1 1 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang
Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Sekitar Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Sekitar 40% penduduk dunia yang berisiko tertular malaria, tinggal di daerah ASEAN. 40% penduduk dunia yang berisiko tertular malaria, tinggal di daerah ASEAN. Di daerah Asia Tenggara 70% dari jumlah penduduknya atau sekitar 1216 Di daerah Asia Tenggara 70% dari jumlah penduduknya atau sekitar 1216 juta
juta jiwa, jiwa, bertempat bertempat tinggal tinggal di di daerah daerah endemis endemis malaria. malaria. SepanjaSepanjang ng kurunkurun waktu dari tahun 2000 sampai tahun 2009, di daerah Asia Tenggara, insiden waktu dari tahun 2000 sampai tahun 2009, di daerah Asia Tenggara, insiden malaria berkisar antara 2,16 sampai 2,83 juta orang, dengan angka kematian malaria berkisar antara 2,16 sampai 2,83 juta orang, dengan angka kematian antara 3188
antara 3188 – – 6978 jiwa. (Soedarto, 2011:3) 6978 jiwa. (Soedarto, 2011:3)
Indonesia adalah salah satu negara Asia Tenggara yang masih Indonesia adalah salah satu negara Asia Tenggara yang masih berisiko terhadap malaria.
berisiko terhadap malaria. Mortality rateMortality rate malaria malaria di di Indonesia Indonesia tahun tahun 20082008 yakni 3,2 per 100.000 penduduk dan berada di urutan keempat setelah yakni 3,2 per 100.000 penduduk dan berada di urutan keempat setelah Timor
Timor Leste, Leste, Myanmar Myanmar dan dan Kamboja. Kamboja. Pada Pada tahun tahun 2010, 2010, jumlah jumlah kasuskasus malaria
malaria di di Indonesia Indonesia berjumlah berjumlah 229.819 229.819 kasus kasus dan dan menempati menempati urutanurutan kedua
kedua di di wilayah wilayah ASEAN ASEAN setelah setelah Myanmar. Myanmar. Persentase Persentase kematian kematian balitabalita akibat m
akibat malaria di alaria di Indonesia cendeIndonesia cenderung rung meningkat meningkat dari 1% dari 1% pada tahunpada tahun 2000 m
2000 menjadi enjadi 2% pada 2% pada tahun 2010 tahun 2010 dan menemdan menempati upati urutan rutan ketiga ketiga setelahsetelah Timor Leste dan Kamboja (WHO, 2012).
Timor Leste dan Kamboja (WHO, 2012).
Provinsi Jambi termasuk dalam daerah endemis malaria. Pada tahun Provinsi Jambi termasuk dalam daerah endemis malaria. Pada tahun 2006 sampai sekarang, 9 kabupaten yang ada di Provinsi Jambi diketahui 2006 sampai sekarang, 9 kabupaten yang ada di Provinsi Jambi diketahui
sebagai daerah endemis malaria, salah satu diantaranya adalah Kabupaten sebagai daerah endemis malaria, salah satu diantaranya adalah Kabupaten kerinci.(Dinkes Provinsi Jambi, 2012) Namun sampai saat ini, belum ada data kerinci.(Dinkes Provinsi Jambi, 2012) Namun sampai saat ini, belum ada data atau informasi tentang bionomik dari spesies nyamuk
atau informasi tentang bionomik dari spesies nyamuk Anopheles sp Anopheles sp yang diyang di konfirmasikan sebagai faktor malaria untuk daerah Provinsi Jambi, konfirmasikan sebagai faktor malaria untuk daerah Provinsi Jambi, sedangkan penguasaan bionomik vektor sangat diperlukan dalam sedangkan penguasaan bionomik vektor sangat diperlukan dalam perencanaan dan pengendalian vektor malaria. Menurut Achmadi Umar perencanaan dan pengendalian vektor malaria. Menurut Achmadi Umar Fahmi (2008:290), pemahaman terhadap bionomik vektor nyamuk penular Fahmi (2008:290), pemahaman terhadap bionomik vektor nyamuk penular malaria, sangat penting, sebagai landasan untuk memahami pemutusan malaria, sangat penting, sebagai landasan untuk memahami pemutusan rantai dinamika penularan malaria. Studi bionomik nyamuk pada setiap rantai dinamika penularan malaria. Studi bionomik nyamuk pada setiap wilayah kabupaten/kota sangat diperlukan, utamanya untuk penggambaran wilayah kabupaten/kota sangat diperlukan, utamanya untuk penggambaran model atau dinamika transmisi yang cukup mendalam yang umumnya model atau dinamika transmisi yang cukup mendalam yang umumnya bersifat spesifik lokal.
bersifat spesifik lokal.
Kabupaten Kerinci adalah salah satu di antara kabupaten di Provinsi Kabupaten Kerinci adalah salah satu di antara kabupaten di Provinsi Jambi yang diketahui sebagai daerah endemis malaria. (Dinkes Provinsi Jambi yang diketahui sebagai daerah endemis malaria. (Dinkes Provinsi Jambi, 2012)
Jambi, 2012) Secara Secara umum, kondisi umum, kondisi geografis Kabupaten geografis Kabupaten Kerinci memilikiKerinci memiliki daratan dengan perbukitan, sebagian besar lahan digunakan untuk daratan dengan perbukitan, sebagian besar lahan digunakan untuk perkebunan dan persawahan dengan sistem irigasi. Adanya pemukiman perkebunan dan persawahan dengan sistem irigasi. Adanya pemukiman penduduk yang menjadikan halaman rumah sebagai tempat berkebun, penduduk yang menjadikan halaman rumah sebagai tempat berkebun, kandang ternak dan tambak ikan, akan mendukung sebagai tempat kandang ternak dan tambak ikan, akan mendukung sebagai tempat berkembangbiak dan hinggap nyamuk
berkembangbiak dan hinggap nyamuk Anopheles Anopheles spsp dilihat dari kondisi dilihat dari kondisi geografis, wilayah ini sangat di mungkinkan terjadinya kepadatan nyamuk geografis, wilayah ini sangat di mungkinkan terjadinya kepadatan nyamuk Anopheles
(2007:34), kepadatan nyamuk pada umumnya dipengaruhi oleh topografi (2007:34), kepadatan nyamuk pada umumnya dipengaruhi oleh topografi daerah, adanya orang dan ternak sebagai sumber makanan nyamuk, rumah daerah, adanya orang dan ternak sebagai sumber makanan nyamuk, rumah dengan halaman yang dijadikan kebun untuk tempat hinggap istirahat dengan halaman yang dijadikan kebun untuk tempat hinggap istirahat nyamuk dan sumber air beserta genangan air sebagai tempat nyamuk dan sumber air beserta genangan air sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk, serta kegiatan manusia yang secara tidak perkembangbiakan nyamuk, serta kegiatan manusia yang secara tidak langsung menyebabkan terciptanya tempat perkembangbiak nyamuk seperti langsung menyebabkan terciptanya tempat perkembangbiak nyamuk seperti pembuatan saluran irigasi, pembuatan tambak, pembukaan hutan dan pembuatan saluran irigasi, pembuatan tambak, pembukaan hutan dan pembangunan lainnya.
pembangunan lainnya.
Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan. Jika dilihat Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan. Jika dilihat berdasarkan tempat perindukan nyamuk, karakteristik dari Kabupaten Kerinci berdasarkan tempat perindukan nyamuk, karakteristik dari Kabupaten Kerinci ini, cukup mendukung sebagai tempat perindukan nyamuk vektor malaria, ini, cukup mendukung sebagai tempat perindukan nyamuk vektor malaria, dengan adanya persawahan dengan parit-parit irigasi, mata air, kubangan, dengan adanya persawahan dengan parit-parit irigasi, mata air, kubangan, lubang bekas galian, serta bermacam jenis genangan air lainnya, dijadikan lubang bekas galian, serta bermacam jenis genangan air lainnya, dijadikan sebagai tempat peletakan telur oleh nyamuk
sebagai tempat peletakan telur oleh nyamuk Anopheles sp Anopheles sp betina dewasa.betina dewasa. Menurut Prabowo Arlan, (2004:08) tempat perindukan nyamuk
Menurut Prabowo Arlan, (2004:08) tempat perindukan nyamuk Anopheles Anopheles bervariasi (tergantung spesiesnya) dan dapat di bagi menjadi tiga kawasan, bervariasi (tergantung spesiesnya) dan dapat di bagi menjadi tiga kawasan, yaitu pantai, pedalaman, dan kaki gunung. Selanjutnya Achmadi Umar Fahmi yaitu pantai, pedalaman, dan kaki gunung. Selanjutnya Achmadi Umar Fahmi (2008:303), mengatakan faktor resiko kejadian malaria bersifat sangat (2008:303), mengatakan faktor resiko kejadian malaria bersifat sangat spesifik lokal, disamping tergantung ekosistem apakah persawahan, spesifik lokal, disamping tergantung ekosistem apakah persawahan, perkebunan, pantai, dan lainnya, juga tergantung beranekaragam faktor perkebunan, pantai, dan lainnya, juga tergantung beranekaragam faktor kependudukan. Faktor resiko berkenaan dengan kependudukan, diantaranya kependudukan. Faktor resiko berkenaan dengan kependudukan, diantaranya
kegiatan penduduk dengan kebiasaan beraktifitas pada malam hari, yang kegiatan penduduk dengan kebiasaan beraktifitas pada malam hari, yang dapat memberi peluang penularan malaria.
dapat memberi peluang penularan malaria.
