• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMBUATAN ES KRIM

N/A
N/A
Nur Zhawa Ramadhani

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMBUATAN ES KRIM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN ES KRIM

GURU PEMBIMBING Dwi Astuti S.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK KIMIA XII MIPA 2 Bunga Citra Lestari Dzakaa Faadhil Fajr Nur Zhawa Ramadhani

Regita Adhitia Yani Rahmawati Yohanes Dwi Sopyan

(2)

Puji syukur kami panjatkan kehadiratan Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Laporan ini berisikan tentang Laporan Praktikum pembuatan es krim. Harapan kami, semoga laporan ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Sebelumnya kami meminta maaf kepada guru mata pelajaran Kimia yaitu Ibu Dwi Astuti S.Pd, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Balikpapan, 12 Agustus 2023

Penyusun

i

(3)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1Judul Percobaan 1

1.2 Tujuan Penelitian 1

BAB II Landasan Teori 2

2.1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 2 2.2 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN 2

2.3 PENYEBAB DAN DEFINISI PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN 2

2.4 PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN DALAM PEMBUATAN ES

KRIM 2

BAB III PEMBAHASAN 4 3.1 Metode Pelaksanaan 4

3.2 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan 4 3.3 Alat Dan Bahan 4

3.4 Produser Kerja 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN 6 4.1 Hasil Pengamatan 7

4.2 Pembahasan Hasil 7 BAB V PENUTUP 8 5.1 Kesimpulan 8 5.2 Saran 8

DAFTAR PUSTAKA9

LAMPIRAN 10

ii

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 JUDUL PERCOBAAN

Membuat es krim

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Penerapan sifat koligatif larutan (penurunan titik beku larutan) dalam kehidupan sehari-hari

(5)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat.

Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-komponen

penyusun larutan tersebut. Salah satu sifat yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.

Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif (dari bahasa lain colligare, yang berarti

“megumpul bersama”) sebab sifat-sifat itu tergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, bukannya pada sifat partikel yang terlibat. Keempat sifat itu ialah:

1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.

2. Peningkatan titik didih.

3. Penurunan titik beku 4. Gejala tekanan osmotik.

2.2 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah

daripada titik beku pelarut muminya. Perbedaan titik beku akibat

(6)

adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆T). Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (K), dinyatakan dengan persamaan:

∆T-Kim atau ∆T-K (n x 1000/p) Dimana:

∆T=penurunan titik beku

K = tetapan penurunan titik beku molal N = jumlah mol zat pelarut

P= massa zat pelarut

Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya atau T=T°-∆T

2.3 PENYEBAB DAN DEFINISI PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Air murni membeku pada suhu OC, dengan adanya zat terlarut misalnya saja ditambahkan gula kedalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0°C, melainkan akan turun dibawah 0°C, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.

Jadi lantan akan memiliki titik beku yang lebih rendah

dibandingkan dengan pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih rendah

dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah

dibandingkan dengan pelarut murminya yaitu alkohol

Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak membeku? Penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah apabila dijelaskan dari sudut pandang termodinamik sebagai berikut.

Contoh, air murni pada suhu 0°C pada saha ini air berada pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke podat atau sebaliknya adalah sama,

(7)

sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah кап.

Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperitur, jadi pada suhu tertentu potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai, misalnya pada suhu 2°C fasa cair memiliki potensial kimi yang lebih rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1°C fusa padat memiliki potensial kimia yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat.

Apabila ke dalam air mumi kita landkan garam dan kemudian subunya kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan

berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa paifat secara keseluruhan. Pada

umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses

pendinginan berlangsung, larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, schab secara energi larutan lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini

menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya.

Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah sebagai berikut:

∆T=K. M.

Keterangan

∆T=penuruna titik beku M=molalilatis larutan

K=ketetapan konstanta titik beku larutan

(8)

Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada rumas di atas apabila larutan yang ditanyakan adalah larutan elektrolit

2.4 PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN DALAM PEMBUATAN ES KRIM

Bagaimana es krim dibuat?

Adonan es krim ditempatkan dalan bejana yang terendam es batu dan air yang telah

Diberi garam dapur sambil diputar-putar untuk memperoleh suhu yang lebih rendah dari 0°C. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim membeku dengan titik beku es beberapa derajat dibawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari adonan es krim ke dalam campuran es batu, air dan garam dapur.

Temperatur normal campuran es dan air adalah 0°C. Akan tetapi itu tidak cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk membekukan es krim adalah -3°C atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam dalam proses pembekuan es krim. Sebenarnya banyak bahan kimia lain yang dapat digunakan tetapi garam relatif murah. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan, Ketika es diampur dengan garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam serta

menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar.

Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan lezat seperti yang diinginkan.

