• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM 6 TOKSIKOLOGI KLINIK PRAKTIKUM PEMERIKSAAN ARSEN

N/A
N/A
Aghatya candra

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM 6 TOKSIKOLOGI KLINIK PRAKTIKUM PEMERIKSAAN ARSEN "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM 6 TOKSIKOLOGI KLINIK PRAKTIKUM PEMERIKSAAN ARSEN

AGHATYA CANDRA HARDIVA P07134122020

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA 2024

(2)

I. Hari/Tanggal : Jumat, 22 Maret 2024

II. No Praktikum : 6

III. Judul Praktikum : Pemeriksaan Arsen

IV. Tujuan: Untuk mengetahui adanya arsen pada sampel air keran

V. Metode: Sanger Black

VI. Prinsip :

Dalam suasana asam, arsen diubah menjadi arsin dengan katalisator Zn.

Gas arsin ditangkap dengan kertas sublimat (HgCl2) membentuk senyawa berwarna coklat sampai hitam.

VII. Dasar Teori :

Arsen (As) merupakan jenis logam berat yang mudah patah, memiliki warna keperakan dan bersifat sangat beracun (Istarani & Pandebesie, 2014).

Arsen di alam ditemukan dalam jumlah yang terbatas namun memiliki tingkat toksisitas yang sangat tinggi. Arsen sering terdapat pada air tanah, dan arsen dalam bentuk tereduksi disebut arsenit, sedangkan arsenat merupakan bentuk arsen teroksidasi yang terjadi pada kondisi aerobik (Titin, 2010).

Arsen adalah salah satu unsur yang paling beracun dan dapat dijumpai pada tanah, air dan udara. Secara alami arsen berasal dari letusan gunung vulkanik yang bisa mengeluarkan 300 ton arsen setiap tahunnya. Akan tetapi aktivitas manusia jauh lebih banyak dalam hal pelepasan arsen yakni 80.000 ton setiap tahunnya dikarenakan pembakaran bahan bakar fosil dan berbagai macam kegiatan industri Arsen dengan kosentrasi rendah ditemukan pada air, tanah, udara serta ditemukan juga pada makanan. Arsen paling sering ditemukan pada air tanah, hal ini dikarenakan arsen terkandung dalam batuan bumi (Zhuang dkk, 2005).

(3)

Arsen berwarna keperakan dan termasuk kedalam logam anorganik dengan tingkat kelarutan sangat rendah pada air yang. Arsen merupakan produk buangan dari kegiatan pengolahan bijih logam non-besi, unsur ini bersifat sangat beracun dan berdampak pada kerusakan lingkungan. Selain pada proses pengolahan bijih emas, arsen juga dapat ditemukan dalam beberapa pengolahan bijih logam (cebakan), di antaranya (Zhuang dkk, 2005) :

a. Cebakan Cu-pirit-As

b. Cebakan Au mengandung As c. Cebakan Sn mengandung As d. Cebakan Ag murni dan arsenida

Arsen ditemukan dalam 200 bentuk mineral, dimana 60% di antaranya berupa arsenat, sedangkan 20% berupa sulfida & sulfosalt dan sisanya dalam bagian kecil berupa arsenide, oksida silikat dan arsen murni. Dalam lingkungan perairan, dimana arsen mengalami tekanan oksidasi sehingga terbentuk pentavalent arsenat (As(V)), sedangkan saat tereduksi arsen akan membentuk trivalent arsenit (As(III)) maka terjadi pergerakan partikel arsenik dan terserap oleh sedimen.

Arsen biasanya digunakan sebagai pestisida, pengawet kulit dan kayu, obatobatan, petasan, insektisida, cat serta bahan dalam pembuatan keramik dan gelas. Arsen dalam bentuk senyawa arsen trioksida pada awalnya digunakan sebagai tonikum dengan takaran dosis 3 x 1-2 mg, akan tetapi pemanfaatan tonikum dalam jangka panjang telah mengakibatkan gangguan intoksikasi arsen kronis. Selain itu, arsen pernah dipakai sebagai obat infeksi yang disebabkan oleh amoeba, cacing, spirocheta, protozoa, dan tripanisoma, tetapi akhirnya obat tersebut tidak digunakan lagi dalam resep homeopathi (Istarani

& Pandebesie, 2014).

Kandungan arsen pada lingkungan dengan kadar tinggi akan menimbulkan beberapa masalah kesehatan seperti keracunan dan kerusakan pada organ tubuh. Menurut Zhuang et. al., (2005) menyatakan bahwa efek arsen pada pernafasan akan menyebabkan infeksi laring, infeksi bronkus bahkan dapat menyebabkan kanker paru. Efek dari arsen juga bisa menyebabkan kecacatan

(4)

pada bayi, menurunkan sistem kekebalan tubuh, dan infeksi pada kulit.

Sedangkan efek arsen pada sistem pencernaan akan menyebabkan mual bahkan muntah, serta nyeri perut (Sitorus, 2011).