Berbagai cara penanggulangan telah dilaksanakan yakni pencarian Berbagai cara penanggulangan telah dilaksanakan yakni pencarian dan pengobatan penderita serta pengendalian vektor, namun kasus malaria dan pengobatan penderita serta pengendalian vektor, namun kasus malaria masih ditemukan. Adanya kasus malaria di Kabupaten Kerinci membuktikan masih ditemukan. Adanya kasus malaria di Kabupaten Kerinci membuktikan belum maksimalnya pelaksanaan pemberantasan malaria, hal ini dapat belum maksimalnya pelaksanaan pemberantasan malaria, hal ini dapat dikarenakan kurang lengkapnya data tentang bionomik vektor malaria.
dikarenakan kurang lengkapnya data tentang bionomik vektor malaria. Adapun
Adapun data data profil profil kesehatakesehatan n yang yang diperoldiperoleh eh dari dari Dinas Dinas KesehataKesehatann Kabupaten Kerinci, mengenai jumlah penderita malaria Tahun 2011 dan Kabupaten Kerinci, mengenai jumlah penderita malaria Tahun 2011 dan Tahun 2012 dapat disajikan pada tabel berikut :
Tahun 2012 dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 1.2 Tabel 1.2
Data Penderita Malaria di Kabupaten Kerinci
Data Penderita Malaria di Kabupaten Kerinci Tahun 2011 dan 2012Tahun 2011 dan 2012
Sumber : Dinkes Kabupaten Kerinci Tahun 2012,2013 Sumber : Dinkes Kabupaten Kerinci Tahun 2012,2013 No
No Puskesmas Puskesmas Tahun Tahun 2011 2011 Tahun Tahun 20122012 1
1 Pelompek Pelompek 0 0 00
2
2 Kersik Kersik Tuo Tuo 0 0 00 3
3 Gunung Gunung Labu Labu 0 0 00 4
4 Siulak Siulak Deras Deras 0 0 1111 5
5 Siulak Siulak Gedang Gedang 0 0 00 6
6 Siulak Siulak Mukai Mukai 0 0 00 7
7 Semurup Semurup 0 0 00
8
8 Kemantan Kemantan 0 0 00
9
9 Sungai Sungai Tutung Tutung 0 0 00 10
10 Depati Depati Tujuh Tujuh 0 0 00 11
11 Hiang Hiang 0 0 00
12
12 Sanggarang Sanggarang Agung Agung 0 0 00 13 13 Jujun Jujun 60 60 9393 14 14 Semerap Semerap 0 0 00 15 15 Lempur Lempur 0 0 00 16 16 Lolo Lolo 0 0 00 17 17 Tamiai Tamiai 0 0 00 18 18 Tarutung Tarutung 0 0 2424 Jumlah Jumlah 60 60 128128
Tabel di atas menjelaskan bahwa, Kabupaten Kerinci terdapat 3 (tiga) Tabel di atas menjelaskan bahwa, Kabupaten Kerinci terdapat 3 (tiga) puskesmas menunjukkan penyebaran malaria yaitu Puskesmas Jujun, puskesmas menunjukkan penyebaran malaria yaitu Puskesmas Jujun, Puskesmas Tarutung, dan Puskesmas Siulak Deras. Penyebaran kasus Puskesmas Tarutung, dan Puskesmas Siulak Deras. Penyebaran kasus malaria pada tahun 2011 tersebar di satu Wilayah Kerja Puskesmas, namun malaria pada tahun 2011 tersebar di satu Wilayah Kerja Puskesmas, namun pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus malaria dan daerah pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus malaria dan daerah penyebarannya. Puskesmas Jujun memiliki jumlah penderita malaria penyebarannya. Puskesmas Jujun memiliki jumlah penderita malaria terbanyak selama dua tahun berturut-turut di bandingkan dengan wilayah terbanyak selama dua tahun berturut-turut di bandingkan dengan wilayah kerja puskesmas lainnya.
kerja puskesmas lainnya. (Dinkes Kab.Kerinci 2012,2013).(Dinkes Kab.Kerinci 2012,2013). Adapun
Adapun data data angka angka kejadian kejadian malaria malaria di di Wilayah Wilayah Kerja Kerja PuskesPuskesmasmas Jujun Tahun 2012 dapat di lihat di tabel berikut :
Jujun Tahun 2012 dapat di lihat di tabel berikut : Tabel 1.3 Tabel 1.3
Data Jumlah Penderita Malaria Berdasarkan Gejala klinis di Puskesmas Data Jumlah Penderita Malaria Berdasarkan Gejala klinis di Puskesmas
Jujun Kabupaten Kerinci Tahun 2012 Jujun Kabupaten Kerinci Tahun 2012
Sumber : Puskesmas JujunTahun 2013 Sumber : Puskesmas JujunTahun 2013 No
No Nama Nama Desa Desa Jumlah Jumlah Penderita Penderita AMI AMI KategoriKategori 1
1 Dusun Dusun Baru Baru 1 1 0,79% 0,79% LowLow 2
2 Koto Koto Tuo Tuo 2 2 0,88% 0,88% LowLow 3
3 Koto Koto Dian Dian 10 10 16,02% 16,02% MediumMedium 4
4 Pulau Pulau Tengah Tengah 3 3 2,63% 2,63% LowLow 5
5 Telago Telago 5 5 4,29% 4,29% LowLow 6
6 Benik Benik 7 7 5,46% 5,46% LowLow
7
7 Tanjung Tanjung Batu Batu 4 4 8,23% 8,23% LowLow 8
8 Koto Koto Baru Baru 4 4 2,99% 2,99% LowLow 9
9 Jujun Jujun 29 29 13,88% 13,88% MediumMedium 10
10 Koto Koto Agung Agung 9 9 12,51% 12,51% MediumMedium 11
11 Talang Talang Lindung Lindung 2 2 4,28% 4,28% LowLow 12
12 Keluru Keluru 10 10 18,93% 18,93% MediumMedium 13
13 Pidung Pidung 4 4 7,05% 7,05% LowLow 14
14 Jembatan Jembatan Merah Merah 0 0 0% 0% LowLow 15
15 Pasar Pasar Jujun Jujun 2 2 2,40% 2,40% LowLow 16
16 Limok Limok Manaih Manaih 1 1 2,23% 2,23% LowLow
Jumlah 93
Data diatas menjelaskan terjadinya penyebaran kasus malaria pada Data diatas menjelaskan terjadinya penyebaran kasus malaria pada tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun. Desa dengan penderita tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun. Desa dengan penderita malaria tertinggi berada di Desa Jujun sebanyak 29 orang, Koto Dian dan malaria tertinggi berada di Desa Jujun sebanyak 29 orang, Koto Dian dan Keluru dengan jumlah penderita masing-masing 10 orang dari 15 desa yang Keluru dengan jumlah penderita masing-masing 10 orang dari 15 desa yang terjadi penyebaran. Adapun desa yang memiliki AMI tertinggi di Wilayah Kerja terjadi penyebaran. Adapun desa yang memiliki AMI tertinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun
Puskesmas Jujun sebanyak 4 sebanyak 4 desa, yang desa, yang masing-masimasing-masing desa ng desa memilki AMImemilki AMI dengan katagori
dengan katagori Medium Incidence AreaMedium Incidence Area (MIA). (Puskesmas Jujun, 2012) (MIA). (Puskesmas Jujun, 2012) Annual
Annual Malaria Malaria IncidenceIncidence (AMI) ditentukan berdasarkan malaria klinis, yang (AMI) ditentukan berdasarkan malaria klinis, yang di peroleh dari data rutin puskesmas, dengan katagori
di peroleh dari data rutin puskesmas, dengan katagori Low Incidence AreaLow Incidence Area (LIA) < 10 per 1000 penduduk,
(LIA) < 10 per 1000 penduduk, Medium Incidence AreaMedium Incidence Area (MIA), 10-50 per 1000 (MIA), 10-50 per 1000 penduduk,
penduduk, High Incidence AreaHigh Incidence Area (HIA) ≥ 50 per 1000 penduduk.(HIA) ≥ 50 per 1000 penduduk. (Santjaka (Santjaka Aris, 201
Aris, 2013:72)3:72)
Kondisi geografis Wilayah Kerja Puskesmas Jujun, hampir memiliki Kondisi geografis Wilayah Kerja Puskesmas Jujun, hampir memiliki kesamaan dengan Kabupaten Kerinci secara keseluruhan, hal ini dapat di kesamaan dengan Kabupaten Kerinci secara keseluruhan, hal ini dapat di lihat dengan adanya ladang, persawahan, sumber mata air, kubangan, lihat dengan adanya ladang, persawahan, sumber mata air, kubangan, danau, semak-semak, serta
danau, semak-semak, serta berbagai jenis berbagai jenis pohon besar pohon besar yang rindang, yang rindang, dapatdapat memungkinkan menjadi tempat keberadaan dan perkembangbiakan nyamuk memungkinkan menjadi tempat keberadaan dan perkembangbiakan nyamuk vektor malaria. Terdapatnya kasus malaria dua tahun terakhir di Wilayah vektor malaria. Terdapatnya kasus malaria dua tahun terakhir di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun merupakan bukti adanya nyamuk
Kerja Puskesmas Jujun merupakan bukti adanya nyamuk Anopheles Anopheles spsp sebagai vektor malaria. Mengingat vaktor malaria sangat banyak dan sebagai vektor malaria. Mengingat vaktor malaria sangat banyak dan berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya, maka berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya, maka penelitian bionomik untuk tiap spesies di setiap daerah sangat diperlukan penelitian bionomik untuk tiap spesies di setiap daerah sangat diperlukan
untuk menekan angka kejadian malaria, termasuk mengukur kepadatan untuk menekan angka kejadian malaria, termasuk mengukur kepadatan vektor, aktifitas menggigit, tempat istirahat, dan keberadaan vektor malaria vektor, aktifitas menggigit, tempat istirahat, dan keberadaan vektor malaria .. Menurut Achmadi Umar Fahmi, (2008:295) perilaku menggigit dan istirahat Menurut Achmadi Umar Fahmi, (2008:295) perilaku menggigit dan istirahat nyamuk bervariasi antar wilayah di Indonesia, sehingga diperlukan data dasar nyamuk bervariasi antar wilayah di Indonesia, sehingga diperlukan data dasar berupa pengamatan bionomik nyamuk untuk setiap wilayah. Soedarto berupa pengamatan bionomik nyamuk untuk setiap wilayah. Soedarto (2011:100) mengatakan, salah satu cara menekan angka kejadian malaria (2011:100) mengatakan, salah satu cara menekan angka kejadian malaria dengan mempelajari bionomik dan kebiasaan hidup nyamuk
dengan mempelajari bionomik dan kebiasaan hidup nyamuk Anopheles Anopheles maka maka penularan dan pengendalian malaria dapat lebih dipahami. Pemahaman penularan dan pengendalian malaria dapat lebih dipahami. Pemahaman mengenai kemampuan nyamuk dalam menularkan malaria dan kepekaan mengenai kemampuan nyamuk dalam menularkan malaria dan kepekaan terhadap infeksi dengan
terhadap infeksi dengan plasmodium plasmodium,, hospeshospes yang disukai, tempat istirahat yang disukai, tempat istirahat dan umur nyamuk dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemberantas dan umur nyamuk dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemberantas malaria.
malaria.
