• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya tarik promosi terhadap minat beli ulang konsumen : studi kasus pada konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya tarik promosi terhadap minat beli ulang konsumen : studi kasus pada konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Nama : Kristianus Bungalolon NIM : 04 2214 091

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Jangan Membohongi Diri Dengan Kesucian

Karena Itu Kemunafikan

“Hiduplah Dengan Penuh Keyakinan dan Teruslah Berusaha

Walaupun Kamu Dalam Keterpurukan”

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Ibuku Tercinta M.Th. Sugiarti (Almh),

Ayahku Tercinta Thomas Tupen,

Kakakku Frederikus Bungalolon,

(5)

v

“Pengaruh Variasi dan Mutu Produk, Murahnya Harga, Desain Toko, serta Daya Tarik Promosi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen” yang saya tulis ini adalah hasil karya saya sendiri. Tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti saya melakukan penjiplakan hasil karya orang lain, gelar dan ijasah yang saya peroleh dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Yogyakarta, 23 Agustus 2010 Penulis,

(6)

vi

Studi Kasus pada Konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.

Kristianus Bungalolon

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya tarik promosi terhadap minat beli ulang konsumen di Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2010.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah jenis populasi yang tidak dapat diketahui jumlahnya yaitu semua orang yang bebelanja di Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta. Jumlah sampel sebanyak 100 orang responden, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Sampling Insidental. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya tarik promosi secara simultan mempengaruhi minat beli ulang konsumen. Kemudian secara parsial variabel yang berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen adalah murahnya harga dan daya tarik promosi. Sedangkan variasi dan mutu produk serta desain toko tidak berpengaruh secara positif.

(7)

vii

Study on Alfamart Consumers in Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.

Kristianus Bungalolon

Managment Study Programme Faculty of Econmoy Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The purpose of this study is to find out the Influence of variation and quality

of product, attractive price, store design, and attractive promotion on re-purchasing intention of Alfamart consumers in Jln. Pringgodani, Mrican,

Yogyakarta. This study was conducted in March to April 2010.

This study was a case study. The population of this study were all people who purchased the goods in Alfamart store which is located in Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta. There were 100 respondents as the samples. This study employed accidental sampling as the sampling tecnique. The data were obtained or collected by giving the respondent a questionare to be filled on. The data analysis tecnique that was employed in this study Multiple Linier Regression Analysis.

The result of this study showed that variation and quality of product, attractive price, store design, and attractive promotion simultaneously influenced consumers’ re-purchasing intention. Partially, the variables that have positive influence on consumers’ re-purchasing intention were the attractive price and promotions. While variation and quality of product and the store design did not have positive influence on consumers’ re-purchasing intention.

(8)

viii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Kristianus Bungalolon

NIM : 04 2214 091

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Pengaruh Variasi dan Mutu Produk, Murahnya Harga, Desain Toko, serta Daya Tarik Promosi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen : Studi Kasus pada Konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 23 Agustus 2010

Yang menyatakan,

(9)

ix

Bapa di surga, karena atas kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan dengan baik penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Variasi

dan Mutu Produk, Murahnya Harga, Desain Toko, serta Daya Tarik

Promosi Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen” : Studi Kasus pada

Konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.Penulisan skripsi

ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan jenjang

strata satu pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa semuanya tidak

terlepas dari bimbingan, motivasi, saran, bantuan serta doa yang diberikan dari

berbagai pihak kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Dr. Ir. P. Wiryono

Priyotamtama, S.J.

2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

(10)

x awal hingga selesai.

5. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku pembimbing II yang telah banyak

membatu, membimbing dan mengarahkan melalui saran kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Ibu M.T. Ernawati, S.E.,M.A., selaku ketua panitia penguji dalam ujian

sarjana.

7. Bapak Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A., Selaku sekretaris panitia penguji

dalam ujian sarjana.

8. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah bersedia membagikan ilmu

yang sangat berguna bagi penulis selama proses perkuliahan.

9. Segenap staf dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah banyak

memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu tentang perkuliahan.

10. Segenap staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang

selama ini telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis.

11. Ayah dan Almh. Ibu tercinta, terima kasih atas segala curahan dan kasih

sayang baik berupa doa serta semua fasilitas yang diberikan kepada penulis

(11)

xi

13. Keluarga besar di Flores dan Ambarawa, terima kasih atas segala bentuk

dukungan yang diberikan kepada penulis.

14. Albertus Wasana Puji Riyanto, yang telah banyak membatu penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

15. Teman-temanku seperjuangan di MPT ( Risma, Ade, Bowo, Candra, Ajik,

Darmawan ), yang telah banyak memberikan dukungan dan saran kepada

penulis.

16. Teman-temanku di Lubuk Linggau ( Bob, Telok, Keong, Otong, Cimong, Pei,

Bot, Kandho, Agung, Umar, Totok, Yudi, Mahong, dll )

17. Teman-temanku di E = Mc04Community ( Arie, Betty, Wisnu, Robin, Dani,

Restu, Oscar, Wing, Abg, Reo, Edo, Hari, Pongki, Ronal, Apriadi, Iqwan,

Oss, Bayu, Mara, Catur, Kris, dll ).

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas

bantuanya selama ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

penulis. Namun dalam penulisan skripsi ini penulis sudah berusaha sebaik

(12)

xii

menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 23 Agustus 2010

Penulis,

Kristianus Bungalolon

(13)

xiii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

(14)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Pengertian Pemasaran ... 7

B. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 10

C. Konsep Pemarasan ... 10

1. Konsep Produksi ... 11

2. Konsep Produk ... 11

3. Konsep Penjualan ... 11

4. Konsep Pemasaran ... 11

5. Konsep Pemasaran Holistik ... 12

6. Konsep Pemasaran Berwawassan Sosial ... 12

D. Konsep StrategiMarketing Mix ... 13

1. Produk ... 13

2. Harga ... 13

3. Distribusi ... 13

4. Promosi ... 14

E. Perilaku Konsumen ... 14

F. Eceran (retailing) ... 15

G. Supermarket ... 19

(15)

xv

I. Desain ... 22

J. Promosi ... 23

K. Minat ... 24

L. Pembelian Ulang ... 25

M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang ... 26

1. Faktor Psikologis ... 26

2. Faktor Sosial ... 26

3. Sikap Konsumen ... 27

4. Norma Subyektif ... 27

5. Pengalaman Masa Lalu ... 27

N. Referensi Penelitian Terdahulu ... 27

1. Susanto, (2008). Pengaruh Attractiveness, Trustworthiness, Expertise dan Power Model Iklan terhadap Niat Beli Ulang Konsumen ... 27

