• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum PANG 44 27.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum PANG 44 27.docx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIKUM EVALUASI SENSORI (PANG4427)

Nama : RIZKI AHMAD FAUZI

NIM : 017577343

Masa Registrasi 2017.1 / UPBJJ UT BANDUNG

PROGRAM STUDI S1 ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

I. PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang

Sering perkembangnya zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi sebuah keharusan untuk bersaing dalam dunia kerja dengan cara meningkatkan kualitas SDM yang memiliki kualitas ilmu pengetahuan, kepribadian, keterampilan yang baik serta dapat terapkan dalam pengabdiannya kepada pemerintah dan masyarakat dalam bidang pekerjaan yang digelutinya.

Dalam era serba modern ini, maka mahasiswa dituntut untuk lebih maju dengan cara meningkatkan skill/keterampilan bekerja yang mutlak harus dimiliki mahasiswa salah satu perwujudannya adalah melalui praktikum.

Dengan praktikum yang dilaksanakan di Institut Teknologi Indonesia yang bekerja sama dengan Universitas Terbuka, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan langsung mengenai apa yang didapatnya dibangku perkuliahan dan buku materi pokok dengan keterlibatan langsung di labolatorium.

Melalui kegiatan praktikum ini, mahasiswa berkesempatan untuk mengembangkan pola pikir, memberikan ide-ide, menambah kecakapan professional, personal dan social mahasiswa yang berguna menambah pengetahuannya terutama di dunia kerja.

I.2.Tujuan Praktikum

Praktikum evaluasi sensori bertujuan : 1) Mengenalkan sifat sensori

2) Menganalisis ambang rangsangan

3) Mengenalkan uji pembedaan (uji segitiga) 4) Mengenalkan uji pembedaan (Uji duo-trio) 5) Menganalisis tingkat kesukaan (uji hedonik)

I.3.Manfaat Praktikum

Adapun manfaat praktikum yang dapat kita ambil sebagai berikut:

1) Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman mahasiswa. 2) Mahasiswa dapat membandingkan antara konsep/teori yang dipelajari

pada modul/buku materi pokok selama perkuliahan dengan kenyataan dalam praktikum.

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1.Pengujian Organoleptik

Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.

II.2.Atribut Sensori

Atribut sensori adalah sifat/cirri atau karakteristik yang ada dan menyertai pangan. Ada beberapa jenis atribut pangan yang perlu diperhatikan dan menjadi salah satu faktor penentu nilai mutu secara keseluruhan produk pangan, di antaranya berikut ini.

1. Penampilan/Rupa (Appearance)

Penampilan atau rupa suatu pangan merupakan atribut pertama yang ditangkap oleh sensor manusia (normal atau tanpa keterbatasa alat penglihatan) melalui indra mata. Pengamatan terhadap karakteristik ini diperluakn untuk menggambarkan dan mengevaluasi perbedaan penampilan atau rupa diantara produk pangan. Dalam hal ini, syarat minimal yang harus dimiliki oleh seorang penguji adalah mampu membedakan warna atau tidak buta warna.

Rupa merupaka salah satu factor yang dapat mempengaruhi keputusan untuk membeli atau mengkonsumsi produk pangan. Pada beberapa kasus tertentu, penampilan atau rupa produk tidak menjadi perhatian utama, akan tetapi sebagian besar mampu mempengaruhi persepsi terhadap karakteristik rasa dan tekstur. Sebagai contoh, apabila melihat es krim yang berwarna putih kekuningan, maka akan memberikan sugesti pada konsumen bahwa es krim tersebut mempunyai rasa yang enak dengan tekstur yang lembut. Oleh karena itu, dalam pengujan sensori perlu dilakukan penyeragaman warna sehingga timbulnya bias selama pengujian karena perbedaan warna dapat diminimalisasi.

