1 | P a g e
SEMINAR SEHARI
SAATNYA YANG MUDA DI DEPAN
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sejarah bangsa ini diawali oleh sekelompok pemuda dengan visi besarnya membangun
kesadaran cinta tanah air, akhirnya mereka mendeklarasikan sebuah janji yang kemudian
terkenal dengan sebutan Sumpah Pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928. Jika kita lihat
lagi ke belakang, banyak pemuda-pemuda yang memberikan inspirasi tentang jiwa
kepahlawanan dan jiwa patriotisme yang diiringi dengan semangat membara, optimis dan
pantang menyerah. Bangsa kita sudah jelas membutuhkan generasi yang tangguh dan tahan
banting. Prinsip bagi pemuda tangguh adalah keep fight we never give up, tetap berjuang,
tidak pernah menyerah. Hal yang dipandang perlu saat ini adalah mempersiapkan diri kita
untuk menjadi solusi bagi diri sendiri, lingkungan, masyarakat, agama dan Negara.
Oleh karena itu, melalui latar belakang tentang pentingnya darah muda sebagai tombak
kemajuan suatu entitas, maka selanjutnya akan dibahas, disampaikan, dan didiskusikan pada
pelaksanaan seminar sehari yang berjudul “Saatnya Yang Muda di Depan”. Seminar ini diadakan dalam rangka mengisi agenda rutin BEM STAB Kertarajasa pada setiap akhir
bulan. Harapan diadakannya seminar sehari ini agar memberikan wawasan dan pemahaman
baru bagi kaula muda yang kemudian diterapkan dalam usaha menjadi intelektual muda yang
2 | P a g e 2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pemuda dan pemimpin?
2. Bagaimanakah membedakan antara bos dan pemimpin?
3. Mampukah pemuda menjadi seorang pemimpin?
4. Bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik?
3. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Mendefinisikan pengertian pemuda dan pemimpin
2. Menjelaskan perbedaan antara bos dan pemimpin
3. Menggali potensi pemuda sebagai calon pemimpin (berani, percaya, aktif, kreatif,
inovatif)
3 | P a g e BAB II
Pembahasan
2.1. Pengertian Pemimpin
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak
orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2.2. Pengertian Pemuda
Pemuda sering disebut generasi muda, atau kaum muda berarti individu yang bila
dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami
perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan
baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan
generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO menyebut sebagai ”young people” dengan batas usia 10-24 tahun.
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan
bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil.
2.3. Perbedaan Antara Bos dan Pemimpin
Kehidupan ini selalu menawarkan dua pilihan untuk seseorang pilih, mana yang
terbaik dan sesuai untuk diri kita. Berjuang atau menyerah, maju atau berhenti, surga atau
neraka. Kira-kira seperti itulah pilihan yang selalu dan harus kita hadapi. Lalu apa yang
4 | P a g e Demikian halnya dengan seorang harus dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu ingin menjadi
pemimpin atau bos. Apa yang membedakan kedua karakter ini:
1. pemimpin itu adalah sosok yang dalam suatu peperangan dia selalu berada di tempat
paling depan memimpin pasukannya. Seorang Bos itu sosok pemimpin pula, namun
bedanya adalah dia berada di tempat paling belakang pasukannya. Seorang Leader
selalu mengerahkan seluruh pasukannya dengan kata-kata motivasi, seorang Boss
menyuruh pasukannya dengan kata mandat.
2. Bila anak buahnya berbuat salah, maka seorang pemimpin akan mengevaluasi dengan
halus dan memaafkan serta memberikan nasehat supaya ke depannya lebih baik lagi.
Sedangkan Bos hanya bisa marah-marah lebih dulu, merendahkan anak buahnya dan
fokus terhadap semua kesalahan yang dibuat anak buahnya.
3. Seorang pemimpin akan lebih banyak beraksi ketimbang bicaranya, dia akan maju ke
medan perang atau langsung menuju lapangan. Sedangkan Bos akan stay di tempat
dengan fasilitas serba mewah dan bisanya cuma menyuruh saja tanpa pernah tahu
kondisi lapangan seperti apa.
4. Seorang pemimpin pasti mempunyai rasa simpati dan empati terhadap bawahannya.
Sedangkan Bos tidak akan pernah memperhatikan nasib bawahannya.
