• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... DAFTAR ISI...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... DAFTAR ISI..."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ii IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan beserta Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan serta sebagai sumber informasi untuk perbaikan perencanaan ke depan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Secara keseluruhan hasil capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015 hampir memenuhi target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja. Pencapaian indikator persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif sebesar 33,3% (target 30%), indikator persentase satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas sebesar 100% (target 100%), indikator persentase UPT vertikal yang sudah memiliki sistem manajemen kinerja berbasis rencana strategis sebesar 100% (target 30%), indikator persentase UPT vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai dengan kontrak kinerja sebesar 83,67% (target 60%), dan indikator persentase program direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran nasional sebesar 17,39% (target 50%).

Upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian kelima indikator di atas adalah sosialisasi, advokasi, fasilitasi ke UPT Vertikal, pengalokasian anggaran sesuai dengan prioritas, dan peningkatan kemampuan SDM.

Adapun permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan karena adanya revisi anggaran, usulan satker yang tidak sesuai dengan ketentuan, adanya indikator UPT Vertikal yang sulit dicapai, dan adanya perbedaan persepsi antara evaluator LAKIP dengan satker terhadap kertas kerja evaluasi. Upaya pemecahan masalah yang diusulkan adalah upaya pelaksanan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan, sosialisasi perencanaan yang intensif kepada satker, melakukan revisi indikator kinerja UPT Vertikal, dan koordinasi dengan evaluator sebelum pelaksanaan evaluasi LAKIP.

Realisasi anggaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 sebesar 29,93% dari alokasi Rp. 49.024.957.000,-. Sesuai tugas Setditjen Bina Upaya Kesehatan yaitu melaksanakan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur di lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan, maka dana tersebut dialokasikan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja Setditjen Bina Upaya Kesehatan serta dialokasikan juga untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung pelaksanaan program dan kegiatan Ditjen Bina Upaya Kesehatan.

(4)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

IKHTISAR EKSEKUTIF... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi... 1

B. Aspek Strategis Organisasi dan Isu Strategis yang Dihadapi Organisasi... 2

C. Sistematika... 6

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja... 7

B. Perjanjian Kinerja... 8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Prestasi Ditjen Bina Upaya Kesehatan... 2. Pencapaian Kinerja Setdditjen Bina Upaya Kesehatan ... 3. Tupoksi Sekretariat... 11 14 27 B. Realisasi Anggaran... 59

C. Sumber Daya Lainnya... 60

BAB IV PENUTUP... 64 DAFTAR TABEL ... 65 DAFTAR DIAGRAM ... 67 DAFTAR GAMBAR ... 68 LAMPIRAN 1. Perjanjian Kinerja... 69

(5)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 1

BAB I PENDAHULUAN

A. PENJELASAN UMUM ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

1. koordinasi dan penyusunan rencana, program, anggaran; 2. pengelolaan data dan informasi;

3. penyiapan urusan hukum, penataan organisasi, jabatan fungsional, dan hubungan masyarakat;

4. pengelolaan urusan keuangan;

5. pelaksanaan urusan kepegawaian, tata persuratan, kearsipan, gaji, rumah tangga, dan perlengkapan; dan

6. evaluasi dan penyusunan laporan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan terdiri atas :

1. Bagian Program dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, dan pengelolaan data dan informasi, serta evaluasi dan penyusunan laporan.

(6)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 2

2. Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan urusan hukum, penataan organisasi, dan hubungan masyarakat.

3. Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan.

4. Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, tata persuratan, kearsipan, gaji, rumah tangga, dan perlengkapan.

Gambar 1. Struktur Organisasi dan Nama Pejabat Eselon II, III, dan IV

Setditjen Bina Upaya Kesehatan Keadaan tanggal 31 Desember 2015

STRUKTUR ORGANISASI

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI ORGANISASI

Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Untuk itu semua permasalahan yang

(7)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 3

dihadapi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan adalah permasalahan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan juga.

Program pembinaan upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan akses fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas. Tantangan strategis yang dihadapi oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dalam meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang tertuang di dalam Rencana Aksi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Perlunya penguatan pelayanan kesehatan primer

2. Perlunya penetapan system regionalisasi rujukan di seluruh provinsi 3. Perlunya penetapan dan pembangunan sistema rujukan nasional 4. Tidak meratanya jumlah, jenis dan kompetensi SDM Kesehatan

5. Kapasitas manajemen puskesmas dan RS yang tidak merata, dan belum berbasiskan sistem manajemen kinerja

6. Belum tersedianya sarana prasarana dan alkes pada PPK I yang sesuai standar secara merata di seluruh Indonesia

7. Belum terintegrasinya data dan sistem informasi di pusat, daerah, rumah sakit dan puskesmas.

8. Kebijakan pemerintah daerah yang belum tersinkronisasi dengan kebijakan pemerintah pusat.

Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pembinaan upaya kesehatan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan menetapkan visi:

Untuk mewujudkan visinya, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan menjalankan misi sebagai berikut:

“AKSES PELAYANAN KESEHATAN YANG TERJANGKAU DAN BERKUALITAS BAGI MASYARAKAT”

(8)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 4

1. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan

2. Menyelenggarakan tata kelola yang baik.

Dalam rangka pencapaian visi 2019, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan telah menetapkan suatu peta strategi yang menggambarkan hipotesis jalinan sebab akibat dari 15 sasaran strategis (yang menggambarkan arah dan prioritas strategis Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang diperlukan guna memampukannya dalam mencapai target kinerja yang berkelanjutan di masa yang akan datang). Peta strategi pencapaian visi tersebut disusun berbasiskan pendekatan the balanced-score

card dengan memperhatikan peta strategi pada Renstra Kementerian

Kesehatan 2015-2019.

Gambar 2. Peta Strategis Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015-2019

Peta strategi disusun untuk mencapai visi Ditjen Bina Upaya Kesehatan 2019 menciptakan Akses pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat. Visi tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk 2 (dua) tujuan strategis (outcome), yaitu: terwujudnya peningkatan akses

(9)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 5

pelayanan kesehatan dan terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan (akreditasi fasyankes).

Terwujudnya peningkatan akses pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan memastikan proses-proses strategis berikut dikerjakan secara ekselen yakni: mewujudkan inovasi pelayanan kesehatan, mewujudkan sistem kolaborasi pendidikan tenaga kesehatan (dokter spesialis dan dokter layanan primer), mewujudkan kemitraan yang berdaya guna tinggi, mewujudkan penguatan sistem rujukan dan mewujudkan optimalisasi fungsi fasyankes. Tiga sasaran strategis terakhir juga menjadi kunci untuk memastikan terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Selain itu, proses-proses strategis lain yang yang harus dilaksanakan secara ekselen adalah mewujudkan sistem manajemen kinerja fasyankes dan mewujudkan optimalisasi peran UPT vertikal. Sasaran-sasaran strategis terkait upaya strategis yang harus dilakukan secara ekselen dalam meningkatkan mutu kelembagaan organisasi Ditjen Bina Upaya Kesehatan adalah: 1) terwujudnya ketepatan alokasi anggaran, 2) terwujudnya penguatan mutu, advokasi, pembinaan dan mutu pengawasan, 3) terwujudnya sistem perencanaan yang terintegrasi, 4) terwujudnya penguatan mutu organisasi Ditjen Bina Upaya Kesehatan .

Agar sasaran-sasaran strategis terkait perspektif upaya strategis dapat dicapai secara berkelanjutan, maka dua sasaran strategis terkait dengan perspektif sumber daya harus diwujudkan: 1) tersedianya dukungan regulasi, 2) tersedianya aparatur Ditjen Bina Upaya Kesehatan yang kompeten dan berbudaya kinerja. Dua sasaran strategis ini merupakan fondasi utama yang sangat menentukan pencapaian visi dan tujuan Kemenkes.