Karakteristik rupa atau penampilan ssecara umum meliputi:

a. Warna, merupakan atribut yang dapat dilihat secara langsung mengunakan mata sebagai indra penglihatan. Warna merupakan persepsi terhadap perbedaan panjang gelombang cahaya. Warna merupakan atribut yang cepat dan mudah memberikan kesan, tetapi sulit untuk dideskripsikan.

(4)

c. Tekstur permukaan, atribut ini mencakup: keburaman atau kecerahan suatu permukaan, kekerasan dan kelicinan, apakah permukaan basah atau kering, lembut atau keras, renyah atau lembek.

d. Kejernihan, atribut ini mencakup: kabut (haze), kekeruhan, ada atau tidaknya lingkaran di permukaan (opacity) pada cairan atau padatan, ada atau tidaknya partikel yang dapat terlihat pada produk pangan cair.

e. Karbonasi, atribut ini menjadi salah satu perhatian penting pada minuman berkarbonasi. Atribut tersebut ditentukan melalui derajat

effervescence yang dapat dilihat pada larutan. Pada umumnya atribut tersebut diukur dengan instrument Zahm-Nagel.

2. Aroma

Aroma merupaka atribut kimiawi dari pangan yang tercium oleh indra penghindu manusia. Aroma merupakan salah satu bagian penting dari pangan karena dalam keadaan normal, stimulus aroma mampu diterima indra penghindu manusia dengan cepat. Aroma akan menghasilkan sensi terhadap suatu pangan yang menyebabkan manusia mampu memberikan persepsi apakah pangan tersebut enak atau tidak enak. Biaasanya orang akan berasumsi bahwa aroma pangan yang enak mempunyai rasa yang enak pula. Padahala tidak selalu asumsi itu benar. Aroma tidaklah sama dengan rasa. Kedua hal tersebut merupakan dua atribut yang berbeda dan sebenarnya tidak mempunyai keterkaitan dalam persepsi.

Aroma merupakan atribut yang dapat dideteksi oleh indra penciuman karena stimulus kimia (chemo sense) yang dikeluarkan oleh pangan. Aroma suatu produk terdeteksi apabila komponen kimia volatile pada produk tersebut menguap, masuk kedalam indra penghindu dan diterima oleh system olfaktori.

3. Rasa

Gabungan antara aroma dan rasa disebut jga sebagai cita rasa (flavor). Rasa merupakan respon terhadap stimulant kimiawi oleh indra manusiawi, yaitu lidah sebagai alat pengecap. Sedangkan cita rasa (flavor) merupakan sensasi kombinasi yang diterima melalui sensor kimia, berupa rasa (taste) sensasi gustatory, bau (sensari olfaktori) dan factor trigeminal dari suatu produk di dalam mulut. Dalam praktiknya, cita rasa (flavor) ini dibedakan menjadi aroma dan rasa.

Beberapa rasa dasar yaitu:

a. Rasa manis

(5)

c. Rasa pahit

d. Rasa asin

4. Konsestensi dan tekstur

Atribut lain yang juga diterima oleh sensor di dalam mulut, selain rasa kimia (chemical feelings) adalah konsistensi dan tekstur. Tekstur merupakan atribut sensori yang bersifat kompleks karena merupakan kombinasi sifat fsik dan dapat dirasakan melalui gabungan sentuhan, penglihatan dan pendengaran. Karakteristik yang termasuk dalam tekstur diantaranya karakteristik secara mekanis, geometris, dan karakteristik permukaan yang diterima secara visual oleh penglihatan, karakteristik secara audio oleh system pendengaran, serta haptic (perabaan/tactile dan gerakan/knestetic).

Atribut tekstur digolongkan sebagai berikut :

a. Viskositas

b. Konsistensi

c. Tekstur

5. Bunyi (kerenyahan)

(6)

II.3.Persiapan Uji Organoleptik 1. Persyaratan Ruang

Untuk melakukan uji sensori dibutuhkan beberapa ruang yang terdiri dari bagian persiapan (dapur), ruang pengujian/ laboratorium uji dan ruang tunggu/ruang diskusi. Bagian dapur harus selalu bersih dan mempunyai sarana yang lengkap untuk uji sensori serta dilengkapi dengan ventilasi yang cukup.

