• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Dikelurahan Gedung Johor, Medan Johor, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Dikelurahan Gedung Johor, Medan Johor, Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tidak ada satu pun makhluk hidup

yang ada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup baik pada

sel tumbuh tumbuhan pada hewan (termasuk di dalamnya pada manusia) akan

terkandung sejumlah air (WHO,1993).

Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak

seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air.Selain itu,

air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan

kotoran yang ada di sekitar rumah.Air juga digunakan untuk keperluan industri,

pertanian, pemadaman kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain

lain.Penyakit penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan

disebarkan melalui air.Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah

penyakit dimana mana (WHO, 1993).

Sesuai dengan arah pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, salah satu upayanya adalah meningkatkan kesehatan

lingkungan, termasuk di dalamnya adalah program penyediaan air bersih dan

memenuhi syarat (Ind. DepKes 1982).

Air yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari hari khususnya untuk

penyediaan air minum dan air bersih harus memenuhi persyaratan yang diatur

dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang

syarat syarat dan pengawasan kualitas air.Maka, air yang dipergunakan harus

memenuhi syarat kesehatan.Air yang bersih adalah air yang tidak berbau, tidak

berasa, dan tidak berwarna.Agar dapat mencapai persyaratan kesehatan haruslah

dapat memenuhi kualitas dan kuantitas.Syarat kualitas yang harus dimiliki adalah

bebas dari mikroorganisme dan bebas dari bahan kimia yang dapat

membahayakan kesehatan (Indra, 2000).

Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan

(2)

yakit di masyarakat.Volume rata rata kebutuhan air setiap individu per hari

berkisar antara 150 200 liter atau 35 40 galon.Kebutuhan air tersebut bervariasi

dan bergantung pada keberadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan

masyarakat (Budiman, 2007).

Air yang dapat dikonsumsi sebagai air minum adalah air yang telah

memenuhi standar kesehatan. Di Indonesia, standar kualitas air minum diatur

dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2011. Di dalam air sumur terkandung

ion ion logam, diantaranya besi (Fe) yang kadarnya harus memenuhi standar

kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah(Slamet, 1994).

Sebagian masyarakat Indonesia masih menggunakan air sumur untuk

memenuhi kebutuhan sehari hari. Air sumur diklasifikasikan sebagai air kelas

satu, yang artinya digunakan untuk air baku sebagai air minum dan atau

peruntukkan lainnya yang mempersyaratkan persyaratan yang sama dengan

kegunaan air tersebut (PP No. 82 tahun 2001). Karena luasnya penggunaan air

sumur sebagai air minum, maka perlu diadakannya pemeriksaan terhadap air

sumur tersebut.

Oleh karena itu menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.492/MENKES/PER/IV/2010, kadar (Fe) dalam air minum maksimum yang

dibolehkan adalah 0,3 mg/lt.

Besi dibutuhkan oleh tubuh sebagai nutrient.Tubuh membutuhkan 35 70

mg unsur besi tiap hari. Walaupun diperlukan oleh tubuh, tetapi jika melebihi

kebutuhan makan akan menimbulkan masalah bagi kesehatan. Besi juga

mengakibatkan kerusakan pada dinding usus halus (Slamet, 1994).

Logam besi juga terdapat di dalam air, baik yang bersifat terlarut sebagai

Fe2+ atau Fe3+, tersuspensi sebagai butir koloid dan tergabung dengan zat

organik atau zat anorganik seperti tanah liat. Logam besi berasal dari tanah, bukit

bukit yang dilaluinya ataupun dalam proses erosi alamiah. Kandungan besi dalam

air yang melebihi batas dapat menimbulkan efek negatif seperti menyebabkan

bau, rasa yang amis, menimbulkan gangguan pada hati serta noda noda pada

(3)

Kadar besi (Fe) yang berlebihan selain dapat mengakibatkan timbulnya

warna merah juga mengakibatkan karat pada peralatan yang terbuat dari logam,

serta dapat memudarkan bahan celupan dan tekstil (Effendi, 2003).

Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukan besi adalah di

dalam usus halus.Bagian usus ini berfungsi untuk absorpsi dan sekaligus juga

sebagai ekskresi besi yang tidak diserap.Besi dalam usus halus diabsorpsi dalam

bentuk feritin, dimana bentuk ferro (Fe2+) lebih mudah diabsorpsi daripada

bentuk ferri (Fe3+).Feritin masuk ke dalam darah dan berubah menjadi senyawa

transferin.Dalam darah tersebut besi mempunyai status sebagai besi trivalent yang

kemudian ditransfer ke hati atau limfa yang kemudian disimpan dalam organ

tersebut dalam bentuk feritin dan hemosiderin.Toksisitas terjadi bila terdapat

kelebihan besi (kejenuhan) dalam ikatan tersebut (Pujiastuti dan Asmaningsih,

2005).

Penyediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan mutlak diperlukan

bagi kehidupan manusia, karena hampir setiap kegiatan manusia memerlukan air.

