• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resep obat utk kasus2.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resep obat utk kasus2.pdf"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1. HEMORROID 1. HEMORROID R/ Ardium tab No XXX R/ Ardium tab No XXX

∫ 6 dd tab I

∫ 6 dd tab I

R/ Anusol supp No X R/ Anusol supp No X

∫ prn supp I post defecatio

∫ prn supp I post defecatio

R/

R/ Dulcolax taDulcolax tab No b No XX

∫ 1 tab I a n

∫ 1 tab I a n

R/

R/ Asam MefenamaAsam Mefenamat tab mg t tab mg 500 No X500 No X

∫ 3 dd tab I a c

∫ 3 dd tab I a c

Pro : Tn S. (38 th) Pro : Tn S. (38 th) Ardium Ardium

Ardium merupakan merek dagang dengan kandungan diosmisin 450 mg dan hesperdin 50 mg, keduanya merupakan Ardium merupakan merek dagang dengan kandungan diosmisin 450 mg dan hesperdin 50 mg, keduanya merupakan fraksi flavonoid. Zat ini berkhasiat memperkuat dinding kapiler dan meningkatkan permeabilitasnya bagi fraksi flavonoid. Zat ini berkhasiat memperkuat dinding kapiler dan meningkatkan permeabilitasnya bagi eritrosit.Berdasarkan sifatnya yang mengurangi fragilitas kapiler, zat ini digunakan pada berbagai gangguan vena, seperti eritrosit.Berdasarkan sifatnya yang mengurangi fragilitas kapiler, zat ini digunakan pada berbagai gangguan vena, seperti varises,

varises, hemoroid, ulkus kruris, retinopati dan hematomahemoroid, ulkus kruris, retinopati dan hematoma. Dosis pada serangan hemoroid akut 6 tab per hari pada . Dosis pada serangan hemoroid akut 6 tab per hari pada 4 hari4 hari  pertama, dilanjutkan 4 tab per h

 pertama, dilanjutkan 4 tab per hari selama 3 hari.ari selama 3 hari.

Anusol Anusol

Anusol adalah obat dengan bentuk sediaan supositoria yang berisi senyawa bismut dan zinc. Senyawa bismut Anusol adalah obat dengan bentuk sediaan supositoria yang berisi senyawa bismut dan zinc. Senyawa bismut  berkhasiat

 berkhasiat membentuk membentuk lapisan lapisan pelindung pelindung mukosa mukosa pada pada daerah daerah anorektal anorektal sedangkan sedangkan senyawa senyawa zinc zinc berkhasiat berkhasiat mempercepatmempercepat epitelisasi jaringan mukosa. Dosis 1 supp setiap kali sesudah buang ai

epitelisasi jaringan mukosa. Dosis 1 supp setiap kali sesudah buang ai r besar.r besar.

Asam Mefenamat Asam Mefenamat

Disebut juga asam mefenaminat adalah derivat antranilat dengan khasiat analgetis, antipiretis dan anti radang yang Disebut juga asam mefenaminat adalah derivat antranilat dengan khasiat analgetis, antipiretis dan anti radang yang cukup baik. Efek samping yang umum adalah gangguan lambung, kerusakan hati dan ginjal. Efek-efek samping ini terutama cukup baik. Efek samping yang umum adalah gangguan lambung, kerusakan hati dan ginjal. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada peng

terjadi pada penggunaan gunaan lama atau dalam lama atau dalam dosis tinggi, oleh karena dosis tinggi, oleh karena itu penggunaan aitu penggunaan analgetika secara kontinu nalgetika secara kontinu tidak tidak  dianjurkan. Dosis : 3 dd 500 mg.

dianjurkan. Dosis : 3 dd 500 mg.

Pada pasien ini terdapat keluhan nyeri pada telinga sehingga pemberian asam mefenamat telah sesuai dengan khasiat Pada pasien ini terdapat keluhan nyeri pada telinga sehingga pemberian asam mefenamat telah sesuai dengan khasiat asam mefenamat yang memiliki khasiat analgetik.dan anti r

asam mefenamat yang memiliki khasiat analgetik.dan anti r adang.adang.

Dulcolax Dulcolax

Dulkolax merupakan merek dagang dari bisakodril. Derifat difenilmetan ini adalah laksan kontak populer yang Dulkolax merupakan merek dagang dari bisakodril. Derifat difenilmetan ini adalah laksan kontak populer yang  bekerja

 bekerja langsung langsung terhadap terhadap dinding dinding usus usus besar besar dengan dengan memperkuat memperkuat peristaltiknya. peristaltiknya. Tinjapun Tinjapun menjadi menjadi lunak. lunak. Dosis Dosis sebelumsebelum tidur 1-2 tablet, supositoria 10 mg pada pagi hari.

tidur 1-2 tablet, supositoria 10 mg pada pagi hari.

3. HIPERTENSI 3. HIPERTENSI

R/

R/ Captopril Captopril tab tab mg mg 25 25 No. No. XXIXXI S 3 dd tab 1

S 3 dd tab 1 R/

R/ Hidrochlorotiazid Hidrochlorotiazid tab tab mg mg 40 40 No. No. VIIVII S 1 dd tab mane 1

S 1 dd tab mane 1 Pro : Tn.J (42 th)

Pro : Tn.J (42 th)

Favorable

Favorable AdverseAdverse

Diuretic

Diuretic Low cost ,ususlly few symptoms can beLow cost ,ususlly few symptoms can be combined with other agents;valuable in cardiac combined with other agents;valuable in cardiac failure and excess-volume states;effective in failure and excess-volume states;effective in low-renin states (elderly,blocks)

low-renin states (elderly,blocks)

Volume depletion ,metabolic Volume depletion ,metabolic abnormalities (hypokalemia,lipid abnormalities (hypokalemia,lipid abnormalities,impaired glucose abnormalities,impaired glucose tolerance,raised uric acid).Worsens gout, tolerance,raised uric acid).Worsens gout, diabetes mellitus,perhaps fosters diabetes mellitus,perhaps fosters arrhythmias;impotence. arrhythmias;impotence. Beta-blockers blockers

Benefits assocated angina ,hypertropic Benefits assocated angina ,hypertropic cardiomyopathy,recurrent myocardial cardiomyopathy,recurrent myocardial infarction,migraine,arrhytmias,useful in infarction,migraine,arrhytmias,useful in younger hyperkinetic patients.

younger hyperkinetic patients.

Induces bronchospasm; fatique; decreased Induces bronchospasm; fatique; decreased mental acuity ;decreased exercise mental acuity ;decreased exercise tolerance ;decreased renal blood flow tolerance ;decreased renal blood flow ,bradycardia,nasal congestion ,lipid ,bradycardia,nasal congestion ,lipid abnormalities ,decreased symptoms and abnormalities ,decreased symptoms and slowed recovery from hypoglicemia in slowed recovery from hypoglicemia in diabetics receiving insulin,worsens diabetics receiving insulin,worsens claudication,CNS nocturnal symptoms claudication,CNS nocturnal symptoms

,abrupt discontinuation ,abrupt discontinuation syndrome,impotence. syndrome,impotence. ACE-inhibitors inhibitors

Vaulable in congestive heart failure . Vaulable in congestive heart failure .  No

 No lipid lipid abnormalities,fatique abnormalities,fatique ,or ,or CNSCNS symptoms.Slows renal impairement in diabetic symptoms.Slows renal impairement in diabetic

First-dose angioedema

First-dose angioedema

;cough;rash,proteinemia and neutropenia ;cough;rash,proteinemia and neutropenia .if large doses (captopril);may cause renal .if large doses (captopril);may cause renal

(2)

nepropathy

nepropathy .Decreases .Decreases left left ventricular ventricular mass. mass. failure in bilateral,severe failure in bilateral,severe renal arteryrenal artery srenosis;minor taste change;should not be srenosis;minor taste change;should not be used in pregnancy ;expensive.

used in pregnancy ;expensive.

Calcium Calcium entry-Blocking Blocking drugs drugs

Coronary and cerebral vasodilator;decrease left Coronary and cerebral vasodilator;decrease left ventricular mass;helpful in hypertrophic ventricular mass;helpful in hypertrophic cardiomyopathy;useful in elderly and in cardiomyopathy;useful in elderly and in  blacks;noCNS s

 blacks;noCNS s ymptoms; useful ymptoms; useful for for Raynaud`sRaynaud`s disease, arrhythmias and claudication ;lipids not disease, arrhythmias and claudication ;lipids not affected.

affected.

Constipation (especially verapamil and Constipation (especially verapamil and diltiazem);headache,edema

diltiazem);headache,edema

flushing(nefedipine);AV block  flushing(nefedipine);AV block  (verapamil) but useful in supraventricular  (verapamil) but useful in supraventricular  tachycardia mostly verapamil).if patient tachycardia mostly verapamil).if patient has heart failure, do not combine with has heart failure, do not combine with  beta-blocker.

 beta-blocker. Care Care with with cardiaccardiac failure.Expensive. failure.Expensive. Central Central adrenergic adrenergic receptor receptor agonist agonist drugs drugs

Cardiac output and lipids unchanged ;no reflex Cardiac output and lipids unchanged ;no reflex sympathetic response to vasodilation .

sympathetic response to vasodilation .

Slow mental responses ; sedation ;fluid Slow mental responses ; sedation ;fluid retention;dry mouth;rebound hypertension retention;dry mouth;rebound hypertension if drug stopped abruptly if drug stopped abruptly (clonidine);postural hypotension ; (clonidine);postural hypotension ; autoimmune disease (methyldopa); autoimmune disease (methyldopa); hepatic abnormalities;AV conduction hepatic abnormalities;AV conduction defect

defect may may accur;bradycardia..accur;bradycardia..

Alpha-adrenergic adrenergic receptor receptor blocking blocking drugs drugs  No

 No lipid lipid abnormalities abnormalities or or reflex reflex sympatheticsympathetic response to vasodilatation No metabolic or  response to vasodilatation No metabolic or  CNS abnormalities Cardiac output CNS abnormalities Cardiac output unaffected.Relaxes urinary bladder sphincter  unaffected.Relaxes urinary bladder sphincter  and helps in prostatism .

and helps in prostatism .

