• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh: NAURAH NAZHIFAH AGUSSALIM NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh: NAURAH NAZHIFAH AGUSSALIM NIM :"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN

SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Oleh:

NAURAH NAZHIFAH AGUSSALIM

NIM : 105731121916

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

(2)

i

HALAMAN JUDUL

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN

SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Oleh

NAURAH NAZHIFAH AGUSSALIM

NIM : 105731121916

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S. Ak) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

(3)

ii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

1. Kedua orang tua tercinta Ayah Muhammad Agussalim dan Ibu Nur Ridawati, yang telah memberikan doa yang tulus serta semangat yang tak pernah putus sehingga penuliss dapat menyelesaikan skripsi ini.

2.

Saudara saya yang telah memberikan dukungan untuk proses

penyelesaian skripsi ini

3.

Bapak dan ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama

ini tulus dan ikhlas dalam meluangkan waktunya untuk memberikan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4.

Para sahabat dan teman

– teman yang selalu memberi bantuan

dan semangat beserta dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

MOTTO HIDUP

Hidup tidak akan memberikanmu semua yang kau cintai tapi kerelaan membuatmu mencintai apa yang kau miliki

(4)

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRPSI

Judul Penelitian : “Analisis Tingkat Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah StockSplit Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” Nama Mahasiswa : NAURAH NAZHIFAH AGUSSALIM No. Stambuk/ NIM : 105731121916

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah diujiankan serta dipertahankan di hadapan penguji pada Ujian Skripsi yang dilaksanakan pada tanggal 07 November 2020 di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis di Ruangan IQ 7.1 Gedung Iqra Unismuh Makassar.

Makassar,03 November 2020 Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP Endang Winarsih, SE.,M.Ak

NBM. 1 073 428 NIDN: 0913029101

Tanggal : Tanggal :

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1 073 428

(5)

iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi atas Nama Naurah Nazhifah Agussalim, NIM 105731121916, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar pada tanggal 24 Rabi’ul Awal 1442 H / 7 November 2020 M sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 24 Rabi’ul Awal 1442 7 November 2020 M PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof .Dr. H. Ambo Asse, M.A (………) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (………) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM (………) (Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Ismail Badollahi, SE., M. Si. Ak. CA. CSP (……….)

2. Faidhul Adziem, SE., M.Si (….………) 3. Samsul Rizal, SE., MM (……….)

4. Wahyuni., M. Ak (………….……)

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

(6)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatanga n dibawah ini :

Nama : Naurah Nazhifah Agussalim Stambuk : 105730111916

Jurusan : Akuntansi

Denganjudul : “Analisis Tingkat Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 7 November 2020

Yang Membuat Pernyataan

Naurah Nazhifah Agussalim NIM.105731121916

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Ismail Rasulong, SE.,MM

NBM. 903078

Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. Ismail Badollahi,SE,M.Si.Ak.CA.CSP NNBM. 1073428

(7)

vi

ABSTRAK

Naurah Nazhifah Agussalim. 2020. Analisis Tingkat Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock split Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing Ismail Badollahi dan Endang Winarsih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang didukung oleh metode kualitatif. Populasi dalam penelitian adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2019. Sampel dalam penelitian ini adalah 55 perusahaan yang melakukan stocsplit. Teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder yang dianalisis dengan uji Paired Sample t-Test. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

(8)

vii

ABSTRACT

Naurah Nazhifah Agussalim. 2020. Analysis of Stock Liquidity Level Before and After Stock Split in Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange. Thesis. Department of Accounting, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Advisors Ismail Badollahi and Endang Winarsih.

This study aims to determine whether there is a significant difference in stock liquidity before and after the stock split. The type of research used is quantitative supported by qualitative methods. The population in the study were all companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2016-2019 period. The sample in this study were 55 companies that carried out a complete inventory. The data collection technique used secondary data which was analyzed by the Paired Sampel t-Test. The results showed that there was no difference before and after the announcement of the stock split.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya serta petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan judul “Analisis Tingkat Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI 2016-2019”. Salam dan shalawat tidak lupa peneliti haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi yang menuntun ummatnya dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang-benderang dengan segala ilmu dan sunnahnya.Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis diberi bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara materi maupun moril. Oleh karena itu penulis meyampaikan rasa hormat dan sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Ismail Rasulong,S.E, M.Si selaku penasehat akademik yang senantiasa memberikan bimbingan kepada peneliti

(10)

ix

yang senantiasa mengarahkan penulis sehingga Skripsi dapat selesai dengan baik.

6. Endang Winarsih, SE.,M.Ak, selaku pembimbing II atas bimbingan dan arahan yang diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam memberikan ilmu kepada penulis.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Orang Tua penulis yang telah membantu dan membimbing penulis.

10. Sahabat saya M.Zulkifli, Tri Indar Asmin, Saekal, Herlina, Nur Santi, dan Tutut Rinda yang sudah membantu dan memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Kakanda Kadriati Hasyim yang telah membagi ilmunya dan membimbing hingga skripsi ini selesai.

12. Rekan-Rekan akuntansi kelas AK.F 2016 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kenangan indah yang kalian berikan, moment yang tak terlupakan dari semester satu hingga sampai sekarang ini.