Berdasarkan gambaran masalah di atas maka penulis tertarik untuk Berdasarkan gambaran masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
melakukan penelitian yang berjudul ““Bionomik nyamukBionomik nyamuk
A
A noph
nopheles
eles ss p
p
didi Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci Tahun 2014Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci Tahun 2014 ““..
1.2 Rumusan Masalah 1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas yang menjadi masalah dalam penelitian Dari latar belakang di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya data bionomik nyamuk
ini adalah belum adanya data bionomik nyamuk Anopheles Anopheles spsp di Wilayah di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
1.3.1 Tujuan Tujuan UmumUmum
Untuk melakukan survey entomologi malaria nyamuk
Untuk melakukan survey entomologi malaria nyamuk Anopheles Anopheles spsp didi Wilayah Kerja Puskesmas Jujun kabupaten Kerinci.
Wilayah Kerja Puskesmas Jujun kabupaten Kerinci. 1.3.2
1.3.2 Tujuan Tujuan KhususKhusus
a. Diketahuinya keberadaan nyamuk
a. Diketahuinya keberadaan nyamuk Anopheles Anopheles spsp berdasarkan lokasiberdasarkan lokasi penangkapan di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci penangkapan di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci b.
b. Diketahuinya aktifitas Diketahuinya aktifitas menggigit dari menggigit dari nyamuknyamuk Anopheles Anopheles spsp di Wilayah di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci.
Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci. c.
c. Diketahuinya kebiasaan Diketahuinya kebiasaan istirahat dari istirahat dari nyamuknyamuk Anopheles Anopheles spsp di Wilayahdi Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci.
Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci. d.
d. Diketahuinya kepadatan Diketahuinya kepadatan dari nydari nyamukamuk Anopheles Anopheles spsp di Wilayah Kerjadi Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci.
Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci. 1.4
1.4 Manfaat Manfaat penelitianpenelitian 1.4.1
1.4.1 Bagi Bagi Instansi Instansi TerkaitTerkait
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kerinci dan Puskesmas Jujun dalam upaya masukan bagi Dinas Kesehatan Kerinci dan Puskesmas Jujun dalam upaya pencegahan
pencegahan dan dan pemberantasan pemberantasan penyakit penyakit malaria malaria di di Wilayah Wilayah KerjaKerja Puskesmas Jujun Tahun 2014.
Puskesmas Jujun Tahun 2014. 1.4.2
1.4.2 Bagi Bagi InstitusiInstitusi
Sebagai bahan tambahan literatur di Perpustakaan bagi mahasiswa Sebagai bahan tambahan literatur di Perpustakaan bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes
1.4.3
1.4.3 Bagi Bagi MasyarakatMasyarakat
Diharapkan agar dapat menambah pengetahuan masyarakat Diharapkan agar dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai bionomik nyamuk
mengenai bionomik nyamuk Anopheles Anopheles spsp yang meliputi Aktifitas menggigit, yang meliputi Aktifitas menggigit, kebiasaan istirahat dan keberadaan nyamuk
kebiasaan istirahat dan keberadaan nyamuk Anopheles sp Anopheles sp sebagai penyebabsebagai penyebab penyakit malaria serta upaya pencegahan dan pengendalian penyakit penyakit malaria serta upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
malaria. malaria. 1.4.4
1.4.4 Bagi Bagi PenulisPenulis
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang sudah ada Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang sudah ada
tentang bionomik nyamuk
tentang bionomik nyamuk Anopheles Anopheles spsp serta menambah wawasan teknis serta menambah wawasan teknis alternative dalam pemberantasan penyakit malaria.
alternative dalam pemberantasan penyakit malaria.
1.5
1.5 Ruang Lingkup PenelitianRuang Lingkup Penelitian
Adapun
Adapun ruang ruang lingkup lingkup dari dari penelitiapenelitian n ini ini adalah adalah untuk untuk mengetahmengetahuiui
kepadatan nyamuk, aktifitas menggigit, kebiasaan istirahat dan keberadaan kepadatan nyamuk, aktifitas menggigit, kebiasaan istirahat dan keberadaan
nyamuk
nyamuk Anopheles Anopheles spsp dengan adanya kasus malaria di lokasi penelitian. dengan adanya kasus malaria di lokasi penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan melakukan survei entomologi. Populasi dalam penelitian ini adalah desa yang melakukan survei entomologi. Populasi dalam penelitian ini adalah desa yang
ada di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kebupaten Kerinci sebanyak 16 desa, ada di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun Kebupaten Kerinci sebanyak 16 desa,
dengan 4 desa sebagai sampel. Analisis data penelitian menggunakan dengan 4 desa sebagai sampel. Analisis data penelitian menggunakan analisis univariat (distribusi frekuensi), waktu penelitian dilakukan pada bulan analisis univariat (distribusi frekuensi), waktu penelitian dilakukan pada bulan
Februari Tahun 2014. Februari Tahun 2014.
BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamuk Anopheles 2.1 Nyamuk Anopheles
Penularan malaria antar manusia dilakukan oleh nyamuk betina genus Penularan malaria antar manusia dilakukan oleh nyamuk betina genus Anopheles
Anopheles. Nama. Nama Anopheles Anopheles berarti ”tak berguna“ (berarti ”tak berguna“ (anan = tidak ; = tidak ; ophelesopheles == berguna). Nyamuk ini ada yang dapat menularkan parasit
berguna). Nyamuk ini ada yang dapat menularkan parasit PlasmodiumPlasmodium yang yang menjadi penyebab penyakit malaria. (Soedarto, 2011:82)
menjadi penyebab penyakit malaria. (Soedarto, 2011:82) Di dunia terdapat sekitar 2000 spesies
Di dunia terdapat sekitar 2000 spesies Anopheles Anopheles, 60 spesies, 60 spesies Anopheles
Anopheles diantaranya diketahui sebagai penular malaria. (Prabowo Arlan, diantaranya diketahui sebagai penular malaria. (Prabowo Arlan, 2004:07) Di Indonesia terdapat nyamuk
2004:07) Di Indonesia terdapat nyamuk Anopheles Anopheles kurang dari 80 jenis, dari kurang dari 80 jenis, dari 80 jenis nyamuk
80 jenis nyamuk Anopheles Anopheles yang terbukti menjadi vektor malaria kurang lebih yang terbukti menjadi vektor malaria kurang lebih ada 10 jenis, sampai saat ini di Indonesia umumnya dikenal tiga macam ada 10 jenis, sampai saat ini di Indonesia umumnya dikenal tiga macam plasmodium
plasmodium malaria yaitu malaria yaitu Plasmodium falciparumPlasmodium falciparum penyebab penyakit malariapenyebab penyakit malaria tropika,
tropika, Plasmodium vivax Plasmodium vivax penyebab penyakit malaria tertiana, penyebab penyakit malaria tertiana, PlasmodiumPlasmodium malariae
malariae penyebab penyakit malaria kuartana. (Depkes RI, 2003:08) penyebab penyakit malaria kuartana. (Depkes RI, 2003:08)
Menurut Harijanto (2000:05), nyamuk
Menurut Harijanto (2000:05), nyamuk Anopheles Anopheles hidup di daerah hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis, tetapi juga bisa hidup di daerah yang beriklim beriklim tropis dan subtropis, tetapi juga bisa hidup di daerah yang beriklim sedang dan bahkan di daerah Artika. Nyamuk ini jarang ditemukan pada sedang dan bahkan di daerah Artika. Nyamuk ini jarang ditemukan pada daerah dengan ketinggian lebih dari 2.000-2.500 meter. Sebagian besar daerah dengan ketinggian lebih dari 2.000-2.500 meter. Sebagian besar nyamuk
(2004:08) tempat perindukan nyamuk
(2004:08) tempat perindukan nyamuk Anopheles Anopheles bervariasi (tergantung bervariasi (tergantung spesiesnya) dan dapat di bagi menjadi tiga kawasan, yaitu pantai, spesiesnya) dan dapat di bagi menjadi tiga kawasan, yaitu pantai, pedalaman, dan kaki gunung.
pedalaman, dan kaki gunung.
2.1.1
2.1.1 Marfologi Marfologi NyamukNyamuk A
A noph
nopheles
eles
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan letak bagian luar Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan letak bagian luar tubuh suatu organisme.
tubuh suatu organisme. Bagian-bagian tubuh nyamukBagian-bagian tubuh nyamuk Anopheles Anopheles spsp dewasadewasa terdiri dari: (Depkes RI, 2003)
terdiri dari: (Depkes RI, 2003) a.
a. Bagian tubuh Bagian tubuh nyamuk terdiri dari nyamuk terdiri dari kepala, dada kepala, dada dan perutdan perut Kepala
Kepala : : proboscis, proboscis, palpi palpi (pembelai), (pembelai), antenaantena Dada
Dada (thoraks) (thoraks) : : scutellum, scutellum, halter, halter, sayap sayap dan dan urat-uratnyaurat-uratnya Perut
Perut : : ruas-ruas ruas-ruas abdomenabdomen b.
b. Sayap terdiri Sayap terdiri dari costa, dari costa, sub costa, sub costa, urat-urat sayap, jumbai.urat-urat sayap, jumbai. c.
c. Kaki Kaki terdiri dari terdiri dari coxa, coxa, femur, tibia, femur, tibia, tarsus.tarsus.