First-dose hypotension ;fluid First-dose hypotension ;fluid retention;sedation ; dry mouth ;decreased retention;sedation ; dry mouth ;decreased alertness;rebound hypertension if drug alertness;rebound hypertension if drug stopped abruptly (clonidine);postural stopped abruptly (clonidine);postural hypotension ;autoimmune disease hypotension ;autoimmune disease (methyldopa);hepatic test abnormalities (methyldopa);hepatic test abnormalities .AV conduction defects may accur with .AV conduction defects may accur with  bradycardia.  bradycardia. Peripheral Peripheral adrenergic adrenergic inhibitors inhibitors

Effective and inexpensive (reserpine); low-dose Effective and inexpensive (reserpine); low-dose (0,1 mg);can be combined with diuretics .low (0,1 mg);can be combined with diuretics .low cost .

cost .

Mental depresion with larger doses ;fluid Mental depresion with larger doses ;fluid retention ;nasal congestion ;peptic ulcer  retention ;nasal congestion ;peptic ulcer  (reserpine )in larger doses); abrupt (reserpine )in larger doses); abrupt diarrhes and ezercise hypotension diarrhes and ezercise hypotension (guanethine );retrograde ejaculation . (guanethine );retrograde ejaculation .

Direct Direct vasodilators vasodilators

Potent (minoxidil);can be used IM or IV Potent (minoxidil);can be used IM or IV (hydralysin);when combined with reserpine,is (hydralysin);when combined with reserpine,is useful in children.

useful in children.

Lupus syndrome and immune disease if > Lupus syndrome and immune disease if > 20mg/d( hydralazine);hirsutism;fluid 20mg/d( hydralazine);hirsutism;fluid retention (minoxidil);tachycardia retention (minoxidil);tachycardia ;headache;reflex sympathetic stimulation ;headache;reflex sympathetic stimulation with tachycardia ;rased cardiac output with tachycardia ;rased cardiac output with hydralazine.Do not use in dessecting with hydralazine.Do not use in dessecting aorta ,Does not reverse left ventricular  aorta ,Does not reverse left ventricular  mass. mass. 4. Anemia pernisiosa 4. Anemia pernisiosa Definisi Definisi

Kekurangan vitamin B12 sehingga terjadi sel darah merah yang berukuran besar (

Kekurangan vitamin B12 sehingga terjadi sel darah merah yang berukuran besar ( megaloblastik). Factor intirinsik dmegaloblastik). Factor intirinsik d alam lambungalam lambung tidak ada sehingga terjadi hambatan dalam absorbs vitamin B12.

tidak ada sehingga terjadi hambatan dalam absorbs vitamin B12.

Resep: Resep:

R/ Arcored inj vial No. I R/ Arcored inj vial No. I

Cum disposable syringe cc 10 No. I Cum disposable syringe cc 10 No. I S imm

S imm

Pro. Ny. I (25 tahun) Pro. Ny. I (25 tahun)

Jenis obat: Jenis obat:

Arcored Arcored

 Kandungan vitamin B12 10000 mcg, 1 vial : 10 mlKandungan vitamin B12 10000 mcg, 1 vial : 10 ml 

 Indikasi: anemia pernisiosaIndikasi: anemia pernisiosa 

 Dosis: 5x1000 mcg IM selama 1 mminggu pertamaDosis: 5x1000 mcg IM selama 1 mminggu pertama 

 Vitamin B12 sebagai katalisator dalam pembentukan DNAVitamin B12 sebagai katalisator dalam pembentukan DNA 5. DSS

5. DSS Definisi: Definisi:

DBD yang disertai kebocoran plasma yang mengakibatkan syok. tanda syok meliputi nadi sepat dan lemah, tekanan nadi menurun DBD yang disertai kebocoran plasma yang mengakibatkan syok. tanda syok meliputi nadi sepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg), akral dinggin.

( < 20 mmHg), akral dinggin.

Resep: Resep:

R/

R/ Ringer laktat inf fRinger laktat inf flab No. IVlab No. IV Cum infuse set No. I

Cum infuse set No. I Abbocath no. 22 No. I Abbocath no. 22 No. I S imm

S imm

Pro: Ny. J (28 tahun) Pro: Ny. J (28 tahun)

(3)

--Jenis obat:

Ringer laktat ( Na laktat 3,1 gram; NaCl 6 gram; KCl 0,3 gram; CaCl2 0,2 gram, air) merupakan cairan kristaloid pengganti  plasma segera. Dievaluasi 30 menit. Jika teratasi berikan 10 ml/KgBB/jam. Jika tidak teratasi berikan 15-20 ml/KgBB/jam.

6. Migren Definisi:

 Nyeri kepala berdenyut satu sisi diperberat aktivitas fisik kadang disertai minimal 1 dari nausea dan vomitus atau fotofobia dan fonofobia. Serangan berlangsung 4-72 jam.

Obat:

R/ Cafergot tab No. X S prn 1-3 dd tab I Pro: Tn G (24 tahun) Atau

R/ Ergotamin tab mg 1 No. XV S 3 dd tab I

Pro: Tn G (24 tahun) Tambahan

R/ Metoklorpramid tab mg 10 No. XV S 3 dd tab I ½ h.a.c

Pro: Tn G (24 tahun)

Jenis obat:

1. Cafergot (ergotamine)

 Mengandung ergotamine tartrat 1 mg dan caffeine 100 mg  Fungsi ergotamine:

 Mengurangi amplitude pulsasi arteri carotis eksterna dengan cara mengurangi aliran darah arteri basiler tanpa

mengurangi aliran darah ke otak 

Vasodilatasi ringan dan vasokontriksi kuat. Efek vasodilatasi ringan → menstimulasi reseptor 5HT1 dan memblokir 

reseptor α.

Menstimulasi dan memblokir reseptor α adrenergic dan serotoni

n adrenergic

Ergotamine → agonis reseptor 5HT1 (serotoninergik)

 Efek terapi terlihat + 5 jam kemudian

 Ergotamine tartrat

 Kristal larut air dan alcohol

 Sedian: tablet 1 mg; tablet sublingual 2 mg; injeksi 0,5 mg/ml

 IO: caffeine memperkuat kerja ergotamine terhadap migraine dengan meningkatkan absorbsi  ES: mual, muntah (sering), parestesia, sianosis, vasokontriksi perifer (jarang)

 KI: gangguan pembuluh darah perifer: aterosklerosis, PJK, sindrom raynauld

 Dosis: 6 tab/hari atau 10 mg/minggu karena efek vasokontriksi terakumulasi dan bertahan lama sehingga dapat menyebabkan akral dingin (ganggren) dan kejang.

 Pemakaian: Awal 2-3 tablet

Berikan 1 tablet lagi bila keluhan tidak berkurang setelah ½ jam Paten lain: ericaf 

2. Paten : Cafergot (Ergotamin 1mg + kofein 100mg)

 Kofein : untuk meningkatkan resorpsi dan memperkuat efek 

 T1/2 plasma bisa panjang sekali sampai 21jam sehingga bisa menyebabkan akumulasi. Akibat akumulasi bisa timbul efek toksis seperti kejang, kelumpuhan, vasospasme dgn jari-jari tangan menjadi dingin akhirnya gangren.

 Jadi bila timbul rasa baal atau kesemutan pada jari tangan dan kaki,hentikan terapi.

7. STOMATITIS Pengertian Adalah

Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan. Ulser ini dapat berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu.

RESEP

R/Betadine Gargle lag No.I / 3 ddgarg I uc

R/ FG Trochees tab No III /1 dd tab I

R/ Becefort tab No III /1 dd tab I Pro: Tn N (25 tahun) Tentang Obat a. Bethadine Gargle 1)Komposisi MengandungPeovidone Iodine 1%

(4)

2)Indikasi

Obatkumur ANTISEPTIK untuk mengatasi flu, radang tenggorokan, sariawan, gusibengkak, danbaumulut.

3)Cara Pakai

Hanyauntukdewasadananak-anakdiatas 6 tahun. Kumurlahsecukupnyapadaronggamulutsampai 4 kali sehari,  penggunaanmaksimalsampai 14 kali.

4)Kontra Indikasi

Yang hipersensitifterhadapYodium, penderitapenyakittyroid, wanitahamildanmenyusui.

b. FG Trochees

1)Komposisi :FradiomisinSulfat 2,5 Mg, Gramisidin-s Hcl 1 Mg. 2)Mekanisme

Fradiomycin dan Gramicidin adalah antibiotik yang mempunyai efek bakterisidal, dan aktif terhadap bakteri Staphylococci dan Streptococci dan mempunyai efek aditif.

3)Dosis

Dosis dewasa : 1

 – 

2 tablet hisap, 4

 – 

5 kali sehari. Dosis anak : 1 tablet hisap, 4

 – 

5 kali sehari.

4)Indikasi: Gingivitis (radanggusi), stomatitis (radangronggamulut), faringitis (radang faring/tekak), bronkhitis (radangbronkhus/cabang-cabangtenggorok), tonsilitis (radang tonsil/amandel), angina Vincent (radangselaputlendirmulutdengantukak-tukakberselaput), difteriafaringeal, periodontitis gerahambungsu.

5) Efek Samping

a) lack hairy tongue, mukosa mulut berwarna kemerahan, dan glossitis,

b) Meskipun jarang, dapat terjadi gejala defisiensi vitamin K seperti protrombinemia, dan kecenderungan  perdarahan. Dapat juga terjadi gejala defisiensi vitamin B seperti glositis, stomatitis (sariawan), anoreksia,

dan neuritis. Gejala tersebut cenderung terjadi pada penderita gizi kurang dan orang lanjut usia. c. Becefort

1) Komposisi

Isi (VitaminC mg 500, Vitamin B komplek, Vitamin E). 2) Mekanisme

Sebagai prokolagen sehinggadapat menutup luka atauj ejas yang terjadi di rongga mulut.