2. Arintoko, Ant. Widiwibowo. 2005. Pengaruh Pengetahuan Tentang Faktor Harga dan Desain Produk terhadap Minat Beli Produk Honda Supra Fit ... 29

O. Kerangka Pemikiran Teoretis ... 31

(16)

xvi

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 33

D. Variabel Penelitian ... 34

1. Variabel Bebas (Independent Variables) ... 34

2. Varianel Terikat (Dependent Variable) ... 35

E. Jenis dan Sumber Data ... 36

1. Data Primer ... 36

2. Data Sekunder ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Kuesioner ... 37

2. Observasi ... 37

3. Dokumentasi ... 37

G. Teknik Pengukuran Data ... 37

H. Populasi dan Sampel ... 38

I. Teknik Pengambilan Sampel ... 39

J. Metode Pengujian Instrumen ... 40

1. Pengujian Validitas ... 40

2. Uji Reliabilitas ... 41

K. Teknik Analisis Data... 42

1. Uji Asumsi Klasik Model Regresi Berganda ... 42

(17)

xvii

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 46

a. Uji t (t-test) ... 48

b. Uji F (F-test) ... 48

c. Analisis Determinasi ( R2) ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 51

A. Sejarah PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk ... 51

B. Visi, Misi, dan Budaya Alfamart ... 53

C. Strategi Pemasaran Alfamart ... 54

D. Target Konsumen Alfamart ... 59

E. Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta ... 60

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Pengujian Instrumen ... 63

1. Uji Validitas ... 64

2. Uji Reliabilitas ... 66

B. Karakteristik Responden ... 67

1. Jenis kelamin ... 67

2. Usia ... 68

(18)

xviii

5. Frekuensi kunjungan ... 72

C. Pengujian Asumsi Klasik ... 73

1. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 74

2. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas ... 75

3. Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 76

4. Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas ... 77

D. Pengujian Hipotesis ... 79

1. Pengujian Signifikansi Pengaruh Parsial dengan Uji t ... 81

2. Pengujian Signifikansi Pengaruh Simultan dengan Uji F ... 85

3. Analisis Determinasi ( R2) ... 87

E. Pembahasan ... 89

1. Pembahasan Parsial ... 89

2. Pembahasan Simultan ... 91

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 92

1. Bagi Perusahaan ... 93

(19)

xix

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(20)

xx

Tabel 3.1 Gambaran Variabel Bebas ... 35

Tabel 3.2 Gambaran Variabel Terikat ... 36

Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 65

Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 66

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 68

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 69

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Uang Saku dalam 1 bulan untuk Responden yang Berprofesi sebagai Pelajar/ Mahasiswa ... 70

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan dalam 1 bulan untuk Responden yang Sudah Bekerja ... 71

Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Responden dalam 1 bulan ... 72

Tabel 5.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 74

Tabel 5.10 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 76

Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 79

Tabel 5.12 Hasil Uji F ... 86

(21)

xxi

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 31

Gambar 4.1 Stuktur Organisasi Alfamart Pringgodani ... 61

Gambar 5.1 GrafikScatterplot ... 75

Gambar 5. 2 GrafikHistogram ... 77

(22)

1

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian Indonesia paska krisis tahun

1997/1998, mengalami percepatan yang cukup signifikan terutama pada

periode tahun 2004–2008. Pada tahun 2009 perekonomian Indonesia mampu tumbuh sebesar 5 %, sekalipun kita harus menghadapi krisis keuangan global

yang sedang terjadi saat ini. Hal ini didapat dari evaluasi perekonomian

5 tahun terakhir dan realisasi APBN tahun 2008, (http://www.ekon.go.id).

Dengan adanya pertumbuhan ekonomi menyebabkan para pelaku

pasar tetap optimis dalam menjalankan usahanya. Produsen dan konsumen

merupakan pelaku pasar yang sangat penting, karena keduanya saling

membutuhkan. Produsen harus dapat mengerti apa yang diinginkan konsumen

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya konsumen lebih kritis

dalam memilih tempat-tempat berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari.

Seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan tingkat pendidikan,

serta teknologi yang berkembang begitu pesat seiring dengan perkembangan

zaman. Hal ini menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat dalam usaha

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini konsumen menginginkan

fasilitas-fasilitas yang memadai dalam berbelanja. Seperti tempat yang

memberikan kenyamanan, yang menyediakan berbagai jenis produk yang

berkualitas dalam satu tempat, serta lokasi yang mudah dicapai, sehingga

(23)

Salah satu dampak dari perkembangan teknologi dan perubahan

gaya hidup masyarakat tersebut adalah semakin banyaknya usaha eceran

seperti supermarket maupun minimarket. Menjamurnya pusat perbelanjaan,

menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan tempat untuk berbelanja.

Seperti tempat yang menawarkan kemudahan, kenyamanan dan keamanan

bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mudah dan

efisien. Hal ini menimbulkan persaingan antar pusat perbelanjaan semakin

tinggi. Sehingga menyebabkan pemasar harus meningkatkan pelayanan yang

lebih baik lagi, sesuai yang diinginkan konsumen. Kondisi ini membuat beban

pemasaran semakin berat, karena tugas dari pemasaran merupakan kunci

sukses perusahaan.

Dewasa ini persaingan semakin ketat dalam usaha eceran. Suatu

perusahaan perlu memahami perilaku konsumen, agar perusahaan mampu

bersaing dengan perusahaan lainnya. Dalam usaha eceran pemasaran

merupakan salah satu kunci penting untuk mencapai sukses dalam era

globalisasi. Pemasar harus memperhatikan kepuasan konsumen karena akan

memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Kepuasan konsumen

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pelayanan dan kualitas produk

yang ditawarkan. Oleh sebab itu, pemasar harus mengerti tanggapan dari

konsumen terhadap pelayanan yang diberikan. Sehingga kemungkinan

terjadinya kekecewaan konsumen dapat diminimalisir.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen saat

(24)

yang harus diperhatikan oleh pemasar dalam menentukan strategi

pemasarannya, guna menarik konsumen untuk berkunjung dan kemudian

bebelanja. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut, untuk

itu penulis mengambil judul “Pengaruh Variasi dan Mutu Produk, Murahnya Harga, Desain Toko, serta Daya Tarik Promosi terhadap

Minat Beli Ulang Konsumen”. Studi Kasus pada Konsumen Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

penulis membuat rumusan masalah, yaitu :

Apakah variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko,

serta daya tarik promosi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap

minat beli ulang konsumen di Alfamart?

