• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TRUE SHALLOT SEED PADA PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS KCL SKRIPSI OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TRUE SHALLOT SEED PADA PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS KCL SKRIPSI OLEH :"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI OLEH : SUCI RAMADHANI

160301115 AGRONOMI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

(2)

SKRIPSI OLEH : SUCI RAMADHANI

160301115 AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

(3)
(4)

Merah (Allium ascalonicum L.) True Shallot Seed Pada Pemberian Beberapa

Dosis KCl dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Mariati, M.Sc. dan Ferry Ezra T. Sitepu, SP., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan produksi dua varietas bawang merah (Alium ascalonicum L.) asal benih True Shallot Seed pada beberapa dosis pupuk KCl. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Johor jl. Eka Warni No. 42 Kelurahan Gedung Johor dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Juni sampai bulan Oktober 2020.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor pertama adalah varietas dengan 2 jenis yaitu Varietas Lokananta dan Varietas Sanren, dan faktor kedua dosis pemupukan KCl dengan 3 dosis yaitu pemupukan 75 kg / hektar ; 100 kg / hektar ; 125 kg / hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 3, 4 dan 7 MSPT. Perlakuan beberapa dosis pemupukan KCl tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter amatan. Interaksi varietas dan beberapa dosis pemupukan KCl berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman 3 dan 4 MSPT, jumlah umbi per rumpun serta bobot kering umbi per rumpun pada Varietas Sanren dosis KCl 100 kg / hektar tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun per rumpun dan bobot basah tanaman per rumpun.

Kata Kunci: bawang merah, KCl, lokananta, sanren, True Seed of Shallot.

i

(5)

ii ABSTRACT

SUCI RAMADHANI: Growth and Production of Two Varieties of Shallot (Allium ascalonicum L.) True Shallot Seed in Multiple Doses of KCl

under the guidance of Dr. Ir. Mariati, M.Sc. and Ferry Ezra T. Sitepu, SP., M.Si.

This study aimed to evaluate the growth and production of two varieties of onions (Alium ascalonicum L.) of True Shallot Seed origin at several doses of KCl fertilizer. This research was conducted in Medan Johor jl. Eka Warni No. 42 Kelurahan Gedung Johor with a height of ± 32 meters above sea level, from June to October 2020. This study used a randomized block design with 2 treatment factors. The first factor was a variety with 2 types, Lokananta variety and Sanren variety, then the second factor was the KCl fertilizer dose with 3 doses, 75 kg / hectare; 100 kg / hectare; 125 kg / hectare. The results showed that the interaction of varieties and several doses of KCl . fertilizer had a significant effect on plant height 3 and 4 MSPT, number of tubers per clump and tuber dry weight per hill at Sanren Variety dose 100 kg / hectare but had no significant effect on the parameters of the number of leaves per hill and plant wet weight per hill.

Keywords: shallots, KCl, lokananta, sanren, True Shallot Seed

(6)

iii RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Medan pada tanggal 08 Januari 1999 anak kedua dari tiga bersaudara dari ayahanda Ali Sofyan yusming dan Ibunda Ernawati.

Tahun 2016 penulis lulus dari SMA Negeri 6 Medan dan pada tahun 2016 masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Penulis memilih minat Agronomi, Program Studi Agroteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi di UKM Himadita Nursery FP USU sebagai anggota divisi publikasi dan pemasaran UKM Himadita Nursery (2017–2018), koordinator divisi publikasi UKM Himadita Nursery (2018-2019), bendahara umum UKM Himadita Nursery (2019–2020), anggota Himagrotek FP USU, dan asisten praktikum di Laboratorium Agroklimatologi dan Laboratorium Ekologi Tanaman.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di desa Salur Lasengalu, kecamatan Teupah Barat, Kabupaten Simeulue, Nanggroe Aceh Darusalam pada tahun 2020. Kemudian penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PTP Nusantara III Kebun Bandar Selamat Kecamatan Aek Song- Songan Kabupaten Asahan , Sumatera Utara pada tahun 2019.

(7)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) True Shallot Seed Pada Pemberian Beberapa Dosis KCl ” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Ir. Mariati, M.Scdan Bapak Ferry Ezra T. Sitepu, SP., M.Si selaku ketua

dan anggota pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis atas semangat, do’a dan dukungannya.

Penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Mei 2021

Penulis

(8)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Tanah ... 6

Varietas Bawang Merah ... 7

Pupuk Kalium ... 8

BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 11

Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Metode Penelitian ... 11

PELAKSANAAN PENELITIAN ... 14

Pembuatan Bedengan Persemaian ... 14

Persiapan Bahan Tanam ... 14

Persiapan Bibit Bawang ... 14

Persiapan Lahan Tanam ... 14

Penanaman. ... 14

Pemeliharaan Tanaman ... 15

Pemupukan ... 15

Penyiraman ... 15

Penyiangan ... 15

Pembumbunan ... 15

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 15

(9)

vi

Panen ... 16

Pengamatan Parameter ... 16

Panjang Tanaman (cm) ... 16

Jumlah Umbi per Rumpun ... 16

Bobot Basah Tanaman per Rumpun ... 16

Bobot Kering Umbi per Rumpun (g) ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. Hasil ... Error! Bookmark not defined. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

Kesimpulan ... 18

Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN ... 33

(10)

vii DAFTAR TABEL

No Hal 1 Panjang tanaman bawang merah varietas Lokananta dan Sanren

umur 2 – 8 MSPT pada beberapa dosis KCl ... 18 2 Jumlah daun per rumpun tanaman bawang merah varietas

Lokananta dan Sanren umur 2 – 8 MSPT pada beberapa dosis KCl .... 20 3 Jumlah Umbi per rumpun tanaman bawang merah varietas

Lokananta dan pada beberapa dosis KCl ... 21 4 Bobot basah tanaman per rumpun bawang merah varietas

Lokananta dan pada beberapa dosis KCl ... 22 5 Bobot kering umbi per rumpun tanaman bawang merah varietas

Lokananta dan pada beberapa dosis KCl ... 23

(11)

viii DAFTAR GAMBAR

No Hal 1. Hubungan antara dosis pemupukan KCl pada varietas lokananta dan sanren

terhadap jumlah umbi per rumpun ... 21 2. Hubungan antara dosis pemupukan KCl varietas lokananta dan sanren

terhadap bobot kering umbi per rumpun …....………....……. .. 23

(12)

ix DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Bagan Penanaman Pada Plot ... 36

2. Bagan Plot Penelitian ... 37

3. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 38

4. Deskripsi Tanaman Bawang Merah Varietas Lokananta ... 39

5. Deskripsi Tanaman Bawang Merah Varietas Sanren ... 41

6. Hasil Analisis Tanah Awal ... 43

7. Data Panjang tanaman 2 MSPT ... 44

8. Sidik Ragam Panjang tanaman 2 MSPT ... 44

9. Data Panjang tanaman 3 MSPT ... 45

10. Sidik Ragam Panjang tanaman 3 MSPT ... 45

11. Data Panjang tanaman 4 MSPT ... 46

12. Sidik Ragam Panjang tanaman 4 MSPT ... 46

13. Data Panjang tanaman 5 MSPT ... 47

14. Sidik Ragam Panjang tanaman 5 MSPT ... 47

15. Data Panjang tanaman 6 MSPT ... 48

16. Sidik Ragam Panjang tanaman 6 MSPT ... 48

17. Data Panjang tanaman 7 MSPT ... 49

18. Sidik Ragam Panjang tanaman 7 MSPT ... 49

19. Data Panjang tanaman 8 MSPT ... 50

20. Sidik Ragam Panjang tanaman 8 MSPT ... 50

(13)