2.1.2 Klasifikasi Nyamuk Anopheles 2.1.2 Klasifikasi Nyamuk Anopheles
Klasifikasi
Klasifikasi Anopheles Anopheles dalam dalam spesies spesies umumnya umumnya ditentukanditentukan berdasarkan ciri-ciri khas, antara lain bercak-bercak sayap, anatomi kepala berdasarkan ciri-ciri khas, antara lain bercak-bercak sayap, anatomi kepala nyamuk, anatomi larva dan pupa, struktur dari kromosom dan sekuen DNA nyamuk, anatomi larva dan pupa, struktur dari kromosom dan sekuen DNA yang merupakan dasar klasifikasi mutakhir. (Soedarto, 2011:87) Berikut yang merupakan dasar klasifikasi mutakhir. (Soedarto, 2011:87) Berikut taksonomi dan ciri-ciri nyamuk
a. Taksonomi
a. Taksonomi
A
A noph
nophele
eless
:: KingdomKingdom : : AnimaliaAnimalia Phylum
Phylum : : ArthropodaArthropoda Class
Class : : InsectaInsecta Order
Order : : DipteraDiptera Family
Family : : CulicidaeCulicidae Tribe
Tribe : : AnopheliniAnophelini
Genus :
Genus : Anopheles Anopheles b. Ciri
b. Ciri – – ciri Nyamuk Dewasa ciri Nyamuk Dewasa 1) Ciri-ciri umum nyamuk
1) Ciri-ciri umum nyamuk Anopheles Anopheles dewasa yaitu : (Depkes RI, dewasa yaitu : (Depkes RI, 2003:18)
2003:18)
-- Proboscis dan palpi sama panjang.Proboscis dan palpi sama panjang.
-- Scutellum berbentuk satu lengkungan (½ lingkaran).Scutellum berbentuk satu lengkungan (½ lingkaran). -- Urat sayap bernoda pucat dan gelap.Urat sayap bernoda pucat dan gelap.
-- Jumbai biasanya terdapat noda pucat.Jumbai biasanya terdapat noda pucat.
-- Pada palpi bergelang pucat atau samasekali tidak bergelang.Pada palpi bergelang pucat atau samasekali tidak bergelang. -- Kaki panjang dan langsing.Kaki panjang dan langsing.
2) Ciri-ciri khusus nyamuk
2) Ciri-ciri khusus nyamuk Anopheles Anopheles dewasa yaitu : (Depkes RI, dewasa yaitu : (Depkes RI, 2003:18)
2003:18)
-- Pada palpi bergelang pucat atau tidak sama sekali.Pada palpi bergelang pucat atau tidak sama sekali.
-- Pada sayap ditekankan pada urat-urat sayap dengan nodaPada sayap ditekankan pada urat-urat sayap dengan noda gelap dan pucat.
-- Pada jumbai kadang-kadang bernoda pucat atau gelap samaPada jumbai kadang-kadang bernoda pucat atau gelap sama sekali.
sekali.
-- Pada kaki belakang sering terdapat bintik-bintik (bernodaPada kaki belakang sering terdapat bintik-bintik (bernoda pucat).
pucat). 3)
3) Pada nyamuk betina dewasa palpi dan Pada nyamuk betina dewasa palpi dan proboscis sama panjangproboscis sama panjang sedangkan pada nyamuk jantan palpi pada bagian ujung sedangkan pada nyamuk jantan palpi pada bagian ujung berbentuk alat pemukul.
berbentuk alat pemukul. 4)
4) Pada saat Pada saat menggigit nyamukmenggigit nyamuk Anopheles Anopheles membentuk sudut 45 membentuk sudut 4500 --60
600.0. 5) Nyamuk
5) Nyamuk Anopheles Anopheles lebih menyukai mengisap darah di luarlebih menyukai mengisap darah di luar bangunan
bangunan (endofagik)(endofagik) dan istirahat di dalam bangunandan istirahat di dalam bangunan (endofilik)(endofilik) (Depkes RI, 2007).
(Depkes RI, 2007).
2.2 Daur Hidup Nyamuk 2.2 Daur Hidup Nyamuk
Semua serangga termasuk nyamuk dalam daur hidupnya (siklus Semua serangga termasuk nyamuk dalam daur hidupnya (siklus hidupnya) mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu dan kadang-kadang hidupnya) mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu dan kadang-kadang tingkatan itu satu dengan lainnya sangat berbeda. Semua nyamuk tingkatan itu satu dengan lainnya sangat berbeda. Semua nyamuk mengalami metamorfosa sempurna (holometabola) mulai dari telur
mengalami metamorfosa sempurna (holometabola) mulai dari telur jentik jentik
kepompong/pupakepompong/pupa dan dewasa. Jentik dan pupa hidup di air sedangkan dan dewasa. Jentik dan pupa hidup di air sedangkan dewasa hidup di darat. Dengan demikian nyamuk dikenal memiliki dua dewasa hidup di darat. Dengan demikian nyamuk dikenal memiliki dua macam alam kehidupan
macam alam kehidupan yaitu kehidupan di yaitu kehidupan di dalam air dan dalam air dan kehidupan luar airkehidupan luar air (darat/udara). (Depkes RI, 2003:41)
Nyamuk termasuk serangga yang melangsungkan siklus kehidupan di Nyamuk termasuk serangga yang melangsungkan siklus kehidupan di air. Kelangsungan hidup nyamuk akan terputus apabila tidak ada air. air. Kelangsungan hidup nyamuk akan terputus apabila tidak ada air. Kelangsungan hidup
Kelangsungan hidup nyamuk nyamuk adalah adalah sebagai sebagai berikut:berikut: Gambar 2.1
Gambar 2.1 Daur Hidup Nyamuk Daur Hidup Nyamuk Nyamuk
Nyamuk dewasa dewasa TelurTelur
Kepompong Jentik
Kepompong Jentik
Sumber : (Depkes RI, 2003) Sumber : (Depkes RI, 2003)
Nyamuk dewasa akan meletakkan telurnya di permukaan air. Nyamuk Nyamuk dewasa akan meletakkan telurnya di permukaan air. Nyamuk mengeluarkan telur sebanyak ± 100-300 butir sekali bertelur dan besarnya mengeluarkan telur sebanyak ± 100-300 butir sekali bertelur dan besarnya telur sekitar 0,5 mm. Setelah 1-2 hari telur itu menetas menjadi jentik, jentik telur sekitar 0,5 mm. Setelah 1-2 hari telur itu menetas menjadi jentik, jentik yang baru keluar itu sangat halus seperti jarum. Selama periode jentik dalam yang baru keluar itu sangat halus seperti jarum. Selama periode jentik dalam pertumbuhannya akan berganti kulit sebanyak 4 kali. Waktu yang diperlukan pertumbuhannya akan berganti kulit sebanyak 4 kali. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik menjadi kepompong sekitar 8-10 hari tergantung untuk pertumbuhan jentik menjadi kepompong sekitar 8-10 hari tergantung suhu, makanan dan spesies nyamuk. Setelah 8 sampai 10 hari maka jentik suhu, makanan dan spesies nyamuk. Setelah 8 sampai 10 hari maka jentik itu akan berubah menjadi kepompong (pupa). Kepompong merupakan itu akan berubah menjadi kepompong (pupa). Kepompong merupakan tingkatan (stadium) istirahat dan tidak makan. Pada stadium ini terjadi proses tingkatan (stadium) istirahat dan tidak makan. Pada stadium ini terjadi proses pembentukan alat-alat tubuh nyamuk dewasa seperti alat kelamin, sayap dan pembentukan alat-alat tubuh nyamuk dewasa seperti alat kelamin, sayap dan kaki. Tingkatan ini memerlukan waktu 1-2 hari. Setelah cukup waktu dari kaki. Tingkatan ini memerlukan waktu 1-2 hari. Setelah cukup waktu dari kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan antara kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan antara jantan da
Nyamuk yang baru keluar setelah bersentuhan dengan udara, tidak Nyamuk yang baru keluar setelah bersentuhan dengan udara, tidak lama kemudian akan terbang, dan mencari darah untuk makannya. Umur lama kemudian akan terbang, dan mencari darah untuk makannya. Umur nyamuk relatif pendek, nyamuk jantan umumnya lebih pendek (kurang nyamuk relatif pendek, nyamuk jantan umumnya lebih pendek (kurang seminggu), sedangkan nyamuk betina umurnya lebih panjang sekitar seminggu), sedangkan nyamuk betina umurnya lebih panjang sekitar rata-rata1-2 bulan. Nyamuk jantan akan terbang di sekitar tempat perindukannya rata1-2 bulan. Nyamuk jantan akan terbang di sekitar tempat perindukannya dan memakan cairan tumbuhan yang ada di sekitarnya. Nyamuk betina dan memakan cairan tumbuhan yang ada di sekitarnya. Nyamuk betina hanya kawin satu kali untuk seumur hidupnya. Makanan nyamuk betina yaitu hanya kawin satu kali untuk seumur hidupnya. Makanan nyamuk betina yaitu darah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan telurnya. Nyamuk jantan darah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan telurnya. Nyamuk jantan tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengan nyamuk dewasa. (Depkes RI, tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengan nyamuk dewasa. (Depkes RI, 2003:42)
2003:42)
2.3 Hubungan
2.3 Hubungan
Host, Ag
Host, Ag en
entt,, dan
danEnvironment
Environment
Penyebaran penyakit malaria ditularkan oleh faktor yang di sebut
Penyebaran penyakit malaria ditularkan oleh faktor yang di sebut Host,Host, Agent,
Agent, dan dan Environment Environment . Penyebaran penyakit malaria terjadi apabila ketiga. Penyebaran penyakit malaria terjadi apabila ketiga komponen di atas saling mendukung. Gambarannya dapat dilihat sebagai komponen di atas saling mendukung. Gambarannya dapat dilihat sebagai berikut :
berikut :
Gambar 2.2 Gambar 2.2 Hubungan
Hubungan
Host
Host, A
, A gg en
ent
t
, dan, danEnviroment
Enviroment
HOSTHOST AGENT
AGENT ENVIRONMENT ENVIRONMENT
Sumber : Depkes RI, 2003 Sumber : Depkes RI, 2003
Penjelasannya sebagai berikut : Penjelasannya sebagai berikut :
Host Host adalah adalah manusia manusia dan dan nyamuk nyamuk sebagai sebagai tempattempat berkembangbiaknya
berkembangbiaknya parasit/plasmodium parasit/plasmodium. Manusia disebut. Manusia disebut HostHost intermediate
intermediate (inang sementara) dan nyamuk (inang sementara) dan nyamuk Host definitif Host definitif (inang tetap) (inang tetap)
Agent Agent adalahadalah parasit/plasmodium parasit/plasmodium yang hidup di dalam tubuh manusia yang hidup di dalam tubuh manusia dan di dalam tubuh nyamuk.
