• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPIKE BOLA VOLI MELALUI PANTULAN BOLA KE TEMBOK DI KELAS V SDN KARNGSAMBUNG IV KECAMATAN KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPIKE BOLA VOLI MELALUI PANTULAN BOLA KE TEMBOK DI KELAS V SDN KARNGSAMBUNG IV KECAMATAN KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI PANTULAN BOLA KETEMBOK DI SDN

KARANGSAMBUNG IV KECAMATAN KADIPATEN

KABUPATEN MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh HERI JUHAERI

0701660

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 PRODI PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

PANTULAN BOLA KE TEMBOK DI KELAS V SDN KARANGSAMBUG IV KECAMATAN KADIPATEN

KABUPATEN MAJALENGKA

HERI JUHAERI 0701660

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. Tatang Muhtar, M.SI NIP. 195906031986031005

Pembimbing II,

Entan Saptani, M.pd NIP. 196204131987031002

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S-1 PENJAS

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Meningkatkan Keterampilan Spike Bola Voli Melalui Pantulan Bola Ke Tembok Di Kelas V SDN Karangsambung IV Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka”, adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Majalengka, Juni 2011 Yang membuat pernyataan,

(4)

i

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 9

1. Perumusan Masalah ... 9

2. Pemecahan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Batasan Istilah ... 13

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 15

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 15

B. Pendidikan Jasmani ... 16

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 16

2. Tujuan Pendidikan Jasmani... 19

3. Manfaat Pendidikan Jasmani... 21

4. Ruang lingkup Pendidikan Jasmani ... 24

C. Permainan Bola Voli ... 26

1. Pengertian Permainan Bola Voli ... 26

2. Teknik Dasar Permainan Bola Voli ... 28

3. Teknik Smash (Spike) ... 32

D. Temuan Hasil Yang Relevan ... 36

(5)

ii

1. Lokasi Penelitian ... 38

2. Waktu Penelitian ... 40

B. Subjek Penelitian ... 40

C. Metode dan Desain Penelitian ... 41

1. Metode Penelitian... 41

2. Desain Penelitian ... 44

D. Prosedur Penelitian ... 46

1. Tahapan Perencanaan Tindakan ... 46

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan ... 47

3. Tahapan Observasi ... 48

4. Tahapan Analisis dan Refleksi ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 51

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 52

1. Teknik Pengolahan ... 52

2. Analisis Data ... 59

G. Validasi Data ... 61

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Paparan Data Awal ... 63

B. Paparan Data Tindakan ... 70

1. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 70

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 70

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 72

c. Paparan Data Hasil Siklus I... 78

d. Analisis Siklus I ... 79

e. Refleksi Siklus I ... 81

2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 82

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 82

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 85

c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 89

d. Analisis Siklus II ... 91

e. Refleksi Siklus II ... 92

3. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 93

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 93

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 95

c. Paparan Data Hasil Siklus III ... 100

d. Analisis Siklus III ... 101

e. Refleksi Siklus III ... 102

(6)

iii

B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 121

(7)

iv Tabel

4.2 Data Awal Pembelajaran Spike Bola Voli ... 68

4.4 Data Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus I ... 71

4.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 74

4.6 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 77

4.7 Hasil belajar Spike Siklus I ... 78

4.7 Analisis Data Pelaksanaan Siklus I ... 79

4.8 Data Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus II ... 83

4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 86

4.10 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 89

4.11 Hasil belajar Spike Siklus II ... 90

4.11 Analisis Data Pelaksanaan Siklus II ... 91

4.12 Data Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus III ... 94

4.13Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 97

4.14 Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 99

4.15 Hasil belajar Spike Bola Voli Siklus III ... 100

(8)

v Gambar

(9)

vi Lampiran

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 121

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 124

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 127

4. Pedoman Perencanaan Observasi Kinerja Guru ... 130

5 Pedoman Observasi Kinerja Guru ... 136

6 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa... 139

7 Format Wawancara Guru ... 141

8 Catatan Lapangan Siklus I ... 142

9 Catatan Lapangan Siklus II ... 143

10 Catatan Lapangan Siklus III ... 144

11 Foto-foto Saat Pembelajaran Spike ... 145

12 Surat Keterangan Penelitian ... 146

13 Surat Izin Penelitian ... 147

14 SK Pembimbing Skripsi ... 148

15 Daftar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 149

(10)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Secara sederhana, pendidikan jasmani itu tak lain adalah proses belajar mendidik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam pendidikan jasmani itu, kita akan diajarkan untuk bergerak sehingga melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya. Belajar melalui pengalaman gerak untuk mencapai tujuan pengajaran merupakan salah satu ciri dari pendidikan jasmani.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lutan (2001:17) tentang pengertian pendidikan jasmani bahwa:

Pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya. Dengan mempelajari pendidikan jasmani, siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan, serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sopandi (1991:39) yang menyatakan bahwa “Gerak atau khususnya olahraga sangat berguna bagi kehidupan manusia”.

(11)

cabang olahraga. Keterampilan teknik dasar olahraga ini akan dapat dikuasai bila sebelumnya dikuasai keterampilan gerak dasar.

