• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paragonimus Westermani Merupakan Trematoda Yang Menginfeksi Paru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Paragonimus Westermani Merupakan Trematoda Yang Menginfeksi Paru"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Paragonimus westermani merupakan trematoda yang menginfeksi paru-paru manusia dan hewan (mamalia). Stadium infektifnya adalah metasekaria yang mengkista dalam tubuh ketam atau udang (HP perantar II). Keong merupakan hospes perantara I nya.

Patologi dan gejala klinis disebabkan oleh cacing dewasa dalam alveoli paru-paru dan mengeluarkan telur yang menyebabkan gejala batuk dengan bercak seperti serbuk besi dan sputum yang mengandung telur. Diagnosis dengan menemukan telur dalam sputum atau tinja penderita

Tak jauh berbeda dengan serangan flu yang diakibatkan oleh virus yang tidak terlalu berbahaya. Gejala awal mulai muncul dua

sampai sepuluh hari setelah tertular.

Gejala awalnya penderita mengalami panas sekitar 38 derajat

Celcius, kadang menggigil, pening dan ngilu. Seminggu kemudian pasien akan batuk dan sesak nafas.

Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah penyakit Pneumonia (Infeksi paru-paru) yang telah

mengganas/menyimpang. Penyebarannya melalui udara adalah cukup kecil, karena kuman SARS hanya dapat hidup beberapa menit saja di udara, penyebaran kuman paling cepat adalah melalui ingus, ludah dan cairan tubuh yang lain mis keringat, atau berada sangat dekat pada pasien. Sampai saat ini penyakit tsb tidak dapat diobati, semua tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing orang. virus coronavirus merupakan virus baru yang bisa jadi bermutasi dari varian-varian virus sebelumnya dan belum dikenali oleh sistim kekebalan tubuh manusia.Mekanisme standar dari pola kerja virus adalah mereplikasi dirinya dengan memanfaatkan

sistem replikasi genetika dari inang (host). Dalam proses replikasi diri ini, tubuh inang tidak dapat berfungsi dengan baik. Bila sistim kekebalan tubuh berusaha untuk mengusir virus yang ada, maka

(2)

virus dapat menghasilkan substansi tertentu yang bisa membuat sel-sel kekebalan tubuh mati

Nama virus SARS, corona, berasal dari kata crown (mahkota) karena dari pengamatan menggunakan mikroskop elektron dapat terlihat dengan jelas bulatan-bulatan kecil yang mengelilingi virus ini. Bulatan kecil itu adalah protein yang disebut spike

glycoprotein disingkat ―S‖. Jadi ‗mahkota‘ virus corona yang mencirikan penampilannya itu adalah protein yang berbentuk seperti tonjolan/spike.yang menyebabkan virus ini dapat masuk ke dalam sel kemudian berkembang biak dengan cepat.

H5N1 sebenarnya adalah jenis virus yang menyerang reseptor galactose yang ada pada hidung hingga ke paru-paru pada unggas yang tidak ditemukan pada manusia, dan serangan hanya terjadi disekitar alveoli yaitu daerah daerah di paru-paru dimana oksigen disebarkan melalui darah. Oleh karena itu virus ini tidak gampang disebarkan melalui udara saat batuk atau bersin seperti layaknya virus flu biasa.

(3)

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1997, peneliti menemukan bahwa virus H5N1 terus berevolusi dengan

melakukan perubahan di zat antigen dan struktur gen internal yang kemudian dapat menginfeksi beberapa spesies yang berbeda.

pada tahun 2002, jenis baru virus H5N1 muncul, dikenal dengan virus H5N1 tipe gen Z yang menjadi tipe gen dominan, yang menyebabkan penyakit akut pada populasi burung di Hongkong, termasuk disfungsi neurologi dan kematian pada bebek dan jenis unggas lainnya.

