i SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Nama : Kristianus Bungalolon NIM : 04 2214 091
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Jangan Membohongi Diri Dengan Kesucian
Karena Itu Kemunafikan
“Hiduplah Dengan Penuh Keyakinan dan Teruslah Berusaha
Walaupun Kamu Dalam Keterpurukan”
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
Ibuku Tercinta M.Th. Sugiarti (Almh),
Ayahku Tercinta Thomas Tupen,
Kakakku Frederikus Bungalolon,
v
“Pengaruh Variasi dan Mutu Produk, Murahnya Harga, Desain Toko, serta Daya Tarik Promosi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen” yang saya tulis ini adalah hasil karya saya sendiri. Tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti saya melakukan penjiplakan hasil karya orang lain, gelar dan ijasah yang saya peroleh dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Yogyakarta, 23 Agustus 2010 Penulis,
vi
Studi Kasus pada Konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.
Kristianus Bungalolon
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya tarik promosi terhadap minat beli ulang konsumen di Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2010.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah jenis populasi yang tidak dapat diketahui jumlahnya yaitu semua orang yang bebelanja di Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta. Jumlah sampel sebanyak 100 orang responden, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Sampling Insidental. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya tarik promosi secara simultan mempengaruhi minat beli ulang konsumen. Kemudian secara parsial variabel yang berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen adalah murahnya harga dan daya tarik promosi. Sedangkan variasi dan mutu produk serta desain toko tidak berpengaruh secara positif.
vii
Study on Alfamart Consumers in Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.
Kristianus Bungalolon
Managment Study Programme Faculty of Econmoy Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The purpose of this study is to find out the Influence of variation and quality
of product, attractive price, store design, and attractive promotion on re-purchasing intention of Alfamart consumers in Jln. Pringgodani, Mrican,
Yogyakarta. This study was conducted in March to April 2010.
This study was a case study. The population of this study were all people who purchased the goods in Alfamart store which is located in Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta. There were 100 respondents as the samples. This study employed accidental sampling as the sampling tecnique. The data were obtained or collected by giving the respondent a questionare to be filled on. The data analysis tecnique that was employed in this study Multiple Linier Regression Analysis.
The result of this study showed that variation and quality of product, attractive price, store design, and attractive promotion simultaneously influenced consumers’ re-purchasing intention. Partially, the variables that have positive influence on consumers’ re-purchasing intention were the attractive price and promotions. While variation and quality of product and the store design did not have positive influence on consumers’ re-purchasing intention.
viii
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Kristianus Bungalolon
NIM : 04 2214 091
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Variasi dan Mutu Produk, Murahnya Harga, Desain Toko, serta Daya Tarik Promosi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen : Studi Kasus pada Konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 23 Agustus 2010
Yang menyatakan,
ix
Bapa di surga, karena atas kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan baik penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Variasi
dan Mutu Produk, Murahnya Harga, Desain Toko, serta Daya Tarik
Promosi Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen” : Studi Kasus pada
Konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.Penulisan skripsi
ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan jenjang
strata satu pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa semuanya tidak
terlepas dari bimbingan, motivasi, saran, bantuan serta doa yang diberikan dari
berbagai pihak kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Dr. Ir. P. Wiryono
Priyotamtama, S.J.
2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi
x awal hingga selesai.
5. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku pembimbing II yang telah banyak
membatu, membimbing dan mengarahkan melalui saran kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Ibu M.T. Ernawati, S.E.,M.A., selaku ketua panitia penguji dalam ujian
sarjana.
7. Bapak Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A., Selaku sekretaris panitia penguji
dalam ujian sarjana.
8. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah bersedia membagikan ilmu
yang sangat berguna bagi penulis selama proses perkuliahan.
9. Segenap staf dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah banyak
memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu tentang perkuliahan.
10. Segenap staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang
selama ini telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis.
11. Ayah dan Almh. Ibu tercinta, terima kasih atas segala curahan dan kasih
sayang baik berupa doa serta semua fasilitas yang diberikan kepada penulis
xi
13. Keluarga besar di Flores dan Ambarawa, terima kasih atas segala bentuk
dukungan yang diberikan kepada penulis.
14. Albertus Wasana Puji Riyanto, yang telah banyak membatu penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
15. Teman-temanku seperjuangan di MPT ( Risma, Ade, Bowo, Candra, Ajik,
Darmawan ), yang telah banyak memberikan dukungan dan saran kepada
penulis.
16. Teman-temanku di Lubuk Linggau ( Bob, Telok, Keong, Otong, Cimong, Pei,
Bot, Kandho, Agung, Umar, Totok, Yudi, Mahong, dll )
17. Teman-temanku di E = Mc04Community ( Arie, Betty, Wisnu, Robin, Dani,
Restu, Oscar, Wing, Abg, Reo, Edo, Hari, Pongki, Ronal, Apriadi, Iqwan,
Oss, Bayu, Mara, Catur, Kris, dll ).