Keterampilan gerak dasar di sekolah dasar dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Pembagian kategori tersebut sesuai dengan ruang lingkup pendidikan jasmani, yakni meliputi:

1. Permainan dan olahraga, meliputi olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor, manipulative, kasti, rounders, kipres, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, atletik dan bela diri.

2. Aktivitas pengembangan, meliputi mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh.

3. Aktivitas senam, meliputi ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat dan senam lantai.

4. Aktivitas ritmik, meliputi gerak bebas, senam pagi, senam kebugaran jasmani (SKJ) dan senam aerobik.

5. Aktivitas air, meliputi permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air dan renang.

6. Pendidikan diluar kelas, meliputi piknik/ karya wisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung.

(12)

mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.

Sesuai dengan tujuan pembelajaran, pendidikan jasmani yang diselenggarakan memenuhi kaidah-kaidah pedagogik yang memberikan peran penting bagi perkembangan siswa secara menyeluruh. Para pelaku pendidikan terkadang melupakan peran penting pendidikan jasmani bagi perkembangan siswa, khususnya pada siswa usia sekolah dasar yang merupakan fondasi perkembangan pada diri siswa. Pelaksanaan pendidikan jasmani merupakan sebuah upaya pembinaan mutu sumber daya manusia yang berkualitas dan berkesinambungan dengan menjunjung nilai-nilai sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan pembiasaan pola hidup sehat dalam mengajarkan berbagai kompetensi pendidikan jasmani. Dalam penjabaran pelaksanaannya tidak hanya menekankan pada hasil yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan harus mendapat sentuhan didaktik dan metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran, artinya bahwa pembelajaran yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kamampuan atau kondisi anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.

(13)

perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik.

Dari kurikulum 2006 untuk pendidikan jasmani, terdapat program pengajaran permainan bola besar, diantaranya adalah permainan bola voli. Olahraga permainan bola voli merupakan salah satu materi penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar. Permainan bola voli yang sesungguhnya mulai diperkenalkan pada kelas IV hingga kelas VI. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga permainan bola voli dipandang layak sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Permainan bola voli adalah suatu bentuk permainan yang termasuk dalam Cabang Olahraga Permainan. Voli artinya pukulan langsung atau memukul bola langsung di udara sebelum bola jatuh ke tanah. Tujuan dari permainan bola voli adalah memukul bola atau mengembalikan bola ke lapangan lawan agar jatuh di daerahnya, dengan melewati di atas net dan menjaga agar bola tidak jatuh di daerah lapangan sendiri.

Muhajir (2006:23), mengemukakan pengertian teknik dalam permainan bola voli sebagai berikut:

Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.

(14)

dengan baik perlu memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, saat melayang diudara, pukulan dan pendaratan.

Dengan mengetahui teknik permainan bola voli, para pemain bola voli dapat bermain bola voli dengan baik. Salah satu teknik yang penting dikuasai dalam belajar bola voli adalah teknik spike/ smash bola voli.

Mariyanto (2006:128) mengemukakan pengertian smash sebagai berikut: Smash adalah suatu pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi berada diatas net, maka bola dapat dipukul tajam ke bawah.

Untuk dapat menguasai keterampilan smash, diperlukan adanya latihan yang sistematis sehingga siswa menguasai keterampilan tersebut secara maksimal. Untuk dapat menguasai keterampilan spike tersebut, maka diperlukan adanya proses, yaitu melalui proses belajar mengajar yang dilakukan siswa dan guru untuk mencapai tujuan.

Kristianto (2003:143) mengemukakan pengertian smash sebagai berikut: Smash adalah pukulan keras yang biasanya mematikan karena bola sulit diterima atau dikembalikan. Spike adalah merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli.

(15)

dapat menimbulkan motivasi yang tinggi terhadap pencapaian hasil belajar spike permainan bola voli.

Pembelajaran teknik spike dalam permainan bola voli merupakan keterampilan yang harus dikuasai siswa khususnya siswa kelas V SDN Karangsambung IV. Pada awal semester tahun ajaran 2010/ 2011, guru pendidikan jasmani di SDN Karangsambung IV menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa untuk teknik spike, yaitu 60.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1.1

Meningkatkan Kemampuan Spike Bola Voli Melalui Pantulan Bola Ke Tembok Di Kelas V SDN Karangsambung IV Desa Karangsambung

Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka

No Nama

Aspek yang dinilai

Skor Nilai

Ket Awalan Tolakan Melayang Pukulan Mendarat

(16)

Deskriptor: 1. Awalan

a.Melangkahkan kaki sebanyak tiga kali. b.Posisi tangan di ayunkan.

c.Melompat dengan dua kaki. 2. Tolakan

a.Posisi lutut pada saat menolak ditekukkan.

b.Jika siswa menolakkan kaki tidak melebihi garis yang ditentukan. c.Jika kedua lutut siswa ditekukkan secara bersamaan pada saat menolak.. 3. Melayang

a.Pada saat melayang posisi tubuh melenting. b.Pada saat melayang posisi tangan di atas kepala. c.Pada saat melayang posisi kaki lurus.

