• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

i BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

mengalami kemajuan yang pesat, khususnya di bidang industri. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran industri–indutri yang

beroperasi di Indonesia. Salah satu perusahaan industri di Indonesia yang berperan serta dalam pembangunan perekonomian di Indonesia adalah perusahaan otomotif. Pesatnya perkembangan industri otomotif di Indonesia bahkan melebihi

China. Penjualan mobil di Indonesia meningkat 17% walaupun tengah terjadi kesuraman ekonomi global dari 2010 hingga 2011, menjadi hampir 900.000

kendaraan baru, dan sebesar 11% year-on-year pada kuartal pertama 2012. Sejak awal 2011, tujuh perusahaan telah mengumumkan investasi di Indonesia senilai US$ 2,2 miliar. Ini merupakan rekor investasi di bidang otomotif. Dengan adanya

potensi bahwa industri otomotif merupakan peluang bisnis yang bagus, maka para investor akan tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan industri otomotif.

Pasar modal merupakan sarana yang efektif untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan instrumen keuangan penting dalam suatu perekonomian,yang berfungsi memobilisasi dana

dari masyarakat ke sektor produktif (perusahaan). Peran intermediasi keuangan dari masyarakat ke unit usaha tersebut dimaksudkan untuk mencapai

(2)

i keputusan pembelanjaan semakin bervariasi, sehingga struktur modal perusahaan

dapat dioptimalkan.

Pasar modal bermanfaat untuk perluasan usaha, memperbaiki struktur modal, mendorong laju pembangunan, mendorong investasi, dan memperoleh dividen

bagi yang memiliki saham dan bunga tetap atau bunga mengambang bagi pemegang obligasi. Menurut Permadhy (2005:39), investor pasar modal akan

dapat mempermudah para investor dengan melakukan investasi dalam beberapa instrumen investasi sekaligus untuk mengurangi risiko.

Informasi yang diperlukan investor dipasar modal tidak hanya informasi yang

bersifat fundamental saja tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, dan informasi

teknikal diperoleh dari luar perusahaan seperti ekonomi, politik, keuangan dan faktor lainnya. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim digunakan adalah informasi laporan keuangan, informasi fundamental dan

teknikal tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return, risiko, jumlah, waktu, dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas

investasi di pasar modal. Motif pemilik modal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada risiko yang

minimal.

Menurut Jogiyanto (2000:107), Return dapat digunakan sebagai alat untuk

(3)

i (realized return) dan return ekspetasi (expected return). Return realisasi

merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar

penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspetasi merupakan

return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam

melakukan investigasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty)

antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investigasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspetasi memiliki hubungan positif

dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk

low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi

yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional.

Dalam halnya pasar modal, Indonesia lebih kecil dan kurang likuid bila

dibandingkan dengan Negara-negara di ASEAN dan Negara-negara berkembang lainnya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat penggunaan pasar modal

sebagai sumber pembiayaan investasi dan keterbatasan intermediasi oleh lembaga keuangan yang non-bank. Pasar efek dan pasar ekuitas hingga kini (relatif) kurang dikembangkan dan kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih rendah dibandingkan Negara-negara lain di Asia Tenggara. Sisi positif dari situasi ini adalah bahwa Indonesia masih memiliki

(4)

i pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek,

serta perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi yang salah satunya adalah

pembelian saham untuk mendapatkan hak kepemilikan perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan pendapatan (return) sebagai keuntungan. Oleh sebab itu perusahaan akan berusaha keras untuk memperoleh pertumbuhan yang

berkesinambungan sehingga memberikan laporan keuangan yang optimal dan membuat pata investor lainnya tertarik untuk mendapatkan saham perusahaan

tersebut.

“Saham merupakan penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas” (Anoraga dan Pakarti 2006:56). Reilly dan Brown (2013:18) mengemukakan

bahwa “stock an equity investment that represent ownership of a firm, with full participation in it's success or failure” , yang artinya saham merupakan investasi

kekayaan yang mewakili kepemilikan dari suatu perusahaan dengan ikut berpatisipasi penuh dalam memperoleh kesuksesan ataupun kegagalan.

Dua keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli saham atau

memiliki saham adalah dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan

(5)

i pemodal tersebut harus memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu

hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, dimana pemodal atau pemegang saham mendapatkan uang tunai sesuai

dengan jumlah saham yang dimiliki dan dividen saham dimana pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan. Sedangkan capital gain merupakan selisih

antara harga beli dan harga jual yang terjadi. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang

memberikan peluang keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam

jumlah besar dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

Menurut PSAK, No 1 (IAI:2009) jika seorang investor mengambil keputusan bisnis, maka salah satu perkembangannya dengan melihat dan menganalisis

laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar. Menurut Standar Akuntansi Keuangan

yang dikeluarkan IAI tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

(6)

i Baik buruknya kinerja perusahaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi

investor dalam menentukan pembelian saham perusahaan. Kinerja keuangan dapat diukur perkembangannya melalui analisis terhadap data keuangan yang ada dalam laporan keuangan. Selain informasi yang terdapat dalam laporan keuangan,

informasi lain yang penting yaitu kondisi fundamental dari suatu perusahaan. Faktor fundamental mampu menggambarkan struktur keuangan dan