13. Semua pihak yang telah membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung dalam seluruh proses selama berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Namun, peneliti sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila

(11)

x

terjadi kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Oleh karena, itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan peneliti.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 02 September 2020

Naurah Nazhifah Agussalim 105731121916

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ...1 A. Latar Belakang ...1 B. Rumusan Masalah ...6 C. Tujuan Penelitian...6 D. Manfaat Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...7

A. Teori Stock split ...7

B. Pasar Modal ...8 C. Saham ... 10 D. Likuiditas ... 18 E. Stock split ... 24 F. Penelitian Terdahulu ... 26 G. Kerangka Konsep ... 34

(13)

xii

H. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Defenisi Operasional Variabel ... 37

D. Populasi dan Sampel ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Gambaran Umum BEI ... 42

B. Hasil Penelitian ... 47

C. Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...31 Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock split Tahun

2016-2019 ...39 Tabel 4.1 Rata-Rata Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah

Stock split ...48 Tabel 4.2 Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov ...50 Tabel 4.3 Uji Hipotesis Paired Sample t-Test ...51

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ...34 Gambar 4.1 Struktur Organisasi BEI ...47

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Hasil Uji Turnitin ...62

Lampiran 2 Surat Balasan ...63

Lampiran 3 Jumlah Saham yang Diperdagangkan ...64

Lampiran 4 Volume Perdagangan Saham ...70

Lampiran 5 Rata – Rata Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split ...76

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi perekonomian yang tidak menentu berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan dunia usaha. Pada saat ini sudah menjadi informasi umum bahwa negara-negara di dunia ini tengah menghadapi suatu krisis keuangan secara global. Hal ini telah mengubah tatanan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Krisis yang sedang dihadapi hampir semua negara. Ini merupakan imbas dari krisis finansial yang terjadi di Wuhan yang disebabkan adanya penyakit covid19 pada tahun 2019 dan semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia termasuk negara-negara berkembang pada tahun 2020.

Imbas krisis keuangan global sangat mempengaruhi pasar keuangan di Indonesia yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makro ekonomi secara umum. Tambunan (2001) mengemukakan bahwa secara teori kemungkinan bisa ada lebih dari satu faktor yang secara bersamaan menyebabkan krisis ekonomi terjadi. Salah satu dampak yang paling berpengaruh dari krisis ekonomi ini adalah nilai tukar rupiah yang semakin melemah terhadap dollar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semakin tidak sehat, dan tentu saja kegiatan ekspor yang terhambat karena berkurangnya permintaan dari luar negeri. Selain itu penghentian pasar transaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu dampak nyata.

(18)

Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat besar terutama setelah pemerintah melakukan berbagai regulasi di bidang keuangan termasuk pasar modal. Hasnan (2005) menjelaskan bahwa pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi, selain itu pasar modal merupakan salah satu alternative bagi perusahaan untuk menghimpun dana dari investor. Dalam melakukan investasi, para investor membutuhkan suatu informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam suatu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi mereka. Informasi yang dapat mengurangi tingkat ketidakpatian yang terjadi sehingga keputusan yang diambil diharap akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Pasar modal juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek tersebut dan bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi melalui perdagangan sekuritas (Darmadji dan Fakhruddin, 2012).

Bentuk sekuritas yang dikenal dan diperdagangkan dipasar modal adalah saham. Miskhin dan Eakins (2009) mengemukakan bahwa saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau emiten. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.

Ada banyak informasi dalam pasar modal yang dapat diperoleh investor baik informasi yang tersedia dipublik maupun informasi pribadi (privat). Salah

(19)

3

satu informasi yang tersedia adalah mengenai pengumuman stock split. Prasetyo (2015) mengemukakan bahwa pemecahan saham (stock split) adalah memecah saham menjadi n lembar saham, dengan harga per lembar saham baru sebesar 1/n dari harga saham sebelumnya. Stock split juga diartikan sebagai tindakan memecah nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil dan jumlah lembar saham menjadi banyak. Brigham dan Ehrhardt (2013) mengemukakan bahwa stock split merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar. Aktifitas tersebut biasanya dilakukan pada saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan harga yang lebih rendah akan menghasilkan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga semula. Misalnya harga sebuah saham sebelum pemecahan saham Rp.1.000 dan setelah pemecahan saham Rp.600 (dengan ratio stock split 1:2). Seharusnya harga yang terjadi dengan adanya pemecahan saham adalah Rp.500 tapi disebabkan dengan adanya mekanisme pasar, harga harga yang terbentuk adalah Rp.600, maka kenaikan saham Rp.100 akan meningkatkan return bagi investor, oleh karena itu pemecahan saham akan menjadi lebih menarik. Perusahaan melakukan stock split untuk meningkatkan likuiditas saham. Beberapa perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan stock split dalam beberapa tahun terakhir. Tentunya stock split dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai kinerja bagus. Dengan dilakukannya stock split oleh perusahaan, maka investor dapat membeli saham dengan harga yang relatif rendah dan hal tersebut menyebabkan frekuensi transaksi semakin tinggi. Dengan adanya pemecahan saham ini diharapkan likuiditas sahamnya meningkat, karena investor dapat

(20)

membeli saham dengan harga dengan harga per lembar saham baru sebesar 1/n dari harga saham sebelumnya.