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas
bantuanya selama ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis. Namun dalam penulisan skripsi ini penulis sudah berusaha sebaik
xii
menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 23 Agustus 2010
Penulis,
Kristianus Bungalolon
xiii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xx
DAFTAR GAMBAR ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
xiv
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Pengertian Pemasaran ... 7
B. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 10
C. Konsep Pemarasan ... 10
1. Konsep Produksi ... 11
2. Konsep Produk ... 11
3. Konsep Penjualan ... 11
4. Konsep Pemasaran ... 11
5. Konsep Pemasaran Holistik ... 12
6. Konsep Pemasaran Berwawassan Sosial ... 12
D. Konsep StrategiMarketing Mix ... 13
1. Produk ... 13
2. Harga ... 13
3. Distribusi ... 13
4. Promosi ... 14
E. Perilaku Konsumen ... 14
F. Eceran (retailing) ... 15
G. Supermarket ... 19
xv
I. Desain ... 22
J. Promosi ... 23
K. Minat ... 24
L. Pembelian Ulang ... 25
M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang ... 26
1. Faktor Psikologis ... 26
2. Faktor Sosial ... 26
3. Sikap Konsumen ... 27
4. Norma Subyektif ... 27
5. Pengalaman Masa Lalu ... 27
N. Referensi Penelitian Terdahulu ... 27
1. Susanto, (2008). Pengaruh Attractiveness, Trustworthiness, Expertise dan Power Model Iklan terhadap Niat Beli Ulang Konsumen ... 27
2. Arintoko, Ant. Widiwibowo. 2005. Pengaruh Pengetahuan Tentang Faktor Harga dan Desain Produk terhadap Minat Beli Produk Honda Supra Fit ... 29
O. Kerangka Pemikiran Teoretis ... 31
xvi
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 33
D. Variabel Penelitian ... 34
1. Variabel Bebas (Independent Variables) ... 34
2. Varianel Terikat (Dependent Variable) ... 35
E. Jenis dan Sumber Data ... 36
1. Data Primer ... 36
2. Data Sekunder ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
1. Kuesioner ... 37
2. Observasi ... 37
3. Dokumentasi ... 37
G. Teknik Pengukuran Data ... 37
H. Populasi dan Sampel ... 38
I. Teknik Pengambilan Sampel ... 39
J. Metode Pengujian Instrumen ... 40
1. Pengujian Validitas ... 40
2. Uji Reliabilitas ... 41
K. Teknik Analisis Data... 42
1. Uji Asumsi Klasik Model Regresi Berganda ... 42
xvii
2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 46
a. Uji t (t-test) ... 48
b. Uji F (F-test) ... 48
c. Analisis Determinasi ( R2) ... 50
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 51
A. Sejarah PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk ... 51
B. Visi, Misi, dan Budaya Alfamart ... 53
C. Strategi Pemasaran Alfamart ... 54
D. Target Konsumen Alfamart ... 59
E. Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta ... 60
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Pengujian Instrumen ... 63
1. Uji Validitas ... 64
2. Uji Reliabilitas ... 66
B. Karakteristik Responden ... 67
1. Jenis kelamin ... 67
2. Usia ... 68
xviii
5. Frekuensi kunjungan ... 72
C. Pengujian Asumsi Klasik ... 73
1. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 74
2. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas ... 75
3. Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 76
4. Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas ... 77
D. Pengujian Hipotesis ... 79
1. Pengujian Signifikansi Pengaruh Parsial dengan Uji t ... 81
2. Pengujian Signifikansi Pengaruh Simultan dengan Uji F ... 85
3. Analisis Determinasi ( R2) ... 87
E. Pembahasan ... 89
1. Pembahasan Parsial ... 89
2. Pembahasan Simultan ... 91
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 92
1. Bagi Perusahaan ... 93
xix
DAFTAR PUSTAKA ... 95
xx
Tabel 3.1 Gambaran Variabel Bebas ... 35
Tabel 3.2 Gambaran Variabel Terikat ... 36
Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 65
Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 66
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 68
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 69
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Uang Saku dalam 1 bulan untuk Responden yang Berprofesi sebagai Pelajar/ Mahasiswa ... 70
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan dalam 1 bulan untuk Responden yang Sudah Bekerja ... 71
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Responden dalam 1 bulan ... 72
Tabel 5.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 74
Tabel 5.10 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 76
Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 79
Tabel 5.12 Hasil Uji F ... 86
xxi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 31
Gambar 4.1 Stuktur Organisasi Alfamart Pringgodani ... 61
Gambar 5.1 GrafikScatterplot ... 75
Gambar 5. 2 GrafikHistogram ... 77
1
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian Indonesia paska krisis tahun
1997/1998, mengalami percepatan yang cukup signifikan terutama pada
periode tahun 2004–2008. Pada tahun 2009 perekonomian Indonesia mampu tumbuh sebesar 5 %, sekalipun kita harus menghadapi krisis keuangan global
yang sedang terjadi saat ini. Hal ini didapat dari evaluasi perekonomian
5 tahun terakhir dan realisasi APBN tahun 2008, (http://www.ekon.go.id).
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi menyebabkan para pelaku
pasar tetap optimis dalam menjalankan usahanya. Produsen dan konsumen
merupakan pelaku pasar yang sangat penting, karena keduanya saling
membutuhkan. Produsen harus dapat mengerti apa yang diinginkan konsumen
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya konsumen lebih kritis
dalam memilih tempat-tempat berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari.
Seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan tingkat pendidikan,
serta teknologi yang berkembang begitu pesat seiring dengan perkembangan
zaman. Hal ini menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini konsumen menginginkan
fasilitas-fasilitas yang memadai dalam berbelanja. Seperti tempat yang
memberikan kenyamanan, yang menyediakan berbagai jenis produk yang
berkualitas dalam satu tempat, serta lokasi yang mudah dicapai, sehingga
Salah satu dampak dari perkembangan teknologi dan perubahan
gaya hidup masyarakat tersebut adalah semakin banyaknya usaha eceran
seperti supermarket maupun minimarket. Menjamurnya pusat perbelanjaan,
menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan tempat untuk berbelanja.
Seperti tempat yang menawarkan kemudahan, kenyamanan dan keamanan
bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mudah dan
efisien. Hal ini menimbulkan persaingan antar pusat perbelanjaan semakin
tinggi. Sehingga menyebabkan pemasar harus meningkatkan pelayanan yang
lebih baik lagi, sesuai yang diinginkan konsumen. Kondisi ini membuat beban
pemasaran semakin berat, karena tugas dari pemasaran merupakan kunci
sukses perusahaan.
Dewasa ini persaingan semakin ketat dalam usaha eceran. Suatu
perusahaan perlu memahami perilaku konsumen, agar perusahaan mampu
bersaing dengan perusahaan lainnya. Dalam usaha eceran pemasaran
merupakan salah satu kunci penting untuk mencapai sukses dalam era
globalisasi. Pemasar harus memperhatikan kepuasan konsumen karena akan
memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pelayanan dan kualitas produk
yang ditawarkan. Oleh sebab itu, pemasar harus mengerti tanggapan dari
konsumen terhadap pelayanan yang diberikan. Sehingga kemungkinan
terjadinya kekecewaan konsumen dapat diminimalisir.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen saat
yang harus diperhatikan oleh pemasar dalam menentukan strategi
pemasarannya, guna menarik konsumen untuk berkunjung dan kemudian
bebelanja. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut, untuk
itu penulis mengambil judul “Pengaruh Variasi dan Mutu Produk, Murahnya Harga, Desain Toko, serta Daya Tarik Promosi terhadap
Minat Beli Ulang Konsumen”. Studi Kasus pada Konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penulis membuat rumusan masalah, yaitu :
Apakah variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko,
serta daya tarik promosi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap
minat beli ulang konsumen di Alfamart?
