• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2541-4704

1

Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Alus Dengan Metode Role

Playing Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang Semester Ii Tahun

Pelajaran 2015/2016

Purwanti

SD NEGERI 02 NGADIREJO

Abstract - Researchers conduct classroom action research by raising the problem: 1) how to improve Javanese speaking skill of krama alus fourth grader of SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang after learning role playing method ?; 2) Are there any changes in student behavior after learning to speak Javanese krama alus with role playing method? This research was conducted in two cycles, that is cycle I and cycle II. Each cycle consists of the stages of planning, action, observation, and reflection. The data taken in the classroom action research is the test data in the form of the Javanese speaking skill of Javanese krama alus and nontes data in the form of observation, journal and interview. The data have been analyzed with quantitative and qualitative approach. The result of the research shows that Javanese speaking skill of Krama alus of fourth grade students of SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang has increased after learning by role playing method. In prasiklus, out of 31 students only 4 students reached the standard score as expected value of 75. The average value obtained on prasiklus is 56.69 or is in the less category. After the first cycle action, the average score of Javanese speaking skills of krama alus increased by 13.63% to 70.32. The results of cycle I was not yet meet the target achievement of the value of learning outcomes, therefore performed action cycle II. The average value of cycle II amounted to 75.08, meaning there is an increase of 4.76% from the results of cycle I. This increase is obtained from the improvement of each aspect assessed. The improvement of Javanese speaking skill of alus krama alus from prasiklus, cycle I and cycle II was followed by behavior change of fourth grade students of SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang. Based on observations, journals, and interviews that have been done, negative students become positive behaviors. Based on the observation, the spirit of the students at the beginning of learning is less, when the first cycle of learning is 60% of students who follow the learning spirit. Students are also less active in learning, the concentration of learning is still lacking. In cycle II the spirit of students increases and looks enjoy learning, they begin to actively discuss and ask things less clear to the teacher. Students also look spirited when asked to practice speaking Javanese krama alus.

Keywords: speaking skills, Javanese language krama alus, Role playing method

Abstraksi - Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat masalah: 1) bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama alus siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang setelah dilakukan pembelajaran metode role playing?; 2) adakah perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama alus dengan metode role playing?

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diambil dalam penelitian tindakan kelas adalah data tes yang berupa tes keterampilan berbicara bahasa Jawa krama alus dan data nontes yang berupa hasil observasi, jurnal dan wawancara. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berbicara bahasa Jawa krama alus siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan metode role playing. Pada prasiklus, dari 31 siswa hanya 4 siswa yang mencapai nilai sesuai standar pengukuran nilai yang diharapkan yaitu 75. Nilai rata-rata yang diperoleh pada prasiklus sebesar 56,69 atau berada pada kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan siklus I nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama alus meningkat 13,63% yaitu menjadi 70,32. Hasil siklus I ternyata belum memenuhi target pencapaian nilai hasil belajar, oleh karena itu dilakukan tindakan siklus II. Nilai rata-rata siklus II sebesar 75,08, artinya ada peningkatan 4,76% dari hasil siklus I. Peningkatan ini diperoleh dari peningkatan masing-masing aspek yang dinilai. Peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama alus dari prasiklus, siklus I dan siklus II ternyata diikuti dengan perubahan perilaku siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, dan wawancara yang telah dilakukan, negatif siswa menjadi perilaku positif .terbukti

(2)

ISSN : 2541-4704

2

adanya perubahan perilaku. Berdasarkan hasil observasi terlihat semangat siswa pada awal pembelajaran kurang, saat pembelajaran siklus I baru 60% siswa yang semangat mengikuti pembelajaran. Siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran, konsentrasi terhadap pembelajaran dirasa masih kurang. Pada siklus II semangat siswa meningkat dan terlihat menikmati pembelajaran, mereka mulai aktif berdiskusi dan menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada guru. Siswa juga terlihat semangat ketika diminta praktik berbicara bahasa Jawa krama alus.

Kata Kunci : keterampilan berbicara, bahasa Jawa krama alus, metode Role playing.

