• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK “Tobaku Noriku” – Cemilan Sehat Kaya Serat dengan Fortifikasi Rumput Laut Berbahan Dasar Tembakau Khas Nusantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ABSTRAK “Tobaku Noriku” – Cemilan Sehat Kaya Serat dengan Fortifikasi Rumput Laut Berbahan Dasar Tembakau Khas Nusantara"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

“TOBAKU NORIKU”

CEMILAN SEHAT KAYA SERAT DENGAN FORTIFIKASI RUMPUT

LAUT BERBAHAN DASAR TEMBAKAU KHAS NUSANTARA

Disusun oleh

\

(2)

ABSTRAK

“Tobaku Noriku”–Cemilan Sehat Kaya Serat dengan Fortifikasi

Rumput Laut Berbahan Dasar Tembakau Khas Nusantara

Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia. Tanaman tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia, sebagian besar tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok yang membuat banyak pro kontra di dalam masyarakat. Sedangkan para petani tembakau masih berusaha mempertahankan tanaman tembakau karena beberapa hal. Olahan tembakau yang masih terbatas ini, memerlukan penanganan untuk meningkatkan nilai tambah dari produk tembakau. Metode pembuatan dari produk olahan berbahan dasar tembakau dilakukan dengan fortifikasi rumput laut, dan buah-buahan khas nusantara. Hasil produk yang didapatkan berupa olahan roll nori yang kaya serat. Informasi nilai gizi yang dihasilkan meliputi protein 18.74%, lemak 6.07%, karbohidrat 31.67%, serat 83.61%, natrium 7.07%, vitamin A 1953.20 IU, vitamin C 686.10 mg. Produk ini memiliki kandungan nikotin 1-1.2%.

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... iv

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 4

Tujuan ... 4

Manfaat ... 4

GAGASAN ... 5

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Konsumsi Kudapan ... 5

Pengolahan dan Pemanfaatan Tembakau di Indonesia ... 6

Pengolahan Rumput Laut Sebagai Cemilan Sehat ... 8

KESIMPULAN ... 15

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lima peringkat teratas negara produksi tembakau ... 6

Gambar 2. Logo (a) dan produk “Tobaku Noriku” (b)... 12

Gambar 3. Informasi nilai gizi “Tobaku Noriku” ... 13

DAFTAR TABEL

(5)

Naskah 50 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia. Tanaman tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia, sebagian besar tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Usaha Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia diperkirakan hanya sekitar 207.973 hektar (Indriana 2016). Tembakau dan hasil olahannya dalam kehidupan sosial ekonomi memiliki banyak peran, seperti penyumbang penerimaan negara dalam bentuk cukai dan devisa, penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani, buruh, dan pedagang, serta sumber pendapatan daerah.

(6)

Internasional Tobacco Growers Association (ITGA) menjelaskan bahwa para petani tetap memilih tembakau karena beberapa alasan, diantaranya (1) merupakan komoditas perdagangan legal secara global dan permintaan yang tinggi; (2) dapat tumbuh di wilayah yang kurang subur; (3) pendapatannya yang terus meningkat; dan lain-lainnya (Tobaccoleaf 2017). Agriculture and Rural Development melaporkan di Uni Eropa, pertanian tembakau mewakili 100.000 ha dan 60.000 produsen spesialis. Dikabarkan juga bahwa tembakau ditanam di 12 negara Uni Eropa. Para produsen utamanya adalah Italia, Bulgaria, Yunani, Spanyol dan Polandia, yang menyumbang sekitar 85% dari tembakau yang tumbuh daerah Uni Eropa (European commission 2017).

(7)

dan lain-lain, sehingga perlu adanya peningkatan nilai olahan tembakau sebagai olahan khas Jember.

Rumput laut merupakan salah satu dari hasil laut perairan Indonesia yang potensial untuk dikembangkan selain ikan dan udang. Indonesia memiliki prospek yang cerah dalam memproduksi rumput laut dan hasil turunannya, terbukti beberapa daerah yang telah menghasilkan berbagai jenis rumput laut, namun sebagian besar rumput laut yang ada diekspor dalam bentuk mentah dengan nilai tambah yang sangat rendah. Indonesia mengekspor rumput laut dalam jumlah besar, sebagian besar rumput laut di Indonesia diekspor dalam bentuk kering. Produksi rumput laut tahun 2007 mencapai 1,62 juta ton, volume ekspornya 94.073 ton dengan nilai 57,52 juta dollar AS, sementara itu produksi untuk rumput laut Eucheuma lebih dari 38.000 ton per tahun (Anggadireja et al 2008).

