• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA : Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2014/1015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA : Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2014/1015."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh

Frina Utami Nuswanti 1000061

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Oleh

Frina Utami Nuswanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Frina Utami Nuswanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

EFEKTIVITAS TEKNIK THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN MAHASISWA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum. NIP. 196011081986012001

Pembimbing II

Drs. H. Ahmad Dahidi, M.A. NIP. 195802281983031004

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

(4)

KATA PENGANTAR...xii

UCAPAN TERIMAKASIH...xiii

DAFTAR ISI... xvi

DAFTAR GAMBAR...xix

DAFTAR TABEL...xx

DAFTAR LAMPIRAN...xxi

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Penelitian...1

B. Batasan dan Rumusan Masalah...4

1. Batasan Masalah...4

2. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6

D. Definisi Operasional...7

E. Sistematika Penulisan...9

BAB II LANDASAN TEORI...11

A. Metode Pembelajaran…...11

B. Metode Cooperative Learning...12

1. Pengertian Cooperative Learning...12

2. Tujuan dan Karakteristik Cooperative Learning...13

3. Jenis-Jenis Cooperative Learning...15

4. Pengertian Teknik Think-Pair-Share (TPS)...17

5. Prosedur Penggunaan (TPS)………...19

6. Keunggulan dan Kelemahan (TPS)...22

7. Manfaat Teknik Think-Pair-Share...23

C. Membaca Pemahaman………...24

1. Hakikat Membaca………...24

(5)

D. Data Penelitian Terdahulu………...30

E. Kerangka Berpikir………...30

F. Hipotesis………...………...32

BAB III METODE PENELITIAN...33

A. Lokasi Penelitian...33

1. Populasi Penelitian………...33

2. Sampel Penelitian……...………...34

B. Desain Penelitian...34

C. Metode Penelitian…...35

D. Definisi Operasional………...36

E. Instrumen Penelitian...39

F. Pengembangan Instrumen………...39

1. Expert Judgement...40

2. Uji Validitas……...40

3. Uji Reliabilitas………...42

4. Analisis Butir Soal…………...44

G. Teknik Pengumpulan Data...46

1. Tinjauan Pustaka...46

2. Mengumpulkan Buku-Buku...46

3. Membuat RPP...47

4. Membuat Instrumen Tes...47

H. Analisis Data...47

1. Mencari N-Gain...47

2. Uji Normalitas………...48

3. Uji t-Test...49

I. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian...52

(6)

B. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian...53

1. Hasil Uji Validitas Instrumen...53

2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen...54

3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran……...56

4. Hasil Uji Daya Pembeda...58

C. Deskripsi Proses Pembelajaran……...60

1. Pelaksanaan Pretest...60

2. Pelaksanaan Treatment...61

3. Pelaksanaan Posttest……...68

D. Deskripsi Hasil Penelitian…..……...68

E. Hasil Uji Hipotesis………….……...73

1. Uji Normalitas………...73

2. Uji t-Test...76

F. Pembahasan Hasil Penelitian………...78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...80

A. Simpulan...81

B. Saran...81

DAFTAR PUSTAKA...83 LAMPIRAN

(7)

Frina Utami Nuswanti 1000061

ABSTRAK

Membaca pemahaman (dokkai), merupakan mata kuliah yang bertujuan agar mahasiswa dapat memahami teks dengan pola kalimat dan berbagai ungkapan serta mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pembelajaran dokkai menjadi pembelajaran yang sulit, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kesulitan terhadap membaca pemahaman teks disebabkan karena metode yang digunakan oleh pengajar monoton dan kurang memotivasi mahasiswa dalam mempelajari dokkai. Dibuktikan dengan hasil belajar mahasiswa yang kurang memenuhi indikator pembelajaran.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas teknik Think-Pair-Share dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa pembanding. Jadi metode penelitian ini hanya memfokuskan perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen saja dengan tidak ada kelas pembanding (kelas kontrol). Sampel pada penelitian ini dilakukan pada kelas 3A mahasiswa tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Berdasarkan hasil analisis post-test dengan menggunakan perhitungan statistik, maka diperoleh nilai thitung sebesar 8,04 yang kemudian

dibandingkan dengan nilai ttabel dengan db sebesar 24 pada taraf signifikasi 5%, yaitu

2,06. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai thitung ttabel. Hasil ini menunjukkan bahwa

hipotesis kerja (Hk) diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diterapkannya teknik Think-Pair-Share. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknik Think-Pair-Share mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.

(8)

Frina Utami Nuswanti 1000061 ABSTRACT

Reading comprehension (dokkai), is a course meant that students understand the content with sentence patterns, any phrase, and they can present the results of the group discussions. Learning (dokkai) be a difficult learning, it is caused by several factors one of which is the difficulty of reading content comprehension caused by monotonous of teacher’s method and less motivated students to learning dokkai. Evidenced by the result of students learning did not meet the learning indicator. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the of Think-Pair-Share technique to improve reading comprehension of level II of students Majors of Japanese Language Education in Indonesia University of Education. The research method used is Quasi Experimental. The study design used is one-group pretest-posttest experiment means that experiment implemented to single group without comparison. So this research method focused just for treatment to experiment class without comparison class (control group). Sample of research implemented for class 3A level II of students majors of Japanese language education at UPI. See on the results of post-test analysis using statistical calculations, then obtained value of t-test is 8,04 then compared with value of t-table with db at 24 on 5% of significance level, obtained 2,06. It can be concluded that the value of t-testt-table. These results indicate that the working hypothesis (Hk) is received, so there is a difference significantly between before and after from implementation of the Think-Pair-Share technique. These indicated that utilization of Think-Pair-Share technique is proper to improve reading comprehension skills of students.