2.4. Tipe Kepemimpinan
Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi anggotanya untuk menjadi lebih baik
dan harus mampu menjadi panutan baik dalam bertindak maupun dalam memimpin. Menjadi
seorang pemimpin harus mampu melayani anggotanya. Seorang pemimpin boleh berprestasi
tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi dia harus berhasil menumbuhkan dan mengembangkan
segala yang terbaik dalam diri para anggotanya. Seorang pemimpin juga harus mampu
berkomunikasi dengan dengan anggotanya. Komunikasi harus dilakukan dengan dua arah
yaitu antara pimpinan dengan anggotannya dan anggota dengan pimpinan.
Dalam kenyataannya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya terjadi suatu
perbedaan antara pemimpin yang satu dengan pemimpin yang lain. Hal tersebut yang
membuat tipe-tipe kepemimpinan berbeda-beda. Menurut Maman Ukas tipe kepemimpinan
dibagi menjadi enam, yaitu :
5 | P a g e Dalam tipe kepemimpinan ini segala tindakan dilakukan secara pribadi tanpa adanya
suatu musyawarah terlebih dahulu.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi
Dalam tipe ini segala kebijakan atau keputusan dilakukan berdasarkan keputusan
bersama pada rapat yang telah titentukan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter
Dalam tipe kepemimpinan ini biasanya bekerja secara sungguh-sunguh dan ketat,
karena kepemimpinan ini sudah diatur dan harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis
Dalam tipe kepemimpinan ini pemimpin menganggap dirinya sebagai bagaian dari
kelompoknya dan bersama dengan kelompoknya berusaha mencapai tujuan yang telah
disepakati bersama.
5. Tipe kepemimpinan paternalis
Dalam tipe kepemimpinan ini pemimpin mempunyai hubungan dengan anggotanya
supaya lebih mudah dalam memberi bimbingan maupun arahan terhadap bawahannya.
6. Tipe kepemimpin menurut bakat
Dalam tipe ini biasanya timbul dari seorang pemimpin yang memang sudah memiliki
kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
Dari tipe kepemimpinan tersebut banyak terlihat sekarang ini yang hanya menguntungkan
diri seorang pemimpin dan ada yang benar-benar menjadi seorang pemimpin.
2.5. Mampukah Pemuda Jadi Pemimpin
“Pemuda Tiang Negara, Pemudi Harapan Bangsa”, istilah yang sudah sinonim dan
menjadi klise di dalam masyarakat kita. Tidak dinafikan sepanjang babak sejarah
pembangunan dan kebangkitan suatu bangsa biasa dimulai dengan semangat kepemudaan.
Dalam sejarah bangsa, pemuda senantiasa mengambil peranan sebagai agen perubah. Pada
6 | P a g e persatuan dan kesatuan dalam bingkai “Sumpah Pemuda” (1928 – Indonesia). Pada tahun 1966 generasi muda-lah yang telah mempelopori peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke
Orde Baru. Mereka juga telah membentuk arus reformasi meluruskan perjalanan bangsa
lewat “Gerakan Reformasi1998”.
Fakta di atas menunjukkan bahwa peran pemuda menempati posisi yang strategis.
Semua bangsa di berbagai belahan dunia mengakui semangat pemuda merupakan sumber
daya bangsa yang mampu menciptakan hal-hal luar biasa termasuk faktor perubahan yang
fundamental. yang harus dilakukan oleh bangsa demi kemajuan dan kejayaan pada masa
depan ialah memberdayakan generasi muda. Siapa yang memiliki pemuda, maka ia akan
menguasai masa depan hingga kata-kata “Pemuda Tiang Negara, Pemudi Harapan Bangsa” bukan hanya mitos dan retorika belaka. Sesungguhnya di tangan pemuda terletak nasib umat
dan di dalam kepemimpinan mereka terletak survival ( keberlangsungan ) bangsa. Bapak
Proklamator Soekarno juga pernah mengatakan yang dibutuhkan negara ini adalah pemuda
yang tangguh dan trengginas, dengan 10 pemuda saja maka akan digoncangkan dunia dan
akan dipindahkannya gunung Mahameru. Secara metaforis, ungkapan ini rasanya mewakili
betapa krusial dan starategisnya aspek generasi muda.
2.6. Cara Menjadi Pemimpin yang Baik
Sebagai seorang pemimpin harus menjadi contoh dan panutan bagi semua orang yang
dipimpinnya. Di jaman sekarang ini banyak pemimpin yang gagal menjadi pemimpin yang
baik. Kepemimpinan yang baik di dasarkan komitmen yang jelas dan sepenuh hati untuk
membantu para pengikut. Bangsa membutuhkan pemimpin yang berperasaan dan senang
menolong. Meski terdengar aneh, para pemimpin hebat mendapatkan kekuasaan dengan
menyerahkannya. Berikut ini adalah beberapa prinsip pemimpin hebat memimpin ke bawah:
1. Visi
Ini adalah yang terpenting seorang pemimpin yang baik harus memiliki visi. Dalam
bahasa yang lebih mudah, Anda harus mempunyai tujuan dalam setiap apa yang Anda
& tim Anda kerjakan.