Virus dengan tipe gen inilah yang menjadi epidemic di Asia

Tenggara yang menyebabkan kematian jutaan ekor ayam dan dari 2 sub klas yang tercipta akibat mutasi virus yang selalu berubah telah menimbulkan korban ratusan manusia yang meninggal dunia. Mutasi yang terjadi dari jenis virus ini meningkatkan patogen virus yang dapat memperparah serangan virus ke berbagai spesies dan ditakutkan nantinya mampu menularkan virus dari manusia ke manusia lainnya. Mutasi tersebut terjadi di dalam tubuh burung yang menyimpan virus dalam jangka waktu lama di dalam tubuhnya sebelum akhirnya meninggal akibat infeksi.

Mutasi yang terjadi pada virus H5N1 merupakan karakteristik jenis virus influenza, dimana virus tersebut mampu mengkombinasikan jenis 2 jenis virus influenza yang berbeda yang berada dalam 1 jenis reseptor pada saat yang bersamaan.

Kemampuan virus untuk bermutasi menghasilkan jenis yang mampu menginfeksi berbagai jenis spesies adalah karena adanya variasi yang ada di dalam gen hemagglutinin. Mutasi genetik dalam gen hemaglutinin menyebabkan perpindahan asam amino yang pada akhrinya dapat mengubah kemampuan protein dalam hemagglutinin untuk mengikat reseptor dalam permukaan sel.

(4)

Mutasi inilah yang dapat mengubah virus flu burung H5N1 yang tadinya tidak dapat menginfeksi manusia menjadi dapat dengan mudah menular dari unggas ke manusia

2.4. Tinjauan Umum Bakteri Staphylococcus aureus

Klasifikasi S. aureus menurut Bergey dalam Capuccino (1998) adalah :

(5)

Kingdom : Monera Divisio : Firmicutes Class : Bacilli Order : Bacillales Family : Staphylococcaceae Genus : Staphilococcus

Species : Staphilococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada gambar 2.4. Ukuran

Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin. (Boyd, 1980).

Gambar 2.4 Staphylococcus aureus dengan Scan Electron Microscopy

Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase.

Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat

menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan

eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran

pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang

menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar. (Boyd, 1980; Schlegel, 1994).

(6)

Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35o – 37o C dengan suhu minimum 6,7o C dan suhu maksimum 45,4o C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 – 9,8 dengan pH optimum 7,0 – 7,5. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya thiamin. Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil. Untuk pertumbuhan optimum diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein. (Supardi dan Sukamto, 1999).

Selain memproduksi koagulase, S. aureus juga dapat memproduksi berbagai toksin, diantaranya :

1. Eksotoksin-a yang sangat beracun

2. Eksotoksin-b yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yang dapat menyebabkan lisis pada sel darah merah.

3. Toksin F dan S, yang merupakan protein eksoseluler dan bersifat leukistik.

4. Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asam hyaluronat di dalam tenunan sehingga mempermudah penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.

5. Grup enterotoksin yang terdiri dari protein sederhana. (Supardi dan Sukamto, 1999).

Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan. (Supardi dan Sukamto, 1999).

(7)

Definisi :

Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Kuman Tuberkulosis :

Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu taha terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

Cara Penularan :

Sumber penularana adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung

(8)

kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh

manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya.

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.

Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

(9)

Pengantar

Virus Respiratory Syncytial (RSV) adalah virus yang

menyebabkan terjadinya infeksi pada paru dan saluran pernapasan. Virus ini sering sekali menyerang anak-anak, biasanya seorang anak yang berusia 2 tahun biasanya sudah pernah terinfeksi oleh virus ini. Virus RSV juga dapat menginfeksi orang dewasa. Pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih tua dan dalam keadaan sehat, tanda-tanda dan gejala RSV sama persis dengan gejala selesma. Hal ini menyebabkan terjadinya infeksi RSV yang serius pada bayi dan anak-anak. Serangan RSV yang parah menyebabkan perlunya perawatan di rumah sakit, terutama untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan, anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu—seperti pengidap penyakit jantung atau paru-paru—dan anak-anak yang terlahir prematur. Infeksi RSV juga dapat menyebabkan penyakit serius pada orang dewasa yang berusia lanjut dan orang dewasa yang mengidap penyakit pada jantung dan paru-paru.