x

21. Data Jumlah Daun umur 2 MSPT ... 51

22. Sidik Ragam Jumlah Daun 2 MSPT ... 51

23. Data Jumlah Daun umur 3 MSPT ... 52

24. Sidik Ragam Jumlah Daun 3 MSPT ... 52

25. Data Jumlah Daun umur 4 MSPT ... 53

26. Sidik Ragam Jumlah Daun 4 MSPT ... 53

27. Data Jumlah Daun umur 5 MSPT ... 54

28. Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MSPT ... 54

29. Data Jumlah Daun umur 6 MSPT ... 55

30. Sidik Ragam Jumlah Daun 6 MSPT ... 55

31. Data Jumlah Daun umur 7 MSPT ... 56

32. Sidik Ragam Jumlah Daun 7 MSPT ... 56

33. Data Jumlah Daun umur 8 MSPT ... 57

34. Sidik Ragam Jumlah Daun 8 MSPT ... 57

35. Data Jumlah Umbi per Rumpun ... 58

36. Sidik Ragam Umbi per Rumpun ... 58

37. Data Bobot Basah Tanaman per Rumpun ... 59

38. Sidik Ragam Bobot Basah Tanaman per Rumpun ... 59

39. Data Bobot Kering Umbi Tanaman per Rumpun ... 60

40. Sidik Ragam Bobot Kering Umbi Tanaman per Rumpun ... 60

41. Foto Penelitian ... 61

(14)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas holtikultura yang penting dalam bumbu masakan di Indonesia, tidak bisa digantikan dengan komoditi lainnnya (Widiarti et al., 2017). Sebagai komoditas hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat, potensi pengembangan bawang merah masih terbuka lebar tidak saja untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga luar negeri (Suriani, 2011).

Peningkatan kebutuhan bawang merah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pada tahun 2019, peningkatan konsumsi bawang merah nasional naik sebesar 20,25 ribu ton (Badan Pusat Statistik, 2019). Agar kebutuhan dapat selalu dipenuhi, maka harus diimbangi dengan jumlah produksinya. Ketersediaan benih yang berkualitas dan berkesinambungan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usahatani bawang merah. Saat ini petani masih menggunakan umbi bawang merah hasil penanaman sebelumnya yang disisihkan. Penggunaan benih umbi seperti itu seringkali menurunkan kualitas hasil karena mutu umbi benih kurang terjamin (Sumarni et al., 2012).

Berbagai kendala dalam penggunaan umbi sebagai sumber benih bawang merah menjadi latar belakang diperlukannya bahan sumber benih lain selain umbi. Penggunaan biji atau True Shallot Seed (TSS) dapat menjadi alternatif yang menjanjikan. Penggunaan TSS sebagai sumber benih memiliki beberapa keunggulan dibandingkan umbi, diantaranya yaitu dapat mengurangi kebutuhan benih per satuan luas, pengangkutan dan penyimpanan yang lebih mudah dan lebih murah, tanaman yang dihasilkan lebih sehat, bebas patogen penyakit, umbi

(15)

yang dihasilkan berkualitas lebih baik dan lebih besar, dan menekan biaya produksi baik dalam penyediaan bahan tanam dan pengangkutan, potensi lebih

besar yaitu 32 ton/ha sedangkan dari umbi hanya mencapai 18-20 ton/ha (Mariana, 2014). Varietas lokananta dan Sanren adalah salah satu varietas hibrida

yang menghasilkan produksi yang baik, tahan penyakit layu fusarium, dapat tumbuh di dataran rendah serta merupakan varietas komersil yang sudah dipasarkan secara umum kepada masyarakat dan petani.

Penggunaan varietas bawang merah asal TSS yang disertai dengan pemupukan kalium yang tepat dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah. Kalium ialah salah satu unsur hara makro yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kalium mempunyai peran sebagai aktivator beberapa enzim dalam metabolisme tanaman. Kalium berperan dalam sintesis protein dan karbohidrat, serta meningkatkan translokasi fotosintat ke seluruh bagian tanaman. Selain itu kalium juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan kekeringan, serta memperbaiki hasil dan kualitas hasil tanaman (Mozumder et al., 2007). Pada bawang merah, kalium dapat memberikan hasil umbi yang lebih baik, mutu dan daya simpan umbi yang lebih tinggi, dan umbi tetap padat meskipun disimpan lama (Gunadi, 2009). Tanaman yang kekurangan unsur kalium biasanya mudah rebah, sensitif terhadap penyakit, hasil dan kualitas hasil rendah, dan dapat menyebabkan gejala keracunan amonium, sedangkan kelebihan kalium menyebabkan tanaman kekurangan hara Mg dan Ca (Jones et al., 1991).

Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan kalium pada tanaman bawang merah yaitu dengan pemberian pupuk kalium dengan dosis yang tepat. Menurut

(16)

hasil penelitian Ernawati (2015) pemberian pupuk kalium 100 kg/ha dapat meningkatkan hasil umbi bawang merah dan memberikan pengaruh terbaik terhadap hasil tanaman, sumber pupuk kalium yang paling baik adalah KCl atau K2MgSO4 (Kamas).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melaksanakan penelitian

mengenai pertumbuhan dan produksi dua varietas bawang merah (Alium ascalonicum L.) asal benih true shallot seed terhadap pemberian beberapa

dosis pupuk KCl.

Tujuan Penelitian

Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan produksi dua varietas bawang merah (Alium ascalonicum L.) asal benih True Shallot Seed terhadap pemberian beberapa dosis pupuk KCl.

Hipotesis Penelitian

1. Varietas berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) asal benih True Shallot Seed.

2. Dosis pupuk KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) asal benih True Shallot Seed . 3. Interaksi varietas Lokananta dan Sanren dan beberapa dosis pupuk KCl

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) asal benih True Shallot Seed .

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Tanaman bawang merah termasuk kedalam kingdom Plantae, divisio spermatophyta, subdivisio angiospermae, class monocotyledoneae, ordo liliaceae,

family liliales, genus allium dan species Allium ascalonicum L.

(Rahayu dan Berlian, 1999).

Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah.

Jumlah perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar. Diameter bervariasi antara 0.5-2 mm (Fauziah, 2017).

Batang pada bawang merah merupakan batang yang semu yang terbentuk dari kelopak-kelopak daun yang saling membungkus. Kelopak-kelopak daun sebelah luar selalu melingkar dan menutupi daun yang ada didalamnya. Beberapa helai kelopak daun terluar mengering tetapi cukup liat. Kelopak daun yang menipis dan kering ini membungkus lapisan kelopak daun yang yang ada didalamnya yang membengkak. Karena kelopak daunnya membengkak bagian ini akan membentuk umbi yang merupakan umbi lapis (Pasaribu, 2017).

Bentuk daun bawang merah memanjang seperti pipa dan berbentuk bulat, tetapi ada juga yang membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daun. Bagian ujung daun meruncing, sedangkan bagiaan bawahnya melebar dan membengkak. Daun berwarna hijau (Brewster, 2008).

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai yang keluar dari ujung tanaman yang panjangnya antara 30-90 cm, dan diujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah-olah

(18)

berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri dari 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bakal buah ini sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah (carpel) yang membentuk 3 buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 bakal biji (Wibowo, 2010).

Bentuk biji bawang merah (A. ascalonicum) adalah bulat, gepeng, keriput, dan warnanya hitam. Biji bawang merah matang sekitar 45 hari setelah bunga mekar. Biji berwarna hitam, berbentuk tidak beraturan, dan berukuran agak kecil, sekitar 250 biji tiap gramnya. Daya tumbuh biji dapat tumbuh dengan cepat, kecuali jika biji disimpan dalam kondisi optimum, suhu 0˚C dan RH rendah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman bawang merah cocok tumbuh di dataran rendah sampai tinggi (0 – 1000 m dpl), dengan ketinggian optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan bawang merah adalah 0 – 450 m dpl. Tanaman ini peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi serta cuaca berkabut, juga memerlukan penyinaran cahaya matahari maksimal (minimal 70 % penyinaran)

dengan suhu udara 25 – 32℃, dan kelembaban nisbi 50 - 70 % (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2013).