Ruang tunggu harus cukup nyaman agar anggota panelis cukup sabar untuk menanti giliranya. Apabila akan dilakukan uji sensori maka panelis harus mendapat penjelasan secara umum atau khusus yang dilakukan secara lisan atau tertulis dan memperoleh format pernyataan yang berisi instruksi dan respon yang harus diisinya. Selanjutnya, panelis dipersilahkan menempati ruang pencicip, untuk kemudian disajikan contoh yang akan diuji.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam ruang pengujian atau labolatorium uji sensori meliputi

a. Lokasi, jauh dari keramaian dan kebisingan, mudah dicapai, serta bebas pencemaran.

b. Tata letak ruangan, ruang pengujian sensori terbagi atas dua bagian yaitu bilik pengujian yang berukuran 60-80cm x 50-60cm dan ruang persiapan sample. Ruang pengujian harus mempunyai minimal enam bilik pengujian yang dilengkapi dengan meja kedap air. Dinding dan bilik sebaiknya berwarna putih, krem atau abu-abu muda sehingga apabila ada kotoran menempel dapat segera dibersihkan serta tidak menimbulkan bias pada produk uji. Tata letak ruang pengujian harus diatur sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan dan memenuhi persyaratan sanitasi. Bilik pengujian/ruang isolasi dimaksudkan untuk menghindari komunikasi antarpanelis dan kondisi ini dapat dibuat dengan penyekat permanen atau penyekat sementara.

c. Kontrol bau, ruang pengujian harus bebas dari bau yang menggangu panelis. Disarankan kondisinya sejuk (20-25C) atau mengunakan pengatur suhu udara/AC dengan penyaring karbon aktif, kelembabannya 65-70%, serta dilengkapi dengan fasilitas exhaust yang cukup.

d. Penerangan, cahaya dalam ruang pengujian sensori harus menyebar rata ke segala arah dan berasal dari sumber cahaya yang baik dan netral karena cahaya dapat mempengaruhi warna komoditi ataupun penampakan produk uji. Intensitas cahaya harus cukup terang yang berasal dari lampu dengan intensitas sinar sebesar 30-50 Fc.

e. Kenyamanan, ruang pengujian sensori didesain dan ditata dengan baik untuk menciptakan suasana yang relaks dan membantu panelis berkonsentrasi, suhu ruangan nyaman, waktu pengujian yang sesuai 09.00-11.00 atau 14.00-16.00 memungkinkan pengambilan keputusan dapat segera dilakukan.

(7)

Metode penyiapan sample yang digunakan tidak boleh menyebabkan adanya rasa atau bau/aroma asing yang pindah dari suatu produk ke produk lainya. Sebagiai contoh, pada pengujian produk sari buah apel sebaiknya digunakan wadahgelas yang tidak berbau.

Penyajian sample harus memperhatikan estetika dan beberapa hal lainya, seperti berikut :

a. Suhu penyajian, suhu harus seragam dan dapat dimakan. b. Ukuran penyajian, harus seragam

c. Pemberian kode, biasanya 3 angka atau 3 huruf secara acak. d. Jumlah dan bentuk penyajian sample

e. Pengenceran dan pembawa (carrier) contoh seperti bumbu perlu diencerkan

f. Perlengkapan uji, digunakan wadah yang tidak berwarna

g. Bahan penetral, biasanya air minum yang tidak berwarna dan tak

b. Erampil dan konsisten dalam mengambil keputusan c. Teruji kemampuan uji sensorinya

d. Siap sedia bila dibutuhkan

e. Sehat bebas penyakit dan tidak buta warna

f. Tidak merokok, minum minuman keras, makan permen karet, minimal satujam sebelum pengujian

g. Tidak alergi

Dalam penilaian sensori dikenal 7 macam panelis yaitu: 1. Panelis perseorangan

(8)

intensitas atau tingkat rangsangan terkecil yang mulai dapat menghasilkan respon.