dan di dalam tubuh nyamuk. Parasit/plasmodium berkembangbiak diParasit/plasmodium berkembangbiak di dalam tubuh nyamuk dengan cara seksual (melalui kawin) dan hidup dalam tubuh nyamuk dengan cara seksual (melalui kawin) dan hidup dalam tubuh manusia dengan cara aseksual (tidak kawin melalui dalam tubuh manusia dengan cara aseksual (tidak kawin melalui pembelahan diri).
pembelahan diri).
Environment Environment (lingkungan) adalah lingkungan dimana manusia dan (lingkungan) adalah lingkungan dimana manusia dan nyamuk berada. Nyamuk berkembangbiak dengan baik bila nyamuk berada. Nyamuk berkembangbiak dengan baik bila lingkungannya sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh nyamuk lingkungannya sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh nyamuk tersebut. (Depkes RI,2003:8)
tersebut. (Depkes RI,2003:8)
2.4 Bionomik Nyamuk 2.4 Bionomik Nyamuk
Tiap spesies nyamuk, memiliki karakteristik sifat dan perilaku yang Tiap spesies nyamuk, memiliki karakteristik sifat dan perilaku yang dikenal sebagai Bionomik. Bionomik nyamuk adalah nyamuk dengan dikenal sebagai Bionomik. Bionomik nyamuk adalah nyamuk dengan lingkungannya termasuk di dalamnya bagaimana berhubungan dengan lingkungannya termasuk di dalamnya bagaimana berhubungan dengan manusia (sebagai lingkungan nyamuk), yang meliputi perilaku saat bertelur, manusia (sebagai lingkungan nyamuk), yang meliputi perilaku saat bertelur, larva, pupa dan dewasa. Misalnya perilaku menggigit, kebiasaan istirahat, larva, pupa dan dewasa. Misalnya perilaku menggigit, kebiasaan istirahat, waktu kapan bertelur, dan perilaku kawinan. Achmadi Umar Fahmi, waktu kapan bertelur, dan perilaku kawinan. Achmadi Umar Fahmi, (2008:290)
Bionomik menerangkan hubungan antara spesies tertentu yang hanya Bionomik menerangkan hubungan antara spesies tertentu yang hanya berlaku bagi spesies tersebut dilingkungan yang sama.
berlaku bagi spesies tersebut dilingkungan yang sama. 2.4.1 Perilaku Hidup Nyamuk
2.4.1 Perilaku Hidup Nyamuk
Daerah yang di senangi nyamuk adalah suatu daerah dimana tersedia Daerah yang di senangi nyamuk adalah suatu daerah dimana tersedia tempat istirahat, adanya hospes yang disukai dan tempat untuk berkembang tempat istirahat, adanya hospes yang disukai dan tempat untuk berkembang biak. Setiap jenis nyamuk pada waktu aktivitasnya akan melakukan orientasi biak. Setiap jenis nyamuk pada waktu aktivitasnya akan melakukan orientasi terhadap habitatnya, dimana terdapat tempat yang di senangi untuk terhadap habitatnya, dimana terdapat tempat yang di senangi untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Nyamuk berkumpul di tempat yang memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Nyamuk berkumpul di tempat yang disenangi, kadang-kadang terbang jauh untuk mencari tempat yang disenangi, kadang-kadang terbang jauh untuk mencari tempat yang baru.(Depkes RI, 2004:25)
baru.(Depkes RI, 2004:25)
Perilaku nyamuk akan berubah apabila ada rangsangan atau Perilaku nyamuk akan berubah apabila ada rangsangan atau pengaruh dari luar, terjadi perubahan pada lingkungan baik perubahan oleh pengaruh dari luar, terjadi perubahan pada lingkungan baik perubahan oleh alam ataupun perubahan oleh manusia. (Depkes RI, 2003:42)
alam ataupun perubahan oleh manusia. (Depkes RI, 2003:42)
Menurut Santjaka Aris, (2013:28) perilaku vektor
Menurut Santjaka Aris, (2013:28) perilaku vektor Anopheles Anopheles spsp hendaknya memperhatikan tiga komponen utama, agar kehidupan nyamuk hendaknya memperhatikan tiga komponen utama, agar kehidupan nyamuk dapat hidup dengan baik. Ketiga komponen tersebut meliputi tempat istirahat dapat hidup dengan baik. Ketiga komponen tersebut meliputi tempat istirahat nyamuk setelah menghisap darah yang di kenal dengan
nyamuk setelah menghisap darah yang di kenal dengan resting resting , tempat, tempat perindukan
perindukan (breeding site) dan mencari makanan apakah pada manusia atau(breeding site) dan mencari makanan apakah pada manusia atau pada hewan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3 Gambar 2.3 Perilaku Vektor Perilaku Vektor
Sumber : Santjaka Aris 2013 Sumber : Santjaka Aris 2013 Penjelasan gambar diatas sebagai berikut :
Penjelasan gambar diatas sebagai berikut : a.
a. Feeding Feeding PlacesPlaces
Feeding adalah tempat nyamuk mencari makan dengan cara Feeding adalah tempat nyamuk mencari makan dengan cara menghisap darah
menghisap darah host host nya, baik binatangnya, baik binatang (zoophilic)(zoophilic) atau manusia atau manusia (Anthrophophilic).
(Anthrophophilic). Penularan terjadi saat nyamuk menghisap darahPenularan terjadi saat nyamuk menghisap darah manusia, maka
manusia, maka plasmodium plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia, terjadilah masuk ke dalam tubuh manusia, terjadilah siklus intrinsik yang menghasilkan
siklus intrinsik yang menghasilkan gametosit gametosit , kemudian menjalani fase, kemudian menjalani fase seksual berikutnya di tubuh nyamuk berupa siklus sporogoni.
seksual berikutnya di tubuh nyamuk berupa siklus sporogoni. b.
b. Breeding Breeding PlacesPlaces
Breeding adalah lokasi berhubungan dengan air yang langsung kontak Breeding adalah lokasi berhubungan dengan air yang langsung kontak dengan tanah, disinilah nyamuk akan meletakkan telurnya untuk dengan tanah, disinilah nyamuk akan meletakkan telurnya untuk menjalani siklus
menjalani siklus aquatic aquatic sampai menjadi pupa. Menurut Marcus dalam sampai menjadi pupa. Menurut Marcus dalam Santjaka Aris (2013:29), keberadaan
Santjaka Aris (2013:29), keberadaan breeding breeding ini wajib ada, karena ini wajib ada, karena merupakan siklus awal nyamuk mulai dari telur sampai pupa.
merupakan siklus awal nyamuk mulai dari telur sampai pupa. Tempat Untuk Berkembangbiak
Tempat Untuk Berkembangbiak (breeding places)
(breeding places)
Tempat Istirahat Tempat Istirahat (resting places)
c.
c. Resting Resting PlacesPlaces
Nyamuk yang telah mencari kebutuhan makanan berupa darah, baik Nyamuk yang telah mencari kebutuhan makanan berupa darah, baik darah manusia maupun hewan, maka nyamuk tersebut akan mencari darah manusia maupun hewan, maka nyamuk tersebut akan mencari tempat yang baik untuk istirahat, sambil menunggu siklus mencari tempat yang baik untuk istirahat, sambil menunggu siklus mencari darah berikutnya, untuk pemetangan telur. Lingkungan
darah berikutnya, untuk pemetangan telur. Lingkungan resting resting yang yang baik memenuhi beberapa persyaratan antara lain, kelembaban yang baik memenuhi beberapa persyaratan antara lain, kelembaban yang cukup tinggi, teduh, suhu relatif rendah, sedikit sinar matahari.
cukup tinggi, teduh, suhu relatif rendah, sedikit sinar matahari.
Perilaku nyamuk perlu diperhatikan untuk menentukan program Perilaku nyamuk perlu diperhatikan untuk menentukan program pemberantasan secara tepat, namun demikian fase akuatik juga penting pemberantasan secara tepat, namun demikian fase akuatik juga penting diperhatikan karena fase telur sampai pupa juga berpengaruh pada densitas diperhatikan karena fase telur sampai pupa juga berpengaruh pada densitas nyamuk yang ada, dengan demikian upaya menekan kasus malaria disuatu nyamuk yang ada, dengan demikian upaya menekan kasus malaria disuatu daerah mulai dari awal sampai pada fase dewasa. (Santjaka Aris, 2013:30) daerah mulai dari awal sampai pada fase dewasa. (Santjaka Aris, 2013:30)
2.4.2 Kebiasaan Menggigit Nyamuk 2.4.2 Kebiasaan Menggigit Nyamuk
a.
a. Waktu Waktu MenggigitMenggigit Nyamuk
Nyamuk Anopheles Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malam hari, sesudah matahari terbenam sampai matahari terbit. waktu malam hari, sesudah matahari terbenam sampai matahari terbit. Sebagian besar nyamuk mempunyai dua puncak aktivitas pada malam Sebagian besar nyamuk mempunyai dua puncak aktivitas pada malam hari. Untuk nyamuk
hari. Untuk nyamuk Anopheles Anopheles yang aktif menghisap darah yang aktif menghisap darah mempunyai puncak aktivitas menggigit pertama sebelum tengah mempunyai puncak aktivitas menggigit pertama sebelum tengah malam dan puncak kedua menjelang pagi hari. Keadaan ini dapat malam dan puncak kedua menjelang pagi hari. Keadaan ini dapat
berubah oleh pengaruh suhu, kelembaban udara dan angin dapat berubah oleh pengaruh suhu, kelembaban udara dan angin dapat
menambah atau mengurangi aktivitas di dalam menggigit. menambah atau mengurangi aktivitas di dalam menggigit.