VIII. Alat dan Bahan : A. Alat

1. Pipet ukur 2. Pipet tetes 3. Kertas saring 4. Gelas ukur 5. Gelas kimia 6. Labu Erlenmeyer 7. Prop karet

8. Tabung reaksi 9. Rak tabung reaksi 10. Pipet pump 11. Kertas lakmus B. Bahan

1. H2SO4 2N

2. Kertas Pb-acetat (kertas saring direndam dalam larutan Pb acetat 5%

lalu dikeringkan)

3. Kapas Pb-acetat (kapas direndam dalam larutan Pb acetat 5 % lalu dikeringkan)

4. Kertas HgCl2 (kertas saring direndam dalam larutan HgCl2 5%

dalam alkohol lalu dikeringkan) 5. Aquades

6. Zn granulated (direndam dalam larutan CuSO4 5% selama satu menit lalu dikeringkan)

IX. Cara Kerja:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

(5)

2. Membuat larutan H2SO4 2N dengan melarutkan H2SO4 pekat 3. Siapkan rangkaian alat Sanger Black.

a. Bagian bawah diberi kertas Pb-acetat b. Bagian tengah kapas Pb-acetat c. Selanjutnya kertas Pb-acetat d. Paling atas diberi kertas HgCl2

4. Masukkan 5-10 ml sampel kedalam labu erlenmeyer.

5. Tambahkan 10 ml H2SO4 2N dan 2 butir Zn granulated.

6. Pasang alat Sanger Black lalu didiamkan selama 1 jam di dalam lemari asam.

7. Amati perubahan pada kertas HgCl2.

X. Nilai Rujukan

Positif = Bila kertas sublimat (HgCl2) berubah menjadi kuning/oranye/coklat, maka menunjukkan adanya arsen

Negatif = Tidak ada perubahan warna pada kertas HgCl2

XI. Hasil :

Kontrol negatif = Tidak ada perubahan warna pada kertas HgCl2

Kontrol positif = Kertas HgCl2 berubah warna menjadi hitam Sampel 1 = Tidak ada perubahan warna pada kertas HgCl2

Sampel 2 = Kertas HgCl2 berubah warna menjadi hitam

XII. Pembahasan:

Pemeriksaan arsen (As) dalam air keran pada praktikum ini menggunakan metode Sanger Black. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini ternyata ditemukan arsen (As) pada sampel 2, sedangkan pada sampel 1 tidak ditemukan arsen (As). Hasil ini ditandai dengan perubahan kertas HgCl2

menjadi warna hitam. Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit, nikolit, orpiment, enargit, dan lain-lain. Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik. Jenis arsen bentuk organik adalah

(6)

methylarsenic acid dan methylarsenic acid, sedang anorganik dalam bentuk arsenit dan arsenat. Arsen dapat ditemukan pada air permukaan, air sungai, air danau, air sumur dalam, air mengalir, serta pada air di lokasi di mana terdapat aktivitas panas bumi (geothermal).

Gejala toksisitas arsen dapat berupa akut dan kronis. Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose lambung dan usus.

Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare (kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Gejala toksisitas kronis yang jelas terlihat adalah adanya kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya hyperkeratosis, hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit dan adanya warna putih pada persambungan kulit dan kuku. Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya kanker pada kulit, paru- paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan kolon.

XIII. Kesimpulan:

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini terdapat perubahan warna pada kertas HgCl2 kontrol positif dan sampel 2, sedangkan pada kontrol negatif dan sampel 1 kertas HgCl2 tidak berubah warna. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sampel 2 mengandung arsen.

XIV. Referensi :

Agustina, Titin. 2010. Kontaminasi Logam Berat pada Makanan dan Dampaknya pada Kesehatan. Jurnal Teknubuga Vol. 2 No.2. Semarang : Fakultas Teknik UNNES.

Istarani, Festri.& Pandebesie, Ellina S., 2014,‘Studi Dampak Arsen (As) dan Kadmium (Cd) terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan’,Jurnal Teknik Pomits. Vol. 3. No.1.

Sitorus dan Panjaitan. 2011. Manajemen Keperawatan : Manajemen Keperawatan di Ruang rawat. Jakarta: Agung Seto.

(7)

Zhuang P., Ye Z.H., Lan C. Y., Xie Z.W., Shu W.S., 2005. Chemically assisted phytoextraction of heavy metal contaminated soils using three plant species. Plant and Soil 276, 153-162.

XV. Dokumentasi

Dokumentasi cara kerja

Dokumentasi hasil

Referensi

Dokumen terkait

Pada sampel susu skim tidak menghasilkan warna ungu bening yang berarti hasil uji negatif (-), pada susu skim seharusnya mengandung ikatan peptida

Kertas indikator asam basa biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan, apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa, dengan cara memberikan perubahan warna

Setelah diinkubasi, pada kontrol positif, sampel 2 (koloni 1 dan 2), dan sampel 3 (koloni 1) menunjukkan hasil positif, ditandai dengan adanya perubahan warna media dari

Reaksi positif bila terbentuk warna kuning pada sampel.Pada keempat sapel, hasil uji Xantoprotein menunjukan terjadinya reaksi positif karena pada keempat

Identifikasi hasil produksi gas chlorine yang didapatkan terlihat pada perubahan warna larutan KI selama elektrolisis namun pada praktikum yang telah dilakukan, larutan KI

PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Dari praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat diperoleh beberapa/berbagai kesimpulan sebagai berikut: —Bahan makanan yang mengandung Amilum dapat

BAB VI PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa pada praktikum kali ini, bahwa metode luff schoorl bisa menentukan kadar gula invert pada sampel, terutama sampel yang kami

Kesimpulan Berdasarhan hasil yang didapat pada praktikum pemeriksaan bilirubin total 0,2 mg/dl dinyatakan tidak normal karena melebihi batas normal yaitu 0,1-1,2 mg/dl kemudian