e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERMUATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH TERHADAP HASIL
BELAJAR IPA KELAS IV SD
Ni Kadek Buri Arfini1, Ni Ketut Suarni2, Ni Wayan Arini3
1,3Jurusan PGSD, 2Jurusan BK, FIP Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: ([email protected]1, [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 100 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 3 Tamblang yang berjumlah 26 orang dan siswa kelas IV SD Negeri 5 Tamblang yang berjumlah 22 orang. Data hasil belajar IPA siswa dikumpulkan dengan instrumen tes berbentuk pilihan ganda. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t).Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh thit = 1,44 dan ttab (pada taraf signifikansi 5%) = 1,99. Hal ini berarti bahwa thit > ttab, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Model Pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Dari rata-rata (X̅) hitung, diketahui kelompok eksperimen adalah 22,45 dan X̅ kelompok kontrol adalah 15,62. Hal ini berarti bahwa X̅ eksperimen > X̅ kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng.
Kata Kunci : snowball throwing, gerakan literasi sekolah, hasil belajar, IPA Abstract
This study aims to determine the differences between the outcomes of learning Science among students who follow the cooperative learning model of snowball throwing which contain of school literacy action and students who follow the conventional learning model in fourth grade students in Cluster V Kubutambahan District Academic Year 2016 / 2017. This research is type of quasi experimental research. The population of this study is entire students of class IV in Cluster V Kubutambahan district Academic Year 2016/2017 which the number of the students is 100 students. The sample of this research is the fourth grade students of SD Negeri 3 Tamblang which the number is 26 students and fourth grader of SD Negeri 5 Tamblang which the number is 22 students. The data of students learning outcomes were collected with multiple choice test instruments. The data which collected were analyzed by using descriptive statistical analysis and inferential statistic (t-test). Based on the result of data analysis, obtained thit = 1.44 and ttab (at significance level 5%) = 1.99. It means that thit> ttab, thus it can be interpreted that there is significant differences in the outcomes of learning science between students who follow the lesson with cooperative learning model of snowball throwing which contain school literacy action and students who follow the conventional learning model. From the average (X̅) count, X̅ the
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
2
experimental group is 22.45 and X̅ the control group is 15.62. It means that the X̅ experiment >
X̅ control, thus it can be concluded that the implementation of the cooperative learning model snowball throwing type which contain school literacy action affects the learning outcomes of science class IV in cluster V Kubutambahan District, Beleleng regency.
Keywords: Snowball Throwing, School Literacy Action, Learning outcomes, Science
PENDAHULUAN
Salah satu cara membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pendidikan IPA.
Pendidikan IPA yang diberikan sejak masih duduk di bangku sekolah dasar mempunyai potensi yang besar dan peranan yang strategis dalam menyiapkan SDM yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Pendidikan IPA yang diberikan sejak bangku sekolah dasar diharapkan dapat digunakan untuk menunjang pelajaran IPA di bangku sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat serta sebagai jembatan untuk pendidikan di bangku sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat. Pendidikan IPA bisa menjadi bahan bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya. Di dalam pembelajaran IPA, siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Apabila pembelajaran tidak memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa, maka pembelajaran IPA akan sulit untuk diajarkan dan dipahami oleh siswa karena IPA berkaitan dengan fenomena alam dan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil wawancara tentang kendala dalam pembelajaran IPA yang dilakukan dengan wali kelas IV di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng, ada beberapa kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran yaitu siswa lebih banyak bermain pada saat proses pembelajaran, siswa kurang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan materi. Selain itu guru masih sulit menerapkan model pembelajaran yang menarik serta model pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran, sehingga guru masih menggunakan model pembelajaran yang menoton yaitu guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas IV mata pelajaran IPA yang dilaksanakan digugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng pada tanggal 6-7 januari 2017 ada beberapa permasalahan yang muncul disebabkan oleh beberapa hal, 1) Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang menyebabkan siswa kurang tertarik untuk belajar IPA karena dalam pembelajaran konvensional guru, hanya menggunakan ceramah dan penugasan, sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. 2) Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali informasi sendiri melalui sumber bacaan terkait materi yang akan dipelajari. 3) Guru tidak menerapkan kelompok diskusi dalam pembelajaran karena guru dalam proses pembelajaran langsung menjelaskan pokok-pokok bahasan materi yang akan dipelajari sehingga siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa menjadi rendah. 4) Pada saat proses pembelajaran berlangsung masih banyak terlihat siswa yang mengobrol dengan temannya. 5) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, karena dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru dan siswa cenderung pasif.
Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber dokumen yang diberikan oleh guru wali kelas IV di gugus V diketahui nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah karena masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolah. Berikut merupakan tabel rata-rata UAS IPA siswa kelas IV semester ganjil gugus V tahun pelajaran 2016/2017 Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
3
.Tabel 0.1
Rata-rata UAS IPA Siswa Kelas IV Semester Ganjil Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng
No Nama Sekolah Jumlah
Siswa KKM
Jumlah Siswa Pencapaian
KKM Rata-
rata Belum
Mencapai KKM
Mencapai KKM
1 SD N 1 Tamblang 18 orang 65 10 8 59,7
2 SD N 2 Tamblang 17 orang 60 12 5 54,7
3 SD N 3 Tamblang 26 orang 65 16 10 61,4
4 SD N 4 Tamblang 14 orang 65 - - K’13
5 SD N 5 Tamblang 22 orang 60 10 12 62,8
6 SD N 6 Tamblang 17 orang 60 12 5 52,1
Jumlah 100 - 60 40 -
(Sumber: Arsip Nilai SD di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng) Dari tabel 0.1 hasil belajar IPA siswa
kelas IV di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng masih rendah dengan kategori cukup, yang dapat dilihat bahwa dari jumlah siswa 100 orang, yaitu 40 orang siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sedangkan yang memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 60 orang siswa. Dilihat dari nilai rata-rata kelas pada masing-masih SD baru berkisar 52,1 – 62,8 dan berkategori cukup. Rendahnya hasil belajar ini harus diatasi dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang tepat digunakan adalah model pembelajaran snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah.
Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing adalah model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat serta menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif yaitu membentuk dan melempar bola salju. Nugroho (2015:6) menyatakan bahwa, model pembelajaran snowball throwing adalah salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif di dalam kegiatan pembelajaran, selain itu siswa juga akan merasa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena disini model pembelajaran Snowball Throwing melibatkan mereka dalam sebuah permainan sederhana.
Langkah-langkah pembelajaran pada model snowball throwing adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan materi, 2) Guru membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan, 3) Masing- masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan pada anggota kelompok tentang materi yang sudah dijelaskan oleh guru 4) Setiap kelompok diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan pertanyaan yang berkaitan dengan materi 5) Kertas yang berisi pertanyaan tersebut kemudian dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu kelompok ke kelompok yang lain, 6) Masing- masing siswa mendapatkan satu bola yang berisi pertanyan, kemudian siswa diberi waktu untuk menjawab dan guru menunjuk siswa secara bergilir untuk membacakan jawabanya 7) Guru mengadakan evaluasi.
Adapun kelebihan pembelajaran snowball throwing ini yaitu: pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain, dan siswa telibat akitif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran snowball throwing ini akan dipadukan dengan gerakan literasi sekolah. karna pembelajaran akan semakin menarik dan memudahkan siswa untuk memahami atau menguasai materi pembelajaran. Sebelum menerapakan model pembelajaran
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
4 snowball throwing guru akan mengajak siswa membaca buku selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, hal ini dilakukan untuk memancing minat membaca pada diri siswa. Hayat dan Yusuf (2009:56) menyatakan bahwa, literasi membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang diperoleh para siswa pada proses perkembangan awal mereka dibangku sekolah dan kemudian menjadi landasan untuk mampu mempelajari mata pelajaran lainnya.