Stock split juga diartikan sebagai tindakan memecah nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil dan jumlah lembar saham menjadi banyak. Brigham dan Ehrhardt (2013) mengemukakan bahwa stock split merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar. Aktifitas tersebut biasanya dilakukan pada saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan harga yang lebih rendah akan menghasilkan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga semula. Misalnya harga sebuah saham sebelum pemecahan saham Rp.1.000 dan setelah pemecahan saham Rp.600 (dengan ratio stock split 1:2). Seharusnya harga yang terjadi dengan adanya pemecahan saham adalah Rp.500 tapi disebabkan dengan adanya mekanisme pasar, harga harga yang terbentuk adalah Rp.600, maka kenaikan saham Rp.100 akan meningkatkan return bagi investor, oleh karena itu pemecahan saham akan menjadi lebih menarik.

Perusahaan melakukan stock split untuk meningkatkan likuiditas saham. Beberapa perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan stock split dalam beberapa tahun terakhir. Tentunya stock split dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai kinerja bagus. Dengan dilakukannya stock split oleh perusahaan, maka investor dapat membeli saham dengan harga yang relatif rendah dan hal tersebut menyebabkan frekuensi transaksi semakin tinggi. Dengan adanya pemecahan saham ini diharapkan likuiditas sahamnya meningkat, karena investor dapat membeli saham dengan harga rasio antara volume perdagangan dan total saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(21)

5

Kenaikan atau penurunan harga saham biasanya berhubungan dengan volume perdagangan. Dengan demikian peningkatan likuiditas ini disebabkan oleh samakin banyaknya investor yang menjual dan membeli saham (Husnan :2009).

Studi mengenai stock split dilakukan terhadap pasar modal di Indonesia antara lain dilakukan oleh Shochihatuz Zania Fauzi, Suhadak, dan R. Rustam Hidayat tahun 2016 mengenai pengaruh volume aktifitas sebelum dan sesudah stock split pada periode 2012-2014. Hasil yang diperoleh menunjukkan Stock split yang dilakukan perusahaan menyebabkan adanya perubahan aktivitas volume perdagangan serta berpengaruh signifikan terhadap abnormal return. Sementara itu, trading volume activity tidak menunjukkan perubahan drastic sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Perbedaan mendasar pada penelitian yang akan dilakukan yakni periode tahun yang digunakan. Pada penelitian ini akan digunakan data pada periode 2016-2019 sehingga perusahaan yang melakukan stock split akan berbeda. Selain itu, situasi perekonomian yang terus berkembang setiap tahunnya dapat memberi hasil yang berbeda pada penelitian ini.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa diperlukan adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode dan sampel yang berbeda sehingga bisa dijadikan referensi atau bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dan para investor. Berdasarkan uraian diatas penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan memberikan pemahaman ilmiah lebih lanjut mengenai stock split dan pengaruhnya terhadap likuiditas saham.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan oleh pelaku pasar saham untuk melihat pengaruh stock split terhadap likuiditas saham sehingga para investor dapat menginvestasikan dananya dengan return yang diinginkan.

3. Kebijakan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mengambil keputusan terkait penanaman saham dipasar modal dengan melihat kebijakan peusahaan yang melakukan stock split.

(23)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Signalling Theory atau teori sinyal dikembangkan oleh (Ross, 1977), menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita bagus” dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka, sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar.

Signaling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

(24)

B. Pasar Modal

Pasar modal sangatlah penting dalam perekonomian suatu negara khususnya Indonesia. Oleh karena itu pasar modal memiliki fungsi sebagai saran perusahaan untuk menghimpun dana dari masyarakat (investor) dan sebagai sarana masyarakat untuk berinvestasi instrument keuangan yang terdapat dipasar modal.

Darmadji dan Fakhruddin (2012:1) menyatakan “pasar modal adalah tempat diperjual belikannya berbagai instrument keuangan jangka panjang. Seperti uang, ekuitas (saham), instrument derivative dan instrument lainnya”. Sementara itu Tandelilin (2010:26) menyatakan “pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas”.

Menurut Fahmi (2013:48) “pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2015:48) “pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan. Pengertian pasar modal secara umum merupakan pasar diperjual belikannya instrument keuangan jangka panjang antara penjual dan pembeli baik itu individu, korporasi maupun pemerintah. Pasar modal memiliki peran besar dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Selain sebagai sarana berinvestasi, pasar modal juga merupakan sumber dana

(25)

9

bagi perusahaan.

Menurut undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas jangka panjang baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, sedangkan tempat terjadinya transaksi disebut Bursa Efek oleh karena itu bursa efek merupakan arti pasar modal secara fisik.

Salah satu alternatif untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go publik, yaitu dengan mencatatkan saham dipasar modal (listing). Perusahaan yang telah terdaftar di bursa dan saham perusahaan telah mulai diperdagangkan dipasar sekunder, maka perusahaan tersebut akan selalu berusaha meningkatkan kinerja perusahaan dengan tujuan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan harga saham di bursa efek, sebab bagi perusahaan yang telah menjual saham ke masyarakat luas (go public), indikator nilai perusahaan adalah harga saham yang telah diperjual belikan. Perusahaan yang go public adalah perusahaan yang sudah menjual saham nya ke masyarakat umum (hin, 2001:15). Di Indonesia istilah perusahaan go public disebut sebagai perusahaan terbuka (Tbk). Jika harga saham meningkat dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan semakin baik.