a. Ambang mutlak, adalah ukuran rangsangan terkecil yang dapat menghasilkan kesan, atau merupakan kesan yang terlemah yang dapat dikenali. Secara konvensional ambang mutlak didefnisikan sebagai tingkat rangsangan yang dapat menghasilkan respon benar 50% dari populasi.

b. Ambang pengenalan, apabila kesan dapat dikenali 75% dari populasi. Dalam praktek analisis, ambang diperoleh dari nilai presentil 0,75 atau 75% respon panelis (Soekarto, 93).

II.5.Uji Pembedaan Segitiga

Uji pembedaan segitiga merupakan uji untuk mendeteksi perbedaan yang kecil, karenanya uji ini lebih peka dibandingkan dengan uji berpasangan. Dalam uji segitiga disajikan 3 sample sekaligus secara acak dan tidak dikenal adanya sample pembanding. Satu dari ketiga sample tersebut berbeda dengan dua sample lainya. Kode diberikan secara acak pada ketiga sample tersebut. Penyajian sample dalam uji segitiga sedapat mungkin harus dibuat seragam agar tidak terdapat kesalahan atau bias karena pengaruh penyajiian sample.

Panelis yang digunakan berjumlah 15-15 orang untuk panelis agak terlatih dan 5-15 orang untuk pamelis terlatih. Selanjutnya, panelis diminta memberikan penilaian dengan mencari suatu sample yang berbeda diantara ketiga sample tersebut. Hasil penilaian tersebut kemudian di analisis. Peluang panelis menilai benar adalah 1/3 karena pada uji ini disajikan tiga sample. Hasil penilaian panelis ditabulasikan dan dianalisis dengan distribusi binominal atau table statistic.

II.6.Uji Pembedaan Duo Trio

Uji duo-tri dapat digunakan seperti halnya uji segitiga, untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua sample. Uji ini relative lebih mudah karena adanya sample pembanding dalam pengujanya. Biasanya uji duo trio digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun menilai keseragaman mutu bahan. Panelis yang digunakan dalam uji ini berjumlah 15-25 orang agak terlatih dan 5-15 orang panelis terlatih.

(9)

respon panelis yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dianalisis dengan distribusi binominal.

II.7.Uji Hedonik

Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Istilah hedonic menunjukan ekspresi psikologis auka dan tidak suka. Jenis uji ini sederhana dan dapat digunakan dalam sekala luar, dari pendeteksian atribut mutu yang sangat tidak disukai hingga yang sangat disukai. Dalam uji ini panelis diminta untuk mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan terhadap suatu produk. Disamping itu mereka juga dapat diminta mengemukakan tingkat kesukaan atau ketidaksukaanya. Tingkat-tingakat kesukaan ini disebut sebagai skala hedonic, misalnya amat suka, sangat suka, suka, agak suka, netral, agak tidak suka, tidak suka dan amat tidak suka. Skala hedonic dapat direntangkan atau diciutkan menurut skala yang dikehendaki. Dalam analisisnya skala hedonic di transformaskan menjadi skala numeric dengan angka menurut tingkat kesukaan. Dengan adanya skala hedonic ini secara tidak langsung uji dapat digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan antar produk yang dianalisis. Sebagai kelanjutan dari uji ini, terutama bila lebih dari satu produk yang di ujikan, panelis dapat diarahkan untuk merangking skala kesukaanya.

(10)

III. METODE PRAKTIKUM

III.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Hari/Tanggal : Sabtu 22 Juli 2017

Waktu : 13.00-17.00 WIB

Tempat : Laboratorium Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut

Teknologi Indonesia. Jl. Raya Puspiptek Serpong Tangerang Selatan.