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah yang diteliti agar tidak menyimpang
terlalu jauh dari permasalahan, maka penulis membuat batasan masalah
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen di Alfamart
Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta adalah variasi dan mutu produk,
2. Konsumen yang diteliti adalah orang yang sedang berbelanja di Alfamart
Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah variabel
variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya tarik
promosi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap minat beli ulang
konsumen di Alfamart?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Bagi Perusahaan :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
perusahaan dalam pengambilan keputusan strategi yang tepat guna
menghadapi persaingan, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli ulang konsumen.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan ilmiah
dalam daftar kepustakaan yang dapat digunakan sebagai bahan referensi
dalam penulisan karya ilmiah oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Bagi Penulis :
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan
wawasan serta menerapkan teori-teori yang sudah diperoleh selama di
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan permasalahan-permasalahan dalam penulisan karya
ilmiah.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini akan menjelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang
dibutuhkan, teknik pengumpulan data, teknik pengukuran data,
populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik
pengujian sampel, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis
data.
Bab IV Gambaran Umum
Bab ini akan menjelaskan mengenai sejarah berdirinya Alfamart,
visi dan misi Alfamart, strategi pemasaran serta target
konsumennya.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data dan
Bab VI Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan Penelitia
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari analisis
data yang ada, saran yang dapat diberikan oleh penulis, dan
7
A. Pengertian Pemasaran
Dalam dunia bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan
pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan usahanya
dan mencapai tujuannya untuk memenangkan persaingan.
Ada beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh :
1. Philip Kotler (2005 : 10) menyatakan sebagai berikut :
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
2. William J. Stanton (dalam Swastha D.H. dan Irawan, 2005 : 5)
menyatakan sebagai berikut :
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan
jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial.
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
sebagai suatu proses sosial yang saling berhubungan guna mendapatkan apa
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa kepada kelompok pembeli.
Definisi pemasaran bersumber pada konsep-konsep inti pemasaran
berikut ini (Kotler & Armstrong, 2001 : 8) :
a. Kebutuhan (needs)
Kebutuhan adalah pernyataan dari perasaan kekurangan.
Kebutuhan meliputi kebutuhan fisik dasar akan makanan, pakaian,
kehangatan, dan rasa aman, kebutuhan sosial akan rasa memiliki dan rasa
aman dan kasih sayang serta kebutuhan individu akan pengetahuan dan
ekspresi diri.
b. Keinginan (wants)
Keinginan adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh
budaya dan kepribadian seseorang. Manusia mempunyai keinginan yang
hampir tidak terbatas tetapi hanya memiliki sumberdaya yang terbatas.
c. Permintaan (demand)
Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung dengan
daya beli. Dengan demikian keinginan dan sumber daya yang dimiliki,
manusia dapat memperoleh produk dengan manfaat yang memberikan
kepuasan terbesar.
d. Produk (product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
e. Nilai kepuasan
Kepuasan pelangngan tergantung pada pikiran kinerja produksi
dalam memberikan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Jika kinerja
produksi melebihi yang diharapkan pembeli, maka pembeli merasa lebih
senang. Pelanggan yang merasa puas akan kembali membeli dan mereka
akan memberitahu orang lain akan pengalaman baik mereka dengan
produk tersebut.
f. Pertukaran, transaksi, dan hubungan
Pertukaran adalah suatu tindakan untuk memperoleh obyek
yang diharapkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai
gantinya.
Transaksi merupakan suatu unit ukuran pemasaran. Suatu
transaksi mengandung pertukaran nilai antara dua pihak yang satu
memberikan X kepada pihak yang lain dan akan mendapatkan Y sebagai
gantinya.
Hubungan pemasaran adalah proses menciptakan, memelihara,
dan meningkatkan hubungan timbal balik dengan pelanggan dan pihak lain
yang berkepentingan.
g. Pasar (market)
Pasar adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari
B. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran menurut Kotler (dalam Swastha D.H. dan
Irawan, 2005 : 7) adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang ditunjukan untuk mengadakan pertukaran
dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi.
Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan
komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta
melayani pasar.
Jadi tujuan manajemen pemasaran adalah menawarkan yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan pasar, menentukan harga, mengadakan
komunikasi, dan distribusi yang efektif agar tujuan organisasi dapat tercapai.
C. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan
konsumen berbeda-beda dan program-program pemasaran akan berfungsi
lebih efektif apabila hal itu disesuaikan dengan masing-masing kelompok
sasaran.
Penerapan konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan
kepuasan terhadap calon konsumen maupun konsumennya, serta membantu
memberikan petunjuk bahwa setiap perusahaan mampu memuaskan konsumen
Ada beberapa konsep yang dijadikan sebagai pedoman oleh
organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran. Konsep-konsep tersebut
adalah (Kotler dan Keller, 2006 : 16) :
1. Konsep Produksi
Konsep ini menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai
produk yang tersedia secara luas dan murah. Para manajer perusahaan
yang berorientasi produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi
produksi yang tinggi, biaya yang rendah, dan distribusi secara masal.
2. Konsep Produk
Konsep ini menegaskan bahwa konsumen akan menyukai
produk-produk yang menawarkan ciri yang paling bermutu, berkinerja
atau inovatif. Para manajer organisasi itu memusatkan perhatian untuk
menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu
ke waktu.
3. Konsep Penjualan
Konsep ini berkeyakinan bahwa para konsumen dan
perusahaan bisnis, jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup
banyak produk-produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh
karena itu, organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan
promosi yang agresif.
4. Konsep Pemasaran
Konsep ini menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
lebih efektif dibandingkan dengan para pesaing dalam menciptakan,
menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar
sasaran yang terpilih.
5. Konsep Pemasaran Holistik
Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan,
desain, dan implementasi dari program, proses, dan aktivitas pemasaran
yang mengenalkan mereka pada keseluruhan dan ketergantungan.