8. FARINGITIS Pengertian

Faringitis akut adalah suatu sindrom inflamasi dari faring dan/atau tonsil yang disebabkan oleh beberapa grup mikroorganisme yang berbeda. Faringitis dapat menjadi bagian dari infeksi saluran napas atas atau infeksi lokal didaerah faring. Resep R/ Amoxycillin tab mg 250 Paracetamol tab mg 250 Dexametason tab mg 0.25 GG tab mg 50

m.f.l.a Pulv dtd No.XII

∫ 3 dd Pulv 1

Pro : An Ahmad (10 Tahun)

Pembahasan Obat

1. Penicillin (Amoxycillin)

Bakteri tersering yang menyebabkan infeksi faring ialah  streptococcus B hemolitikus , yaitu bakteri gram positif. a. Mekanisme kerja: Penicillin bekerja dengan menghambat pembentukan mukopeptid yang digunakan oleh kuman

untuk mensintesis dinding sel. Selain itu keadaan inipun akan menyebabkan terjadinya aktivasi proteolitik.

 b. Dosis: oral 3 dd 375-1000 mg, anak-anak < 10 tahun 3 dd 10 mg/kgBB, 3-10 tahun 3 dd 250 mg, 1-3 tahun 3 dd 125 mg, 0-1 tahun 3 dd 100 mg

c. Efek samping

Gangguan lambung, dan ganguan kulit jarang terjadi 2. Paracetamol

a. Mekanisme

Paracetamol diberikan untuk menghilangkan demam dan sebagai 4etabolis. Paracetamol bekerja menghambat  pembentukan prostaglandin yang merupakan inisial peningkatan temperature set body .

 b. Dosis

Untuk nyeri dan demam oral 2-3 dd 0.5-1 gr, maksimal 4 gr/hari

Pada penggunaan kronis bisa maksimal 2.5 gr/hari. Anak-anak 4-6 dd 10 mg/kgBB, c. Efek samping

Efek samping yang mungkin terjadi ialah dapat terjadi methemoglobinemia, hemolisis eritrosit, dan hepatotoksik   jika digunakan kronis 3-4 gr/hari dan pada dosis > 6gr/hr mengakibatkan nekrosis hepar irreversibel

(5)

d. KontraIndikasi

Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase.tidak boleh digunakan pada  penderita dengan gangguan fungsi hati.

3. Dexamethason

a. Mekanisme: antiinflamasi dengan mengeblok enzim fosfolipase A2, sehingga mediator perdangan prostaglandin dan leukotrien dari asam arakidonat tidak terjadi.

b. Dosis

Oral semula 0.5-9 mg sehari sesudah makan pagi, pemeliharaan 0.5-1 mg sehari. c. Efek samping

Sindrom Cushing

4. GG (guaifenesin) a. Mekanisme

GG diberikan karena pasien batuk berdahak. GG merupakan obat golongan ekspektoran.

b. Dosis

Oral 4-6 dd 100-200 mg

c. Efek samping

Kadang berupa iritasi lambung (mual, muntah) yang dapat dikurangi bila minum dengan segelas air 

12. Pre-Eklampsia

Definisi

Timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan atau segera setelah kehamilan. Diagnosis pre eklampsia ditegakkan apabila ditemukan 2 dari 3 keadaan berikut:

1. Penambahan berat badan yang berlebihan, yaitu kenaikan 1 kg seminggu yang terjadi beberapa kali disertai edema kaki,  jari tangan, dan wajah.

2.

Tekanan darah ≥ 140mmHg atau tekanan darah sistolik meningkat ˃ 30mmHgatau tekanan darah diastolik meningkat ˃

15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit.

3. Adanya proteinuria, yaitu bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif  menunjukkan +1 atau 2.

Disebut pre eklampsia berat apabila ditemukan gejala berikut: 1.

Tekanan darah sistolik ≥ 160mmHg atau diastolik ≥ 110mmHg

2.

Proteinuria + ≥ 5g/24jam atau ≥3 pada tes celup

3. Ol

igouria ( ˂ 400ml dalam 24 jam)

4. Sakit kepala hebat atau ganggguan penglihatan 5.  Nyeri epigastrium dan ikterus

6. Edema paru atau sianosis 7. Trombositopenia

8. Pertumbuhan janin terhambat

Terapi

1. Pre eklampsia ringan

a) Rawat jalan : anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8jam malam hari. Bila sukar tidur beri fenobarbital. Kemudian evaluasi 1 minggu kemudian.

R/ Fenobarbital tab mg 30 No. VII S 1 dd tab I omni noctum Pro: Ny. Lilis (27th)

 b) Rawat inap : bila dalam 2minggu tidak ada perbaikan, pasien di rawat inapkan. Beri anti hipertensi. R/ Nifedipin tab retard mg 5 No. XV

S 2 dd tab I

Pro : Ny. Linda (28th) 2. Pre eklampsia berat

a) Segera rawat pasien di rumh sakit. Beri MgSO4 dg dosis awal 2 g intravena dlm 10 menit, kemudian lanjut dalam drip infus dextrose 5% dg kecepatan 15-20 tetes per menit sampai tekanan darah stabil. Berikan sampai 24 j am pasca  persalinan dan hentikan bila 6 jam pasca persalinan ada perbaikan ataupun intoksikasi. Syarat pemberian MgSO4 :

reflek patella kuat, RR >16x/menit, diuresis >100cc dlm 4 jam sebelumnya.  b) Sedia antidotum MgSO4 yaitu Ca Glukonas 10%.

c) Berikan anti hipertensi

R/ Dextrose 5% infus flab No. III Cum infus set No. I

IV catheter no. 22 No. I S imm

R/ Sulfas magnesikus 20% inj fl No. I Cum disposable syringe cc 10 No. I Simm

R/ Ca Glukonas 10% inj. amp No. I Cum disposable syringe cc 10 No. I

(6)

Simm

R/ Nifedipin tab mg 10 No. III S prn (1-3) dd tab I

Pro: Ny. Wika (29th)

A. Keterangan Obat:

1. MgSO4

Drug of choice untuk atasi kejang. Antikonvulsan yang efektif dan membantu mencegah kejang kambuhan dan mempertahankan aliran darah ke uterus.

BSO : Injeksi (iv 20%-25ml; 40%-25ml), serbuk zak (30g)

MK : Menekan pengeluaran asetilkolin pada motor end plate, mencegah masuknya Ca2+

D : Inisial 4-6 g IV bolus dalam 10 menit. Jika masih kejang tambahkan 2g IV dalam 3-5 menit. Rumatan: 2-4 g/ jam IV per drip dalam D5%

KI : Hipersensitif terhadap magnesium, blok jantung, penyakit adison, kerusakan otot jantung. ES : flushing, berkeringat, menurunkan tekanan darah secara tajam, hipotermia, depresi nafas Farmakokinetik: pemberian oral dapat diabsorpsi 20%. Efek pencahar terlihat setelah 3-6 jam. 2. Ca Glukonas

Sebagai antidotum dari MgSO4 3. Fenobarbital

BSO : Injeksi (im/iv 50mg/ml); tablet (30mg;100mg) Paten : fenobarbiton, luminal

MK :Sebagai antikonvulsan, hipnotik dan sedatif. Untuk mempermudah tidur. ES: pusing, mengantuk, ataksia

D: 1-2 x 30mg/ oral

KI: hamil, laktasi, kerusakan hati dan ginjal, pembesaran prostat, ileus paralitik, kolitis ulserativa, hipertensi berat, sepsis, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit j antung iskemik 

Farmakokinetik: waktu paruh 80-120jam 4.  Nifedipin (Calcium channel blocker)

Paten: adalat

MK : Menghambat masuknya Ca2+ ke dalam sel sehingga terjadi relaksasi otot polos vaskuler, penurunan kontraksi jantung serta penurunan kecepatan konduksi SA node dan AV node.

D : 10mg/ oral

KI : syok, kehamilan, laktasi, infark miokard

ES : pusing, sakit kepala, mual, muntah, takikardia, hipotensi, edema perifer, batuk.

13. TYPHUS ABDOMINALIS A. Definisi

Typhus abdominalis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhosa, Salmonella paratyphi A, B dan C yang menyerang usus halus khususnya daerah ileum. Penyakit ini termasuk penyakit tropik yang sangat  berhubungan erat dengan kebersihan perorangan dan lingkungan. Dapat dengan mudah berpindah ke orang lain melalui fecal oral, artinya kuman Salmonella yang ada pada pada feses penderita atau karier mengkontaminasi makanan atau minuman orang sehat.

B. Pengobatan

 Infus

Infus Ringer Laktat 20 tetes/menit, untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit-elektrolit tubuh karena dalam hal ini pasien mengalami mual dan muntah dimana dapat mengancam terjadinya dehidrasi. Keadaan dehidrasi ini dapat dicegah karena infus ringer laktat mengandung komposisi elektrolit dan konsentrasinya sama dengan yang dikandung di dalam cairan ekstraseluler.Kandungan elektrolitnya antara lain Natrium 130 mEq, Kalium 4 mEq, Klorida109 mEq, Kalsium 3 mEq, Asetat 28 mEq. Natrium merupakan kation utama plasma darah dan menentukan tekanan osmotik, klorida merupakan anion utama plasma darah serta kalium merupakan kation intraseluler sebagai konduksi syaraf dan otot.

 Antibiotik 

Kloramfenikol 4 x 500 mg, kloramfenikol (dosis hari pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500mg, diberikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 2 x 250mg selama 5 hari kemudian)  Anti piretik 

Paracetamol 500 mg (bila perlu),sebagai obat penghilang gejala demam dan pusing

C. Mekanisme Obat

 Infus

Ringer Laktat (RL)

Sediaan - 500 ml dan 1.000 ml (Kemasan larutan kristaloid RL yang beredar di pasaran memiliki komposisi elektrolit Na+ (130 mEq/L), Cl- (109 mEq/L), Ca+ (3 mEq/L), dan laktat (28 mEq/L). Osmolaritasnya sebesar  273 mOsm/L

Metabolisme

RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan  pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan

(7)

Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh

hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolik. Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. Larutan RL tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa yang berguna untuk mencegah terjadinya ketosis.

 Antibiotik  Kloramfenikol

 Nama paten - Combisetin (Combiphar), Farsycol (Ifars), Kalmicetine (Kalbe Farma), Lanacetine (Landson) Sediaan - Kapsul 250 mg dan 500 mg, suspensi 125 mg/5 ml, sirup 125 ml/5 ml, serbuk injeksi 1g/vail. Sifat - Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air ( 1:400) dan rasanya sangat pahit Dosis

Dewasa: 50 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 j am.