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga melaporkan produksi rumput laut pada tahun 2015 sebesar 10,2 juta ton (KKP 2015). Disisi lain, di Indonesia hanya tercartat 11 perusahaan pengolahan rumput laut, sehingga masih perlu adanya pengembangan pengolahan rumput laut dalam bidang pangan agar produksinya selalu meningkat. Hal tersebut meyakinkan bahwa pengolahan tembakau yang difortifikasi dengan rumput laut merupakan pengembangan produk yang sangat penting untuk di lakukan, guna untuk meningkatkan pengolahan tembakau dan rumput laut khas nusantara.

(8)

masih banyak lagi, sehingga perlu adanya pengembangan kudapan yang berbahan dasar khas nusantara. Oleh sebab itu, pemanfaatan olahan berbahan dasar tembakau, rumput laut, dan buah-buahan khas nusantara sangat penting untuk dikembangkan.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam paper ini antara lain bagaimana hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi kudapan, pemanfaatan tembakau di Indonesia, potensi dan pemanfaatan rumput laut, cemilan sehat berbasis tembakau dan rumput laut, tingkat AKG produk camilan dan analisis keuangan produk. Oleh karena itu maka perlu dilakukan terobosan pengolahan yang mudah, memberikan dampak yang nyata, diterima oleh masyarakat dan berkelanjutan. Diantara berbagai solusi perbaikan gizi, fortifikasi makanan rumput laut merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan.

Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah mengembangkan jajanan sehat berbasis olahan tembakau yang difortifikasi dengan rumput laut khas nusantara.

Manfaat

(9)

dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk olahan berbahan tembakau. Sedangkan manfaat untuk masyarakat dan petani tembakau adalah dapat mempertahankan perkebunan tembakau dan meningkatkan produktuvitasya.

GAGASAN

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Konsumsi Kudapan

Jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh sebuah keluarga dipengaruhi pula oleh status ekonominya. Salah satu parameter status ekonomi adalah tingkat pendapatan yang diperoleh suatu keluarga. Tingkat pendapatan yang tinggu memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memilih makanan yang baik dalam jenis maupun jumlahnya (French et al, 2010).

(10)

perubahan pada gaya hidupnya untuk mendapatkan berat badan yang diinginkan (Terry et al, 2017).

Kudapan yang berada di pasaran saat ini banyak yang mengandung MSG, pewarna, pengawet, tinggi kalori dan mengandung zat-zat lain yang berbahaya (Ran, 2016). Tingkat konsumsi kudapan yang tinggi MSG, kalori dan lemak setiap hari dapat mengakibatkan bertambahnya berat badan. Selain itu, seiring dengan meningkatnya pendapatan maka kebutuhan akan kudapan sehat juga perlukan.

Pengolahan dan Pemanfaatan Tembakau di Indonesia

Produksi tembakau di Indonesia menduduki peringkat kelima dunia seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1. (FAOSTAT, 2016).

Gambar 1. Lima peringkat teratas negara produksi tembakau

(11)

Tembakau juga dapat diolah menjadi parfum dan pestisida nabati. Produksi parfum beraroma tembakau dan pestisida nabati pembasmi hama tanaman yang dihasilkan tidak mengandung nikotin (Zainul, 2017). Dalam artikel yang dimuat dalam discovermagazine.com Dan Hurley menyebutkan bahwa nikotin dalam tembakau dapat digunakan sebagai obat untuk terapi penyakit Parkinson, Schizophrenia dan penyakit neuron lainnya. Di sisi lain tembakau juga memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Nikotin yang terkandung dalam tembakau jiska dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung, pernapasan, gangguan lambung, menurunkan sistem imun, mutasi DNA hingga menyebabkan kanker (Mishra, et al. 2015).

(12)

(Okta dan Wawan, 2017). Diversifikasi produk tembakau dalam bentuk yang lain perlu ditingkatkan.

Pengolahan Rumput Laut Sebagai Cemilan Sehat

Serat mempunyai banyak manfaat kesehatan serta mempunyai kemampuan mencegah berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan manusia, seperti konstipati (sulit buang air besar), diverticulosis (bintil-bintil pada dinding usus), hameorhoid (ambeien), tumor dan kanker pada saluran pencernaan, serta usus buntu. Selain itu serat pangan juga memiliki sifat mengikat bahan organik lain, misalnya asam empedu, kemudian terbuang bersama feses. Proses pengikatan tersebut mengurangi jumlah asam empedu, sehingga perlu dibentuk asam empedu baru. Asam empedu baru dibentuk dari kolesterol yang terdapat di dalam darah, dengan demikian konsentrasi kolesterol dalam darah akan menurun (Matz 1972).