4. Pukulan

a. Jika posisi telapak tangan dilecutkan pada saat memukul. b. Jika siswa memukul bagian atas bola voli.

c. Jika tangan dilebarkan pada saat memukul. 5. Mendarat

a. Jika siswa mendarat dengan kedua kaki besamaan. b. Jika posisi lutut ditekuk pada saat mendarat.

(17)

Pejelasan

1= jika 1 indikator yang muncul maka skor nya 1. 2= jika 2 indikator yang muncul maka skor nya 2. 3= jika 3 indikator yang muncul maka skor nya 3. Keterangan:

T = Tuntas TT = Tidak Tuntas Skor Ideal = 15

Nilai = Skor yang diperoleh x 100 % Skor Ideal

Nilai KKM = 62 + 58 + 60 x 100 % = 60 3

Jika siswa mendapat nilai > 60 dikatakan tuntas. Jika siswa mendapat nilai < 60 dikatakan tidak tuntas.

(18)

kurangnya pengalaman gerak dalam belajar spike bola voli dan pembelajaran kurang menarik dikarenakan sebagian siswa ingin langsung bermain permainan bola voli yang sebenarnya.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang dirumuskan ke dalam judul ”Meningkatkan Kemampuan Spike Bola Voli Melalui Pantulan Bola Ke

tembok Di Kelas V SDN Karangsambung IV Desa Karangsambung Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka”.

B. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran spike permainan bola voli melalui pantulan bola ke tembok dalam meningkatkan keterampilan spike bola voli pada siswa kelas V SDN Karangsambung IV Desa Karangsambung Kecamatan kadipaten Kabupaten Majalengka?

b. Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran spike permainan bola voli melalui pantulan bola ke tembok dalam meningkatkan keterampilan spike bola voli pada siswa kelas V SDN Karangsambung IV Desa Karangsambung Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka?

(19)

meningkatkan keterampilan spike bola voli pada siswa kelas V SDN Karangsambung IV Desa Karangsambung Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka?

d. Bagaimana peningkatan hasil belajar spike permainan bola voli melalui pantulan bola ke tembok dalam meningkatkan keterampilan spike bola voli pada siswa kelas V SDN Karangsambung IV Desa Karangsambung Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas V semester II SDN Karangsambung IV Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka dalam pembelajaran spike bola voli masih sangat minim, sekitar 55% siswa dari jumlah 10 orang siswa belum memenuhi standar nilai yang ditentukan. Permasalahan tersebut karena siswa tidak terlihat bersemangat mengikuti pembelajaran spike bola voli. Kinerja guru dalam pembelajaran spike bola voli tidak dikemas dalam bentuk permainan sehingga membuat siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran tersebut. Keterampilan spike siswa tidak terlalu baik sehingga hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena permasalahan di atas, maka peneliti berupaya melakukan tindakan terhadap permasalahan ini, yakni dengan pembelajaran spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok.

(20)

a.Tahap perencanaan

1) Membuat skenario pembelajaran.

2) Membuat lembar evaluasi belajar untuk melihat peningkatan keterampilan spike siswa.

3) Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja guru, aktivitas siswa selama proses pembelajaran spike bola voli di kelas V SDN Karangsmbung IV.

b.Tahap pelaksanaan kinerja guru

1) Membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Memimpin siswa untuk berdo’a.

3) Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan yang menarik seputar bola voli.

4) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

5) Memimpin siswa melakukan peregangan statis dan dinamis. 6) Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok.

7) Guru memberikan penjelasan tentang aturan permainan pantulan bola ketembok.

8) Siswa belajar spike melalui permainan pantulan bola ke tembok. 9) Guru memberikan arahan dan koreksi terhadap kesalahan yang

dilakukan siswa.

(21)

12)Siswa diberi tugas untuk melatih gerakan-gerakan yang telah dipelajari di rumahnya masing-masing.

c. Tahap peningkatan hasil belajar

Untuk peningkatan hasil belajar, yaitu mengenai keterampilan spike siswa dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi tes praktek spike bola voli.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran spike permainan bola voli

melalui pantulan bola ke tembok dalam meningkatkan keterampilan spike bola voli pada siswa kelas V SDN Karangsambung IV Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanakan pembelajaran spike permainan bola voli melalui pantulan bola ke tembok dalam meningkatkan keterampilan spike bola voli pada siswa kelas V SDN Karangsambung IV Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pelaksanakan pembelajaran spike permainan bola voli melalui pantulan bola ke tembok dalam meningkatkan keterampilan spike bola voli pada siswa kelas V SDN Karangsambung IV Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka.

(22)

bola voli pada siswa kelas V SDN Karangsambung IV Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa, yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan menguasai teknik spike serta meningkatkan keterampilan spike dalam permainan bola voli khususnya di sekolah dasar.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani, yaitu untuk menambah wawasan dan mengambangkan metode mengajar di sekolah dasar dalam rangka meningkatkan keterampilan spike siswa dalam permainan bola voli.