Anak : 50-75 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.

Bayi< 2 minggu : 25 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi tiap 6 jam. Berikan dosis lebih tinggi untuk infeksi lebih berat. Setelah umur 2 minggu bayi dapat menerima dosis sampai 50 mg/kgBB/ hari dalam 4 dosis tiap 6 jam.

Mekanisme kerja

Efek antimikrobaKloramfenikol bekerja pada spektrum luas. Kloramfenikol berefek bakteriostatik  terhadap kuman yang peka seperti riketsia, klamidia, mikoplasma dan beberapa strain Salmonella serta hampir  semua bakteri gram positif, sejumlah bakteri anaerob dan sejumlah bakteri gram negatif. Kloramfenikol dapat menjadi bakterisid pada Str. Pneumonia,  N. Meningitides dan  H. influenza,namun tidak aktif pada suku  Pseudomonas Sp dan  Proteus sp. Obat ini efektif terhadap sebagian besar strain  E.coli, K. Pneumoniae dan  P.  Mirabilis

Absorbsi,

 Peroral, kapsul 250 ± 500 mg dan suspensi 125 mg/5ml

Distribusi,

 Difusi kloramfenikol ke jaringan, rongga dan cairan tubuh baik sekali, kecuali ke dalam e mpedu. Kadarnya di cairan serebrospinal tinggi sekali dibandingkan dengan antibiotika lain, meski tanpa meningitis. Kadar   puncak plasma (1 jam setelah pemberian i.v.) 15-25 mg/liter.

 Pemberian kloramfenikol secara i.v. menimbulkan kadar yang lebih rendah dalam darahdibandingkan  peroral. Kloramfenikol terikat 50% pada protein plasma denganwaktu paruh 3 jam

Metabolisme

 Kloramfenikol mengalami metabolisme di hepar. Dalam hati, 90% zat ini dirombak menjadi glukoronida

inaktif. Pada penderita gangguan hepar, dosis har us diturunkan Ekskresi

 Resorpsi kloramfenikol dari usus cepat dan agak lengkap, dengan BA 75 -90%. Pada penggunaan IV

dan peroral, Kloramfenikol diekskresi 5 ± 30%melalui urin, terutama sebagai metabolit inaktif. Kloramfenikol melalui penggunaan peroral saja diekskresi melalui empedu dan tinja dalam jumlah kecil. Indikasi : demam tifoid dan paratifoid, infeksi berat karena Salmonella sp, H. influenza (terutama meningitis), rickettzia,

limfogranuloma, psitakosis, gastroenteristis, bruselosis, disentri. Kontraindikasi : Hipersensitif, anemia, kehamilan, menyusui, pasien porfiria

Efek samping : Kelainan darah reversible dan ireversibel seperti anemia aplastik anemia (dapat berlanjut menjadi leukemia), mual, muntah, diare, neuritis perifer, neuritis optic, eritema multiforme, stomatitis, glositis, hemoglobinuria nocturnal, reaksi hipersensitivitas misalnya anafalitik dan urtikaria, sindrom grey pada bayi  premature dan bayi baru lahir, depresi sumsum tulang

 Antipiretik  Paracetamol

 Nama paten

 – 

Alphamol, Biogesic, Bodrexin demam, Contratemp, Cupaol, Dumin, Farmadol, Fasgo Forte, Fevrin, Pamol, Panadol biru, Sanmol, Sanmol tablet, Pyrex, Pyridol.

Sediaan

 – 

tablet 500mg, sirup 125mg/5ml, sirup 160 mg/5ml, sirup forte 250 mg/ml. Dosis

Tablet

1. Dewasa dan anak atas 12 tahun

 – 

1 tablet (3-4 kali sehari) 2. Anak-anak 6-12 tahun

 – 

½ - 1 tablet (3-4 kali sehari) Sirup 125 mg/5ml

1. Anak 0-1 tahun

 – 

½ sendok takar (5ml) 2. Anak 1-2 tahun

 – 

1 sendok takar (5ml) 3. Anak 2-6 tahun

 – 

1-2 sendok takar (5ml) 4. Anak 6-9 tahun

 – 

2-3 sendok takar (5ml) 5. Anak 9-12 tahun

 – 

3-4 sendok takar (5ml) Mekanisme

Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX), dan selektif  mengahmbat COX-2. Meskipun mempunyai efek antipiretik dan anelgesik dan antiinflamasi yang lemah.

(8)

Absorbsi ,

 Onset dari Paracetamol kurang dari 1 jam dengan waktu paruh sekitar 1-3 j am.

 Paracetamol cepat diabsorpsi di saluran pencernaan, juga diabsorpsi secara baik dari membrane mukosa

rectum.

Distribusi dan Metabolisme

 Paracetamol didistribusikan secara luas dalam cairan tubuh dan dengan mudah

Eksresi

 Setelah paracetamol dimetabolisme oleh liver, lalu dieksresi

oleh ginjal dan dalam jumlah kecil pada air susu ibu (ASI) Paracetamol, aman untuk wanita hamil dan anak-anak.

Indikasi : meredakan demam dan nyeri yang ringan sampai sedang yang disebabkan oleh berbagai hal, post-Immunisation Pyrexia.

Kontra Indikasi : alergi terhadap paracetamol, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta pasien dengan ketergantungan terhadap alcohol.

Efek Samping : mual, hypersensitivitas, ruam pada kulit, acute renal tubular necrosis, dyscrasia darah (seperti thrombocytopenia, leucopenia, neutropenia, agranulocytosis), kerusakan liver 

Tulisan resep :

R/ Ringer laktat inf flab No II cum infuse set No I IV catheter no 22 No I

 ʃ imm

R/ Chloramphenicol tab mg 500 No IV

 ʃ 4 dd tab 1

R/ Paracetamol tab mg 500 No IV

 ʃ prn (3

-4) dd tab 1 Pro : Nn M (21th) 15. EKZEMA A. Definisi

Ekzema adalah proses radang pada kulit. Lapisan kulit yang mengalami kelainan ialah kulit ari (epidermis) dan kulit  jangat (dermis) bagian atas. Faktor penyebab ekzema belum diketahui pasti. Namun hal ini sering dihubungkan dengan

faktor bawaan. Sedangkan faktor pencetus yang sering menimbulkan ekzema antara lain iklim, alergi, infekortikosteroidi, emosi, dan faktor higienis.

B. Pengobatan

Pengobatan ekzema menggunakan kostikosteroid topikal. Pilihan obat topikal agar tepat ke target site-nya.

C. Mekanisme Kerja Obat

1. Bentuk sediaan obat :

Kortikosteroid topikal terdapat dalam berbagai bentuk sediaan, yakni salep, krim, gel, aerosol dan losio. Salap mengandung vaselin, parafin, propilen glikol, atau minyak mineral. Bahan-bahan tersebut akan membentuk sawar oklusif  yang mencegah penguapan, sehingga membantu hidrasi stratum korneum yang akan meningkatkan penetrasi bahan aktif. Hampir 50% bahan dasar krim adalah air. Semakin tinggi kandungan air suatu vehikulum (misalnya bentuk losio dan gel), maka akan lebih cepat mengeringkan karena penguapan yang meningkat. Oleh karena itu, lebih cocok untuk lesi yang membasah. Secara umum, bentuk salep akan lebih efektif dibanding krim atau losio terhadap kelainan yang kering dan menebal. Tetapi, umumnya pasien lebih menyukai bentuk krim karena lebih nyaman dipakai, sehingga meningkatkan kepatuhan terapi.

2.  Nama paten :

Betamethasone dipropionate = Diprosone 0.05%,cream,lotion Clobetasol propionate = Dermovate 0.05%,cream

Desoximetasone = Topcort 0.05% gel Halcinonide = Halog 0.1%, cream

Mometasone furoate= Elocon 0.1%, ointment Hydrocortisone = Enkacort 1% and 2.5% cream 3. Dosis : 2-4 X sehari

4. Mekanisme kerja : efek utama penggunaan kostikosteroid secara topikal pada epidermis dan dermis ialah efek  vasokonstriksi, efek antiinflamasi, dan efek antimitosis. Adanya efek vasokonstriksi akan mengakibatkan berkurangnya eritema, adanya efek antiinflamasi yang terutama terhadap leukosit, adanya efek antimitosis terjadi karena kortikosteroid mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A2 dengan mengurangi

 jumlah enzim yang tersedia untuk memproduksi prostaglandin.

5. Metabolisme : kortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak; mempengaruhi juga fungsi sistem kardiovaskuler, ginjal,otot lurik, sistem saraf dan organ lain.

6. Indikasi : ekzema, radang dan penyakit kulit karena alergi 7. Kontraindikasi :

Penderita alergi kortikosteroid 8. Efek samping :

(9)

Risiko terberat (walaupun sangat jarang terjadi) penggunaan kortikosteroid adalah penekanan aksis adrenal -hipotalamus akibat absorbsi sistemik. Selain itu, dapat pula terjadi glaukoma. Yang lebih kerap terjadi adalah efek  samping lokal pada kulit berupa atrofi, strie, purpura, telangiektasi,erupsi akneiformis dan perubahan warna kulit.

Perlu diingat pula kemungkinan adanya topical steroid addiction. Efek samping ini secara langsung bergantung  pada potensi kortikosteroid dan lama serta cara penggunaannya. Secara umum, anak-anak, orang tua dan pasien dengan kelainan yang luas akan mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pada anak-anak, disebabkan karena mereka mempunyai rasio luas permukaan tubuh terhadap berat badan yang relatif lebih tinggi.

D. Penulisan Resep

R/ Hidrocortison 2% cream tube No. I

∫ 2 dd I u.e

Pro : Tn. D (40 th)

19. ASMA BRONKIAL

Definisi : gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak sel dan elemennya berlangsung kronik menyebabkan  peningkatan, hiperresponsif j alan nafas yang menimbulkan gejala episode berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat,

terutama pada malam hari. Episode tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas.