Pemasaran holistik mengenalkan bahwa segala sesuatu penting dengan
pemasaran dan hal itu meluas, menyatukan prespektif adalah sesuatu yang
sering diperlukan. Empat komponen dari pemasaran holistik adalah
pemasaran relasi (hubungan), pemasaran terpadu, pemasaran internal dan
pemasaran masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial
Konsep pemasaran berwawasan sosial mempertanyakan apakah
konsep pemasaran murni sudah memperhatikan kemungkinan konflik
antara keinginan jangka pendek konsumen dan kesejahteraan jangka
panjang konsumen. Apakah perusahaan yang mampu memuaskan
kebutuhan dan keinginan saat ini dari target pasar selalu melakukan yang
terbaik bagi konsumaen dalam jangka panjang. Konsep pemasaran
berwawasan sosial menyatakan bahwa strategi pemasaran harus dapat
memberikan nilai bagi pelanggan dalam cara yang mempertahankan atau
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat (Kotler &
D. Konsep StrategiMarketing Mix
Menurut William J. Stanton, dalam Dharmmesta dan Irawan (2005 :
78) dikatakan bahwa marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel
atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni :
produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
Berikut dibahas empat elemen pokok dalammarketing mixtersebut,
yakni sebagai berikut :
1. Produk
Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan
bentuk penawaran secara fisik, mereknya, pembungkus, garansi, dan servis
sesudah penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah
menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya.
2. Harga
Harga dapat diartikan jumlah uang yang dikeluarkan konsumen
untuk mendapatkan suatu barang. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya,
keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.
3. Distribusi
Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan
keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek tersebut adalah :
a. Sistem transportasi perusahaan : pemilihan alat transportasi seperti
b. Sistem penyimpangan : penentuan jadwal pengiriman, penentuan rute
yang harus ditempuh, dan sebagainya.
c. Pemilihan saluran distribusi : penggunaan penyalur seperti pedagang
besar, pengecer, agen, makelar, dan bagaimana menjalin kerja sama
yang baik dengan para penyalur tersebut.
4. Promosi
Termasuk dalam kegiatan promosi adalah periklanan,personal
selling, promosi penjualan, dan publisitas. Beberapa keputusan yang
berkaitan dengan periklanan ini adalah pemilihan media (majalah, televisi,
surat kabar, dan sebagainya), penentuan bentuk iklan dan beritanya.
Variabel-variabel marketing mix tersebut dapat dipakai sebagai dasar
untuk mengambil suatu strategi dalam usaha mendapatkan posisi yang
kuat di pasar. Daya tarik promosi adalah efektifnya promosi
mempengaruhi konsumen untuk berbelanja ke salah satu toko.
E. Perilaku Konsumen
Amirullah (2002 : 3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
sejumlah tindakan-tindakan nyata individu (konsumen) yang dipengaruhi oleh
faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya (eksternal) yang
mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang
diinginkannya.
Bidang perilaku konsumen mempelajari tentang cara individu,
memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler, 2005 : 201).
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
F. Eceran (retailing)
Menurut (Kotler, 2005 : 215), eceran (retailing) meliputi semua
kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa langsung kepada
konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan non-bisnis. Tingkat layanan
menjelaskan salah satu alasan mengapa mengapa muncul toko-toko baru.
Toko-toko eceran konvensional biasanya meningkatkan layanan dan
menaikkan harganya untuk menutupi biaya. Biaya yang tinggi ini memberikan
peluang bagi bentuk-bentuk toko baru menawarkan harga yang lebih rendah,
dan layanan yang lebih sedikit. Jenis-jenis toko baru memenuhi preferensi
konsumen yang sangat berbeda-beda untuk tingkat layanan dan layanan
khusus.
Pengecer dapat memposisikan diri dalam menawarkan salah satu
dari empat tingkatan layanan :
1. Swa-layan (self-service) : Landasan semua usaha diskon. Banyak
pelanggan bersedia melakukan proses menemukan, membandingkan, dan
2. Swa-pilih (self-selection) : Pelanggan dapat mencari barangnya sendiri,
walaupun mereka dapat meminta bantuan.
3. Layanan terbatas (limitet-service) : Pengecer ini menjual lebih banyak
barang belanja, dan pelanggan memerlukan lebih banyak informasi dan
bantuan. Toko-toko tersebut juga menawarkan layanan seperti kredit dan
hak mengembalikan barang.
4. Layanan lengkap (full-service) : Wiraniaga siap membantu setiap tahap
proses menemukan, membandingkan, dan memilih barang. Pelanggan
yang suka dilayani lebih menyukai jenis toko ini. Biaya karyawan yang
tinggi, ditambah dengan jumlah barang khusus yang tinggi dan jenis
barang yang perputarannya lambat dan banyaknya jasa, menyebabkan
eceran yang berbiaya tinggi.
Berikut ini adalah jenis-jenis utama organisasi eceran (Kotler,
2005 : 218) :
1. Toko Jaringan Korporat (Corporate Chain Store) : Dua gerai atau lebih
yang biasanya dimiliki dan dikendalikan, dengan melakukan pembelian
dan perdagangan terpusat, dan menjual lini dagangan yang mirip.
Ukurannya memungkinkan toko jaringan korporat tersebut membeli dalam
jumlah besar dengan harga yang lebih rendah, dan mampu mempekerjakan
ahli-ahli korporat untuk melakukan tugas-tugas penetapan harga, promosi,
2. Jaringan Sukarela (Voluantary Chain) : Kelompok pengecer indipenden
yang diseponsori pedagang besar, yang melakukan pembelian
besar-besaran dan perdagangan umum.
3. Koperasi Pengecer (Retailer Cooperative) : Pengecer-pengecer
independen yang membentuk organisasi pembelian pusat dan melakukan
kegiatan-kegiatan promosi bersama.
4. Koperasi Konsmen (Consumer Cooperative) : Perusahaan eceran yang
dimiliki pelanggannya. Dalam koperasi konsumen, penduduk
menyerahkan uang untuk membuka toko mereka sendiri, memberikan
suara untuk menetapkan kebijakannya, memilih suatu kelompok untuk
mengelolanya, dan menerima deviden keanggotaan.
5. Organisasi Waralaba (Franchise Organization) : Perhimpunan
berdasarkan kontrak antara pemberi waralaba (produsen, pedagang besar,
organisasi jasa) dan pemegang waralaba (pengusaha indipenden yang
membeli hak untuk memiliki dan menjalankan satu atau beberapa unit
dalam sistem waralaba tersebut).
6. Konglomerat Pedagangan (Merchandising Conglomerate) : Perusahaan
berbentuk besar yang menggabungkan beberapa lini eceran yang
berbeda-beda dan terbentuk di bawah kepemilikan yang terpusat, bersama
suatu penggabungan distribusi dan manajemen.