(10)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 6

C. SISTEMATIKA

Sistematika penulisan laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan terdiri dari:

Bab I Pendahuluan

A. Penjelasan Umum Organisasi

B. Aspek Strategis Organisasi dan Isu Stratrgis yang Dihadapi Organisasi

C. Sistematika Bab II Perencanaan Kinerja

A. Perencanaan Kinerja B. Perjanjian Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi B. RealisasiAnggaran

Bab IV Penutup Lampiran

(11)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 7

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan tahun 2015, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan target masing-masing indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan melaksanakan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pembinaan upaya kesehatan.

Sasaran strategis dan sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Sasaran Kegiatan Setditjen Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015-2019 No Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja

Target 2015 2016 2017 2018 2019 1 Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pembinaan pelayanan kesehatan 1 Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif 30% 40% 60% 80% 100% 2 Persentase Satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas 100% 100% 100% 100% 100%

(12)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 8

No Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja

Target

2015 2016 2017 2018 2019

3 Persentase UPT vertical yang sudah memiliki system manajemen kinerja berbasis renstra 30% 40% 50% 60% 70% 4 Persentase UPT vertical yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai dengan kontrak kerja 60% 70% 80% 90% 100% 5 Persentase program direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran nasional 50% 60% 70% 80% 90% B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja yang diwujudkan dalam penetapan kinerja merupakan dokumen pernyataan kinerja atau kesepakatan kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan menyusun perjanjian kinerja tahun 2015 mengacu pada rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2015-2019. Target kinerja ini menjadi komitmen bagi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan untuk mencapainya dalam tahun 2015.

(13)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 9

Tabel 2. Perjanjian Kinerja yang Berisi Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja dan Target Tahun 2015 Setditjen Bina Upaya Kesehatan

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 2015

1

Meningkatnya

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pembinaan pelayanan kesehatan

1

Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif

30%

2

Persentase Satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas

100%

3

Persentase UPT vertical yang sudah memiliki system manajemen kinerja berbasis renstra

30%

4

Persentase UPT vertical yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai dengan kontrak kerja

60%

5

Persentase program direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran nasional

(14)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 10

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja dilakukan untuk tingkat kinerja yang dicapai denganstandar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2015.

Tahun 2015 adalah tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator kegiatan dalam Rencana Strategis, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan masing-masing indikator, Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut dapat diperoleh informasi pencapaian indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang, agar setiap program/kegiatan yang direncanakan ke depan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Sasaran Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan adalah sebagai berikut:

.

MENINGKATKAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN

PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA

PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN

(15)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 11

Indikator pencapaian sasaran tahun 2015 dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang menjadi tanggung jawab sekretariat direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif

2. Persentase satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas

3. Persentase UPT vertikal yang sudah memiliki sistem manajemen kinerja berbasis Rencana Strategis

4. Persentase UPT vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai dengan kontrak kinerja

5. Persentase program direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran nasional.

Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya kesehatan pada tahun 2015 telah melaksanakan utama yang unit organisasi. Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

1. Prestasi Setditjen Bina Upaya Kesehatan

a. Sistem Informasi, Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi (SIPERMON)

Dalam rangka menerapkan reward and punishment dalam siklus penganggaran Ditjen Bina Upaya Kesehatan telah melaksanakan SIPERMON. SIPERMON adalah integrasi antara sistem informasi, perencanaan, monitoring dan evaluasi, dimana masing-masing sistem tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Alur kerja adalah setiap satker sebelum menyampaikan usulan perencanaan tahun berikutnya berkewajiban menyampaikan update data RS Online, melaporkan capaian kegiatan Kantor Daerah dan DAK (Dana Alokasi Khusus), updating data ASPAK (Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan) dan updating data usulan hibah BMN (Barang Milik Negara). Apabila satker tidak menyampaikan data tersebut di atas, maka tidak bisa mengusulkan perencanaan tahun berikutnya melalui e-planning.

(16)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 12

Gambar 3. Aplikasi SIPERMON Ditjen Bina Upaya Kesehatan

b. Penerapan Transparasi Informasi Melalui Penyediaan Data Secara Online

1) SIRANAP (Sistem Informasi Rawat Inap)

Adanya keluhan masyarakat tentang kesulitan mendapatkan informasi ketersediaan tempat tidur di rumah sakit direspon Ditjen Bina Upaya Kesehatan dengan membangun sistem informasi rawat inap di Indonesia. Sistem ini memberikan informasi ketersediaan jumlah dan jenis tempat tidur di rumah sakit yang dapat diakses secara online melalui situs sirs.buk.kemkes.go.id/si-ranap/ atau aplikasi yang diunduh melalui smartphone berbasis android. Sampai dengan akhir tahun 2015 terdapat 17 RS UPT Vertikal yang telah menyediakan data tempat tidur melalui aplikasi SIRANAP, yaitu: RSU Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RSJPD Harapan Kita, RSAB Harapan Kita, RSPI Prof. Sulianti Saroso, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSUP Dr. Sardjito, RSU Kariadi, RSU Dr. Wahidin

(17)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 13

Sudirohusodo, RS Mata Cicendo, RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat, RS Paru H.A. Rotinsulu, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, RSUP Sanglah, dan RSU Prof. Dr. R.D. Kandou.

Gambar 4. Aplikasi SIRANAP Ditjen Bina Upaya Kesehatan

2) SIMPADU (Sistem Informasi Pelayanan Terpadu)

Citra pelayanan publik di sejumlah lembaga pemerintahan yang terkesan lambat dan berbelit-belit menjadi perhatian khusus dalam program percepatan reformasi birokrasi. Oleh karenanya, tuntutan pelayanan publik yang cepat dan inovatif terus diupayakan sebagai salah satu dari sembilan program percepatan reformasi birokrasi.

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, Ditjen Bina Upaya Kesehatan telah mengembangkan Sistem Informasi Pelayanan Terpadu (Simpadu). Simpadu merupakan aplikasi berbasis web yang digunakan di Loket 8 Unit Layanan Terpadu (ULT) Kementerian Kesehatan RI.

(18)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 14

Pada 4 Mei 2015 Loket 8 Ditjen Ditjen Bina Upaya Kesehatan membuka layanan untuk pengurusan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) jabatan fungsional kesehatan Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Inovasi yang berupa aplikasi SIMPADU BUK yang dapat di akses di www.simpadubuk.net. Aplikasi ini memudahkan pemohon/pelanggan dalam melakukan tracking berkas sehingga kepegurusan DUPAK dapat lebih cepat, tepat, mudah, dan transparan. Gambar 5. Aplikasi SIMPADU Ditjen Bina Upaya Kesehatan

2. Pencapaian Kinerja Setditjen Bina Upaya Kesehatan

a. Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif Untuk mencapai indikator tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi yang terintegrasi.

1) Sasaran indikator/kegiatan

Terwujudnya sistem perencanaan, monitoring dan evaluasi yang terintegrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

(19)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 15

2) Definisi Operasional

Monitoring dan evaluasi terintegrasi adalah monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan dengan instrumen terintegrasi (gabungan seluruh instrumen dari unit eselon II di Direktoral Jenderal Bina Upaya Kesehatan) secara efektif (tujuan tercapai, tepat sasaran dan tepat waktu).