III.2. Bahan dan Alat Praktikum Evaluasi Sensori Setiap Satuan Acara

BAHAN ALAT

I PENGENALAN SIFAT SENSORIS

 Tissu non parfum dan Tissu

berparfum  Wadah sample

 Label  Jam / Stopwatch II ANALISIS AMBANG RANGSANGAN

 Air mineral isi 330 ml : 12 botol

(sebagai starter) dan 1 gallon  Timbangan

 Gula pasir : 1kg  Wadah untuk larutan gula

 Sample : Larutan gula 0,1% ;

  Nata de Coco hasil Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan

 Wadah untuk penyajian sample

Kantong platik/ cup bersegel Pengaduk/sendok

(11)

III.3. Diagram Alir Praktikum Evaluasi Sensori Setiap Satuan Acara

I. PENGENALAN SIFAT SENSORI

Persiapkan tissu non-parfum dan tissu parfum.

Tempatkan tisu pada wadah sample dan beri label tissu A dan tissu B.

Panelis diminta memcium atau membaui sample dengan mengunakan hidung.

Panelis diminta membedakan sample yang berparfum dan non-parfum.

Panelis diminta menghitung seberapa lama panelis dapat mencium aroma parfum pada sampe. Tulis hasil pada Tabel 1.1 Form

Pengenalan Sifat Sensori.

Hasil seluruh panelis direkap pada Table 1.2 Form Data dari Mengenal Aroma Parfum.

Hitung waktu rata-rata yang dibutuhkan panelis untuk mencium atau mengenali aroma pada sample.

II. ANALISIS AMBANG RANGSANGAN

Persiapkan air mineral standar dan sample larutan gula dengan konsentrasi gula 0,1% ; 0,3% ; 0,5% ; 0,7% ; dan 0,9% pada wadah

sample yang sudah di beri label tiga digit angka. Contoh label : 707, 787, 779, 778, 797.

Panelis meminum air mineral standar, lalu menccicipi sample pertama. Apakah sample sama atau beda. Panelis meminum air mineral

standar, lalu mencicipi sample kedua dst.

Beri tanda centang (√) pada table 2.1 Form Uji Ambang rangsang apabila sample sama atau berbeda seperti standar.

Isi Table 2.2 Form Matrik Respon Uji Ambang Rangsangan dari semua panelis. Angka 0 (nol) apabila jawaban panelis sama dengan standard

an angka 1 (satu) apabila beda dengan standar.

(12)

III. UJI PEMBEDAAN SEGITIGA

Persiapkan sample mayones

Tempatkan mayones pada wadah sample dan beri label tiga digit angka.

Contoh : 734, 736, 732.

Panelis diminta memcicipi ketiga sample.

Panelis diminta menentukan sample yang berbeda dari dua sample lainya.

Rekap hasil uji pada Table 3.1 Form Rekapitulasi Hasil Uji Pembedaan Segitiga.

Hasil rekapitulas digunakan untuk mencari a (alpha)

IV. UJI PEMBEDAAN DUO-TRIO

Persiapkan sample mayones.

Tempatkan mayones pada wadah sample dan beri label tiga digit angka.

Contoh : 727, 725, 729.

Panelis diminta memcicipi satu sample pertama (sample pertama).

Panelis diminta mencicipi dua sample lain (sample kedua).

Panelis diminta untuk menunjukan/menulis dari sample kedua yang dicicipi, sample mana yang rasanya sama dengan sample pertama.

(13)

V. UJI HEDONIK

Persiapkan sample Nata de Coco dan beri label Nata de Coco A dan Nata de Coco B atau beri label dengan angka. Contoh : 702 dan 701.

Panelis diminta mencicipi Nata de Coco A.

Beri tanda centang (√) pada Table. 5.4 Form Uji Hedonik sesuai dengan atribut sensori sample |Nata de Coco A.

Panelis diminta mencicipi Nata de Coco B.

Beri tanda centang (√) pada Table. 5.4 Form Uji Hedonik sesuai dengan atribut sensori sample |Nata de Coco B.

Rekap seluruh Hasil Uji Hedonik ke dalam Tabel 5.5 Form Rekapitulas Hasil Uji Hedonik.