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah yang diteliti agar tidak menyimpang

terlalu jauh dari permasalahan, maka penulis membuat batasan masalah

sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen di Alfamart

Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta adalah variasi dan mutu produk,

(25)

2. Konsumen yang diteliti adalah orang yang sedang berbelanja di Alfamart

Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah variabel

variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya tarik

promosi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap minat beli ulang

konsumen di Alfamart?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat :

1. Bagi Perusahaan :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

perusahaan dalam pengambilan keputusan strategi yang tepat guna

menghadapi persaingan, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi minat beli ulang konsumen.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan ilmiah

dalam daftar kepustakaan yang dapat digunakan sebagai bahan referensi

dalam penulisan karya ilmiah oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Bagi Penulis :

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan

wawasan serta menerapkan teori-teori yang sudah diperoleh selama di

(26)

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan

dengan permasalahan-permasalahan dalam penulisan karya

ilmiah.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini akan menjelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang

dibutuhkan, teknik pengumpulan data, teknik pengukuran data,

populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik

pengujian sampel, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis

data.

Bab IV Gambaran Umum

Bab ini akan menjelaskan mengenai sejarah berdirinya Alfamart,

visi dan misi Alfamart, strategi pemasaran serta target

konsumennya.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data dan

(27)

Bab VI Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan Penelitia

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari analisis

data yang ada, saran yang dapat diberikan oleh penulis, dan

(28)

7

A. Pengertian Pemasaran

Dalam dunia bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan

pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan usahanya

dan mencapai tujuannya untuk memenangkan persaingan.

Ada beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh :

1. Philip Kotler (2005 : 10) menyatakan sebagai berikut :

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

2. William J. Stanton (dalam Swastha D.H. dan Irawan, 2005 : 5)

menyatakan sebagai berikut :

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan

jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun

pembeli potensial.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

sebagai suatu proses sosial yang saling berhubungan guna mendapatkan apa

(29)

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang dan jasa kepada kelompok pembeli.

Definisi pemasaran bersumber pada konsep-konsep inti pemasaran

berikut ini (Kotler & Armstrong, 2001 : 8) :

a. Kebutuhan (needs)

Kebutuhan adalah pernyataan dari perasaan kekurangan.

Kebutuhan meliputi kebutuhan fisik dasar akan makanan, pakaian,

kehangatan, dan rasa aman, kebutuhan sosial akan rasa memiliki dan rasa

aman dan kasih sayang serta kebutuhan individu akan pengetahuan dan

ekspresi diri.

b. Keinginan (wants)

Keinginan adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh

budaya dan kepribadian seseorang. Manusia mempunyai keinginan yang

hampir tidak terbatas tetapi hanya memiliki sumberdaya yang terbatas.

c. Permintaan (demand)

Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung dengan

daya beli. Dengan demikian keinginan dan sumber daya yang dimiliki,

manusia dapat memperoleh produk dengan manfaat yang memberikan

kepuasan terbesar.

d. Produk (product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

(30)

e. Nilai kepuasan

Kepuasan pelangngan tergantung pada pikiran kinerja produksi

dalam memberikan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Jika kinerja

produksi melebihi yang diharapkan pembeli, maka pembeli merasa lebih

senang. Pelanggan yang merasa puas akan kembali membeli dan mereka

akan memberitahu orang lain akan pengalaman baik mereka dengan

produk tersebut.

f. Pertukaran, transaksi, dan hubungan

Pertukaran adalah suatu tindakan untuk memperoleh obyek

yang diharapkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai

gantinya.

Transaksi merupakan suatu unit ukuran pemasaran. Suatu

transaksi mengandung pertukaran nilai antara dua pihak yang satu

memberikan X kepada pihak yang lain dan akan mendapatkan Y sebagai

gantinya.

Hubungan pemasaran adalah proses menciptakan, memelihara,

dan meningkatkan hubungan timbal balik dengan pelanggan dan pihak lain

yang berkepentingan.

g. Pasar (market)

Pasar adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari

(31)

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran menurut Kotler (dalam Swastha D.H. dan

Irawan, 2005 : 7) adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan program-program yang ditunjukan untuk mengadakan pertukaran

dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi.

Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi

kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan

komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta

melayani pasar.

Jadi tujuan manajemen pemasaran adalah menawarkan yang sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan pasar, menentukan harga, mengadakan

komunikasi, dan distribusi yang efektif agar tujuan organisasi dapat tercapai.

C. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan

konsumen berbeda-beda dan program-program pemasaran akan berfungsi

lebih efektif apabila hal itu disesuaikan dengan masing-masing kelompok

sasaran.

Penerapan konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan

kepuasan terhadap calon konsumen maupun konsumennya, serta membantu

memberikan petunjuk bahwa setiap perusahaan mampu memuaskan konsumen

(32)

Ada beberapa konsep yang dijadikan sebagai pedoman oleh

organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran. Konsep-konsep tersebut

adalah (Kotler dan Keller, 2006 : 16) :

1. Konsep Produksi

Konsep ini menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai

produk yang tersedia secara luas dan murah. Para manajer perusahaan

yang berorientasi produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi

produksi yang tinggi, biaya yang rendah, dan distribusi secara masal.

2. Konsep Produk

Konsep ini menegaskan bahwa konsumen akan menyukai

produk-produk yang menawarkan ciri yang paling bermutu, berkinerja

atau inovatif. Para manajer organisasi itu memusatkan perhatian untuk

menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu

ke waktu.

3. Konsep Penjualan

Konsep ini berkeyakinan bahwa para konsumen dan

perusahaan bisnis, jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup

banyak produk-produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh

karena itu, organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan

promosi yang agresif.

4. Konsep Pemasaran

Konsep ini menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan

(33)

lebih efektif dibandingkan dengan para pesaing dalam menciptakan,

menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar

sasaran yang terpilih.

5. Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan,

desain, dan implementasi dari program, proses, dan aktivitas pemasaran

yang mengenalkan mereka pada keseluruhan dan ketergantungan.

Pemasaran holistik mengenalkan bahwa segala sesuatu penting dengan

pemasaran dan hal itu meluas, menyatukan prespektif adalah sesuatu yang

sering diperlukan. Empat komponen dari pemasaran holistik adalah

pemasaran relasi (hubungan), pemasaran terpadu, pemasaran internal dan

pemasaran masyarakat.

6. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial

Konsep pemasaran berwawasan sosial mempertanyakan apakah

konsep pemasaran murni sudah memperhatikan kemungkinan konflik

antara keinginan jangka pendek konsumen dan kesejahteraan jangka

panjang konsumen. Apakah perusahaan yang mampu memuaskan

kebutuhan dan keinginan saat ini dari target pasar selalu melakukan yang

terbaik bagi konsumaen dalam jangka panjang. Konsep pemasaran

berwawasan sosial menyatakan bahwa strategi pemasaran harus dapat

memberikan nilai bagi pelanggan dalam cara yang mempertahankan atau

meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat (Kotler &

(34)

D. Konsep StrategiMarketing Mix

Menurut William J. Stanton, dalam Dharmmesta dan Irawan (2005 :

78) dikatakan bahwa marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel

atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni :

produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

Berikut dibahas empat elemen pokok dalammarketing mixtersebut,

yakni sebagai berikut :

1. Produk

Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan

bentuk penawaran secara fisik, mereknya, pembungkus, garansi, dan servis

sesudah penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah

menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya.

2. Harga

Harga dapat diartikan jumlah uang yang dikeluarkan konsumen

untuk mendapatkan suatu barang. Faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya,

keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.

3. Distribusi

Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan

keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek tersebut adalah :

a. Sistem transportasi perusahaan : pemilihan alat transportasi seperti

(35)

b. Sistem penyimpangan : penentuan jadwal pengiriman, penentuan rute

yang harus ditempuh, dan sebagainya.

c. Pemilihan saluran distribusi : penggunaan penyalur seperti pedagang

besar, pengecer, agen, makelar, dan bagaimana menjalin kerja sama

yang baik dengan para penyalur tersebut.

4. Promosi

Termasuk dalam kegiatan promosi adalah periklanan,personal

selling, promosi penjualan, dan publisitas. Beberapa keputusan yang

berkaitan dengan periklanan ini adalah pemilihan media (majalah, televisi,

surat kabar, dan sebagainya), penentuan bentuk iklan dan beritanya.

Variabel-variabel marketing mix tersebut dapat dipakai sebagai dasar

untuk mengambil suatu strategi dalam usaha mendapatkan posisi yang

kuat di pasar. Daya tarik promosi adalah efektifnya promosi

mempengaruhi konsumen untuk berbelanja ke salah satu toko.

E. Perilaku Konsumen

Amirullah (2002 : 3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

sejumlah tindakan-tindakan nyata individu (konsumen) yang dipengaruhi oleh

faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya (eksternal) yang

mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang

diinginkannya.

Bidang perilaku konsumen mempelajari tentang cara individu,

(36)

memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka

memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler, 2005 : 201).

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa

termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

F. Eceran (retailing)

Menurut (Kotler, 2005 : 215), eceran (retailing) meliputi semua

kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa langsung kepada

konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan non-bisnis. Tingkat layanan

menjelaskan salah satu alasan mengapa mengapa muncul toko-toko baru.

Toko-toko eceran konvensional biasanya meningkatkan layanan dan

menaikkan harganya untuk menutupi biaya. Biaya yang tinggi ini memberikan

peluang bagi bentuk-bentuk toko baru menawarkan harga yang lebih rendah,

dan layanan yang lebih sedikit. Jenis-jenis toko baru memenuhi preferensi

konsumen yang sangat berbeda-beda untuk tingkat layanan dan layanan

khusus.

Pengecer dapat memposisikan diri dalam menawarkan salah satu

dari empat tingkatan layanan :

1. Swa-layan (self-service) : Landasan semua usaha diskon. Banyak

pelanggan bersedia melakukan proses menemukan, membandingkan, dan

(37)

2. Swa-pilih (self-selection) : Pelanggan dapat mencari barangnya sendiri,

walaupun mereka dapat meminta bantuan.

3. Layanan terbatas (limitet-service) : Pengecer ini menjual lebih banyak

barang belanja, dan pelanggan memerlukan lebih banyak informasi dan

bantuan. Toko-toko tersebut juga menawarkan layanan seperti kredit dan

hak mengembalikan barang.

4. Layanan lengkap (full-service) : Wiraniaga siap membantu setiap tahap

proses menemukan, membandingkan, dan memilih barang. Pelanggan

yang suka dilayani lebih menyukai jenis toko ini. Biaya karyawan yang

tinggi, ditambah dengan jumlah barang khusus yang tinggi dan jenis

barang yang perputarannya lambat dan banyaknya jasa, menyebabkan

eceran yang berbiaya tinggi.

Berikut ini adalah jenis-jenis utama organisasi eceran (Kotler,

2005 : 218) :

1. Toko Jaringan Korporat (Corporate Chain Store) : Dua gerai atau lebih

yang biasanya dimiliki dan dikendalikan, dengan melakukan pembelian

dan perdagangan terpusat, dan menjual lini dagangan yang mirip.

Ukurannya memungkinkan toko jaringan korporat tersebut membeli dalam

jumlah besar dengan harga yang lebih rendah, dan mampu mempekerjakan

ahli-ahli korporat untuk melakukan tugas-tugas penetapan harga, promosi,

(38)

2. Jaringan Sukarela (Voluantary Chain) : Kelompok pengecer indipenden

yang diseponsori pedagang besar, yang melakukan pembelian

besar-besaran dan perdagangan umum.

3. Koperasi Pengecer (Retailer Cooperative) : Pengecer-pengecer

independen yang membentuk organisasi pembelian pusat dan melakukan

kegiatan-kegiatan promosi bersama.

4. Koperasi Konsmen (Consumer Cooperative) : Perusahaan eceran yang

dimiliki pelanggannya. Dalam koperasi konsumen, penduduk

menyerahkan uang untuk membuka toko mereka sendiri, memberikan

suara untuk menetapkan kebijakannya, memilih suatu kelompok untuk

mengelolanya, dan menerima deviden keanggotaan.

5. Organisasi Waralaba (Franchise Organization) : Perhimpunan

berdasarkan kontrak antara pemberi waralaba (produsen, pedagang besar,

organisasi jasa) dan pemegang waralaba (pengusaha indipenden yang

membeli hak untuk memiliki dan menjalankan satu atau beberapa unit

dalam sistem waralaba tersebut).

6. Konglomerat Pedagangan (Merchandising Conglomerate) : Perusahaan

berbentuk besar yang menggabungkan beberapa lini eceran yang

berbeda-beda dan terbentuk di bawah kepemilikan yang terpusat, bersama

suatu penggabungan distribusi dan manajemen.

Menurut (Kotler, 2005 : 215 – 216), pengecer (retailer) adalah

setiap usaha bisnis yang volume penjualannyan terutama berasal dari eceran.

(39)

1. Toko barang khusus (Specialisasi Store) : Lini produk yang sempit dengan

keragaman yang dalam. Toko pakaian adalah toko lini tunggal, toko

pakaian pria adalah toko lini terbatas, dan toko kemeja pesanan pria adalah

toko yang sangat khusus.