(9)

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati bersama untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 2005:3).

Keanekaragaman bahasa yang terdapat di dunia ini menyebabkan manusia dapat mengenal banyak bahasa-bahasa yang ada. Dalam mempelajari bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing diperlukan pemahaman tentang aturan yang terdapat pada bahasa tersebut.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 2008 : 7).

Tujuan dari kegiatan membaca adalah pemahaman, maka apabila seseorang tidak memiliki kemampuan membaca yang baik, ia tidak akan bisa menyampaikan isi bacaan atau informasi yang jelas terhadap orang lain.

(10)

Menurut pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan salah satu keterampilan yang menuntut daya pemahaman seseorang.

Peranan membaca sangat penting dalam penguasaan bahasa Jepang, dengan membaca mahasiswa dapat memperoleh informasi penting yang dapat menunjang kegiatan proses belajar mengajar. Akan tetapi kurang dikuasainya aspek dasar membuat mahasiswa akan kesulitan untuk menguasai keterampilan berbahasa lainnya. Untuk mengatasi hambatan tersebut perlu penguasaan kemampuan membaca secara baik.

Kompetensi dasar yang perlu dicapai dalam pelajaran membaca pemahaman adalah pembelajar mampu memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana mengenai kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi dasar dibutuhkannya pelajaran membaca pemahaman bahasa Jepang, sehingga pembelajar mampu memahami dan mengerti apa yang dibaca.

Oleh karena itu, pengajar perlu berinovasi, salah satunya dengan menggunakan teknik grouping yang melibatkan kerjasama antar pembelajar. Metode seperti ini dikenal dengan istilah Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif). Melalui pembelajaran kooperatif mahasiswa diberikan kesempatan untuk aktif dan berinteraksi dalam kelompok belajarnya untuk meyelesaikan tugas dan melaporkan hasil tugas dalam diskusi kelas. Salah satu teknik pembelajaran kooperatif adalah teknik Think-Pair-Share. Teknik Think-Pair-Share adalah teknik pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir sendiri, berbagi, dan bekerja sama dalam kelompok kecil. Teknik ini dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk saling memberi dan meminta gagasan untuk melengkapi pemahaman isi teks yang dimiliki masing-masing mahasiswa.

(11)

sebesar 70 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 63. Salah satu faktor terhadap rendahnya hasil belajar disebabkan karena kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya pengetahuan akan tema yang disajikan, rendahnya intensitas membaca, dan atau penggunaan metode yang digunakan oleh pengajar dirasa monoton dan kurang membangkitkan minat mahasiswa dalam mempelajari dokkai. Dengan kata lain pengetahuan awal, motivasi, dan keterampilan membaca yang dimiliki mahasiswa menjadi sebuah kesatuan untuk mencapai proses pemahaman.

Dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang, pembelajar memerlukan proses untuk memahami apa yang dibacanya. Proses yang terjadi setiap pembaca adalah sebuah proses dimana seseorang dapat menerima atau menangkap informasi-informasi yang ada dalam teks, kemudian memahaminya. Oleh karena itu, dalam membaca diperlukan pemahaman yang baik agar mahasiswa tidak salah dalam menginterpretasikan informasi yang ada dalam teks. Untuk mengatasi kendala tersebut, penulis bermaksud untuk mengatasi masalah tersebut dengan meneliti mengenai penggunaan teknik Think-Pair-Share dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

Dengan teknik ini diharapkan pengajar mampu membantu dan memotivasi pembelajar agar mampu membuka diri dan mampu mengungkapkan gagasannya, serta dapat menciptakan kegiatan proses belajar mengajar yang menyenangkan. Dengan ini diharapkan mahasiswa dapat bekerja sama dan saling melengkapi gagasannya dalam pemahaman teks bacaan serta mampu memahami dan mengerti isi bacaan tersebut.

(12)

1. Penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran sakubun dilakukan oleh Nuke Dewi Utami Hamid (2010) dengan judul “Efektivitas Metode Cooperative Learning tipe Paired Story Telling dalam Pembelajaran

Sakubun”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode yang diterapkan

dalam pembelajaran Sakubun cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis.

2. Penelitian selanjutnya berkaitan dengan teknik Think-Pair-Share dilakukan

oleh Ami Nurul Hidayah (2012) dengan judul “Efektivitas Metode Cooperative Learning Teknik Think-Pair-Share dalam Pembelajaran Sakubun”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan teknik Think-Pair-Share dalam pembelajaran Sakubun menunjukkan nilai efektivitas.

Merujuk pada hasil penelitian tersebut, peneliti ingin mencoba teknik Think-Pair-Share tersebut dalam membaca pemahaman pada teks bahasa

jepang. Ibrahim (2000:26) mengungkapkan bahwa teknik (Think-Pair-Share) atau (Berfikir-Berpasangan-Berbagi) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think-Pair-Share menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok

kecil (2-6 anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual.

(13)

merumuskan dengan jawaban yang dianggap paling benar atau paling meyakinkan. Kemudian pada tahap terakhir (Share) pada tahap akhir ini pengajar meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan atau melaporkan hasil jawabannya di depan kelas.