Curah hujan sangat berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman. Jumlah curah hujan secara keseluruhan sangat penting dalam menentukan hasil tanaman.

Bawang merah secara umum memerlukan bulan kering 4-5 bulan, curah hujan 1000-1500 mm per tahun (Erythrina, 2011).

(19)

Bawang merah lebih banyak diusahakan di dataran rendah karena pengusahaan bawang merah di dataran rendah lebih efisien dan tanaman dapat tumbuh optimal dibandingkan apabila diusahakan di dataran tinggi. Tanaman bawang merah dapat membentuk umbi di daerah dengan suhu udara 22ºC, akan tetapi hasil umbinya tidak sebaik di daerah dengan suhu udara lebih panas.

Bawang merah juga akan membentuk umbi yang lebih besar jika ditanam di daerah dengan penyinaran lebih dari 12 jam. Jika ditanam di daerah dengan suhu di bawah 22ºC tanaman bawang merah tidak akan menghasilkan umbi. Oleh karena itu, tanaman bawang merah lebih cocok diusahakan di dataran rendah dengan penyinaran panjang (Kurniawan et al., 2008)

Tanah

Tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur remah, tekstur sedang sampai liat, drainase dan aerasi yang baik, mengan dung bahan organik yang cukup, dan pH tanah netral (5,6 - 6,5). Tanah yang paling cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah Aluvial atau kombinasinya dengan tanah Glei-Humus atau Latosol. Tanah lembab dengan air yang tidak menggenang disukai oleh tanaman bawang merah (Tim Prima Tani, 2011).

Tanaman bawang merah dapat tumbuh baik di lahan sawah, tanah tegalan dan pekarangan. Jenis tanah yang paling cocok adalah tanah lempung berpasir/lempung berdebu. Keasaman tanah (pH) 5,8-7,0 sesuai dengan pertumbuhan bawang merah (Direktorat Jendral Hortikultura, 2008).

Jenis tanah yang cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah liat yang mengandung pasir, banyak mengandung bahan organik atau humus, gembur, solumnya dalam, sirkulasi udara dan drainase dalam tanah baik. Tanaman bawang

(20)

merah dapat tumbuh optimal di tanah dengan pH antara 5,8 – 7, tetapi masih toleran terhadap tanah dengan pH 5,5 (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Varietas Bawang Merah

Varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat

yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan .Varietas bawang merah yang ada di Indonesia sangat beragam. Setiap varietas

memiliki ciri-ciri spesifik yang dapat dibedakan dengan varietas lainnya (Gumelar, 2017).

Bawang merah varietas sanren menghasilkan tanaman hibrida dengan panjang tanaman 54,03 – 56,50 cm, daun bulat pipih, warna daun hijau tua, warna bunga putih, umur berbunga 31 – 34 hst, umur panen 62 – 64 hst, umbi berbentuk bulat dengan diameter 3,4 – 3,6 cm, biji berbentuk pipih agak bulat berwarna hitam dengan berat per umbi mencapai 17,05 – 19,40 g, setiap rumpun terdapat 2 – 4 umbi dengan jumlah anakan 2 – 4 anakan. Keunggulan varietas ini yaitu produksi tinggi dan ukuran umbi sedang dan juga dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah (PT. East West Seed Indonesia).

Tanaman bawang merah varietas lokananta juga dapat menghasilkan potensi hasil yang baik yaitu 19 – 26 ton / hektar dengan bobot per buah 9 – 12 gram, umur panen 65 - 70 HST. Keunggulan bawang merah varietas lokananta ini yaitu tahan terhadap penyakit layu fusarium dan dapat tumbuh di daerah dataran rendah (PT. East West Seed Indonesia).

(21)

Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan umbi benih asal TSS, namun penelitian lebih lanjut mengenai potensi produksi umbi asal TSS belum banyak dilakukan. Umbi benih asal TSS menghasilkan umbi dengan

ukuran yang berbeda-beda sesuai teknik budidaya yang digunakan (Darma et al., 2015).

Pupuk Kalium

Fungsi utama kalium ialah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga , dan buah tidak mudah gugur. Yang tidak bisa dilupakan pun bahwa kalium merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit (Simanjuntak, 2011).

Kalium mempunyai fungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang metabolisme karbohidrat didalam pembentukan dan pemecahan serta translokasi pati, metabolisme nitrogen dan sintesa protein, mengaktifkan beberapa enzim, mempercepat pertumbuhan jaringan merismatik dan mengatur pergerakan stomata, kalium juga berfungsi dalam metabolisme air dalam tanaman, mempertahankan turgor dan membentuk batang yang lebih kuat dan membentuk pati dan lemak (Nyakpa et al., 1988).

Kalium bagi tanaman sangat berperan dalam berbagai proses biokimia dan fisiologis. Peran kalium antara lain berperan dalam aktivasi enzim dan transportasi gula, mengatur buka tutup stomata dan membantu transportasi air dan nutrisi, sintesis protein dan pati, serta berperan dalam fotosintesis dan kualitas hasil tanaman, terdapat lebih dari 50 jenis enzim diaktivasi oleh kation dari kalium (K+). Aktivasi ini dilakukan dengan cara menginduksi perubahan pada

(22)

enzim dan protein. K+ yang terdapat di daun mempengaruhi peningkatan fotosintesis dengan terlebih dahulu meningkatkan pertambahan ukuran sel pada daun. Pemupukan kalium pada tanaman bawang merah mampu meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman, mengurangi kerusakan hasil panen, dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Selain itu, kalium dapat mempertahankan mutu dan daya simpan hasil panen (Kurniasari, 2015).

Pada tanaman bawang merah yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengerut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata(Kalwia et al., 2015).

Kandungan Kalium yang tinggi yaitu sebesar 46 persen menyebabkan begitu banyaknya ion K+ yang mengikat air dalam tubuh tanaman akan mempercepat proses fotosintesis, sehingga prosesnya menjadi lebih optimal.

Implikasinya dengan proses fotosistesis yang optimal akan menyebabkan tanaman tetap segar dan terhindar dari kelayuan. Hasil fotosintesis ini pulalah yang merangsang pembentukan umbi menjadi menjadi lebih besar (Tjionger, 2010).

Tingkat kalium yang cukup pada tanaman sangat diperlukan untuk memaksimalkan penggunaan air tersedia melalui mekanisme penutupan stomata pada saat yang tepat, dan juga mengurangi transportasi untuk menekan cekaman air (Harefa, 2011).

Dosis pupuk dalam pemupukan haruslah tepat, artinya dosis tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak yang dapat menyebabkan pemborosan atau dapat merusak akar tanaman. Bila dosis pupuk terlalu rendah, tidak ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman sedangkan bila dosis terlalu banyak dapat

(23)

mengganggu kesetimbangan hara dan dapat meracuni akar tanaman (Harefa, 2011).

(24)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Johor jl. Eka Warni No.

42 Kelurahan Gedung Johor dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Juni sampai bulan Oktober 2020.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah bahan tanam benih bawang merah varietas Lokananta dan varietas Sanren sebagai objek yang akan diamati, sekam padi sebagai campuran media tanam pada bedengan, pupuk NPK, pupuk urea, SP-36 dan KCl yang digunakan sebagai perlakuan tanaman, topsoil sebagai media tanam, dan air untuk menyiram tanaman.

Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu cangkul untuk mengolah tanah, membuat plot dan membuat bedengan sebagai media persemaian, pacak sampel sebagai penanda, meteran sebagai alat pengukur, timbangan analitik untuk menimbang pupuk, gembor untuk menyiram tanaman, rol besi untuk mengukur panjang tanaman, kamera sebagai alat dokumentasi, ember untuk mengambil air, cutter untunk memotong dan alat tulis untuk menulis data.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 (dua ) faktor:

Faktor I = Varietas bawang merah (V) dengan 2 ( dua ) jenis, yaitu:

V1 = Varietas Lokananta V2= Varietas Sanren

Faktor II = Dosis Pemupukan KCl (K) dengan 3 ( tiga ) taraf, yaitu:

(25)

K1 = 75 Kg / hektar K2:= 100 Kg / hektar K3= 125 Kg / hektar

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 6 ( enam ) kombinasi, yaitu:

V1K1 V1K2 V1K3 V2K1 V2K2 V2K3 Jumlah Ulangan (Blok) : 3 ulangan

Jumlah plot : 18 plot

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar blok : 50 cm

Jumlah tanaman/ plot : 16 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 288 tanaman Jumlah sampel/ plot : 4 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 72 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linier sebagai berikut :

Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

i = 1,2,3 j = 1,2 k = 1,2,3 Dimana :

Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i dengan perlakuan dua varietas (V) taraf ke-j dan tingkat pemupukan ( K ) ke-k

μ : Nilai tengah ρi : Efek dari blok ke-i αj : Efek dua varietas ke-j

(26)

βk : Efek perlakuan tingkat pemupukan pada taraf ke-k

(αβ)jk : Efek interaksi dari pemberian dua varietas ke-j dan tingkat pemupukan pada taraf ke-k

εijk : Galat dari blok ke-i,perlakuan dua varietas ke-j dan tingkat pemupukan taraf ke-k

Jika hasil analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1995).

(27)

PELAKSANAAN PENELITIAN Pembuatan Bedengan Persemaian

Areal lahan yang digunakan dibersihkan dari kotoran dan gulma. dibuat bedengan dengan lebar 100 cm dan panjang 200 cm . Bedengan yang telah siap dibentuk ditaburi dengan sekam padi setebal 20 cm, dibuat beberapa titik api pada jarak 1 m kemudian dibiarkan menyala selama satu malam, setelah proses pembakaran selesai bedengan disiram menggunakan air secara merata setelah itu media diaduk lalu diratakan kembali, dan tanah dibuat alur dengan jarak 10 cm untuk tempat penaburan benih untuk media persemaian.

Persiapan Bahan Tanam

Bahan tanam yang digunakan yaitu bawang merah varietas Lokananta dan varietas Sanren . Sebelum ditanam benih terlebih dahulu dilumuri dengan fungisida antracol untuk mencegah benih dari serangan jamur.

Persiapan Bibit Bawang

Benih ditabur pada alur kemudian ditutup dengan sekam padi dan disiram secara merata.

Persiapan Lahan Tanam

Areal lahan yang digunakan dibersihkan dari sampah. Tanah diolah dengan cara dicangkul dengan kedalaman 20 cm. Dibuat plot dengan panjang 1 m dan lebar 1 m dengan ketinggian 20 cm.

Penanaman.

Bibit yang berumur 6 minggu dipilih yang daunnya berwarna hijau cerah dan memiliki perakaran yang baik ditanam dengan jarak 20 x 20 cm.

(28)

Pemeliharaan Tanaman Pemupukan

Pada saat persemaian , pupuk NPK dengan dosis 1 gram / liter diberikan ke tanaman pada umur 22 HST. Setelah tanaman dipindah tanam, Pupuk Urea dosis 200 kg/ hektar, SP – 36 dosis 90 kg/hektar dan KCl sesuai dengan dosis perlakuan pupuk KCl (75 Kg/ha, 100 Kg/ha , 125 Kg/ha) diberikan ke tanaman pada umur 15 HSPT (hari setelah pindah tanam), dan 30 HSPT masing masing setengah dosis dengan cara ditugal.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan sekali sehari dengan menjaga kondisi tanaman tidak kekurangan air.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap minggu dan pada saat terdapat gulma untuk mengendalikan gulma sekaligus menggemburkan tanah..

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan dari umur tanaman berumur 5 MSPT hingga panen seminggu sekali yang bertujuan untuk menjaga tanaman agar tidak mudah rebah, menciptakan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan umbi dan untuk merangsang pertumbuhan tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan mengambil dan membuang hama ketempat yang jauh dari tanaman. Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara menyemprot fungisida menggunakan Antracol 70

(29)

WP dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan yaitu gejala daun layu dan menguning yang disebabkan penyakit pada tanaman.

Panen

Tanaman dipanen dengan cara umbi dicabut beserta daunnya, lalu akar dibersihkan dari tanah pada umur 10 MSPT.

Pengamatan Parameter Panjang Tanaman (cm)

Panjang tanaman (cm) diukur mulai dari permukaan tanah hingga ujung daun terpanjang dengan menggunakan rol besi. Pengukuran pertama dilakukan 2 MSPT sampai tanaman berumur 8 MSPT dengan interval satu minggu sekali.

Jumlah Daun per Rumpun (helai)

Jumlah daun (helai) dihitung pada satu rumpun, dihitung mulai tanaman berumur 2 MSPT sampai tanaman berumur 8 MSPT, dengan interval 1 minggu sekali.

Jumlah Umbi per Rumpun

Jumlah umbi yang terbentuk dalam satu rumpun dihitung pada saat panen Bobot Basah Tanaman per Rumpun

Bobot basah tanaman dihitung dengan cara tanaman telah dicabut dan dibongkar dari plot lalu dibersihkan dari sisa – sisa tanah yang masih melekat pada umbi maupun akar, kemudian dihitung bobot basah tanaman per sampel dengan menggunakan timbangan analitik.

Bobot Kering Umbi per Rumpun (g)

Bobot kering umbi ini diperoleh dari tanaman yang telah dibersihkan dari sisa tanah, kemudian dikering anginkan didekat jendela yang terkena sinar

(30)

matahari sedikit selama 7 hari. Kemudian tanaman dipotong daun dan akarnya lalu bobot umbi dihitung menggunakan timbangan analitik

(31)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Varietas Lokananta dan Sanren memiliki perbedaan jumlah daun per rumpun pada 3,4 dan 7 MSPT .

2. Perlakuan dosis pupuk KCl berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter amatan.

3. Interaksi perlakuan varietas dan dosis KCl berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, jumlah umbi per rumpun dan bobot jual umbi per rumpun dan menghasilkan rataan tertinggi pada kombinasi perlakuan varietas Sanren dosis pemupukan KCl 125 kg/ha.

Saran

Berdasarkan produksi bobot jual umbi dan nilai tertinggi parameter amatan lainnya disarankan untuk menggunakan varietas Sanren dengan dosis pemupukan KCl 100 kg/ha.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . 2013. Budidaya Bawang Merah.

Badan Penelitian dan Pengembangan. Kementerian Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah – Buahan Indonesia. BP Indonesia. Jakarta.

Brewster, J. L. 2008. Onions dan Other Vegetable Alliums 2nd Edition. CABI.

USA.

Darma, W. A., Anas, A dan Dini, D. 2015. Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah Asal Umbi TSS Varietas Tuk – Tuk Pada Ukuran Dan Jarak Tanam Yang Berbeda. Agrovigor., vol. 8, no. 2.

Direktorat Jendral Hortikultura. 2008. Teknologi Produksi Benih Bawang Merah.

Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi.Hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens). Politeknik Negeri Lampung, Lampung.

Ernawati, L. 2015. Pengaruh Bobot Bibit Dan Dosis Pupuk Kalium Terhadap

Serapan K, Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima. Agroswagati.,vol. 3, no. 2.hal.

332.

Erythrina. 2011. Perbenihan dan Budidaya Bawang Merah. Editor: Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan dan Swasembada Beras Berkelanjutan Sulawesi Utara; 2011 Des 2001; Manado, Indonesia.Manado (ID): Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara. Hal. 74-84.

Fauziah, R. 2017. Budidaya Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum) Pada Lahan Kering Menggunakan Irigasi Spray Hose Pada Berbagai Volume Irigasi Dan Frekuensi Irigasi. J. Hort. Vol. 7, no. 1.

Gumelar, M. G. 2017. Pengaruh Varietas Dan Giberelin (GA3) Terhadap Keragaan Bawang Merah (Allium cepa O. Fedtsch) Dengan Bahan Tanam True Shallot Seed (TSS). Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Gunadi, N. 2009. Kalium sulfat dan kalium klorida sebagai sumber pupuk kalium pada tanaman bawang merah. J. Hort. vol. 19, no. 2, hlm. 174-85.

Harefa, S. J. 2011. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Bawang Merah (Allium ascolanicum L) Terhadap Pemberian Pupuk Kalium. Fakultas Pertanian. USU Press.

Kalwia, H. Y. U., Henry, B dan Ichwan, S. M. 2015. Pengaruh Ukuran Umbi Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Produksi Bawang Merah

(33)

(Allium Ascalonicum L.) Varietas Lembah Palu. J. Agrotekbis 3 (6): 655- 661.

Kurniasari, l. 2015. Peningkatan Produksi Benih Botani Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum) Di Dataran Rendah Melalui Aplikasi Bap,

Introduksi Apis cerana, Dan Pemupukan P dan K. J. Hor. Vol. 27, no. 2.

Kurniawan, H., Kusmana, R. S dan Basuki. 2008. Evaluasi sepuluh kultivar lokal bawang merah (Allium ascalonicum L.) di Kersana Brebes. J. Agrin.

12(2):191-198.

Lakitan, B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja grafindo Persada.

Jakarta.

Mariana. 2014. Pengaruh Teknik Aplikasi Zpt Dan Umur Pindah Tanam Bibit Tss (True Shallot Seeds) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanamanbawang Merah (Allium ascalonicum L.). Fakultas Pertanian.

Universitas Sumatera Utara.

Mozumder, S. N., Moniruzzaman, M dan Halim, G. M. A. 2007. Effect of N, K, and S on the yield and storability of transplanted onion (Allium cepa L.) in hilly region. J. Agric. Rural Dev., vol. 5, no. 1 & 2, pp. 58-63.

Napitupulu, D., dan Winarto, L. 2010. Pengaruh Pembenrian Pupuk N Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah. J. Hort. 20(1):27-35 Nyakpa, Y. M.,Lubis, A. M., Pulung, M. A.,Amrah, G. A., Munawar, A., Hong,

G. B dan Hakim, N. 1998. Kesuburan Tanah. Jom Faperta. Vol. 2, no. 2.

Pasaribu, S. 2017. Botani dan Morfologi Tanaman Bawang Merah. Universitas Mercu Buana. Yogyakarta.

Rahayu, E. dan Berlian. 2007. Bawang Merah Cetakan XIV. Pustaka Jaya.

Jakarta.

Rosmarkam, A dan Nasih, W. Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta.

Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi.1998. Sayuran Dunia 2. ITB-Bandung.

Bandung.

Rusdi dan Asaad, M. 2016. Uji Adaptasi Empat Varietas Bawang Merah Di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Jurnal Pengkajian Teknologi. Vol, 19, no. 3.

Russell, E.W. 1977. The Role of organic matter in soil fertility. Journal Soc.

Lond. B, volume 281(980): 209-219.

(34)

Saidah., Muchtar., Syafruddin., Retno, P. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Panen Dua Varietas Tanaman Bawang Merah Asal Biji di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 5 (1): 213-216

Simanjuntak, N. 2011. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dengan Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pupuk KCL. Photon: Jurnal Sain Dan Kesehatan. Vol.

6, no. 1.

Sumarni, N., Rosliani, R., Basuki, RS.,dan Hilman, Y. 2012. Pengaruh Varietas, Status K-Tanah, dan Dosis Pupuk Kalium terhadap Pertumbuhan, Hasil Umbi, dan Serapan Hara K Tanaman Bawang Merah. J. Hort. 22(3):233- 241.

Sumarni, N., G. A.Sopha dan R. Gaswanto. 2012. Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot Seeds terhadap Kerapatan Tanaman pada Musim Hujan. J. Hort. 22(1) : 23 – 28.

Suriani N. 2011. Bawang Bawa Untung Budidaya Bawang Merah dan Bawang Putih. Cahaya Atma Pustaka.

Tjonger, M. 2010. Memperbesar dan Memperbanyak Umbi Bawang Merah.

Indonesian Agriculture.

Tim Bina Karta Tani. 2008. Pedoman Bertanam Bawang Merah. Yrama Widya.

Tim Prima Tani. 2011. Petunjuk Teknis Budidaya Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang. Hal. 1-2.

Wibowo S. 2010. Budidaya Bawang; Bawang Putih .Bawang Merah. Bawang Bombay. Penebar Swadaya.

Widiarti, W., W. Insan., U. Iskandar. 2017. Optimalisasi Teknologi Produsi True Shallot Seed (Biji Biologi) Bawang Merah (Allium ascalonicum L).

Journal of Agriculture. vol. 15, no. 2.

(35)

20 cm

20 cm LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Penanaman Plot Penelitian

(36)

Blok I Blok II Blok III

V1K3

V2K2

V1K2

V2K3

V1K1

V2K1

V2K1

V1K3

V2K3

V1K1

V2K2

V1K2

V2K3

V2K1

V1K2

V1K1

V2K2

V1K3 50 cm

30 cm

U

S Lampiran 2. Bagan Plot Penelitian

(37)

Lampiran 3. Lampiran Jadwal Kegiatan Penelitian

NO

. Pelaksanaan Penelitian

Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0 1 1

1 2

1 3

1 4

1 5

1. Persiapan bedengan x

X

2. Persiapan bahan tanam x

X

3. Penanaman x

X

4. Persiapan lahan x

X

5. Penanaman x

X

6. Pemupukan x

X

x x X

X

7. Penyiraman Dilakukan setiap hari kecuali hari hujan

8. Penyiangan Dilakukan setiap hari

9. Pembubunan Dilakukan setiap hari

10. Pengendalian hama dan penyakit

Dilakukan setiap hari Pengamatan parameter

11. Panjang tanaman x

X

x X

x X

X X

x X

x X

x X

x X

12. Jumlah daun per rumpun x

X x

X

x

X

x

X

X x

X

x X

x X

13. Panen x X

X

14. Jumlah umbi per rumpun x

X 15. Bobot basah tanaman per

rumpun

x

X 16. Bobot kering umbi per

rumpun

x

X

(38)

Lampiran 4. Deskripsi Tanaman Bawang Merah Varietas Lokananta

Asal : Dalam negeri

Silsilah : BM 7755 x BM 7759 x BM 8667 x BM 8673 Golongan varietas : Sintetik

Panjang tanaman : 49,08 – 57,40 cm Bentuk daun : bulat berongga

Ukuran daun : panjang 46,12 – 54,94 cm, lebar 1,22 – 1,78 cm Warna daun : hijau tua ( RHS 137A )