Menurut (Kotler, 2005 : 215 – 216), pengecer (retailer) adalah
setiap usaha bisnis yang volume penjualannyan terutama berasal dari eceran.
1. Toko barang khusus (Specialisasi Store) : Lini produk yang sempit dengan
keragaman yang dalam. Toko pakaian adalah toko lini tunggal, toko
pakaian pria adalah toko lini terbatas, dan toko kemeja pesanan pria adalah
toko yang sangat khusus.
2. Toko serba ada (Derpartemen Store) : Beberapa lini produk biasanya
pakaian, perlengkapan rumah, dan barang kebutuhan keluarga dengan
masing-masing lini yang ditempatkan sebagai bagian tersendiri yang
dikelola pembeli khusus atau pedagang khusus.
3. Pasar swalayan (Supermarket) : Usaha yang relative besar, berbiaya rendah,
bermarjin rendah, bervolume tinggi, swa-layan, yang dirancang untuk
melayani semua kebutuhan untuk makanan, sarana mencuci, dan
produk-produk keluarga.
4. Toko kenyamanan (Convinience Store) : Toko yang relative kecil dan
terletak dekat daerah pemukiman, dibuka berjam-jam, tujuh hari dalam
seminggu, dan menjual lini terbatas produk-produk kenyamanan dengan
tingkat perputaran yang tinggi dan harga yang sedikit lebih tinggi, ditambah
dengan roti lapis, kopi, dan minuman ringan yang dibawa pulang.
5. Toko diskon (Discount Store) : Barang dagangan standard yang dijual
dengan harga yang lebih murah, dengan marjin yang lebih rendah dan
volume yang lebih tinggi.
6. Pengecer potongan harga (Off-Price Retailer) : Barang dagangan yang
dibeli di bawah harga pedagang besar biasa dan dijual di bawah harga
7. Toko besar (Superstore) : Ruang penjualan sekitar 35.000 kaki persegi
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan seluruh konsumen untuk jenis
produk makanan dan non-makanan yang dibeli rutin, ditambah dengan
layanan seperti binatu, binatu kimia, perbaikan sepatu, pencairan cek, dan
pembayaran tagihan.
8. Ruang pameran katalog : Pilihan yang sangat banyak barang-barang
berharga tinggi, mengalami perputaran cepat, dan bermerek dengan harga
diskon. Pemesan memesan barang melalui katalog, kemudian mengambil
barang ini di tempat pengambilan barang di toko tersebut.
G. Supermarket
Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual
segala kebutuhan sehari-hari. Barang-barang yang dijual di supermarket
biasanya seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan keluarga.
Selain supermarket dikenal pula minimarket. Sebuah minimarket sebenarnya
adalah seperti "toko kelontong" atau yang menjual segala macam barang dan
makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda
dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana
pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak dagangan
dan membayarnya di kasir. Dalam pemasarannya supermarket dan minimarket
membidik konsumen golongan menengah ke atas.
Kunci sukses supermarket terletak pada pemilihan lokasi yang dekat
dengan pemukiman, selain itu ketersediaan tempat parkir dan desain eksterior
kemudian berbelanja. Desain interior toko sangat berpengaruh terhadap minat
konsumen untuk berbelanja, yang perlu diperhatikan mengenai desain interior
toko adalah :
1. Mengalokasikan seefisien mungkin ruang toko untuk masing-masing
kategori barang.
2. Membuat sirkulasi arus pelanggan senyaman mungkin sangat penting guna
memudahkan pelanggan masuk untuk memilih barang dan transaksi.
Sirkulasi yang sering digunakan adalah sirkulasi grid (sejajar), sirkulasi
jenis ini mempunyai keuntungan sebagai berikut :
a. Barang dagangan mudah terlihat per kategorinya
b. Pembersihan ruangan toko juga mudah
c. Keamanan barang mudah dijaga
d. Memungkinkan pelanggan untuk memilih barang sendiri
3. Membuat pencegahan kehilangan barang, penempatan ruang yang efisien,
dan sirkulasi yang baik memudahkan pengawasan maka kehilangan barang
dapat diminimalisir.
H. Definisi Operasional
1. Variasi Produk
Variasi adalah ketidakseragaman dalam proses operasional
sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas produk (barang/jasa)
yang dihasilkan. Sedangkan Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan
kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa variasi
produk adalah penciptaan produk-produk yang berbeda-beda baik dari segi
ukuran kemasan, rasa, jenis, dan lain-lain untuk memenuhi atau
melengkapi kebutuhan dan keinginan konsumen secara luas.
2. Mutu Produk
Pengertian mutu produk menurut Kotler (dalam http://7.%20
Hikmah %20 Endrawat.com) adalah kemampuan sebuah produk
menjalankan fungsinya. Mutu produk meliputi tahan lama, handal, teliti,
kemudahan operasional, perbaikan, dan atribut-atribut lainnya yang
bernilai. Dari sudut pemasaran mutu produk dilihat dari persepsi pembeli.
Mutu telah didefinisikan secara berfariasi sebagaifitness for us,
conformance to requirements,freedom for fariation,danAmerican Society
for Quality Control mendefinisikan mutu sebagai citra dan karakteristik
sebuah produk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan. Mutu dibagi
menjadi dua yaitu :
a. Performance quality
Merujuk pada tingkat mana sebuah produk menjalankan fungsinya.
Contoh produk sabun mandi memiliki performance quality untuk
membersihkan badan dari kotoran dan serta bau keringat.
b. Conformance quality
Merujuk pada konsistensi produk menyerahkan peformans tertentu.
Contoh produk sabun mandi memilikiconformance qualitytahan lama
3. Murahnya Harga
Murahnya harga adalah harga sebuah produk lebih rendah dari
harga yang berlaku di pasar atau lebih rendah dari harga produk-produk
yang sejenis di pasar (http:// sukardiarifin. blogspot. com).
I. Desain
Desain meliputi display eksterior dan display interior. display
adalah susunan-susunan dalam toko yang memberikan kemungkinan untuk
dilihat yang besar bagi merek suatu produk secara relatif untuk bersaing
dengan merek-merek lainnya (http://www.desain toko.com).
