• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri

keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan

ungkapannya (Panuti Sudjiman, 1986 : 68). Sastra adalah hasil karya manusia

baik lisan atau non lisan tulisan yang menjadikan bahasa sebagai medianya. Hasil

dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

dengan karya. Karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif

tentang maksud penulis untuk tujuan estetika.

Salah satu jenis karya sastra yang umum diketahui masyarakat adalah

novel. Novel adalah suatu karya sastra dalam bentuk tertulis dan naratif, biasanya

dalam bentuk cerita. Novel menurut Nurgiantoro (1995:9) merupakan karya fiksi

yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan

disajikan dengan halus. Menceritakan suatu kejadian, baik yang terjadi maupun

hanya rekayasa. Novel disebut karya sastra yang sangat menyerupai kenyataan

dalam kehidupan. Novel modern adalah versi baru dari epik (karya sastra yang

menceritakan tentang kepahlawanan). Karya seperti epik dan sebagainya

merupakan karya-karya besar di zaman klasik atau romantik. Pada umumnya

dalam novel menceritakan tentang kehidupan manusia pada umumnya. Di dalam

novel biasanya menceritakan tentang kejadian-kejadian yang terjadi dalam

(2)

Didalam karya sastra terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur

instriksik yang terdapat dalam karya sastra adalah tema, alur/plot, latar/setting,

sudut pandang, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam

karya sastra meliputi nilai-nilai dalam cerita (agama, kebudayaan, sosial,

psikologis), latar belakang kehidupan pengarang, situasi sosial ketika cerita itu

diceritakan, dan lain-lain. Salah satu unsur yang terdapat dalam novel ini yang

akan di telaah adalah tokoh. Dalam mendeskripsika tokoh, pengarang memiliki

kenebasan dalam menampilkan tokoh cerita salah satunya dalam kehidupan

psikologi tokoh utama. Pengertian psikologi menurut Muhammad Irham dan

Novan Ardy Wiyani (dalam Syaiful Bahri Djamarah 2011: 17) mendefinisikan

psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang yang mempelajari tingkah laku

manusia sebagai individu dan anggota kelompok serta pengaruh yang muncul dari

hubungan individu tersebut dengan lingkungan sekitarnya.

Menurut Suwardi Endraswara (2008: 96) psikologis sastra adalah kajian

sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan

menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam

menanggapi karya juga tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing.

Terdapat tiga unsur yang dijadikan sebagai aspek pendekatan dalam

sebuah pengkajian atau penelitian psikologi sastra. Unsur-unsur itu adalah

sastrawan sebagai pencipta karya sastra, karya sastra sebagai media yang

mewakili ide atau gagasan, serta pembaca sebagai konsumen karya sastra. Karya

(3)

akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan yang tercermin dalam tokoh-tokoh yang

ada dalam karya tersebut.

Novel adalah salah satu karya sastra yang di dalamnya juga terdapat unsur

intrinsik dan ekstrinsik. Salah satu unsur intrinsik yang terdapat dalam novel

adalah tokoh. Tokoh adalah pelaku utama dalam cerita yang mengambil peranan

penting dalam setiap insiden – insiden yang terdapat dalam cerita. Pengarang

dengan bebas menggambarkan karakter tokoh tersebut, baik sosiologis mupun

psikologis tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut. Tidak bisa dipungkiri

novel-novel yang terdapat di Indonesia maupun di Jepang banyak mengungkapkan sisi

psikologis, sehingga melahirkan suatu kajian terhadap karya sastra mengenai

psikologis dari tokoh utama tersebut. Salah satu novel Jepang yang penulis baca

dan amati yang berjudul Her Sunny Side karya dari Osamu Koshigaya. Novel ini

merupakan salah satu novel yang diminati. Setelah penulis baca, novel ini

mengungkapkan masalah-masalah psikologis tokoh utama yaitu Mao dan Kosuke.