Nyamuk yang di hutan atau dikebun yang biasa aktif pada Nyamuk yang di hutan atau dikebun yang biasa aktif pada malam hari dapat juga terbang untuk menggigit pada siang hari oleh malam hari dapat juga terbang untuk menggigit pada siang hari oleh
karena suhu, kelembaban dan cahaya di dalam hutan atau kebun karena suhu, kelembaban dan cahaya di dalam hutan atau kebun
hampir sama dengan keadaan di senja hari. (Depkes, 2007:25) hampir sama dengan keadaan di senja hari. (Depkes, 2007:25)
b.
b. Tempat Tempat MenggigitMenggigit Kebiasaan
Kebiasaan menggigit menggigit nyamuknyamuk Anopheles Anopheles dapat di kelompokkan dapat di kelompokkan
sebagai berikut (Depkes, 2004:29) sebagai berikut (Depkes, 2004:29) : :
1) Eksofagik 1) Eksofagik
Nyamuk yang banyak menggigit di luar rumah, tetapi bisa juga Nyamuk yang banyak menggigit di luar rumah, tetapi bisa juga masuk kerumah bila manusia merupakan hospes utama yang di masuk kerumah bila manusia merupakan hospes utama yang di
senangi, minsal :
senangi, minsal : An.sinensis, An.balabacensis An.sinensis, An.balabacensis..
2) Endofagik 2) Endofagik
Nyamuk yang terutama menggigit di dalam rumah, tetapi bila Nyamuk yang terutama menggigit di dalam rumah, tetapi bila hospes tidak ada di dalam rumah sebagian nyamuk tersebut bisa hospes tidak ada di dalam rumah sebagian nyamuk tersebut bisa
saja mencari hospes di luar rumah. saja mencari hospes di luar rumah.
c. Hospes c. Hospes
Menurut Depkes RI, (2004:29) kesukaan nyamuk menggigit untuk Menurut Depkes RI, (2004:29) kesukaan nyamuk menggigit untuk menghisap darah pada berbagai
1) Nyamuk
1) Nyamuk antropofilik antropofilik , yaitu nyamuk yang lebih suka menghisap, yaitu nyamuk yang lebih suka menghisap darah manusia
darah manusia 2) Nyamuk
2) Nyamuk zoofiliik zoofiliik , nyamuk yag lebih suka menghisap darah, nyamuk yag lebih suka menghisap darah hewan
hewan 3) Nyamuk
3) Nyamuk indiscriminate biter/indisminate feeders,indiscriminate biter/indisminate feeders, nyamuk tanpa nyamuk tanpa kesukaan tertentu terhadap hospes.
kesukaan tertentu terhadap hospes.
Kesukaan nyamuk terhadap suatu hospes sukar ditentukan, Kesukaan nyamuk terhadap suatu hospes sukar ditentukan, perbedaan genetik tentu saja ada, tetapi tidak disangsikan lagi bahwa perbedaan genetik tentu saja ada, tetapi tidak disangsikan lagi bahwa dalam banyak hal tersedianya hospes yang memegang peranan penting dalam banyak hal tersedianya hospes yang memegang peranan penting bahkan menentukan. Bila hospes yang tidak disukai ada nyamuk akan bahkan menentukan. Bila hospes yang tidak disukai ada nyamuk akan menghisap darah dari hospes lain yang tersedia. Beberapa faktor menghisap darah dari hospes lain yang tersedia. Beberapa faktor diduga memegang peranan penting untuk orientasi terhadap hospes diduga memegang peranan penting untuk orientasi terhadap hospes tertentu dengan jarak yang cukup jauh.
tertentu dengan jarak yang cukup jauh. d.
d. Frekuensi Frekuensi MenggigitMenggigit Frekuensi
Frekuensi mengigit mengigit yang yang tinggi tinggi merupakan merupakan suatu suatu hal hal yangyang sangat diperlukan untuk menjadi vektor yang baik. Hal ini tergantung sangat diperlukan untuk menjadi vektor yang baik. Hal ini tergantung pada lamanya pertumbuhan telur di dalam kandung telur, yang diatur pada lamanya pertumbuhan telur di dalam kandung telur, yang diatur oleh faktor-faktor khusus untuk setiap species dan faktor iklim. Ada oleh faktor-faktor khusus untuk setiap species dan faktor iklim. Ada nyamuk yang menggigit setiap dua hari sekali, ada yang tiga sampai nyamuk yang menggigit setiap dua hari sekali, ada yang tiga sampai lima hari sekali dan ada pula menggigit beberapa kali untuk satu siklus lima hari sekali dan ada pula menggigit beberapa kali untuk satu siklus bertelurnya. (Depkes RI, 2007:27)
Nyamuk betina biasanya hanya satu kali kawin selama hidupnya. Nyamuk betina biasanya hanya satu kali kawin selama hidupnya. Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina selanjutnya hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan betina selanjutnya hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya. Frekuensi membutuhkan darah tergantung speciesnya dan telurnya. Frekuensi membutuhkan darah tergantung speciesnya dan dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban yang disebut
dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban yang disebut gonotrofik gonotrofik .. Untuk iklim tropis biasanya siklus ini berlangsung sekitar 48-96 jam. Untuk iklim tropis biasanya siklus ini berlangsung sekitar 48-96 jam. (Depkes RI, 2003:43)
(Depkes RI, 2003:43)
Frekuensi menggigit dalam hal “
Frekuensi menggigit dalam hal “siklus gonotropik” siklus gonotropik” tergantung tergantung pada lamanya waktu sampai di tempat istirahat, lamanya pencernaan pada lamanya waktu sampai di tempat istirahat, lamanya pencernaan darah, lamanya perkembangan telur, lamanya pencapaian tempat darah, lamanya perkembangan telur, lamanya pencapaian tempat bertelur yang cocok, dan lamanya waktu sampai saat menghisap darah bertelur yang cocok, dan lamanya waktu sampai saat menghisap darah lagi. (Depkes RI, 2007:27)
lagi. (Depkes RI, 2007:27)
Ada
Ada beberapbeberapa a istilah istilah yang yang biasa biasa digunakdigunakan an menyangmenyangkut kut siklussiklus gonotropik
gonotropik yaitu : yaitu : 1)
1)Gonotropik ConcordanceGonotropik Concordance, waktu mulai menghisap darah yang, waktu mulai menghisap darah yang pertama kali sampai bertelur.
pertama kali sampai bertelur. 2)
2) Gonotropik DiscordanceGonotropik Discordance, waktu mulai menghisap darah untuk, waktu mulai menghisap darah untuk yang pertama kali, kemudian darah dicerna, menghisap darah lagi yang pertama kali, kemudian darah dicerna, menghisap darah lagi untuk yang kedua kali dan selanjutnya sampai bertelur.
untuk yang kedua kali dan selanjutnya sampai bertelur. 3)
3) Gonotropik AssociationGonotropik Association, bila nyamuk menghisap darah, kemudian, bila nyamuk menghisap darah, kemudian menahan telur, menunggu datangnya hujan sampai ada menahan telur, menunggu datangnya hujan sampai ada
genangan air untuk tempat bertelur dan selama itu nyamuk tidak genangan air untuk tempat bertelur dan selama itu nyamuk tidak
menghisap darah lagi. menghisap darah lagi.
4)
4) Gonotropik dissociationGonotropik dissociation, bila nyamuk mengulangi menghisap, bila nyamuk mengulangi menghisap darah tetapi bertelur, missal :
darah tetapi bertelur, missal : An. An. gambiaegambiae, selama musim kering, selama musim kering nyamuk betina yang
nyamuk betina yang gravid gravid (penuh telur matang) akan menghisap (penuh telur matang) akan menghisap darah tanpa bertelur.
darah tanpa bertelur.