2. Toko serba ada (Derpartemen Store) : Beberapa lini produk biasanya

pakaian, perlengkapan rumah, dan barang kebutuhan keluarga dengan

masing-masing lini yang ditempatkan sebagai bagian tersendiri yang

dikelola pembeli khusus atau pedagang khusus.

3. Pasar swalayan (Supermarket) : Usaha yang relative besar, berbiaya rendah,

bermarjin rendah, bervolume tinggi, swa-layan, yang dirancang untuk

melayani semua kebutuhan untuk makanan, sarana mencuci, dan

produk-produk keluarga.

4. Toko kenyamanan (Convinience Store) : Toko yang relative kecil dan

terletak dekat daerah pemukiman, dibuka berjam-jam, tujuh hari dalam

seminggu, dan menjual lini terbatas produk-produk kenyamanan dengan

tingkat perputaran yang tinggi dan harga yang sedikit lebih tinggi, ditambah

dengan roti lapis, kopi, dan minuman ringan yang dibawa pulang.

5. Toko diskon (Discount Store) : Barang dagangan standard yang dijual

dengan harga yang lebih murah, dengan marjin yang lebih rendah dan

volume yang lebih tinggi.

6. Pengecer potongan harga (Off-Price Retailer) : Barang dagangan yang

dibeli di bawah harga pedagang besar biasa dan dijual di bawah harga

(40)

7. Toko besar (Superstore) : Ruang penjualan sekitar 35.000 kaki persegi

yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan seluruh konsumen untuk jenis

produk makanan dan non-makanan yang dibeli rutin, ditambah dengan

layanan seperti binatu, binatu kimia, perbaikan sepatu, pencairan cek, dan

pembayaran tagihan.

8. Ruang pameran katalog : Pilihan yang sangat banyak barang-barang

berharga tinggi, mengalami perputaran cepat, dan bermerek dengan harga

diskon. Pemesan memesan barang melalui katalog, kemudian mengambil

barang ini di tempat pengambilan barang di toko tersebut.

G. Supermarket

Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual

segala kebutuhan sehari-hari. Barang-barang yang dijual di supermarket

biasanya seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan keluarga.

Selain supermarket dikenal pula minimarket. Sebuah minimarket sebenarnya

adalah seperti "toko kelontong" atau yang menjual segala macam barang dan

makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda

dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana

pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak dagangan

dan membayarnya di kasir. Dalam pemasarannya supermarket dan minimarket

membidik konsumen golongan menengah ke atas.

Kunci sukses supermarket terletak pada pemilihan lokasi yang dekat

dengan pemukiman, selain itu ketersediaan tempat parkir dan desain eksterior

(41)

kemudian berbelanja. Desain interior toko sangat berpengaruh terhadap minat

konsumen untuk berbelanja, yang perlu diperhatikan mengenai desain interior

toko adalah :

1. Mengalokasikan seefisien mungkin ruang toko untuk masing-masing

kategori barang.

2. Membuat sirkulasi arus pelanggan senyaman mungkin sangat penting guna

memudahkan pelanggan masuk untuk memilih barang dan transaksi.

Sirkulasi yang sering digunakan adalah sirkulasi grid (sejajar), sirkulasi

jenis ini mempunyai keuntungan sebagai berikut :

a. Barang dagangan mudah terlihat per kategorinya

b. Pembersihan ruangan toko juga mudah

c. Keamanan barang mudah dijaga

d. Memungkinkan pelanggan untuk memilih barang sendiri

3. Membuat pencegahan kehilangan barang, penempatan ruang yang efisien,

dan sirkulasi yang baik memudahkan pengawasan maka kehilangan barang

dapat diminimalisir.

H. Definisi Operasional

1. Variasi Produk

Variasi adalah ketidakseragaman dalam proses operasional

sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas produk (barang/jasa)

yang dihasilkan. Sedangkan Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan

kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan

(42)

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa variasi

produk adalah penciptaan produk-produk yang berbeda-beda baik dari segi

ukuran kemasan, rasa, jenis, dan lain-lain untuk memenuhi atau

melengkapi kebutuhan dan keinginan konsumen secara luas.

2. Mutu Produk

Pengertian mutu produk menurut Kotler (dalam http://7.%20

Hikmah %20 Endrawat.com) adalah kemampuan sebuah produk

menjalankan fungsinya. Mutu produk meliputi tahan lama, handal, teliti,

kemudahan operasional, perbaikan, dan atribut-atribut lainnya yang

bernilai. Dari sudut pemasaran mutu produk dilihat dari persepsi pembeli.

Mutu telah didefinisikan secara berfariasi sebagaifitness for us,

conformance to requirements,freedom for fariation,danAmerican Society

for Quality Control mendefinisikan mutu sebagai citra dan karakteristik

sebuah produk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan. Mutu dibagi

menjadi dua yaitu :

a. Performance quality

Merujuk pada tingkat mana sebuah produk menjalankan fungsinya.

Contoh produk sabun mandi memiliki performance quality untuk

membersihkan badan dari kotoran dan serta bau keringat.

b. Conformance quality

Merujuk pada konsistensi produk menyerahkan peformans tertentu.

Contoh produk sabun mandi memilikiconformance qualitytahan lama

(43)

3. Murahnya Harga

Murahnya harga adalah harga sebuah produk lebih rendah dari

harga yang berlaku di pasar atau lebih rendah dari harga produk-produk

yang sejenis di pasar (http:// sukardiarifin. blogspot. com).

I. Desain

Desain meliputi display eksterior dan display interior. display

adalah susunan-susunan dalam toko yang memberikan kemungkinan untuk

dilihat yang besar bagi merek suatu produk secara relatif untuk bersaing

dengan merek-merek lainnya (http://www.desain toko.com).

1. Displayeksterior meliputi :

a. Jendela

b. Pintu masuk

c. Desain nama toko

d. Tempat parkir

2. Displayinterior antara lain meliputi :

a. Susunan barang yaitu banyaknya ragam barang yang terdiri dari

berbagai jenis dan merek sehingga diperlukan kecermatan dalam

penyusunan barang tersebut, terdiri dari :

1) Pengelompokan barang

2) Pengaturan barang

(44)

b. Penyajian barang yaitu keberadaan barang-barang yang dijual,terdiri

dari :

1) Kemudahan memperoleh barang

2) Pengadaan barang

3) Perubahandisplay

c. Penampilan barang yaitu keadaan suatu barang yang dijual serta faktor

penunjang lainnya yang mungkin dapat membantu kesuksesan sebuah

display, terdiri dari :

1) Kebersihan

2) Kerapihan

3) Pencahayaan

J. Promosi

Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 63) promosi adalah aktivitas

yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk

membelinya. Program pemasaran yang efektif memadukan semua elemen

bauran pemasaran kedalam suatu program, yang dirancang untuk mencapai

tujuan pemasaran perusahaan dan menghantarkan nilai kepada konsumen.