Novel ini menceritakan tentang kehidupan Kosuke dan Mao dimana

mereka merupakan teman pada saat SMP. Pada saat itu Mao merupakan murid

yang bodoh dan tidak disukai di sekolah, hanya Kosuke lah yang mau berteman

dengannya, hingga pada suatu waktu mereka berpisah karena Kosuke pindah

sekolah, sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Hingga setelah 10 tahun,

Kosuke bertemu kembali dengan Mao. Pertemuan kembali mereka yang terjadi

lewat pekerjaan sama sekali tidak terduga. Kosuke selalu mengingat Mao sebagai

„Anak Paling Bodoh di Sekolah‟, akan tetapi Mao yang dilihatnya sudah banyak

(4)

wanita cantik, cerdas, dan pandai berbicara. Perasaaan antara keduanya yang telah

terpisah selama 10 tahun pun kembali bersemi.

Didalam novel Her Sunny Side ini dapat dilihat bahwa tokoh utama Mao

adalah seorang wanita yang memiliki latar belakang kehidupan yang kurang baik

dikarenakan ia pernah mengalami lupa ingatan, selain itu pada saat di bangku

SMP Mao sering diperlakukan tidak baik, ia juga dikucilkan oleh teman-temannya,

ia mengalami tindakan Ijime dari teman-temannya disekolah sehingga

berpengaruh terhadap sifatnya saat ini. Mao mengalami perubahan sifat yang

sangat signifikan dari ketika remaja hingga ia dewasa. Perubahan sifat Mao

dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya ketika remaja, dibalik sifatnya yang baik

terdapat sifat pemberontak, keras kepala, dan Mao selalu melakukan apa yang ia

inginkan. Sedangkan tokoh utama Kosuke adalah seorang laki-laki dimana sejak

dahulunya ia selalu peduli dan membantu Mao. Namun ia harus merasakan

kesedihan ketika kehidupan percintaannya dengan Mao berjalan baik, tiba-tiba

Mao menghilang tanpa kabar.

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagai

mana kondisi psikologis tokoh utama dalam novel ini yaitu Mao dan Kosuke.

Kehidupan percintaan tokoh utama dalam novel ini sangat menarik sehingga

penulis tertarik mengambil judul “ Analisis Psikologis Tokoh Utama dalam

(5)

1.2 Perumusan Masalah

Dalam kehidupannya setiap manusia memiliki permasalahan yang berbeda.

Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing. Terkadang kita mengetahui apa

yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sama halnya seperti Mao dan

Kosuke yang merupakan tokoh utama dalam novel ini.

Dalam novel ini tokoh Mao yang digambarkan oleh Osamu Koshigaya

adalah seorang wanita yang memiliki latar belakang kehidupan yang kurang baik.

Pada saat SMP Mao dijauhi oleh teman-temannya, Mao dijuluki anak yang paling

bodoh di sekolah, ia juga mendapatkan perlakuan yang buruk, Mao mengalami

tindakan Ijime dari teman-temannya, hanya Kosuke lah yang mau berteman

dengannya. Selain itu latar belakang Mao juga tidak jelas, ia seorang anak angkat

dimana pada saat itu ia mengalami hilang ingatan sehingga orang tua angkatnya

pun tidak tau asal Mao sebenarnya. Mao mengalami perubahan sifat yang sangat

signifikan dari ketika ia remaja hingga dewasa. Saat ini Mao adalah seorang

wanita yang cantik, cerdas, baik, dan memiliki prestasi yang baik di tempat ia

bekerja. Namun dibalik perubahan sifatnya itu Mao memiliki sifat pemberontak

dan keras kepala, sifat ini dipengaruhi oleh masa lalunya yang pernah

mendapatkan perlakuan tidak baik (Ijime) di lingkungan sekolahnya. Sedangkan

Kosuke adalah seorang laki-laki dimana sejak dahulunya ia selalu peduli dan

membantu Mao. Namun ia harus merasakan kesedihan ketika kehidupan

percintaannya dengan Mao berjalan baik, tiba-tiba Mao menghilang tanpa kabar.