Contoh resep:

R/ Ventolin MDI No. I S prn 1-2 dd puff I

R/ Metil prednisolon tab mg 4 No.VII S 1 dd tab I

Pro Ny. R (30tahun)

Jenis obat:

1. Ventolin

 Kandungan salbutamol sulfate, golongan beta2-mimetika

 Mekanisme kerja : bekerja spesifik pada reseptor-

β2. Selain mempunyai daya bronchodilatasi yang baik, juga memiliki

efek yang lemah terhadap stabilisasi sel mast, sehingga sangat efektif untuk mencegah atau meniadakan asma.

 ESO : nyeri kepala, pusing, mual, tremor tangan. Pada overdose menimbulkan efek kardiovaskuler (takikardi, palpitasi,

aritmia, hipotensi).

 Dosis : tab 2 mg, inhaler 100 mcg. Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 100mcg, pada serangan akut 2 puff dapat diulang

sesudah 15 menit. Pada serangan hebat i.m atau s.c 250-500 mcg, yang dapat diulang setelah 4 jam.

Biasa digunakan dalam bentuk dosis aerosol, karena berefek pesat dan mempunyai efek samping yang ringan dibanding dengan dosis oral.

2. Metilprednisolon

 Merupakan kortikosteroid, sebagai antiinflamasi, mengatasi obstruksi jalan nafas.

 Mekanisme kerja : menghalangi enzim fosfolipase yang mampu mengubah fosfolipid membran sel menjadi mediator 

menimbulkan bronkospasme.

 ESO : gejala cushing (osteoporosis, moonface, hipertrichosis, impotensi, dll) serta penekanan fungsi anak ginjal.

 Dosis : Sediaan 4 mg, 16 mg. Prednisolon untuk terapi kur singkat 25-40 mg sesudah makan pagi, yang setiap dua hari

dikurangi dengan 5 mg sampai kur selesai dalam 2-3 minggu. Untuk pemeliharaan 5-10 mg prednisolon setiap 48jam.

URTIKARIA

Definisi.Urtikaria adalah suatu reaksi vaskuler di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. Umumnya ukuran lesi dan bentuknya bervariasi dari beberapa millimeter sampai  plakat. Lesi dapat timbul pada kulit atau membrane mukosa. Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa tersengat atau

tertusuk 

Terapi. Terdapat tiga jenis obat yang cukup baik untuk mengontrol gejala pada urtikaria, yakni agen simpatomimetik, antihistamin, dan kortikosteroid.

1. Agen simpatomimetik  ,ex: epinefrin&efedrin, efek berlawanan dengan histamine, yaitu vasokonstriksi superfisial dan permukaan mukosa. Umumnya untuk urtikaria akut dan dapat dikombinasi dengan AH.

2. Antihistamin

Diklasifikasikan menjadi H1, H2, dan H3 berdasarkan kemampuan menghambat aksi spesifik reseptor  histamin dalam jaringan. Hampir pada semua urtikaria, terutama kronik yang penyebabnya sulit diketahui,  pemberian AH1 adalah pilihan pertama.

Antihistamin 1 diklasifikasikan 6 kelompok berdasarkan struktur kimianya. memiliki efek samping sedasi. Efek depresi terhadap susunan saraf pusat dapat terjadi bila antihistamin AH1 ditelan bersama dengan alkohol. Efek pada saluran pencernaan meliputi anoreksia, mual, muntah, epigastric distress dan diare. Beberapa AH1 mempunyai efek antikolinergik berupa membran mukosa kering, sulit buang air kecil, retensi urin atau sering kencing dan impotensi.

Antihistamin2 efek sedasinya rendah. Derivat terfenadin (Fexofenadine), astemizole, cetirizin, dan loratadin sudah mulai sering digunakan dalam pengobatan urtikaria. Golongan ini diabsorbsi lebih cepat dan mencapai kadar puncak dlm1-4 jam. Masa awitan lebih lambat dan mencapai efek maksimal dalam4 jam (terfenadin), sedangkan astemizol dalam 96 jam setelah peroral. Apabila gagal, kombinasi 2 obat dari kelas farmakologikal yang berbeda dapat digunakan, kombinasi AH1 dan AH2 mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik pada kasus pasien yang sulit. Antagonis H2 sebaiknya tidak digunakan sendiri, karena

(10)

efeknya yang minimal pada pruritus. Contoh obat AH2 adalah cimetidin, ranitidine, nizatadin, dan famotidin.

3. Kortikosteroid

Dalam beberapa kasus urtikaria akut atau kronik, AH mungkin gagal, bahkan pada dosis tinggi, atau efek  samping bermasalah. Dalam situasi seperti itu, terapi urtikaria seharusnya respon dengan menggunakan kortikosteroid. Jika tidak berespon, maka pertimbangkan kemungkinan proses penyakit lain (misalnya, keganasan, mastocytosis, vaskulitis).

Agen terapetik yang diberikan:

1. Penghambat H1

a. Hidroksizin hidroklorida 10-50 mg@4-8 jam. Bila serangan sering, tujuannya mencegah serangan dengan  pemberian obat yang teratur, bukan diberikan bilamana perlu.

 b. AH1 non sedatif: Astemizol 10 mg 2-3 kali PO dalam keadaan lambung kosong; atau terfenadin 60 mg PO setiap 12 jam.

c. Bila pengobatan di atas tidak dapat mengendalikan urtikaria, pertimbangkan untuk menambahkan AH1 dari golongan kimia lainnya, misalnya:

i. Tab klemastin fumarat 1,34 mg or 2,68 mg, tidak>8,04mg/hari or >3tab2,68 mg 3x 1hr. ii. Siproheptadin hcl 4 mg PO@ 8 jam.

iii. Timeprazin tartrat spansul 5 mg, 1@12 jam, atau tablet 2,5 mg empat kali sehari. iv.  Klorfeniramin maleat 4 mg tiga kali sehari

2. Penghambat H2: simetidin 300 mg empat kali sehari, atau ranitidin 150 mg dua kali sehari.

3.  Prednison 0,5-1,0 mg/kg/hari, dikurangi setiap 10-15 hari untuk mengendalikan kasus yang tidak  memberikan respon terhadap antihistamin pada urtikaria akut. Kortikosteroid oral tidak diindikasikan pada  penanganan urtikaria kronik.

R/ Astemizol tab mg 10 No. VI

∫2dd tab I a.c

R/ Simetidin tab mg 300 No.XII

∫4 dd tab I

R/ Prednison tab mg 5 No.IX

∫3 dd tab I

Pro : Tn. A (35 thn)

22. DIABETES MELITUS

Di bedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

A. Diabetes Melitus Tipe 1

Definisi:

kondisi dimana sel β pankreas

tidak menghasilkan insulin, predileksi usia muda < 30 tahun Terapi : Injeksi Insulin

Resep :

R/ Insulin regular injeksi 100 IU Cum spuit insulin injeksi S imm

Pro. Nn. A (19 th)

Mekanisme kerja : mengatur kadar glukosa dengan target utama hepar, otot, dan jaringan adipose

B. Diabetes Melitus Tipe 2

Definisi : kondisi dimana terjadi resistensi insulin.

GDS ≥ 20 mg/dl atau GDP ≥ 126 mg/dl

Pilihan obat :

1.  First choice : gol. sulfenilurea (glibenklamid, klorpropamid) 2. Gol. Biguanid (Metformin)

3. Tiazolidindion (pioglitazon, rasiglitazon)

4. Glinid (repoglinid, hateglinid); berfungsi meningkatkan sekresi insulin 5. Glukosidase dan inhibitor : acarbose berfungsi menghambat absorbsi glukosa Resep :

R/Glibenklamid tab mg 5 No. XIV S 3 dd tab I ½ h.a.c.

Pro. Ny. A (55 th)

Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak ada perbaikan ditambah obat golongan biguanid. R/ Metformin tab mg 500 No. XXI

S 3 dd tab I d.c. Pro. Ny. A (55 th)

Glibenklamid Metformin

 Golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik)  Sediaan : 5 mg

 Dosis : awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan tidak lebih dari

2,5 dgn interval 1 minggu, maksimal : 20 mg/hari

 Nama paten antara lain: glukonic, glyamid, libronil, tiabet

 Golongan Biguanid  Sediaan : 500 mg, 850 mg

 Dosis : awal : 2 x 500 mg; maintenance : 3 x 500

mg; dosis maksimal : 2,5 - 3 gram/hari

(11)

 Mekanisme : merangsang sekresi insulin dari granul sel beta

langerhans

 Terapi efektif :diberikan 30 menit sebelum makan. ½ h.a.c

dimaksudkan untuk mencegah hipoglikemi dan mempercepat absorbsi karena makanan dapat menyebabkan menurunnya absorbsi

 Metabolisme di hepar dan di ekskresi melalui ginjal  Efek samping : gangguan saluran cerna&alergi kulit

 Kontraindikasi : DM juvenile; DM gestasional dan keadaan

gawat

 Interaksi obat : meningkatkan risiko hipoglikemia oleh

insulin, alkohol, sulfonamide, kloramfenicol; dan efek  hipoglikemia diturunkan dengan diuretik (tiazid), kortikosteroid.

efek sampingnya, yaitu mual, muntah, diare, dan rasa tidak nyaman di perut

  Nama Paten : gliformin, glikos, glucofor 500

 Mekanisme : menurunkan produksi glukosa di

hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin

 Metabolisme : absorbsi di intestinum dan ekskresi

di urin utuh

 Kontra indikasi : penyakit kardiovaskuler karena

terjadi peningkatan asam laktat dalam darah,  penyakit ginjal,dll.

23. SHIGELLOSIS / DISENTRI BASILER 

Definisi : infeksi usus akut yang dapat sembuh sendiri yang disebabkan infeksi Shigella.

Gejala : demam, mual, muntah, tenesmus

Tipe diare:

1. Disentri klasik (jarang, tinja banyak, bau busuk, dan berlendir) dengan tinja lembek disertai darah, mucus dan pus. 2. Watery diarrhea

3. Kombinasi ketiganya

Resep

R/ Cotrimoxazol tab No. XX

∫ 2 dd tab No. II

R/ Diafrom tab No. X

∫ 3 dd tab I

R/ Metochlopramid tab mg 10 No. X

∫ prn (1

-3) dd tab I

R/ Oralit Sachet Granul No. X

∫ ad libitum Solve in aqua cc 200

Pro: Tn. S (23 tahun)

Jenis obat:

1. Cotrimoxazol (antibiotik spektrum luas)

 Kombinasi:Sulfamethoxazole & trimetroprim.  Sediaan: Sulfamethoxazole: 400 mg; 800 mg.