Bila anda bertindak secara hati-hati dan rasional maka Anda dapat mencegah penyebaran virus RSV.

Tanda-tanda dan Gejala

Tanda-tanda dan gejala infeksi RSV biasanya kelihatan pada empat hingga enam hari setelah terjadi paparan terhadap infeksi virus. Pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih dari 3 tahun, RSV biasanya menyebabkan terjadinya tanda-tanda seperti selesma ringan dan gejala yang mirip dengan gejala yang ada pada infeksi saluran pernapasan atas

Pada anak-anak berusia kurang dari 3 tahun, RSV dapat

menyebabkan timbulnya penyakit pada saluran pernapasan bagian bawah seperti radang paru atau bronchiolitis

(10)

Chlamydia pneumoniae merupakan

bakteri gram negatif, obligat intraselular, bermultiplikasi dalam vakuol yang dibatasi membran dalam sel pejamu eukariotik

(11)

tetapi tidak dapat membentuk energi sendiri yaitu adenosin trifosfat (ATP) sehingga tergantung dari deposit ATP sel pejamu.

Chlamydia pneumoniae dapat menyebabkan infeksi salur-

an napas atas seperti faringitis, otitis, sinusitis dan infeksi salur- an napas bawah seperti bronkitis akut, eksaserbasi bronkitis, asma dan pneumonia yang didapat dari masyarakat (commu- nity-acquired pneumoniae).

23

Data klinis dan epidemiologis

memperlihatkan peranan C. pneumoniae dalam peningkatan in- sidens asma. Gambaran khas Chlamydia adalah kecenderungan untuk menetap sehingga menyebabkan infeksi kronik berhu- bungan dengan berbagai penyakit kronik seperti penyakit paru obstruktif kronik dan asma

Gambaran klinis dan diagnosis

Penelitian terbaru memperlihatkan bahwa manifestasi

klinis pneumonia yang disebabkan oleh patogen atipik tidak dapat dibedakan dengan mudah dari penyebab tipikal.

11

Chlamydia pneumoniae sering menyebabkan infeksi tanpa gejala (asimptomatik) atau infeksi ringan saluran napas atas. 23

Pada keadaan infeksi berat dapat terjadi pneumonia, bronkitis, faringitis, sinusitis, eksaserbasi asma.

13

Gejala infeksi saluran

napas atas seperti sakit tenggorokan, serak dan rinitis dengan atau tanpa demam. Infeksi ringan dapat sembuh dengan

spontan atau berlanjut ke infeksi saluran napas bawah seperti batuk kering yang persisten, rasa tidak nyaman di dada, nyeri dada.

10

(12)

atau bronkitis yang lama pada dewasa muda, secara klinis sama dengan infeksi dengan M. pneumoniae.

MYCOPLASMA PNEUMONIAE Karakteristik mikrobial

(13)

Mycoplasma pneumoniae merupakan mikroorganisme pleomorfik, tidak mempunyai dinding sel yang kaku tetapi mempunyai tiga lapis membran.

13,22

Bersifat gram negatif dan

dapat bereplikasi sendiri. Mycoplasma pneumoniae merupakan kuman patogen yang menginfeksi sel epitel silia saluran

napas. 24

Mikroorganisme ini sensitif terhadap tetrasiklin, eritro- misin dan tahan terhadap penisilin, sefalosporin serta van- komisin.

22

Mycoplasma pneumoniae dapat tumbuh dalam pem-

benihan tanpa sel dan pertumbuhan sangat lambat serta diham- bat oleh antibodi spesifik.

10,13,22

Epidemiologi

Mikroorganisme ini diidentifikasi pada sapi lebih dari 100 tahun yang lalu dan pertama kali diisolasi dari manusia tahun 1937.

10

Infeksi ditransmisikan melalui droplet aerosol dari individu yang terinfeksi ke individu sehat.