(26)

Perusahaan yang telah go public dan memiliki saham dipasar modal biasanya melakukan stock split atau pemecahan saham. Stock split biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya.

Banyaknya peristiwa stock split dipasar modal memberikan indikasi bahwa stock split merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal karena stock split menjadi salah satu alat manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan, dan dalam praktik dipasar modal apabila perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus maka harga akan meningkat lebih cepat.

Adanya stock split menyebabkan saham emiten dipasar akan lebih murah dan jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi deperti ini, maka perdagangan saham pelaku stock split diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya menggalang dana untuk perusahaan akan semakin baik. Selain itu, dengan murahnya harga saham tersebut, kesempatan masyarakat luas untuk ikut memiliki saham ini akan semakin tinggi.

C. Saham

Menurut Husnan (2015) saham adalah secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Sementara Fahmi (2013) mengemukakan bahwa saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena mampu

(27)

11

memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

Hartono (2017) menyatakan bahwa suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). “Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dapa suatu perusahaan atau perseroan terbatas” Darmadji dan Fakhruddin (2012:5). Jadi saham adalah suatu surat berharga sebagai tanda kepemilikan suatu kepemilikan.

1. Harga Saham

Riyanto (2013:240) mengemukakan bahwa “Harga saham merupakan tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas”. Adapun jenis-jenis harga saham menurut Widoatmojo (2005:54) adalah sebagai berikut:

a. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwrite) dan emiten. Dengan demikian akan

(28)

diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

c. Harga pasar

Harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, sedangkan harga saham adalah harga jual dari investor yang satu dengan nvestor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat dibursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga dipasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi dipasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

d. Harga pembukaan

Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari bursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya harga pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukaan, namun itu tidak selalu terjadi.

e. Harga Penutupan

Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pasa saat akhir hari bursa. Dengan keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas

(29)

13

suatu saham, karena ada kesepakatan antara penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.

f. Harga Tertinggi

Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi pada saat hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. g. Harga Terendah

Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain, harga terendah merupakan lawan dari harga tertinggi. h. Harga Rata-Rata

Harga rata-rata merupakan perataan harga tertinggi dan terendah dari saham yang diperjualbelikan.

2. Jenis-Jenis Saham

Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di masyarakat. Menurut Hartono (2017) saham terbagi berdasarkan hak tagih saham:

a. Saham Biasa (common stock)

Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasalah yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian deviden perusahaan.

(30)

b. Saham Preferen

Mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa, sama halnya dengan obligasi yang membayarkan bunga atas pinjamannya, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:6), ada beberapa jenis saham yaitu:

a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:

1) Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

2) Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti ini dikehendaki oleh investor.

b. Dilihat dari cara pemeliharaannya, saham dibedakan menjadi: 1) Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut

tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.

2) Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dan dimana cara

(31)

15

peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

c. Ditinjau dari kinerja perdagangnannya, maka saham dapt dikategorikan menjadi:

1) Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

2) Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 3) Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-

saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stock.

4) Saham spekulatif (spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secra konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5) Saham sklikal (counter cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

3. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

(32)

saham dipasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat mempengaruhi oleh faktor eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2011) harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu:

a. Faktor internal

1) Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan.

2) Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi.

4) Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan investasi dan lainnya. 5) Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik

pengembangan riset dan penutupan usah lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kotrak baru, pemogokan dan lainnya.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba sebelum akhir tahun viscal dan setelah akhir tahun vicscal earning per share (EPS), dividen per shere (DPS), Price Earning Ratio,

(33)

17

Net profit margin, return on assets (ROA) dan lain-lain.

b. Faktor eksternal

1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. 2) Pengumuman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau

terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3) Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan trading.

Menurut Sartono (2015), harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas risiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.

Faktor lain selain faktor-faktor di atas, harga saham juga dapat dipengaruhi oleh kondisi perusahaan. Semakin baik kinerja suatu perusahaan akan berdampak pada laba yang diperoleh perusahaan dan keuntungan yang didapat oleh investor, sehingga akan mempengaruhi peningkatan harga saham.

(34)

D. Likuiditas

1. Pengertian Likuiditas

Bachtiar (2012) menjelaskan bahwa likuiditas merupakan suatu asset menunjukkan beberapa cepat asset tersebut dapat dikonversi menjadi uang kas. Semakin cepat aset tersebut dapat berubah menjadi uang kas maka semakin tinggi likuiditasnya. Saham yang mudah diperjual belikan dalam jangka waktu yang relatif singkat akan diminat oleh banyak orang. Agar mudah untuk diperjual belikan, saham tersebut harus memiliki daya tarik tersendiri seperti harga yang murah dan biaya yang relatif rendah. Subramanyam dan Wild (2010:185) mengemukakan definisi likuiditas adalah “kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi (jangka pendek)”. Fauzi, dkk (2016) mengungkapkan bahwa likuiditas saham juga merupakan aset bagi pemiliknya. Suatu saham dikatakan likuid jika saham tersebut tidak mengalami kesulitan dalam membeli atau menjual kembali. Likuiditas saham merupakan suatu indikator dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi suatu saham dipasar modal dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi saham tersebut, maka semakin tinggi pula likuiditas saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa saham tersebut semakin diminati investor.