2. Adil
Jangan pernah pilih kasih terhadap anggota tim Anda. Sengaja atau tidak sengaja,
7 | P a g e perhatian lebih kepada anggota tim yang Anda rasa kurang dalam memberinya
perhatian.
3. Tegas
Jika tim Anda melakukan kesalahan, beritahu atau tegur dia dengan kasih. Namun
untuk teguran, sebelum melakukannya Anda harus dengan jujur melontarkan
pertanyaan ini terhadap diri Anda sendiri, “Apakah saya akan menegur tim saya
dengan tujuan membangun dia?” Jangan sekali-kali menegur hanya untuk memuaskan amarah Anda.
4. Jangan pernah panik
Jika terjadi masalah di tim Anda, usahakan selalu tetap tenang dan jangan pernah
panik. Paling tidak, jangan pernah tunjukkan wajah panik Anda terhadap tim Anda.
Jika seorang pemimpin telah panik, bisa Anda bayangkan seberapa panik anggota
timnya? Ketenangan akan membawa kepada solusi, kepanikan hanya akan membawa
kita kepada masalah yang lebih besar.
5. Jaga kesatuan
Jangan pernah menjelekkan salah seorang anggota tim Anda di hadapan anggota tim
Anda yang lain, karena hal ini adalah cara tercepat memecah tim Anda sendiri.
6. Beri pujian
Jika salah seorang anggota tim Anda berhasil mencapai sesuatu, sekecil apapun itu,
berikan dia pujian. Pujian tidak harus selalu berupa kata-kata yang manis, sesekali
beberapa kata sederhana seperti, “terimakasih ya”, “sip”, “wow”, memiliki energi yang sangat besar.
7. Tim adalah segalanya
Jika tim Anda melakukan kesalahan, di hadapan orang lain Anda harus berani berkata,
“Saya yang salah”. Namun sebaliknya jika tim Anda mencapai suatu keberhasilan,
Anda harus berkata, “Bukan karena saya, namun karena tim saya”
2.6. Menerapkan Dasarajadhamma dalam Diri Pemimpin
Dalam kitab Jataka, Sang buddha memberikan sepuluh persyaratan seorang pemimpin
8 | P a g e 1. Dāna (bermurah hati): seorang pemimpin tidak boleh terlalu terikat dengan
kekayaannya, dia memberikan pertolongan baik berupa materi maupun non materi
bahkan bersedia mengorbankan hartanya demi kepentingan anggotanya.
2. Sīla (bermoral): pemimpin harus memiliki sikap yang baik dengan pikiran, ucapan,
perbuatan dan hidup berperilaku sesuai dengan aturan moralitas.
3. Paricagga (berkorban): seorang pemimpin harus rela mengorbankan kesenangan atau
kepentingan pribadi demi kepentingan orang banyak.
4. Ajjava (tulus hati dan bersih): memliki kejujuran, ketulusan sikap maupun pikiran dan
kebersihan tujuan serta cita-cita dalam kepemimpinannya.
5. Maddava (ramah tamah dan sopan santun): memiliki sikap ramah tamah, simpatik dan
menjaga sopan santun melalui pikiran, ucapan dan perbuatan.
6. Tapa (sederhana): membiasakan diri dalam hidup kesederhanaan dan tidak
berlebih-lebihan dalam kebutuhan hidup.
7. Akkodha (tidak berniat jahat, bermusuhan dan membenci): memiliki sifat pemaaf dan
bersahabat, menjauhi niat jahat, permusuhan dan kebencian.
8. Avihimsa (tanpa kekerasan): tidak menyakiti hati orang lain, memelihara sikap
kekeluargaan, senang pada perdamaian, menjauhi segala sikap kekerasan dan
penghancuran hidup.
9. Khanti (sabar dan rendah hati): memiliki kesabaran pada saat mengalami halangan
dan kesulitan. Memiliki kerendahan hati pada saat menghadapi hinaan dan celaan,
sehingga menimbulkan pengertian dan kebijaksanaan pada saat menentukan
keputusan.