Teknik ini berpusat pada cara belajar untuk memahami wacana bahasa jepang yang hasil dari teknik ini adalah berupa jawaban responden terhadap soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Karena peneliti merasa bahwa masih banyak kendala yang dihadapi dalam membaca teks bahasa jepang. Terutama dalam memahami isi bacaan atau teks secara menyeluruh.

Berdasarkan dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Efektivitas Teknik Think-Pair-Share Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa”

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Agar permasalahan tidak meluas, dalam penelitian ini penulis akan membatasi pokok permasalahan pada penggunaan teknik Think-Pair-Share untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Teknik Think-Pair-Share (berpikir-berpasangan-berbagi) adalah teknik pembelajaran yang memberikan mahasiswa kesempatan untuk berpikir sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam penggunaannya penulis akan memberikan masing-masing siswa sebuah teks untuk dibaca dan dipahami kemudian mengerjakan soal-soal secara individu, setelah itu masing-masing siswa dapat bertukar pendapat mengenai isi teks dan jawaban dengan pasangannyadalam kelompok lalu berbagi jawaban dalam diskusi kelas. Dalam penelitian ini, membaca pemahaman yang dimaksud adalah kemampuan membaca pemahaman pada tingkat dasar.

(14)

yang dibaca dan menemukan jawaban pertanyaan- pertanyaan kognitif dari bahan tertulis.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman Mahasiswa Tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2014/2015 sebelum menggunakan teknik Think-Pair-Share?

b. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman Mahasiswa Tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2014/2015 setelah menggunakan teknik Think-Pair-Share?

c. Apakah teknik Think-Pair-Share efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman Mahasiswa Tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman Mahasiswa Tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2014/2015 sebelum menggunakan teknik Think-Pair-Share.

(15)

c. Untuk mengetahui efektivitas Think-Pair-Share dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman Mahasiswa Tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2014/2015.

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini mempunyai manfaat untuk disiplin ilmu pendidikan, dikarenakan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam membuat suasana belajar di kelas menjadi lebih hidup dan inovatif. Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman serta memberikan kemudahan bagi pembelajar bahasa Jepang ketika berusaha meningkatkan kemampuannya dalam membaca pemahaman.

b. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi para pengajar mengenai penggunaan Teknik Think-Pair-Share dalam proses pembelajaran untuk mengaktifkan mahasiswa dalam belajar.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi pembelajaran seorang pengajar saat menggunakan Teknik Think-Pair-Share dalam proses pembelajaran dapat dijadikan sebagai pendekatan mengajar untuk mengaktifkan mahasiswa dalam belajar.

d. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki kaitan erat dalam hal peningkatan kemampuan membaca pemahaman.

D. Definisi Operasional

(16)

dapat bekerja lebih terarah. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata “efektif” yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektivitas (keefektifan) adalah suatu keadaan yang berpengaruh, keberhasilan (tentang usaha dan tindakan).

Dalam penelitian ini, efektivitas yang dimaksudkan adalah keefektivan penerapan metode Cooperative Learning dengan teknik Think-Pair-Share dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman Mahasiswa Tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik2014/2015.

2. Teknik Think-Pair-Share

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni.

Teknik Think-Pair-Share merupakan teknik pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di University of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Teknik ini memperkenalkan gagasan tentang waktu“tunggu

atau berpikir” (wait or think time) pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan.

(17)

bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3. Membaca Pemahaman

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 2008 : 7)

Kesimpulan dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan membaca adalah proses komunikasi menerjemahkan simbol tulisan (huruf) atau pemberian makna terhadap tulisan untuk memperoleh informasi sesuai dengan maksud penulis.

Tarigan (1987 : 56) mengemukakan bahwa, “Membaca pemahaman (atau reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami

a) standar atau norma sesastraan, b) resensi kritis, c) drama tulis, d) pola-pola fiksi”. Teori di atas memberikan kesimpulan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kegiatan reseptif yang melibatkan aktivitas berfikir dimana seseorang harus dapat menangkap dan memahami pokok-pokok pikiran secara lebih tajam dan dalam yang terdapat pada tulisan sehingga membentuk informasi bagi pembacanya.

Deporter & Hernacki (2013) mengungkapkan bahwa terdapat lima buah kiat-kiat untuk memahami bacaan, yaitu:

a.Jadilah pembaca yang aktif.

b.Baca gagasannya, bukan kata-katanya. c.Lihatlah seluruh indra Anda.

d.Ciptakan minat

e.Buat Peta Pikiran bahan bacaan tersebut.

(18)

a. Memahami kata-kata yang dibacanya dan memahami arti. b. Mampu menangkap ide pokok bacaan.

c. Mampu memahami maksud penulis. E. Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat pendahuluan yang didalamnya diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan secara garis besar.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai landasan teoritis yang berkaitan dengan penelitian. Khususnya menjelaskan hasil penelitian terdahulu mengenaiyang dimaksud dalam penelitian ini adalah Efektivitas Teknik Think-Pair-Share dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

mahasiswa, yang terdiri dari definisi metode pembelajaran, metode Cooperative Learning dengan teknik Think-Pair-Share, dan definisi

membaca pemahaman.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini memuat penjabaran mengenai lokasi, populasi dan sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumenpenelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(19)

memuat dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data dan interpretsinya untuk menghasilkan temuan dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut dilakukan menurut prosedur penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

A. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu Universitas Pendidikan Indonesia, yang berlokasi di Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Alasan peneliti memilih tempat di FPBS Universitas Pendidikan Indonesia karena ingin mengetahui kemampuan membaca pemahaman mahasiswa Departemen pendidikan bahasa Jepang dalam membaca teks bahasa Jepang. Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam latar belakang masalah mulai dari kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya pengetahuan akan tema yang disajikan, rendahnya intensitas membaca dan kesulitan terhadap membaca pemahaman teks disebabkan karena metode yang digunakan oleh pengajar monoton dan kurang memotivasi mahasiswa dalam mempelajari dokkai. Oleh karena itu, pengetahuan awal, motivasi, dan keterampilan membaca yang dimiliki mahasiswa menjadi sebuah kesatuan untuk mencapai proses pemahaman.