(14)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENGENALAN SIFAT SENSORI

Tabel 1.

Form Data Dari Mengenal Aroma Parfum

Panelis Waktu untuk mengenal aroma parfum(detik/orang)

1 1

Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Evaluasi Sensori

Dari Tabel 1. Diperoleh tabulasi waktu mengenal aroma parfum tisu dari panelis ke-1 hingga panellis ke-19. Dari seluruh panelis (19 orang) diperoleh jumlah waktu untuk mengenal aroma parfum tisu 12.7 detik. Untuk mengetahui rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh satu orang panelis maka dihitung dengan cara menjumlahkan waktu seluruh panelis dibagi dengan jumlah panelis. Peerhitungan sebagai berikut :

Rataan waktu per panelis = Jumlah waktu seluruh panelis / jumlah panelis

= 12.7 detik / 19 orang = 0.668 detik/orang

(15)

II. ANALISIS AMBANG RANGSANGAN Tabel 2.

Form Matrik Respon Uji Ambang Rangsangan Dari Semua Panelis

Paneli

s Respon Uji Ambang Rangsangan Pada Larutan Sukrosa 0.1% 0.3% 0.5% 0.7% 0.9%

Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Evaluasi Sensori

Keterangan :

1 = Jawaban panelis “sama seperti standar” 2 = Jawaban panelis “beda seperti standar”

Ambang mutlak, adalah ukuran rangsangan terkecil yang dapat menghasilkan kesan, atau merupakan kesan yang terlemah yang dapat dikenali. Secara konvensional ambang mutlak didefnisikan sebagai tingkat rangsangan yang dapat menghasilkan respon benar 50% dari populasi.Ambang pengenalan, apabila kesan dapat dikenali 75% dari populasi. Dalam praktek analisis, ambang diperoleh dari nilai presentil 0,75 atau 75% respon panelis (Soekarto, 93).

(16)

Seharusnya standar serta konsentrasi sukrosa 0.1% dan 0.3% akan sulit dibedakan oleh panelis tetapi dalam tabulasi data 57.9% panelis telah dapat mengenali adanya rasa manis.

III. UJI PEMBEDAAN SEGITIGA

Tabel 3.

Form Rekapitulasi Hasil Uji Pembedaan Segitiga Panelis Kode Sample Yang Beda

Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Evaluasi Sensori

Pada uji segitiga yang telah dilaksanakan dapat dilihat bahwa dari 19 panlis yang diuji hanya 2 orang panelis saja yang dalam pengujian triangle test mengalami kesalahan dalam mengenali sampel yang diajukan oleh penyelenggara, sednagkan 17 orang panelis lainnya menjawab benar dalam mengenali sampel yang diajukan oleh penyelenggara pengujian triangle test tersebut.

Sampel Mayones nomor 736 sama dengan sampel nomor 732 yang diproduksi mengunakan minyak sawit dan minyak kedelai, sedangkan sampel nomor 734 adalah sampel yang diproduksi mengunakan minyak kelapa. Pada tabel hasil praktek uji triangle diatas, tanggapan yang benar berjumlah 17. Hasil pengujian tersebut selanjutnya dibandingkan dengan table triangle test untuk jumlah panelis 19 orang. Dari table tersebut diketahui bahwa :

(17)

1%, jumlah minimum yang benar = 12

Sedangkan jumlah respon atau tanggapan yang benar adalah 17 yang berarti lebih besar dari 11 dan 12.

Apabila benar lebih besar daripada jumlah minimum yang besar pada tingkat signifkan = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa diantara sampel yang diuji terdapat perbedaan nyata.

Sebagian untuk tingkat signifkan = 1%, apabila hasil pengujian yang benar lebih besar daripada jumlah minimum yang benar maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diantara sampel yang diuji terdapat perbedaan sangat nyata. Sedangkan untuk meningkatkan signifkan = 1%, apabila hasil pengujian yang benar lebih besar daripada jumlah minimum yang benar maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diantara sampel yang diuji terdapat perbedaan yang sangat nyata.

Hal yang paling mudah dalam mengetahui sample 734 adalah sample mayones yang berbeda dengan dua sample lainya (sample 736 dan 732) adalah hanya dengan melihatnya saja. Ketidak seragaman sample dan kenampakan yang jelas terdapatnya perbedaan membuat panelis dapat mengetahui sample 734 berbeda dengan dengan sample mayones 736 dan 732.

(18)

IV. UJI PEMBEDAAN DUO TRIO

Tabel 4.

Form Rekapitulasi Hasil Uji Pembedaan Duo Trio Panelis Kode Sample Yang Beda

Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Evaluasi Sensori

Pada uji duo trio yang dilakukan 19 panelis atau seluruh panelis menjawab sample mayones 729 sama dengan sample pertama. Berdasarkan Tabel Duo Trio dengan jumlah 19 panelis minimal jawaban benar untuk 5% resiko adalah 14.

Jumlah respon atau tanggapan yang benar adalah 19 yang berarti lebih besar dari 14.

(19)

V. UJI HEDONIK

Tabel.5

Form Rekapitulas Hasil Uji Hedonik

Panel is

Nilai Kesukaan Nata de Coco A dan B

aroma Rasa PenampakaWarna/ Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Evaluasi Sensori

(20)

VII.KESIMPULAN

I. PENGENALAN SIFAT SENSORI

Rata-rata untuk mengenal aroma parfum tisu adalah 0,668 detik.

II. ANALISIS AMBANG RANGSANGAN

Terjadinya expectation error sehingga perlu diadakanya pengujian ulang.

III. UJI SEGITIGA

Sample 734 berbeda nyata dengan sample 736 dan 732.

IV. UJI DUO TRIO

Sample 729 sama (tidak berbeda nyata) dengan sample pertama/ sample 727.

V. UJI HEDONIK

(21)

DAFTAR PUSTAKA (10%)

(22)

LAMPIRAN (Lembar Data danHasilPengamatanPraktikum)

Gambar

Tabel 1.Form Data Dari Mengenal Aroma Parfum
Tabel 2.Form Matrik Respon Uji Ambang Rangsangan Dari Semua Panelis
Tabel 3.Form Rekapitulasi Hasil Uji Pembedaan Segitiga
Tabel 4.Form Rekapitulasi Hasil Uji Pembedaan Duo Trio

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian Benedict, Hasil yang diperolaeh adalah formaldehid bereaksi dengan benedict membentuk asam karboksilat dan terdapat endapan CuO berwarna merah

kepentingan yang teramati yang merupakan nilai tingkat signifkan terkecil di mana hipotesis nol akan ditolak apabila suatu prosedur pengujian hipotesis tertentu pada data

Dibandingkan ikan-ikan lain yang menjadi sampel seperti ikan mas pedang dan ikan lele yang lebih bisa bertahan hidup dengan baik jika kondisi air itu sendiri bagus, apalagi ikan

Apabila hasil penjumlahan / pengurangan adalah positif, maka hasil jumlah yang ditampilkan sudah benar, sedangkan apabila hasil penjumlahan / pengurangan adalah negatif, maka

Untuk fenomena yang terjadi pada sampel ketiga, hal tersebut dapat terjadi karena pada saat setelah pemanasan diberikan pada sampel, tidak langsung dilakukan pengujian

Untuk tepung ubi jalar putih, perendaman dalam air biasa menghasilkan rendemen yang lebih rendah dibanding perendaman dalam larutan garam, sedangkan untuk tepung ubi

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri dari sampel independen adalah sampling secara random, sampel diambil dari populasi yang berdistribusi

Disiapkan sampel yang akan dilakukan pengujian: - Jeruk diambil dua sampel yang berbeda, satu yang kulitnya berwarna hijau dan satu lagi yang kulitnya berwarna kuning, kemudian