10,13,25 Infeksi M.

pneumoniae cenderung menyebar cepat pada populasi tertutup seperti keluarga dan kelompok militer.

13

Masa inkubasi 14-21

hari, dengan umur yang terkena infeksi ini berkisar 5-25 tahun. Infeksi terjadi secara epidemik setiap 3-4 tahun. Infeksi saluran napas bawah akibat mikroorganisme ini banyak terdapat pada anak usia 4-5 tahun dan meningkat pada usia dewasa muda. 10

(14)

Patogenesis

Mycoplasma pneumoniae merupakan mikroorganisme

ekstraselular tetapi dapat menyebabkan kerusakan silia dan sel mukosa. Inflamasi bronkial dapat terlihat pada kasus pneumo- nia yaitu infiltrasi selular interstisial dan alveol mononuklear. Mikroorganisme ini dapat bertahan dalam saluran napas selama beberapa minggu setelah infeksi walaupun setelah pemberian antibiotik. Antibodi spesifik dapat melawan infeksi tetapi in- feksi ulang dapat terjadi. Hal ini memperlihatkan sistem imun berperan dalam perjalanan penyakit.

8,13

Gambaran klinis

Gejala klinis yang terjadi adalah gejala umum infeksi

saluran napas. Gejala infeksi M. pneumoniae umumnya ter- dapat demam, malaise, pusing, sakit kepala, mialgia. Awitan gejala perlahan-lahan dengan manifestasi klinis lain mirip dengan infeksi oleh C. pneumoniae

Paragonimus westermani merupakan trematoda yang menginfeksi paru-paru manusia dan hewan (mamalia). Stadium infektifnya adalah metasekaria yang mengkista dalam tubuh ketam atau udang (HP perantar II). Keong merupakan hospes perantara I nya.

Patologi dan gejala klinis disebabkan oleh cacing dewasa dalam alveoli paru-paru dan mengeluarkan telur yang menyebabkan gejala batuk dengan bercak seperti serbuk besi dan sputum yang mengandung telur. Diagnosis dengan menemukan telur dalam sputum atau tinja penderita

Tak jauh berbeda dengan serangan flu yang diakibatkan oleh virus yang tidak terlalu berbahaya. Gejala awal mulai muncul dua

sampai sepuluh hari setelah tertular.

(15)

Celcius, kadang menggigil, pening dan ngilu. Seminggu kemudian pasien akan batuk dan sesak nafas.

Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah penyakit Pneumonia (Infeksi paru-paru) yang telah

mengganas/menyimpang. Penyebarannya melalui udara adalah cukup kecil, karena kuman SARS hanya dapat hidup beberapa menit saja di udara, penyebaran kuman paling cepat adalah melalui ingus, ludah dan cairan tubuh yang lain mis keringat, atau berada sangat dekat pada pasien. Sampai saat ini penyakit tsb tidak dapat diobati, semua tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing orang. virus coronavirus merupakan virus baru yang bisa jadi bermutasi dari varian-varian virus sebelumnya dan belum dikenali oleh sistim kekebalan tubuh manusia.Mekanisme standar dari pola kerja virus adalah mereplikasi dirinya dengan memanfaatkan

sistem replikasi genetika dari inang (host). Dalam proses replikasi diri ini, tubuh inang tidak dapat berfungsi dengan baik. Bila sistim kekebalan tubuh berusaha untuk mengusir virus yang ada, maka virus dapat menghasilkan substansi tertentu yang bisa membuat sel-sel kekebalan tubuh mati

Nama virus SARS, corona, berasal dari kata crown (mahkota) karena dari pengamatan menggunakan mikroskop elektron dapat terlihat dengan jelas bulatan-bulatan kecil yang mengelilingi virus ini. Bulatan kecil itu adalah protein yang disebut spike

glycoprotein disingkat ―S‖. Jadi ‗mahkota‘ virus corona yang mencirikan penampilannya itu adalah protein yang berbentuk seperti tonjolan/spike.yang menyebabkan virus ini dapat masuk ke dalam sel kemudian berkembang biak dengan cepat.