2. Tujuan dan Manfaat Likuiditas

(35)

19

berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik pihak dalam maupun pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Berikut ini adalah tujuan dari hasil rasio likuiditas menurut Kasmir (2012:132) adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengu kur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek.

b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan.

c. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

d. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

e. Untuk mengukur seberapa besar perputaran kas.

f. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

g. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya.

h. Sebagai alat bagi pihak luar terutama yang berkepentingan terhadap perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan agar dapat meningkatkan saling percaya.

3. Pengukuran Likuiditas

Menurut Kasmir (2012:134-137) Ada beberapa jenis metode pengukuran rasio likuiditas, sebagai berikut:

(36)

Current ratio atau rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio lancar menunjukkan apakah tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi aktiva lancar dalam periode yang sama dengan jatuh temponya utang. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang memiliki rasio lancar terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan.

Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh temp. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test)

Quick Ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya paling rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan sering menimbulkan kerugian

(37)

21

jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, dalam perhitungan rasio cair (quick ratio), nilai persediaan dikeluarkan dari aktiva cair. Quick ratio or acid test lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, karena dalam perhitungannya semua unsur-unsur persediaan dikurangkan atau dianggap tidak digunakan untuk membayar utang jangka pendek. c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang- utang jangka pendek nya.

4. Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas

Ada beberapa faktor yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas saham sebagaimana dikemukakan oleh Kasmir (2012), yakni:

a. Frekuansi Perdagangan

Frekuansi perdagangan saham sangat mempengaruhi jumlah saham beredar, jika jumlah frekuensi perdagangan besar maka saham tersebut dinyatakan saham aktif diperdagangkan, hal tersebut dikarena banyakannya investor (Taslim dan Wijanyanto, 2016). Dengan meningkatnya permintaan yang akan mempengaruhi peningkatan suatu saham, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat frekuensi perdagangan suatu saham dipasar modal. Frekuensi

(38)

perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli saham yang bersangkutan pada waktu tertentu (Silviyani dkk, 2014). Dengan demikian frekuensi perdagangan dapat menggambarkan reaksi pasar yang mengindikasikan bahwa saham tersebut diminati oleh investor atau sebaliknya.

b. TurnOver

Turnover dapat dihitung sebagai rasio volume perdagangan terhadap saham yang beredar. Turnover biasanya digunakan untuk aktivitas perdagangan yang sering digunakan sebagai variable likuiditas (Afza dan Mirza, 2010). Turnover merupakan ukuran aktivitas perdagangan saham yang dapat dihitung dengan menjumlahkan saham yang diperdagangkan setiap hari dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Wira (2013) menjelaskan likuiditas diukur dengan besarnya

Trading Volume Activity (TVA) yang dirumuskan sebagai berikut :

TVA = Volume saham���� ��������������

��ℎ �� �������

Ketentuan dari persamaan tersebut yakni jika TVA semakin besar maka saham tersebut semakin likuid, sebaliknya jika TVA semakin kecil maka saham semakin tidak likuid.

c. Volume Perdagangan

Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi

(39)

23

melalui parameter volume saham yang di perdagangkan dipasar. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham (Trading Volume Activity). “Trading Volume Activity merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu” (Husnan, 2015).

Menurut Copeland (1979), “Semakin banyak investor yang akan melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka volume perdagangan sahamnya akan meningkat”.

Volume Perdagangan = ������ ��ℎ �� ���� ��������������

�����ℎ ��ℎ �� ���� ��������� �� �����

E. Stock Split

Kieso et al. (2016:789) mengemukakan bahwa “the management of corporations believe that better public relations depend onwider ownership of the corporation shares. They therefore target a market pricesufficiently low to be within range of majority of potential investor. To reducethe market price of each share, they use the common device of ah share split”. Pernyataan ini dapat di artikan bahwa pemecahan saham (stock split) merupakan sebuah alat yang digunakan management untuk mengurangi harga saham, agar dapat meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan publik melalui kepemilikan saham yang lebih luas.

Darmadji dan Fakhruddin (2012:248) mengartikan stock split sebagai pemecahan nominal saham menjadi lebih kecil dan akan menyebabkan jumlah lembar saham menjadi lebih banyak. Perbandingan jumlah lembar

(40)

saham yang bernominal baru biasa disebut dengan rasio stock split.

Pemecahan saham (stock split) merupakan hal yang biasanya dilakukan perusahaan untuk mengoptimalkan kembali harga saham yang sudah terlalu tinggi (Pilotte, 1997). Menurut Hartono (2017) stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Menurut Kohsaka (2014), stock split membagi saham baru untuk pemegang saham yang ada dalam proporsi kepemilikan mereka saat ini yang nantinya akan meningkatkan jumlah saham beredar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa stock split merupakan kegiatan pemecahan nilai nominal saham yang diikuti dengan

(41)

25

bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar. Baik jumlah lembar maupun nilai nominal saham disesuaikan dengan rasio yang telah ditentukan. Penentuan angka rasio pemecahan saham ditentukan sebelumnya dalam rapat umum pemegang saham. (RUPS).