Jumlah daun per umbi : 6 - 10 helai Jumlah daun per rumpun : 20 – 27 helai Bentuk karangan bunga : seperti payung Warna bunga : putih ( RHS 157 B ) Umur mulai berbunga : 43 – 57 hari setelah tanam Umur panen : 63 – 66 hari setelah tanam Bentuk umbi : Pipih Agak Bulat

Ukuran umbi : tinggi 3,52 – 3,97 cm, diameter 3,11 – 3,58 cm Warna umbi : ungu (RHS 71 A )

Bentuk biji : pipih

Warna biji : hitam ( RHS N 186 A)

Berat 1.000 biji : 3,52 – 3,97 g Berat per umbi : 9,25 – 12,05 g Jumlah umbi per rumpun : 4 – 6 umbi Berat umbi per rumpun : 42,58 – 61,33 g Jumlah anakan : 3 - 6 anakan

(39)

Ketahanan terhadap penyakit : sangat tahan layu fusarium Daya simpan umbi pada suhu : 127 – 135 hari setelah panen

(25- 300 C Susut bobot umbi : 34,9 – 37,9 % (basah – kering simpan)

Hasil umbi per hektar : 18,49 – 24,58 ton Populasi per hektar : 2,05 – 2,32 kg

Penciri utama : warna umbi ungu ( RHS N 79 C ), bentuk umbi pipih agak bulat

Keunggulan varietas : produksi tinggi dan tahan layu fusarium Wilayah adaptasi : sesuai di dataran rendah

Pemohon : PT. East West Seed Indonesia

Pemulia : Adrianita Adin

Peneliti : Tukiman Misidi, Abdul Kohar, Hari Pangestuadi, Dirayati Nur Irsalina, Dan Gigin fajaruddin

(40)

Lampiran 5. Deskripsi Tanaman Bawang Merah Varietas Sanren

Asal : PT. East West Seed Indonesia

Silsilah : BM 2408 x BM 4811

Golongan varietas : hibrida

Panjang tanaman : 54,03 – 56,50 cm Bentuk daun : bulat pipih

Ukuran daun : panjang 46,95 – 49,50 cm, lebar 0,84 – 0,86 cm Warna daun : hijau tua

Jumlah daun per umbi : 8 – 10 helai Jumlah daun per rumpun : 29 – 36 helai Bentuk karangan bunga : seperti payung

Warna bunga : putih

Umur mulai berbunga : 31 – 34 hari setelah tanam Umur panen : 62 – 64 hari setelah tanam

Bentuk umbi : bulat

Ukuran umbi : tinggi 3,3 – 3,5 cm, diameter 3,4 – 3,6 cm

Warna umbi : merah

Bentuk biji : pipih agak bulat

Warna biji : hitam

Berat 1.000 biji : 3,8 – 4,1 g Berat per umbi : 17,05 – 19,40 g Jumlah umbi per rumpun : 2 – 4 umbi Berat umbi per rumpun : 52,13 – 71,65 g Jumlah anakan : 2 – 4 anakan

(41)

Penciri utama : arah tumbuh batang setelah umbi agak menyamping

Keunggulan varietas : produksi tinggi dan ukuran umbi sedang

Wilayah adaptasi : beradaptasi dengan baik di dataran rendah dengan ketinggian 50 – 100 m dpl

Pemohon : PT. East West Seed Indonesia

(42)

Lampiran 6. Hasil Analisi Tanah Awal

(43)

Lampiran 7. Data Panjang tanaman 2 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 22,95 21,98 19,53 64,45 21,48

V1K1 19,45 19,55 21,08 60,08 20,03

V1K2 18,78 20,98 19,75 59,50 19,83

V2K0 17,25 20,28 20,38 57,90 19,30

V2K1 19,03 23,15 20,35 62,53 20,84

V2K2 23,20 24,13 20,93 68,25 22,75

Total 120,65 130,05 122,00 372,70

Rataan 20,11 21,68 20,33 20,71

Lampiran 8. Sidik Ragam Panjang tanaman 2 MSPT

SK db JK KT F

Hitung F. Tabel 5% Ket. 0.05

Blok 2 8,61 4,31 1,93 4,10 tn

Perlakuan 5 24,01 4,80 2,15 3,33 tn

V 1 1,20 1,20 0,54 4,96 tn

K 2 3,10 1,55 0,69 4,10 tn

VxK 2 19,71 9,85 4,42 4,10 *

Galat 10 22,31 2,23

Total 17 54,93

FK 7716,96

KK 7%

(44)

Lampiran 9. Data Panjang tanaman 3 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 23,50 22,85 20,13 66,48 22,16

V1K1 19,68 21,40 21,45 62,53 20,84

V1K2 19,25 21,35 20,60 61,20 20,40

V2K0 18,23 21,80 21,38 61,40 20,47

V2K1 21,43 25,55 21,80 68,78 22,93

V2K2 25,70 24,78 21,68 72,15 24,05

Total 127,78 137,73 127,03 392,53

Rataan 21,30 22,95 21,17 21,81

Lampiran 10. Sidik Ragam Panjang tanaman 3 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F. Tabel

5% Ket. 0.05

Blok 2 11,89 5,95 2,31 4,10 tn

Perlakuan 5 33,34 6,67 2,59 3,33 tn

V 1 8,17 8,17 3,17 4,96 tn

K 2 2,55 1,28 0,50 4,10 tn

VxK 2 22,62 11,31 4,39 4,10 *

Galat 10 25,75 2,58

Total 17 70,98

FK 8559,77

KK 7%

(45)

Lampiran 11. Data Panjang tanaman 4 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 25,85 25,63 20,98 72,45 24,15

V1K1 22,68 22,68 22,78 68,13 22,71

V1K2 22,80 22,78 21,83 67,40 22,47

V2K0 18,98 21,93 21,63 62,53 20,84

V2K1 26,78 28,18 22,95 77,90 25,97

V2K2 32,15 25,93 24,88 82,95 27,65

Total 149,23 147,10 135,03 431,35

Rataan 24,87 24,52 22,50 23,96

Lampiran 12. Sidik Ragam Panjang tanaman 4 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F.

Tabel 5%

Ket. 0.05

Blok 2 19,55 9,78 2,08 4,10 tn

Perlakuan 5 93,60 18,72 3,98 3,33 *

V 1 13,18 13,18 2,80 4,96 tn

K 2 20,96 10,48 2,23 4,10 tn

VxK 2 59,47 29,73 6,32 4,10 *

Galat 10 47,05 4,70

Total 17 160,20

FK 10336,82

KK 9%

(46)

Lampiran 13. Data Panjang tanaman 5 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 28,10 27,60 22,00 77,70 25,90

V1K1 26,58 34,88 24,58 86,03 28,68

V1K2 26,85 23,88 22,95 73,68 24,56

V2K0 19,55 22,18 23,20 64,93 21,64

V2K1 29,55 30,05 24,85 84,45 28,15

V2K2 34,78 26,33 28,15 89,25 29,75

Total 165,40 164,90 145,73 476,03

Rataan 27,57 27,48 24,29 26,45

Lampiran 14. Sidik Ragam Panjang tanaman 5 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F. Tabel 5%

Ket.

0.05

Blok 2 41,95 20,97 1,87 4,10 tn

Perlakuan 5 137,19 27,44 2,45 3,33 tn

V 1 0,08 0,08 0,01 4,96 tn

K 2 69,15 34,58 3,09 4,10 tn

VxK 2 67,96 33,98 3,03 4,10 tn

Galat 10 112,05 11,20

Total 17 291,19

FK 12588,88

KK 13%

(47)

Lampiran 15. Data Panjang tanaman 6 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 30,20 28,75 23,38 82,33 27,44

V1K1 30,08 40,35 27,93 98,35 32,78

V1K2 29,98 26,18 25,03 81,18 27,06

V2K0 21,50 23,28 25,55 70,33 23,44

V2K1 31,98 31,85 26,38 90,20 30,07

V2K2 36,73 27,85 27,43 92,00 30,67

Total 180,45 178,25 155,68 514,38

Rataan 30,08 29,71 25,95 28,58

Lampiran 16. Sidik Ragam Panjang tanaman 6 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F. Tabel 5%

Ket.