(13)

jenis rumput laut yang bermanfaat bagi manusia adalah dari jenis rumput laut merah dan coklat. Mabeu dan Fleurence (1995)memberitakan bahwa kandungan serat pangan total pada rumput laut berkisar antara 25 - 75 % dan kandungan serat pangan larut air antara 51 - 85 % (bk). Davidson dan Donald (1998)menambahkan serat pangan larut ini diperlukan untuk membentuk gel yang viscous pada saluran usus manusia dan rumput laut merupakan sumber serat larut yang baik. Jenis rumput laut coklat (Sargassum sp) memiliki komponen serat yaitu laminaran, alginat, fucan, selulosa. Sedangkan jenis rumput laut merah (Eucheuma cottonii dan Glacilaria sp) memiliki komponen serat yaitu sulphate galactans (karagenan dan agar), xylans, mannans dan selulosa (Escrig & Muniz 2000).

(14)

China yang erat kaitannya dengan kebiasaan masyarakatnya mengkonsumsi rumput laut dalam jumlah banyak.

Rumput laut (Eucheuma cottonii) banyak dimanfaatkan karena mengandung agar-agar, keraginan, porpiran, furcelaran maupun pigmen fikobilin (terdiri dari fikoeretrin dan fikosianin) yang merupakan

cadangan makanan yang mengandung banyak karbohidrat (Nafed 2013). Pemanfaatan rumput laut dapat dimaksimalkan dengan diversifikasi produk olahan rumput laut yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya guna, nilai gizi dan nilai ekonomis rumput laut (Lubis et al. 2013). Usaha diversifikasi tersebut adalah dengan mengolah rumput

laut menjadi salah satu bahan pembuatan cemilan/kudapan. Rumput laut (Eucheuma cottonii) basah dalam 100 g memiliki kandungan serat sebesar 11,6 g, sedangkan dalam bentuk tepung yaitu 57,2% per 100 g. Selain tinggi kandungan serat di dalam rumput laut (Eucheuma cottonii) juga terdapat zat gizi mikro yaitu iodium, kalsium, potassium, magnesium, fosfor dan kalium (Kesuma et al. 2015).

(15)

Pengembangan Olahan Tembakau Diversifikasi Rumput Laut Sebagai

Cemilan Sehat Kaya Akan Serat

Deskripsi produk

Perkembangan kudapan telah meningkat pesat dibuktikan dengan banyak munculnya produk-produk kudapan yang mengutamakan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut menuntut industryi atau usaha kecil menengan (UKM) untuk meningkatkan nilai olahan dalam bentuk kudapan yang sehat. Oleh sebab itu, “Tobaku Noriku”

untuk ikut meningkatkan olahan dalam bentuk kudapan di Indonesia. Produk ini berbahan sdasar tembakau dan rumput laut. Nama Tobaku di ambil dari Bahasa laltin tembakau Tobacco dan diberikan imbuhan “Ku”

yang mengartikan tembakau khas nusantara (Indonesiaku), selain itu nama Noriku berasal dari kata Nori yang dapat diistilahkan sebagai olahan rumput laut dengan penambahan imbuhan “Ku” untuk

menegaskan rumput laut miliki Indonesia. Gambar produk ini disajikan pada Gambar 2. Selain itu, produk kami menggarisbawahi sebagai “cemilan sehat kaya serat”, yang dimana produk ini tanpa pengawet dan

(16)

Gambar 2. Logo (a) dan produk “Tobaku Noriku” (b)

Produk ini dikemas menggunakan kemasan berbahan utama kaca dalam bentuk jar (botol kaca). Kemasan berbahan kaca memiliki keunggulan mempertahankan produk lebih baik dari pada bahan plastik. Prihatiningsih E (1994) menjelaskan bahwa botol kaca (jar) dapat mempertahankan produk di suhu kamar selama 2 minggu dari pada kemasan berbbahan plastik. Produk ini juga dilengkapi dengan silika agar kesegaran dan keawetan produk dapat di pertahankan.