1. Populasi Penelitian

Menentukan sumber data dalam penelitian memerlukan pertimbangan agar dapat memperoleh data yang relevan dengan masalah yang diteliti. Unsur objek penelitian untuk memperoleh data dinamakan populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 147). Sedangkan Sutedi (2011: 179) menyatakan bahwa data penelitian bisa bersumber dari manusia atau bukan manusia. Manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut dengan populasi penelitian, kemudian sebagian dari populasi tersebut yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih untuk dijadikan subjek penelitian.

(21)
[image:21.595.192.434.113.257.2]

Tabel 3.1 Populasi

No Kelas Jumlah Mahasiswa

1 A 25 Orang

2 B 27 Orang

3 C 25 Orang

Jumlah 77 Orang

(Sumber : Tata Usaha Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun 2014)

2. Sampel Penelitian

Menurut Sutedi (2011: 179) “sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data”. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik random. Teknik random ini dikenal dengan teknik secara acak seperti dengan mengundi dan sebagainya.

Adapun yang menjadi sampel adalah mahasiswa pendidikan bahasa Jepang tingkat dua semester tiga. Jumlah mahasiswa tingkat dua adalah 77 orang yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas A, B, dan C. Pada umumnya level bahasa Jepang tingkat dua semester tiga adalah lulus N-4. Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan kelas A sebagai sampel yang jumlah mahasiswanya 25 orang. Adapun rinciannya akan digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Sampel

Kelas Jumlah Mahasiswa Keterangan

A 25 Orang Kelas Eksperimen

(Sumber : Tata Usaha Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun 2014) Peneliti memilih kelas A karena pada kelas tersebut dalam segi waktu dan tempat memungkinkan untuk diteliti.

B. Desain Penelitian

(22)
[image:22.595.136.493.152.342.2]

eksperimen saja dengan tidak ada kelas pembanding (kelas kontrol).Desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Desain Penelitian Eksperimen

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Keterangan:

O1 = Pretest (tes awal) sebelum mendapat perlakuan

X = Treatment (perlakuan) dengan menggunakan Think-Pair-share O2 = Posttest (tes akhir) setelah mendapat perlakuan

Pada desain ini dilakukan pretes untuk mengetahui keadaan awal subjek sebelum diberi perlakuan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi subjek yang diteliti sebelum atau sesudah diberi perlakuan yang hasilnya dapat dibandingkan atau dilihat perubahannya (Sukardi, 2010: 180-181).

Penulis menggunakan desain kelompok tunggal pretest-postest dikarenakan subjek penelitian yang dipilih oleh penulis hanya satu kelas saja (one group), yaitu kelas A Departemen pendidikan bahasa Jepang UPI tahun akademik

2014/2015 sebagai kelas eksperimen. Desain tersebut juga sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu Quasi Eksperimental yang merupakan penelitian yang dilakukan dengan tidak adanya kelas kontrol (pembanding) yaitu hanya ada kelas eksperimen saja.

C. Metode Penelitian

(23)

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Arifin (2011:29) mengungkapkan bahwa:

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.

Penulis menggunakan metode penelitian yang bersifat eksperimental. Metode penelitian ini digunakan untuk menguji efektivitas dan efesiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baik, dalam pengajaran yang sebenarnya (Sutedi, 2011: 64).

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Quasi Eksperimental (Eksperimen Semu). Metode Quasi Eksperimental ini merupakan metode penelitian yang dilaksanakan dengan tanpa adanya kelompok pembanding (control). Metode ini dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan penggunaan teknik Think-Pair-Share dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.

Alasan peneliti menggunakan metode eksperimen semu ini, dikarenakan peneliti hanya melaksanakan treatment (perlakuan) terhadap satu kelas saja yaitu dari keseluruhan populasi pada A Departemen pendidikan bahasa Jepang UPI tahun akademik 2014/2015, penulis hanya memilih satu kelas yaitu kelas A untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.

D. Defininsi Operasional

(24)

dibicarakan, sehingga dapat bekerja lebih terarah. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata “efektif” yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektivitas (keefektifan) adalah suatu keadaan yang berpengaruh, keberhasilan (tentang usaha dan tindakan).

Dalam penelitian ini, efektivitas yang dimaksudkan adalah keefektivan penerapan metode Cooperative Learning dengan teknik Think-Pair-Share dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman Mahasiswa Tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2014/2015.

2. Teknik Think-Pair-Share

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni.

Teknik Think-Pair-Share merupakan teknik pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di University of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Teknik ini memperkenalkan gagasan tentang waktu “tunggu atau berpikir” (wait or think time) pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan.

(25)

penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3. Membaca Pemahaman

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 2008 : 7).

Kesimpulan dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan membaca adalah proses komunikasi menerjemahkan simbol tulisan (huruf) atau pemberian makna terhadap tulisan untuk memperoleh informasi sesuai dengan maksud penulis.