10.Avirodhana (tidak menimbulkan atau mencari pertentangan): tidak menentang dan
menghalangi kehendak mereka yang dipimpinnya untuk memperoleh kemajuan sesuai
dengan tujuan dan cita-cita kepemimpinannya. Ia harus hidup bersatu dengan anggota
sesuai dengan tuntutan hati nurani.
Kesepuluh syarat di atas, sebagian besar berisikan pengendalian diri sendiri. Sang
Buddha mengajarkan cara menguasai diri sendiri sebagai dasar agar dapat menjadi pemimpin
yang baik, bukan cara menguasai atau memaksa orang lain yang dipimpin. Seni
kepemimpinan Buddhis adalah seni memimpin diri sendiri baru kemudian orang lain. Karena
keteladanan adalah cara yang paling ampuh dalam memimpin sekelompok orang atau
9 | P a g e 2.7. Potensi Pemuda Menjadi Pemimpin
Pemuda adalah tulang punggung peradaban. Kemajuan dunia sangat erat berkaitan
dengan sosok yang satu ini. Wajar bila kalangan tokoh dunia sangat mementingkan eksistensi
pemuda, sebab mereka sadar bahwa potensi yang mereka miliki sangat sanggup mengubah
jalan sejarah dunia. Guna lebih mempertajam kajian bagaimana sesungguhnya potensi
pemuda, berikut ini tulisan dari berbagai sumber rujukan otoritatif sebagai contoh.
Pernah suatu waktu, presiden pertama NKRI, Ir. Soekarno berbicara pada golongan
pemuda waktu mereka berembuk untuk mempersiapkan kemerdekaan negeri ini. Sambil
bergurau beliau berkata: “Berikan kepadaku 10 pemuda seperti Anda, hai Syahrir, maka akan
kuubah jalannya sejarah dunia ini”. Lain waktu beliau juga berujar: “Seribu orang tua hanya
dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.” Dikutip dari buku Penyambung
Lidah Rakyat Indonesia.
Karakter yang melekat erat dalam diri pemuda pada hakikatnya adalah suluh atau jalan
terang untuk membangkitkan keterpurukan suatu bangsa. Kemauan yang keras ibarat
kekarnya karang di lautan, adalah senjata ampuh untuk memberikan jalan kemenangan dalam
suatu perjuangan. Ego yang mereka sandang adalah perentas kebuntuan pada suatu kondisi
kritis yang memerlukan jalan keluar secara spontanitas.
Generasi muda adalah the leader of tomorrow. Makanya di tangan kaum mudalah nasib
sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika kaum mudanya memiliki semangat dan kemampuan untuk
membangun bangsa dan negaranya, maka sesungguhnya semuanya itu akan kembali
kepadanya. Hasil pembangunan dalam aspek apapun sebenarnya adalah untuk kepentingan
dirinya dan masyarakatnya.
Hampir semua hal yang menyangkut perubahan, selalu dikaitkan peranan pemuda.
Sejarah membuktikan,di berbagai belahan dunia, perubahan sosial-politik menempatkan
pemuda pada baris terdepan. Peranannya menyeluruh, tak hanya mata air, tapi juga hulu, hilir
sampai muara, bahkan pemuda sebagai sumber energi perubahan itu sendiri. Pemimpin besar
seperti Bung Karno (Presiden RI Pertama) pernah mengungkapkan kata-kata tentang
besarnya kekuatan pemuda, “Berikan aku 100 orang tua, maka akan kupindahkan Mahameru.
10 | P a g e yang gagal membina generasi muda, baik dari segi moralitas maupun kapabilitas, akan
menjadi bangsa pecundang di kemudian hari.
2.7. Bahaya-Bahaya Bagi Seorang Pemimpin
Seorang pemimpin juga tidak lepas dari yang namanya bahaya. Adapun 7 hal yang
menjadi momok bahaya bagi seorang pemimpin:
1. Kesombongan
Seorang pemimpin yang puas akan diri sendiri dan kebanggan yang terselubung jika
tidak dibendung maka akan diserang oleh kesombongan.
2. Mementingkan Diri Sendiri
Mementingkan diri sendiri berarti berpikir dan berbicara banyak mengenai diri
sendiri, kebiasaan untuk membesarkan prestasi dan kepentingan diri sendiri. Ada
ujian yang akan menilai kita apakah kita adalah orang yang mementingkan diri sendiri
atau tidak, yaitu dengan memperhatikan respons kita ketika kita mendengar pujian
buat orang lain yang setara dengan diri kita.
