KEPERCAYAAN DIRI SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas PadaSiswa Kelas VI di SDN Cisitu 2 Kota Bandung)
Oleh
AgusSopian
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© AgusSopian2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas PadaSiswa Kelas VI di SDN Cisitu 2 Kota Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr.H. YunyunYudiana, M. Pd NIP. 196506141990011001
Pembimbing II
SuhermanSlamet, M. Pd NIP. 197603062005011010
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Penerapan Gaya MengajarPeriksaDiri(Self Check Style)DalamPembelajaran Bola TanganGunaMeningkatkanKepercayaanDiriSiswa
AgusSopian
Pembimbing I Dr. H. Yunyun Yudiana, M. Pd Pembimbing II Suherman Slamet, M. Pd
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam pembelajaran permainan bola tangan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Penelitian dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan rancangan penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin yang terdiri atas tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan terhadap 41 Siswa kelas VI SDN Cisitu 2 Kota Bandung yang terdiri atas 16 orang siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Proses penelitian dibagi menjadi dua siklus yang terdiri atas empat tindakan. Setiap tindakan menggunakan berbagai tugas gerak yang dikemas dalam bentuk permainan yang berlevel dan bertahap dari yang termudah sampai yang tersulit. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen GPAI, catatan lapangan, dokumentasi, dan angket. Kemudian semua data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik persentase. Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil proses pembelajaran siswa pada pra observasi 43,76%, pada siklus 1 tindakan 1 47,82%, siklus 1 tindakan 2 59,34%, siklus 2 tindakan 1 66,39%, dan pada siklus 2 tindakan 2 77,23%sedangkan dari hasil angket 4807 menjadi 5177.Dari hasil analisis data, didapat kesimpulan melalui penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style)dalam pembelajaran bola tangan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Sebagai saran dari hasil penelitian, dalam pemberian materi pembelajaran bola tangan, hendaknya diberikan secara bertahap dari yang termudah sampai yang tersulit, penyampaian materi pembelajaran permainan bola tangan khususnya permainan lempar dan tangkap, dapat menggunakan tugas gerak yang dititik beratkan pada pengembangan gerak manipulatif. Sehingga keterampilan lempar dan tangkap dapat ditingkatkan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya, sampai mencapai hasil yang optimal dan dapat dilakukan penelitian yang membandingkan keterampilan permainan lempar dan tangkap siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan menerapkan modifikasi permainan.
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Application of Teaching Style Check Yourself (Self Check Style) In Learning Handball Students to Improve Self Confidence
AgusSopian
Pembimbing I Dr. H. Yunyun Yudiana, M. Pd Pembimbing II Suherman Slamet, M. Pd (FPOK Indonesian University Of Education)
Abstract
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR BAGAN ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR KURVA ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. TujuanPenelitian ... 7
E. ManfaatPenelitian ... 8
F. Struktur Organisasi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka ... 11
1. KepercayaanDiri ... 11
a. Aspek-aspekKepercayaanDiri ... 12
b. Faktor-faktorKepercayaanDiri ... 13
2. Gaya Mengajar ... 15
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
b. Macam-macam Gaya Mengajar... 16
3. Gaya PeriksaDiri ... 17
a. Penetapan GayaPeriksaDiri ... 18
b. Implikasi Gaya PeriksaDiri ... 19
4. Belajardan Pembelajaran ... 20
5. PendidikanJasmani ... 23
a. HakikatPendidikanJasmani………. ... 23
b. TujuanPendidikanJasmani……… ... 24
6. HakikatBelajar Bola Tangan ... 26
a. PengertianPermainan Bola Tangan ... 26
b. PerlengkapanPermainan Bola Tangan ... 36
7. KarakteristikSiswakelas IV SD ... 38
8. PenelitianTindakan Kelas………...40
B. Kerangka Berpikir ………... ... 43
C. Hipotesis Tindakan………... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JenisdanRancangan Penelitian ... 47
B. WaktudanTempatPenelitian ... 48
C. SubjekPenelitian ... 49
D. VariabelPenelitian ... 49
E. ProsedurPenelitian... 50
F. RencanaTindakan ... 50
1. Perencanaan……… 51
2. PelaksanaanTindakan……… . 52
3. Observasi……….... 61
4. Refleksi………... 61
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
H. Teknik Pengumpulan Data ... 82
I. TeknikAnalisis Data ... 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 84
1. Deskripsi Data ... 84
2. Hasil Data PraObservasi ... 84
3. Analisisdan Refleksi ... 87
B. Pembahasan Penelitian ... 88
1. Hasil Siklus 1 Tindakan 1 ... 89
2. Hasil Siklus 1 Tindakan 2 ... 92
3. Hasil Siklus 2 Tindakan 1 ... 96
4. Hasil Siklus 2 Tindakan 2 ... 101
5. Angket dan Kuisioner ... 107
C. RefleksidanKesimpulan Proses Penelitian ... 108
D. DiskusiPenemuan……… . 109
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 111
B. Implikasi ... 111
C. Rekomendasi ... 112
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Dilihat dari sudut pandang tertentu pendidikan mempunyai pengertian yang
berbeda akan tetapi maksud dari pengertian pendidikan akan sama tertuju pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan tidak akan lepas dari
kehidupan manusia, karena pendididkan berfungsi untuk meningkatkan kualitas
manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spriritual,
material, maupun kematangan berpikir. Menurut Soegarda Poerbakawatja (dalam
Rasyidin dkk, 2010, hlm. 26) menyebutkan bahwa :
Pengertian pendidikan dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usulan dari generasi tua untuk pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam arti sempit pendidikan sama halnya dengan pengajaran, walaupun demikian di dalam proses pendidikan akan tercakup pula pengajaran sebagai salah satu bentuk kegiatan pendidikan.