Informasi Nilai Gizi “Tobaku Noriku”

Informasi nilai gizi pada produk ini sangat penting untuk di

perhatikan. “Tobaku Noriku” memiliki keunggulan dengan kandungan

serat yang tinggi (Gambar 3). Kandungan serat tersebut sebagaian besar disumbngkan oleh rumput laut dan tembakau. Angka kecukupan serat pangan (AKS) bagi anak, remaja dan dewasa adalah 14 g serat pangan per 1000 kkal kecukupan energi dan bagi remaja hingga dewasa adalah 20-40 g serat pangan per 2000 Kkal kecukupan energi (IOM 2005).

(17)

Gambar 3. Informasi nilai gizi “Tobaku Noriku

Total serat pangan terdiri dari serat pangan fungsional dan serta pangan. Serat pangan fungsional adalah karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan mempunyai efek manfaat fisiologis bagi manusia. Serat pangan adalah karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan lignin yang terdapat dalam tanaman. Serat pangan merupakan komponen polisakarida yang bukan starch (non-starch polysaccharides) pembentuk struktur tanaman seperti selulosa hemiselulosa, pektin, gum, lignin dan lain-lain. (IOM 2005). Serat tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia. Serat pangan (dietary fiber) secara fisik terdiri dari serat pangan yang larut air dan serat pangan yang tidak larut air. Kedua serat pangan ini memperlama masa transit makanan dalam organ pencernaan (memperlama rasa kenyang) dan sebagian difermentasi oleh mikroba usus menjadi asam lemak rantai pendek.

(18)

glukan, psyllium, pektin dan inulin (sejenis fruktooligosakarida – FOS) terbukti dapat mengendalikan kolesterol (Letexier et al. 2003) dan gula darah (Chen J and Raymond K 2008).

Keunggulan lainnya dari “tobaku noriku” adalah kandungan

nikotin yang rendah. Tembakau yang di proses dengan metode perebusan air dan tanah liat. Proses perebusan dengan air berfungsi mengurangi kadar nikotin hingga 1-1,2%. Sedangkan penggunaan tanah liat berfungsi untuk menghilangkan rasa pahit dari tembakau (Azzamy 2015)

Analisis Keuangan

Adapaun analisis keuangan produk Tobaku Noriku seperti yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis keuangan “Tobaku Noriku”

Tobaku Noriku Rp

Harga Jual/Jar 30.000

HPP Bahan Baku

Tembakau

Rumput Laut

Buah Jambu

Gula Pasir

Kemasan

Total 13.750

Laba Bersih 16.250

Penjualan 1 bln

(15 jar/hari x 30)

22.500.000

Bahan Baku 1 bln

(15 jar/hari x 30) 10.312.500

(19)

KESIMPULAN

Hasil yang didapat dari pengembangan olahan berbasis tembakau ini adalah sebuah produk cemilan sehat kaya serat berupa olahan tembakau yang difortifikasi menggunakan rumput laut khas nusantara. Informasi nilai gizi yang dihasilkan meliputi protein 18.74%, lemak 6.07%, karbohidrat 31.67%, serat 83.61%, natrium 7.07%, vitamin A 1953.20 IU, vitamin C 686.10 mg. Produk ini memiliki kandungan nikotin 1-1.2%.

DAFTAR PUSTAKA

ArtiKata. Tanpa Tahun. Definisi 'kudapan'. Diperoleh dari: https://www. artikata.com/arti-369179-kudapan.html

Astawan M, Koswara S, Herdiani F. 2004. Pemanfaatan rumput laut (eucheumacottonii) untuk meningkatkan kadar iodium dan serat pangan pada selaidan dodol. Jurnal Teknologi dan Industri pangan. XV (1): 61.

Azzamy. 2015. Tips Memasak Daun Pepaya Agar Tidak Pahit. Diperoleh dari: http://mitalom.com/tips-memasak-daun-pepaya-agar-tidak-pa hit/

Bamban. 2016. Dosen UGM olah Tembakau Jadi Pelapis Makanan. Diperoleh dari: https://ugm.ac.id/id/berita/12905-mengembangkan. edible.film.dari.tembakau

(20)

Davidson MH and Mc Donald MD. 1998. Fiber: forms and functions.

Nutrition Research.18: 671 – 674.

Escrig AJ and Muniz FJS. 2000. Dietary fiber from edible seaweed: chemical structure, physicochemical properties and effects on cholesterolmetabolism. Nutrition Research. 20: 585 – 598.

