• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet T2 942010039 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet T2 942010039 BAB IV"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Responden

(2)

Tabel 4.1 negoro yang bukan berasal dari dewan guru berjumah 28 orang dengan usia termuda 30 tahun dan usia tertua 70 tahun. Masa kerja mereka sebagai Komite Sekolah berkisar antara 3 sampai 9 tahun. Tingkat pendidikan mereka terbanyak SLTA sejumlah 11 orang, SLTP sebanyak 7 orang, berpendidikan sarjana, sarjana muda masing-masing 4 orang, dan SD 2 orang.

(3)

49 antara 3 sampai 12 tahun. Tingkat pendidikan mere-ka, 6 orang berijazah sarjana dan 1 orang yang sedang menempuh studi lanjut S2.

Responden dari dewan guru sebanyak 14 orang dari 7 sekolah. Usia mereka berkisar antara 30 sampai 56 tahun dengan masa kerja sebagai guru antara 5 sampai 30 tahun. Tingkat pendidikan mereka 13 orang berijazah sarjana,1 tengah mengikuti studi lanjut.

Orang tua siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 14 orang, adalah mereka yang anaknya menjadi responden dan dipilih secara acak. Usia termuda mereka 30 tahun dan usia tertua 55 tahun. Tingkat pendidikan mereka cukup variatif yaitu berijazah sarjana 4 orang, SLTA 6 orang, SLTP 1 orang, dan berijazah SD 3 orang.

Siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 14 orang berasal dari 7 sekolah. Mereka dipilih secara acak diambilkan dari kelas 6 dan kelas 3 yang orang tuanya juga menjadi responden dalam penelitian ini. Kisaran umur mereka antara 10 sampai 13 tahun.

4.2 Analisis

(4)

4.2.1 Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pertimbangan

(5)

51 Tabel 4.2

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan

NO Indikator Min Max Mean SD

1 Mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya yang ada

3 Menganalisa hasil pendataan sebagai masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada sekolah

2 5 3,28 0,81

4 Menyampaikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan.

1 4 2,28 1,36

Total 1 5 2,87 1,18

Sumber: Data Primer yang diolah, 2013

(6)

proses pembelajaran dan pengajaran yang menye-nangkan. Hal ini disebabkan karena kurikulum muatan lokal di Seko-lah Dasar sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan demi keseragaman. Oleh karena itu di tingkat sekolah kurikulum ini sudah tidak dilaku-kan pengembangan, dan kepada komite sekolah hanya diberikan informasi saja. Pemberian informasi inilah yang oleh sebagian besar komite sekolah sudah dianggap sebagai permintaan pertimbangan.

4.2.2 Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendu-kung

(7)

53 Tabel 4.3

Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung

NO Indikator Min Max Mean SD

1 Memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dalam memberantas

penyebarluasan narkoba di sekolah, serta pemeriksaan kesehatan siswa.

2 5 3,53 0,79

2 Memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

1 5 3,10 1,35

3 Mencari bantuan dana dari dunia industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.

1 4 1,67 0,98

4 Melaksanakan konsep subsidi silang dalam penarikan iuran dari orang tua siswa.

1 4 2,53 0,99

Total 2,71 1,03

Sumber: Data Primer yang diolah, 2012

(8)

4.2.3 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengon-trol

Dalam perannya sebagai badan pengontrol, komite dekolah berperan untuk meminta penjabaran kepada sekolah tentang hasil belajar siswa; menye-barkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari masyarakat; serta menyampaikan laporan secara tertulis tentang hasil pengamatan Komite Sekolah terhadap sekolah. Hasil penelitian tentang peran komite sekolah sebagai badan pengon-trol dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol

NO Indikator Min Max Mean SD

1 Meminta penjabaran kepada sekolah tentang hasil belajar siswa.

1 5 3,10 1,12

2 Menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari masya-rakat.

1 5 2,67 1,31

3 Menyampaikan laporan kepa-da sekolah secara tertulis tentang hasil pengamatan komite sekolah terhadap sekolah.

1 5 2,67 1,31

Total 1 5 2,78 1,25

Sumber: Data Primer yang diolah, 2013

(9)

55 kepada sekolah tentang hasil belajar siswa tergolong cukup berperan dengan diperolehnya rata-rata 3,00. Hal ini disebabkan selama ini komite sekolah memang diundang ke sekolah rata-rata hanya dalam rangka penerimaan rapor atau kelulusan. Dengan demikian forum tersebut sekaligus merupakan forum penjabar-an hasil belajar siswa.