Tarigan (1987 : 56) mengemukakan bahwa, “Membaca pemahaman (atau reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk

memahami a) standar atau norma sesastraan, b) resensi kritis, c) drama tulis, d) pola-pola fiksi” .

Teori di atas memberikan kesimpulan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kegiatan reseptif yang melibatkan aktivitas berfikir dimana seseorang harus dapat menangkap dan memahami pokok-pokok pikiran secara lebih tajam dan dalam yang terdapat pada tulisan sehingga membentuk informasi bagi pembacanya.

Deporter & Hernacki (2013) menyatakan bahwa, terdapat lima buah kiat-kiat untuk memahami bacaan, yaitu:

a. Jadilah pembaca yang aktif.

b. Baca gagasannya, bukan kata-katanya. c. Lihatlah seluruh indra Anda.

d. Ciptakan minat

e. Buat Peta Pikiran bahan bacaan tersebut.

(26)

b. Mampu menangkap ide pokok bacaan. c. Mampu memahami maksud penulis. E. Instrumen Penelitian

Salah satu kegiatan dalam perencanaan suatu penelitian atau alat pengumpul data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sutedi (2011: 155) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian”.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis yaitu soal tes berupa teks bacaan dengan pertanyaan pilihan ganda. Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran. Tes ini berguna untuk mengetahui kemampuan atau prestasi belajar peserta didik (Sutedi, 2011: 157). Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan mengacu pada teks yang tersedia. Dengan demikian mahasiswa dituntut untuk memahami isi teks terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan. Teks yang diberikan yaitu teks dengan tema kehidupan sehari-hari.

Agar hasil tes dapat diandalkan, maka pretest dan posttest menggunakan perangkat yang sama. Soal tes ini diambil dari nihon go no nouryokushiken no dokkai tekisuto 4. Sebelumnya dilakukan uji coba soal di kelas lain (di luar

sampel) untuk mengetahui validitas soal (uji validitas data instrumen Y). Setelah melalui uji validitas data keseluruhan dengan 27 sampel, instrumen berjumlah 30 soal pilihan ganda dinyatakan valid.

Berkaitan dengan hal diatas tersebut, dalam penelitian ini penulis menggunakan soal pretest dan postest dengan bentuk soal yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengukur perbandingan antara hasil pretest yaitu sebelum dilakukannya treatment (perlakuan) dan hasil postest yaitu setelah diberikannya treatment (perlakuan).

F. Pengembangan Instrumen

(27)

yang diangkat oleh penulis mengenai membaca teks bahasa Jepang (dokkai) yaitu Ibu Susi Widianti, M.Pd., M.A. Selain itu, untuk menguji kelayakan instrumen yang di buat oleh penulis, serta melakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk menganalisis butir soal, penulis melakukan analisis tingkat kesukaran dan analisis daya pembeda terhadap instrumen penelitian.

Adapun pengembangan instrumen sebagai berikut:

1. Expert Judgement

Sutedi (2011: 156) mengemukakan bahwa agar data penelitian yang diperoleh melalui tes benar-benar layak digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian, tes tersebut harus memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup terandalkan. Di samping harus memiliki sifat praktis yaitu mudah digunakannya, dan ekonomis yaitu tidak banyak memakan waktu dan biaya dalam pembuatan dan pengolahannya.

Sebelum penulis menggunakan instrumen berupa tes, selain melakukan validitas dan reliabilitas penulis juga melakukan uji kelayakan instrumen lainnya yaitu dengan melakukan expert judgement. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang dibuat oleh penulis layak atau tidak untuk digunakan dalam rangka penelitian.

2. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diharapkan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arifin, 2009).

Thoha (2001: 109) mengungkapkan bahwa suatu tes dapat dikatakan baik bilamana tes tersebut memiliki ciri sebagai alat ukur yang baik. Kriterianya antara lain:

a. Memiliki validitas yang cukup tinggi, b. Memiliki reliabilitas yang baik, c. Memiliki nilai kepraktiasan.

(28)

diukur. Tes memiliki reliabilitas yang baik, artinya bahwa suatu tes harus dapat diandalkan atau memiliki keajegan.Tes memiliki sifat kepraktisan artinya praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan penggunaan tes.

Pernyataan diatas tersebut diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Thoha (2001: 110), bahwa validitas sering diartikan dengan keshahihan, sedangkan reliabilitas diartikan dengan keterandalan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Artinya adanya kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.

Selain itu kriteria tes yang baik adalah memiliki nilai kerahasiaan yang tinggi juga memiliki sifat praktis. Namun, tentunya dari sejumlah kriteria tersebut, hal yang paling utama yang patut dipertimbangkan yaitu validitas dan reliabilitasnya.

Sesuai dengan berbagai pernyataan yang telah disebutkan diatas tersebut, untuk memenuhi kriteria tes yang baik, selain melakukan expert judgement, penulis juga melakukan uji validitas terhadap tes yang digunakan dalam penelitian ini. Uji validitas yang dilakukan oleh penulis terhadap instrumen (tes) dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis metode pengukuran statistik yang disebut dengan SPSS(Statistical Product and Service Solution). Dengan rumus yang digunakan yaitu Pearson Product Moment. Rumus Product adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ] ∑ ∑ ]

Keterangan :

rxy = angka korelasi variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalian variabel X dan Y ΣX = Jumlah variabel X

ΣY = Jumlah variabel Y

(29)
[image:29.595.168.490.118.311.2]

ΣY2 = Jumlah variabel Y yang dikuadratkan Tabel 3.4

Penafsiran Angka Korelasi No Rentang Korelasi Kriteria

1 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,61 – 0,80 Tinggi

3 0,41 – 0,60 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(Sutedi, 2009: 220) Setelah diperoleh hasil validitas tersebut kemudian diuji tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus:

Keterangan : t = nilai t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah banyak subjek

Apabila thitung> ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1, maka soal ini valid.