Kemampuan dasar ini juga dapat digunakan untuk bersenang-senang dengan membaca buku yang menarik perhatian mereka serta yang lebih penting lagi sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan intelektualitasnya, kemampuan dasar ini dapat digunakan untuk survive dalam kehidupan nyata dimasyarakat luas. Faizah, dkk (2016:2) menyatakan bahwa literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Jadi, dapat disintesiskan gerakan literasi sekolah merupakan kegiatan yang dilaksanakan di sekolah yang dijadikan sebagai organisasi pembelajaran membaca agar tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memperlihatkan peningkatan dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaranyang sesuai dengan materi dalam kegiatan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan guru dalam mengajar.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA siswa antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bermuatan gerakan literasii sekolah dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan Tahun Pelajaran 2016/2017.
METODE
Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Unit eksperimen berupa kelas sehingga penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Dalam eksperimen semu, penempatan subjek ke dalam kelompok yang dibandingkan tidak dilakukan secara acak. Individu subjek sudah ada dalam kelompok yang dibandingkan sebelum diadakannya penelitian. Dalam penelitian eksperimen semu tidak semua variabel yang muncul dan kondisi eksperiment dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Penelitian ini menggunakan rancangan non equivalent post-test only control group desiqn
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD N di Gugus V.
Jumlah SD N keseluruhannya sebanyak 6 SD N namun Karena 1 SD menggunakan kurikulum 2013 jadi hanya menggunakan 5 sekolah yang ada di Gugus V kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng dengan jumlah keseluruhan yaitu 100 orang siswa. Dari lima kelas tersebut akan diambil dua kelas sebagai kelas ekperiment dan kelas kontrol.
Tabel 02.
Data Jumlah Siswa di SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
5
No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa
1 SD N 1 Tamblang IV 18
2 SD N 2 Tamblang IV 17
3 SD N 3 Tamblang IV 26
4 SD N 5 Tamblang IV 22
5 SD N 6 Tamblang IV 17
Untuk mengetahui hasil belajar dalam mata pelajaran IPA siswa kelas IV di masing-masing SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng setara atau tidak, maka terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan pada semua sekolah yang ada di gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Data yang digunakan dalam uji kesetaraan adalah nilai ulangan akhir semester (UAS) ganjil mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar. Uji kesetaraan ini menggunakan anava satu jalur. Hasil analisis dengan anava satu jalur pada taraf signifikansi 5%, diperoleh Fhitung =1,76 dan Ftabel =2,04. Jadi Ftab>Fhit, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD di Gugus V Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Dengan kata lain, hasil belajar IPA siswa kelas IV SD di Gugus V Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng adalah setara.
Pada penelitian ini, teknik pemilihan sampel digunakan untuk memilih kelas eksperiment dan kelas kontrol adalah
dengan cara Random sampling/ sampling kelompok acak. Teknik ini digunakan sebagai teknik pengambilan sampel karena individu-indvidu pada populasi yang telah terdistribusi ke dalam kelas-kelas sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengacakan terhadap individu-individu populasi.
Penentuan sampel menggunakan teknik sample random sampling yaitu dengan sistem undian. Semua nama sekolah di Gugus V Kecamatan Kubutambahan ditulis dalam kertas, kemudian digulung. Selanjutnya peneliti memilih dua gulungan kertas secara acak.
Gulungan kertas pertama yang akan dijadikan kelas eksperiment dan kertas kedua akan dijadikan kelas kontrol.
Hasilnya, seluruh kelas IV SD Negeri 5 Tamblang yang berjumlah 22 orang sebagai kelas eksperimen dan seluruh kelas IV SD Negeri 3 Tamblang yang berjumlah 26 orang dijadikan kelas kontrol.
Tabel 03.