3. Iri Hati
Iri hati sangat erat dengan kesombongan. Orang yang iri hati akan bersikap kuatir dan
curiga terhadap saingan bahkan rekan sekerjanya.
4. Kepopuleran
Kepopuleran juga akan menyerang pemimpin yang tidak matang secara rohani dan
jasmani. Memberi hormat secara berlebihan terhadapa salah seorang pemimpin
mempunyai potensi bahaya laten yang tersembunyi. Memang tidak salah mempunyai
pemimpin yang dicintai oleh orang-orang yang sudah dilayani dengan kesungguhan
hati, tetapi selalu ada bahaya bahwa pemujaan itu akan dibelokkan.
5. Tidak Bersalah
Seroang pemimpin tidak mungkin lepas dari yang namanya kesalahan. Seorang
pemimpin yang baik akan berani mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya.
Menanggap diri tidak dapat bersalah malah akan menyebabkan hilangnya keyakinan.
Sikap mengakui seperti ini hanya dapat dilakukan jika kita memiliki kerendahan hati
11 | P a g e 6. Merasa Sangat Diperlukan
Banyak pemimpin yang jatuh di area ini diman mereka merasa tidak ada seorangpun
yang dapat menggantikannya. Menganggap dirinya sangat diperlukan bahkan merasa
tanpa dirinya pelayanan yang dipimpinnya akan berhenti.
7. Kegirangan dan Kemurungan
Seorang pemimpin di dalam pelayanannya mau tidak mau pasti akan menemukan
moment-moment dimana dia akan mengalami kemurungan atau kekecewaaan,
maupun hari-hari dimana menanjak dan membuat prestasi. Tidak mudah bagi kita
untuk menemukan jalan tengah untuk terus constant mengalami kegirangan maupun
kemurungan. Hal yang perlu kita sadari adalah cukup realistis untuk menghadapi
12 | P a g e BAB III
Penutup
1. Simpulan
Mendefinisikan pemuda (termasuk putra dan putri) bukanlah persoalan
sederhana. Definisi klasik yang kita kenal selama ini hanya berkutat pada faktor
demografis dimana pemuda dikatakan orang yang berusia antara 17 hingga 30 tahun.
Mestinya definisi pemuda tidak terbatas pada aspek demografis namun yang lebih
penting adalah pada aspek psikologis. Pemuda adalah pemimpin masa depan yang
merupakan sumber daya bangsa yang mampu menciptakan hal-hal luar biasa
termasuk faktor perubahan yang fundamental. Yang harus dilakukan oleh bangsa
demi kemajuan dan kejayaan pada masa depan ialah memberdayakan generasi muda.
Siapa yang memiliki pemuda, maka ia akan menguasai masa depan.
2. Saran
Sebagai seorang pemuda pemimpin masa depan yang memiliki kemampuan
menciptakan hal-hal yang luar biasa, sudah sewajarnya kita sebagai penerus dari
cita-cita luhur memperjuangkannya. Cita-cita-cita untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa
yang disegani oleh bangsa-bangsa lainnya, bangsa yang mampu menjadikan
rakyatnya sejahtera, adil, dan makmur. Dengan harapan dan kemauan serta usaha
yang nyata untuk mewujudkannya. Seorang pemuda juga harus memahami bahwa
segala sesuatu butuh perjuangan No sacrifice no victory, bahkan untuk mendapatkan
13 | P a g e Referensi
- Widya, Dharma K. 2007. Dharma Ajaran Mulia Sang Buddha. Jakarta: PP MAGABUDHI.
- Hansen, Sasanasena Seng. 2008. Ikhtisar Ajaran Buddha. Yogyakarta: Vidyasena Production.
- Wijaya, Willy Yandi. Ulasan Sutta: Anak Perempuan.
- Maxwell, John C. 2010. The Maxwell Daily Reader. Diterjemahkan oleh Paul A. Rajoe. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
- Dharma K, Widya. Penuntun Berorganisasi. Jakarta: Pemuda Theravada Indonesia DKI Jakara.
- Liaw, Ponijam. 2007. Understanding Your Communication Styles. Jakarta: PT Gramedia.
- Tim Penyusun. 2003. Materi Kuliah Agama Buddha Untuk Perguruan Tinggi Agama Buddha. Jakarta: CV. Dwi Kayana Abadi.
- Pandita Dhammavisarada Drs. Teja S. M. Rashid. 1997. Sila dan Vinaya, Bodhi. - http://dhammacitta.org/artikel/puasa-dalam-agama-buddha/ diakses pada hari kamis