2.4.3 Kebiasaan Istirahat Nyamuk 2.4.3 Kebiasaan Istirahat Nyamuk
Setelah menggigit, selama menunggu waktu pematangan telur, Setelah menggigit, selama menunggu waktu pematangan telur,
nyamuk akan berkumpul di tempat-tempat dimana terdapat kondisi yang nyamuk akan berkumpul di tempat-tempat dimana terdapat kondisi yang
optimum bagi setiap jenis nyamuk beristirahat, setelah itu akan bertelur dan optimum bagi setiap jenis nyamuk beristirahat, setelah itu akan bertelur dan
kemudian menggigit lagi. Tempat-tempat yang disenangi nyamuk untuk kemudian menggigit lagi. Tempat-tempat yang disenangi nyamuk untuk
hinggap istirahat selama menunggu waktu bertelur adalah tempat-tempat hinggap istirahat selama menunggu waktu bertelur adalah tempat-tempat
gelap, lembab dan sedikit angin. Oleh karena pada ekosistem kepulauan, gelap, lembab dan sedikit angin. Oleh karena pada ekosistem kepulauan,
nyamuk telah beradaptasi pada ambang kelembapan yang tinggi. Tempat nyamuk telah beradaptasi pada ambang kelembapan yang tinggi. Tempat
yang demikian kebanyakan ditemukan di luar rumah, dekat permukaan tanah yang demikian kebanyakan ditemukan di luar rumah, dekat permukaan tanah
yang lembab atau benda-benda lain yang lembab di atas tanah, contoh : yang lembab atau benda-benda lain yang lembab di atas tanah, contoh :
An.conitus
An.conitus, hingga istirahat di tanah pada tebing-tebing sungai atau parit, hingga istirahat di tanah pada tebing-tebing sungai atau parit dipinggir kampong di tempat yang teduh,
dipinggir kampong di tempat yang teduh, An.punctulatus An.punctulatus group hinggap di group hinggap di tanah di bawah rerumputan di tempat yang teduh, yang memberikan tanah di bawah rerumputan di tempat yang teduh, yang memberikan
kelembaban yang tinggi. (Depkes RI, 2004:30) Nyamuk mempunyai dua cara kelembaban yang tinggi. (Depkes RI, 2004:30) Nyamuk mempunyai dua cara
beristirahat yaitu : beristirahat yaitu :
Istirahat yang sebenarnya, yaitu selama waktu menunggu proses Istirahat yang sebenarnya, yaitu selama waktu menunggu proses perkembangan telur
perkembangan telur
Istirahat sementara, yaitu pada waktu Istirahat sementara, yaitu pada waktu sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah mencarimencari darah
darah
Bila diamati lebih lanjut nyamuk mempunyai perilaku istirahat yang Bila diamati lebih lanjut nyamuk mempunyai perilaku istirahat yang berbeda-beda.
berbeda-beda. Anopheles Anopheles aconitusaconitus hanya istirahat /hinggap di tempat dekat hanya istirahat /hinggap di tempat dekat tanah, sedangkan
tanah, sedangkan Anopheles Anopheles sundaicussundaicus di tempat-tempat yang lebih tinggi. di tempat-tempat yang lebih tinggi. Pada waktu malam nyamuk masuk ke rumah hanya untuk menghisao darah Pada waktu malam nyamuk masuk ke rumah hanya untuk menghisao darah lalu keluar, ada pula sebelum maupun sesudah menghisap darah, nyamuk lalu keluar, ada pula sebelum maupun sesudah menghisap darah, nyamuk hinggap di dinding untuk beristirahat terlebih dahulu. Kebiasaan istirahat hinggap di dinding untuk beristirahat terlebih dahulu. Kebiasaan istirahat nyamuk
nyamuk Anopheles Anopheles sesudah menghisap darah (tempat istirahat sementara)sesudah menghisap darah (tempat istirahat sementara) nyamuk menyukai beristirahat di dalam rumah
nyamuk menyukai beristirahat di dalam rumah (endophilic) dan ada juga yang(endophilic) dan ada juga yang beristirahat di luar rumah
beristirahat di luar rumah (exophilic)(exophilic). (Soedarto, 2011:98). (Soedarto, 2011:98)
Berikut Bionomik spesies vektor malaria yang perlu diketahui. Berikut Bionomik spesies vektor malaria yang perlu diketahui. (Depkes RI, 2007:10)
(Depkes RI, 2007:10) a.
a.
A
A noph
nopheles aco
eles aconi
nitus
tus
, Donit2,1902, Donit2,1902 BionomikBionomik
Pada umumnya
Pada umumnya An.aconitus An.aconitus betina lebih tertarik menghisap betina lebih tertarik menghisap darah hewan, terutama kerbau atau sapi dari pada manusia. Di daerah darah hewan, terutama kerbau atau sapi dari pada manusia. Di daerah yang kandang ternaknya satu atap dengan orang atau jumlah ternak yang kandang ternaknya satu atap dengan orang atau jumlah ternak
rel
relatif sedikit, indeks darah orang hasil uji presiptin cukup tinggi dengan”atif sedikit, indeks darah orang hasil uji presiptin cukup tinggi dengan”
Human Blood Indeks
Human Blood Indeks ““ 54,3%.54,3%. Aktif
Aktif menggigmenggigit it sepanjang malam, sepanjang malam, meskipun kira-kira meskipun kira-kira 80% 80% daridari jumlah
jumlah ditangkditangkap ap sebelum tengah sebelum tengah malam, malam, paling paling banyak antara banyak antara pukulpukul 18.00 hingga 22.00 WIB.
18.00 hingga 22.00 WIB. An.aconitus An.aconitus lebih banyak di tangkap di luarlebih banyak di tangkap di luar rumah dari pada di dalam rumah. Pada malam hari hanya sedikit yang rumah dari pada di dalam rumah. Pada malam hari hanya sedikit yang hinggap di dinding rumah, oleh karena itu spesies ini hanya masuk hinggap di dinding rumah, oleh karena itu spesies ini hanya masuk untuk mencari darah dan kemudian langsung keluar.
untuk mencari darah dan kemudian langsung keluar. Pada pagi
Pada pagi hari banyak hari banyak di temukan di di temukan di tebing sungai, hinggap tebing sungai, hinggap didi lubang tebing, dakat air mengalir yang selalu basah dan lembab. lubang tebing, dakat air mengalir yang selalu basah dan lembab. Tempat istirahat buatan (pit-shelter) yang berupa lubang galian di dalam Tempat istirahat buatan (pit-shelter) yang berupa lubang galian di dalam tanah sangat efektif sebagai perangkap
tanah sangat efektif sebagai perangkap An.aconitus. penangkapan pagi An.aconitus. penangkapan pagi hari di dalam rumah/kandang hanya mendapatkan sedikit nyamuk, dan hari di dalam rumah/kandang hanya mendapatkan sedikit nyamuk, dan dari jumlah tersebut sebagian besar ditangkap di dalam kandang. Di dari jumlah tersebut sebagian besar ditangkap di dalam kandang. Di dalam rumah/kandang sebagian besar (± 80%) hinggap di bawah dalam rumah/kandang sebagian besar (± 80%) hinggap di bawah dinding pada ketinggian kurang satu meter. Jarak terbang
dinding pada ketinggian kurang satu meter. Jarak terbang An.aconitus An.aconitus betina cukup jauh,yaitu antara 1-2 km. (Depkes RI, 2007:10)
betina cukup jauh,yaitu antara 1-2 km. (Depkes RI, 2007:10) b.
b.
A
A noph
nopheles s
eles s undai
undaiccus
us
, Rodenwaldt, 1925, Rodenwaldt, 1925 BionomikBionomik An.
An.sundaicussundaicus betina pada umumnya lebih senang menghisap betina pada umumnya lebih senang menghisap darah manusia dari pada hewan. Indeks darah orang hasil uji presipitip darah manusia dari pada hewan. Indeks darah orang hasil uji presipitip sangat tinggi (H.B.I 30%, Sulawesi Selatan,1979). Di pantai selatan sangat tinggi (H.B.I 30%, Sulawesi Selatan,1979). Di pantai selatan
Purworejo dan Yogyakarta ada kecenderungan lebih senang menghisap Purworejo dan Yogyakarta ada kecenderungan lebih senang menghisap darah hewan dari pada manusia. Hasil uji presipitin specimen yang darah hewan dari pada manusia. Hasil uji presipitin specimen yang dikumpulkan dari bawah pohon pandan/pisang, menunjukkan bahawa dikumpulkan dari bawah pohon pandan/pisang, menunjukkan bahawa indeks darah orang dari sediaan yang diperiksa sangat rendah (H.B.I. indeks darah orang dari sediaan yang diperiksa sangat rendah (H.B.I. 1,3%, Yogyakarta, 1983). Aktif menggigit sepanjang malam tetapi paling 1,3%, Yogyakarta, 1983). Aktif menggigit sepanjang malam tetapi paling banyak ditangkap antara pukul 22.00 hingga 01.00 lebih banyak banyak ditangkap antara pukul 22.00 hingga 01.00 lebih banyak ditemukan menghisap darah manusia di luar rumah dari pada di dalam. ditemukan menghisap darah manusia di luar rumah dari pada di dalam. Pada waktu malam hari nyamuk masuk rumah untuk mencari darah, Pada waktu malam hari nyamuk masuk rumah untuk mencari darah, akan hinggap di dinding baik sebelum maupun sesudah menghisap akan hinggap di dinding baik sebelum maupun sesudah menghisap darah.
darah.
Perilaku istirahat nyamuk ini sangat berbeda antara lokasi yang Perilaku istirahat nyamuk ini sangat berbeda antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lainnya. Di pantai selatan Pulau Jawa dan satu dengan lokasi yang lainnya. Di pantai selatan Pulau Jawa dan pantai timur Sumatra Utara, pada pagi hari, hanya dapat ditangkap pantai timur Sumatra Utara, pada pagi hari, hanya dapat ditangkap beberapa ekor
beberapa ekor An.sundaicus An.sundaicus istirahat di dalam rumah. Pada pagi atauistirahat di dalam rumah. Pada pagi atau siang hari nyamuk ini hinggap didinding rumah mulai dari bagian dekat siang hari nyamuk ini hinggap didinding rumah mulai dari bagian dekat lantai hingga di bawah atap, di Kp.Laut/Cilacap banyak ditemukan lantai hingga di bawah atap, di Kp.Laut/Cilacap banyak ditemukan hinggap dikelambu dan pakaian yang bergantung an.
hinggap dikelambu dan pakaian yang bergantung an. Jarak terbang
Jarak terbang An.sundaicus An.sundaicus betina cukup jauh. Pada musimbetina cukup jauh. Pada musim densitas tinggi, masih dapat ditangkap dengan jumlah cukup banyak di densitas tinggi, masih dapat ditangkap dengan jumlah cukup banyak di suatu tempat yang berjarak kurang lebih 3 km dari tempat perindukan. suatu tempat yang berjarak kurang lebih 3 km dari tempat perindukan. (Depkes RI, 2007:11)
c.
c.