3. Bagi Peneliti, yaitu untuk menambah wawasan dan mengambangkan metode mengajar di sekolah dasar dalam rangka meningkatkan keterampilan spike siswa dalam permainan bola voli.

4. Bagi Lembaga, sebagai bahan masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi khususnya pada pembelajaran spike bola voli. E. Batasan Istilah

(23)

1. Meningkatkan

Meningkatkan adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil dari belajar atau latihan (Sisdiknas, 2003).

2. Permainan

Permainan merupakan salah satu cabang dari olahraga yang digemari anak-anak untuk mendatangkan kesenangan dan kepuasan (Sukintaka, 1983:30)

3. Permainan bola voli

Permainan bola voli adalah permainan dari cabang olahraga yang bertujuan memukul bola atau mengembalikan bola ke lapangan lawan agar jatuh di daerahnya, dengan melewati di atas net dan menjaga agar bola tidak jatuh di daerah lapangan sendiri (Syarifudin, 1993:183).

4. Spike

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penelitian adalah SDN Karangsambung IV Kelas V Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka. Lokasi penelitian ini dipilih sebagai pelaksanaan penelitian.

Pemilihan sekolah tersebut untuk dijadikan tempat penelitian ini didasarkan pertimbangan sebagai berikut.

a. Sebagai guru penjas wajib meningkatkan keterampilan siswa agar hasil belajar siswa meningkat.

b. Sebagai guru bertanggung jawab besar untuk meningkatkan kualitas sekolah untuk melakukan inovasi pembelajaran.

c. Mitra di sekolah ini memudahkan untuk mengumpulkan data dan melakukan konfirmasi bila menemukan masalah teknis yang perlu diperbaiki.

d. Latar belakang dan karakter siswa lebih dipahami sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi siswa yang selama ini dianggap mengalami kesulitan, serta memudahkan untuk memantau perkembangan siswa dan mencari data. e. Terdapat permasalahan yang belum terselesaikan terutama dalam

(25)
(26)

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian terhadap peningkatan ketermpilan spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok di kelas V SDN Karangsambung IV Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka, dilaksanakan dalam waktu empat bulan terhitung dari bulan Februeri hingga bulan July 2011.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

NO URAIAN KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan dan pembekalan 2 Perencanaan 3 Pelaksanaan siklus I 4 Pelaksanaan siklus II 5 Pelaksanaan siklus III 6 Pengolahan data 7 Penyusunan laporan

B.Subjek Penelitian

(27)

sebagian besar siswa kelas V memiliki bakat dan kemauan yang cukup tinggi dalam pembelajaran penjas serta respon guru olahraga kelas V yang memiliki keinginan untuk melakukan inovasi dalam memperbaiki proses dan hasil pembelajaran. Khususnya pada pembelajaran bola voli, terutama pada keterampilan spike bola voli yang masih tergolong rendah. Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil subjek penelitian pada siswa kelas V SDN Karangsambung IV Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka dalam upaya meningkatkan Pembelajaran spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok.

C.Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Karena metode penelitian ini mampu meningkatkan

profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas, melalui bentuk perbaikan (Kasbolah: 1998). Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praktik (proses dan hasil) pembelajaran di kelas.

(28)

kemampuan tadi akan bermuara terhadap peningkatan mutu pendidikan dan kualitas luaran.

Situasi kelas sangat dinamis dalam konteks kehidupan sekolah yang dinamis peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada. Pengajar dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar kegiatan PTK selaras dengan situasi yang ada, tetapi tetap mampu menjaga agar proses mengarah pada tercapainya perbaikan. Hal ini menuntut komitmen untuk berpartisipasi dan kerjasama dari semua orang yang terlibat, yang mampu melakukan evaluasi diri secara berkelanjutan sehingga perbaikan demi perbaikan, betapapun kecilnya, dapat diraih. Diperlukan kerangka kerja agar masalah praktis dapat dipecahkan dalam situasi nyata.

Berdasarkan Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.

Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenani situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

(29)

Metode penelitian tindakan kelas ini, menggunakan pengolahan data kualitatif, (Moleong, 2002:3) yaitu “Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati”. Dengan demikian, proses dan hasil penelitian yang dilakukan

digambarkan secara jelas dan rinci melalui penggunaan kata-kata yang digeneralisasikan dengan menekankan makna dari perolehan data yang sebenarnya.

Selain itu, metode penelitian ini didukung dengan pengolahan data kuantitatif, sehubungan dengan yang diungkapkan oleh Brannen (2000), ‟Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya‟. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

(30)

2. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian ini mengacu model penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah. 1998:114) yaitu “model spiral” tampak pada gambar berikut.