Bauran pemasaran merupakan sarana taktis perusahaan untuk menentukan

positioningyang kuat dalam pasar sasaran.

Setiap perusahaan akan mempromosikan beberapa perbedaan yang

paling menarik untuk pasar sasaranya. Perusahaan perlu mengembangkan

(45)

penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati tempat khusus dan

dihargai dalam benak pelangganya.

Pada umumnya, posisi terbaik yang akan dipromosikan adalah

pelayanan terbaik, harga termurah, nilai terbaik, dan teknologi yang paling

mutakhir. Jika perusahaan terus mempromosikan salah satu posisi ini dan

benar-benar membuktikanya, masyarakat akan tahu dan ingat keunggulan

tersebut (Kotler dan Susanto 2001 : 404).

K. Minat

Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang,

masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat

harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan

aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap

kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan

kegiatan tersebut (www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm).

Pengertian minat menurut pendapat Slameto (dalam http://

mathedu-unila.blogspot.com) yang menyatakan “bahwa minat adalah rasa

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri

sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat

hubungan tersebut maka semakin besar minatnya”. Sedangkan menurut

pendapat Sandjaja minat adalah bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau

(46)

tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk

melakukan suatu aktivitas

Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa

keberadaan minat berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya

konsumen terhadap suatu obyek, subyek atau aktivitas. Jika konsumen suka

terhadap obyek, subyek atau aktivitas, maka konsumen akan menerimanya

yang berarti konsumen berminat dan cenderung untuk tertarik dan menyukai

obyek, subyek atau aktifitas tersebut. Jika konsumen tidak suka maka akan

menolaknya yang berarti tidak berminat.

L. Pembelian Ulang

Pembelian ulang merupakan pembelian yang pernah dilakukan oleh

pembeli terhadap suatu produk yang sama, dan akan membeli lagi untuk

kedua atau ketiga kalinya. Situasi kedua ini berada di antara situasi pertama

dan ketiga dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan,

informasi yang diperlukan, dan berbagai alternatif yang harus

dipertimbangkan. Keputusan yang harus diambil dalam situasi kedua ini relatif

lebih mudah daripada situasi yang pertama (Swastha D.H. dan Irawan,

2005 : 131).

Minat beli ulang adalah tingkat kemungkinan konsumen untuk

membeli suatu produk yang sama secara berulang kali, dikarenakan konsumen

pernah mengkonsumsi suatu produk dan memperoleh kepuasan yang

(47)

M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang

Minat konsumen untuk membeli kembali suatu produk dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut (http://endyf.blogspot.com) :

1. Faktor psikologis

faktor psikologis merupakan faktor pendorong yang berasal

dari dalam diri konsumen, faktor psikologis yang mempengaruhi

seseorang untuk membeli terdiri beberapa faktor yaitu :

a. Motivasi, yaitu dorongan seseorang untuk bertindak guna memuaskan

kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang

dimilikinya.

b. Persepsi, yaitu proses seorang individu memilih, mengorganisasi dan

mengintepretasi masukan-masukan untuk menciptakan gambaran yang

bermakna.

c. Pengetahuan, yaitu pembelajaran yang meliputi perubahan dalam

perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Keyakinan dan pendirian yang dapat diperoleh seseorang melalui

bertindak dan belajar.

2. Faktor sosial

Faktor sosial merupakan proses dimana perilaku seseorang

dipengaruhi oleh keluarga, status sosial, dan kelompok acuan, kemudian

pemberdayaan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi

(48)

3. Sikap konsumen

Sikap konsumen merupakan suatu tindakan nyata konsumen

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keyakinan konsumen

terhadap kualitas suatu produk, keyakinan terhadap referen serta

pengalaman masa lalu konsumen.

4. Norma subyektif

Norma subjektif merupakan komponen yang berisikan

keputusan yang dibuat oleh individu setelah mempertimbangkan

pandangan orang-orang disekitarnya yang mempengaruhi terhadap suatu

obyek tertentu.

5. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu juga sangat mempengaruhi minat beli

ulang. Konsumen yang pernah mengkonsumsi suatu produk akan

menjadikannya sebagai pengalaman dan akan menggunakan

pengalamannya tersebut sebagai penentu keputusan pembelian ulang. Jika

konsumen mempunyai pengalaman yang baik berkaitan dengan suatu

produk tertentu maka ia akan melakukan pembelian ulang terhadap produk

tersebut, akan tetapi jika konsumen mempunyai pengalaman yang buruk,

maka ia tidak akan membeli kembali produk tersebut.

N. Referensi Penelitian Terdahulu

1. Susanto, (2008). Pengaruh Attractiveness, Trustworthiness, Expertise

(49)

kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Pemakai dan Pemirsa-Iklan Rokok Star Mild.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Attractiveness,

trustworthiness, expertise dan power model iklan secara simultan

berpengaruh positif terhadap niat beli ulang konsumen. danAttractiveness,

trustworthiness, expertise dan power model iklan secara parsial

berpengaruh positif terhadap niat beli ulang konsumen.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode kuesuener, wawancara, observasi dengan menggunakan skala

Likert sebagai teknik pengukuran data. Sedangkan untuk pengunjian

instrumennya menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Untuk

menghitung pengaruh attractiveness, trustworthiness, expertisedan power

model iklan terhadap niat beli ulang konsumen dalam iklan rokok Star

Mild dapat menggunakan alat analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis regresi linier berganda memberikan koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,105, yang berarti bahwa keempat variabel

indipenden (Attractiveness, Trustworthiness, ExpertisedanPower) mampu

menjelaskan 10,5% perubahan pada variable dependen (niat beli ulang),

sedangkan pengaruh variabel indipenden secara simultan atau

bersama-sama terhadap variabel dependen bersifat signifikan. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai p value = 0,031. Karena nilaip value < 0,05 maka

keempat variabel indipenden secara bersama-sama memiliki pengaruh

(50)

Pengujian secara individu diketahui dari uji t bahwa semua

variabel indipenden berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen.

Untuk variabel X1 (Attractiveness), diperoleh nilai p value = 0,823,

variabel X2(Trustworthiness), diperoleh nilaip value = 0,482, variabel X3

(Expertise), diperoleh nilai p value = 0,241, dan variabel X4 (Power),

diperoleh nilai p value = 0,842 yang kesemuannya lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa variabel indipenden secara individual

(parsial) tidak berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen.