3) Cara Perhitungan

Jumlah pelaksanaan evaluasi terintegrasi yang berjalan efektif

x 100% Seluruh pelaksanaan evaluasi terintegrasi

4) Pencapaian

Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif adalah:

a) Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi yang terintegrasi

Instrumen yang disusun dikumpulkan dari masukan seluruh direktorat di lingkaungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan

b) Melakukan pembekalan terhadap surveior

Untuk menyamakan persepsi para surveior terhadap instrumen monitoring dan evaluasi yang terintegrasi

c) Melakukan pengumpulan data dan penyusunan laporan

Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data melibatkan seluruh unit utama di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

(20)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 16

Diagram 1. Perbandingan Target dan Realisasi Indiaktor Persentase Monitoring dan Evaluasi yang Terintegrasi Berjalan Efektif

Monitoring dan evaluasi yang terintegrasi disini meliputi integrasi materi evaluasi dan sumberdaya manusia (SDM). SDM dari setiap eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan terintegrasi mulai dari tahap penyusunan instrumen dan pengumpulan data (surveyor). Pada tahun 2015 di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan terdapat 3 macam monitoring dan evaluasi yang akan dilaksanakan secara terintegrasi, yaitu Jaminan Kesehatan Nasional(JKN), Rencana Strategis dan Dana Alokasi Khusus ()DAK). Akan tetapi pada tahun 2015 ini baru satu monitoring dan evaluasi yang dapat dilaksanakan terintegrasi yang berjalan efektif yaitu JKN. Realisasi tahun 2015 sebesar 33,3% dari target yang ditetapkan 30% (pencapaian 111%).

Pada tahun 2014 kegiatan tersebut belum ada, sehingga capaiannya tidak bisa dibandingkan dengan tahun 2014. Apabila dibandingkan dengan target akhir perencanaan jangka menengah yaitu tahun 2019 (target 100%), maka perlu upaya yang keras dan inovasi untuk mencapai target tersebut.

(21)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 17

5) Permasalahan:

Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu pelaksanaan serta sulitnya menyamakan jadwal monev JKN dengan jadwal rutin masing-masing direktorat yang harus dilaksanakan oleh surveyor.

6) Usulan Pemecahan Masalah:

Pada tahun 2016 rencana pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang terintegrasi akan disusun lebih baik dan pelaksanaannya akan dilakukan lebih awal.

7) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 3.080.566.000,-dan realisasi 56,35% (Rp. 1.736.031.617,-).

b. Persentase satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas

1) Sasaran indikator/kegiatan

Terwujudnya ketepatan alokasi anggaran.

2) Definisi Operasional

Alokasi anggaran yang dimaksud adalah anggaran yang bersumber dari dana tugas Pembantuan.

Satker yang dimaksud adalah RSUD Propinsi/Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan kriteria yang ditetapkan adalah:

 Kabupaten/Kota yang menjadi target MDGs  Kabupaten/Kota yang termasuk daerah DTPK

 Kabupaten/Kota yang memiliki RS Rujukan Regional (yang ditetapkan dengan SK Gubernur)

(22)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 18

3) Cara Perhitungan

Jumlah satker yang mendapatakan anggaran sesuai dengan kriteria prioritas

x 100% Jumlah satker yang mendapatkan alokasi anggaran

pada tahun tersebut 4) Pencapaian

Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan Penyusunan RKA-KL Program BUK.

Diagram 2. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Persentase Satker yang Mendapatkan Alokasi Anggaran Sesuai dengan Kriteria Prioritas

Pada tahun 2015 Ditjen Bina Upaya Kesehatan telah terealisasi sebesar 100% dari target sebesar 100% (pencapaian 100%). Pada tahun 2014 tidak terdapat indikator tersebut, sehingga tidak dapat dibandingkan. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2019 (akhir perencanaan jangka menengah), maka target tersebut telah tercapai, akan yang perlu dilakukan adalah mempertahankan pencapaian tersebut.

5) Permasalahan:

Masih terdapat satker-satker yang mengajukan usulan kegiatan diluar ketentuan yang ada serta kurangnya data dukung dalam melengkapi dokumen perencanaan.

(23)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 19

6) Usulan Pemecahan Masalah:

Perlunya sosialisasi perencanaan yang lebih intensif sehingga satker dapat memahami dan melaksanakan perencanaan program dan anggaran sesuai ketentuan yang berlaku.

7) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 603.184.000 dengan realisasi 74,99% (Rp. 452.300.000,-)

c. Persentase UPT vertikal yang sudah memiliki sistem manajemen kinerja berbasis Rencana Strategis

1) Sasaran indikator/kegiatan

Terwujudnya sistem manajemen sistem manajemen kinerja fasilitas pelayanan kesehatan.

2) Definisi Operasional

Sistem manajemen berbasis Rencana Strategis adalah pengelolaan kinerja Unit Pelaksana Teknis Vertikal yang berdasarkan pada langkah-langkah pencapaian sasaran yang telah ditentukan dalam rencana strategis, termasuk dalam monitoring pencapaian indikator kinerja secaa rutin bulanan, dan tergambar dari dashboard monitoring pencapaian kinerja yang dapat diakses secara online.

3) Cara Perhitungan

Jumlah Unit Pelaksana Teknis Vertikal yang memiliki sistem manajemen berbasis kinerja

x 100% Jumlah seluruh Unit Pelaksana Teknis

(24)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 20

4) Pencapaian

Diagram 3. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Persentase UPT Vertikal yang Sudah Memiliki Sistem Manajemen Kinerja Berbasis Rencana Strategis

Pada tahun 2015 telah dilaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap UPT vertikal yang sudah memilki sistem manajemen kinerja berbasis rencana strategis. Dari 49 UPT Vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang sudah sudah memilki sistem manajemen kinerja berbasis rencana strategis sebanyak 39 UPT Vertikal. Dengan kata lain realisasi sebesar 79,59% dan pencapaiannya sebesar 265,3%. Pencapaian indikator Penyampaian laporan kinerja ini masih dilaksanakan secara manual, adapun daftar UPT Vertikal tersebut adalah:

1. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo 2. RSUP H. Adam Malik Medan 3. RSUP Dr. Hasan Sadikin 4. RSUP Dr. Kariadi 5. RSUP Dr. Sardjito

6. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo 7. RSUP Sanglah

8. RSUP Fatmawati

9. RSUP Dr. Mohammad Hoesin 10. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro 11. RSUP Dr. M. Djamil

12. RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou 13. RSUP Persahabatan

14. RSJP Harapan Kita 15. RSAB Harapan Kita 16. RS Kanker Dharmais

17. RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan 18. RS Dr. H. Marzoeki Mahdi 19. RS Jiwa Prof. Dr. Soeroyo 20. RS Jiwa Radjiman Widiodiningrat 21. RS Mata Cicendo

22. RS Ortopedi Prof.Dr.R. Soeharso 23. RS Kusta Sitanala

24. RS Kusta Dr. Rivai Abdullah, 25. RS Kusta Tadjuddin Chalid

26. RS Paru Dr. Ario Wirawan 27. RS Paru Dr. M. Goenawan

Partowidigdo

28. RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu 29. RS Ketergantungan Obat 30. RS Stroke Nasional Bukit Tinggi 31. RSPI Sulianti Saroso

32. RS Ratatotok

33. RS Pusat Otak Nasional 34. BBKPM Makassar 35. BBKPM Surakarta 36. BBKPM Bandung 37. BKMM Makassar 38. BKMM Cikampek 39. BBLK Palembang 40. BBLK Makassar 41. BBLK Surabaya 42. BBLK Jakarta 43. BPFK Jakarta 44. BPFK Surabaya 45. BPFK Makassar 46. BPFK Medan 47. LPFK Surakarta 48. LPFK Banjar Baru 49. Poliklinik Kemenkes

(25)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 21

Pada tahun 2014 tidak terdapat indikator kegiatan tersebut, sehingga hasilnya tidak dapat dibandingkan. Apabila dibandingkan dengan target rencana jangka menengah maka target itu telah tercapai, yang perlu dilakukan oleh Ditjen Bina Upaya Kesehatan adalah mempertahannya.