3. Uji Reliabilitas

(30)

perbedaan yang signifikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh tes yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi, diantaranya yaitu:

a. Menyusun butir tes yang jumlahnya mencukupi, b. Membuat tes yang tingkat kesulitannya sedang, c. Membuat tes yang memiliki daya pembeda cukup,

d. Memperjelas kalimat yang digunakan dalam tes tersebut , e. Berusaha seobjektif mungkin dalam memberikan nilai skor, f. Mengawasi pelaksanaan tes.

Uji reliabilitas yang dilakukan pada instrumen penelitian ini yaitu menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution), dengan metode yang digunakan yaitu Perkiraan Split half reliability (reliabilitas ordinal).

Menurut Chabib (2001: 124) adapun langkah secara umum yang ditempuh untuk mencari reliabilitas menggunakan split half reliability adalah sebagai berikut:

a. Menyusun sebuah tes sebaiknya jumlah nomornya genap, sehingga bila dibelah jumlahnhya sama.

b. Mengujikan tes tersebut pada satu sampel.

c. Menghitung skor masing-masing peserta didik dalam dua kelompok skor, dapat dikelompokkan skor ganjil dan genap, dapat pula dikelompokkan skor belahan atas dan skor belahan bawah.

d. Mencari reliabilitas setengah tes, dengan jalan mengkorelasikan kedua skor tersebut dengan rumus Product Moment, atau mencari deviasi pada belahan ganjil genap.

e. Mencari reliabilitas satu tes penuh dengan menggunakan rumus Split Half.

Untuk menentukan tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode split half reliability tipe Gutman Split Half yaitu dengan memisahkan item-item menjadi dua bagian dan membagi nilai alpha menjadi dua kelompok alpha yang terpisah sebagai indikator reliabilitas.

(31)

Keterangan :

= korelasi antar skor-skor setiap belahan tes = koefisien reliabilitas yang sudah ditentukan

n = panjang tes yang selalu sama dengan 2 karena seluruh tes = 2x (Arifin, 2009:261)

4. Analisis Butir Soal

Soal yang baik adalah yang dapat membedakan antara siswa yang tergolong mampu (kelompok atas) dengan siswa yang kurang mampu (kelompok bawah). Tetapi, dalam kenyataannya sering terjadi ada soal yang bisa dijawab oleh kelompok bawak tetapi tidak bisa dijawab oleh kelompok atas. Soal seperti ini harus diperbaiki, melalui kegiatan analisis tingkat kesukaran butir soal.

Untuk menganalisis setiap butir soal, penulis melakukan uji analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda. Untuk menentukan tingkat kesukaran dan daya pembeda tersebut, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Urutkan jawaban siswa berdasarkan pada skor (nilai) yang diperoleh dari hasil uji coba, mulai dari skor tertinggi sampai pada skor terendah.

b. Setelah diurutkan, tentukan 27,5% kelompok atas dan 27,5% kelompok bawah dari seluruh sampel tersebut, sehingga akan diketahui tiga lapisan siswa yaitu kelompok atas (27,5%), kelompok menengah (45%), dan kelompok bawah (27,5%).

c. Menyajikan jumlah jawaban benar dan salah dari sampel kelompok atas dan kelompok bawah secara lengkap.

1) Analisis Tingkat Kesukaran

(32)

Keterangan :

TK =tingkat kesukaran

BA = jumlah jawaban benar kelompok atas BB =jumlah jawaban benar kelompok bawah

N = jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah

Penafsirannya :

TK = 0,00 ~ 0,25 = sukar TK = 0,26 ~ 0,75 = sedang TK = 0,76 ~ 0,86 = mudah

(Sutedi, 2011: 214) Adapun hasil analisis tingkat kesukaran dari instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2) Analisis Daya Pembeda

Soal yang baik adalah soal yang memiliki daya pembeda yang tinggi. Selain itu mampu membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Rumus untuk melihat analisis daya pembeda adalah sebagai berikut:

Keterangan:

DP = daya pembeda

BA = jumlah jawaban benar kelompok atas BB = jumlah jawaban benar kelompok bawah

(33)

Penafsirannya :

TK : 0,00 ~ 0,25 = rendah TK : 0,26 ~ 0,75 = sedang TK : 0,76 ~ 0,86 = tinggi

(Sutedi, 2011: 214) G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data dari hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Tinjauan pustaka

Penulis melakukan tinjauan pustaka dengan mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian yang di bahas. Teori-teori tersebut tentunya teori yang berkaitan dengan membaca pemahaman dan teknik yang digunakan oleh penulis yaitu Teknik Think-Pair-Share yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya.

2. Mengumpulkan buku-buku yang membahas teknik Think-Pair-Share Langkah kedua dalam teknik pengumpulan data, penulis pula mencari berbagai referensi dari buku-buku yang berkaitan dengan teknik yang digunakan oleh penulis, diantaranya sebagai berikut:

a. Buku yang berjudul “Collaborative Learning Techniques” yang ditulis oleh Barkley, E. F., Cross, K. P., & Major, C.H.

b. “Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning”karya Lie, A.

c. “Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok”

karyaditulis oleh Isjoni.

d. “Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien” karya Tampubolon, P.D.