Hal ini lah yang menyebabkan munculnya masalah psikologis terhadap

(6)

psikologi mereka sehingga muncullah masalah psikologis pada kehidupan tokoh

utama Mao dan Kosuke yang dapat dilihat dari segi Id, Ego, dan Super Ego.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian skripsi ini, yaitu:

1. Bagaimana psikologis tokoh utama yang diungkapkan Osamu Koshigaya

dalam Novel Her Sunny Side?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dilihat dari permasalahan-permasalahan yang ada, maka perlu adanya

ruang lingkup dalam pembatasan masalah tersebut. Hal ini bertujuan supaya

penelitian ini tidak menjadi terlalu luas dan tetap fokus terhadap permasalahan

yang akan diteliti.

Didalam penulisan skripsi ini, penulis hanya terfokus membahas tentang

psikologis tokoh utama dalam novel Her Sunny Side karya Osamu Koshigaya

yaitu Mao dan Kosuke.

Penulis menganalisis novel ini dengan mengambil beberapa cuplikan dari

novel Her Sunny Side. Kemudian penulis mengomentari cuplikan tersebut

terutama yang terdapat indeks kondisi psikologis tokoh utama yang di ekspresikan

oleh Osamu Koshigaya dalam novel Her Sunny Side. Dalam analisis Psikologis

tersebut akan dilihat keterkaitannya dengan Id, Ego, Super Ego yang terdapat di

(7)

Supaya penjelasan dalam pembahasan masalah dalam skripsi ini menjadi

jelas, maka penulis dalam bab II juga menjelaskan mengenai definisi novel,

setting novel Her Sunny Side, psikoanalisa Sigmund Freud dalam kajian sastra

dan biografi pengarang. Penulis menganalisis penelitian ini dengan menggunakan

pendekatan semiotik dan teori psikoanalisa Sigmund Freud sebagai acuan

penelitian.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan

menampilkan tokoh-tokoh berupa tersebut yang dituangkan salah satunya dalam

bentuk novel. Cerita dalam novel Her Sunny Side banyak mengandung psikologis

yang dapat dijadikan sebagai pendidikan moral.

Psikologi sastra adalah ilmu sastra yang mendekati karya sastra dari sudut

psikologis (Hartoko dalam Endaswara, 2008: 70). Psikologi sastra adalah kajian

sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra juga

mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Hubungan sastra dan psikologi

adalah sastra dan psikologi dapat digunakan sebagai sarana untuk mempelajari

keadaan kejiwaan orang lain.

Oleh karena itu, penulis akan menggunakan teori psikoanalisis yang

dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha

mengungkap psikoanalisa kepribadian yang dipandang memiliki tiga unsur

(8)

serta membentuk totalitas, dan berupa tingkah laku manusia yang tak lain produk

interaksi ketiganya.

1.4.2 Kerangka teori

Untuk dapat menganalisis suatu karya sastra diperlukan beberapa teori

pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan penulisan ini. Dalam penulisan

ini penulis menggunakan teori pendekatan psikologis dan pendekatan semiotik.

Menurut Aminuddin (2000 : 46) pendekatan psikologis adalah suatu

pendekatan yang berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial

budaya,kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang

terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya saat karya itu diciptakan.

Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkapkan

psikoanalisa kepribadian yang di pandang memiliki tiga unsur kejiwaan yaitu : id,

ego, dan super ego. Ketiga sistem kepribadian ini berkaitan serta membentuk

totalitas, dan beruoa tingkah laku manusia yang tidak lain adalah produk interaksi

ketiganya. Id (das es) adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar.