5) Permasalahan

a) Beberapa indikator susah dicapai karena sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini. Misalnya BOR RS tertier, dengan berlakukan rujukan berjenjang dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, maka BOR RS tertier menurun.

b) Adanya perbedaan persepsi terhadap definisi operasional indikator kinerja.

6) Usulan Pemecahan Masalah:

a) Melakukan revisi indikator sesuai dengan kondisi saat ini dan masa mendatang

b) Melakukan sosialisasi kepada UPT Vertikal tentang indikator termasuk definisi operasionalnya.

7) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 300.576.000 dengan realisasi 50,17% (Rp. 150.808.000,-).

d. Persentase UPT vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai dengan kontrak kinerja

1) Sasaran indikator/kegiatan

Terwujudnya sistem manajemen kinerja fasilitas pelayanan kesehatan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

2) Definisi Operasional

Unit Pelaksana Teknis Vertikal adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan baik

(26)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 22

berupa Rumah Sakit/Balai/Loka/Klinik. Kontrak kinerja yang dimaksud adalah antar Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan dengan pimpinan UPT Vertikal. Berkinerja baik maksudnya medapatkan nilai pencapaian kinerja baik berdasarkan penilaian SAKIP oleh Inspektorat Jenderal.

3) Cara Perhitungan

Jumlah Unit Pelaksana Teknis Vertikal dengan nilai AA

x 100% Total Jumlah Unit Pelaksana Teknis Vertikal (49 UPT)

4) Pencapaian

Untuk mencapai indikator tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan pembinaan dan fasilitasi penyusunan LAKIP, evaluasi terhadap SAKIP dan Perjanjian Kinerja kepada 49 UPT Vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

Diagram 4. Perbandingan Target dan Realisasi Persentase UPT Vertikal yang Dibina dengan Indeks Kinerja Baik Sesuai dengan Kontrak Kinerja

Jumlah UPT yang mendapatkan nilai AA sebanyak 41 UPT (realisasi sebesar 83,67% dan pencapaian sebesar 139,45%). Apabila dibandingkan dengan target akhir perencanaan jangka menengah maka masih perlu upaya untuk mencapainya. Sedangkan pada tahun 2014 tidak ada indikator kegiatan tersebut sehingga tidak dapat dibandingkan. Adapun hasil evaluasi yang dilakukan Inspektorat Jenderal Kementerian

(27)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 23

Kesehatan terhadap 49 LAKIP UPT Vertikal tahun 2014 didapatkan hasil:

a) Mendapatkan nilai AA: 41 UPT b) Mendapatkan nilai A: 4 UPT c) Mendapatkan nilai B: 4 UPT.

Tabel 3. Daftar Nilai LAKIP UPT Vertikal

NO UNIT KERJA KATEGORI

1. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo AA

2. RSUP H. Adam Malik AA

3. RSUP Dr. Hasan Sadikin AA

4. RSUP Dr. Kariadi AA

5. RSUP Dr. Sardjito AA

6. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo AA

7. RSUP Sanglah AA

8. RSUP Fatmawati AA

9. RSUP Dr. Mohammad Hoesin AA

10. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro AA

11. RSUP Dr. M. Djamil AA

12. RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou AA

13. RSUP Persahabatan Jakarta AA

14. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita AA 15. RS Anak dan Bunda Harapan Kita AA

16. RS Kanker Dharmais AA

17. RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan AA

18. RS Dr. H. Marzoeki Mahdi AA

19. RS Jiwa Prof. Dr. Soeroyo AA

20. RS Jiwa Radjiman Widiodiningrat AA

21. RS Mata Cicendo AA

22. RS Ortopedi Prof.Dr.R. Soeharso AA

(28)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 24

NO UNIT KERJA KATEGORI

24. RS Kusta Tadjuddin Chalid AA

25. RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo AA 26. RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu AA

27. RS Ketergantungan Obat AA

28. RS Stroke Nasional Bukit Tinggi AA

29. RSPI Sulianti Saroso AA

30. BBLK Surabaya AA 31. BBLK Palembang AA 32. BBLK Jakarta AA 33. BBLK Makassar AA 34. BBKPM Surakarta AA 35. BBKPM Bandung AA 36. BBKPM Makassar AA 37. BPFK Jakarta AA 38. BPFK Surabaya AA 39. BPFK Makassar AA 40. LPFK Surakarta AA 41. LPFK Banjarbaru AA

42. RS Paru Dr. Ario Wirawan A

43. BBKPM Makassar A

44. BKMM Cikampek A

45. BPFK Medan A

46. RSUP Ratatotok Buyat Sulawesi Utara B 47. RS Kusta Dr. Rivai Abdullah, Palembang B

48. RS. Pusat Otak Nasional B

49. Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI B

5) Permasalahan:

Masih ada perbedaan persepsi antara evaluator (Inspektorat Jenderal Kemenkes) dengan satuan kerja (UPT Vertikal) yang dievaluasi

(29)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 25

terhadap kertas kerja evaluasi. Misalnya: adanya perbedaan nomenklatur rencana aksi kegiatan untuk eselon II sedangkan di UPT vertikal adanya rencana bisnis strategis.

6) Usulan Pemecahan Masalah:

Perlunya pertemuan sebelumevaluasi LAKIP antara evaluator dan unit pembina yang difaslitasi oleh Sekretariat Jenderal untuk menyamakan persepsi terhadap kertas kerja evaluasi.

7) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. Rp. 230.280.000,- dengan realisasi Rp.179.057.600,- (77,8%).

e) Persentase program direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran nasional.

1) Sasaran indikator/kegiatan

Terwujudnya sistem perencanaan, monitoring dan evaluasi yang terintegrasi.

2) Definisi Operasional

Yang dimaksud dengan program direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran nasional adalah program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang mengacu pada pencapaian sasaran atau target yang menjadi prioritas di daerah sasaran nasional yang ditetapkan melalui SK Menkes atau SK Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

3) Cara Perhitungan

Program atau kegiatan direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran nasional

x 100% Total program atau kegiatan di Direktorat

(30)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 26

4) Pencapaian

Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan Penyusunan Kegiatan dan Anggaran Program BUK.

Diagram 5. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Persentase Program Direktorat yang Mengacu Kepada Daerah Sasaran Nasional

Pada tahun 2015 terdapat 69 kegiatan di Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar dan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan. Dari 69 kegiatan tersebut hanya 12 kegiatan yang mendukung pencapaian indikator sasaran program. Adapun indikator sasaran program pembinaan pelayanan kesehatan adalah:

a) Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang tersertifikasi akreditasi

b) Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional.

Realisasi indikator di atas sebesar 17,39% dan pencapaiannya sebesar 34,78%. Pada tahun sebelumnya tidak terdapat kegiatan tersebut sehingga tidak dapat dibandingkan hasilnya. Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yaitu sebesar 90%, maka masih perlu upaya yang sangat keras untuk mencapainya.

(31)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 27

5) Permasalahan

Banyaknya kegiatan lainnya di Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar dan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan yang tidak secara langsung mendukung pencapaian pencapaian indikator kinerja program misalnya: Puskesmas mampu PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar), Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), dan lainnya. Kegiatan-kegiatn tersebut mendukung pelaksanaan Nawacita, prioritas Kementerian Kesehatan, SDGs, Percepatan Papua dan Papua Barat, dan lainnya.

6) Usulan Pemecahan Masalah

Mengusulkan untuk indikator persentase program direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran nasional target tahun 2019 tidak sebesar 90% untuk mendukung kegiatan pencapaian indikator kinerja program. Mengingat masih perlunya pembiayaan kegiatan lainnya misalnya pelaksanaan Nawacita, prioritas Kementerian Kesehatan, SDGs, Percepatan Papua dan Papua Barat, dan lainnya. Yang perlu diutamakan oleh Direktorat Jenderal adalah kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian indikator kinerja program.

7) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 794.493.000 dengan realisasi 61,60% (Rp. 489.389.750,-)

3. Tupoksi Sekretariat

a. Bagian Program dan Informasi 1) Subbagian Program

a) Pencapaian

Tabel 4. Data Keluaran Subbagian Program Tahun 2015

No Kegiatan Keluaran

Target Capaian % SUB BAGIAN PROGRAM DAN PERENCANAAN

1 Dokumen Perencanaan Program 90 Dokumen 90 Dokumen 100% 2 Dokumen Perencanaan Anggaran 89 Dokumen 89 Dokumen 100%

(32)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 28

Pada tahun 2015 Subbagian Program pada tahun 2015 melaksanakan 2 (dua) kegiatan dengan hasil sebagai berikut: (1) Dokumen Perencanaan Program

Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen perencanaan program satker-satker di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan hingga terbitnya DIPA.

(2) Dokumen Perencanaan Anggaran

Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen perencanaan anggaran satker-satker di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

Supaya kegiatan di Subbag Program menjadi lebih mudah dan lebih cepat maka dilakukan pengembangan aplikasi sistem perencanaan secara online (e-planning) untuk pengajuan usulan perencanaan program dan anggaran.

b) Permasalahan

Adanya satker-satker yang masih mengusulkan perencanaan tanpa melalui aplikasi e-planning online serta tanpa disertai data dukung yang memadai.

c) Usulan Pemecahan Masalah

Diperlukannya sosialisasi lebih intensif mengenai penyusunan program dan anggaran kepada satker-satker di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

d) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 kegiatan di Subbagian Program untuk 2 (dua) kegiatan mendapat alokasi sebesar Rp. 6.297.402.000,- dan realisasi 67,74% (Rp. 4.265.585.924-).

(33)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 29

2) Subbagian Data dan Informasi a) Pencapaian

Tabel 5. Data Keluaran Subbagian Data dan Informasi Tahun 2015

No Kegiatan Keluaran

Target Capaian %

SUB BAGIAN DATA DAN INFORMASI

1 Pertemuan Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan 5 Laporan 5 Laporan 100% 2 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit (SP2RS) / SIRS 2 Laporan 1 Laporan 50% 3 Tim Pengelola Website Ditjen BUK 3 Dokumen 1 Dokumen 33,33% 4 Advokasi dan Sosialisasi 18 Paket 14 Paket 77,78% 5 (SIMRS GOS) dan Elektronik Rekam Medik 4 Laporan 4 Laporan 100% 6 Pengolahan dan Penyajian Data 2 Laporan 1 Laporan 50% 7 Peningkatan Ketrampilan 2 Laporan 2 Laporan 100%

Pada tahun 2015 Subbagian Data dan Informasi pada tahun 2015 melaksanakan 7 (tujuh) kegiatan dengan hasil sebagai berikut: (1) Pertemuan Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan

Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen data informasi fasilitas kesehatan.

(2) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit (SP2RS)/SIRS Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya aplikasi pencatatan dan pelaporan Rumah Sakit.

(3) Tim Pengelola Website Ditjen BUK

Hasil dari kegiatan ini adalah pemeliharaan/maintenance Web dan Upload berita di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

(4) Advokasi dan Sosialisasi

Hasil dari kegiatan ini adalah terlaksananya pendampingan validasi data dan instalasi aplikasi.

(5) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS GOS) dan Elektronik Rekam Medik

Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya Rancangan Rekam Medik Elektronik.

(34)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 30

(6) Pengolahan dan Penyajian Data

Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen Pelaksanaan Pemutakhiran dan Validasi Data.

(7) Peningkatan Ketrampilan

Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya ketrampilan Programming Komputer serta Pengolahan Data dan Statistik. Untuk mempermudah dan mempercepat kegiatan maka dibangunlah aplikasi Dashboard Sistem Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Open Sources, pengembangan aplikasi Web Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, updating aplikasi INA-CBGs, pengembangan aplikasi SP2RS, pengembangan aplikasi Sistem Informasi Rawat Inap, e-Book Pengolahan dan Penyajian Data SIRS Tahun 2014, e-Book Data Dasar Rumah Sakit Seluruh Indonesia, updating aplikasi SIMRS GOS, aplikasi Registrasi Fasilitas Kesehatan Terpadu. Serta pengadaan alat pengolah data.

b) Permasalahan

(1) Laporan data yang diterima dari Rumah Sakit ke Subbag Data dan Informasi tidak tepat waktu,

(2) Data yang dikirimkan tidak lengkap, (3) Data Rumah Sakit yang tidak update, (4) Kurangnya SDM pengelola data. c) Usulan Pemecahan Masalah

(1) Perlu dilakukan evaluasi pelaporan Rumah Sakit secara rutin, (2) Monitoring Dinas Kesehatan Propinsi kepada Rumah Sakit, (3) Validasi data kepada Rumah Sakit

(4) Penambahan tenaga SDM pengelola data. d) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 kegiatan di Subbagian Data dan Informasi untuk 7 (tujuh) kegiatan mendapat alokasi sebesar Rp. 3.536.676.000,- dan realisasi 72,32% (Rp. 2.557.872.486,-).

(35)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 31

3) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan a) Pencapaian

Tabel 6. Data Keluaran Subbagian Evaluasi dan Pelaporan Tahun 2015

No Kegiatan Keluaran

Target Capaian %

SUB BAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN

1 Monitoring dan Evaluasi Program dan

Kegiatan BUK 1 Laporan 1 Laporan 100% 2 Pelaporan Program dan Kegiatan BUK 1 Laporan 1 Laporan 100% Pada tahun 2015 Subbagian Evaluasi dan Pelaporan pada tahun 2015 melaksanakan 2 (empat) kegiatan dengan hasil sebagai berikut:

(1) Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan BUK

Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya Laporan Evaluasi Indikator RKP dan Renstra BUK, Laporan Evaluasi Program Prioritas Nasional, Laporan Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan Bersumber APBN, Laporan Pembinaan Terpadu Kementerian Kesehatan sesuai siklus pelaporan. (2) Pelaporan Program dan Kegiatan BUK

Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya bahan lampiran Pidato Presiden tahun 2015 dari Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaan evaluasi dan pelaporan maka dibangunlah aplikasi emonev yang akan dipergunakan untuk memonitor pelaksanaan JKN, Renstra, DAK dan TP serta pengadaan alat pengolah data.

b) Permasalahan

(1) Realisasi keuangan rendah karena ada revisi DIPA dan refocusing kegiatan yang mengakibatkan tertundanya awal kegiatan.

(2) Rencana pelaksanaan kegiatan yang awalnya akan dilaksanakan oleh seluruh Ditjen BUK sebagian tidak terlaksana karena petugas dari direktorat lebih fokus ke kegiatannya sendiri.

(36)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 32

(3) Rendahnya laporan daerah yang masuk ke Subbag Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Penyampaian laporan tidak tepat waktu.

(5) Masih kurangnya kualitas SDM dalam mengolah dan menganalisa data.

c) Usulan Pemecahan Masalah

(1) Perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya lebih matang. (2) Penentuan jumlah sample, lokasi, dan petugas (surveyor)

sudah fix pada awal tahun.

(3) Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan di dalam kantor untuk mendapatkan hasil yang maksimal, walaupun pelaksanaan kegiatan tanpa menggunakan dana dari DIPA.

(4) Pemberlakuan reward and consequences terhadap satker penerima dana benar-benar dilaksanakan.