Trimetroprim: 80 mg; 160 mg.  Bentuk sediaan : - Tablet.

- Suspensi: 200 mg (s), 40 mg (t)/ 5 ml. - Sirup.

 Mekanisme :

Sulfametoxazole→menghambat PABA masuk ke molekul asam folat.

 Trimetroprim menghambat reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetra hidrofolat.

 Indikasi : - ISK akibat E. Coli, klebsiella, enterobacter, proteus. - Infeksi GIT.

- Infeksi pernafasan: pneumuniae. - Infeksi THT.

 KI : Gangguan hati, ginjal.

 ES : mual, muntah, SJS.

 Dosis : 5-7hr 2x2 tab, 10-14 hr  Shigelosis: 5 hari.

 Paten : Bactrim, trizole, yekaprim.

2. Diafrom (Neo Diafrom)

 Kandungan : Kaolin 550 mg Pektin20 mg

 Indikasi : Pengobatan simtomatik pada diare non spesifik 

 Mekanisme : Obat anti diare mengeraskan tinja &mengabsorsi zat toksik.  Sediaan kaolin, pektin: neo kacitin 5 ml suspensi (kaolin 700 mg & pektin 50 mg).

 Dosis :

 Dewasa % anak > 12 th2,5 tab post detecatio max: 7,5 tab/hari (maksimal 15 tab/ hari).  Anak 6-12 tahun: 1,5 tab post detecatio (maksimal 7,5 tab/hari).

3. Metoklopramid

 Sediaan : -10 mg/tab.

(12)

 Indikasi : - antiematik.

- dispepsia pasca gastrektomi.

 Mekanisme :

 Blokade reseptor dopamin di CTZ (chemoreceptor trigger zone)  Memperkuat pergerakan & pengosongan lambung.

 ES : Sedasi & gelisah  Dosis : Dewasa 10 mg 3x/hari.

4. Oralit (200 ml)  Komposisi : - Kalium klorida 0,3 gr (1,5 gr) - NaCl 0,7 gr (3,5 gr). - Na bikarbonat 0,5 gr (2,5 gr). - Glukosa anhidrat 4 gr (20 gr).

 Indikasi :rehidrasi muntaber, diare, kolera.

 Dosis :

 Dewasa 2 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap BAB  Anak < 1 th: 2 jam pertama 2 gelas larutan ½ gelas

 Anak 1-5 th: 2 jam pertama 4 gelas larutan 1 gelas 24. VERTIGO

- Def : perasaan rotasi (memutar), dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar. - Vertigo

merupakan “gejala”, bukan “penyakit”.

- Terjadi karena gangguan koordinasi, labirinth, mata & sensibilitas. - Prinsip terapi :

1. Etiologi : tergantung penyebab (TIA, epilepsi, migren, infeksi) 2. Simptomatis :

- Sedativa : diazepam,dsb

- Antihistamin : diphenhidramin, dramamin,dsb - Vasodilator : flunarizine,dsb

- Contoh pemberian resep :

R/ Diazepam (Valisanbe)tab 5 mg

3 x 1 R/ Mertigo tab

2 x 1

 R/ Unalium tab 5 mg

2 dd tab 1( pagi dan sore)

 Unalium (paten mengandung flunarizine)sediaan tablet ada yang 10mg dan 5 mg. Dosis rata-rata 10 mg sehari dosis

tunggal pada malam hari. Pada orang tua 5 mg Maksimal pemberian 2 bulan, untuk terapi pemeliharaan diberikan 5 hari dalam seminggu. Indikasi: profilaksis migren, vertigo, ggn konsentrasi. ES: somnolen, lesu, gejala ekstrapiramidal, penurunan berat badan selama terapi.

 Mertigo (paten mengandung betahistine mesylate) sediaan tablet 6 mg.dosis 1-2 tablet 3 x sehari.ES: ggn GIT, ruam

kulit. Indikasi: vertigo dan pusing pada penyakit meniere, sindroma meniere, vertigo perifer.

 Valisanbe (paten mengandung diazepam), Indikasi : neurotik, psikosomatik, rematik. Dosis dewasa: 2-5 mg, anak

6-14 th 2-4 mg, <6 th 1-2 mg, diberikan 3x sehari. Im/iv amp 5-10 mg untuk epileptikus, tetanus. Kontraindikasi:  psikosis berat, glaukoma, serangan asma akut,hamil. ES: ggn mental, mengantuk, amnesia, ketergantungan,  penglihatan kabur,retensi urin, depresi pernapasan, hipotensi

25. EKZEMA Definisi:

Ekzema merupakan peradangan pada lapisan kulit baik di epidermis maupun dermis.

Gejala :

- kulit kemerahan, kering, basah, tebal, bersisik  - baru : kulit merah, kering, basah, tebal

- kronis : lebih tebal, bersisik, kehitaman

Resep :

R/ Hidrocortisone 1% cream tube No. I

∫ 2 dd I u.e

Pro : Tn. Y (30 tahun)

Jenis obat:

Hidrocortisone 1 %

 Golongan kortikosteroid lemah

(13)

 Mekanisme : mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A2 dengan

mengurangi jumlah enzim yang tersedia untuk memproduksi prostaglandin

 Sediaan : 40 mg; 25 mg/g krim

 Indikasi : ekzema, radang, dan penyakit kulit karena alergi  Dosis : 3

 – 

4 kali sehari

 Kemasan : tube 10 g krim 1%; tube 5 g 1% dan 2,5% 26.SCABIES

Definisi

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas  Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit ini mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya. Scabies identik dengan penyakit anak   pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu

lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung.

Gejala

1. Gatal yang hebat pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan terutama pada malam hari sebelum tidur. 2. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang berwarna

hitam.

3. Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di atas papula (vesikel atau  plenthing/pustula).

Pengobatan

Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah te rtular kembali penyakit scabies.

Terapi topikal harus menjangkau seluruh tubuh kecuali kepala dan leher. Terapi yang efektif termasuk penggunaan air panas dan dua kali pengolesan pada seluruh tubuh.

1. Permethrin 5% cream (scabimite).

Tampaknya paling aman sebagai pengobatan yang paling efektif untuk skabies. Permethrin adalah pyrethroid sintetik  yang dapat membunuh tungau yang mempunyai toksisitas yang benar-benar rendah untuk manusia. Krim permethrin 5% dalam bentuk dosis tunggal.

Cara penggunaan permethrin adalah dengan mengoleskan di belakang telinga dan menyeluruh dari leher ke tapak  kaki, terutama pada bagian lipatan-lipatan seperti sela-sela jari tangan dan kaki, umbilicus, lipat paha, pantat, dan bagian  bawah jari tangan dan kaki. Penggunaannya selama 8-12 jam kemudian dicuci bersih-bersih. Jika belum sembuh, obat

digunakan 5 sampai 7 hari kemudian.

Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik hanya perlu ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual susah diobati. Bila didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik.

Permethrin tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari 2 bulan dan pada wanita hamil dan menyusui karena dapat menimbulkan reaksi panas, eksaserbasi gatal, dan dermatitis kontak.

2. Malathion.

Malathion 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian. 3. Benzyl Benzoat 25%.

Tersedia dalam bentuk krim atau lotion 25%. Sebaiknya obat ini digunakan selama 24 j am, kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila digunakan untuk bayi dan anak-anak harus ditambahkan air 2-3 bagian.

4. Lindane 1% (gamma benzene heksaklorida).

Tersedia dalam bentuk cairan atau lotion, tidak berbau, tidak berwarna. Obat ini membunuh kuta atau nimpa. Obat ini digunakan dengan cara menyapukan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam kemudian dicuci bersih- bersihpada pagi hari. Jika belum membaik, pengobatan diulang 1 minggu kemudian. Penggunaan yang berlebihan dapat

menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Pada bayi dan anak-anak bila digunakan berlebihan dapat menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman digunakan untuk ibu menyusui, wanita hamil, pasien dengan gangguan otak, dan  pasien dengan riwayat kejang.

5. Monosulfiran.

Tersedia dalam bentuk lotion 25% yang sebelum digunakan harus ditambahkan 2-3 bagian air dan digunakan setiap hati selama 2-3 hari. Selama dan segera setelah pengobatan penderita tidak boleh minum alkohol karena dapat menyebabkan keringat yang berlebihan dan takikardi.

6. Sulfur.

Dalam bentuk parafin lunak sulfur 10% secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam dan dicuci 24 jam kemudian. Obat aman digunakan buat wanita hamil dan menyusui.

7. Ivermectin.

Ivermectin adalah anti parasit. Sejak 1993, ivermectin diberikan oral dengan dosis 200 mikrogram/BB efektif sebagai antiskabies. Dosis yang lebih tinggi efektif diberikan terutama untuk pasien yang imunosupresif seperti penderita AIDS. Ivermectin topikal seperti 1% propilen glycol solution diteliti juga merupakan obat skabies yang cukup efektif.

(14)

8. Anti pruritus

Rasa gatal pada skabies akan tetap ada sampai beberapa minggu setelah pemberian terapi. Antihistamin sedatif bisa mengurangi rasa gatal. Tetapi kortikosteroid topikal atau sistemik potensi rendah lebih efektif. Pada anak-anak dapat diberikan 1% krim hidrokortison. Pada dewasa dapat diberikan krim triamsolon (0,1%). Untuk mengatasi gatal sebaiknya  jangan menggunakan steroid ataupun kortikosteroid karena dapat melemahkan imunitas dan menciptakan penyakit baru

maupun varian scabies yang lebih buruk.