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang sikap kurang positif terhadap bahasa Jawa yang melanda orang tua terutama dari golongan modern sudah sering

kita jumpai. Biasanya mereka lebih

menomersatukan bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam keluarga, yang secara otomatis menganaktirikan bahasa Jawa yang justru merupakan bahasa ibu (Widada, 2003: 37).Saat ini mata pelajaran bahasa Jawa masih menjadi mata pelajaran muatan lokal

wajib di Sekolah Dasar dan Sekolah

Menengah Pertama di Jawa Tengah.

Keberadaan mata pelajaran bahasa Jawa sebagai mata pelajaran muatan lokal yang dalam Ujian Akhir Nasional tidak diujikan memang kurang mendapat perhatian yang

besar dari siswa. Dalam proses

pembelajarannyapun hanya sebagian kecil siswa yang mau memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Di samping itu, dalam lingkungan keluarga dan dalam pergaulan siswa tidak terbiasa menggunakan bahasa Jawa ragam krama. Di rumah siswa juga terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa ngoko atau bahasa Indonesia.

Faktor-faktor tersebut yang mempengaruhi

kemampuan berbicara bahasa Jawa siswa, khususnya bahasa Jawa ragam krama.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis,

kondisi seperti ini juga terjadi pada sebagian besar siswa di SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang.Berdasarkan pertimbangan dan kenyataan di lapangan mengenai rendahnya keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa ragam krama alus serta metode role playing

yang diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam

krama alus, maka penulis menentukan

penelitian ini dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Ragam Krama Alus dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”. Batasan Masalah Penelitian ini

dibatasi pada upaya meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam

krama alus siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang dengan menggunakan

metode role playing. Berdasarkan latar

belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1)Bagaimanakah meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang setelah dilakukan pembelajaran metode role playing? 2)Adakah perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama alus dengan metode role playing?Tujuan dari penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui

peningkatan keterampilan siswa setelah

dilakukan pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama alus dengan menggunakan metode role playing.2. Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang setelah dilakukan pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama alus dengan menggunakan metode role playing.

2. LANDASAN TEORI

Roestiyah (2001: 93) juga menyebutkan keunggulan-keunggulan penggunaan metode role playing yaitu, siswa lebih tertarik pada

pelajaran sehingga siswa lebih mudah

memahami masalah-masalah sosial yang diperankanMetode role playing juga memiliki sisi kekurangan. Kekurangan itu antara lain; metode ini memerlukan waktu yang cukup banyak, memerlukan persiapan yang teliti dan

matang, kadang-kadang anak malu

mendramatisasikan suatu adegan, dan apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, kita tidak

dapat mengambil kesimpulan apa-apa

(Ahmadi dan Prasetya, 2007:

65).Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Ragam Krama Alus dengan Metode Role Playing.Pembelajaran bahasa, metode role playing dapat dijadikan pilihan, khususnya untuk pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa. Pada kenyataan sekarang, mata pelajaran Bahasa Jawa memang kurang diminati oleh kebanyakan siswa, padahal

(3)

ISSN : 2541-4704

3

bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang

perlu dipertahankan keberadaannya.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis,

kesulitan utama siswa dalam berbahasa Jawa adalah pada penguasaan bahasa Jawa ragam krama alus.

Metode role playing dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus. Dengan metode pementasan siswa dapat belajar mendramatisasikan sebuah masalah sosial kemudian memerankannya di depan kelas menggunakan bahasa Jawa ragam krama alus. Ketika melakukan proses ini siswa secara langsung praktik mengujarkan bahasa Jawa ragam krama, sehingga siswa lebih mudah memahami penggunaan bahasa Jawa ragam krama, bukan sekedar menghafal kosa kata. evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. Apabila hasilnya belum memuaskan (masih rendah) maka akan dilakukan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II ini masih dilakukan pembelajaran dengan pola yang sama dengan siklus I. Guru memberikan penjelasan tentang bahasa Jawa ragam krama alus kepada siswa secara singkat. Kemudian guru meminta siswa

berkelompok, masing-masing kelompok

disuruh mencari sebuah masalah sosial yang

dekat dengan kehidupan mereka dan

kemudian siswa mendramatisasikan masalah sosial tersebut ke dalam sebuah dialog

berbahasa Jawa ragam krama alus.