1. Displayeksterior meliputi :
a. Jendela
b. Pintu masuk
c. Desain nama toko
d. Tempat parkir
2. Displayinterior antara lain meliputi :
a. Susunan barang yaitu banyaknya ragam barang yang terdiri dari
berbagai jenis dan merek sehingga diperlukan kecermatan dalam
penyusunan barang tersebut, terdiri dari :
1) Pengelompokan barang
2) Pengaturan barang
b. Penyajian barang yaitu keberadaan barang-barang yang dijual,terdiri
dari :
1) Kemudahan memperoleh barang
2) Pengadaan barang
3) Perubahandisplay
c. Penampilan barang yaitu keadaan suatu barang yang dijual serta faktor
penunjang lainnya yang mungkin dapat membantu kesuksesan sebuah
display, terdiri dari :
1) Kebersihan
2) Kerapihan
3) Pencahayaan
J. Promosi
Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 63) promosi adalah aktivitas
yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk
membelinya. Program pemasaran yang efektif memadukan semua elemen
bauran pemasaran kedalam suatu program, yang dirancang untuk mencapai
tujuan pemasaran perusahaan dan menghantarkan nilai kepada konsumen.
Bauran pemasaran merupakan sarana taktis perusahaan untuk menentukan
positioningyang kuat dalam pasar sasaran.
Setiap perusahaan akan mempromosikan beberapa perbedaan yang
paling menarik untuk pasar sasaranya. Perusahaan perlu mengembangkan
penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati tempat khusus dan
dihargai dalam benak pelangganya.
Pada umumnya, posisi terbaik yang akan dipromosikan adalah
pelayanan terbaik, harga termurah, nilai terbaik, dan teknologi yang paling
mutakhir. Jika perusahaan terus mempromosikan salah satu posisi ini dan
benar-benar membuktikanya, masyarakat akan tahu dan ingat keunggulan
tersebut (Kotler dan Susanto 2001 : 404).
K. Minat
Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang,
masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat
harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan
aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap
kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut (www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm).
Pengertian minat menurut pendapat Slameto (dalam http://
mathedu-unila.blogspot.com) yang menyatakan “bahwa minat adalah rasa
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat
hubungan tersebut maka semakin besar minatnya”. Sedangkan menurut
pendapat Sandjaja minat adalah bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau
tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk
melakukan suatu aktivitas
Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa
keberadaan minat berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya
konsumen terhadap suatu obyek, subyek atau aktivitas. Jika konsumen suka
terhadap obyek, subyek atau aktivitas, maka konsumen akan menerimanya
yang berarti konsumen berminat dan cenderung untuk tertarik dan menyukai
obyek, subyek atau aktifitas tersebut. Jika konsumen tidak suka maka akan
menolaknya yang berarti tidak berminat.
L. Pembelian Ulang
Pembelian ulang merupakan pembelian yang pernah dilakukan oleh
pembeli terhadap suatu produk yang sama, dan akan membeli lagi untuk
kedua atau ketiga kalinya. Situasi kedua ini berada di antara situasi pertama
dan ketiga dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan,
informasi yang diperlukan, dan berbagai alternatif yang harus
dipertimbangkan. Keputusan yang harus diambil dalam situasi kedua ini relatif
lebih mudah daripada situasi yang pertama (Swastha D.H. dan Irawan,
2005 : 131).
Minat beli ulang adalah tingkat kemungkinan konsumen untuk
membeli suatu produk yang sama secara berulang kali, dikarenakan konsumen
pernah mengkonsumsi suatu produk dan memperoleh kepuasan yang
M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang
Minat konsumen untuk membeli kembali suatu produk dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut (http://endyf.blogspot.com) :
1. Faktor psikologis
faktor psikologis merupakan faktor pendorong yang berasal
dari dalam diri konsumen, faktor psikologis yang mempengaruhi
seseorang untuk membeli terdiri beberapa faktor yaitu :
a. Motivasi, yaitu dorongan seseorang untuk bertindak guna memuaskan
kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang
dimilikinya.
b. Persepsi, yaitu proses seorang individu memilih, mengorganisasi dan
mengintepretasi masukan-masukan untuk menciptakan gambaran yang
bermakna.
c. Pengetahuan, yaitu pembelajaran yang meliputi perubahan dalam
perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
d. Keyakinan dan pendirian yang dapat diperoleh seseorang melalui
bertindak dan belajar.
2. Faktor sosial
Faktor sosial merupakan proses dimana perilaku seseorang
dipengaruhi oleh keluarga, status sosial, dan kelompok acuan, kemudian
pemberdayaan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi
3. Sikap konsumen
Sikap konsumen merupakan suatu tindakan nyata konsumen
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keyakinan konsumen
terhadap kualitas suatu produk, keyakinan terhadap referen serta
pengalaman masa lalu konsumen.
4. Norma subyektif
Norma subjektif merupakan komponen yang berisikan
keputusan yang dibuat oleh individu setelah mempertimbangkan
pandangan orang-orang disekitarnya yang mempengaruhi terhadap suatu
obyek tertentu.
5. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu juga sangat mempengaruhi minat beli
ulang. Konsumen yang pernah mengkonsumsi suatu produk akan
menjadikannya sebagai pengalaman dan akan menggunakan
pengalamannya tersebut sebagai penentu keputusan pembelian ulang. Jika
konsumen mempunyai pengalaman yang baik berkaitan dengan suatu
produk tertentu maka ia akan melakukan pembelian ulang terhadap produk
tersebut, akan tetapi jika konsumen mempunyai pengalaman yang buruk,
maka ia tidak akan membeli kembali produk tersebut.
N. Referensi Penelitian Terdahulu
1. Susanto, (2008). Pengaruh Attractiveness, Trustworthiness, Expertise
kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Pemakai dan Pemirsa-Iklan Rokok Star Mild.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Attractiveness,
trustworthiness, expertise dan power model iklan secara simultan
berpengaruh positif terhadap niat beli ulang konsumen. danAttractiveness,
trustworthiness, expertise dan power model iklan secara parsial
berpengaruh positif terhadap niat beli ulang konsumen.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode kuesuener, wawancara, observasi dengan menggunakan skala
Likert sebagai teknik pengukuran data. Sedangkan untuk pengunjian
instrumennya menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Untuk
menghitung pengaruh attractiveness, trustworthiness, expertisedan power
model iklan terhadap niat beli ulang konsumen dalam iklan rokok Star
Mild dapat menggunakan alat analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis regresi linier berganda memberikan koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,105, yang berarti bahwa keempat variabel
indipenden (Attractiveness, Trustworthiness, ExpertisedanPower) mampu
menjelaskan 10,5% perubahan pada variable dependen (niat beli ulang),
sedangkan pengaruh variabel indipenden secara simultan atau
bersama-sama terhadap variabel dependen bersifat signifikan. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai p value = 0,031. Karena nilaip value < 0,05 maka
keempat variabel indipenden secara bersama-sama memiliki pengaruh
Pengujian secara individu diketahui dari uji t bahwa semua
variabel indipenden berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen.