A
A noph
nopheles maculatus
eles maculatus
, Theobaldt, 1991, Theobaldt, 1991 BionomikBionomik
Jenis betina nyamuk ini lebih tertarik menghisap darah hewan dari Jenis betina nyamuk ini lebih tertarik menghisap darah hewan dari pada manusia. Keaktifan mencari darah pada malam hari agak pada manusia. Keaktifan mencari darah pada malam hari agak terlambat yaitu mulai pukul 21.00 hingga pukul 03.00 lebih banyak terlambat yaitu mulai pukul 21.00 hingga pukul 03.00 lebih banyak ditangkap menghisap darah manusia dari pada di darah hewan.
ditangkap menghisap darah manusia dari pada di darah hewan. Pada pagi hari
Pada pagi hari An.sundaicus An.sundaicus istirahat di luar rumah, hinggap padaistirahat di luar rumah, hinggap pada pohon kopi atau tanaman-tanaman yang hidup di tebing yang curam. pohon kopi atau tanaman-tanaman yang hidup di tebing yang curam. Nyamuk ini mampu terbang hingga sejauh ± 2 km.(Depkes RI, 2007:12) Nyamuk ini mampu terbang hingga sejauh ± 2 km.(Depkes RI, 2007:12) d.
d. Anopheles Anopheles hyrcanus, hyrcanus, GroupGroup Bionomik
Bionomik Di
Di indonesia ada indonesia ada dua dua spesies spesies termasuk An.termasuk An.hyrcanushyrcanus Group yangGroup yang berperan sebagai vektor malaria, yaitu
berperan sebagai vektor malaria, yaitu An.sinensis An.sinensis WIEDEMANN, 1828 WIEDEMANN, 1828 dan
dan An. nigerrimus An. nigerrimus Giles, 1900. Kedua spesies ini pada umumnya lebih Giles, 1900. Kedua spesies ini pada umumnya lebih senang menghisap darah hewan dari pada manusia, hewan yang paling senang menghisap darah hewan dari pada manusia, hewan yang paling menarik adalah lembu, meskipun dalm kondisi tertentu nyamuk ini akan menarik adalah lembu, meskipun dalm kondisi tertentu nyamuk ini akan menghisap darah manusia juga.
menghisap darah manusia juga.
Pada malam hari banyak dijumpai menggigit di luar rumah Pada malam hari banyak dijumpai menggigit di luar rumah biasanya mulai aktif mencari darah setelah gelap dan akan menurun biasanya mulai aktif mencari darah setelah gelap dan akan menurun setelah pukul 21.00 di tempat yang teduh (minsalnya perkebunan setelah pukul 21.00 di tempat yang teduh (minsalnya perkebunan kopi/coklat) pada siang hari nyamuk ini juga menghisap darah manusia kopi/coklat) pada siang hari nyamuk ini juga menghisap darah manusia atau hewan. Pada siang hari jarang sekali ditemukan di dalam rumah, atau hewan. Pada siang hari jarang sekali ditemukan di dalam rumah,
tetap pada malam hari dapat ditemukan hinggap pada dinding kamar tetap pada malam hari dapat ditemukan hinggap pada dinding kamar dan beranda rumah baik sebelum atau sesudah menghisap darah. dan beranda rumah baik sebelum atau sesudah menghisap darah. (Depkes RI, 2007:12)
(Depkes RI, 2007:12) e.
e.
A
A noph
nopheles umbr
eles umbr os
os us
us ,,
Group Group BionomikBionomik
Dari group ini ada dua spesies yang telah dikonfirmasikan sebagai Dari group ini ada dua spesies yang telah dikonfirmasikan sebagai vektor yaitu
vektor yaitu An.umbrosus An.umbrosus (Theobaldt, (Theobaldt, 1902) 1902) dandan An.letifer An.letifer (Sandosham, 1944),
(Sandosham, 1944), An.umbrosus An.umbrosus lebih senang menghisap darahlebih senang menghisap darah manusia daripada hewan, dan di dalam hutan banyak ditemukan aktif manusia daripada hewan, dan di dalam hutan banyak ditemukan aktif menghisap waktu siang daripada malam.
menghisap waktu siang daripada malam. Jika
Jika An.umbrosus An.umbrosus lebih banyak yang aktif mencari darah padalebih banyak yang aktif mencari darah pada siang hari, maka
siang hari, maka An.letifer An.letifer lebih banyak di tangkap pada malam hari. lebih banyak di tangkap pada malam hari. Meskipun hasil uji presipitin
Meskipun hasil uji presipitin An.letifer An.letifer menunjukkan indeks darahmenunjukkan indeks darah manusia cukup tinggi, tetapi sebenarnya nyamuk ini lebih tertarik manusia cukup tinggi, tetapi sebenarnya nyamuk ini lebih tertarik menghisap darah anak lembu daripada manusia
menghisap darah anak lembu daripada manusia An.letifer An.letifer juga juga menghisap darah hewan disamping darah manusia. (Depkes RI, menghisap darah hewan disamping darah manusia. (Depkes RI, 2007:13)
2007:13) f.
f.
A
A noph
nopheles bar
eles barbi
birros
os tri
triss ,,
Van der wulp,1884 Van der wulp,1884 BionomikBionomik
Di Sumatera dan Jawa nyamuk ini jarang dijumpai menghisap Di Sumatera dan Jawa nyamuk ini jarang dijumpai menghisap darah manusia dan di Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur banyak di darah manusia dan di Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur banyak di temukan menghisap darah manusia. Hasil uji presipitin specimen dari temukan menghisap darah manusia. Hasil uji presipitin specimen dari
Sulawesi Tenggara yang dilakukan pada tahun 1982 menunjukkan Sulawesi Tenggara yang dilakukan pada tahun 1982 menunjukkan bahwa : indeks darah manusia sebesar 90,7%. Keaktifan mencari bahwa : indeks darah manusia sebesar 90,7%. Keaktifan mencari darah
darah sepanjang sepanjang malam, malam, tetapi tetapi paling paling banyak banyak ditangkap ditangkap padapada menjelang malam pukul 19.00-21.00. Frekuensi mencari darah tiap menjelang malam pukul 19.00-21.00. Frekuensi mencari darah tiap tiga hari sekali.
tiga hari sekali.
Pada siang hari hanya sedikit yang dapat ditangkap di dalam Pada siang hari hanya sedikit yang dapat ditangkap di dalam rumah. Tempat istirahat nyamuk ini adalah di alam, nyamuk hinggap rumah. Tempat istirahat nyamuk ini adalah di alam, nyamuk hinggap pada pohon kopi dan nanas serta tanaman perdu lainnya. (Depkes RI, pada pohon kopi dan nanas serta tanaman perdu lainnya. (Depkes RI, 2007:13)
2007:13) g.
g.
A
A noph
nopheles s
eles s ubpi
ubpictus
ctus ,,
Grassi, 1899Grassi, 1899 BionomikBionomik
Janis betina lebih senang menghisap darah ternak dari pada Janis betina lebih senang menghisap darah ternak dari pada manusia. Dari hasil uji presipitin yang dilakukan di sulawesi selatan manusia. Dari hasil uji presipitin yang dilakukan di sulawesi selatan menunjukkkan bahwa
menunjukkkan bahwa indeks darah indeks darah manusia manusia lebih lebih kecil kecil dari dari darahdarah hewan (sapi), terlihat 94%-100% specimen yang di uji adalah darah hewan (sapi), terlihat 94%-100% specimen yang di uji adalah darah ternak (
ternak (bovid bovid ).).
Aktif menghisap darah sepan
Aktif menghisap darah sepanjang malam, meskipun paling banyakjang malam, meskipun paling banyak ditangkap antara pukul 22.00 hingga 23.00. Pada malam hari nyamuk ditangkap antara pukul 22.00 hingga 23.00. Pada malam hari nyamuk ini hinggap di banding baik sebelum atau sesudah menghisap darah. ini hinggap di banding baik sebelum atau sesudah menghisap darah. (Depkes RI, 2007:14)
h.
h.
A
A noph
nopheles mi
eles mi ni
nimus
mus
, Theobaldt 1901 dan, Theobaldt 1901 danA
A noph
nopheles f
eles fla
lavi
vi ros
ros tri
triss
,, Ludlow 1914Ludlow 1914 Bionomik
Bionomik
Indonesia nyamuk betina lebih tertarik menghisap darah manusia, Indonesia nyamuk betina lebih tertarik menghisap darah manusia, meskipun mau juga menghisap darah hewan, Bionomik nyamuk ini meskipun mau juga menghisap darah hewan, Bionomik nyamuk ini belum banyak di ketahui. (Depkes RI, 2007:14)
belum banyak di ketahui. (Depkes RI, 2007:14) i.
i.
A
A noph
nopheles bala
eles balabacenc
bacenciiss ,,
Baizai,1936 Baizai,1936 BionomikBionomik
Nyamuk yang betina lebih tertarik menghisap darah primate (90%) Nyamuk yang betina lebih tertarik menghisap darah primate (90%) dan manusia dibandingkan hewan. Keaktifan mencari darah agak dan manusia dibandingkan hewan. Keaktifan mencari darah agak terlambat,kebanyakan ditangkap setelah tengah malam hingga pukul terlambat,kebanyakan ditangkap setelah tengah malam hingga pukul 04.00, meskipunsudah mulai terlihat sejak senja sampai menjelang 04.00, meskipunsudah mulai terlihat sejak senja sampai menjelang pagi. Di Kalimantan Timur dari pengamatan yang dilakukan selama 24 pagi. Di Kalimantan Timur dari pengamatan yang dilakukan selama 24 bulan, ternyata bahwa pada malam hari banyak ditemukan di dinding bulan, ternyata bahwa pada malam hari banyak ditemukan di dinding baik sebelum dan sesudah menghisap darah (
baik sebelum dan sesudah menghisap darah (Man Hour Density Man Hour Density tertinggi 25.6, Balikpapan,1982)
tertinggi 25.6, Balikpapan,1982)
Pada siang hari tidak ditemukan seekor nyamuk yang istirahat di Pada siang hari tidak ditemukan seekor nyamuk yang istirahat di dalam rumah. Tempat istirahatnya di dalam hutan, meskipun tidak dalam rumah. Tempat istirahatnya di dalam hutan, meskipun tidak diketahui dimana nyamuk tersebut istirahat. (Depkes RI,2007:15)