2. Arintoko, Ant. Widiwibowo. 2005. Pengaruh Pengetahuan Tentang

Faktor Harga dan Desain Produk terhadap Minat Beli Produk Honda

Supra Fit. Studi kasus Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan

Kabupaten Magelang. Yogyakarta : Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta (skripsi yang tidak

dipublikasikan).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pengetahuan tentang faktor harga pada produk Honda Supra Fit terhadap

minat beli konsumen, untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang

faktor desain pada produk Honda Supra Fit terhadap minat beli konsumen,

dan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang faktor harga dan

desain secara bersama-sama pada produk Honda Supra Fit terhadap minat

beli konsumen.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

(51)

sebagai teknik pengukuran data. Sedangkan untuk pengunjian

instrumennya menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Untuk

menghitung pengaruh pengetahuan tentang faktor harga dan desain pada

produk Honda Supra Fit terhadap minat beli konsumen dapat

menggunakan alat analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis regresi linier berganda memberikan koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,550, yang berarti bahwa kedua variabel

indipenden (pengetahuan tentang faktor harga dan desain pada produk

Honda Supra Fit) mampu menjelaskan 55.0% perubahan pada variabel

dependen (minat beli), sedangkan pengaruh variabel indipenden secara

simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen bersifat

signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai p value = 0.0314. Karena nilai

p value < 0,05 maka kedua variabel indipenden secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian secara individu diketahui dari uji t bahwa semua

variabel indipenden berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen.

Untuk variabel X1(pengetahuan tentang faktor harga pada produk Honda

Supra Fit), diperoleh nilai p value = 0,0365, variabel X2 (pengetahuan

tentang faktor desain pada produk Honda Supra Fit), diperoleh nilai

p value = 0,0329 yang keduannya lebih kecil dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa variabel indipenden secara individual (parsial)

(52)

O. Kerangka Pemikiran Teoretis

Untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka penulis

menyusun kerangka pemikiran teoretis dari penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoretis

s

Keterangan :

Berpengaruh secara parsial

Berpengaruh secara simultan Variasi dan mutu produk

(X1) Indikator :

Ketersediaan berbagai pilihan produk, keberagaman produk yang dijual, tanggal kedaluarsa, kemasan tidak rusak.

Minat beli ulang konsumen

(Y)

Daya tarik promosi (X4)

Indikator :

Bentuk dan ukuran, isi slogan, kejelasan pesan yang disampaikan.

Murahnya harga (X2) Indikator :

Produk yang sama harga lebih murah, produk yang sama di diskon di tempat lain tidak, lokasi lebih dekat.

Desain toko (X3) Indikator :

(53)

Kerangka pemikiran teoritis penelitian seperti yang terdapat pada

gambar 2.1 menjelaskan bahwa variabel variasi dan mutu roduk (X1),

murahnya harga (X2), desain toko (X3), serta daya tarik promosi (X4), secara

parsial dan simultan mempengaruhi minat beli ulang konsumen (Y).

P. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan diuji

kebenarannya. Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dilakukan, maka

dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

Variabel variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko, serta daya

tarik promosi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap minat beli

(54)

33

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian studi kasus.

Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek

tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh

termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya (Umar, 2005 : 30). Penelitian

ini hanya dilakukan pada obyek tertentu, dalam hal ini penulis akan meneliti

tentang minat beli ulang konsumen di Alfamart. Kesimpulan yang didapat dari

penelitian ini hanya berlaku pada obyek yang bersangkutan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian : Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai

dengan April 2010.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah konsumen yang sedang berbelanja di

Alfamart Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah variabel yang bisa diukur dan yang

(55)

konsumen terhadap variasi dan mutu produk, murahnya harga, desain toko

serta daya tarik promosi berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2001:32) variabel penelitian adalah suatu hal

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (Independent Variables)

Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada

variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah :

a) Variasi dan Mutu Produk

Variasi produk adalah terciptanya berbagai pilihan produk yang

berbeda-beda sehingga memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Mutu produk adalah citra dan karakteristik sebuah produk yang

meliputi keunggulan produk seperti tahan lama, handal, dan dapat

memenuhi kebutuhan konsumen.

b) Murahnya Harga

Murahnya harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan konsumen

untuk mendapatkan suatu barang yang dijual di Alfamart Pringgodani

lebih sedikit dibandingkan apabila konsumen berbelanja di toko-toko

(56)

c) Desain Toko

Desain toko adalah tata ruang toko yang meliputi desain interior dan

eksterior toko yang memberikan kemungkinan suatu barang tertata

dengan sehingga membuat konsumen nyaman untuk berbelanja.

d) Daya Tarik Promosi.

Daya tarik promosi adalah efektifnya promosi yang dilakukan toko

untuk menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk

membelinya. Dalam hal ini Alfamart Pringgodani melakukan promosi

dengan cara membagikan brosur dan pamflet.

Tabel 3.1

Gambaran Variabel Bebas

Variabel Aspek Indikator

Variasi dan mutu produk. Jenis-jenis produk

dan kualitas produk

Meliputi ketersediaan berbagai pilihan

produk, keberagaman produk yang dijual,

tanggal kedaluarsa, kemasan tidak rusak.

Murahnya harga. Perbandingan harga

apabila konsumen

berbelanja di toko

lain.

- Produk yang sama harga lebih murah

daripada toko lain.

- Produk yang sama di diskon di tempat

lain tidak.

- lokasi lebih dekat.

Desain toko. Interior dan

eksterior toko.

Tidak panas, penerangan baik, akses yang

mudah, ketersediaan tepat parkir, kerapian

toko, pengelompokan barang.

Daya tarik promosi. Brosur dan pamflet.

billboard,

Bentuk dan ukuran, isi slogan, kejelasan

pesan yang disampaikan.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel

lain. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah minat beli ulang

(57)

Minat beli ulang konsumen adalah keinginan yang akan

mengarahkan seseorang untuk melakukan pembelian ulang di toko yang

sama, dan akan membeli lagi untuk kedua atau ketiga kalinya.

Tabel 3.2

Gambaran Variabel Terikat

Variabel Aspek Indikator

Minat beli ulang Kesetiaan konsumen mau

membeli lagi di toko yang

sama

- Kenaikan harga tidak serta merta

pindah ke toko lain.

- Mengajak orang lain untuk berbelanja

ke toko yang sama.