Dalam pandangan (Atmaja dalam Syaiful Bahri Djamaah, 2011: 101) id

merupakan acuan penting untuk memahami mengapa seniman/sastrawan menjadi

kreatif. Id adalah aspek biologis dan merupakan sistem original dalam

kepribadian; dari aspek inilah kedua aspek lain tumbuh. Menurut ( Sigmund Freud

dalam Sumadi Suryabrata) Id berisikan hal-hal yang di bawa sejak lahir

(9)

kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara

baik dengan dunia nyata (realita). Sedangkan super ego adalah aspek sosiologi

kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat

sebagaimana ditafsirkan dan diajarkan orang tua kepada anak-anaknya yang

dimaksud dan dalam bentuk larangan atau perintah. Dengan beberapa teori

psikoanalisa yang dikemukakan diatas, penulis akan menunjukkan struktur Id,

Ego, dan Super Ego dari pelaku yang di alami oleh tokoh utama Mao dan Kosuke

di dalam novel Her Sunny Side.

Menurut Pradopo dalam Jabrohim (2001:70) Semiotik adalah ilmu tentang

tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan

kebudyaan itu merupakan tanda- tanda. Maka penulis akan menganalisis

psikologis tokoh utama Mao dan Kosuke dalam novel Her Sunny Side

menggunakan pendekatan semiotik yang digunakan untuk menjabarkan

tanda-tanda psikologis yang akan dilihat dari segi Id, Ego, dan Super Ego melalui tokoh

cerita didalam novel tersebut.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

menyimpulkan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan keadaan psikologis tokoh utama yang di

(10)

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti dan pembaca, dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan mengenai psikologis tokoh dalam karya

sastra fisik.

2. Bagi pembaca, dapat menambah bahan bacaan dan sumber

penelitian untuk Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.6 Metode Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian dibutuhkan sebuah metode penelitian

sebagai penunjang dalam penulisan hasil penelitian. Di dalam penulisan proposal

skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Metode merupakan

cara pelaksanaan penelitian.

Menurut Soegiono (2009 : 6) metode deskriptif analisis adalah metode

yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu

objek penelitian yang diteliti melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan

membuat kesimpulan yang berlaku umum. Didalam metode ini, penulis tidak

hanya menguraikan, namun juga memberikan pemahaman dan penjelasan.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,

(11)

sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-prosesnya yang sedang berlangsung

dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Data yang digunakan adalah novel Hidamari No Kanojou atau yang

diterjemahkan menjadi Her Sunny Side dalam versi terjemahan Bahasa Indonesia

yang diterbitkan oleh Penerbit Haru.

Dalam penulisan ini, penulis menjelaskan dengan jelas bagaimana

masalah- masalah yang ada pada masa lalu Mao dan di dalam pikiran Kosuke

menggunakan teori- teori yang ada. Teori yang digunakan adalah teori semiotik

dan teori psikologis khususnya teori psikoanalisis Sigmund Freud.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode studi

kepustakaan ( Library research). Untuk mengumpulkan data yang berguna untuk

mendukung teori, penulis mengumpulkan dari kepustakaan yang berkitan dengan

penelitian. Sumber kepustakaan tersebut bersumber dari buku, majalah, hasil-hasil

Referensi

Dokumen terkait

Melalui identifikasi determinan, didapat nilai Adjusted R 2 sebesar 0,302 yang berarti variabel bebas (kompensasi, teladan pimpinan, sanksi) mampu menjelaskan terhadap

Dari fungsi linear berikut, yang memiliki nilai gradien paling besar adalah ….. Fungsi kuadrat yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini mempunyai persamaan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “ Citraan atau imaji apasajakah yang terdapat dalam lima sajak pada kumpulan puisi Terkenang Topeng Betawi karya Ajip Rosidi..

Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa

1) Tingkat kecemasan responden kelompok ibu pekerja menunjukkan bahwa sebagian besar tidak terdapat kecemasan. 2) Tingkat kecemasan responden kelompok ibu rumah

Wisata Minat Khusus : Kegiatan wisata di mana wisatawan bepergian ke suatu daerah untuk mempelajari dan memperoleh pengalaman mengenai suatu hal tertentu yang dapat

Using the linear fine and linear production function in an intertemporal optimisation framework leads to similar conclusions as those for the open access model at long-run

[r]