Untuk variabel X1 (Attractiveness), diperoleh nilai p value = 0,823,
variabel X2(Trustworthiness), diperoleh nilaip value = 0,482, variabel X3
(Expertise), diperoleh nilai p value = 0,241, dan variabel X4 (Power),
diperoleh nilai p value = 0,842 yang kesemuannya lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa variabel indipenden secara individual
(parsial) tidak berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen.
2. Arintoko, Ant. Widiwibowo. 2005. Pengaruh Pengetahuan Tentang
Faktor Harga dan Desain Produk terhadap Minat Beli Produk Honda
Supra Fit. Studi kasus Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang. Yogyakarta : Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta (skripsi yang tidak
dipublikasikan).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan tentang faktor harga pada produk Honda Supra Fit terhadap
minat beli konsumen, untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang
faktor desain pada produk Honda Supra Fit terhadap minat beli konsumen,
dan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang faktor harga dan
desain secara bersama-sama pada produk Honda Supra Fit terhadap minat
beli konsumen.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
sebagai teknik pengukuran data. Sedangkan untuk pengunjian
instrumennya menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Untuk
menghitung pengaruh pengetahuan tentang faktor harga dan desain pada
produk Honda Supra Fit terhadap minat beli konsumen dapat
menggunakan alat analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis regresi linier berganda memberikan koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,550, yang berarti bahwa kedua variabel
indipenden (pengetahuan tentang faktor harga dan desain pada produk
Honda Supra Fit) mampu menjelaskan 55.0% perubahan pada variabel
dependen (minat beli), sedangkan pengaruh variabel indipenden secara
simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen bersifat
signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai p value = 0.0314. Karena nilai
p value < 0,05 maka kedua variabel indipenden secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujian secara individu diketahui dari uji t bahwa semua
variabel indipenden berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen.
Untuk variabel X1(pengetahuan tentang faktor harga pada produk Honda
Supra Fit), diperoleh nilai p value = 0,0365, variabel X2 (pengetahuan
tentang faktor desain pada produk Honda Supra Fit), diperoleh nilai
p value = 0,0329 yang keduannya lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel indipenden secara individual (parsial)
O. Kerangka Pemikiran Teoretis
Untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka penulis
menyusun kerangka pemikiran teoretis dari penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoretis
s
Keterangan :
Berpengaruh secara parsial
Berpengaruh secara simultan Variasi dan mutu produk
(X1) Indikator :
Ketersediaan berbagai pilihan produk, keberagaman produk yang dijual, tanggal kedaluarsa, kemasan tidak rusak.
Minat beli ulang konsumen
(Y)
Daya tarik promosi (X4)
Indikator :
Bentuk dan ukuran, isi slogan, kejelasan pesan yang disampaikan.
Murahnya harga (X2) Indikator :
Produk yang sama harga lebih murah, produk yang sama di diskon di tempat lain tidak, lokasi lebih dekat.
Desain toko (X3) Indikator :
Kerangka pemikiran teoritis penelitian seperti yang terdapat pada
gambar 2.1 menjelaskan bahwa variabel variasi dan mutu roduk (X1),
murahnya harga (X2), desain toko (X3), serta daya tarik promosi (X4), secara
parsial dan simultan mempengaruhi minat beli ulang konsumen (Y).
P. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan diuji
kebenarannya. Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dilakukan, maka
dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
Variabel variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya
tarik promosi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap minat beli
33
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian studi kasus.
Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek
tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh
termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya (Umar, 2005 : 30). Penelitian
ini hanya dilakukan pada obyek tertentu, dalam hal ini penulis akan meneliti
tentang minat beli ulang konsumen di Alfamart. Kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini hanya berlaku pada obyek yang bersangkutan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian : Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.
2. Waktu penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai
dengan April 2010.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah konsumen yang sedang berbelanja di
Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah variabel yang bisa diukur dan yang
konsumen terhadap variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko
serta daya tarik promosi berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2001:32) variabel penelitian adalah suatu hal
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (Independent Variables)
Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada
variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah :
a) Variasi dan Mutu Produk
Variasi produk adalah terciptanya berbagai pilihan produk yang
berbeda-beda sehingga memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Mutu produk adalah citra dan karakteristik sebuah produk yang
meliputi keunggulan produk seperti tahan lama, handal, dan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen.
b) Murahnya Harga
Murahnya harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan konsumen
untuk mendapatkan suatu barang yang dijual di Alfamart Pringgodani
lebih sedikit dibandingkan apabila konsumen berbelanja di toko-toko
c) Desain Toko
Desain toko adalah tata ruang toko yang meliputi desain interior dan
eksterior toko yang memberikan kemungkinan suatu barang tertata
dengan sehingga membuat konsumen nyaman untuk berbelanja.
d) Daya Tarik Promosi.
Daya tarik promosi adalah efektifnya promosi yang dilakukan toko
untuk menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk
membelinya. Dalam hal ini Alfamart Pringgodani melakukan promosi
dengan cara membagikan brosur dan pamflet.
Tabel 3.1
Gambaran Variabel Bebas
Variabel Aspek Indikator
Variasi dan mutu produk. Jenis-jenis produk
dan kualitas produk
Meliputi ketersediaan berbagai pilihan
produk, keberagaman produk yang dijual,
tanggal kedaluarsa, kemasan tidak rusak.
Murahnya harga. Perbandingan harga
apabila konsumen
berbelanja di toko
lain.
- Produk yang sama harga lebih murah
daripada toko lain.
- Produk yang sama di diskon di tempat
lain tidak.
- lokasi lebih dekat.
Desain toko. Interior dan
eksterior toko.
Tidak panas, penerangan baik, akses yang
mudah, ketersediaan tepat parkir, kerapian
toko, pengelompokan barang.