Menurut Kieso et al (2016), alasan perusahaan melakukan stock split yaitu: 1. Untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan pada tingkat

dimana individu dapat lebih banyak menginvestasikan dananya pada saham tersebut.

2. Untuk menyebarkan atau memperluas pemegang saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan nilai pasar yang dapat dijangkau.

3. Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan member kesempatan pada mereka untuk mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna setelah stock split.

Hendrawijaya (2009:26), mengemukakan beberapa manfaat aktivitas stock split yaitu:

1. Agar saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas

perdagangan saham.

2. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata rata saham kepada kisaran yang telah ditargetkan.

3. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan deviden kas.

(42)

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada beberapa peneltian terdahulu yang dijabarkan sebagai berikut:

Penelitian terdahulu oleh Kesuma Satria dan Adnan tahun 2018 yang berjudul Analisis Peristiwa Stock split Terhadap Harga Saham, Lukuiditas Saham, dan Abnormal Return (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Metode penelitian yang digunakan analisis kuantitatif dan Hasil penelitiannya menunjukkan tidak terdapat perbedaan harga saham yang signifikan antara lima hari sebelum dan lima hari sesudah terjadinya peristiwa stock split.

Penelitian terdahulu oleh Achmad Yusup Sulaiman dan Hidayat Darwis tahun 2019 yang berjudul Perubahan Tingkat Likuiditas Saham dan Abnormal Return yang Dipengaruhi oleh Peristiwa Pemecahan Saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi perubahan pada likuiditas saham dan abnormal return saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham. Dilihat dari nilai Sum of Ranks, perubahan yang terjadi didominasi oleh Negative Ranks, maka dapat disimpulkan bahwa, peristiwa pemecahan saham berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tingkat likuiditas saham. Hasil uji beda terhadap nilai abnormal return menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan saham antara sebelum dan setelah pemecahan saham. Namun nilai p-value menunjukkan bahwa pengaruh peristiwa pemecahan saham ternyata tidak signifikan terhadap saham secara keseluruhan. Perbedaan nilai abnormal return lebih banyak

(43)

27

terjadi pada positive ranks, artinya terjadi peningkatan nilai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peristiwa pemecahan saham berpengaruh positif abnormal return saham namun tidak signifikan.

Penelitian terdahulu oleh Shochihatuz Zainia Fauzi, Suhadak, dan R. Rustam Hidayat tahun 2016 yang berjudul Pengaruh Pengumuman Stock split Terhadap Likuiditas Saham dan Return Saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengumuman stock split serta untuk mengetahui perbedaan likuiditas saham dan return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengumuman stock split berpengaruh signifikan terhadap Trading Volume Activity serta berpengaruh signifikan terhadap Abnormal. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas stock split yang dilakukan perusahaan menyebabkan adanya perubahan aktivitas volume perdagangan. Hasil penelitian juga menunjukkan Tidak terdapat perbedaan signifikan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

Penelitian terdahulu oleh Aloysius Adimas Kristianiarso tahun 2014 yang berjudul Analisis Perbedaan Likuiditas Saham, Harga Saham, dan Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock split. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara harga saham, return saham, dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifkan antara harga saham sebelum dan setelah stock split. Namun demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dan sesudah stock split. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham

(44)

sebelum dan sesudah stock split.

Penelitian terdahulu oleh Maria Magdalena PD dan M.Choery tahun 2009 yang berjudul Analisis Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock split Di Indonesia Pada Tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split di Indonesia pada tahun 2008. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa harga saham mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena tujuan utama dari stock split adalah menurunkan harga ketika harga dirasa terlalu mahal. Terdapat perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah aktivitas stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan volume perdagangan saham setelah peristiwa stock split.

Penelitian terdahulu oleh Cindy Hadiwijaya tahun 2018 yang berjudul Analisis Perbandingan Abnormal Return dan Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock split Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan abnormal return dan likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015 dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015.

(45)

29

Azizah tahun 2019 yang berjudul Analisis Perbedaan Trading Volume Activity dan Abnormal Return Sebelum dan sesudah Stock split. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara trading volumee activity dan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman stock split, hal ini dikarenakan minat investor dalam melakukan transaksi sesudah stock split tidak besar, karena pengumuman stock split yang dilakukan perusahaan belum dapat membuat investor yakin untuk berinvestasi pada saham perusahan. Namun demikian hasil penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Investor bereaksi negatif terhadap pengumuman stock split, hal ini disebabkan karena investor belum melihat keuntungan masa depan pada perusahaan yang melakukan stock split.

Penelitian terdahulu oleh Ni Luh Damayanti, Anantawikrama Tungga Atmadja, dan Nyoman Ari Surya Darmawan tahun 2014 yang berjudul Analisis Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Tingkat Keuntungan Return Saham dan Likuiditas Saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap tingkat keuntungan (return) saham dan likuiditas saham pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan tidak ada perbedaan abnormal return antara lima hari sebelum dan lima hari sesudah stock split tetapi ada perbedaan trading volume activity antara lima hari sebelum dan lima hari sesudah

(46)

stock split.