Resep

Sistemik : R/ Interhistin tab mg 50 No. XIV S 2 dd tab 1

Topikal : R/ Scabimite cream g 30 No. I S ue (malam) 12 jam 1 minggu sekali Pro : Tn. N (34 th)

27. SYOK ANAFILAKTIK  Definisi

Syok anafilaktik merupakan suaru resiko pemberian obat baik melalui suntikan atau cara lain. Reaksi dapat berkembang menjadi suatu kegawatan berupa syok, gagal napas, henti jantung dan kematian mendadak. Obat-obat yang sering memberikan reaksi anafilaktik adalah golongan antibiotic, seperti penisilin, ampisilin, sefalosporin, tetrasiklin, kloramfenikol, neomisin, sulfanamid, serum antitetanus, antirabies. Alergi terhadap gigitan serangga, insulin, zat radiodiagnostik, obat bius, heparin maupun makanan seperti telur, susu, kacang, ikan laut pun dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.

Manifestasi Klinis

1. Reaksi local: urtikaria, edema setempat

2. Reaksi sistemik: reaksi timbul segera atau 30 menit setelah terpapar antigen

a. Ringan: mata bengkak, hidung tersumbat, gatal-gatal di kulit dan mukosa, bersin-bersin, biasanya timbul 2 jam setelah terpapar allergen

 b. Sedang: bronkospasme, edema laring, mual, muntah, biasa terjadi dalam 2 jam setelah terpapar antigen

c. Berat: terjadi langsung setelah terpapar allergen bronkospasme, edema laring, stridor, sesak napas, sianosis, disfagia, nyeri perut, diare, muntah-muntah, kejang, hipotensi, aritmia jantung, henti jantung, koma

Contoh resep:

Cito!

R/ Adrenalin 0,1% inj amp No. II Cum disposable syringe cc1 No. II

∫ imm

Pro : Ny. F ( 33th)

Jenis obat:

1. Adrenalin cepenetrin

Merupakan obat simpatomiometik → efek menyerupai efek yg di timbulkan untuk susunan saraf simpatis.

 Mekanisme :

Menstimuli β

1

di jantung dan β

2di otot polos pembuluh darah skeletal muscle ( vasodilatasi)  Prinsip Terapi:

Injeksi epinefrin 0,3-0,5 ml untuk vasodilatator dan meningkatkan kerja jantung Perlu pemberian 024-6 lt/menit untuk breathing.

Bila ada hipotensi, berikan IV dekstrose 5%/ RL/ NaCl 0,9%

28. INFEKSI SALURAN KEMIH A. Pengobatan

Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotika yang adekuat, dan jika terdapat disuria  berat dapat diberi terapi

Antibiotik yang digunakan dalam penatalaksanaan ISK 

Obat Dosis

Terapi dosis tunggal

Oral Amoksisilin Trimetoprim sulfametoksasol Sefaleksin 3 g 320 mg/ 1600 mg (4 tablet) 3 g Intramuskular Kanamisin 0,5 g

Terapi konvensional (5hari)

Pilihan pertama Amoksisilin

Trimetoprim sulfametoksasol Trimetoprim  Nitrofurantoin 250 mg (3x/hari) 160 mg/ 800 mg (2x/hari) 300 mg/ hari 100 mg (4x/hari) Pilihan kedua Norfloksasin

Sefaleksin

400 mg (2x/hari) 1 g (4x/hari)

(15)

15

Sefalotin Gentamisin Kanamisin 1 g/ 8jam/ im atau iv 0,8 mg/ kg/ 8jam/ im 5 mg/ kg/ 8jam/ im

Profilaksis (malam atau pasca sanggama)

 Nitrofurantoin Trimetoprim Trimetoprim sulfametoksasol 50-100 mg 150-300 mg 40 mg/ 200 mg (Mansjoer A., Trivanti K., Savitri R., Wardhani I.W., Setiowulan W. 2002).

Amoksisilin

 Amoksisilin merupakan prototype aminopenisilin berspektrum luas, tetapi aktivitasnya terhadap kokus gram positif kurang daripada penisilin G. Semua penisilin golongan ini dirusak oleh beta-laktamase yang diproduksi kuman gram positif maupun negatif. Kuman meningokokus, pneumokokus, gonokokus dan  L. monocytogenes sensitive terhadap obat ini. Selain itu  H. influenzae,  E.colli, dan  Pr. mirabilis merupakan kuman gram negatif yang juga sensitif. Tetapi dewasa ini banyak kuman dilaporkan telah sensitive terhadap amoksisilin.

 Tersedia sebagai kapsul atau tablet 125 mg, 250 mg, dan 500 mg dan sirup 125 mg/5 ml. Dosis sehari dapat diberikan 3 kali 250-500 mg sehari (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Sulfametoksasol

 Kuman yang sensitive terhadap sulfa secara in vitro ialah Strep. pyogenes, Strep. pneumonia, beberapa galur  Bacillus anthracis dan Corynebacterium diphteriae,  Haemophilus influenza,  H ducreyi,  Brucella, Vibrio cholera,  Nocardia,  Actinomyces, Calymmatobacterium granulomatis, Chlamydia trachomatis dan beberapa  protozoa. Beberapa kuman enterik   juga dihambat.

 Sulfonamid pada saat ini bukan lagi obat pilihan pertama untuk infeksi saluran kemih, karena jumlah mikroba yang resisten makin meningkat.

 Dosis permulaan oral pada orang dewasa 2-4 g, dilanjutkan dengan 2-4 g dalam 3-6 kali pemberian; lamanya tergantung dari keadaan penyakit. Anak-anak lebih dari bulan diberikan dosis awal setengah dosis per hari kemudian dilanjutkan dengan 60-150 mg/kgBB (maksimal 6 g/hari) dalam 4-6 kali pemberian. Sediaan biasanya terdapat dalam bentuk tablet 500 mg (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Trimetoprim

 Suatu trimetoksibenzilpirimidin, menghambat asam dihidrofolat reduktase bakteri kira-kira 50.000 kali lebih efisien daripada enzim yang sama dari sel mamalia. Asam dihidrofolat reduktase adalah enzim yang mengubah aasam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat, suatu langkah yang mengarah ke sintesis purin dan akhirnya menjadi DNA (Katzung G.B, 1998).

 Spektrum antibakteri trimetoprim sama dengan sulfametoksasol, meskipun daya antibakterinya 20-100 kali lebih kuat daripada sulfametoksasol (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

 Trimetroprim diabsorbsi dengan baik dari usus serta didistribusikan secara luas ke seluruh cairan tubuh dan jaringan, termasuk cairan serebrospinalis.

 Trimetropim lebih bersifat larut dalam lipid daripada sulfametoksazol (Katzung G.B, 1998).

 Trimetoprim juga terdapat dalam bentuk tablet sediaan tunggal 100 dan 200 mg (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

 Trimetrpotrim dapat diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada infeksi saluran kemih akut. Mayoritas organisme yang terdapat dalam komunitas cenderung peka terhadap konsntrasi tinggi dalam urin (Katzung G.B., 1998).

Kotrimoksazol (Trimetoprim dan Sulfametoksasol)

 Mikroba yang peka terhadap kombinasi sulfametoksasol dan trimetoprim ialah Str. pneumoniae, C. diphteriae, dan  N. meningitis, 50-90% strain S. aureus, S. epidermidis, Str. pyogenes, Str. viridans, Str. faecalis,  E. colli,  Pr. mirabilis,  Pr. morganii,  Pr. rettgeri,  Enterobacter ,  Aerobacter  species, Salmonella, Shigella, Serratia, dan  Alcaligenes spesies dan  Klebsiell a spesies. Juga beberapa strain stafilokokus yang resisten metisilin, trimetoprim, atau sulfametoksasol sendiri, peka

terhadap kombinasi tersebut.  Mekanisme kerja:

 Dosis dewasa pada umumnya ialah 800 mg sulfametoksasol dan 160 mg trimetoprim setiap 12 jam. Dosis yang dianjurkan  pada anak ialah sulfametoksasol 40 mg/ kgBB/ hari dan trimetoprim 8 mg/ kgBB/ hari yang diberikan dalam 2 dosis.

Pemberian pada anak dibawah 2 tahun dan ibu hamil atau menyusui tidak dianjurkan. Kontrimoksazol tersedia dalam bentuk  tablet oral, mengandung 400 mg sulfametoksasol dan 80 mg trimetoprim atau 800 mg sulfametoksasol dan 160 mg trimetoprim. Untuk anak tersedia suspense oral yang mengandung 200 mg sulfametoksasol dan 40 mg trimetoprim / 5 ml,

Dihidropteroat sintetase Dihidrofolat reduktase PABA Asam dihidrofolat Asam tetrahidrofolat Purin Sulfonamid  berkompetisi dengan PABA Trimetoprim

(16)

serta tablet pediatrik yang mengandung 100 mg sulfametoksasol dan 20 mg trimetoprim. (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003)

Nitrofurantoin

 Obat ini efektif untuk kebanyakan kuman penyebab infeksi saluran kemih seperti  E. coli,  Proteus species,  Klebsiella,  Enterobacter ,  Enterococcus, Streptococcus, Clostridia dan  B. subtilis. Untuk  Proteus mirabilis dan  Pseudomonas obat ini

kurang efektif. Resistensi dapat berkembang melalui pemindahan plasmid.

 Efektif mengobati bakteriuria yang disebabkan ISK bagian bawah. Penggunaannya terbatas pada profilaksis atau supresif ISK  menahun.

 Dosis dewasa 3-4 kali 50-100 mg/ hari. Untuk anak 5-7 mg/ kgBB/ hari dalam dosis terbagi. Sediaan dalam bentuk kapsul atau tablet 50 dan 100 mg (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Norfloksasin

 Efektif untuk ISK dengan dan tanpa komplikasi. Berbagai kuman gram negatif, kuman nosokomial, serta kuman yang multiresisten biasanya masih responsif. Walaupun penderita mengalami fungsi ginjal, fluorokuinolon masih berguna karena dalam keadaan ini biasanya kadar obat dalam urin masih cukup untuk mematikan kuman penyebab infeksi.

 Untuk sistitis akut tanpa komplikasi, banyak antimikroba lain yang lebih murah juga memberikan hasil terapi yang sangat memuaskan dengan pemberian dosis tunggal.