Selain itu pendidikan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia
baik individu maupun kelompok seperti yang tercantum didalam UUD nomor 20
tahun 2003 dalam Bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional (dalam
http://fadlolymasterteacher.wordpress.com [28 Februari 2015]) menyatakan :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam fungsi pendidikan
nasional dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demonkratis serta bertanggung jawab.
Dalam fungsi dan tujuan pendidikan tersebut pada kenyataannya masih
belum terlaksana secara optimal, masih banyak persoalan mengenai fungsi dan
tujuan pendidikan yang dilontarkan baik dilihat dari rata-rata tingkat pendidikan
masyarakat yang relatif rendah, maupun dilihat dari karakter, moral, dan akhlak
yang akhir-akhir ini cukup gencar diperbincangkan. Banyak cara dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui pendidikan formal.
Pendidikan formal disekolah khususnya di SD memiliki banyak mata pelajaran
yang dapat digunakan untuk mendidik siswa seperti mata pelajaran IPS, IPA,
Matematika, PAI, Seni, dan Pendidikan Jasmani. Setiap mata pelajaran memiliki
keragaman untuk mengembangkan potensi peserta didik. Salah satunya dengan
mata pelajaran pendidikan jasmani, pendidikan jasmani berbeda dengan mata
pelajaran lainnya karena mencangkup aspek keseluruhan yaitu aspek afektif,
aspek kognitif serta aspek psikomotor sedangkan mata pelajaran lain hanya
memfokuskan pada aspek pengetahuan intelektual siswa saja. Secara spesifik,
pendidikan jasmani merupakan salah satu bidang studi yang juga tidak luput dari
sorotan diatas. Maka dari itu pendidikan jasmani jika diselenggarakan sesuai
dengan kaidah, karakteristiknya dan senantiasa memiliki muatan-muatan positif
yang berpeluang besar untuk berkontribusi terhadap pencapaian kualitas sumber
daya manusia yang diharapkan suatu bangsa.
Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik yang dapat
meningkatkan potensi peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai
suatu tujuan secara utuh serta menyeluruh. Namun pada kenyataannya,
pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik
perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia, lebih khusus lagi penjas
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Seperti yang dikemukakan oleh Mahendra (2009, hlm. 3) pada hakikatnya
pendidikan jasmani adalah:
Proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Sesuai dengan keadaan pendidikan jasmani pada masa sekarang, pendidikan
jasmani lebih diarahkan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan
suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat
bagi kehidupannya dimasyarakat. Pendidikan jasmani harus bisa membentuk
karakter-karakter positif pada diri siswa, dan bisa merangsang motivasi siswa
untuk berbuat lebih baik dalam kehidupan sehari-harinya maupun ketika dalam
proses pembelajaran disekolah. Setiap materi pembelajaran pendidikan jasmani
harus disesuaikan dengan karakter yang akan dibentuk melalui proses
pembelajaran tersebut dan tujuannya adalah sesuai dengan kurikulum yang telah
ada.
Keunikan pendidikan jasmani terletak pada fungsi atau manfaat yang tidak
hanya terfokus terhadap perkembangan fisik semata melainkan aspek lainnya
yaitu aspek kognitif dan afektif. Menurut Gabbard, Leblanc dan Lowy (dalam
Sukintaka, 1992, hlm. 10) mengutarakan bahwa pertumbuhan, perkembangan, dan
belajar lewat aktifitas jasmani akan mempengaruhi :
1. Ranah kognitif
Kemampuan berfikir (bertanya, kreatif, dan menghubungkan),
kemampuan memahami (“perceptual ability”), menyadari gerak, dan
penguatan akademik. 2. Ranah psikomotor
Pertumbuhan biologik, kesegaran jasmani, juga menyangkut kesehatan, keterampilan gerak, dan peningkatan keterampilan gerak.
3. Ranah efektif
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Peranan pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting yakni
memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk
gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Pendidikan jasmani merupakan
bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, harus mampu menjadi
alat untuk mendidik anak menjadi lebih terdidik, menjadi manusia yang mampu
secara mandiri serta bertanggung jawab pribadi dan masyarakat, mengembangkan
aspek aktivitas jasmani dan keterampilan gerak.
Pentingnya pendidikan jasmani selalu terkait langsung dengan tujuan yang
jelas. Hal ini serupa dengan pendapat Abduljabar (2009, hlm. 77-84), penelaahan
tentang manusia merajuk pada berbagai aspek tujuan terkait, seperti :
1. Perkembangan fisik.
Tujuan perkembangan fisik berkaitan dengan program aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan kekuatan individu melalui perkembangan berbagai sistem dan organ tubuh.
2. Perkembangan sistem syaraf (neuromuscular).
Tujuan perkembangan syaraf-otot memusatkan diri pada pengembangan kesadaran tubuh membuat tujuan gerak yang dilakukan dengan sedikit energi yang diperlukan, menjadi akurat, indah, dan aestetik. Ini berimplikasi pada kerja, bermain, dan aktivitas lainnya yang membutuhkan gerak fisik.
3. Perkembangan kognitif.
Tujuan perkembangan kognitif berkaitan dengan akumulasi pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir dan berinterpretasi terhadap pengetahuan itu sendiri.
4. Perkembangan sosial – kognitif – afektif.
Tujuan Perkembangan sosial-emosional-afektif berkaitan dengan upaya membantu siswa mampu melakukan penyesuaian individu maupun kelompok, dan penyesuaian sebagai anggota masyarakat. Aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani menawarkan kesempatan untuk melakukan penyesuain yang sudah dijelaskandiatas jika manjemen pengajarnya di tata dengan rapih.
Melalui pendidikan jasmani disekolah anak menemukan banyak kesempatan
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
aspek perkembangan jiwa dan raganya dapat berkembang secara menyeluruh.