0.05

Blok 2 62,68 31,34 2,11 4,10 tn

Perlakuan 5 162,74 32,55 2,19 3,33 tn

V 1 4,83 4,83 0,33 4,96 tn

K 2 108,14 54,07 3,64 4,10 tn

VxK 2 49,77 24,88 1,67 4,10 tn

Galat 10 148,63 14,86

Total 17 374,05

FK 14698,98

KK 13%

(48)

Lampiran 17. Data Panjang tanaman 7 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 32,13 29,15 S25,13 86,40 28,80

V1K1 31,70 42,83 33,23 107,75 35,92

V1K2 31,58 28,63 28,28 88,48 29,49

V2K0 24,93 24,50 28,83 78,25 26,08

V2K1 35,33 33,85 27,33 96,50 32,17

V2K2 39,28 30,65 28,48 98,40 32,80

Total 194,93 189,60 171,25 555,78

Rataan 32,49 31,60 28,54 30,88

Lampiran 18. Sidik Ragam Panjang tanaman 7 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F. Tabel 5%

Ket.

0.05

Blok 2 51,42 25,71 1,55 4,10 tn

Perlakuan 5 179,92 35,98 2,17 3,33 tn

V 1 4,99 4,99 0,30 4,96 tn

K 2 131,33 65,67 3,97 4,10 tn

VxK 2 43,59 21,80 1,32 4,10 tn

Galat 10 165,45 16,55

Total 17 396,79

FK 17160,33

KK 13%

(49)

Lampiran 19. Data Panjang tanaman 8 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 34,85 30,95 27,83 93,63 31,21

V1K1 33,00 45,15 35,15 113,30 37,77

V1K2 32,78 30,03 30,25 93,05 31,02

V2K0 30,05 26,25 31,13 87,43 29,14

V2K1 37,75 36,15 28,40 102,30 34,10

V2K2 41,48 32,78 31,33 105,58 35,19

Total 209,90 201,30 184,08 595,28

Rataan 34,98 33,55 30,68 33,07

Lampiran 20. Sidik Ragam Panjang tanaman 8 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F. Tabel 5%

Ket.

0.05

Blok 2 57,64 28,82 1,61 4,10 tn

Perlakuan 5 152,20 30,44 1,70 3,33 tn

V 1 1,21 1,21 0,07 4,96 tn

K 2 99,49 49,74 2,77 4,10 tn

VxK 2 51,51 25,75 1,44 4,10 tn

Galat 10 179,28 17,93

Total 17 389,13

FK 19686,24

KK 13%

(50)

Lampiran 21. Data Jumlah Daun per Rumpun 2 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 3,50 3,50 3,50 10,50 3,50

V1K1 3,75 3,25 3,75 10,75 3,58

V1K2 3,75 3,50 3,25 10,50 3,50

V2K0 3,25 3,25 3,50 10,00 3,33

V2K1 4,00 4,25 3,75 12,00 4,00

V2K2 3,50 4,00 3,75 11,25 3,75

Total 21,75 21,75 21,50 65,00

Rataan 3,63 3,63 3,58 3,61

Lampiran 22. Sidik Ragam Jumlah Daun per Rumpun 2 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F. Tabel 5%

Ket.

0.05

Blok 2 0,01 0,00 0,06 4,10 tn

Perlakuan 5 0,82 0,16 2,84 3,33 tn

V 1 0,13 0,13 2,17 4,96 tn

K 2 0,42 0,21 3,67 4,10 tn

VxK 2 0,27 0,14 2,35 4,10 tn

Galat 10 0,58 0,06

Total 17 1,40

FK 234,72

KK 7%

(51)

Lampiran 23. Data Jumlah Daun per Rumpun 3 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 4,75 4,25 4,00 13,00 4,33

V1K1 4,75 4,25 4,50 13,50 4,50

V1K2 4,50 4,50 4,00 13,00 4,33

V2K0 4,25 4,25 4,25 12,75 4,25

V2K1 5,00 5,75 4,50 15,25 5,08

V2K2 4,75 5,25 4,75 14,75 4,92

Total 28,00 28,25 26,00 82,25

Rataan 4,67 4,71 4,33 4,57

Lampiran 24. Sidik Ragam Jumlah Daun per Rumpun 3 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F. Tabel

5% Ket. 0.05

Blok 2 0,51 0,25 2,45 4,10 tn

Perlakuan 5 1,81 0,36 3,50 3,33 *

V 1 0,59 0,59 5,67 4,96 *

K 2 0,78 0,39 3,76 4,10 tn

VxK 2 0,44 0,22 2,15 4,10 tn

Galat 10 1,03 0,10

Total 17 3,35

FK 375,84

KK 7%

(52)

Lampiran 25. Data Jumlah Daun per Rumpun 4 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 5,75 5,00 4,25 15,00 5,00

V1K1 5,50 5,00 5,75 16,25 5,42

V1K2 5,25 5,50 4,75 15,50 5,17

V2K0 5,00 5,50 4,75 15,25 5,08

V2K1 6,25 6,75 4,75 17,75 5,92

V2K2 6,25 6,50 6,00 18,75 6,25

Total 34,00 34,25 30,25 98,50

Rataan 5,67 5,71 5,04 5,47

Lampiran 26. Sidik Ragam Jumlah Daun per Rumpun 4 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F. Tabel

5% Ket. 0.05

Blok 2 1,67 0,84 3,20 4,10 tn

Perlakuan 5 3,82 0,76 2,92 3,33 tn

V 1 1,39 1,39 5,31 4,96 *

K 2 1,67 0,84 3,20 4,10 tn

VxK 2 0,76 0,38 1,45 4,10 tn

Galat 10 2,62 0,26

Total 17 8,11

FK 539,01

KK 9%

(53)

Lampiran 27. Data Jumlah Daun per Rumpun 5 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 6,75 5,75 5,50 18,00 6,00

V1K1 6,25 6,00 6,50 18,75 6,25

V1K2 5,75 6,25 5,50 17,50 5,83

V2K0 5,25 5,75 5,50 16,50 5,50

V2K1 6,75 9,00 5,75 21,50 7,17

V2K2 7,75 7,50 7,50 22,75 7,58

Total 38,50 40,25 36,25 115,00

Rataan 6,42 6,71 6,04 6,39

Lampiran 28. Sidik Ragam Jumlah Daun per Rumpun 5 MSPT

SK db JK KT F Hitung F. Tabel

5%

Ket.

0.05

Blok 2 1,34 0,67 1,18 4,10 tn

Perlakuan 5 9,90 1,98 3,50 3,33 *

V 1 2,35 2,35 4,15 4,96 tn

K 2 3,67 1,84 3,25 4,10 tn

VxK 2 3,88 1,94 3,43 4,10 tn

Galat 10 5,66 0,57

Total 17 16,90

FK 734,72

KK 12%

(54)

Lampiran 29. Data Jumlah Daun per Rumpun 6 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 2,87 2,74 2,60 8,21 2,74

V1K1 2,83 2,87 2,78 8,48 2,83

V1K2 2,65 2,74 2,69 8,08 2,69

V2K0 2,55 2,55 2,65 7,74 2,58

V2K1 2,83 3,54 2,74 9,10 3,03

V2K2 3,24 2,92 3,67 9,83 3,28

Total 16,96 17,35 17,13 51,45

Rataan 2,83 2,89 2,86 2,86

Lampiran 30. Sidik Ragam Jumlah Daun per Rumpun 6 MSPT

SK db JK KT F Hitung F. Tabel

5%

Ket.

