti dengan penjelasan perawat 14:00 1. memantau frekueensi,warna urin DS : klien mengatakan sering buang air kecil tp
sedikit -sedikit
DO : - urin berwarna keruh seperti air teh 2 08:30 /
11/03/2013
1.kaji vital sign DS :
DO : S=37,5˚C
Waktu,Tagal 11/03/2013, 14:00 wib
N=80x/mnt RR= 20x/mnt TD= 120/70 mmHg composmentis/sadar O: -S=37,5˚C
-pasien dalam keadaan compousmentis
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 11:30 WIB 1.kaji tingkat
kesadaran DS DO: Pasiendalam keadaan composmentis 3 08:30/ 12/03/2013
1.kaji tingkat nyeri DS: Pasien
mengatakan sudah tidak nyeri lagi pada abdomen .
DO: tidak ada nyeri tekan pada abdomen
S:-pasien
mengatakan sudah tidak merasa nyeri lagi.
- pasien mengatakan sudah tidak sering buang air kecil lagi.
O:- S=37,5˚C
- tidak ada nyeri tekan pada abdomen. A: masalah teratasi P: hentikan intervensi. kukuh_st 11.00/ 12/03/2013
1.kaji vital sign DS :
N=80x/mnt RR= 20x/mnt TD= 120/70mmHg 14.00/ 12/03/2013
1.kaji eliminasi urine termasuk frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna. DS: pasien
mengatakan sudah tidak sering buang air kecil lagi.
BAB IV PEMBAHASAN
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Aziz Alimul, 2006).
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki
sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat
memberikan respon aqkibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berubah zat kimiawi seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang di lepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
Pengkajian
Proses pengkajian yang dilakukan pada Nn.v diruang anggrek Rumah Sakit Respati dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung kepada klien.
Pelaksanaan pengkajian dilakukan berdasarkan teori, namun disesuaikan dengan kodisi klien saat dikaji. Pada saat dilakukan pengkajian klien cukup terbuka dan sudah terjalin hubungan saling percaya antara klien, keluarga dan perawat sehingga mempermudah perawat dalam mengkaji pasien dan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tinjauan teori diagnosa yang muncul pada Nn.v adalah sbb: 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
Dintadai dengan keluhan nyeri diabdomen. Nn.v juga menyatakan nyerinya skala 7 seperti ditusuk-tusuk.klien juga tampak meringis kesakitan karena nyeri yang dirasakan hilang timbul saat bergerak.
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
Ditandai dengan peningkatan suhu tubuh pasien yatitu Suhu= 38˚C. 3. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih
Dintadai dengan Nn. V mengatakan sering kencing (5-7 kali)dan merasa kesakitan saat buang air kecil, urin berwarna pekat seperti air teh. Hasil pemeriksaan lab di dapatkan bakteri Escherichia coli sebanyak 50-90%, dan ditemukan leukosit dan eritrosit di dalam urin.
PERENCANAAN
Perencanaan dalam proses asuhan keperawatn dimulai setelah data-data terkumpul, dikelompokkan, dianalisa dan kemudian ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas diagnosa yang disesuiakan dengan kondisi klien. Setelah
masalah ditentukan berdasarkan prioritas diagnosa/masalah kemudian tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan bisa dilakukan berdasarkan dalam jangka panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis. Ditegaskan dalam bentuk perubahan,
kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disususn pada rencana keperawatan. Pada penyusunan kriteria hasil perawat menyesuaikan dengan
waktu pemberian perawatan yang dilakukan oleh perawat yaitu selama 3 hari.
Implementasi/pelaksanaan
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudiian dilanjutkan dengan pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan pada Nn.v dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimilikki oleh perawat berdasarkan ilmu-ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses asuhan keperawatan, tahap ini menyangkut pengumpulan data subjektif dan objektif yang akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhya, sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan ddan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana asuhan keperawatan, menilai, mmeningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah ditetapkan lebih dulu. Pada kasus Nn.v masalah teratasi .
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingatannya.
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat
memberikan respon aqkibat adanya stimulasi atau rangsangan.
Diagnosa keperawatan yang muncul Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis, Hipertermi berhubungan dengan penyakit, dan gangguan eliminasi urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
5.2 Saran
1. Bagi mahasiswa diharapakn dengan adanya makalah asuhan keperawtan ini dapat membantu dalam membuat makalah asuhan keperawtan tentang nyeri, dan memperbanyak pengetahuan dari berbagai refrensi lainnya.
2. Bagi perawat diharapkan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tidak hanya sebagai pemberi asuhan keperawatan namun juga berperan aktif dalam mencegah akan terjadinya suatu penyakit.
3. Bagi dunia keperawatan diharapakan kita sebagai tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin, dan meningkatkan kualitas perawat yang lebih bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International, 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2012-2014, penerbit: Buku Kedokteran EGC
Moorhead soe, Jhonson Marion, dkk (ed) 2008. Nursing Outcome Classification (NOC), penerbit: Mosby Elsevier, Academic Press
Dochtherman McCloskey Joanne, 2008. Nursing Interventions Classification (NIC), penerbit: Mosby An Affiliate Of Elsefer