Untuk memberikan kesempatan tersebut, pendidikan jasmani tentunya memiliki
banyak cara melalui materi pembelajaran yang ada. Seperti aktivitas atletik,
aktivitas senam, aktivitas aquatik dan aktivitas permainan bola besar. Khususnya
permainan bola besar seperti sepak bola, bola basket, bola tangan, dan lain-lain.
Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai
pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif,
inovatif, trampil meningkatkan dan pemeliharaan kesegaran jasmani serta
pemahaman terhadap gerak manusia. Salah satu contoh aktifitas fisik dalam
pendidikan jasmani terdapat pada suatu pola permainan olahraga diantaranya bola
tangan.
Permainan bola tangan merupakan hasil rekayasa dari permainan sepak bola
dan bola basket. Aturan mainnya pun memiliki kemiripan dengan menetapkan
pemenang adalah regu yang berhasil memasukan bola ke gawang sebanyak
mungkin. Secara umum permainan bola tangan ini memerlukan tempo waktu
yang cepat, sehingga diperlukan kualitas fisik prima. Namun permainan bola
tangan mini di modifikasi dari permainan bola tangan yang sesungguhnya.
Permainan ini di sesuaikan dengan karakteristik anak dengan mengubah
aturan-aturan permainan dan pemain yang bermainnya.
Menurut pendapat Mahendra, (2000 : hlm. 6) bola tangan adalah permainan
beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan
menggunakan satu atau kedua tangan. Dari hakekat karakteristik dan struktur
geraknya, bola tangan dianggap kegiatan fisik yang sangat cocok untuk menjadi
alat pendidikan jasmani, karena dianggap mampu memberikan sumbangan
terhadap pengembangan kualitas motorik dan kualitas fisik anak secara sekaligus.
Kualitas tersebut dikembangkan melalui unsur gerak yaitu manipulative, non
lokomotor, dan lokomotor. Dilihat dari struktur pola gerak lokomotor, bola tangan
bisa meningkatkan aspek kekuatan, kecepatan, serta sekaligus daya tahan umum
dan khusus. Begitu pula unsur gerak manipulative dan non lokomotor dapat
dikembangkan kemampuan geraknya melalui bola tangan. Menurut Rowland,
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu yang dimainkan dengan cara melempar dan menangkap bola, serta menembakan bola ke gawang. Dapat dimainkan oleh putra maupun putri, oleh semua orang dari segala usia. Peralatan utama yang dibutuhkan untuk permainan ini adalah satu buah bola dan dua buah gawang. Sehingga pada dasarnya permainan bola tangan adalah permainan yang sangat sederhana dan dapat dimainkan dan disenangi oleh semua tingkatan keterampilan semua orang. Karakteristik permainan bola tangan seperti halnya gerakan dalam kehidupan keseharian seperti berjalan, berlari, melompat, melempar, menghindar dan sebagainya. Sehingga dalam mengajarkan keterampilan teknik memainkan bola sangat tergantung pada tingkat perkembangan anak didik.
Namun didalam pembelajaran permainan bola tangan masih sangat banyak
siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini bisa terjadi
karena beberapa faktor antara lain adalah sebagai berikut: yaitu gaya mengajar
yang terlalu monoton membuat siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
yang disampaikan oleh guru yang cenderung diam, kurang bersemangat, kurang
percaya diri, kemudian minimnya sarana dan prasarana di sekolah. Pada
kenyataan di lapangan, kondisi kepercayaan diri siswa berbeda-beda, sementara
disisi lain siswa butuh komunikasi secara verbal. Menurut pendapat Angelis
(2003, hlm.10) menyatakan bahwa :
Percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan dibutuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dalam keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.
Penerapan gaya mengajar yang tidak bervariatif mengakibatkan guru
kesulitan mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, Juliantine dkk
(2012, hlm.38) menjelaskan bahwa “gaya mengajar berkaitan dengan pembuatan
keputusan yang dilakukan guru baik sebelum, selama, maupun setelah proses
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kurangnya pengetahuan guru mengenai bentuk-bentuk gaya mengajar, merupakan
salah satu permasalahan yang ada di sekolah, termasuk kurangnya pengetahuan
mengenai gaya mengajar periksa diri (self check style).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode mengajar merupakan
suatu perlakuan yang harus dilakukan oleh guru pada saat mengajar, sebab dengan
begitulah siswa akan aktif dalam melakukan kegiatan gerak olahraga. Dengan
aktifnya siswa mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, maka dengan sendirinya
kebugaran jasmani pada siswa akan lebih baik dan dengan begitulah proses
pembelajaran pendidikan jasmani akan terlaksana dengan baik. Sesuai dalam
uraian diatas dibutuhkan metode mengajar yang diharapkan mampu mengatasi
kesulitan belajar siswa yang berbeda-beda.
Gaya mengajar periksa diri adalah salah satu cara gaya mengajar, dimana
siswa menilai penampilannya sendiri agar siswa memiliki kepercayaan diri dan
menerima keterbatasannya.
Menurut (Mosston, 1994, hlm.103) Gaya periksa sendiri (Self Check Style) :
Dalam gaya ini, setiap individu melakukan tugas seperti dalam praktek gaya tugas dan kemudian membuat keputusan postimpact untuk diri sendiri. Keterampilan gaya resiprokal membandingkan, menjelaskan, dan menarik kesimpulan yang digunakan oleh setiap pelajar untuk memeriksa kinerja sendiri.
Gaya ini memungkinkan siswa menjadi lebih mandiri dalam melaksanakan
tugasnya. Keputusan gaya latihan ini tetap dipertahankan dan tentang penilaian
dari gaya resiprokal bergeser dari mengamati teman ke mengamati diri sendiri.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Gaya Mengajar Periksa Diri
(Self Check Style) Dalam Pembelajaran Bola Tangan Guna Meningkatkan
Kepercayaan Diri Siswa”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan terhadap siswa kelas VI di SDN Cisitu 2 Kecamatan Coblong Kota
Bandung.