(5) Peningkatan kapasitas SDM subbag Evaluasi dan Pelaporan melalui pelatihan, kalakarya, dll.

d) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 kegiatan di Subbagian Evaluasi dan Pelaporan terdiridari 2 (dua) jenis kegiatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.102.766.000,- dan realisasi 54,55% (Rp. 1.692.907.817,-). b. Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat

1) Subbagian Hukum a) Pencapaian

Tabel 7. Data Keluaran Subbagian Hukum Tahun 2015

No Kegiatan Keluaran

Target Capaian %

SUB BAGIAN HUKUM

1 Penyusunan Rancangan Peraturan Bidang Upaya Kesehatan

60 draft peraturan

45 draft

peraturan 75 2 Penanganan Kasus Masalah Hukum

Dan Dugaan Malpraktek 48 kasus 48 kasus 100 3 Rapat Koordinasi Komite Etik Dan

Hukum Rs Vertikal 1 dokumen 1 dokumen 100 4 Workshop Nurshing By Laws 1 dokumen 1 dokumen 100

(37)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 33

Pada tahun 2015 Subbagian Hukum melaksanakan 4 (empat) kegiatan dengan hasil sebagai berikut:

(1) Penyusunan Rancangan Peraturan Bidang Upaya Kesehatan Dari target 60 rancangan peraturan perundangan yang dapat diselesaikan sebanyak 45 rancangan peraturan bidang upaya kesehatan yang telah terkirim ke Biro Hukum dan Organisasi. (2) Penanganan Kasus Masalah Hukum Dan Dugaan Malpraktek

Kegiatan ini mencakup pengaduan masyarakat yang masuk sebanyak 32 kasus, gugatan perkara perdata sebanyak 6 kasus, gugatan melalui PTUN sebanyak 2 kasus, gugatan tindak pidana sebanyak 2 kasus dan pendampingan kasus sebanyak 6 kasus. (3) Rapat Koordinasi Komite Etik Dan Hukum RS Vertikal

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penyamakan persepsi pelaksanaan tugas Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit yang akhirnya diharapkan adanya regulasi tentang penyelenggaraan Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit.

(4) Workshop Nurshing Staff By Laws

Kegiatan workshop ini bertujuan untuk mendapatkan kesamaan persepsi dan memberikan pemahaman dalam menyusun Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nurshing Staff By Laws) sesuai dengan Permenkes No. 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan RS.

b) Permasalahan

(1) Penyusunan Rancangan Peraturan Bidang Upaya Kesehatan  Dalam penyusunan peraturan perundang-undangan unit

teknis tidak melaksanakan tahapan penyusunan sesuai dengan ketentuan penyusunan peraturan perundang-undangan di lingkungan Kementerian Kesehatan

 Penjadwalan yang sering berubah.

(2) Penanganan Kasus Masalah Hukum Dan Dugaan Malpraktek  Keterbatasan dana untuk melakukan klarifikasi ke daerah

(38)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 34

 Tidak efektifnya klarifikasi melalui surat

 Kurangnya koordinasi dengan unit-unit lain ( adanya tumpang tindih kewenangan)

 Khusus untuk pendampingan kurang adanya pembekalan (3) Rapat Koordinasi Komite Etik Dan Hukum RS Vertikal

 Di dalam pelaksanaan, masing-masing Komite Etik RS Vertikal yang ada belum seragam

 Belum semua RS UPT Vertikal mempunyai Komite Etik dan Hukum

 Tugas dan fungsi Komite Etik dan Hukum masih belum jelas dan masih tumpang tindih dengan tugas struktural

(4) Workshop Nurshing Staff By Laws

Belum semua RS UPT Vertikal menyusun Nurshing Staff By Laws.

c) Usulan Pemecahan Masalah

(1) Penyusunan Rancangan Peraturan Bidang Upaya Kesehatan  Melakukan perencanaan jadwal inventarisasi dan pengkajian

peraturan perundang-undangan.

 Melibatkan bagian Hukormas sejak awal penyusunan rancangan peraturan

Peningkatan kemampuan staf dalam hal Legal Drafting (2) Penanganan Kasus Masalah Hukum Dan Dugaan Malpraktek

 Penambahan dana untuk klarifikasi

 Perlu adanya sinkronisasi dan pembagian kewenangan yang jelas dalam penanganan permasalahan hukum khususnya masalah aset

 Khusus untuk pemdampingan perlu ditingkatkan pembekalan sebelum pemeriksaan di kejaksaan dan kepolisian.

(3) Rapat Koordinasi Komite Etik Dan Hukum RS Vertikal Dilakukan pembahasan draft Permenkes tingkat unit utama

(39)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 35

(4) Workshop Nurshing Staff By Laws

Subbag Hukormas Ditjen Bina Upaya Kesehatan akan melakukan pendampingan dalam menyusun Nurshing Staff By Laws sesuai dengan Permenkes.

d) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 kegiatan di Subbagian Hukum untuk 4 (empat) kegiatan mendapat alokasi sebesar Rp. 857.925.000,- dan realisasi 49,85% (Rp. 427.667.100,-).

2) Subbagian Organisasi a) Pencapaian

Tabel 8. Data Keluaran Subbagian Organisasi Tahun 2015

No Kegiatan Keluaran

Target Capaian %

1 Penyempurnaan Dokumen Reformasi Birokrasi Ditjen BUK

2 Dokumen 2 Dokumen 100 2 Fasilitasi Penyusunan Dokumen

Reformasi Birokrasi UPT

1 Dokumen 1 Dokumen 100 3 Penyusunan Tatalaksana Ditjen BUK 2 Dokumen 2 Dokumen 100 4 Penataan Organisasi UPT 4 UPT 4 UPT 100 5 Penataan Jabatan Fungsional di

lingkungan Ditjen BUK

2 Dokumen 2 Dokumen 100 6 Penyusunan Laporan Akuntabilitas

Kinerja

2 LAKIP 2 LAKIP 100 7 Fasilitasi Penyusunan LAKIP Unit

Pelaksana Teknis

10 UPT 10 UPT 100

Untuk meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis pada Program Pembinaan Upaya Kesehatan pada tahun 2015 Subbag Organisasi melaksanakan 7 (tujuh) jenis kegiatan, yaitu :

(1) Penyempurnaan Dokumen Reformasi Birokrasi Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung program Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan adalah :

- Penyempurnaan Analisis Beban Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

(40)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 36

- Tersusunya Informasi Jabatan Direktorat Pelayanan Kesehatan.

(2) Fasilitasi Penyusunan Dokumen Reformasi Birokrasi UPT Unit Pelaksana Teknis yang telah dilakukan fasilitasi dokumen Reformasi Birokrasi adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Non BLU antara lain : RS. Pusat Ratatotok, RS Pusat Otak Nasional Jakarta, Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Balai Pengamanan Fasilitas kesehatan, dan LOKA.

Fasilitasi penyusunan dokumen reformasi birokrasi berisikan Analisis Beban Kerja online/ ABK Online.