(34)

f. “Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktek” karya Slavin, R. E.

Untuk lebih rincinya, maka penulis lampirkan dalam daftar pustaka. 3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP ini dibuat untuk melaksanakan perlakuan (treatment) pada kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis di kelas A Departemen pendidikan bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2014/2015. RPP yang dibuat disesuaikan dengan pelaksanaan treatment yang dilakukan oleh penulis setiap pertemuannya.

4. Membuat Instrumen Tes (pretest dan posttest) a. Pretest (tes awal)

Diberikan untuk memperoleh data dari hasil pengujian soal tes awal terhadap mahasiswa untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa. Pretest ini dilaksanakan oleh penulis pada tanggal 08 September 2014.

b. Posttest (tes akhir)

Diberikan untuk memperoleh data dari hasil pengujian soal tes akhir untuk mengetahui kemampuan mahasiswa setelah diterapkannya Teknik Think-Pair-Share. Posttest ini dilaksanakan setelah seluruh rangkaian treatment dilaksanakan

oleh penulis pada tanggal 22 September 2014. H. Analisis Data

Teknik pengolahan merupakan kegiatan menganalisis dan mengolah data yang sudah terkumpul. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Mencari N-Gain (Pret-test dan Post-test)

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Data tersebut diperoleh dari tes awal (Pre-test) sebelum pembelajaran dan tes akhir (test) setelah pembelajaran dilaksanakan. Hasil Pre-test dan post-test peserta didik dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian yang sudah

ditetapkan.

(35)

(2006:200), “Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari treatment. Perhitungan N-Gain dilakukan dengan rumus:

Selanjutnya, perolehan normalisasi N-Gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:

- Jika rentang nilai 0,71 – 1 = Tinggi - Jika rentang nilai 0,31 – 0,70 = Sedang - Jika rentang nilai 0 – 0,30 =Rendah 2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat menentukan persamaan uji t yang digunakan. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini yaitu uji Liliefors Test. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Ating dan Sambas, 2006:289), sebagai berikut:

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table z f. Menghitung Theoretical Proportion.

g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi

i. Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan rumus berikut:

(36)

j. Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria:

 Jika Dhitung< Dtabel, maka Hk diterima, artinya data berdistribusi normal.

 Jika Dhitung ≥ Dtabel, maka Hk ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

3. Uji t-Test

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji t independent samples t test dengan dibantu menggunakan program data SPSS (Statistical

Product and Service Solution). Kriteria penerimaan Hk yang digunakan untuk uji t

test adalah:

- Jika thitung> ttabel, Hk diterima

- Jika signifikansi (sig) < 0,05, Hk diterima

Adapun dengan menggunakan teknik manual dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari nilai rata-rata (mean) dari kedua variabel dengan rumus:

Mx=∑ My=∑ Keterangan :

Mx = Nilai rata-rata X My = Nilai rata-rata Y ∑x = Jumlah nilai X ∑y = Jumlah nilai Y N = Jumlah sampel

(Sutedi, 2011, hlm. 218)

b. Mencari gain (d) antara pre-test dan post-test:

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Data tersebut diperoleh dari tes awal (Pre-test) sebelum pembelajaran dan tes akhir (test) setelah pembelajaran dilaksanakan. Hasil Pre-test dan post-test peserta didik dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian yang sudah

(37)

d = posttest – pretest

c. Mencari mean gain antara pre-test dan post-test dengan rumus:

Setelah nilai hasil Pre-test dan post-test diperoleh dari hasil penskoran, maka selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu dengan perhitungan Gain. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:200), “Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari treatment”.

Md = ∑ Keterangan :

Md = Mean gain atau selisih antara pre-test dan post-test ∑ = Jumlah gain secara keseluruhan

N = Jumlah sampel

d. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus:

Sdx =√∑ Sdy = √∑

Keterangan :

Sdx = Standar deviasi variabel X Sdy = Standar deviasi variabel Y ∑x = Jumlah nilai X

∑y = Jumlah nilai Y N = Jumlah sampel

e. Mencari nilai t hitung dengan rumus:

t0 = √

Keterangan :

(38)

Mx = Nilai rata-rata X My = Nilai rata-rata Y

Sdx = Standar deviasi variabel X (dikuadratkan) Sdy = Standar deviasi variabel Y (dikuadratkan) N = Jumlah sampel

Mencari nilai t hitung pada taraf signifikan 5% atau 1%. Jika t0 sama besar atau lebih besar dari pada t1 maka Hk ditolak; berarti ada perbedaan mean yang signifikan di antara variabel X dan variabel Y. Jika t0 lebih kecil daripada t1 maka H0 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan mean yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan a. Identifikasi Masalah

Dilakukan dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi atau masalah yang dialami mahasiswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan studi pustaka mengenai teori yang melandasi penelitian.

b. Menyusun Instrumen Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun instrumen penelitian, berikut adalah :

1) Merumuskan materi ajar yang akan dijadikan instrumen penelitian 2) Penyusunan soal pre-test dan post-test

3) Mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing 2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan Uji Validitas Soal

(39)

b. Melaksanakan Tes Awal (pretest)

Pretest dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu mahasiswa diberikan teks bacaan bahasa Jepang berupa pilihan ganda. Teks di ambil dari Nihon go no nouryokushiken no dokkai tekisuto 4. Pre-test dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman sebelum diberikan pembelajaran dengan menggunakan teknik Think-Pair-Share.

c. Proses Pembelajaran

Pada proses pembelajaran, mahasiswa diberikan perlakuan sebanyak tiga kali. Materi yang diberikan adalah latihan memahami isi teks menggunakan teknik Think-Pair-Share.

d. Melaksanakan Tes Akhir (posttest)

Posttest diberikan menggunakan soal yang sama dengan pretest. Hal tersebut bertujuan untuk membuktikan apakah mahasiswa mengalami peningkatan atau tidak dalam kemampuan pemahaman membaca setelah diterapkan teknik Think-Pair-Share.