Es krim merupakan makanan dengan gizi tinggi. Hidangan yang sudah tersaji sejak zaman Romawi atau 400 SM itu ternyata mampu menyembuhkan influenza, serta mengandung zat anti tumor. Pada tahun 1851 es krim dapar dikatakan sebagai jenis hidangan paling populer di dunia. Pada tahun 2003, produksi es krim dunia mencapai lebih dari satu miliar liter dan dikonsumsi oleh miliaran konsumen per tahun. Es krim adalah anggota kelompok hidangan beku yang memiliki tekstur semi padat.

Banyak fakta menyebutkan bahwa es krim merupakan salah satu makanan bernilai gizi tinggi. Nilai gizi es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan bakunya. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa lemak

(9)

(skim), gula pasir. Bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa.

Proses pembuatan es krim terdiri dari pencampuran bahan, tes teurisasi, homogenasi, aging didalam refrigerator, pembekuan sekaligus pengadukan didalam votator, dan terakhir adalah

pengerasan (hardening) didalam freezer. Dibalik kelembutan dan rasa manisnya, es krim terbukti memiliki beberapa fakta gizi yang tak terduga. Keunggulan es krim didukung oleh bahan baku

utamanya, yaitu susu tanpa lemak dan lemak susu. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizi yang lengkap. Para penelliti menemukan lebih dari 100.000 jenis molekul yang terkandung di dalam susu, selain air dan lemak, molekul-molekul tersebut

(10)

PEMBAHASAN METODE PELAKSANAAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Pelaksanaan parktikum uji coba makanan berlangsung pada : Hari/Tanggal : Senin,7 Agustus 2023

Tempat : Laboratorium IPA, SMA NEGERI 8 BALIKPAPAN

3.2 ALAT DAN BAHAN 1. Baskom plastik 2. Kaleng biskuit 3. Sendok

4. Palu untuk memecahkan es batu 5. Serbet

6. Tissue

7. Gelas untuk menyajikan es krim 8. Bahan es krim (susu cair coklat)

9. Toping es krim (jika di perlukan) kami menggunakan Pocky dan Oreo

10.Es batu 2 bungkus 11.Garam kasar

3.3PROSEDUR KERJA 1. UJI LEMAK

i. Sediakan sehelai kertas putih dan tetesi dengan satu tetes minyak kelapa

ii. Goreskan bahan makanan pada kertas putih itu di sebelah tetesan minyak kelapa

iii. Biarkan kering atau keringkan dengan menggunakan api

4

(11)

iv. Apabila bekas goresan bahan makanan itu seperti berbekas tetesan minyak kelapa berarti bahan makanan tersebut mengandung lemak.

2. UJI AMILUM

i. Hancurkan beberapa jenis makanan yang akan di uji dalam lumping

ii. Tambahkan air sedikit sehingga menjadi larutan makanan iii. asukan larutan makanan tersebut ke dalam tabung reak

iv. Tetesi larutan makanan dengan beberapa tetes lugol.

v. Bila terjadi perubahan warna menjadi biru sampai hitam menunjukkan bahwa bahan makanan mengandung amilum

3. UJI GLUKOSA

i. Hancurkan beberapa jenis makanan yang akan di uji dalam lumpan

ii. Tambahkan air sedikit sehingga menjadi larutan makanan iii. Masukan larutan makanan tersebut ke dalam tabung reaksi iv. Tetesi larutan makanan dengan beberapa tetes fehling A dan

beberapa tetes fehling B, kemudian panaskan pada lampu spiritus

v. Bila terjadi perubahan warna menjadi kuning sampai merah bata, berarti bahan makanan tersebut mengandung glukosa

4. UJI PROTEIN

i. Hancurkan beberapa jenis makanan

ii. yang akan di uji dalam lumpang Tambahkan air sedikit sehingga menjadi larutan makanan

iii. Masukan larutan makanan tersebut ke dalam tabung reaksi iv. tetesi larutan makanan dengan beberapa tetes larutan CuSO4

dan beberapa tetes larutan NaOH, lalu kocok hingga merata v. Bila terjadi perubahan warna menjadi ungu, berarti bahan

makanan tersebut mengandung protein

(12)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA HASIL PENGAMATAN

6

NO. Bahan

Makanan

Amilum Glukosa Protein Lemak

1. Tempe + - + +

2. Pisang + + - +

3. Putih Telur - - + +

4. Kuning

Telur

- - - -

5. Singkong + + - -

6. Nasi + - - -

7. Roti + + + -

8. Minyak + + - +

(13)

4.2 PEMBAHASAN HASIL

Bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa memperoleh peluang untuk memeriksa, menguji, dan melaksanakan, dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori yang telah dipelajari dengan ada nya uji coba ini bertujuan untuk mengidentifikasi zat-zat makanan.

Uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung amilum, protein, lemak, dan glukosa seperti

karbohidrat dengan mengelompokkannya sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalamnya. Tubuh manusia memerlukan zat makanan seperti amilum, glukosa, protein, dan lemak untuk dapat berfungsi dan menjalankan aktivitas sehari-hari. Zat-zat makanan ini diperoleh dari ragam jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

Jadi, Hasil percobaan dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari mengandung zat amilum, glukosa, protein dan lemak dan bahan makanan yang hanya mengandung satu zat makanan yaitu Nasi bahan makanan yang mengandung lebih dari satu zat makanan adalah. Tempe, pisang, putih telur, singkong dan roti

(14)

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat diperoleh beberapa/berbagai kesimpulan sebagai berikut:

—Bahan makanan yang mengandung Amilum dapat dideteksi ketika larutan makanan ditetesi dengan beberapa tetes lugol, akan berubah menjadi warna biru sampai hitam.

Larutan-larutan makanan dari pengamatan kami yang mengandung Amilum ialah Tempe, Pisang, Singkong, Nasi dan Roti.

—Bahan makanan yang mengandung Glukosa dapat dideteksi ketika larutan makanan ditetesi dengan beberapa tetes Fehling A dan beberapa tetes Fehling B lalu dipanaskan pada lampu spirtus. Jika memang mengandung Glukosa maka warnanya berubah menjadi kuning sampai merah bata.

Larutan-larutan makanan dari pengamatan kami yang mengandung Glukosa ialah Pisang, Singkong dan Roti.

—Bahan makanan yang mengandung Protein dapat dideteksi ketika larutan makanan ditetesi dengan beberapa tetes CuSO4 dan beberapa tetes larutan NaOH, dan di kocok hingga merata hingga warnanya menjadi ungu.

Larutan Larutan makanan dari pengamatan kami yang mengandung Protein ialah Tempe, Putih telur dan Roti

5.2 SARAN

Pelaksanaan praktikum hendaknya semakin dioptimalkan dengan membuat penuntun praktikum kepada

seluruh guru biologi di SMA Negeri 8 Balikpapan serta dengan menyediakan jadwal tambahan untuk praktikum biologi di luar jam pelajaran biologi agar bisa menambah wawasan dan juga ilmu.

8

(15)

Hamidah, A., Sari, E. N., & Budianingsih, R. S. 2014. Persepsi Siswa Tentang Kegiatan Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri Se-Kota Jambi.

Jurnal Sainmatika, 81.Kriyantono, R. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi.

Jakarta: Kencana. Mahfudiani, F. C. 2015. Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium IPA di SMA Negeri Se-Kabupaten Sleman. Program Studi Manajemen Pendidikan.

Fakultas Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Mastika, I.

N., Adnyana, I. P., & Setiawan, I. G. 2014. Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri Kota Denpasar. e-journal Program Pascasarjana Universitas pendidikan Ganesha, Nuada, I. M., & Harahap, F. 2015. Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri SeKota Tanjungbalai. Jurnal

Tabularasa PPS Unimed, 121. Nurhidayati. 2016. Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Pembelajaran Biologi Peserta Didik Kelas XI di SMAN 7 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2015/2016. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Lampung: Institut Agama Islam Negeri IAIN Raden Intan Lampung. Oktavia, N. 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Deepublish

9

(16)

(A) (B)

(C) (D)

(E) (F)

KETERANGAN:

(A): Alat dan Bahan (B): Bahan Makanan (C): Alat

(D): Uji Lemak (E): Uji Protein (F): Uji Amilium

10

Referensi

Dokumen terkait

 pengembang adonan es krim sehingga di hasillkan es cream yang lembut dan padat serta tidak memiliki pori-pori. #uning telur digunakan sebagai bahan pengemulsi agar lemak dalam

Es Puter merupakan alternatif pembuatan es krim ditengah sulitnya bahan serta cara pembuatan es krim yang merupakan barang

*kesimpulan ditulis pada lembar baru yang berisikan jawaban dari tujuan praktikum, sehingga jumlah kesimpulan sama dengan jumlah tujuan praktikum.

Menurut SNI es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dan

Pendidihan dilakukan untuk mendekomposisi senyawa lemak, sehingga jika minyak jelantah mengandung peroksida akan terdeteksi oleh indicator amilum dimana bereaksi dengan

Manfaat yang diperoleh dari praktikum Mutu dan Keamanan Hasil Ternak yaitu dapat mengetahui bahan pangan yang mengandung Formalin dan Boraks.. Waktu

KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa damar sebagai salah satu bahan pembuatan pernis dapat dibuat dengan berbagai kombinasi dari minyak kemiri yang

Jumlah Bahan dan Hasil Pembuatan Amilum: Nama bagian tanaman : Amylum Manihot Pati Singkong Klasifikasi asal tanaman : tanaman singkong pertama kali diperkenalkan ke Kongo, Afrika