(3) Penyusunan Tatalaksana Ditjen Bina Upaya Kesehatan

Dengan diterapkannya Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan khususnya dalam program penataan organisasi, maka telah dilakukan :

- Penyusunan Draft Naskah Akademik Direktorat Pelayanan Kesehatan

- Penyusunan Draft Rancangan Struktur Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

(4) Penataan Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit, maka telah dilakukan :

- Penyusunan Draft Naskah Akademik Pelembagaan

(BBKPM Surakarta, BBKPM Makassar, dan BBKPM Bandung)

- Penyusunan Draft Tata Hubungan Kerja UPT (RS. Jiwa Soeroyo Magelang)

(5) Penataan Jabatan Fungsional di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengatur tentang standar yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara baik PNS

(41)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 37

maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), maka telah dilakukan :

- Draft Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Fungsional - Draft Standar Kompetensi Teknis Jabatan Fungsional (6) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Sudah disusun 2 (dua) buah LAK yaitu LAK Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan Tahun 2014 dan LAK Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Tahun 2014 dan sudah disampaikan kepada Menteri Kesehatan dan semua unit eselon I di lingkungan Kementerian Kesehatan serta didistribusikan ke semua unit kerja di lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan kantor pusat maupun Unit Pelaksana Teknis, serta sudah dievaluasi oleh Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tanggal 25 s/d 29 Mei 2015 di Grand Cempaka, Cisarua dengan Nilai 95,18 dengan predikat AA (memuaskan) untuk LAK Ditjen BUK dan nilai 94,44 dengan predikat AA (memuaskan) untuk LAK Sekretariat

(7) Fasilitasi Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Unit Pelaksana Teknis

Fasilitasi Penyusunan LAK UPT dilakukan dalam bentuk Bimbingan teknis ke beberapa UPT khususnya Unit Pelaksana Teknis Non BLU

b) Permasalahan

(1) Penyusunan Informasi Jabatan Struktural khususnya dalam menuliskan Uraian Tugas belum sesuai dengan tugas dan fungsi /tidak sesuai dengan Permenkes 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

(2) Analisis Beban Kerja (ABK) pada proses penginputan nama produk khususnya pada penginputan uraian ataupun tahapan proses tidak berdasarkan informasi Jabatan yang tersedia.

(42)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 38

(3) Belum ditetapkannya format baku yang diberlakukan untuk menyusun Standar Kompetensi Teknis Jabatan fungsional oleh Kementerian PAN dan RB.

c) Usulan Pemecahan Masalah

(1) Perlu melibatkan Biro Hukum dan Organisasi dan pejabat yang terkaiat dalam Penyempurnaan Informasi Jabatan sehingga sesuai dengan Tugas dan Fungsinya

(2) Dibuatkan SK Tim Teknis yang bertugas melakukan verifikasi pengolahan data Analisis Beban Kerja (ABK) yang melibatkan Jabatan Fungsional Teknis

(3) Perlu disusun regulasi / format baku yang diberlakukan untuk menyusun tata laksana organisasi unit pelaksana teknis oleh Kementerian PAN dan RB.

d) Realisasi Anggaran:

Pada tahun 2015 kegiatan di Subbagian Organisasi untuk 7 (tujuh) kegiatan mendapat alokasi sebesar Rp. 1,364,573,000,- dan realisasi 65,57% (Rp. 894.705.731,-).

3) Subbagian Hubungan Masyarakat a) Pencapaian

Tabel 9. Data Keluaran Subbagian Hubungan Masyarakat Tahun 2015

No Kegiatan Keluaran

Target Capaian % SUB BAGIAN HUMAS

1 Penyusunan dan penerbitan warta Bina Upaya Kesehatan

4 Edisi Warta

4 Edisi

Warta 100 2 Pemantauan dan evaluasi penanganan pengaduan

masyarakat/opini public 1 Laporan 1 Laporan 100 3 Peliputan dan kegiatan kehumasan 1 Laporan 1 Laporan 100 4 Fasilitasi peningkatan kapasitas kehumasan Ditjen

BUK

1 Laporan Kegiatan

1 Laporan Kegiatan 100 5 Penyelenggaraan pameran kesehatan dan

penyebaran informasi

1 Laporan Kegiatan

1 Laporan Kegiatan 100 6 Honor tim unit layanan terpadu 1 Laporan

Kegiatan

1 Laporan Kegiatan 100

(43)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 39

Pada tahun 2015 Subbagian Hubungan Masyarakat melaksanakan 6 (enam) kegiatan dengan hasil sebagai berikut:

(1) Penyusunan dan penerbitan warta dan bulletin

Hasil dari kegiatan ini adalah terbitnya Warta Bina Upaya Kesehatan sebanyak 4 edisi selama tahun 2015 berisikan Liputan Khusus berupa hasil liputan dan pembahasan mendalam (liputan in-depth) terhadap kegiatan Kementerian Kesehatan RI, Liputan Utama berupa hasil liputan dan pembahasan mendalam (liputan in-depth) terhadap program kegiatan dan kebijakan di lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Rubrik Tanya Jawab terhadap program kegiatan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kilas Berita berupa artikel hasil liputan kegiatan di lingkungan kantor pusat dan UPT Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Resensi Buku yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, Galeri Foto Kegiatan, dan artikel kesehatan ringan. Warta BUK didistribusikan di Rumah Sakit vertikal, Balai Besar/Balai, Loka dan kantor pusat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

(2) Pemantauan dan evaluasi penanganan pengaduan masyarakat/ opini publik

Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya Laporan Pemantauan dan Evaluasi Penanganan pengaduan masyarakat /Opini Publik bertujuan untuk menciptakan tata kelola yang baik, transparan, akuntabel dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas. Melalui laporan Pemantauan dan Evaluasi Penanganan pengaduan masyarakat /Opini Publik tahun 2015 ini diharapkan dapat menggambarkan kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia yang terbentuk dari pandangan dan pengalaman masyarakat, baik berupa pengaduan langsung maupun opini yang berkembang di masyarakat melalui media massa.

(44)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 40

(3) Peliputan dan kegiatan kehumasan

Kegiatan Peliputan di lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan adalah kegiatan untuk meliput Kunjungan Kerja Eselon I dan II, pelantikan, perayaan hari-hari besar kesehatan, ulang tahun Rumah Sakit, pertemuan, konferensi pers, audiensi dengan DPRD, seminar dan hal-hal penting lainnya yang bersifat mendesak (misalnya bencana alam, kejadian luar biasa). Informasi yang didapat dari liputan ini disampaikan kepada jajaran internal Ditjen Bina Upaya Kesehatan dalam bentuk narasi yang dipublish di Buletin Bina Upaya Kesehatan dan Web Bina Upaya Kesehatan. Dengan terlaksananya kegiatan peliputan acara kedinasan di lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan maka terjalinlah hubungan informasi dan komunikasi secara timbal balik.

(4) Fasilitasi peningkatan kapasitas kehumasan bidang pelayanan kesehatan

Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kehumasan Ditjen BUK bertujuan untuk menyamakan persepsi dan membangun pemahaman humas di lingkungan Ditjen BUK terhadap peran humas dalam menghadapi krisis komunikasi. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kelembagaan humas yang kuat dan memiliki kompetensi dalam memberikan pelayanan informasi yang optimal dan bertanggung jawab serta memberikan perimbangan arus informasi dari dan kepada masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan setiap tahun dengan peserta meliputi perwakilan humas seluruh UPT Ditjen BUK. Pada tahun 2015, kegiatan ini mengambil tema Jubir Tangguh, Hadapi Krisis Komunikasi.

(5) Penyelenggaraan pameran kesehatan dan penyebaran informasi

Kegiatan Penyelenggaraan Pameran Kesehatan dan Penyebaran Informasi dilaksanakan sebagai proses berbagi

(45)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 41

informasi dan pengetahuan melalui komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan kepada stakeholder dengan mensosialisasikan program dan kebijakan Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan secara langsung.

Pada tahun 2015, Subbag Humas Ditjen Bina Upaya Kesehatan mengikuti 5 (lima) kali kegiatan pameran yaitu

 Pameran/ Expo Pembangunan Kesehatan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) dengan tema “Pembangunan Kesehatan dari Pinggir ke Tengah dalam Pemantapan Program Indonesia Sehat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” yang terbagi dalam tiga regional yaitu regional Tengah di Hotel Grand Inna Sanur Beach, Bali tanggal 16 s.d 19 Februari 2015, regional Barat di Bapelkes Batam tanggal 4 s.d 7 Maret 2015 dan regional Timur di Hotel Grand Clarion Makassar tanggal 9 s.d 12 Maret 2015.