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Siswa kurang percaya diri dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
permainan bola tangan.
2. Kurangnya variasi pembelajaran yang digunakan guru penjas.
3. Siswa memperoleh sedikit kesempatan untuk berfikir bagaimana menilai
gerakannya sendiri.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah,
maka perumusan masalah yang akan ditelusuri dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam
pembelajaran bola tangan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa?
D.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian tindakan kelas ini adalah : untuk mengetahui
sejauh mana penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam
pemebelajaran bola tangan guna meningkatkan kepercayaan diri siswa di kelas VI
di SDN Cisitu 2 Kecamatan Coblong Kota Bandung.
2. Tujuan Khusus
Sementara tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a) Untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dalam belajar permainan
bola tangan.
b) Untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap pembelajaran
permainan bola tangan dengan penerapan gaya mengajar periksa diri (self
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
c) Adakah pengaruh dari penerapan gaya mengajar periksa diri (self check
style) dalam pemebelajaran bola tangan terhadap peningkatan kepercayaan
diri siswa kelas VI di SDN Cisitu 2 Kecamatan Coblong Kota Bandung.
E.Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi
penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Secara Teoritis
Memberikan manfaat bagaimana cara penyampaian materi dengan
menggunakan gaya mengajar periksa diri (self check style) sehingga materi dari
pembelajaran bola tangan dapat tersampaikan dengan lebih mudah.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang
berarti bagi semua pihak terutama kepada yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan, diantaranya :
a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi guru untuk lebih
kreatif dan inovatif, selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi
umpan balik bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih
variatif dan diharapkan dapat bermanfaat untuk menyempurnakan
pelaksanaan pengajaran permainan bola tangan di sekolah.
b. Bagi Siswa
Siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih
menarik sehingga mampu meningkatkan pengetahuan pemahaman materi
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani, serta diharapkan
penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan motivasi untuk terus
meningkatkan latihan diluar sekolah karena pengetahuan dan keterampilan
yang optimal sangat diperlukan oleh siswa sebagai bekal untuk diterapkan
dimasyarakat.
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Peneliti dapat mengetahui salah satu alternatif pembelajaran mata
pembelajaran pendidikan jasmani, yaitu dengan menggunakan penerapan
gaya mengajar periksa diri (self check style) serta mengetahui seberapa besar
kemampuan siswa setelah mengikuti pelaksanaan pembelajaran tersebut.
F. Struktur Organisasi Bab I. Pendahuluan
a) Latar belakang penelitian
b) Rumusan masalah penelitian
c) Tujuan penelitian
d) Manfaat penelitian
e) Struktur organisasi skripsi
Bab II. Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis tindakan Bab III. Metodologi penelitian
a) Metode penelitian
b) Waktu dan tempat penelitian
c) Subjek penelitian
d) Variabel penelitian
e) Prosedur penelitian
f) Rencana tindakan
g) Instrumen penelitian dan pengumpulan data
h) Teknik pengolahan dan analisis data
i) Penilaian kepercayaan diri
j) Proses pengembangan instrumen
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
penyajian data yang disusun secara sistematis untuk menguji suatu permasalahan.
Sedangkan metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Suatu penelitian harus disusun secara
sistematis berdasarkan tahapan-tahapan penelitian.
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).Arikunto (2009, hlm. 3) mendefinisikan PTK Sebagai:
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
PTK adalah salah satu penelitian yang umumnya dilakukan oleh guru untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, memperbaiki mutu pembelajaran
serta menerapkan atau mencoba hal-hal baru yang bisa meningkatkan mutu
pembelajaran. Pada pelaksanaan PTK ini peneliti akan melakukan pembelajaran
dalam dua siklus, setiap siklus dan tindakan-tindakan terdiri dari perencanaan
pengajaran, tindakan pengajaran, observasi dan refleksi. Rancangan penelitian
disebut juga rencana atau struktur dalam penelitian yang akan dilakukan, disusun
sedemikian rupa agar peneliti memperoleh jawaban dari penelitiaannya, selain itu
dilaksanakannya PTK di antaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau
pangajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang
dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas.
Rancangan penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, alasannya karena model Kurt
Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
serta paling banyak digunakan dalam penelitian-penelitian tindakan kelas. Menurut Lewin (dalam Hidayat, 2011, hlm. 34) “rancangan model PTK terdiri atas empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)”.
Merencanakan
(Planning)
Refleski Melakukan tindakan
(Reflecting) (Action)
Mengamati
(Observing)
Gambar 3.1
Rancangan PTK
(Sumber: Hidayat, hlm. 35)
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih satu bulan yaitu
selama bulan sepetember tahun 2015 yang disesuaikan dengan jadwal
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Penelitian dilakukan selama
empat minggu (empat kali pertemuan). Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan
SDN Cisitu 2 Kota Bandung, Jln Sangkuriang no 87. Kota Bandung.
Alasan penulis memilih lokasi penelitian di sekolah tersebut karena penulis
pernah menjadi pengajar di sekolah tersebut dalam program pengalaman lapangan
(PPL) dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas VI, dengan
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
tersebut, lingkungan belajar di sekolah, serta sarana dan prasarana yang tersedia di
sekolah tersebut.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas VI B SDN Cisitu 2
Kota Bandung, Jln.Sangkuriangno. 87 yang berjumlah 41 siswa dengan 16 siswa
laki – laki dan 25 siswa perempuan. Peserta didik di sekolah ini berasal dari latar
belakang keluarga yang berbeda-beda, orang tua mereka berasal dari profesi yang
berbeda-beda pula, ada yang berprofesi sebagai pedagang, guru, karyawan, aparat
pemerintah, dan lain-lain.