3. Tahap Akhir

(40)

Pada bab ini, penulis menyampaikan simpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan diinterpretasikan. Simpulan berisi tentang jawaban dari rumusan masalah yang diperoleh dari hasil penelitian, sedangkan rekomendasi berisi saran yang diperlukan bagi pembelajaran selanjutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya dan hasil penelitian yang telah dianalisis, maka didapat simpulan penelitian ini sebagai berikut.

1. Berdasarkan pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa tingkat II kelas 3A Departemen pendidikan bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia tahun akademik 2014/2015 sebelum diterapkannya teknik Think-Pair-Share, maka diperoleh rata-rata nilai pretest adalah sebesar 57,6 dan

diperoleh rata-rata nilai post-test setelah diterapkannya teknik Think-Pair-Share adalah sebesar 77. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa

yang belum menggunakan teknik Think-Pair-Share masih kurang baik, sedangkan mahasiswa yang telah menggunakan teknik Think-Pair-Share mengalami peningkatan.

(41)

didapat juga perolehan dari SPSS bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,043 < 0,05). Berdasarkan kriteria bahwa jika nilai signifikansi lebih kecil dari probabilitas, maka Hk diterima.

3. Berdasarkan perhitungan N-gain, maka didapatkan rata-rata sebesar 0,45. Berdasarkan interpretasi data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik Think-Pair-Share mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil simpulan yang diperoleh, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian, membaca pemahaman merupakan salah satu faktor kesulitan mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Jepang. Sehingga dalam penelitian selanjutnya, diharapkan adanya metode yang dapat mempermudah, menarik minat dan memotivasi mahasiswa dalam memahami teks bahasa Jepang dengan menggunakan teks yang temanya menarik, agar mahasiswa lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran bahasa Jepang, dan lain-lain.

2. Teknik Think-Pair-Share merupakan salah satu teknik efektif yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Dengan demikian, penggunaan teknik ini dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya untuk pembelajaran membaca saja, akan tetapi untuk pembelajaran lainnya dengan variasi yang lebih kreatif. Selain itu, sebaiknya ketika melakukan kegiatan treatment, untuk peneliti selanjutnya diharapkan mencari waktu yang lebih

(42)

sedang melakukan kegiatan penelitian secara berkelompok. Dengan begitu, maka kegiatan penelitian akan kondusif.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya jika masih terdapat kekurangan atau muncul permasalahan baru karena yang dibahas dalam penelitian ini hanya sebatas pembelajaran dengan materi yang terbatas. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, teknik ini dapat dikembangkan pada materi atau mata pelajaran yang lainnya.

4. Memilih sampel penelitian yang memudahkan peneliti untuk kelancaran penelitian.

(43)

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Barkley, E. F., Cross, K. P., & Major, C.H. (2005). Collaborative Learning Techniques. San Fransisco: John Willey.

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. (2011).

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Djamarah, S. B. (2008). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar.

Isjoni. (2011). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Nurgiantoro, Burhan. (1995). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurhadi. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS.

Nurhadi. (2005). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Ogawa, Yoshiro. (1995). Nihongo Kyouiku Jiten. Japan:

(44)

Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukyadi, D. (2012). Petunjuk Teknis Pencegahan PLAGIAT Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.

Suyono & Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktek. Bandung: Nusa Media.

Stone, Randi. (2013). Cara-cara Terbaik Untuk Mengajar Reading: Yang Dilakukan Oleh Guru (Djohan Diaz Tjahjadi, BA, Trans.). Jakarta: Indeks.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang (Cetakan Kedua). Bandung: Humaniora.

Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi

Tampubolon, P.D. (1987). Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung. Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1986). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur . (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

(45)

Jones (2002) tersedia: http://www.sriudin.com/2011/07/model-pembelajaran-think-pair-and-share.html

Kagan, Spencer (1994) tersedia: http://www.masbied.com/2012/02/26/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-think-pair-share-tps [11 November 2012] Khosun, Nur (2011) tersedia:

http://nurkhosun.blogspot.com/2011/05/hakikat-membaca-pemahaman.html

Sudrajat, Akhmad. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik danModel Pembelajaran.[Online].Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.c

Gambar

Tabel 3.1 Populasi
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Penafsiran Angka Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) Efek perbedaan strategi Think Pair Share dan Everyone Is a Teacher Here terhadap hasil belajar

Teknik Think-Pair-Share dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pengajaran keterampilan membaca bahasa Jerman karena dapat membuat siswa lebih

Kesimpulan penelitian ini adalah model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa semester I A Program Studi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas VII

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar IPA dengan pokok bahasan energi

Think Pair Share dengan model Think Pair Square untuk semua kategori berpikir kritis sama. Jika dilihat dari rataan marginal, prestasi belajar siswa yang mendapatkan

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan teknik think pair

Hasil Belajar Pre-Tes Tes Awal Untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol serta sebelum model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share