 Pameran 27th Hospital Expo 8th Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dengan tema ”Patien Safety” pada tanggal 21 s.d 24 Oktober 2015 di Jakarta Convention Center, Hall A stand no 50 & 51.

 Pameran Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 51 tahun dengan tema Pemantapan Pembangunan Kesehatan Menuju Masyarakat Sehat, Mandiri dan Berkeadilan di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta, Hall C2 stand no. 8 tanggal 13 s.d 15 November 2015.

(6) Honor tim unit layanan terpadu

Unit Layanan Terpadu Kementerian Kesehatan RI dibentuk sebagai salah satu program ”quick win” Kementerian Kesehatan RI dalam melakukan pelayanan publik yang diatur dalam UU No.14 Thn. 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), UU No.25 Thn. 2009 tentang Pelayanan Publik, UU Nomor 36

(46)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 42

tahun 2009 tentang Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan mempunyai pelayanan publik yang difasilitasi di loket 8 berupa pengurusan Penilaian Angka Kredit (PAK) untuk 19 (sembilan belas) Jabatan Fungsional Kesehatan.

Untuk mempercepat dan memudahkan pencapaian kegiatan, maka dilaksanakan Pengadaan Aplikasi Monitoring Pelayanan Terpadu Ditjen BUK. Dalam rangka menunjang dan mempercepat pemrosesan berkas PAK jabfung kesehatan yang diterima pada pelayanan terpadu satu pintu di loket 8 Ditjen BUK maka diadakan aplikasi monitoring pelayanan terpadu Ditjen BUK. Aplikasi ini berjalan secara online dan berbasis desktop dengan menggunakan alamat website www.simpadubuk.net. Serta pengadaan perangkat kerja Hukormas dalam rangka pelaksanaan fungsi kehumasan khususnya terkait dengan peliputan kedinasan, pameran kesehatan dan penerbitan warta BUK diperlukan perangkat kerja berupa Backwall modul 3x3 curve/straight, POP UP Counter Standar, Rak Brosur, Roll Banner electric, Rotary Light box 2 sisi, Flash speedlight, slot dan memory video shooting, Tripod video shooting, Wireless Clip On, Lensa Kamera, HDD External 4 TB, Komputer PC, Printer, Proyektor LCD, Mesin Tik Elektris, Scanner.

b) Permasalahan

(1) Penyusunan dan Penerbitan Warta Bina Upaya Kesehatan  Adanya perubahan kegiatan dummy, koreksi serta

Penyuntingan Artikel, Foto dan Rubrik Warta dimana direncanakan berupa fullboard meeting luar kota menjadi rapat di dalam kantor di luar jam kerja, sehingga proses klaim SPJ menjadi mundur karena harus menunggu revisi DIPA.  Penulis harus mampu menangkap isu strategis atau isu global

bidang kesehatan yang up to date

 Warta BUK terbitnya tidak sesuai jadwal.

(47)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 43

(2) Pemantauan dan Evaluasi Penanganan pengaduan masyarakat/ Opini Publik

 Informasi tentang pengaduan masyarakat terlambat diterima di subbag Humas.

 Proses klarifikasi ke unit pelayanan kesehatan masyarakat (Rumah Sakit) terkendala dengan prosedur birokrasi yang ada di unit pelayanan kesehatan masyarakat sehingga proses tindak lanjut dari Humas untuk menangani pengaduan masyarakat menjadi terlambat / terhambat.

 Kurang tertibnya pendokumentasian atau pengarsipan pengaduan yang masuk dan yang sudah selesai ditangani.  Dalam proses penanganan pengaduan masyarakat, Humas

Rumah Sakit tidak memiliki akses langsung kepada Direktur/Direktur Utama.

(3) Peliputan dan Kegiatan Kehumasan

Pelaksanaan peliputan dan Kegiatan Kehumasan seringkali mendadak mengikuti agenda dirjen. Hal ini mengakibatkan sulitnya menugaskan peliput dimana dalam pelaksanaannya seringkali mengggunakan dana pribadi masing-masing SDM yang akan bertugas dulu dan akan diganti setelah kembali ke kantor.

(4) Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kehumasan Ditjen BUK Anggaran kegiatan terlambat turun.

(5) Penyelenggaraan Pameran Kesehatan dan Penyebaran Informasi

 Adanya revisi anggaran kegiatan penyelenggaraan pameran kesehatan dan penyebaran informasi pada akun belanja barang non operasional dimana setelah tiga kegiatan pameran dilaksanakan, ada dilakukan revisi pada belanja barang non operaasional untuk memenuhi kebutuhan pameran keempat dan kelima.

(48)

LAKIP SETDITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015 44

 Sisa anggaran yang tidak direalisasikan karena harga cetakan brosur/leaflet dibawah dari dibawah yang ditetapkan di POK.

 Selain itu bahan pameran (buku-buku, goody bag , DVD dan leaflet) seringkali habis sebelum acara pameran selesai dikarenakan membludaknya pengunjung yang mengunjungi stand Ditjen BUK.

 Perlu perencanaan dan koordinasi yang lebih baik lagi. (6) Tim Unit Layanan Terpadu

Sisa anggaran yang tidak direalisasikan karena honor yang diklaim hanya periode bulan Mei s.d Desember 2015. Hal ini dikarenakan kesulitan menempatkan SDM dan belum siapnya aplikasi yang menunjang proses pelayanan yang akan disediakan di loket 8

c) Usulan Pemecahan Masalah

(1) Penyusunan dan Penerbitan Warta Bina Upaya Kesehatan Perlu perencanaan dan penjadwalan yang lebih baik lagi.

(2) Pemantauan dan Evaluasi Penanganan pengaduan masyarakat/ Opini Publik

Sebaiknya dibuat tim internal subbag humas yang mengurusi penanganan pengaduan mulai dari pengarsipan pengaduan masuk, proses klarifikasi, membuat laporan dan mengarsipkan pengaduan yang sudah selesai.

(3) Peliputan dan Kegiatan Kehumasan

Perlu penjadwalan peliputan yang lebih baik dan perbaikan pengajuan anggaran misalnya dengan LS pengajuan. Selain itu untuk lokasi peliputan yang sulit dijangkau, sebaiknya peliput yang ditugaskan lebih dari satu orang.

(4) Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kehumasan Ditjen BUK Perlu perencanaan yang lebih baik lagi.

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi dan Nama Pejabat Eselon II, III, dan IV
Gambar 2. Peta Strategis Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan                     Tahun 2015-2019
Tabel 1. Sasaran Kegiatan Setditjen Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015-2019
Gambar 4. Aplikasi SIRANAP Ditjen Bina Upaya Kesehatan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1 Ma'rifah, A.Ma PNS SDN 05 Banyumudal Jl, Pemuda Komplek Masjid Al Hidayah, Pemalang.. 2 Waniroh PNS SD Negri 02 Gunungjaya Jl, Pemuda Komplek Masjid Al

peternak unggas di dekat pabrik dan dekat dengan tujuan pasar; (2) Melaui integrasi vertikal yang dilakukan oleh perusahaan Peter- nakan dari hulu hingga kehilir untuk mewujud-

Prosedur kerja  tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan reagen tersebut diberi label dengan warna yang berbeda missal, merah untuk bahan berbahaya, Biru untuk bahan

Selama tahun 2015, setidaknya 37 pertemuan dan perundingan Economic Partnership Agreement dilakukan, antara lain: Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA),

Identifikasi dan perancangan petunjuk pelaksanaan dan prosedur teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Luar Negeri Republik

Puji Syukur atas berkat karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan pertolongan dan mendampingi penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan skripsi

Kegiatan pelaksanaan sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran pada wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Target kinerja IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran KPPN yang ditetapkan dalam Kontrak Kinerja Tahun 2020 adalah sebesar 95% dengan periode pelaporan secara triwulanan