Sampel Jumlah
Laki-laki 16 Siswa
Perempuan 25 Siswa
Tabel 3.1
Tabel Subjek Penelitian
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang dijadikan objek pengamatan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm.60) mendefinisikan variabel sebagai “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.” Dalam PTK ada tiga variabel yang akan dikaji yaitu variabel input, variabel proses dan variabel output.
1. Variabel input
Variabel input dari penelitian ini adalah siswa kelas VI B SDN Cisitu 2
Kota Bandung
2. Variabel proses
Variabel proses dalam penelitian ini adalah penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam pembelajaran bola tangan yang berhubungan dengan bahan ajar dan alat bantu pembelajaran yang bertujuan untuk dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kepercayaan diri siswa.
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Variabel output dari penelitian ini adalah meningkatkan kepercayaan diri
siswa yang dipengaruhi oleh adanya variabel input dan output dalam
pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan gaya mengajar
periksa diri (self check style) dalam pembelajaran bola tangan sehingga
terjadi perubahan dalam bentuk meningkatnyakepercayaan diri siswa dalam
proses pembelajaran.
E. Prosedur Penelitian
Sehubungan Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada model penelitian
tindakan kelas dari Kurt Lewin maka prosedur PTK merujuk pada rancangan
penelitian tersebut yang dirancang secara bertahap yaitu tahap menentukan
rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi.
Tahap-tahapan ini bersifat daur ulang atau siklus, berikut ini disajikan gambar
pentahapannya:
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan tindakan 1&2
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Ulang
Tindakan 3&4
Refleksi
Gambar 3.2
Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK,
(Sumber: Hidayat, Y. 2011, hlm. 37) SIKLUS
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu F. Rencana Tindakan
Rencana pembelajaran dalam suatu penelitian tindakan haruslah tersusun
dengan memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin bisa terjadi. Seperti yang
diungkapkan oleh Kunandar (2008, hlm. 91)
Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi definisi harus perspektif atau memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-peristiwa tidak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko.
Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu
oleh observer (guru penjas atau teman sejawat) untuk melakukan rancangan
tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan.
Pada tahap ini peneliti menentukan suatu perencanaan tindakan sebagai
langkah awal sebelum melangkah ke pelaksanaan penelitian. Peneliti adalah guru
yang mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,
sedangkan observer adalah guru mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di SDN Cisitu 2 Kota Bandung dan teman sejawat. Dalam penelitian ini
perencanaan program tindakan terdiri dari dua siklus dan tindakan-tindakan
dengan empat pertemuan pengajaran berupa proses pembelajaran yang akan
difokuskan dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa melalui penerapan
gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam pembelajaran bola
tangan.Tahap ini juga disebut sebagai tahap pra lapangan, dalam pra lapangan
peneliti melakukan observasi di lapangan dengan cara mengamati kondisi dalam
proses belajar mengajar antara siswa dan guru.
Dalam tahap ini pula peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk pertemuan atau tindakan sebagai pedoman untuk
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
a. Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan modifikasi peraturan
permainan dan variasi bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran
gerak mengoperkan bola dan penguasaan bola dalam pembelajaran permainan
bola tangan.
b. Membuat lembar observasi yaitu:
1) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua
kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini
harus tertib dan sistematis karena akan menjadi sumber informasi dalam
proses pengolahan data dan analisis data.
2) Dengan menggunakan alat elektronik (Handphone atau camera) untuk
merekam atau mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang
diambil selama proses pembelajaran berlangsung. Ini dapat dijadikan
bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan
pembelajaran di tahap berikutnya.
c. Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang
berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran.
d. Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan
pembelajaran.
2. Pelaksanaan tindakan
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan sebanyak dua siklus dan
setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan, rangkaian siklus dan tindakan
dilaksanakan selama empat minggu. Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti
berperan sebagai aktor (guru) yang terjun langsung untuk melaksanakan
pembelajaran.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:
a. Peneliti berencana menerapkan pembelajaran dengan modifikasi peraturan
permainan dan bentuk tugas gerak yang sistematis berupa pembelajaran gerak
mengoperkan bola dan penguasaan bola pada permainan bola tangan yang
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
b. Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan
terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan
sadar, kritis, sistematis, dan objektif.
Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke
dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
Siklus I
Skenario tindakan pembelajaran
a. Tindakan satu permainanlempardantangkapdalamformasi(4 vs 4)dan(5 vs 5).
1. Pendahuluan
1) Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2) Menertibkan siswa dengan berbaris
3) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama.
4) Guru men-cek kehadiran siswa.
5) Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bola tangan.
6) Menyampaikan tujuan pembelajaran Pemanasan dengan permainan.
Tabel 3.2 2. Kegiatan Inti
TUJUAN/INDIK
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
arming ups
ermainan
dalampembelaj
aran.
Warming ups
ermainan dalam
pembelajaran.
Guru menjelaskan
cara bermain
sentuh lutut.
Guru
menjelaskan
cara bermain.
Siswa
salingberpasangan
dan berhadapan,
siswamelakukan
permainan sentuh
lutut.
Permainan ini dilakukan dengan beberapa
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Cara lempar
dan tangkap
bola.
Cara lempar
dan tangkap
bola serta
mendukung
teman dalam
permainan Ten
Ball 4 vs 4.
Guru
membariskan
iswa, selanjutnya
menjelaskan
danmendemost
rasikan
caralempar
dan tangkap.
Guru
menjelaskan
ara bermain.