4.2.4 Peran Komite Sekolah Sebagai Mediator

(10)

Tabel 4.5

Peran Komite Sekolah Sebagai Mediator

NO Indikator Min Max Mean SD

1 Membantu sekolah dalam menciptakan hubungan dan kerjasama antara seko-lah dengan orang tua dan masyarakat.

1 4 3,04 0,58

2 Mengadakan rapat atau pertemuan se-cara rutin atau insidental dengan kepala sekolah dan dewan guru.

3 4 3,21 0,42

3 Mengadakan kunjungan atau silaturah-mi ke sekolah, atau dengan dewan guru di sekolah.

2 5 2,61 0,50

4 Bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni.

1 2 1,11 0,92

Total 1 5 2,20 0,60

Sumber: Data Primer yang diolah, 2013

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa secara keselu-ruhan peran komite sekolah sebagai mediator kurang baik (1,80-2,59) dengan diperolehnya rerata 2,20 dan standar deviasi 0,60. Hal yang jarang dilakukan oleh semua komite sekolah adalah dalam hal bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni. Penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan Komite Sekolah tentang perannya dalam manajemen berbasis sekolah, dan juga karena pihak sekolah belum menempatkan komite sekolah sesuai peran, tugas dan fungsinya sebagaimana yang diamanatkan oleh Kepmendiknas No. 044/U/2002.

(11)

57 Tabel 4.6

Tabel Rerata Peran Komite Sekolah

No Peran Komite Min Max Mean SD

1 Badan Pertimbangan 1 5 2,87 1,18 2 Badan Pendukung 1 5 2,71 1,03

3 Badan Pengontrol 1 5 2,78 1,25

4 Mediator 1 5 2,20 0,60

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ada tiga peran komite sekolah cukup baik, yaitu peran komite sekolah sebagai badan pertimbangan, badan pendu-kung, dan badan pengontrol. Sedangkan peran komite sekolah sebagai mediator dalam kategori kurang baik.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data, secara keselu-ruhan peran komite sekolah dalam manajemen ber-basis sekolah di Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet dalam katagori baik. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan per aspek mengenai peran komite sekolah dalam manajemen berbasis sekolah di Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet.

4.3.1 Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pertim-bangan

(12)

memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka menentukan kebijakan sekolah yang tampak dalam banyak hal. Dalam mendata kondisi sosial ekonomi peserta didik dan sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat, komite sekolah sudah banyak berperan. Namun demikian dalam hal mem-berikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah serta dalam memverivikasi RAPBS yang disusun sekolah. Komite belum banyak terlibat, kondisi ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah satu ketua komite sekolah:

Sekolah menentukan kondisi sosial ekonomi ber-dasarkan analisa mereka terhadap keseharian siswa dengan pertimbangan dari Komite Sekolah. Ini disebabkan karena kebanyakan guru berdo-misili jauh dari sekolah sehingga mereka kurang memahami kondisi sosial ekonomi siswa. Sedang-kan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijak-an, dan kegiatan sekolah yang ada di dalam KTSP dan RAPBS, Komite Sekolah belum dilibatkan. Biasanya kepala sekolah akan meminta tanda tangan Ketua Komite Sekolah untuk bukti penge-sahan KTSP dan RAPBS yang telah tersusun. Jadi Komite Sekolah tidak terlibat dalam penyusunan KTSP dan tidak melakukan verivikasi terhadap RAPBS yang disusun sekolah.

(13)

59 tepat. Juga tentang visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah yang disusun dan dilaksanakan akan lebih sesuai dengan kondisi masyarakat setempat mengingat komite sekolah merupakan representasi dari orang tua siswa dan masyarakat sekitar sekolah.

(14)

Komite Sekolah memang belum pernah memberi-kan saran pertimbangan secara terulis kepada kami dengan tembusan kepada Dinas Pedidikan. Saran tertulis yang diberikan kepada sekolah biasanya hanya dituliskan di buku tamu, itu juga lebih banyak berupa kesan bukan pesan. Untuk pengem-bangan Kurikulum Muatan Lokal di tingkat sekolah kami memang belum pernah melakukannya karena Kurikulum Muatan Lokal sudah merupakan paket dari Dinas Pendidikan untuk keseragaman. Kami hanya memberitahu saja kepada Komite Sekolah tentang mata pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah kami.

Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Sekolah Dasar di Gugus Diponegoro sudah banyak mendapatkan pertimbangan dari Komite Sekolah dalam banyak hal. Untuk Kurikulum Muatan Lokal, sebaiknya pengembangan di tingkat satuan pendidik-an masih diperlukpendidik-an meskipun kurikulum tersebut merupakan paket dari Dinas Pendidikan dan ada keseragaman di tingkat kabupaten/kota. Ini lebih dikarenakan agar pembelajaran muatan lokal yang dilaksanakan di sekolah lebih sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah, lebih sesuai dengan makna muatan lokal itu sendiri, serta sesuai dengan sema-ngat otonomi yang sesunggguhnya.

(15)

61 4.3.2 Peran Komite Sekolah sebagai Badan

Pendu-kung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Komite Sekolah di Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet sebagai badan pendukung dikate-gorikan baik. Namun dalam hal mencari bantuan dana dari dunia industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, belum banyak dilakukan. Penyebabnya ada-lah karena di sekoada-lah dasar se-Gugus Diponegoro semua siswa dibebaskan dari segala jenis iuran. Sedangkan dalam pelaksanaan konsep subsidi silang dalam penarikan iuran dari orang tua siswa telah banyak dilakukan oleh komite sekolah se-Gugus Diponegoro. Ini disebabkan komite sekolah yang ada di Gugus Diponegoro kebanyakan adalah mereka yang benar-benar memahami kondisi sosial ekonomi orang tua siswa. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah satu Ketua Komite Sekolah di Gugus Diponegoro:

(16)

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa konsep subsidi silang masih tetap diterapkan. Meski-pun sekolah sejak adanya dana BOS dilarang mela-kukan penarikan iuran dalam bentuk apa pun, akan tetapi untuk pengembangan sekolah, sering sekolah meminta bantuan dana Komite Sekolah. Dana ini akan dihimpun oleh komite sekolah dan pelaksanaan program juga oleh komite sekolah sehingga sekolah terhindar dari sanksi yang mengancam.

Dalam hal memberikan dukungan kepada seko-lah untuk secara preventif memberantas penyebar-luasan narkoba di sekolah, serta pemeriksaan kese-hatan di sekolah masih dikategorikan rendah. Demikian pula untuk hal memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstra-kurikuler. Kondisi ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu guru di Gugus Diponegoro yang mengatakan:

Selama saya menjadi guru belum pernah ada anggota Komite Sekolah yang memberikan penyu-luhan kepada anak didik kami, juga dalam hal kegiatan ekstrakurikuler, ada yang membantu akan tetapi dilaksanakan insidental hanya sebatas bila akan ada lomba saja, selain itu tidak.

Hal ini didukung pula oleh hasil wawancara dengan salah satu siswa di Gugus Diponegoro yang mengatakan:

(17)

63

tidak ada yang dibantu oleh komite sekolah. Ada yang dibantu oleh komite sekolah yaitu pada kegiatan olahraga sepak bola tetapi itu hanya kalau akan ada lomba saja.

Kedua wawancara tersebut membuktikan bahwa selama ini komite sekolah belum banyak terllibat dan dilibatkan dalam kegiatan sekolah baik kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Komite sekolah hanya terlibat secara insidental belum secara terprogram.

Hasil penelitian tentang peran Komite Sekolah sebagai badan pendukung secara umum dikategorikan baik, yang berarti Komite Sekolah banyak memberikan dukungan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sekolah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Pantjastuti (2008) yang mengatakan bahwa selama ini komite sekolah yang ada masih meneruskan peran dan fungsi BP3 di masa lalu yang hanya berfungsi sebagai stempel saja bagi sekolah.

4.3.3 Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pengon-trol

(18)

sekolah telah sering meminta penjabaran kepada sekolah tentang hasil belajar siswa. Hal ini sering dilakukan oleh Komite Sekolah karena pertemuan antara sekolah dengan komite sekolah biasanya hanya diadakan dalam rangka penerimaan rapot. Pada kesempatan ini tentu saja merupakan forum penja-baran hasil belajar siswa. Dalam hal menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari masyarakat tergolong cukup, tetapi ada juga Komite Sekolah di Gugus Diponegoro yang tidak pernah melakukan hal ini.