(16)

H5N1 sebenarnya adalah jenis virus yang menyerang reseptor galactose yang ada pada hidung hingga ke paru-paru pada unggas yang tidak ditemukan pada manusia, dan serangan hanya terjadi disekitar alveoli yaitu daerah daerah di paru-paru dimana oksigen disebarkan melalui darah. Oleh karena itu virus ini tidak gampang disebarkan melalui udara saat batuk atau bersin seperti layaknya virus flu biasa.

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1997, peneliti menemukan bahwa virus H5N1 terus berevolusi dengan

melakukan perubahan di zat antigen dan struktur gen internal yang kemudian dapat menginfeksi beberapa spesies yang berbeda.

pada tahun 2002, jenis baru virus H5N1 muncul, dikenal dengan virus H5N1 tipe gen Z yang menjadi tipe gen dominan, yang menyebabkan penyakit akut pada populasi burung di Hongkong, termasuk disfungsi neurologi dan kematian pada bebek dan jenis unggas lainnya.

Virus dengan tipe gen inilah yang menjadi epidemic di Asia

Tenggara yang menyebabkan kematian jutaan ekor ayam dan dari 2 sub klas yang tercipta akibat mutasi virus yang selalu berubah telah menimbulkan korban ratusan manusia yang meninggal dunia. Mutasi yang terjadi dari jenis virus ini meningkatkan patogen virus yang dapat memperparah serangan virus ke berbagai spesies dan

(17)

ditakutkan nantinya mampu menularkan virus dari manusia ke manusia lainnya. Mutasi tersebut terjadi di dalam tubuh burung yang menyimpan virus dalam jangka waktu lama di dalam tubuhnya sebelum akhirnya meninggal akibat infeksi.

Mutasi yang terjadi pada virus H5N1 merupakan karakteristik jenis virus influenza, dimana virus tersebut mampu mengkombinasikan jenis 2 jenis virus influenza yang berbeda yang berada dalam 1 jenis reseptor pada saat yang bersamaan.

Kemampuan virus untuk bermutasi menghasilkan jenis yang mampu menginfeksi berbagai jenis spesies adalah karena adanya variasi yang ada di dalam gen hemagglutinin. Mutasi genetik dalam gen hemaglutinin menyebabkan perpindahan asam amino yang pada akhrinya dapat mengubah kemampuan protein dalam hemagglutinin untuk mengikat reseptor dalam permukaan sel. Mutasi inilah yang dapat mengubah virus flu burung H5N1 yang tadinya tidak dapat menginfeksi manusia menjadi dapat dengan mudah menular dari unggas ke manusia

(18)

2.4. Tinjauan Umum Bakteri Staphylococcus aureus

Klasifikasi S. aureus menurut Bergey dalam Capuccino (1998) adalah : Kingdom : Monera Divisio : Firmicutes Class : Bacilli Order : Bacillales Family : Staphylococcaceae Genus : Staphilococcus

Species : Staphilococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada gambar 2.4. Ukuran

Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin. (Boyd, 1980).

(19)

Gambar 2.4 Staphylococcus aureus dengan Scan Electron Microscopy

Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase.

Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat

menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan

eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran

pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang

menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar. (Boyd, 1980; Schlegel, 1994).

Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35o – 37o C dengan suhu minimum 6,7o C dan suhu maksimum 45,4o C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 – 9,8 dengan pH optimum 7,0 – 7,5. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya thiamin. Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil. Untuk pertumbuhan optimum diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein. (Supardi dan Sukamto, 1999).

Selain memproduksi koagulase, S. aureus juga dapat memproduksi berbagai toksin, diantaranya :

1. Eksotoksin-a yang sangat beracun

2. Eksotoksin-b yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yang dapat menyebabkan lisis pada sel darah merah.

(20)

3. Toksin F dan S, yang merupakan protein eksoseluler dan bersifat leukistik.

4. Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asam hyaluronat di dalam tenunan sehingga mempermudah penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.