Gambar 3.2

(31)

Gambar di atas merupakan alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang di awali dengan:

a. Perencanaan tindakan (planing) menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan, atau seperangkat rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku sebagai solusi.

b. Penerapan tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh praktisi sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan sesuai tujuan yang merupakan implementasi dari rancangan yang telah dibuat, pada tahapan ini tindakan harus sesuai dengan rancangan agar tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai.

c. Kegiatan observasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan yang dilakukan dan mencatat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, kegiatan ini dilakukan oleh observer bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

(32)

dalam penyusunan perencanaan berikutnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus (cycle) yang mengacu pada model spiral Kemmis dan Tanggart. Siklus ini berlangsung beberapa kali hingga tercapainya target ketuntasan belajar dalam meningkatkan keterampilan spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok.

1. Tahapan Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk memperbaiki praktik pembelajaran spike bola voli melalui pantulan bola ketembok. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran penjas di kelas V. Langkah ini didahului dengan telaah kurikulum mata pelajaran penjas kelas V. Dari hasil pengkajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, isi materi, metode pembelajaran yang digunakan, serta alat peraga yang digunakan. Dari hasil pengkajian akan diketahui faktor munculnya permasalahan siswa belum mampu dalam pembelajaran spike bola voli, hal ini disebabkan karena penyajian pembelajaran hanya memperhatikan hasil bukan proses.

(33)

mengorganisasikan kegiatan pembelajarannya sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran spike bola voli.

c. Memberikan arahan, pemahaman, cara melakukan spike bola voli.

d. Menyusun rencana penelitian yakni menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh dari siklus pertama sampai siklus ketiga dan sekaligus merancang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam tiap siklus.

e. Menyusun dan menetapkan teknik pengamatan pada setiap tahapan penelitian dengan menggunakan alat observasi, wawancara, dan tes hasil belajar.

f. Mempersiapkan segala sesuatu untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, yaitu meliputi pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat pedoman observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dan membuat pedoman wawancara.

g. Mempersiapkan media, alat, sarana dan prasarana dalam pembelajaran spike bola voli.

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Penerapan tindakan terhadap pelaksanaan pembelajaran spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

1) Mengucapkan salam

2) Memimpin siswa untuk berdoa 3) Guru memotivasi siswa

(34)

5) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran 6) Melakukan peregangan statis dan dinamis b. Kegiatan inti

1) Pembelajaran spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok. 2) Guru mengajarkan teknik smash yang benar

3) Guru mendemonstrasikan teknik smash yang benar 4) Siswa melakukan smash bola voli tanpa bola

5) Siswa melakukan smash bola voli secara berkelompok c. Kegiatan akhir

1) Siswa melakukan tes akhir berupa tes praktek spike bola voli secara individu.

2) Siswa melakukan pendinginan untuk memulihkan stamina.

3) Siswa dan guru melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dipelajari.

3. Tahapan Observasi

(35)

Dengan adanya kegiatan observasi diharapkan dapat dikenali setiap perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka peneliti harus mencari dan menemukan faktor penyebab serta menentukan langkah perbaikan.

Menurut Sumarno (Kasbolah, 1998:93) sasasaran dilakukannya observasi adalah untuk menemukan hal-hal berikut.

1) Seberapa jauh pelaksanaan tindakan kelas sesuai dengan rencana tindakan yang diterapkan sebelumnya.

2) Seberapa banyak pelaksanaan tindakan kelas menunjukan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan. Kalau sudah ada bukti bahwa pelaksanaan tindakan diteruskan sesuai dengan rencana. Konsep dasar penelitian tindakan kelas memberikan bimbingan bahwa hal-hal yang sudah baik perlu dicarikan cara untuk membuatkan lebih baik lagi. Sebaliknya, kalau tidak ada tanda-tanda keberhasilan berarti dibutuhkan peninjauan kembali, perbaikan atau penyempurnaan tindakan.

3) Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan. Hal ini perlu diikuti dengan upaya untuk lebih mengintesifkannya.

Apabila dalam pelaksanaan tindakan terjadi dampak negatif dapat merugikan atau cenderung menggangu kegiatan lainya. Temuan dampak negatif dan merugikan perlu ditindak lanjuti dengan upaya mengurangi atau meniadakan sama sekali.

4. Tahapan Analisis dan Refleksi

(36)

pelaksanaan tindakan. Setiap informasi yang didapatkan akan dikaji dan dipahami bersama oleh praktisi, peneliti, dan observer. Informasi yang terkumpul perlu diuraikan, dicari kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu serta hasil penelitian yang relevan.

Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang tepat, untuk menentukan tindakan yang berikutnya. Bila hasil refleksi menunjukan perlu adanya perubahan maka dapat ditetapkan jenis perubahan yang harus dilakukan, atau dapat juga ditentukan bagaimana yang perlu dimodifikasi untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan tindakan. Kegiatan refleksi terhadap penelitian ini meliputi hal-hal yang tercantum di bawah ini.

a. Mengecek dari data yang terkumpul dari pengamatan hasil observasi yakni berdasarkan hasil format observasi kinerja guru dan kemampuan siswa pada pembelajaran spike bola voli. Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan analisis dan diinterpretasi, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil analisis dan interpretasi tersebut sebagai dasar dilakukannya evaluasi sehingga dapat diketahui akan berhasil tidaknya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan, sekaligus memperoleh gambaran terhadap setiap siklusnya.

b. Mendiskusikan langkah selanjutnya dari hasil data yang diperoleh.