Siswaberbaris dan
memperhatikan
guru dan
sekaligus bertanya
jawab.
ermainan ini
dilakukan
secara
berkelompok,deng
an di mainkan
oleh 2 tim,
masing-masing
tim dalam
mendapatkan
angka harus
melakukan 10
lemparan terhadap
teman yang
berbeda, yang
menang adalah
tim yang paling
cepat
mendapatkan
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Cara lempar
dan tangkap
bola serta
mendukung
teman dalam
permainanEnd
Zone 5 VS 5.
Guru menjelaskan
ara bermain.
boleh jatuh ke
lantai dan tertepis
lawan, bila itu
terjadi maka bola
diberikan ke
lawan.
ermainan End Zone
ini
dilakukan secara
berkelompok, dengan
di
mainkan oleh 2 tim,
masing-masing
tim mempunyai
garis akhir.
Permainan ini
dilakukan dengan
cara di lempar ke
kawannya, dalam
mencetak angka
siswa harus
menaruh bola
tepat di garis End
Zone. Sebelum itu
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3. Penutup
1) Pengalaman belajar siswa, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal hal yang baru dipelajari.
2) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa(pengetahuan, sikap dan keterampilan).
3) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa, baik kelompok atau individu.
4) Tindak lanjut pembiasaan dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan pembelajaran berikutnya.
b. Tindakan duapermainanlempardantangkapdalamformasi (3 vs 2)dan(3 vs 3).
1. Pendahuluan
1) Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2) Menertibkan siswa dengan berbaris.
3) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. 4) Guru men-cek kehadiran siswa.
5) Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bola tangan.
[image:30.595.126.512.643.689.2]6) Menyampaikan tujuan pembelajaran Pemanasan dengan permainan.
Tabel 3.3 2. Kegiatan inti
lemparan
sebanyak 5 kali
lalu boleh
mencetak angka.
TUJUAN/IN DIKATOR
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Warming ups Permainan dalam pembelajaran . Warming ups Permainan dalam pembelajaran . Guru menjelaskan cara bermain hitamdanhij au. Gurumenjel askan Permainan KucingSent uh tikus. Pemanasan dengan
permainan hitam dan
hijau. Ketika guru
menyebutkan hitam
maka hitam harus
lari kedaerah aman
sedangkan hijau
harus berusaha
menangkap. Ketika
guru menyebutkan
hijau maka hijau
harus lari kedaerah
aman dan hitam
harus berusaha menangkap hijau. Permainaninidilakuk an denganbeberapakelo mpokkecil, carabermainnyayaitut
erdiridari 2 orang
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Cara lempar
dan tangkap
bola.
Drill
lempardantan
gkapmelalui
dinding.
Guru
membariska
n siswa,
selanjutnya
menjelaskan
dan
mendemostr
asikan cara
lempar dan
tagkap bola.
Guru
menjelaskan
cara
lempardanta
ngkap
kepadatikuslainnya.
Bola tidakbolehjatuh,
ditepisolehkucingdan
bahkanditangkap,
bilaituterjadimakatik
usberubahmenjadiku
cing.
Siswa berbaris dan
memperhatikan guru
dan sekaligus
bertanya jawab.
Siswa melakukan
gerakanmelempar
dan menagkap
kembali melalui bola
yang di pantulkan ke
tembokjika dalam
permainan
sebelumnya banyak
melakukan kesalahan
dalam mempraktikan
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Caralempar
dan tangkap
bola serta
mendukung
teman dalam
permainan 3
VS 2.
Guru
menjelaskan
carabermain
.
ermainan ini adalah
permainan dimana
adaregupenyerang
yang berada di
luargaris dan regu
bertahan yangberada
di dalam garis,
regupenyerang
berusaha
melemparbola
ketengah lingkaran
yang terdapat tiga
bola
sebagaitargetmenceta
k skor dengancara
berdiri di
belakanggarisdengan
berbagaicaralempara
n danbola dapat di
operkan
padatemannya agar
menyulitkanregu
bertahan,
regubertahanmenjaga
agar bola ygberada di
dalamlingkaran agar
tidakterkenalemparan
regupenyerangdenga
ncaramenepis,mengh
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3. Penutup
1) Pengalaman belajar siswa, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal hal yang baru dipelajari.
Cara lempar
dan tagkap
bola serta
mendukung
teman dalam
permainan 3
VS 3.
Guru
menjelaskan
carabermain
.
menangkap bola.
Sebelum itu siswa
harus melakukan
lemparan sebanyak 5
kali.
Permainan ini
dilakukansecara
berkelompok,
dengan
di mainkan oleh 2
tim,masing-masing
tim
dalammendapatkan
angka
harusmelakukan 5
lemparan terlebih
dahulu terhadap
teman yang berbeda,
dalam mencetak
angka setiap tim
harus menjatuhkan
botol di dalam
lingkaran lawan.
Setiap poin di hitug
berapa jumlah botol
yang jatuh. Waktu
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan).
3) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa, baik kelompok atau individu.
4) Tindak lanjut pembiasaan dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan pembelajaran berikutnya.
1. Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan pembelajaran. Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, penulis
dibantu oleh observer (guru mata pelajaran pendidikan jasmani atau teman
sejawat). Objek yang diamati difokuskan pada aktivitas dan efektivitas siswa
selama pembelajaran dilaksanakan.
2. Refleksi
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, refleksi dan interpretasi
(pemaknaan) terhadap data yang didapat dari hasil observasi, sehingga dapat
diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Hasil yang
didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini.
Dari hasil observasi guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi
apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat
meningkatkankepercayaandirisiswadalam mengikuti pembelajaran permainan
denganpenerapangayamengajarperiksadiri (self check style)
dalampembelajaranpermainan bola tangan. Pemaknaan hasil observasi ini
dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun
langkah-langkah dalam tindakan berikutnya.