Sebaran Sampel pada Masing-masing Perlakuan
Model Pembelajaran Kelas Jumlah
Snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah
SD Negeri 5 Tamblang
(Kelas IV SD) 22
Konvensional SD Negeri 3 Tamblang
(Kelas IV SD)
26
Total Sampel 48
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Untuk mengumpulkan data tersebut diperlukan suatu metode yang tepat.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah metode tes.
Agung (2014: 92) menyatakan “metode tes ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh seorang atau sekelompok
orang yang di tes (testee) dan dari tes dapat menghasilkan suatu skor (interval)”.
Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah tes pilihan ganda.
Jumlah soal yang disusun adalah 30 soal.
Soal.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial. Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mencari skor
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
6 rata-rata atau mean dan standar deviasi (SD). Teknik analisis statistik inferensial yang digunakan adalah uji-t. Sebelum melakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan analisis uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen diperoleh melalui post-test terhadap 22 orang siswa.
Berdasarkan hasil tes tersebut, diperoleh skor tertinggi 29 dan skor terendah 14.
Untuk menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi, terlebih dahulu menentukan rentangan skor dan kelas interval. Diketahui bahwa skor tertinggi siswa yaitu 29 dan skor terendah siswa yaitu 14, untuk mencari rentangan skor maka nilai tertinggi dikurangkan nilai terendah ditambah 1, yaitu 29 dikurang 14 ditambah 1 dan rentangan skor dalam penelitian ini pada kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran snowball throwing yaitu 16.
Setelah diketahui rentangan skornya maka selanjutnya dicari kelas interval, untuk mencari kelas interval digunakan 1 ditambah 3,3 dikalikan dengan log jumlah siswa dalam kelompok eksperimen, setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh hasil kelas interval yaitu 6. Selanjutnya ditentukan panjang kelas dengan cara membagi rentangan skor dengan panjang kelas yaitu 16 dibagi 6 dan hasilnya 3.
Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan mean (M), median (Md), modus (Mo), varians (s2), dan standar deviasi (s), yaitu mean (M) = 22,45, median (Md) = 23,5, modus (Mo) = 25,85, varians (s2) = 21,85, dan standar deviasi (s) = 4,36.
Untuk mengetahui kualitas dari variabel post-test IPA siswa, skor rata-rata post-test IPA siswa dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi).
Berdasarkan hasil konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen dengan M = 22,45 tergolong kriteria sangat tinggi.
Data hasil belajar IPA siswa di kelompok eksperimen diperoleh melalui post-test terhadap 26 orang siswa.
Berdasarkan hasil tes tersebut, diperoleh
skor tertinggi 23 dan skor terendah 8. Untuk menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi, terlebih dahulu menentukan rentangan skor dan kelas interval. Diketahui bahwa skor tertinggi siswa yaitu 23 dan skor terendah siswa yaitu 8, untuk mencari rentangan skor maka nilai tertinggi dikurangkan nilai terendah ditambah 1, yaitu 23 dikurang 8 ditambah 1 dan rentangan skor dalam penelitian ini pada kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu 15. Setelah diketahui rentangan skornya selanjutnya dicari kelas interval. Untuk mencari kelas interval digunakan 1 ditambah 3,3 dikalikan dengan log jumlah siswa dalam kelompok eksperimen, setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh hasil kelas interval yaitu 6.
Selanjutnya menentukan panjang kelas dengan cara membagi rentangan skor dengan panjang kelas yaitu 15 dibagi 6 dan hasilnya 3. Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan mean (M), median (Md), modus (Mo), varians (s2), dan standar deviasi (s), yaitu mean (M) = 15,62, median (Md) = 15,13 , modus (Mo) = 14,21, varians (s2) = 18,23, dan standar deviasi (s) = 4,27.
Untuk mengetahui kualitas variabel post-test siswa, skor rata-rata post-test siswa pada mata pelajaran IPA dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol pada mata pelajaran IPA, dengan M = 15,62 tergolong kriteria sedang.
Dilihat dari skor rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
Uji normalitas data dilakukan terhadap data post-test siswa pada mata pelajaran IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran data post-test siswa pada mata pelajaran IPA kelompok
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
7 eksperimen dan kelompok kontrol..
pengujian, jika
2hit
2tab dengan taraf signifikasi 5% (dk = jumlah baris dikurangi 1), maka data berdistribusi normal.Sedangkan, jika
2hit
2tab, maka data tidak berdistribusi normal.Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran data post-test siswa pada mata pelajaran IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel 04.
Tabel 04.
Hasil Uji Normalitas Distribusi Post-Test Belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
No Kelompok Data Hasil Belajar
χ2 Nilai Kritis dengan Taraf
Signifikansi 5% Status
1 Post-test Eksperimen 4,92 11,07 Normal
2 Post-test Kontrol 4,61 11,07 Normal
Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh
2hit hasil post-test kelompok eksperimen adalah 8,57 dan
2tab dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 5 adalah 11,07. Hal ini berarti,
2hit hasil post-test kelompok eksperimen lebih kecil dari
2tab(
2hit
2tab), sehingga data hasil post- test kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan,
2hit hasil post-test kelompok kontrol adalah 4,61 dan
2tabdengan taraf signifikansi 5% dan dk = 5
adalah 11,07. Hal ini berarti,
2hit hasil post-test kelompok kontrol lebih kecil dari2tab
(
2hit
2tab), sehingga data hasil post-test kelompok kontrol berdistribusi normal.Uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji yang digunakan adalah uji F dengan kriteria data homogen jika Fhit < Ftab. Rangkuman hasil uji homogenitas varians antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 0.5
Tabel 05.
Hasil Uji Homogenitas Varians antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Sumber Data Fhit Ftab dengan Taraf
Signifikansi 5% Status Post-test Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
1,437 1,995 Homogen
Berdasarkan tabel 0.5, diketahui Fhit
hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 1,437. Sedangkan Ftab dengan dbpembilang = 22, dbpenyebut = 26, dan taraf signifikansi 5% adalah 1,995. Hal ini berarti, varians data hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen.
Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah normal dan homogen. Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis
data, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0). Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians dengan kriteria H0
tolak jika thit > ttab dan H0 terima jika thit < ttab. Rangkuman hasil perhitungan uji-t antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 0.6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
8 Tabel 06.
Rangkuman Hasil Uji-t
Data Kelompok N X s2 thit ttab (t.s. 5%) Post-
test
Eksperimen 22 22,45 19,01
5,644 2,012
Kontrol 26 15,62 18,23
Berdasarkan tabel hasil 0.6 diperoleh thit sebesar 5,644. Sedangkan ttab
dengan dk = 22+26-2 = 46 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,012. Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit > ttab), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Tahun Pelajaran 2016/2017.
Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran snowball throwing terhadap hasil belajar siswa, dapat dilihat dari rata-rata skor post-test hasil belajar antara kedua kelompok sampel. Dari rata- rata (X ) hitung, diketahui X kelompok eksperimen adalah 22,45 dan X kelompok kontrol adalah 15,62. Hal ini berarti, X eksperimen lebih besar dari Xkontrol (X eksperimen > Xkontrol). Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran snowball throwing berpengaruh terhadap hasil belajar dalam mata pelajaran IPA siswa kelas IV di Gugus V Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Tahun pelajaran 2016/2017.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa, model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah yang diterapkan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol dalam penelitian ini menunjukan penguruh yang berbeda pada hasil belajar IPA siswa. Hal
ini dapat dilihat dari skor rata-rata hasil belajar IPA siswa. Secara deskriptif, hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelompok eksprimen adalah 22,45 berada pada kategori tinggi sedangkan skor hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol adalah 15,62 berada pada kategori sedang.
Pengujian analisis sebaran data menggunakan uji-t, diperoleh nilai thit = 5,644 dan ttab = 2,012. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thit lebih besar dari ttab (thit > ttab) sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini berarti, terdapat perbedaan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis tersebut sangat terlihat bahwa model pembelajaran snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Adanya perbedaan yang signifikan disebabkan karena perbedaan perlakuan pada proses Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah dapat mengggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif yaitu dengan membentuk dan melempar bola salju. Dengan pembelajaran seperti ini dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa karena siswa dapat bermain sambil belajar dan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena siswa diberi kesempatan membuat soal dan diberikan kepada siswa
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
9 lain. Selain itu, model pembelajaran snoball throwing juga dapat melatih siswa untuk bekerjasama dengan kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga siswa dapat saling berbagi pengetahuan dengan teman kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kurniasih dan Sani (2015:77) menyatakan bahwa, model pembelajaran Snowball Throwing ‘bola salju’ merupakan model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat terbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran pada sesama kelompok.
Berdasarkan perlakuan yang diberikan pada proses pembelajaran, siswa kelompok eksperimen yaitu mampu melatih kepemimpinan siswa dan tanggung jawab siswa. Pada masing-masing kelompok setiap pemimpinnya mampu menjelaskan materi dan anggota keompok lainnya mendengarkan dengan baik penjelasan ketua kelompoknya sehingga terjalin kerjasama yang baik sesama kelompok, sehingga siswa dapat bertukar pikiran satu sama lain, saling menghargai pendapat, berbagi pengetahuan dan mengeluarkan pendapat. Siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir dengan mampu membuat pertanyaan sendiri dan menjawab pertanyaan dari temannya, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang menjadi meningkat. Temuan ini didukung oleh penelitian Susanti (2014) yang berjudul
“Pengaruh Model Snowball Throwing Berbantuan Media Konkret Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugusi Gusti Ngurah Rai Denpasar” hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball Throwing dapat meningkatkatkan pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari, sehingga siswa dapat membuat pertanyaan sendiri dan menjawab pertanyaan dari temannya, dan bekerjasama antar kelompok dengan baik sehingga dapat meningkatan hasil belajar.
Berbeda dengan pembelajaran konvensional, pembelajaran masih didominasi oleh guru dari awal sampai akhir proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang seperti ini membuat siswa menjadi pasif dan kurang aktif dalam
proses pembelajaran. Dan dalam pembelajaran guru hanya menggunakan ceramah dan tanya jawab, hal ini membuat siswa cepat merasa bosan dan jenuh dalam proses pembelajaran, sehingga kebanyakan siswa melakukan hal-hal diluar pembelajaran seperti, tidak menghiraukan guru saat menjelaskan materi, mengobrol dengan temannya, dan bermain.
Berdasarkan perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa terlihat masih dibawah kelas eksperimen SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan pada hasil hipotesis uji-t yang diketahui bahwa thitung= 5,644 >ttabel = 2,012 berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Selain itu, diperoleh pula rata-rata hitung kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah adalah 22,45 dan rata-rata kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional adalah 15,62. Dengan demikian, model pembelajaran snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah berpengaruh terhadap pembelajaran IPA siswa kelas IV di SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng.
Berdasarkan hasil penelitian, disampaikan saran sebagai berikut: 1) Peserta didik agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga mampu meningkatkan hasil belajar secara maksimal. 2) Para guru agar menggunakan model pembelajaran snowball throwing bermuatan gerakan literasi sekolah khususnya dalam mata pelajaran IPA dan mata pelajaran lain pada umumnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 3)
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
10 Kepada kepala sekolah agar membina para guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4).
Peneliti lain agar dapat menggunakan laporan hasil penelitian ini sebagai acuan kepustakaan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, AA Gede. 2014. Metodelogi Penelitian Pendidikan Singaraja:
UNDIKSHA.
Faizah, Dewi Utama, dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarata:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.Bandung: PT Refika Aditama.
Nugroho, Bagus Eko. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Serta Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Pawyatan Daha 1 kediri . Artikel. Kediri: Jurusan Pendidikan Matematika.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Group.