(37)

E.Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan penggunaan alat pengumpul data penelitian yang tepat, permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dan terekam dengan baik. Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.Pedoman Observasi

Lembar observasi merupakan panduan yang berisi hal-hal pokok untuk dicermati pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Lembar pengamatan berupa format yang berisi rekaman data yang relatif sederhana, observer tinggal membubuhi tanda cek (√) terhadap aspek yang diamati. Tujuan observasi adalah

untuk mengukur tingkah laku individu yang terjadi pada saat proses pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini yang dilakukan dengan cara mengamati, merekam dan mendokumentasikan kondisi interaksi belajar mengajar, tingkah laku dan interaksi kelompok. Fokus kegiatan observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran dan informasi proses pembelajaran spike bola voli mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran spike bola voli.. Indikator yang dijadikan penilaian mengacu berdasarkan strategi belajar mengajar dan alat penilaian kemampuan mengajar. Tujuan suatu pedoman pengamatan adalah untuk mengetahui peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada setiap siklusnya. (format terlampir)

(38)

b. Lembar Obeservasi Aktivitas Siswa c. Tes Praktek Spike Bola Voli

1. Catatan Lapangan

Catatan lapangan memuat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Catatan lapangan sebagai salah satu wujud dari pengamatan yang digunakan untuk mencacat data kualitatif, kasus istimewa dan untuk melukiskan suatu proses pelaksanaan tindakan yakni berisi mengenai rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. digunakan untuk menjaring data yang dilihat, didengar dan diamati untuk menentukan hasil analisis. (format terlampir)

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan dari informan. Tujuan diadakannya wawancara untuk memperoleh data verbal dari siswa dan guru, mengenai penyebab kesulitan siswa kelas V hadapi dalam pembelajaran spike bola voli serta tanggapan guru mengenai pembelajaran yang dilaksanakan melalui perubahan ketinggian net. (pedoman terlampir)

F.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

(39)

menentukan keabsahan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan pernyataan Moleong (2005: 175) yang menyatakan „Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat‟.

Sementara itu Karl Popper (dalam Wiriaatmadja 2002:104) pengambilan data dengan melakukan observasi akan bermanfaat yang merupakan penafsiran dari teori seperti diatas :

1) data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa

2) data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembaran observasi.

3) data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas, diambil dari jurnal yang dibuat guru.

4) data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

Tes dilakukan terhadap siswa pada saat akhir proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tingkat keberhasilan peningkatan keterampilan spike bola voli dengan tahapan pembelajaran. Menurut Suharsimi (2001: 3) : „tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan‟.

(40)

observasi, wawancara dan tes hasil belajar yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Karangsambung IV. Adapun proses penyimpulan data diperoleh dari seluruh data yang berhasil dikumpulkan melalui instrumen penelitian yakni data hasil belajar diambil dari tes hasil belajar siswa pada kegiatan akhir pembelajaran untuk mengetahui adanya peningkatan terhadap keterampilan siswa pada pembelajaran spike bola voli pada setiap siklusnya.

Sedangkan data tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan, diambil dari hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran spike bola voli dilaksanakan melalui pantulan ke tembok; wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai untuk mengetahui respon, tanggapan dan kesulitan yang dialami siswa dan guru terhadap pembelajaran; dan catatan lapangan dilakukan dengan cara mencatat kejadian-kejadian yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung.

(41)

dalam peneltian tindakan kelas ini dibagi manjadi pengolahan data proses dan pengolahan data hasil belajar.

a. Teknik Pengolahan Data Proses

Pengolahan data proses dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa selama pantulan ke tembok diterapkan dalam pembelajaran spike bola voli. Dengan cara mengidentifikasi kekurangan, kelebihan (kenaikan) atau dipertahankan dalam proses pelaksanaan tindakan.

1) Observasi terhadap kinerja guru

Aspek kinerja guru yang diamati dalam proses pelaksanaan pembelajaran spike bola voli melalui pantulan ke tembok, yang terdiri dari dua kegiatan yakni perencanaan pembelajaran dan pada saat pelaksanaan tindakan. Cara penskoran kinerja guru dengan mengbubuhi tanda cek (√) terhadap nampak tidaknya suatu

indikator. Penjabaran indikator mengacu pada alat penilaian kemampuan guru dan strategi belajar mengajar.

2) Observasi terhadap aktivitas siswa

(42)

siswa terhadap proses pembelajaran, dengan melihat jumlah indikator yang tampak.

3) Wawancara

Setelah dilakukan wawancara dengan guru dan siswa, hasil wawancara dicatat. Data hasil wawancara dimaknai, kemudian mencari hubungan pantulan ke tembok dengan hasil spike bola voli, setelah itu mendeskripsikannya dan akhirnya disimpulkan sehingga menghasilkan data yang bermakna.