0.05

Blok 2 0,01 0,01 0,09 4,10 tn

Perlakuan 5 0,98 0,20 2,75 3,33 tn

V 1 0,20 0,20 2,84 4,96 tn

K 2 0,37 0,18 2,57 4,10 tn

VxK 2 0,41 0,20 2,88 4,10 tn

Galat 10 0,71 0,07

Total 17 1,70

FK 147,05

KK 9%

(55)

Lampiran 31. Data Jumlah Daun per Rumpun 7 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 3,04 2,83 2,69 8,56 2,85

V1K1 2,96 2,96 2,92 8,83 2,94

V1K2 2,74 2,83 2,69 8,26 2,75

V2K0 2,74 2,65 2,87 8,26 2,75

V2K1 3,08 4,00 2,96 10,04 3,35

V2K2 3,64 3,20 3,20 10,04 3,35

Total 18,20 18,46 17,33 53,99

Rataan 3,03 3,08 2,89 3,00

Lampiran 32. Sidik Ragam Jumlah Daun per Rumpun 7 MSPT

SK db JK KT F

Hitung

F.

Tabel 5%

Ket. 0.05

Blok 2 0,12 0,06 0,77 4,10 tn

Perlakuan 5 1,16 0,23 3,07 3,33 tn

V 1 0,40 0,40 5,29 4,96 *

K 2 0,37 0,19 2,47 4,10 tn

VxK 2 0,39 0,19 2,56 4,10 tn

Galat 10 0,76 0,08

Total 17 2,04

FK 161,96

KK 9%

(56)

Lampiran 33. Data Jumlah Daun per Rumpun 8 MSPT

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 3,32 3,08 2,87 9,27 3,09

V1K1 3,04 3,16 3,16 9,37 3,12

V1K2 2,87 2,83 2,74 8,44 2,81

V2K0 2,92 2,78 3,04 8,74 2,91

V2K1 3,20 4,56 3,16 10,92 3,64

V2K2 4,06 3,46 3,50 11,03 3,68

Total 19,41 19,88 18,48 57,76

Rataan 3,23 3,31 3,08 3,21

Lampiran 34. Sidik Ragam Jumlah Daun per Rumpun 8 MSPT

SK db JK KT F Hitung F. Tabel

5%

Ket.

0.05

Blok 2 0,17 0,08 0,58 4,10 tn

Perlakuan 5 2,01 0,40 2,74 3,33 tn

V 1 0,72 0,72 4,94 4,96 tn

K 2 0,44 0,22 1,51 4,10 tn

VxK 2 0,84 0,42 2,87 4,10 tn

Galat 10 1,46 0,15

Total 17 3,64

FK 185,36

KK 12%

(57)

Lampiran 35. Data Jumlah Umbi per Rumpun

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 1,32 1,32 1,22 3,87 1,29

V1K1 1,41 1,41 1,73 4,56 1,52

V1K2 1,32 1,22 1,22 3,77 1,26

V2K0 1,50 1,22 1,50 4,22 1,41

V2K1 1,41 1,80 1,50 4,72 1,57

V2K2 1,94 1,87 1,66 5,47 1,82

Total 8,91 8,86 8,84 26,61

Rataan 1,49 1,48 1,47 1,48

Lampiran 36. Sidik Ragam Jumlah Umbi per Rumpun

SK db JK KT F

Hitung

F.

Tabel 5%

Ket. 0.05

Blok 2 0,00 0,00 0,01 4,10 tn

Perlakuan 5 0,65 0,13 5,11 3,33 *

V 1 0,27 0,27 10,55 4,96 *

K 2 0,15 0,08 2,94 4,10 tn

VxK 2 0,23 0,12 4,55 4,10 *

Galat 10 0,26 0,03

Total 17 0,91

FK 39,34

KK 11%

(58)

Lampiran 37. Data Bobot Basah Tanaman per Rumpun

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 2,43 2,21 2,05 6,69 2,23

V1K1 2,24 2,75 2,42 7,41 2,47

V1K2 2,12 2,04 1,85 6,02 2,01

V2K0 2,09 1,96 1,98 6,04 2,01

V2K1 2,51 2,84 2,06 7,41 2,47

V2K2 2,91 2,38 2,06 7,35 2,45

Total 14,30 14,18 12,43 40,92

Rataan 2,38 2,36 2,07 2,27

Lampiran 38. Sidik Ragam Bobot Basah tanaman per Rumpun

SK db JK KT F

Hitung

F.

Tabel 5%

Ket.

0.05

Blok 2 0,36 0,18 3,20 4,10 tn

Perlakuan 5 0,75 0,15 2,63 3,33 tn

V 1 0,03 0,03 0,45 4,96 tn

K 2 0,38 0,19 3,37 4,10 tn

VxK 2 0,34 0,17 2,99 4,10 tn

Galat 10 0,57 0,06

Total 17 1,68

FK 93,04

KK 10%

(59)

Lampiran 39. Data Bobot Kering Umbi Tanaman per Rumpun

Perlakuan I II III Total Rataan

V1K0 2,05 2,09 1,82 5,95 1,98

V1K1 1,99 2,44 2,16 6,59 2,20

V1K2 1,86 1,92 1,70 5,47 1,82

V2K0 1,77 1,83 1,72 5,32 1,77

V2K1 2,24 2,41 1,98 6,63 2,21

V2K2 2,63 2,27 1,88 6,79 2,26

Total 12,54 12,97 11,25 36,76

Rataan 2,09 2,16 1,88 2,04

Lampiran 40. Sidik Ragam Bobot Kering Umbi tanaman per Rumpun

SK db JK KT F

Hitung

F.

Tabel 5%

Ket. 0.05

Blok 2 0,27 0,13 4,54 4,10 *

Perlakuan 5 0,67 0,13 4,59 3,33 *

V 1 0,03 0,03 1,00 4,96 tn

K 2 0,32 0,16 5,42 4,10 *

VxK 2 0,32 0,16 5,56 4,10 *

Galat 10 0,29 0,03

Total 17 1,23

FK 75,07

KK 8%

(60)

Lampiran 41. Foto Penelitian

Gambar 1. Persemaian benih bawang merah

Gambar 2. Pernanaman dan pengambilan peubah amatan

(61)

Gambar 3. Foto Lahan Dan Supervisi lahan

Gambar

Gambar 1. Persemaian benih bawang merah
Gambar 3. Foto Lahan Dan Supervisi lahan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata terhadap jumlah anakan, diameter umbi, tinggi umbi dan susut bobot umbi namun tidak berbeda nyata terhadap parameter

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah per sampel, bobot kering per sampel, diameter umbi

Untuk membedakan karakter agronomi (waktu muncul daun, panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan per rumpun, umur panen, bobot segar dan bobot kering umbi per rumpun, diameter dan

Pengamatan jumlah daun, jumlah anakan, bobot basah dan kering umbi rumpun-1, bobot basah dan kering umbi ha -1 menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada pemberian mulsa jerami 10 hst

Perlakuan kompos azolla hanya berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman sedangkan pada paremeter lain seperti jumlah daun per rumpun, diameter umbi per sampel,

Sidik Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Varietas Terhadap Rerata Bobot Kering Konsumsi Umbi per Petak Bawang Merah (Kg)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah per sampel, bobot kering per sampel, diameter umbi

Hasil analisis uji lanjut pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian bokashi dengan dosis 2.5 kg/m2 dapat meningkatkan meningkatkan panjang umbi, diameter umbi, berat segar umbi, dan