 Dosis oral dewasa 2 kali 400 mg/ hari. Sediaannya dalam bentuk tablet 400 mg (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Sefaleksin

 Sefalosporin golongan pertama memperlihatkan spectrum antimikroba yang terutama aktif terhadap kuman gram positif. Keunggulan dari penisilin ialah aktivitasnya terhadap bakteri penghasil penisilinase. Golongan ini efektif terhadap sebagian  besar  S. aureus, Streptococcus termasuk  Str. pyogenes, Str. viridans, dan Str. pneumoniae. Bakteri gram positif yang juga

sensitif ialah Str. anaerob, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, dan Corynebacterium diphteriae.

 Dosis oral dewasa 1-4 g sehari terbagi dalam 4 dosis. Dosis anak 25-50 mg/ kg BB sehari yang terbagi dalam 4 dosis. Obat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg, 500 mg dan suspense oral 125 dan 250 mg/5ml (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Sefalotin

 Sefalosporin golongan pertama memperlihatkan spectrum antimikroba yang terutama aktif terhadap kuman gram positif. Keunggulan dari penisilin ialah aktivitasnya terhadap bakteri penghasil penisilinase. Golongan ini efektif terhadap sebagian  besar  S. aureus, Streptococcus termasuk  Str. pyogenes, Str. viridans, dan Str. pneumoniae. Bakteri gram positif yang juga

sensitif ialah Str. anaerob, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, dan Corynebacterium diphteriae.

 Dosis pemberian IV dewasa 2-12g/ hari, untuk IM 0,5-1 g, 4-6 kali sehari. Untuk infeksi berat sampai 2 g tiap 4 jam dengan total 12 g sehari. Untuk anak 60-160 mg/ kg terbagi ( Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Gentamisin

 Dosis dewaa 1-2 mg/kg BB setiap 6-12 jam. Dosis anak 1-2 mg/kgBB setiap 4-8 jam. Dosis neonatus 2-2,5 mg/kg BB setiap 8-24 jam. Sediaan dalam bentuk vial atau ampul 60 mg/1,5ml; 80mg/2ml; 120mg/3ml dan 280mg/2ml (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Kanamisin

 Dosis dewaa 5-35 mg/kg BB per hari. Dosis anak 10-15 mg/kgBB per hari. Dosis neonatus 15 mg/kg BB per hari. Sediaan dalam bentuk vial 500 mg/2ml dan 1g/3ml untuk dewasa; 75mg/2ml untuk anak. Vial bubuk kering berisi 1 g dan 0,5 g serta kapsul/ tablet 250 mg dan sirup 50mg/ml ( SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

B. Contoh Resep

R/ Cotrimoksazol tab. No. XX

S 2 dd tab I R/ Asam Mefenamat. tab. mg 500. No. XV

S 3 dd tab I Pro : Ny. N (33 th)

29. FLOUR ALBUS A. DEFINISI

Leukorea atau Fluor albus ataupun yang sering disebut orang pada umumnya sebagai keputihan adalah keluarnya cairan/sekret dari vagina yang abnormal dan tidak berupa darah. Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna,  bau.

B. ETIOLOGI

Penyebab paling penting dari lukorea adalah infeksi genital. Di sini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, dan seringkali lebih kental dan berbau. Kuman penyebabnya dapat berupa  jamur (Candida albicans), protozoa (Trichomonas vaginalis).

1. CANDIDIASIS VAGINA a. Pengobatan

 Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi.

 Terapi pada penyakit candidiasi vaginal ini diantaranya adalah : 1. Terapi topikal, yakni :

(17)

 Clotrimazole 1% cream 5 gram selama 7-14 hari

 Clotrimazole 100 mg vaginal tablet 1x100mg selama 7 hari atau 2x100mg selama 3 hari  Clotrimazole 500 mg vaginal tablet single dose

 Miconazole 2% cream 5 gram selama 7 hari

 Miconazole 200mg supposituria 1x sehari selama 7 hari  Miconazole 1200mg single dose

 Tiokonazole 300 mg, salep A single dose  Terconazole 0,4 % cream 5 gram selama 7 hari  Terconazole 0,8 % cream 5 gram selama 3 hari

 Terconazole 80 mg vaginal supposituria 1x/hr selama 3 hari   Nystatin vaginal tablet 500.000 iu

2. Terapi oral

 Flukonazole (Diflucan) 150 mg single dose  Ketokonazol 2x200mg selama 5 hari atau  itrakonazol 2x200mg dosis tunggal 2. TRIKOMONIASIS

a. Pengobatan

Prinsip penatalaksanaan trikomonas yaitu pengobatan juga diberikan kepada pasangan seksualnya dengan rejimen yang

sama untuk menghindari “fenomena ping

-

 pong”. Jika pasangan seksual

-nya diobati bersama-sama maka angka kesembuhan melebihi 95%. Drug of c hoice untuk trikomoniasis adalah metronidazole.

Metronidazolbekerja dengan cara menghambat sintesis DNA pada Trichomonas vaginalis dan menyebabkan degradasi DNA yang berakibat putusnya untaian DNA dan tidak stabil-nya helix, dengan cara mereduksi ferredixin-depleted extract pada Trichomonas vaginalis melalui pyrovat ferredoxin oxidoreductase dan diduga hasil reduksi ini yang  bertanggung jawab pada kematian sel.

Rejimen Metronidazol yang dianjurkan 2 g dosis tunggal, peroral. Pengobatan juga diberikan kepada pasangan seksualnya dengan rejimen yang sama. Rejimen alternatif, dianjurkan untuk penderita yang tidak sembuh dengan  pengobatan dosis tunggal, yaitu dengan Metronidazol 500 mg, 2 kali sehari selama 7 hari. Untuk penderita yang gagal dengan pengobatan ulangan, digunakan Metronidazol 2 g dosis tunggal selama 3-5 hari. Rejimen metronidazol multidosis selama 7 hari sangat efektif untuk penderita pria.

Metronidazol hampir sempurna diserap melalui usus, berpenetrasi dengan baik kedalam jaringan dan cairan tubuh (vagina, semen, saliva dan ASI) serta diekskresi sebagian besar melalui urin.

C. Contoh Resep

R/ Nystatin ovula No XIV S 1 dd ovula 1 omni noct per vaginam R/ Ketokonazol tab mg 200 No X

S 2 dd tab 1

Pro : Ny M(25 tahun) 1. Ketokonazol

Merupakan keluarga azol yang bermanfaat dalam pengobatan mikosis sistemik. Selain aktivitas anti jamurnya, ketokonazol juga menghambat sintesis steroid gonadal dan adrenal manusia dengan menghambat liase C17-20, 11/3-hidroksilase dan pecahnya rantai samping kolesterol, sehingga dapat menekan sintesis testosterone dan kortisol.

 Mekanisme kerja: ketokonazol berinteraksi dengan C-14 demetilase (enzim P-450 sitokrom) untuk menghambat lanosterol menjadi ergosterol yang merupakan sterol penting untuk membran jamur. Ketokonazol bersifat fungistatika atau fungisida tergantung dosis.

 Farmakokinetik: Ketokonazol hanya diberikan per oral. Obat ini larut dalam asam lambung dan diabsorpsi melalui mukosa lambung. Makanan, antasida, simetidin dan rifampisin mengganggu absorbsinya. Coca-cola yang bersifat asam meningkatkan absorbs obat ini. Metabolism yang ekstensif terjadi di hati. Ekskresinya terutama melalui empedu. Kadar obat induk dalam urin sangat rendah sehingga tidak efektif terhadap infeksi mikotik saluran kemih.  Efek samping: gangguan saluran cerna merupakan efek samping yang palin sering. Efek endokrin berupa

ginekomastia, penurunan libido, impotensi, dan ketidak teraturan menstruasi bias terjadi oleh karena penghambatan sintesis steroid dan adrenal. Gangguan fungsi hati walaupun insidennya rendah, tetapi merupakan manifestasi toksik  yang cukup serius.

2.  Nistatin

 Nistatin adalah suatu antibiotika polien, dihasilkan oleh Streptomyces nursei, sedikit larut dalam air, tetapi cepat terurai dalam air atau plasma. Instating juga stabil dalam bentuk kering.

 Aktivitas antijamur: Nistatin tidak memberikan efek terhadap bakteri atau protozoa, tetapi secara invitro menghambat banyak jamur termasuk candida, dermatofit, dan organisme yang dihasilkan oleh mikosis dalam badan manusia. Secara invivo, kerjanya terbatas pada permukaan dengan obat yang tidak diserap dan dapat kontak  langsung dengan ragi atau jamur. Secara invivo tidak ditemukan resistensi terhadap nistatin, tetapi dapat ditemukan galur kandida yang resisten terhadap nistatin.

 Mekanisme kerja: dengan jalan berikatan dengan sterol membrane sel jamur, terutama ergosterol. Oleh karena itu terjadi gangguan pada permeabilitas sel jamur dan mekanisme transpornya. Akibatnya sel jamur kehilangan banyak 

Referensi

Dokumen terkait

(OAINS) dengan aksi antiradang paling kuat, dan efek samping obat relatif.. lebih ringan dibanding

Peresepan yang tidak rasional / berlebihan baik dalam jenis dan dosis dapat meningkatkan resiko efek samping obat ( Levy,1982 ).

Kesatu : Menetapkan daftar formularium obat (nama, dosis sediaan, khasiat &amp; efek samping) yang ada di UPT Puskesmas Ngadirojo sebagaimana tersebut dalam lampiran yang

Pelaporan efek samping obat adalah suatu proses kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau yang tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang

Efek samping yang terkait dosis ini lebih sering terjadi pada dosis 25 mg/kg/hari yang diberikan selama beberapa bulan. Pada dosis 1 5 mg/kg/hari atau kurang, gangguan

 Mulai dengan dosis rendah untuk penyesuaian efek samping namun dosis ini umumnya lebih tinggi dari dosis sebagai anti-depresi, Clomipramine mulai dengan 25-50

Beberapa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral kombinasi dalam dosis rendah mempunyai resiko hamil bila pada saat yang sama, dia juga menggunakan antibiotika berspektrum

Antiinflamasi steroid atau antiinflamasi non-steroid oral kadang digunakan, namun obat-obatan steroid dan imunosupresan lainnya mempunyai efek samping yang serius, seperti gagal ginjal,