Pemerintah telah berupaya meningkatkan penyediaan air minum dengan

menambah instalasi sarana air minum maupun melalui program Samijaga (Sarana

Air Minum dan Jamban Keluarga). Namun adanya pertumbuhan penduduk yang

terus meningkat, maka sebagian besar masyarakat masih sulit untuk mendapatkan

air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan. Hal ini terjadi terutama di kota

besar seperti Medan dengan kapasitas sumber air bersih yang dikelola oleh PDAM

(perusahaan Daerah Air Minum) yang belum dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat secara menyeluruh. Oleh karena itu sebagian besar masyarakat masih

menggunakan air tanah (sumur), air sungai, atau sumber lainnya sebagai sumber

air bersih (Athena, Tugaswati dan Sukar 2002).

Untuk daerah belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM

umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air

sumber (mata air) dan lainnya (Dahlan, 2000).

Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan luas

dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah rumah

(4)

Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif

dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi

melelui rembesan.Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran

manusia, kakus jamban, dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri, baik

karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan

konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber

kontaminasi, misalnya sumur dengan kosnstruksi terbuka dan pengambilan air

dengan timba. Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang

baik, bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam

sumur (DEPKES RI 1995).

Sumur gali ada yang memiliki pompa dan ada yang tidak memakai

pompa.Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur,

bibir sumur, lantai sumur serta jarak dengan sumber pencemar (Entjang, 2000).

Pada sumur dengan cara pengeboran, lapisan air tanah yang lebih dalam

ataupun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga

sedikit dipengaruhi kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran

mikrobiologi dan secara langsung dapat dipergunakan sebagai air minum.Air

tanah ini dapat diambil dengan pompa tangan maupun pompa mesin (DEPKES RI

1995).

Pada air permukaan jarang ditemui kadar besi (Fe) lebih besar dari 1 mg/l,

tetapi dalam air tanah kadar besi dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi besi yang

tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur.Hal itu juga

dapat ditemui pada air permukaan yang mengandung besi lebih banyak.Kadar besi

dalam air tersebut juga dapat disebabkan karena adanya pipa pipa saluran air yang

berkarat (Alaerts, 1999).

Konsumen awam menilai kualitas air dari penampilan fisik yaitu

kekeruhan, warna, bau, dan rasa yang langsung dapat dilihat/dirasakan tanpa

bantuan analisis laboratorium. Banyak warga yang akhirnya berlangganan air

kemasan untuk minum dan hanya menggunakan air sumur untuk mencuci dan

(5)

Selain pengaruhnya terhadap kesehatan tadi, hal seperti di atas tentu tidak

dikehendaki. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis bagaimana kualitas air jika

ditinjau dari kadar besi (Fe) terhadap air tersebut sehingga dapat diketahui apakah

air sumur tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan dalam Peraturan

Pemerintah No. 82 tahun 2011.

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahanya yaitu :

1. Berapakah kadar besi (Fe) yang terkandung di dalam air tanah di

kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan?

2. Apakah kadar tersebut masih dalam batas yang aman untuk dikonsumsi?

Untuk mengetahui berapa kadar besi yang terkandung pada air tanah /

sumur di kelurahan Gedung Johor, Medan.

1. Untuk mendeteksi dan mengukur kadar besi (Fe) pada tiap air sumur di

Kelurahan Gedung Johor, Medan.

2. Untuk mengetahui keadaan fisik air sumur bor di Kelurahan Gedung

Johor, Medan.

! "

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :

1. Sebagai pengetahuan dan informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan

maupuninstansi terkait.

2. Sebagai bahan penyuluhan bagi masyarakat tentang akibat dari konsumsi

(6)

3. Dapat digunakan sebagai informasi penelitian lanjutan dan

mengembangkan ilmupengetahuan lainnya.

4. Dapat memberikan pengetahuan tambahan kepada peneliti mengenai

kajian tulisilmiah yang dilakukan dan memberikan pengalaman melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama , untuk mengetahui perbedaan hasil belajar membaca bahasa Indonesia siswa antara yang menggunakan tes objektif dengan tes

yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012.

ASEAN perlu mencari jalan untuk mempertemukan kekhatra- tiran ASEAN terhadap senjata nuklir dongan kepentingan strategi global dari AS* "Sehingga zona bebas senjata nuklir

jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem atau satu saluran, kapasitas sistem antrian.. dan sumber populasi tak berhingga, dan disiplin antrian antrian first

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh Rentabilitas Terhadap return saham, untuk membuktikan pengaruh Likuiditas Terhadap return saham, untuk

Skripsi program Studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Muria Kudus, Dosen Pembimbing I Drs. Dosen Pembimbing II Dra. Sutarti, SE, MM. Kata Kunci: Minat

Menulis 1 judul naskah buku yang akan diterbitkan dalam waktu sebanyak-banyaknya 4 semester (disetujui oleh pimpinan dan tercatat) sama dengan 3 sks. Menulis satu judul naskah

Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan ini adalah bagaimana berlangsungnya proses bending rotan dapat disampaikan dengan pemaparan yang mudah dipahami