Kondisi tersebut merupakan bukti bahwa peran ini memang belum tersentuh. Penyebabnya adalah karena komite sekolah di sekolah dasar berada dekat dengan lokasi sekolah dan juga tempat tinggal orang tua siswa, sehingga saran dan masukan bisa langsung disampaikan dan diakomodir tanpa harus melalui kuesioner.

(19)

65 dari pihak sekolah. Komite sekolah yang ada sebagian besar juga merupakan pemain lama yang selama menjadi komite sekolah belum pernah dilakukan reorganisasi. Pembaharuan kepengurusan hanya dila-kukan apabila ada pengurus yang mengundurkan diri dengan cara tambal sulam. Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara dengan salah satu kepala sekolah di Gugus Diponegoro yang mengatakan:

Komite Sekolah yang ada di sekolah ini belum pernah diganti selama kepemimpinan saya, mereka semua dibentuk sebelum saya bertugas di sekolah ini. Selama kepemimpinan saya, saya belum pernah memberikan sosialisasi kepada anggota komite sekolah tentang tugas, peran dan fungsinya karena saya juga belum pernah menda-patkan penjelasan tentang hal tersebut.

Hasil wawancara di atas membuktikan bahwa keanggotaan komite sekolah di sekolah dasar Gugus Diponegoro tidak dibatasi waktu. Seharusnya keang-gotaan komite sekolah dibatasi masa baktinya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang disepakati bersama. Hal ini untuk menghindari kesan kenggotaan komite seumur hidup dimana dari tahun ke tahun tidak ada perubahan sehingga tidak ada dampak positif terhadap sekolah.

(20)

yang mengatakan bahwa dalam konteks manajemen berbasis sekolah dalam banyak kasus pembentukan komite sekolah sebagai mitra kepala sekolah dalam mengelola pendidikan dalam rangka kemajuan sekolah, masih belum dipahami secara proporsional. Akibantnya masih banyak ketimpangan dalam penye-lenggaraan manajemen berbasis sekolah. ada pemben-tukan komite sekolah yang hanya merupakan syarat karena itu perlu ada di sekolah, sementara itu kinerja yang diharapkan belum ada.

Sementara itu pada sekolah yang memiliki komite sekolah yang aktif malah terjadi tarik menarik kepentingan, bahkan persaingan antara komite seko-lah dengan kepala sekoseko-lah dalam pengelolaan pendi-dikan di sekolah. Singkatnya dapat dikatakan bahwa komite sekolah yang diharapkan dapat memberdaya-kan sekolah melalui partisipasi masyarakat masih belum optimal.

4.3.4 Peran Komite Sekolah sebagai Mediator

(21)

67 anggota komite sekolah di sekolah dasar Gugus Diponegoro adalah orang tua siswa sehingga mereka selalu membina hubungan baik dengan sekolah untuk kepentingan pendidikan anak-anak mereka. Dalam mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau insidental dengan kepala sekolah dan dewan guru di-peroleh kategori baik, artinya peran ini sudah banyak dilakukan, disebabkan karena rapat atau pertemuan dengan kepala sekolah dan dewan guru hanya dilakukan rutin, tidak hanya apabila ada undangan dari sekolah.

(22)

Sekolah kami kebetulan berada di pedesaan dimana tidak terdapat kegiatan industri maju yang dapat memberikan sembangan kepada sekolah kami. Selama ini dana operasional di sekolah telah mencukupi dengan adanya dana BOS dari peme-rintah, sehingga kami tidak atau belum pernah melakukan usaha untuk memperoleh bantuan kecuali dari pemerintah yang sering kami tempuh.

Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa ko-mite sekolah belum banyak melakukan usaha kreatif untuk pengembangan sekolah. Pengembangan sekolah hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Seharusnya pengembangan sekolah dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan dunia usaha atau dunia industri yang tidak harus berada di sekitar sekolah. Misalnya dengan penerbit buku yang tentu akan dengan senang hati membantu pengembangan sekolah bila dilakukan MOU yang menguntungkan kedua pihak.

Berikutnya dalam hal mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan kasadaran dan kemitra-an masyarakat, dikategorikkemitra-an rendah sekali bahkkemitra-an belum pernah dilakukan oleh komite sekolah. Sedang-kan untuk mengadaSedang-kan rapat atau pertemuan secara berkala dan insidental dengan orang tua dan anggota masyarakat tergolong rendah artinya masih belum banyak dilakukan.