4) Catatan lapangan

Pengolahannya berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami selama proses pembelajaran spike bola voli melalui pantulan ke tembok. Catatan lapangan berguna untuk mendukung data yang sudah dapat. Selanjutnya dibuatkan kesimpulan berdasarkan hasil cacatan tersebut dimasukkan ke dalam tabel.

b. Teknik Pengolahan Data Hasil

Pengolahan data hasil dilakukan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam pembelajaran spike bola voli setelah diterapkannya melalui pantulan ke tembok. Pemerolehan data hasil kemampuan siswa berdasarkan hasil test performance siswa yang dilaksanakan pada kegiatan evaluasi dalam melakukan

(43)

aspek yang dinilai. Aspek yang dijadikan penilaian terdiri dari sikap awalan, pelaksanaan dan gerakan lanjutan. Penentuan nilai akhir adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Penentuan Nilai Akhir

Nilai Akhir = Skor yang Diperoleh × 100

Skor Ideal = 9

Aspek yang dinilai.

1) Pelaksanaan gerakan

Melangkah di depan mendekati net pantulkan bola ke tembok dan kaki kiri dengan langkah biasa diikuti dengan langkah kaki kanan yang panjang untuk penyesuaian dengan keadaan bola, kemudian kaki kiri segera diletakkan disamping kaki kanan (ujung kaki kiri sedikit di depan kaki kanan) sambil lutut dan kedua lengan di belakang badan, segera melakukan tolak sambil mengayunkan kedua lengan ke depan atas. Pada saat badan berada pada ketinggian maksimal, segera memukul bola pada raihan tertinggi dengan tangan terbuka.

2)Sikap Akhir

(44)

pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat melakukan tolakan. Setelah berhasil mendarat, kembali ke lapangan segeralah disusul dengan pengambilan sikap siap normal.

Adapun penentuan kriteria ketuntasan yakni berdasarkan kriteria penetapan KKM, sebagai berikut.

1) Kompleksitas indikator (kesulitan dan kerumitan) yaitu 2

2) Daya dukung (sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya) yaitu 2

3) Intake siswa (masukan kemampuan siswa) yaitu 2

Penafsiran nilai KKM pada mata pelajaran penjas kelas V SDN Karangsambung IV, ditetapkan pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Pedoman Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

Nilai KKM = (Kompleksitas indikator + Daya dukung + Intake siswa) × 100

Skor poin ideal (9)

Nilai KKM = (2+2+2) × 100 = 66,67 dibulatkan 67

9

(45)

Apabila seluruh data yang diperoleh dari instrumen penelitian telah terkumpul. Pengolahan data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, termasuk dalam format matriks, representative grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari penyajian data yang telah diorganisir dalam bentuk uraian yang singkat dan padat tetapi mengandung arti yang sebenarnya.

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/ lapangan, hubungan guru dengan anak didik dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution (dalam Sugiyono 2005: 88) menyatakan bahwa :

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

(46)

and analysis is one interweaves them from the beginning" yang artinya model

ideal dari peagumpulan data dan analisis data adalah secara bergantian berlangsung sejak awal.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan setelah pengumpulan data dan pengolahan data dalam periode tertentu. Menurut Milles and Huberman (Sugiono, 2007:91) “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehungga datanya sudah jenuh”.

Menurut Patton (Moleong, 2002:103), analisis data adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian”.

(47)

Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data, tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data, tersebut disusun dan dikategorisasikan, dilakukan penginterpretasian terhadap data untuk mendeskripsikan data menjadi suatu informasi, kemudian disajikan, dimakna, disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya.

G.Validasi Data

Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari aspek validitas data penelitian. Yang dilakukan pada kegiatan akhir dengan mengadakan pemeriksaaan validasi data dalam penelitian ini, yaitu dengan teknik triangulasi, member chek, audit trial dan expert opinion (Wiriaatmadja:

2008:168). Berikut uraiannya.

1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan. Bersama guru pendidikan jasmani dan siswa, dilakukan diskusi untuk membahas data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Di dalam penelitian ini peneliti sebagai pengajar dan guru pendidikan jasmani sebagai observer.

(48)

triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Serta memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh peneliti secara kolaboratif.

3. Audit Trial, memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan datanya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dalam tahap checklist dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh penulis dengan mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data dengan teman sejawat.

4. Expert opinion yaitu pendapat para ahli terhadap kesahihan temuan-temuan

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pembelajaran spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan spike bola voli di kelas V SDN Karangsambung IV, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan

(50)

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan, kemudian melaksanakan pembelajaran spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan spike bola voli.

Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktvfitas siswa yang meliputi aspek semangat dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik melakukan spike bola voli.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya. Hasil yang dicapai pada perencanaan siklus I yaitu baru mencapai 80 % dan belum mencapai target yang ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II, dalam siklus II target sudah dapat tercapai dengan perolehan persentase mencapai 98,95%, kemudian pada siklus III meningkat menjadi 100%.

3. Aktivitas Siswa

(51)

Pelaksanaan aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya. Hasil yang dicapai pada perencanaan siklus I yaitu baru mencapai 94 % dan belum mencapai target yang ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II, dalam siklus II target sudah dapat tercapai dengan perolehan persentase mencapai 95%, kemudian pada siklus III meningkat menjadi 100%.