Penelitiantindakankelasiniakandilakukandenganduasiklus,
dalamsatusiklusterdapatduatindakan. Berikut di
bawahiniadalahlangkah-langkahpembelajaransikluspelaksanaantindakandalampenelitiantindakankelas.
Siklus II:
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1) Mengecekkesiapanbelajarsiswa, lapangan, dan media yang
akandigunakandalampembelajaran.
2) Menertibkansiswadenganberbaris
3) Guru bersamasiswaberdoabersama-sama.
4) Guru men-cekkehadiransiswa.
5) Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bola tangan.
[image:36.595.114.532.382.748.2]6) Menyampaikan tujuan pembelajaran Pemanasan dengan permainan.
Tabel 3.4 2. Kegiatan Inti
TUJUAN/INDI KATOR
GURU SISWA FORMASI
Warming ups
Permainan
dalampembelajar
an.
Warming ups
Permainan
dalampembelajar
an.
Guru
menjelaskan
cara bermain
sentuhlutut.
Guru
menjelaskancar
abermain.
Siswa
salingberpasanga
n danberhadapan,
siswa
melakukanpermai
nansentuhlutut.
Pemanasan
dengan
permainan jala
ikan dengan. Cara
memainkannya
adalah dengan
membentuk
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Cara lempar dan
tangkap bola.
Cara lempar dan
tangkapbola serta
mendukung
teman dalam
permainan4 VS 4.
Guru
membariskan
siswa,
selanjutnya
menjelaskan
dan
mendemostrasi
kan cara
lempar dan
tangkapbola.
Guru
menjelaskancar
abermain.
yang saling
berpegangan
tangan dan
berperan sebagai
jala yang bertugas
menangkap
temannya yang
berperan sebagai
ikan.
Siswa berbaris
dan
memperhatikan
guru dan
sekaligus
bertanya jawab.
Siswa terbagi
dalam kelompok
kecil. Tiap
kelompok terdiri
dari 8 orang. 4
bertahan dan 4
penyerang.Dalam
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Cara lempar dan
tangkapbola serta
Guru
menjelaskancar
abermain.
penyerang
melakukan
operan lempar
tangkap dan
berusaha
memantulkan
bola ke dalam
lingkaran untuk
mencetak skor
dan yang bertahan
berusaha merebut
bola dari
penyerang. Dalam
permainan ini jika
bola belum 5 kali
lemparan atau
operan maka
tidak bisa
membuat skor.
Bola tidak boleh
di bawa lari
melainkan harus
saling mengoper.
Setiap terjadi skor
maka regu lawan
berganti
memainkan bola.
Permainanmasihs
ama,
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3. Penutup
1) Pengalaman belajar siswa, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal hal yang baru dipelajari.
2) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan).
3) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa, baik kelompok atau individu.
4) Tindak lanjut pembiasaan dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan pembelajaran berikutnya
b. Tindakan empatpermainanlempardantangkapdalamformasi ( 4 vs 3)dan(5 vs 5).
1. Pendahuluan
1) Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2) Menertibkan siswa dengan berbaris. 3) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. 4) Guru men-cek kehadiran siswa.
5) Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
mendukung
teman dalam
permainan4 VS 4.
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bola tangan.
[image:40.595.114.512.215.750.2]6) Menyampaikan tujuan pembelajaran Pemanasan dengan permainan.
Tabel 3.5 2. Kegiatan inti
TUJUAN/ID IKATOR
GURU SISWA FORMASI
Warming ups
Permainan
dalam
pembelajaran
.
Warming ups
Permainan
dalam
pembelajaran
.
Guru
menjelaskan
cara bermain.
Guru
menjelaskanc
arabermain.
Pemanasan dengan
permainan estafet
bola. Cara
memainkannya
adalah dengan saling
mengoper bola
kebelakang dengan
tangan lalu orang
yang paling
belakang berlari
kedepan dan
kembali kebarisan
paling depan dan
mulai mengoperkan
bola lagi
kebelakang.
Permainaninidilakuk
andenganbeberapake
lompok,
carabermainnyayaitu
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Cara lempar
dan tagkap
bola.
Cara lempar
dan tagkap
bola serta
mendukung
teman dalam
permainan4
VS 3.
Guru
membariskan
siswa,
selanjutnya
menjelaskan.
Guru
menjelaskanc
arabermain.
Setiapsiswaberusaha
merebut bola
lalumencetakangkak
egawanglawan. Bola
tidakbolehdibawalar
i.
Siswa berbaris dan
memperhatikan guru
dan sekaligus
bertanya jawab.
Goalballadalahperm
ainantim yang
didalamnyaterdapat
1 joker, joker
hanyabertugaskepad
atimpenyerangtetapi
tidakbolehmencetak
angka. Siswa di
bagimenjadiduatima
taukelompok yang
salingbertanding.
Bola hanya di
mainkandengankedu
atangandengancara
mengoperkan bola
keteman, bola
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Cara lempar
dan tagkap
bola serta
mendukung
teman dalam
permainan5
VS 5.
Guru
menjelaskanc
arabermain.
bawalari.Setiaptimh
arusmempunyaipem
ain yang
bertugassebagaipenj
agagawang.
Permainaninimerupa
kangabungandariper
mainansepak bola
dengan bola basket.
Lama
permainanadalah 2 x
8 menit.
Game
inisepertibermain
bola
tangansesungguhnya
siswa di
bagimenjadiduatima
taukelompok yang
salingbertanding.
Cara membawa bola
yaitudenganmendrib
le
melangkahsebanyak
3
langkahsambalmem
egangbolaterusmeng
oper bola. Bola
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3. Penutup
1) Pengalaman belajar siswa, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal hal yang baru dipelajari.
2) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan).
3) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa, baik kelompok atau individu.
4) Tindak lanjut pembiasaan dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan pembelajaran berikutnya.
1. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas
gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus I tindakan ke satu
dan ke dua.
2. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus
II.Dalammelaksanakankegiatantindakanpenelitianinipenelitimemberikanmateriper
mainanbola
mainkandengankedu
atangan.
Setiaptimharusmem
punyaipemain yang
bertugassebagaipenj
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
tangandenganempatpertemuanyaitudenganbentukmaterimodifikasipermainan.Pen
elitimembuatkelompokkecildalampermainanagar
pembelajarantidakmembosankan.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang menjadi alat pengumpul data dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah peneliti itu sendiri. Menurut Arikunto (2002, hlm. 134) “instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah”. Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen-instrumen lain sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian. Instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data hasil peningkatan keterampilan dan kepercayaan diri siswa
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrumen pengamatan GPAI
(Game Performance Assessment Instrument).
MenurutOslin ,dkk (1998) dalamMemmertdan Harvey (2008, hlm. 221)
mengembangkan GPAI untukmengukurpenampilanbermainyangmenunjukkan
pemahamataktis, serta kemampuanpemainuntuk memecahkan
masalahtaktisdengan memilihdan menerapkanketerampilan yang sesuai. Dari
pendapatdiatasjelasbahwa GPAI dapat di
sesuaikandengantingkatketerampilangerakdarimateri pelajaran yang diberikan.
Guru bebasmenentukantugasgerakmana yang
akandiberipenilaianuntukdijadikanbahanevaluasipembelajaran yang
akanditingkatkan. Guru
melakukanpenilaiantersebutpadasaatpembelajaranberlangsung.
Berikutiniadalahbeberapakomponen GPAI yang
dapatdigunakansebagaibahanpenilaian:
Tabel 3.6
Komponen GPAI
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Keputusan yang
diambil(Decision
Marking)
Membuat pilihan yang sesuai mengenai apa yang harus
dilakukan dengan bola selama permainan.
Melaksanakan
keterampilan(Skill
Execution)
Penampilan yang efisien darikemampuan teknik dasar.
Penyesuaian
(Adjust)
Pergerakan dari pemain, baik dalammenyerang atau
bertahan, seperti yangdiinginkan pada permainan.
Melindungi
(Cover)
Menyediakan bantuan perlindunganbagi pemain yang
sedang memainkanbola atau menggerakkan bola
Memberi dukungan
(Support)
Memposisikan pergerakan bola padaposisi menerima k
etika temanmemiliki bola.
Menjaga/ menandai
(Guard/ Mark)
Bertahan dari lawan yang mungkinmemiliki atu tidak
memiliki bola.
Perlindungan
(Base)
Menyediakan bantuan perlindunganbagi pemain yang
sedang memainkanbola atau menggerakkan bola
(Sumber : The Game Performance AssessmentInstrument (GPAI): Some Concerns
and Solutions for Further Development, Memmert dan Harvey, 2008, hlm. 220)
Dari ke tujuh komponen GPAI tersebut, peneliti menidentifikasi yang akan
diaplikasikan ke dalam penerapan gaya mengajar periksa diri (self check
style)dalam pembelajaran permainan bola tangan guna meningkatkan kepercayaan
diri siswa, dalam hal ini peneliti fokus dalam tiga aspek penampilan dari
beberapa komponen yaitu keputusan yang diambil/ Decision Marking(sesuai,
tidak sesuai), Melaksanakan keterampilan/Skill Execution(efektif, tidak efektif)
dan memberi dukungan/ support (sesuai, tidak sesuai). Setelah itu peneliti
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
sesuai atau ketidak sesuaian dan efisien atau ketidak efisiennya pada suatu
[image:46.595.109.514.159.532.2]kejadian atau penampilan yang dilakukannya pada komponen-komponen tertentu.
Tabel 3.7
Aspek yang diambil dari beberapa komponen
Komponen Kriteria
1. Keputusan yang di ambil
(Decision Marking).
Pemain berusaha mengoper ke teman yang berdiri bebas
Pemain berusaha menghindari atau menjauhi dari kawalan lawan
2. Melaksanakan keterampilan(Skill
Execution)
Melempar
Operan terkendali
Bola operan mengenai sasaran
Menangkap
Bola tertangkap tanpa terjatuh
Dapat menyesuaikan dengan arah bola yang akan datang
3. Memberi dukungan (support).
Dalam permainan, pemain
membantu teman sekelompok yang
lebih menguntungkan untuk
mencetak skor
Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk
menerima operan bola
Pemain bergerak mendekati lawan danberusahamerebut bola
Berikut ini format GPAI yang digunakan untuk menilai keterampilan lempar
dan tangkap.
Tabel 3.8
Format Penilaian GPAI
No Nama
Keputusan
yang
diambil
Melaksanakan
keterampilan
Memberi
Dukungan/su
pport
Jml Nilai
Akhir
[image:46.595.106.518.630.728.2]Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Jumlah
Rata-rata
Keterangan :
S = Sesuai (Appropiate) TS = Tidak Sesuai (Inappropiate)
E = Efektif (Effective) TE = Tidak Efektif (Ineffective)
a. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti berupa foto – foto ketika proses
pembelajaran berlangsung, absensi siswa untuk mengetahui nama dan jumlah
anak.
b. Catatan lapangan
Membuat catatan lapangan merupakan salah satu cara melaporkan hasil
observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah selama penelitian.
Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat semua hasil pengamatan observer
selama pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati oleh observer selama
pembelajaran baik itu mengenai kinerja guru, pemberian materi, feedback yang
diberikan anak terhadap pembelajaran yang diberikan, dan lain-lain dicatat oleh
Agus Sopian, 2015
PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Catatan Lapangan
Tindakan :
Hari/tgl :
Waktu :
Pengajar :
...
...
...
...
...
...
...
Observer