European commission. 2017. Agriulture and Rural Development - Raw tobacco. Diperoleh dari: https://ec.europa.eu/agriculture/tobacco en.

FAOSTAT. 2016. The Top 5 Tobacco Producing Countries. Diperoleh dari: https://top5ofanything.com/list/94e5ce67/Tobacco-Producing

Countries

French, S. A., Wall, M., Mitchell, N. R. 2010. Household income differences in food sources and food items purchased. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 7: 77

Gale Jr, Foreman L, Capehart T. 2000. Tobacco and the Economy: Farms, Jobs, and Communities, By H. Frederick. Economic Research Service, U.S. Department of Agriculture, Agricultural Economic Report No. 789.

Inneke, O. 2013. Para Chef Memasak dengan Tembakau di Cuba Cigar Festival. Diperoleh dari: http://food.detik.com/read/2013/03/06/143 157/2187369/294/para-chef-memasak-dengan-tembakau-di-cuba cigar-festival

[IOM] Institute of Medicine. (2005). Dietary Reference Intake for Energy, Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty Acids, Cholesterol, Protein, and Amino

Acids. A Report of the Panel on Macronutrients, Subcommittees onUpper

(21)

Reference Intakes, and the Standing Committee on the Scientific

Evaluation of Dietary Reference Intakes. Washington DC: National Academies Press.

Januar HI, Wikanta T, Nursid M. 2004. Metode uji radikal bebas 2,2 difenilpikril hidrasil (dpph) dalam eksplorasi bioaktivitas antioksidan darirumput laut. Warta Penelitian Perikanan Indonesia. 10 (7): 5 -9.

Kesuma CP, Adi AC, Muniroh L. 2015. Pengaruh substitusi rumput laut

(eucheuma cottonii) dan jamur tiram (pleurotus ostreatus) terhadap daya terima dan kandungan serat pada biscuit. Media Gizi Indonesia.10 (2):146–150.

[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2015. Komoditas rumput laut kian strategis. http://kkp.go.id/index.php/pers/komoditas-rumput-laut-kian-strategis/?print=pdf

Letexier D, Diraison F and Beylot M. 2003. Addition of Inulin to a moderately high-carbohydrate diet reduces hepatic lipogenesis and plasma triacylglycerol concentrations in humans. Am J Clin Nutr. 77: 559–64.

Lubis Y, Erfriza N, Ismaturrahmi, Fahrizal. 2013. Pengaruh konsentrasi rumput laut (eucheuma cottonii) dan jenis tepung pada pembuatan mie basah.Rona Teknik Pertanian. 6 (1).

Mabeu S dan Fleurence J. 1995. Seaweed in food products: biochemical andnutritional aspects. Trends Food Sci Tech. 6: 103-107.

(22)

Misra, A., Chaturvedi, P., Datta, S., Sinukumar, S., Joshi. P., Garg, A. 2015. Harmful effects of nicotine. Indian Journal of Medical and Paediatric Oncology. Vol 36

Nafed, K. (2011). Rumput Laut dan ProdukTurunannya. Warta Ekspor. Okta, P., Wawan S. 2017. Olah Limbah Tembakau, Reduksi Penggunaan

Plastik. Diperoleh dari: http://ptpn10.co.id/blog/olah-limbah-tem bakau-reduksi-penggunaan-plastik

Pertiwi, N. L. M. 2016. Nasi Goreng Tembakau, Wajib Coba Saat Liburan ke Temanggung. Diperoleh dari: http://travel.kompas.com /read/2016/12/25/120500227/nasi.goreng.tembakau.wajib.coba.saat.li buran.ke.temanggung

Prihatiningsih E. 1994. Studi pengaruh jenis kemasan dan suhu penyimpanan terhadap mutu jam jambu mete (Anacerdium occidentale L.). [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi PertanianIPB.

Ristanti. 2003. Pembuatan tepung rumput laut (eucheuma cottonii) sebagaisumber iodium dan dietary fiber. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Solihin, mahrus. 2015. Tingkatkan Nilai Tambah, Perlu Ada Diversifikasi Produk Tembakau. Diperoleh dari: http://www.timesindonesia. co.id/baca/104161/20150911/151944/tingkatkan-nilai-tambah-perlu-ada-diversifikasi-produk-tembakau/

(23)

Syafiq, Muhammad. 2017. Yuk, Ketahui Makanan Khas Kota Jember yang Bikin Ngiler Kamu. http://kinerjaaktif.com/makanan-khas-jember/ Terry, D., Ervin, K., Soutter, E., Spiller, R., Nogare, N. D., Hamilton, A. J.