5. Grup enterotoksin yang terdiri dari protein sederhana. (Supardi dan Sukamto, 1999).

Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan. (Supardi dan Sukamto, 1999).

(21)

Definisi :

Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Kuman Tuberkulosis :

Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu taha terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

Cara Penularan :

Sumber penularana adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh

manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya.

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.

Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

(22)

Pengantar

Virus Respiratory Syncytial (RSV) adalah virus yang

menyebabkan terjadinya infeksi pada paru dan saluran pernapasan. Virus ini sering sekali menyerang anak-anak, biasanya seorang anak yang berusia 2 tahun biasanya sudah pernah terinfeksi oleh virus ini. Virus RSV juga dapat menginfeksi orang dewasa. Pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih tua dan dalam keadaan sehat, tanda-tanda dan gejala RSV sama persis dengan gejala selesma. Hal ini menyebabkan terjadinya infeksi RSV yang serius pada bayi dan anak-anak. Serangan RSV yang parah menyebabkan perlunya perawatan di rumah sakit, terutama untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan, anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu—seperti pengidap penyakit jantung atau paru-paru—dan anak-anak yang terlahir prematur. Infeksi RSV juga dapat menyebabkan penyakit serius pada orang dewasa yang

(23)

berusia lanjut dan orang dewasa yang mengidap penyakit pada jantung dan paru-paru.

Bila anda bertindak secara hati-hati dan rasional maka Anda dapat mencegah penyebaran virus RSV.

Tanda-tanda dan Gejala

Tanda-tanda dan gejala infeksi RSV biasanya kelihatan pada empat hingga enam hari setelah terjadi paparan terhadap infeksi virus. Pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih dari 3 tahun, RSV biasanya menyebabkan terjadinya tanda-tanda seperti selesma ringan dan gejala yang mirip dengan gejala yang ada pada infeksi saluran pernapasan atas

Pada anak-anak berusia kurang dari 3 tahun, RSV dapat

menyebabkan timbulnya penyakit pada saluran pernapasan bagian bawah seperti radang paru atau bronchiolitis

(24)

Chlamydia pneumoniae merupakan

bakteri gram negatif, obligat intraselular, bermultiplikasi dalam vakuol yang dibatasi membran dalam sel pejamu eukariotik tetapi tidak dapat membentuk energi sendiri yaitu adenosin trifosfat (ATP) sehingga tergantung dari deposit ATP sel pejamu.

Chlamydia pneumoniae dapat menyebabkan infeksi salur-

an napas atas seperti faringitis, otitis, sinusitis dan infeksi salur- an napas bawah seperti bronkitis akut, eksaserbasi bronkitis, asma dan pneumonia yang didapat dari masyarakat (commu- nity-acquired pneumoniae).

23

Data klinis dan epidemiologis

memperlihatkan peranan C. pneumoniae dalam peningkatan in- sidens asma. Gambaran khas Chlamydia adalah kecenderungan untuk menetap sehingga menyebabkan infeksi kronik berhu- bungan dengan berbagai penyakit kronik seperti penyakit paru obstruktif kronik dan asma

(25)

Penelitian terbaru memperlihatkan bahwa manifestasi

klinis pneumonia yang disebabkan oleh patogen atipik tidak dapat dibedakan dengan mudah dari penyebab tipikal.

11

Chlamydia pneumoniae sering menyebabkan infeksi tanpa gejala (asimptomatik) atau infeksi ringan saluran napas atas. 23

Pada keadaan infeksi berat dapat terjadi pneumonia, bronkitis, faringitis, sinusitis, eksaserbasi asma.

13

Gejala infeksi saluran

napas atas seperti sakit tenggorokan, serak dan rinitis dengan atau tanpa demam. Infeksi ringan dapat sembuh dengan

spontan atau berlanjut ke infeksi saluran napas bawah seperti batuk kering yang persisten, rasa tidak nyaman di dada, nyeri dada.

10

Infeksi primer dapat menyebabkan pneumonia ringan

atau bronkitis yang lama pada dewasa muda, secara klinis sama dengan infeksi dengan M. pneumoniae.