- Habis persediaan lalu membeli lagi ke

toko yang sama.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan oleh individu sendiri

(Boedijoewono, 2001 : 12). Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian

ini adalah tanggapan konsumen terhadapmarketing mixdan kesediaan minat

beli ulang.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan oleh pihak lain

(Boedijoewono, 2001 : 12). Data sekunder dapat berupa laporan penjualan

dari pemasok, informasi tentang tren sosial dan gaya hidup yang penting

(58)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu :

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

daftar pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden yang

berhubungan dengan tanggapan konsumen terhadap marketing mix dan

kesediaan minat beli ulang.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis

atas gejala-gejala (fenomena) yang sedang diteliti. Observasi harus

dilakukan secara teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang bisa

diandalkan (Utari B.R., 2005 : 23).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari objek yang

akan diteliti dari majalah dan dokumen yang masih berhubungan dengan

keputusan pembelian

G. Teknik Pengukuran Data

Teknik pengukuran data adalah cara yang digunakan untuk

menentukan bentuk data. Dalam penelitian ini teknik pengukuran data yang

digunakan adalah skala Likert, karena metode ini mudah dipahami. Metode

skala Likert ini menjelaskan responden diminta menyatakan setuju atau tidak

setuju atas berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan atribut obyek yang

(59)

Sangat setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral/Ragu ragu (N) = 3

Tidak setuju (TS) = 2

Sangat tidak setuju (STS) = 1

H. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi atau Universe adalah jumlah dari keseluruhan obyek

(satuan-satuan atau individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga

(Djarwanto Ps. dan Subagyo, 2000 : 107).

Populasi dalam penelitian ini adalah jenis populasi yang tidak

dapat diketahui jumlahnya yaitu semua orang yang berbelanja di Alfamart.

2. Sampel

Menurut Djarwanto Ps. dan Subagyo (2000 : 108) sampel adalah

sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan

dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari

pada jumlah populasinya).

Karena dalam penelitian ini adalah jenis populasi yang tidak dapat

diketahui jumlahnya yaitu semua orang yang berbelanja di Alfamart

Jln. Pringgodani, Mrican, Yogyakarta. Maka penulis memutuskan

menggunakan sebanyak 100 orang responden yang kebetulan bertemu

dengan penulis sebagai jumlah sampel secara umum, dalam hal ini penulis

(60)

riset penelitian, serta penulis juga mempertimbangkan dari segi waktu dan

biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini.

I. Teknik Pengambilan Sampel

Nawawi (dalam Utari B.R., 2005 : 15) mendefinisikansamplingatau

teknik pengambilan sampel sebagai cara untuk menentukan sampel yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data

sebenarnya dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar

diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Nonprobability Sampling

yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik penentuan sampel yang digunakan yaitu Sampling Insidental adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/insidentalbertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data

(Sugiyono, 2008 : 120–122).

Sedangkan agar jawaban yang diberikan responden obyektif penulis

mempertimbangkan dalam pengambilan sampel dengan syarat responden

(61)

J. Metode Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Uji validitas adalah Untuk mengetahui seberapa valid alat ukur

dapat mengungkapkan secara tepat gejala yang akan diukur dengan

menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Pengukuran atau

pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara nilai dari

tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total. Dari perhitungan tersebut dapat

diketahui seberapa besar masing-masing sumbangan item pertanyaan

terhadap skor total.

Rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment (Sutrisno

dalam Utari BR, 2005:29) :



                    

2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N xy

r

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)

X = Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari

responden

Y = Total butir dari jawaban responden

∑X = Jumlah skor butir

∑XY = Jumlah hasil kali antara X dan Y

(62)

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka

ketentuannya adalah sebagai berikut :

a. Jika rhitung≥rtabeldengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen tersebut

dikatakan valid.

b. Jika rhitung < rtabeldengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen tersebut

dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan

yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2005 : 57). Reliabilitas

menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka

berapa kali pun diambil tetap akan sama.

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skor nya bukan 1 dan 0, misalnya kuesioner atau

soal bentuk uraian.

RumusCronbach’s Alpha:

1 11 k

k

r



2

2 t b

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

(63)

b2 = Jumlah varian butir

σ 2t

=

Varian total

K. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik Model Regresi Berganda

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model

regresi linier berganda dalam menganalisis telah memenuhi asumsi klasik.

Model regresi linier berganda akan lebih tepat digunakan, jika memenuhi

asumsi berikut ini (Sunyoto, 2007 : 89–105) :

a. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi

berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas (independent

variable) (Xl, X2, X3, X4... Xn), dimana akan di ukur tingkat asosiasi

(keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui

besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika

koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,60 (pendapat

lain : 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas, jika

koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60

(r≤0,60).

Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat

digunakan cara lain yaitu dengan :

1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan

(64)

2) Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi

penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat

dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :

(a) Besar nilaitolerance(α) :

α = 1 / VIF

(b) Besar nilaivariance inflation factor(VIF) :

VIF = 1 / α

Variabel bebas mengalarni multikolinieritas jika :

α hitung<α dan VIF hitung> VIF

Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika :

α hitung> α dan VIF hitung< VIF

b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai

sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan

observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama

disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama/berbeda

disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS

melalui grafik scatterplot antara Z prediction(ZPRED) yang merupakan

variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya

(65)

Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil

pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun

di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola

yang teratur.

Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya

mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun

bergelombang-gelombang.

c. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki

masalah autokorelasi, jika terjadi autokoreIasi maka persamaan tersebut

menjadi tidak baik/tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi

baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu

periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode

t-1 (sebelumnya).

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah

autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai

berikut :

1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2)

2) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2

atau -2≤DW≤+2

(66)

d. Uji Asumsi Klasik Normalitas

<

Gambar

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran Teoretis
Tabel 3.1Gambaran Variabel Bebas
Tabel 3.2Gambaran Variabel Terikat
Gambar 4.1Stuktur Organisasi Alfamart Pringgodani
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi harga, strategi produk, dan desain atmosfer toko terhadap minat beli konsumen. Jenis penelitian ini

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa suasana toko dan lokasi usaha secara parsial berpengaruh positif terhadap niat beli ulang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi atas atribut toko (harga, lokasi, pelayanan dan kelengkapan barang) terhadap minat beli konsumen pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1) Tampilan desain situs web, promo diskon, dan kepuasan konsumen secara simultan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen

minat beli terhadap produk, tentunya toko perlu melakukan promosi... Dalam menciptakan penjualan suatu usaha distro harus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas produk, promosi, dan harga memiliki pengaruh terhadap minat beli ulang pada pembelian produk Kopi Kenangan. Studi

Kualitas pelayanan islam terdapat pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang konsumen di Mandcap Jiwa Pati dengan jumlah t hitung 4,121 > t tabel 1,984.. Variasi produk dan

Pengaruh Desain Tampilan Website, Promosi Penjualan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Minat Beli Ulang di Toko Online Elevenia, Surakarta.. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap