• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

2.1.Konsep Dasar Sistem 2.1.1. Definisi Sistem

Menurut Mulyanto (2009:2), “Sistem dalam bidang sistem informasi sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima proses input serta menghasilkan output daam proses transformasi yang teratur".

Sedangkan menurut Prasojo dan Riyanto (2011:24), “Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengelolaan yang tertentu”.

Selain itu menurut Sutabri (2012:10), “Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan elemen atau komponen yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.2. Klasifikasi Sistem

8

(2)

Sistem pun dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang sebagai berikut Mulyanto (2009:8):

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem Abstrak (Abstract System) adalah sistem yang berupa pikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem agama atau teologi.

Sistem Fisik (Physical System) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya : sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan

Sistem Alamiah (Natural System) adalah sistem yang terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia. Misalnya : sistem tata surya, sistem rotasi bumi.

Sistem Buatan Manusia (Human Made System ) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya : sistem komputer, sistem transportasi.

3. Sistem Tertentu dan Tak Tentu

Sistem Tertentu (Deterministic System) adalah sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya: sistem komputer karena operasinya dapat diprediksi berdasarkan program yang dijalankan.

Sistem Tak Tentu (Probabilistic System) adalah sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya : sistem persediaan.

4. Sistem Terbuka dan Tertutup

Sistem Tertutup (Closed System) adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan diluar sistem. Sebenarnya sistem tertutup tidak ada, yang ada adalah relatif tertutup.

Sistem Terbuka (Open System) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya.

(3)

Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan output untuk subsistem yang lain.

2.1.3. Karakteristik Sistem

Sistem mempunyai karakteristik agar sistem dapat dibedakan dengan sistem yang lain. Berikut ini macam-macam karakteristik suatu sistem, diantaranya Mulyanto (2009:2) :

1. Komponen sistem (Components), dimana suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerjasama membentuk satu kesatuan.

Suatu sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka disebut sub sistem. Sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungan.

2. Batas sistem (boundary) merupakan pembatas atau pemisah susatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan luar sistem (environment) merupakan suatu diluar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem. Baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan.

4. Penghubung sistem (interface) merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa adanya penghubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Maka dari itu penghubung dapat juga didefinisikan sebagai tempat dimana komponen atau subsistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.

5. Masukan Sistem (Input) merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem, dimana masukan tersebut dapat berupa bahan yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi (maintenance input), dan masukan yang diproses untuk mendapat keluaran (signal output).

(4)

6. Keluaran sistem (output) merupakan hasil dari pemrosesan yang berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.

7. Pengolah sistem (Process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

8. Sasaran Sistem merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai dalam sistem, agar sistem menjadi terarah dan terkendali.

2.1.4. Basis Data

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:43), “Sistem basis data adalah sistem yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Pada intinya basis data adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat”.

Sedangkan menurut Junindar (2008:19) “Database (basis data) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu sama lainnya yang tersimpan diperangkat keras komputer dan diperlukan suatu perangkat lunak untuk memanipulasi basis data tersebut”.

Dari kutipan di atas, perangkat lunak untuk memanipulsi basis data adalah sistem manajemen basis data (database management system/DBMS) dimana dapat melakukan pengendalian dan termasuk menyimpan data, pengambilan data, keamanan data serta integritas data fungsi utama DBMS adalah sebagai penyedia lingkungan manajemen data yang efisien untuk digunakan dalam memanipulsai informasi di basis data, operasi-operasi dasar yang dapat dilakukan dalam basis data meliputi:

1. Pembuatan basis data (create database) 2. Penghapusan basis data (drop database)

3. Pembuatan file atau tabel baru dari suatu basis data (create table) 4. Penghapusan file atau tabel dari suatu basis data (drop table)

5. Penambahan atau pengisisan data baru ke sebuah tabel (insert table)

(5)

6. Pengambilan data dari suatu tabel (select) 7. Perubahan data dari suatu tabel (update)

2.1.5. Model Pengembangan Perangkat Lunak

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:28), “Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linier) atau alur

hidup klasik (clasic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support)”.

Berikut adalah gambar model air terjun:

Sumber: Sukamto dan Shalahuddin (2015:29)

Gambar II.1. Ilustrasi Model Waterfall 1. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa saja yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.

2. Desain

Sistem/Rekayasa Informasi

Pengkodean Pengujian Analisis Desain

(6)

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.

3. Pembuatan kode program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.

2.2. Teori Pendukung

Peralatan pendukung (Tools System) merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan bentuk logika dari suatu sistem. Adapun peralatan pendukung yang digunakan untuk merancang model sistem antara lain:

2.2.1. DAD (Diagram Alir Data)

1. Pengertian Diagram Alir Data (DAD)

Menurut Kendall dan Kendall (2010:263) menyimpulkan bahwa:

Diagram alir data (DAD) yaitu menggambarkan pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluarnya sistem yang berhubungan dengan masukan, proses dan keluaran serta mempresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur secara mendetail dalam sistem yang lebih besar.

2. Simbol Diagram Alir Data (DAD)

Menurut Kendall (2010:264), ada empat simbol dasar yang digunakan untuk memetakan gelaran aliran data, diantaranya:

a. Lingkaran Luar (Eksternal Entity)

Digunakan untuk menggambarkan suatu External Entity (bagian lain, sebuah perusahaan, seseorang, atau sebuah mesin) yang dapat mengirim data atau menerima data dari sistem. External Entity, atau hanya entitas,

(7)

disebut juga sumber atau tujuan data, dan dianggap eksternal terhadap sistem yang sedang digambarkan. Eksternal entity digambarkan dalam bentuk kotak rangkap dua.

b. Arus Data (Data Flow)

Alir Data (Data Flow) menunjukan perpindahan data dari satu titik ke titik yang lain, dengan kepala tanda panah mengarah ke tujuan data.

Aliran data yang muncul secara simultan bisa digambarkan hanya dengan menggunakan tanda panah paralel. Karena sebuah tanda panah menunjukan seseorang, tempat, atau sesuatu, maka harus digambarkan dalam kata benda. Data Flow digambarkan dengan tanda panah paralel.

c. Proses (Process)

Digunakan untuk menunjukan adanya proses transformasi. Proses-proses tersebut selalu menunjukan suatu perubahan didalam atau perubahan data.

Jadi aliran data yang meninggalkan suatu proses selalu diberi label yang berbeda dari aliran data yang masuk.Process digambarkan dengan bujur sangkar dengan sudut membulat.

d. Simpanan Data (Data Store)

Simbol yang berbentuk persegi panjang tidak sempurna, yang digunakan untuk pengarsipan atau penyimpan data. Data Store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan serta komputerisasi. Contohnya pita magnetik, file disket, dan file harddisk. Data Store ini juga berkaitan dengan penyimpanan folder. Data store digambarkan dengan bujur sangkar dengan ujung terbuka.

(8)

3. Aturan Main Pembuatan DAD

Menurut Kendall dan Kendall (2010:265), di dalam pembuatan DAD terdapat ketentuan yang berlaku, adapun aturan dalam pembuatan diagram alir data diantaranya:

a. Didalam DAD tidak boleh menghubungkan antara external entity yang satu dengan external entity yang lainnya.

b. Didalam DAD tidak boleh menghubungkan antara data store yang satu dengan data store yang lainnya.

c. Didalam DAD tidak boleh menghubungkan data store dengan external entity secara langsung.

d. Setiap proses harus ada data flow yang masuk dan ada juga data flow yang keluar.

e. Aliran data tidak boleh terbelah menjadi dua atau lebih aliran data yang berbeda.

4. Tahapan-tahapan di dalam DAD

Menurut Kendall dan Kendall (2010:266), “Untuk memulai suatu diagram alir data, rangkumlah narasi sistem organisasi menjadi sebuah daftar dengan empat kategori yang terdiri dari entitas eksternal, aliran data, proses, dan penyimpanan data”. Daftar ini untuk membantu menentukan batas-batas sistem yang akan digambarkan.

Tahapan-tahapan di dalam Diagram alir data (DAD) menurut Kendall dan Kendall (2010:266) adalah

a. Diagram Konteks

(9)

Diagram konteks adalah tingkatan tertinggi dalam diagram alir data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan.

b. Diagram Nol

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada di dalam diagram konteks yang penjabarannya lebih terperinci.

c. Diagram Detail

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data lebih mendetail lagi dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol.

2.2.2. Kamus Data

1. Pengertian Kamus Data

Menurut Kendall & Kendall (2010:333), “Kamus data adalah suatu aplikasi khusus dari jenis kamus-kamus yang digunakan sebagai referensi kehidupan sehari- hari”.

Secara garis besar kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada pada Diagram Alir Data. Arus data yang ada di dalam Diagram Alir Data Usulan sifatnya global dan hanya dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatat.

2. Isi Kamus Data

(10)

Menurut Kendall dan Kendall (2010:337), “Aliran data biasanya merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan, masukan dan keluaran sistem ditentukan dari wawancara, observasi terhadap pengguna, dan menganalisis dokumen-dokumen dan sistem-sistem yang ada lainnya”.

Dalam perancangan sebuah sistem, kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. Dikarenakan arus data bersifat global, maka keterangan lebih lanjut tentang struktur data dari suatu arus data diterangkan secara rinci dalam kamus data:

a. Nama Arus Data

Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di data flow diagram, maka nama arus data juga harus dicatat di kamus data.

b. Alias

Alias atau nama lain dari data yang harus ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen yang satu dengan yang lainnya.

c. Bentuk Data

Diketahui bahwa arus data dapat mengalir dari kesatuan luar suatu proses, data yang mengalir ini biasanya dalam bentuk laporan serta dokumen hasil cetakan.

Bentuk dari data yang mengalir dapat berupa:

1). Dokumen dasar atau formulir 2). Dokumen hasil cetakan komputer 3). Laporan tercetak

4). Tampilan layar monitor 5). Variabel

6). Parameter 7). Field d. Arus Data

Arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data agar memudahkan mencari arus data pada diagram alir.

(11)

e. Struktur Data

Struktur data menunjukan arus data yang dicatat pada kamus data yang terdiri dari elemen-elemen.

f. Volume

Volume yang dicatat adalah tentang volume rata-rata yang menunjukan

banyaknya data yang mengalir dalam suatu periode tertentu, dan volume puncak yang menunjukan volume terbanyak. Volume ini digunakan untuk mengidentifikasi besarnya simpanan luar yang akan digunakan, kapasitas dan jumlah input, alat proses dan alat output.

g. Periode

Periode ini menunjukan kapan terjadinya arus data. Periode perlu dicatat di kamus data karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi kapan input data dapat dimasukan, kapan proses program harus dilakukan dan kapan laporan harus dihasilkan.

h. Penjelasan

Untuk memperjelas lagi tentang makna dan arus data yang dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan- keterangan tentang arus data tersebut.

3. Notasi Kamus Data

Notasi dalam kamus data ada dua macam yaitu:

a. Notasi Tipe Data

Notasi tipe data ini digunakan untuk membuat spesifikasi format input maupun output struktur data

Tabel II.1.

Notasi Tipe Data

(12)

NOTASI KETERANGAN

X Setiap Karakter

9 Angka Numerik

A Karakter Alphabet

Z Angka nol ditampilkan sebagai spasi kosong . Titik, sebagai pemisah ribuan

, Koma, sebagai pemisah pecahan - Hypen, sebagai tanda penghubung / Slash, sebagai tanda pembagi

Sumber : Kendall dan Kendall (2010:344 ) b. Notasi Struktur Data

Notasi struktur data digunakan untuk membuat spesifikasi elemen data.

Dimana notasi yang umum digunakan adalah : Tabel II.2.

Notasi Struktur Data

Notasi Arti

= Terdiri dari

+ Dan

( ) Menunjukan suatu elemen yang bersifat pilihan { } Menunjukanelemen-elemen repitif

[ ] Menunjukan salah satu dari dua situasi tertentu

@ Field key

Sumber : Kendall dan Kendall (2010:338) 2.2.3. Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Widianti (2009:22) Entity Relationship Diagram, “merupakan jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dari sistem secara abstrak”.

Tujuan dari Entity Relationship untuk menunjukan objek data dan relationship yang ada pada objek tersebut.

Entity Relationship Diagram memiliki komponen antara lain:

1. Entitas (Entity)

(13)

Entitas adalah suatu yang nyata atau abstrak di mana kita akan menyimpan data.

2. Relasi (Relationship)

Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antara satu atau lebih entitas.

3. Atribut (Attribute)

Atribut adalah ciri umum semua atau sebagian besar instansi pada entitas tertentu.

4. Kardinalitas Relasi

Angka yang menunjukan banyaknya kemunculan suatu obyek terkait dengan kemunculan obyek lain pada suatu relasi.

Macam-macam kardinalitas antara lain:

a. Satu ke satu (one to one)

Setiap entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas B, begitu pula sebaliknya.

b. Satu ke banyak (one to many)

Setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas B, tetapi tidak sebaliknya.

c. Banyak ke banyak (many to many)

Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas B dan demikian sebaliknya.

Metodologi ERD antara lain:

1) Menentukan entitas

Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal nyata dan konsep di mana penggunaan untuk menyiman data.

2) Menentukan relasi

Menetukan hubungan antar pasangan entitas menggunakan matriks relasi.

3) Gambar ERD sementara

Entitas digambarkan dengan kotak dan relasi digambarkan dengan garis.

4) Isi kardinalitas

Menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk sebuah kejadian pada entitas yang berhubungan.

(14)

5) Tentukan kunci utama

Menentukan atribut yang mengidentifikasi satu dan hanya satu kejadian masing-masing entitas.

6) Gambar ERD berdasarkan kunci

Menghilangkan relasi many to many dan memasukan pimary dan kunci tamu pada masing-masing entitas.

7) Menentukan atribut

Menentukan field-field yang diperlukan sistem.

8) Pemetaan atribut

Memasangkan atribut dengan entitas yang sesuai.

9) Gambar ERD dengan atribut

Mengatur ERD dari langkah 6 dengan menambahkan entitas atau relasi yang ditempatkan pada langkah 8.

10) Periksa hasil

Memeriksa apakah ERD sudah menggambarkan sistem yang akan dibangun.

2.2.4. Logical Relational Structure (LRS)

Menurut Utomo (2010:32) “Model yang dibangun menunjukan segala sesuatu yang harus dimasukan dalam sistem dan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh sistem, tanpa memerinci bagaimana sistem bekerja”. Oleh karena itu, pada level logikal, tidak ada referensi ke pemilik hardware, software atau media. Model logikal menunjukan “apa” yang dikerjakan sistem, tanpa menunjukan “bagaimana” sistem dijalankan, dibangun atau dipresentasikan. Model konseptual hampir sama dengan model logikal. Namun pada model konseptual menunjukan konsep operasi user yang tidak ada pada model logikal model konseptual berada di belakang layar aktivitas dan struktur. Benda yang harus ada misalnya harus eksis atau harus terjadi, bahkan user tidak menyadari keberadaannya. Benda itu ditambahkan kemudian ketika membuat mode logikal yang mencakup pula asosiasi Many-to-Many.

(15)

2.2.5. Struktur Kode

1. Pengertian Pengkodean

Menurut Mustakini (2009:381), “Kode digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan data, memasukan data ke dalam komputer untuk mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya”.

2. Petunjuk Pembuatan Kode

Dalam pembuatan struktur kode ada petunjuk yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Harus mudah diingat

Agar mudah diingat, maka dilakukan dengan cara menghubungkan kode tersebut dengan obyek yang diwakili dengan kodenya. Kode yang terlalu panjang sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih pendek.

b. Harus unik

Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakili. Unik berarti tidak ada kode yang kembar.

c. Harus fleksibel

Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau penambahan item baru dapat diwakili oleh kode.

d. Harus efisien

Kode harus sependek mungkin, agar mudah diingat juga akan efisien bila direkam disimpan di luar computer. Misal panjang dari kode cukup 4 digit.

e. Harus konsisten

Kode harus distandarisasi oleh semua tingkatan dan departemen dalam organisasi. Kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan dalam pengertian dan dapat cenderung terjadi kesalahan pemakai bagi yang menggunakan kode tersebut.

f. Hindari pemakaian spasi

Spasi dalam kode sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan kesalahan di dalam menggunakannya.

g. Hindari karakter yang mirip

Karakter-karakter yang hampir serupa bentuk dan bunyi pengucapan sebaiknya tidak digunakan dalam kode.

(16)

h. Panjang kode harus sama

Masing-masing kode yang sejenis harus mempunyai panjang yang sama, misalnya panjang dari kode adalah 6 digit, maka kode 6001F sebaiknya ditulis 06001F.

3. Bentuk Pengkodean

Dari pemakaiannya, Fathansyah (2007:105) mengungkapkan bahwa dapat dibedakan adanya pengkodean ekstrernal (user-define-coding) dan pengkodean internal (system coding. Ada 3 (tiga) bentuk pengkodean, yaitu:

a. Sekuensial

Dimana pengkodean dilakukan dengan mengasosiakan data dengan kode terurut (biasanya berupa bilangan asli atau abjad), misalnya data nilai mutu kuliah (‘Sempurna’,’Baik’,’Cukup’,’Kurang’,’Buruk’) dikodekan dengan

‘A’,’B’,’C’,’D’ dan ‘E’.

b. Mnemonic

Dimana pengkodean dilakukan dengan membentuk suatu singkatan dari data yang ingin dikodekan, misalnya data jenis-kelamin (‘Laki-laki’ dan

‘Perempuan’) dikodekan dengan ‘L’ dan ‘P’.

c. Blok

Dimana pengkodean dinyatakan dalam format tertentu, misalnya data no.induk mahasiswa dengan format XXYYYY yang terbentuk atas XX=

dua digit terakhir angka tahun masuk dan YYYY= no.urut mahasiswa.

2.2.6. Hierarki Input Proses Output (HIPO)

1. Pengertian Hierarki Input Proses Output (HIPO)

Menurut Jogiyanto (2014:787) menyatakan bahwa, “HIPO (Hierarchy plus Input - Proses – Output) merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM. Akan tetapi sekarang, HIPO juga banyak digunakan sebagai alat desain

(17)

dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. HIPO berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya”.

Sedangkan menurut Al Fatta (2007:147),“HIPO (Hierarchy plus Input Process Output) merupakan teknik untuk mendokumentasikan suatu sistem yang

dikembangkan oleh IBM”.

Hipo sebenarnya adalah alat dokumentasi program. Akan tetapi sekarang, HIPO juga banyak digunakan sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. HIPO berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.

HIPO dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan beberapa pengguna untuk kepentingan berdeda-beda menurut Al Fatta (2007:148), antara lain:

a. Seorang Manajer dapat menggunakan dokumentasi HIPO untuk mempermudah gambaran umum sistem.

b. Seorang Programmer menggunakan HIPO untuk menentukan fungsi- fungsi dalam program yang dibuatnya.

c. Programmer juga dapat menggunakan HIPO untuk mencari fungsi- fungsi yang dimodifikasi dengan cepat.

2. Sasaran Utama HIPO

Menurut Al Fatta (2007:48), teknik ini mempunyai beberapa sasaran utama, yaitu :

a. Dapat dibuat sebuah struktur yang menggambarkan hubungan antar fungsi dalam program secara hierarkis

b. Untuk menemukan fungsi-fungsi apa saja yang harus ada dalam sistem yang dikembangkan.

c. Untuk mendapatkan gambaran input dan output apa yang dihasilkan.

3. Jenis Diagram HIPO

(18)

Menurut Al Fatta (2007:48), Hipo terdiri dari tiga jenis diagram, yaitu diagram daftar isi visual (Visual Table of Content), Diagram ringkas (overview diagram), Diagram rinci (Detail Diagram):

a. Diagram isi visual (DIV)/Visual Table of Content(VTOC)

Diagram ini memuat semua modul yang ada dalam sistem berikut sama dan nomornya, yang nantinya akan diperinci dalam diagram ringkas dan diagram rinci. Dalam DIV juga bisa dilihat fungsi-fungsi utama yang menyusun sebuah sistem dan hubungan antar fungsi tersebut.

b. Diagram Ringkas/Overview Diagram

Diagram ringkasan menerangkan input, process dan output dari sistem.

Diagram ringkas menggambarkan input dan output dari fungsi-fungsi yang telah didefinisikan dalam daftar isi visual.

c. Diagram Rinci/Detail Diagram

Diagram rinci HIPO digunakan untuk memperinci input, process,dan output yang telah digambarkan dalam diagram ringkas. Dalam input data diperlukan field-field datanya secara detail. Untuk fungsi juga dideskripsikan proses apa yang dilakukan oleh fungsi-fungsi tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

database diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut DBMS (Database.. Management

Microsoft excel dalam analisis data digunakan untuk database karena Microsoft excel sangat mendukung sebagian aplikasi data mining , dimana aplikasi (perangkat lunak)

Shalahudin (2013:44) “DBMS (Database Management System) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai sistem manajemen basis data, adalah suatu sistem aplikasi yang

Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program

Basis data ( database ) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan

Databasee Management System (DBMS) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai sistem manajemen basis data adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk

DBMS (Database Management System) adalah suatu sistem perangkat lunak (software) yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, dan memelihara basis data