mengidentifikasi prospek perusahaan untuk dapat memperkirakan return saham di masa yang akan datang. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari rasio-rasionya. Rasio keuangan memiliki berbagai informasi keuangan

perusahaan yang bisa digunakan untuk memprediksi return saham. Indikator lain yang dapat digunakan adalah membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun

masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

Salah satu rasio yang digunakan untuk memprediksi return saham adalah

Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur

efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Rasio ini menggambarkan tingkat laba yang diperoleh perusahaan dengan tingkat investasi yang ditanamkan. ROA yang semakin

meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari dividen yang diterima

(7)

i Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to Equity Ratio (DER) juga memberikan jaminan seberapa besar hutang-hutang perusahaan

dijamin modal sendiri. Debt to Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Semakin

besar Debt to Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha perusahaan banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang

relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi.

Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara earning (dalam hal

ini laba bersih setelah pajak) dengan jumlah lembar saham perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan

paling berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning di perusahaan masa depan. Earning Per Share (EPS) menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh

untuk setiap lembar saham. Semakin besar EPS menyebabkan semakin besar laba yang diterima pemegang saham, hal tersebut menunjukkan semakin baik kondisi operasional perusahaan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:195).

Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar suatu

saham yang bersangkutan. Kegunaan dari PER adalah melihat bagaimana pasar

(8)

i maka semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya dan return sahamnya.

Semakin tinggi rasio PER, maka semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan oleh pemodalnya (Husnan 2005:309).

Jenis rasio lain yang digunakan adalah rasio aktivitas, yaitu Total Asset

Turnover (TATO) untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan aset menciptakan

penjualan (Harahap 2011:309). Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan

bahwa penjualan meningkat. Dengan demikian harapan untuk memperoleh laba juga diharapkan akan mengalami peningkatan. Jika nilai penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan meningkat, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang semakin baik akan berdampak pada harga saham yang tinggi.

Current Ratio (CR). CR merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan dengan jalan membandingkan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Pada umumnya, CR yang rendah akan menyebabkan terjadi penurunan

harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. Sedangkan CR yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum

terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang.

Penelitian sebelumnya mengenai return saham pernah dilakukan oleh Sari

(2013) yang menganalisis mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham yang terdiri dari Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning

Ratio, Return On Investment, dan Return On Equity. Thamrin (2012) yang

(9)

i terhadap Return Saham. Chandra (2014) yang menganalisis mengenai pengaruh

ROA, ROE, dan TATO terhadap Return Saham.

Penelitian yang dilakukan Sari (2013) menggunakan variabel EPS, DER, PER, ROI, dan ROE sebagai variabel independen dan return saham sebagai

variabel dependen. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel independen EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen (Return saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel DER dan ROI yang berpengaruh signifikan terhadap Return saham

Penelitian yang dilakukan Thamrin (2012) menggunakan variabel CR, dan DER sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen.

Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, baik secara

simultan maupun secara parsial serta variabel yang berpengaruh paling dominan

terhadap Return Saham adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Penelitian yang dilakukan Chandra (2014) menggunakan variabel ROA,

ROE, dan TATO sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, pengembalian atas asset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan secara parsial pengembalian atas total aset (TATO) mempunyai

(10)

i pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan penelitian di atas, terhadap ketidaksamaan hasil antara ketiga peneliti terdahulu mengenai faktor yang mempengaruhi return saham, hal inilah

yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang sama mengenai

Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over

(TATO), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Current Ratio terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI pada

tahun 2010 - 2013.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini, yakni:

1. Apakah ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang

terdaftar di BEI?

2. Apakah ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara simultan

(11)

i 1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR

secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI

2. Untuk mengetahui pengaruh ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai rasio-rasio keuangan

dan perilaku pasar modal khususnya mengenai return saham perusahaan 2. Bagi investor, dapat memberikan pertimbangan kepada calon investor

dalam mengambil keputusan investasi dan strategi investasinya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada item pertanyaan nomor 1 yaitu tenaga kesehatan memberikan informasi tentang pemanfaatan ruang menyusui sehingga dapat memepengaruhi sikap responden lebih besar

Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil.Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan

Pada hari ini Kamis tanggal tiga belas bulan Desember tahun dua ribu dua belas, melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Sekretariat Negara, Panitia

Di samping rapat anggota tahunan (RAT), manajemen koperasi yang baik adalah manajemen yang memiliki perencanaan pengembangan organisasi koperasi (renstra) jangka panjang dan

Ditambahkan oleh Flechner (1974), jika terkait pemerintah, tujuan Bank Tanah dapat mencakup (i) membentuk pertumbuhan wilayah; (ii) menata perkembangan kota; (iii)

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), Detailed Activity Diagram memberikan gambaran secara detail dari suatu aktifitas yang terjadi dengan suatu atau lebih event yang

hukum perpajakan dengan tegas, dapat memberikan diklat khusus tentang perpajakan dalam meningkatkan Sumber daya Manusia/aparatur pajak yang profesional, dan

Secondly, multivariate analysis of comorbidity reporting in this subset of patients’ hospitalizations identifies characteristics associated with accurate and complete reporting