Penelitian terdahulu oleh Endah Mardiyaningsih dan Revan Andhitiyara tahun 2020 yang berjudul Analisis Perbandingan Sebelum dan Sesudah Stock split Dengan Tingkat Likuiditas Saham, Harga Saham, dan Return Saham pada Indeks Saham Kompas 100 Tahun 2014-2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat likuiditas proksi trading volume activity (TVA), harga saham, serta return saham proksi abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan tidak terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah stock split dan tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split.

Penelitian terdahulu oleh Virgian Rizky Alghazali dan Ari Darmawan tahun 2019 yang berjudul Analisis Perbedaan Likuiditas Saham Dan Return Saham, Di Sekitar Pengumuman Stock split (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan stock split, likuiditas saham, return saham serta (1) mengetahui perbedaan signifikan antara likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split (2) mengetahui perbedaan signifikan antara return saham sebelum dan sesudah stock split. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada trading volume activity sebelum dan sesudah stock split. Hasil analisis lainnya juga menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa stock split.

(47)

31

G. Kerangka Konsep

Hasil penelitian Sulaiman dan Darwis (2019) yang menguji perubahan tingkat likuiditas saham terhadap sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham yang menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahaan saham. Hasil penelitian Magdalena PD dan M. Choery (2009) yang menguji analisis likuiditas saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah aktivitas stock split.

Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan diatas, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 2.1

Kerangka Konsep

Stock Split Periode 2016-2019

Tingkat Likuiditas 10 Hari Sebelum Stock Split Tingkat Likuiditas 10 Hari Sesudah Stocksplit Periode Stock Split 10 Hari

(48)

H. Hipotesis Penelitian

Volume perdagangan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap perisitiwa atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham yang ukur dengan Trading Volume Activity (TVA). (TVA) meruapakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahan rata – rata TVA antara sebelum dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemecahaan saham terhadap volume perdagangan saham. Pemecahaan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membelinya. Besar kecilnya pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham terlihat dari besar kecilnya jumlah saham yang diperdagangkan (Copeland. 2002).

Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham akan menjadi lebih murah sehingga volatilitas harga saham menjadi lebih besar dan akan menarik investor untuk memiliki saham tersebut atau menambah jumlah saham yang diperdagangkan. Menurut Copeland (2002), semakin banyak investor yang akan melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka likuiditas sahamnya meningkat. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan pada likuiditas saham sebelum dan

(49)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori. Penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada. Berdasarkan metodenya, jenis penelitian komparatif. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang sifatnya membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih sifat-sifat dan fakta-fakta objek yang diteliti berdasarkan suatu kerangka pemikiran tertentu. Penelitian ini juga menggunakan studi peristiwa event study, yaitu studi yang menyelidiki reaksi pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. (Tandelilin dalam muryani 2018:24).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Mei sampai bulan Juni 2020.

(50)

C. Defenisi Operasional Variabel

Sugiyono (2010) mengemukakan pengertian tersebut yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanVariabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Likuiditas saham, yakni ukuran jumlah transaksi suatu saham dipasar modal dalam suatu periode tertentum (Magdalena dan Choery, 2009). Adapun rasio untuk mengukur likuiditas saham yaitu :

TVAi,t �����ℎ ��ℎ�� ������ℎ��� � ���� ������� ���� ℎ��� � = ������ ����������� ��ℎ �� � ���� ℎ ��� �

Keterangan:

TVAi,t : trading volume activity saham i pada hari ke t

RTVAsebelum =∑−10 �=−1 TVAi,t 10 RTVAsesudah =∑10 �=1 TVAi,t 10 Keterangan:

RTVAsebelum: rata-rata trading volume activity saham i sebelum stock split

RTVAsesudah : rata-rata trading volume activity saham i sesudah stock

split

TVAi,t : trading volume activity saham i pada hari ke t

2. Stock split, yakni pemecahan nilai normal saham yang diikuti dengan

bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar (Darmadji dan Fakhruddin, 2012).

(51)

35

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang tetapkan peneliti untuk dipejari dan kemudian di terik kesimpulannya (Sugiyono,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2019.

Dari hasil penelusuran pada situs www.sahamok.com, diperoleh jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI 677 perusahaan sehingga diperoleh jumlah populasi sebanyak 677 perusahaan.

2. Sampel

Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel populasi yakni menggunakan semua populasi sebagai sampel. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan untuk penentuan sampel adalah:

a. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019. b. Perusahaan melakukan stock split pada periode 2016-2019. c. Perusahaan tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia

Perusahaan mempunyai data yang dibutuhkan dalam penelitian Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh sampel sebagai berikut:

(52)

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock split Tahun 2016-2019

18 8 Jun 2017 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk 1 : 10

19 19 Jun 2017 INTD Inter Delta Tbk 1 : 5

20 21 Jun 2017 MDIA Intermedia Capital Tbk 1 : 10 21 6 Juli 2017 VOKS Voksel Electric Tbk 1 : 5 22 17 Juli 2017 BRPT Barito Pasific Tbk 1 : 2 23 9 Ags 2017 SMDR Samudra Indonesia Tbk 1 : 20 24 15 Ags 2017 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading

Company Tbk 1 : 4

25 21 Ags 2017 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk 1 : 8 26 14 Sep 2017 MEDC Medco Energi Internasional Tbk 1 : 4 27 18 Sep 2017 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 1 : 2 28 26 Okt 2017 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 1 : 2 29 15 Nov 2017 BBRI Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 1 : 5

No Tanggal

Harga Baru

Kode

Saham Nama Perusahaan

Rasio

Stock split

1 10 Jun 2016 RAJA Rukun Raharja Tbk 1 : 4

2 17 Jun 2016 HMSP HM Sampoerna Tbk 1 : 25

3 22 Jun 2016 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk 1 : 5 4 27 Jun 2016 IMPC Impack Pratama Industri Tbk 1 : 10 5 28 Jun 2016 KREN Kresna Graha Investama Tbk 1 : 5

6 11 Jul 2016 ERTX Eratex Djaja Tbk 1 : 8

7 15 Jul 2016 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 1 : 20 8 19 Jul 2016 PADI Minna Padi Investama Tbk 1 : 4 9 29 Jul 2016 ASBI Asuransi Bintang Tbk 1 : 2 10 1 Ags 2016 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 1 : 2 11 10 Ags 2016 ASMI Asuransi Kresna Mitra Tbk 1 : 5 12 19 Ags 2016 MYRX Hanson International Tbk 1 : 5 13 30 Jan 2017 PSKT Red Planet Indonesia Tbk 1 : 5

14 21 Feb 2017 PPRO PP Properti Tbk 1 : 4

15 31 Mar 2017 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 1 : 5 16 23 Mei 2017 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 1 : 5 17 7 Jun 2017 SAME Sarana Meditama Metropolitan Tbk 1 : 5

(53)

37

30 19 Des 2017 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam

(Persero) Tbk 1 : 5

31 7 Jun 2018 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 1 : 10 32 28 Jun 2018 BLTZ Graha Layar Prima Tbk 1 : 2 33 3 Jul 2018 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 1 : 5 34 6 Jul 2018 CLEO Sariguna Primatirta Tbk 1 : 5 35 9 Jul 2018 MINA Sanurhasta Mitra Tbk 1 : 5 36 12 Jul 2018 TOPS Totalindo Eka Persada Tbk 1 : 5 37 18 Jul 2018 GEMA Gema Grahasarana Tbk 1 : 5 38 18 Jul 2018 IKAI Intikeramik Alamasri Industri

Tbk

1 : 2 39 20 Jul 2018 MARI Mahaka Radio Integra Tbk 1 : 10 40 6 Ags 2018 BUVA Bukit Uluwatu Villa Tbk 1 : 2 41 31 Ags 2018 MFIN Mandala Multifinance Tbk 1 : 2

42 5 Okt 2018 KPIG MNC Land Tbk 1 : 5

43 8 Okt 2018 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 1 : 1.39 44 8 Apr 2019 ZINC Kapuas Prima Coal Tbk 1 : 5 45 2 Mei 2019 BDMN Bank Danamon Tbk 1 : 0.23618 46 28 Mei 2019 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 1 : 4 47 11 Jun 2019 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk 1 : 4 48 13 Jun 2019 CARS Bintraco DharmaTbk 1 : 10 49 27 Jun 2019 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra

Tbk

1 : 10 50 8 Jul 2019 PTSN Sat Nusapersada Tbk 1 : 3

51 22 Jul 2019 TMAS Temas Tbk 1 : 5

52 8 Ags 2019 BRPT Barito Pasific Tbk 1 : 5 53 20 Ags 2019 JSKY Sky Energi Indonesia Tbk 1 : 2 54 23 Ags 2019 AGRS Bank IBK Indonesia Tbk 1 : 1.137 55 22 Okt 2019 MDKA Merdeka Copper Gold Tbk 1 : 5 Sumber: www.sahamok.com (Diakses pada tanggal 20 April 2020)

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan yang melakukan stock split sebanyak 60 perusahaan. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah 55 perusahaan.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................31  Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock split Tahun
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ...............................................................................34  Gambar 4.1 Struktur Organisasi BEI ......................................................................47

Referensi

Dokumen terkait

Bagian Kedua  Tujuan Pasal 3

Seiring dengan kemajuan teknologi yang berjalan, dikembangkan pula sistem yang dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah yang lebih

Minat beli ulang adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespon postitif terhadap suatu produk atau jasadari suatu perusahaan dan berniat mengkonsumsi kembali

Setiap satu origami unik dan kreatif yang dihasilkan melebihi target yang telah ditentukan manajer, perusahaan akan memberikan bonus untuk tim anda berupa koin.. Untuk

bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan Barang Milik Negara, serta meningkatkan kesadaran dan tanggung

Konflik adalah situasi di mana dua orang atau lebih menunjukkan ketidaksetujuan terhadap isu yang berkembang dalam organisasi, situasi yang menunjukkan antagonisme di antara

58 Lenny Firdayanti SMPN 2 Bangilan Tuban 0 Tidak

Kalau dulu karena saya ditugaskan di luar kota jadi memang tiap hari pulang pergi ke luar kota untuk kerja tapi sekarang sudah tidak mungkin Itu karena fisik yang membatasi