(26)

MYCOPLASMA PNEUMONIAE Karakteristik mikrobial

Mycoplasma pneumoniae merupakan mikroorganisme pleomorfik, tidak mempunyai dinding sel yang kaku tetapi mempunyai tiga lapis membran.

13,22

Bersifat gram negatif dan

dapat bereplikasi sendiri. Mycoplasma pneumoniae merupakan kuman patogen yang menginfeksi sel epitel silia saluran

napas. 24

Mikroorganisme ini sensitif terhadap tetrasiklin, eritro- misin dan tahan terhadap penisilin, sefalosporin serta van- komisin.

22

Mycoplasma pneumoniae dapat tumbuh dalam pem-

benihan tanpa sel dan pertumbuhan sangat lambat serta diham- bat oleh antibodi spesifik.

(27)

Epidemiologi

Mikroorganisme ini diidentifikasi pada sapi lebih dari 100 tahun yang lalu dan pertama kali diisolasi dari manusia tahun 1937.

10

Infeksi ditransmisikan melalui droplet aerosol dari individu yang terinfeksi ke individu sehat.

10,13,25 Infeksi M.

pneumoniae cenderung menyebar cepat pada populasi tertutup seperti keluarga dan kelompok militer.

13

Masa inkubasi 14-21

hari, dengan umur yang terkena infeksi ini berkisar 5-25 tahun. Infeksi terjadi secara epidemik setiap 3-4 tahun. Infeksi saluran napas bawah akibat mikroorganisme ini banyak terdapat pada anak usia 4-5 tahun dan meningkat pada usia dewasa muda. 10

Patogenesis

Mycoplasma pneumoniae merupakan mikroorganisme

ekstraselular tetapi dapat menyebabkan kerusakan silia dan sel mukosa. Inflamasi bronkial dapat terlihat pada kasus pneumo- nia yaitu infiltrasi selular interstisial dan alveol mononuklear. Mikroorganisme ini dapat bertahan dalam saluran napas selama beberapa minggu setelah infeksi walaupun setelah pemberian antibiotik. Antibodi spesifik dapat melawan infeksi tetapi in- feksi ulang dapat terjadi. Hal ini memperlihatkan sistem imun berperan dalam perjalanan penyakit.

8,13

Gambaran klinis

Gejala klinis yang terjadi adalah gejala umum infeksi

saluran napas. Gejala infeksi M. pneumoniae umumnya ter- dapat demam, malaise, pusing, sakit kepala, mialgia. Awitan gejala perlahan-lahan dengan manifestasi klinis lain mirip dengan infeksi oleh C. pneumoniae

(28)

Referensi

Dokumen terkait

 Luka tertutup : cedera jaringan lunak tidak Luka tertutup : cedera jaringan lunak tidak disertai dengan kerusakan jaringan kulit.. disertai dengan kerusakan

Dalam proposal skripsi ini penulis menggunakan model analisis kuantitatif yaitu suatu model analisis yang dipakai untuk mengetahui dan menguji bauran pemasaran

Pada tahap ini, citra teks biner dilakukan proses segmentasi setiap objek yaitu memisahkan objek satu per satu berdasarkan labelnya dan masing-masing objek akan ditempatkan

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Komunikasi yang baik antara pimpinan, karyawan, bahkan dengan pelanggan.akan mengurangi hambatan dan

Istilah rasional dalam pengobatan adalah jika pengobatan dilakukan secara tepat (medically appropriate) yang tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat jenis obat, tepat

maka petani dapat terbantu kerena kecepatan dan ketepatan teknologi mesin pertanian, meskipun petani tetap memiliki masalah dalam teknologi alat baru yang dirasakan kurang

Batasan masalah pada penelitian tugas akhir ini terfokus pada indentifikasi unsur pada pasir tanah laut, pemurnian silika pada pasir tanah laut, komposisi fasa komposit

Untuk mengganti nama field tersebut di atas, klik kanan kolom yang akan diganti.. Kemudian pilih Rename