(23)

69

Selama kami menyekolahkan anak kami di seko-lah dasar, kami pernah diundang untuk mengikuti rapat hanya untuk penerimaan rapot dan pengu-muman kelulusan. Sekolah juga belum pernah mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkat-kan kesadaran dan kemitraan dengan masyarakat baik atas ide sekolah sendiri maupun atas ide komite sekolah. Bahkan banyak orang tua siswa yang tidak mengenal anggota komite sekolah kecuali ketua komite sekolah yang memang sering mengikuti kegiatan apabila ada rapat sekolah dengan orang tua siswa.

Hasil wawancara tersebut menunjukkan rendah-nya peran komite sekolah sebagai mediator. Seharus-nya komite sekolah lebih bersifat proaktif dengan banyak berinisiatif dan berinovasi untuk pengembang-an sekolah. Komite Sekolah perlu melakukpengembang-an bpengembang-anyak pertemuan yang tidak hanya melibatkan ketua Komite Sekolah saja akan tetapi juga melibatkan anggota Komite Sekolah yang lain. Hal ini sangat diperlukan agar Komite Sekolah benar-benar dapat menjadi

partner bagi kepala sekolah dalam pengembangan

sekolah.

(24)

secara langsung dapat diserahkan sebagai urusan yang menjadi kewenangan tingkat sekolah adalah sebagai berikut: Pertama, menetapkan visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib sekolah.

Kedua, memiliki kewenangan dalam penerimaan siswa

baru sesuai dengan ruang kelas yang tesedia, fasilitas yang ada, jumlah guru, dan tenaga administratif yang dimiliki. Ketiga, menetapkan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang akan diadakan dan dilaksa-nakan oleh sekolah. Keempat, pengadaan sarana dan prasana pendidikan, termasuk buku pelajaran dapat diberikan kepada sekolah, dengan memperhatikan standar dan ketentuan yang ada. Kelima, penghapus-an barpenghapus-ang dpenghapus-an jasa dapat dilakspenghapus-anakpenghapus-an sendiri oleh sekolah, dengan mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten. Keenam,

proses pengajaran dan pembelajaran. Ini merupakan kewenangan profesional sejati yang dimiliki oleh lembaga pendidikan sekolah. Ketujuh, urusan teknis edukatif yang lain sejalan dengan konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) merupa-kan urusan yang sejak awal harus menjadi tanggung jawab dan kewenangan setiap satuan pendidikan.

(25)

71 Dari keempat peran tersebut diketahui bahwa peran komite sekolah sebagai badan mediator paling kurang optimal dibandingkan dengan peran lainnya. Hal tersebut disebabkan karena selama ini komite sekolah yang ada lebih bersifat pasif. Mereka melaku-kan tugas peran dan fungsinya hanya bila ada undangan dari pihak sekolah. Dengan kondisi tersebut menjadikan komite sekolah hanya sebagai pelengkap, artinya merupakan sebuah badan yang harus ada di sekolah. Keberadaan mereka tidak diikuti dengan pemahaman akan perannya sebagai partner sekolah dalam mengelola pendidikan guna kemajuan sekolah. Akibatnya, masih banyak ketimpangan dalam penye-lenggaraan manajemen berbasis sekolah.

Gambar

Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Tabel 4.2 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan
Tabel 4.3 Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung
Tabel 4.4 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kinerja Komite Sekolah sebagai badan.. pertimbangan, di SD Negeri berjalan lebih

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa komite sekolah belum cukup terlibat dalam merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah maupun dalam

Artinya : bila bapak/ibu memilih (SS) berarti bapak/ibu sering sekali memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi dalam penyusunan , pembahasan dan

bahwa peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga. sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol maupun sebagai

Komite Sekolah diharapkan dapat menjadi mitra pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan dengan menjalankan peran yang lebih baik dari yang sudah dijalankan selama

sekolah. Pada penekanannya meningkatkan peran badan pertimbangan komite sekolah dalam memberi masukan maupun saran dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah salah

Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan pendidikan di satuan

Berdasarkan tabel 4.5 peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan ( advisory agency) dari instrumen angket terdiri dari 8 indikator diperoleh total skor 1.480