2017. Do Not “Let Them Eat Cake”: Correlation of Food-Consumption Patterns among Rural Primary School Children from Welfare and Non-Welfare Households. International Journal of Environmental Research and Publich Healt, 14, 26.

Tobaccoleaf. 2017. Internasional Tobacco Growers Association (ITGA) – Tobacco Type. Diperoleh dari: http://www.tobaccoleaf.org/conte

udos/default.asp?ID=18.

Wawan, Muhammad. 2017. Diversifikasi Produk, Sumber Pendapatan Baru Bisnis Tembakau. Diperoleh dari: http://ptpn10.co.id/blog/ diversifi kasi-produk-sumber-pendapatan-baru-bisnis-tembakau Yunizal. 2004. Teknologi Pengolahan Alginat. Jakarta (ID): Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.

(24)

LAMPIRAN Lampiran 1. Metode Pembuatan

Alat dan Bahan :

1. Blender 2. Oven 3. Cetakan

4. Sembilan gram daun tembakau

5. Tiga ratus gram buah jambu atau buah mangga 6. Tujuh puluh gram rumput laut

7. Lima puluh gram gula pasir 8. Seratus gram coklat batang putih 9. Dua ratus mL air

Prosedur

1. Daun tembakau diiris tipis-tipis seperti lembaran mie tipis-tipis

2. Keringkan dan jemur sehingga daun tembakau berubah warna

menjadi kuning kecoklatan

3. Rebus daun tembakau kering dengan tanah liat dengan perbandingan

1:2 untuk menghilangkan rasa pahit dari daun tembakau

4. Tiriskan dan jemur kembali

5. Blender sampai halus daun tembakau yang sudah kering

6. Blender rumput laut dengan menambahkan lima puluh gram air 7. Setelah rumput lautnya halus, campurkan buah, daun tembakau, gula

dan seratus mL air kemudian blender secara bersamaan agar menjadi

adonan

(25)

9. Siapkan cetakan dan berikan kertas roti di atas cetakan bahan adonan

tidak lengket saat kering

10. Ratakan adonan di atas cetakan dengan ketebalan kira-kira 3 mm 11. Masukkan ke dalam oven selama lima puluh menit dengan suhu

1200C

12. Sambil menunggu adonan di oven menjadi nori, lelehkan coklat

batang putih

13. Setelah adonan sudah mongering dan menjadi nori, keluarkan nori

dari oven

14. Potong-potong lembaran nori dan dibentuk membentuk roll 15. Celupkan nori yang berbentuk roll ke dalam lelehan coklat putih 16. Kemudian simpan nori yang telah dilapisi coklat putih ke lemari es

agar lelehan coklat putihnya menyatu dan menggumpal

17. Mbako noriku diap dikemas ke dalam jar dan dikonsumsi

(26)

Gambar

Gambar 2. Logo (a) dan produk “Tobaku Noriku” (b)
Gambar 3. Informasi nilai gizi “Tobaku Noriku”
Tabel 1. Analisis keuangan “Tobaku Noriku”

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal terse but penelitian ini ditujukan untuk memanfaatkan rumput laut yang dapat meningkatkao kadar iodium dan serat pangan melalui pembuatan selai n

Rumput laut ( Eucheuma spinosum ) mengandung serat pangan yang tinggi yang terdiri dari selulosa, dapat digunakan sebagai bahan makanan.. Tujuan dari penelitian ini

Penambahan rumput laut sebagai sumber serat akan mampu meningkatkan nilai jual es cendol yang telah dikenal masyarakat dari sisi cita rasa dan pada kandungan seratnya juga

Penelitian Chaidir (2007) menunjukkan bahwa minuman yang diberikan penambahan rumput laut memiliki kadar serat lebih tinggi 1.12% dari kandungan serat pada minuman

Penambahan rumput laut pada centik manis, kue lumpur dan donat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap peningkatan kadar serat pangan makanan jajanan.. Sedangkan

Pengkayaan kandungan zat besi dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal seperti rumput laut Sargassum sp yang memiliki kandungan zat besi dengan

Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan serat makanan dari minuman serbuk instan rumput laut, selain itu perlu dilakukan pembuatan serbuk minuman

Penelitian lain menunjukkan penggunaan rumput laut sebanyak 10%, 20% dan 30% dapat meningkatkan kandungan serat produk secara signifikan dan produk memiliki mutu sensori yang baik