Daya tarik promosi. Brosur dan pamflet.
billboard,
Bentuk dan ukuran, isi slogan, kejelasan
pesan yang disampaikan.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel
lain. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah minat beli ulang
Minat beli ulang konsumen adalah keinginan yang akan
mengarahkan seseorang untuk melakukan pembelian ulang di toko yang
sama, dan akan membeli lagi untuk kedua atau ketiga kalinya.
Tabel 3.2
Gambaran Variabel Terikat
Variabel Aspek Indikator
Minat beli ulang Kesetiaan konsumen mau
membeli lagi di toko yang
sama
- Kenaikan harga tidak serta merta
pindah ke toko lain.
- Mengajak orang lain untuk berbelanja
ke toko yang sama.
- Habis persediaan lalu membeli lagi ke
toko yang sama.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan oleh individu sendiri
(Boedijoewono, 2001 : 12). Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah tanggapan konsumen terhadapmarketing mixdan kesediaan minat
beli ulang.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan oleh pihak lain
(Boedijoewono, 2001 : 12). Data sekunder dapat berupa laporan penjualan
dari pemasok, informasi tentang tren sosial dan gaya hidup yang penting
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu :
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
daftar pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden yang
berhubungan dengan tanggapan konsumen terhadap marketing mix dan
kesediaan minat beli ulang.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis
atas gejala-gejala (fenomena) yang sedang diteliti. Observasi harus
dilakukan secara teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang bisa
diandalkan (Utari B.R., 2005 : 23).
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari objek yang
akan diteliti dari majalah dan dokumen yang masih berhubungan dengan
keputusan pembelian
G. Teknik Pengukuran Data
Teknik pengukuran data adalah cara yang digunakan untuk
menentukan bentuk data. Dalam penelitian ini teknik pengukuran data yang
digunakan adalah skala Likert, karena metode ini mudah dipahami. Metode
skala Likert ini menjelaskan responden diminta menyatakan setuju atau tidak
setuju atas berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan atribut obyek yang
Sangat setuju (SS) = 5
Setuju (S) = 4
Netral/Ragu ragu (N) = 3
Tidak setuju (TS) = 2
Sangat tidak setuju (STS) = 1
H. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi atau Universe adalah jumlah dari keseluruhan obyek
(satuan-satuan atau individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga
(Djarwanto Ps. dan Subagyo, 2000 : 107).
Populasi dalam penelitian ini adalah jenis populasi yang tidak
dapat diketahui jumlahnya yaitu semua orang yang berbelanja di Alfamart.
2. Sampel
Menurut Djarwanto Ps. dan Subagyo (2000 : 108) sampel adalah
sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan
dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari
pada jumlah populasinya).
Karena dalam penelitian ini adalah jenis populasi yang tidak dapat
diketahui jumlahnya yaitu semua orang yang berbelanja di Alfamart
Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta. Maka penulis memutuskan
menggunakan sebanyak 100 orang responden yang kebetulan bertemu
dengan penulis sebagai jumlah sampel secara umum, dalam hal ini penulis
riset penelitian, serta penulis juga mempertimbangkan dari segi waktu dan
biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini.
I. Teknik Pengambilan Sampel
Nawawi (dalam Utari B.R., 2005 : 15) mendefinisikansamplingatau
teknik pengambilan sampel sebagai cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Nonprobability Sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik penentuan sampel yang digunakan yaitu Sampling Insidental adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidentalbertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2008 : 120–122).
Sedangkan agar jawaban yang diberikan responden obyektif penulis
mempertimbangkan dalam pengambilan sampel dengan syarat responden
J. Metode Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas
Uji validitas adalah Untuk mengetahui seberapa valid alat ukur
dapat mengungkapkan secara tepat gejala yang akan diukur dengan
menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Pengukuran atau
pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara nilai dari
tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total. Dari perhitungan tersebut dapat
diketahui seberapa besar masing-masing sumbangan item pertanyaan
terhadap skor total.
Rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment (Sutrisno
dalam Utari BR, 2005:29) :
2 2 22 X N Y Y
X N Y X XY N xy
r
Dimana :rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
X = Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari
responden
Y = Total butir dari jawaban responden
∑X = Jumlah skor butir
∑XY = Jumlah hasil kali antara X dan Y
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka
ketentuannya adalah sebagai berikut :
a. Jika rhitung≥rtabeldengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen tersebut
dikatakan valid.
b. Jika rhitung < rtabeldengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen tersebut
dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan
yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2005 : 57). Reliabilitas
menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka
berapa kali pun diambil tetap akan sama.
Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skor nya bukan 1 dan 0, misalnya kuesioner atau
soal bentuk uraian.
RumusCronbach’s Alpha:
1 11 kk
r
22 t b
Keterangan :r11 = Reliabilitas instrumen
b2 = Jumlah varian butirσ 2t
=
Varian totalK. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik Model Regresi Berganda
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model
regresi linier berganda dalam menganalisis telah memenuhi asumsi klasik.
Model regresi linier berganda akan lebih tepat digunakan, jika memenuhi
asumsi berikut ini (Sunyoto, 2007 : 89–105) :
a. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi
berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas (independent
variable) (Xl, X2, X3, X4... Xn), dimana akan di ukur tingkat asosiasi
(keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui
besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika
koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,60 (pendapat
lain : 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas, jika
koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60
(r≤0,60).
Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat
digunakan cara lain yaitu dengan :
1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan
2) Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi
penyimpangan baku kuadrat.
Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat
dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :
(a) Besar nilaitolerance(α) :
α = 1 / VIF
(b) Besar nilaivariance inflation factor(VIF) :
VIF = 1 / α
Variabel bebas mengalarni multikolinieritas jika :
α hitung<α dan VIF hitung> VIF
Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika :
α hitung> α dan VIF hitung< VIF
b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai
sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan
observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama
disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama/berbeda
disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS
melalui grafik scatterplot antara Z prediction(ZPRED) yang merupakan
variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun
di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola
yang teratur.
Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya
mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun
bergelombang-gelombang.
c. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki
masalah autokorelasi, jika terjadi autokoreIasi maka persamaan tersebut
menjadi tidak baik/tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi
baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu
periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode
t-1 (sebelumnya).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2)
2) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2
atau -2≤DW≤+2
d. Uji Asumsi Klasik Normalitas
<