4. Hasil Belajar

Pada pembelajaran siklus I, siswa yang tuntas dalam melakukan spike bola voli sebesar 55 % atau 10 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas pada siklus I sebesar 44 % atau 8 siswa. Untuk pembelajaran siklus II, ada peningkatan dari siklus I, persentase kenaikan siswa yaitu siswa yang tuntas sebesar 83 % atau 15 siswa, dan siswa yang belum tuntas sebesar 27 % atau 3 siswa. Kemudian untuk siklus III peningkatan hasil belajar siswa yang apabila dipersentasekan sebesar 100% atau 16 siswa tuntas dalam melakukan spike bola voli.

(52)

5. Hambatan-hambatan

Dalam pelaksanaan pererapan pembelajaran spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok, terdapat hambatan-hambatan yang terjadi di luar perencanaan kinerja guru. Berikut hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut:

(1) Pada saat melaksanakan kegiatan awal, guru tidak memberikan motivasi pada siswa.

(2) Pada kegiatan awal pembelajaran, guru tidak mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif dengan metode bermain.

(3) Pada saat memimpin siswa melakukan peregangan statis dan dinamis, guru tidak mendemonstasikan gerakan secara berurutan.

(4) Ketertiban siswa masih kurang terkendali karena siswa saling berebut ingin terus malakukan spike bola voli.

(5) Penggunaan metode pembelajaran masih belum efektif. (6) Guru melebihi waktu dari jadwal pelajaran yang tersedia.

6. Upaya Penanggulangan

Dalam pelaksanaan pererapan pembelajaran spike bola voli melalui pantulan bola ke tembok, terdapat hambatan-hambatan yang terjadi di luar perencanaan kinerja guru. Untuk menanggulangi hambatan tersebut diperlukan upaya tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu sebagai berikut:

(53)

b. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif dengan metode bermain.

c. Pada saat memimpin siswa melakukan peregangan status dan dinamis, guru mendemonstasikan gerakan secara berurutan.

d. Guru mengendalikan ketertiban siswa dengan pemberian sanksi bagi siswa yang tidak mengikuti instruksi guru.

e. Guru menggunakan metode pembelajaran secara efektif.

f. Guru mengarahkan siswa untuk bisa melakukan spike dengan baik.

g. Di kegiatan akhir, guru memberikan koreksi dan evaluasi tehadap siswa yang salah dalam melakukan spike bola voli agar siswa mengetahui letak kesalahan dalam melakukan spike bola voli.

h. Guru menyesuaikan waktu pelajaran yang tersedia.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi Guru

(54)

b. Hal yang perlu diperhatikan guru sebelum melaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu menyiapkan sarana dan prasarana yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran serta mejelaskan teknik spike yang jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.

c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya dan profesionalismenya, dalam upaya membantu siswa mempermudah untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat mengelola proses pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.

2. Bagi Siswa Sekolah Dasar

a. Dalam pembelajaran, sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau instruksi dari guru, agar dalam pelaksanaan tidak menyimpang dari materi yang diajarkan. Dengan melakukan pembelajaran yang benar sesuai dengan aturan akan membantu siswa melakukan spike bola voli.

b. Pembelajaran yang mudah diikuti oleh siswa dengan pantulan bola ke tembok bola voli sangat membantu siswa belajar spike bola voli.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. b. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka

(55)

Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi peneliti lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan mengelola kegiatan pembelajaran.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pembianaan Tenaga Kependidikan.

Bahri, Syaiful, Djamarah dan Aswan Zain. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Cholik T. M. dan Gusril. (2002). Perkembangan Motorik pada Anak-anak. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Kasbolah, Kasihani, (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Lutan, Rusli. (2001). Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta: Depdikbud.

Mahendra, Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta : DEPDIKNAS. Moleong, Lexy, J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Muhadi, Aip Syarifuddin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Sugiono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sukintaka. (1983). Permainan dan Metodik. Jakarta: Depdikbud.

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

(57)

Wiriaatmadja, Roghiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Yunus, M. (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Depdikbud, dirjen Dikti : Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

No name. (2010). Falsafah Pendidikan Jasmani (tersedia online).

Gambar

Tabel 1.1 Meningkatkan Kemampuan Spike Bola Voli Melalui Pantulan Bola Ke
Gambar 3.1 Denah SDN Karangsambung
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Gambar 3.2  Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 66)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia.. (Upi)

Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut. dengan tokoh inti atau tokoh utama, sedangkan tokoh yang memiliki

Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut DMRT daya serap air setelah pemaparan.. Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah

Website RanyCatering ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dari usaha pemasaran yang dilakukan oleh catering ini dan mempermudah pelanggan dalam

Aplikasi Pelayana Bengkel AC Mobil pada Bengkel Sumber Mulya AC yang dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 ini dapat memberi kemudahan kepada user yang ingin

4.1 Mengamati , mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan , kesehatan manusia , keseimbangan ekosistem , serta alam