Selanjutnya masing-masing kelompok

memerankan dialog tersebut di depan kelas. Siswa harus lebih serius dalam memerankan dialog tersebut. Penampilan siswa diamati dan dinilai berdasarkan tolak ukur yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan pada siklus II. Hipotesis hanya bersifat dugaan yang mungkin benar atau justru mungkin salah. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui pembelajaran menggunakan metode role playing keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang akan mengalami peningkatan

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang

Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini

dilakukan selama enam bulan terhitung sejak

tanggal 2 Januari 2015 sampai dengan 30 Juni 2015. Jadwal Kegiatan Penelitian

N o Uraian Kegiatan Bulan / Minggu ke Jan Fe b Ma ret Ap ril Me i Ju ni 1 Penyusun an proposal x 2 Pembuat an instrumen x x 3 Pencarian data awal x 4 Pelaksan aan tindakan siklus 1 x 5 Pelaksan aan tindakan siklus II x 6 Pembaha san x 7 Penyu sunan lapora n x x

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan bentuk instrumen tes dan nontes.Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif

4. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Guru dalam memulai pembelajaran baik siklus I maupun siklus II selalu mempresensi siswa

terlebih dahulu, selanjutnya melakukan

apersepsi dengan menanyakan keadaan siswa

untuk menciptakan suasana komunikatif

antara guru dengan siswa. Guru juga

menyelingi dengan humor untuk

menumbuhkan semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama alus. Sebelum masuk ke materi, guru mengarahkan siswa ke pokok bahasan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus dengan tanya jawab tentang pengetahuan dan pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi. Setelah siswa terpancing dengan pokok bahasan yang akan diberikan, guru mulai menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu dan kegiatan yang akan dilakukan selama dua jam pelajaran.

(4)

ISSN : 2541-4704

4

0 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 Siklus I Siklus II No Aspek Penilaia n

Skor Rata-rata Kelas Peningkatan (%) PT S I S II PT-SI SI-SII PT-SII 1. Pilihan kata 54,03 66,13 72,58 12,1 6,45 18,55 2. Intonasi 58,06 72,58 78,23 14,52 5,65 20,17 3. Pelafala n 57,26 66,94 75,00 9,68 8,06 17,74 4. Unggah-ungguh 58,87 76,61 76,61 17,74 0 17,74 5. Kelanca ran 56,45 72,58 73,39 16,13 0,81 16,94 Jumlah 56,69 70,32 75,08 13,63 4,76 18,39

Data pada tabel di atas merupakan rekapitulasi hasil tes keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus prasiklus, siklus I dan siklus II. Dari tabel tersebut dapat

dilihat bahwa rata-rata nilai mengalami

peningkatan dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada prasiklus skor rata-rata kelas sebesar 56,69 termasuk kategori kurang. Skor rata-rata tersebut berasal dari jumlah rata-rata masing-masing aspek. Untuk aspek pilihan kata skor rata-rata sebesar 54,03, aspek intonasi sebesar 58,06, aspek pelafalan sebesar 57,26, aspek unggah-ungguh atau ekspresi sebesar 58,87, dan aspek kelancaran sebesar 56,45. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus siswa masih tergolong rendah. Kemampuan siswa dan pola pembelajaran guru yang menjadi penyebab utama kondisi ini. Kemampuan siswa kelas IV SD N 02 Ngadirejo masih rendah. Kemampuan dalam memilih kosa kata yang benar, pelafalan,

intonasi, unggah-ungguh dan kelancaran

masih tergolong kurang. Guru selama ini dalam pembelajarannya masih cenderung pada pola pembelajaran tradisional.

Hasil tes siklus I, rata-rata kelas mencapai 70,32 atau dalam kategori cukup. Artinya nilai tersebut belum memenuhi target nilai yang ditetapkan yaitu 75. Skor pada masing-masing aspek pada siklus I ini adalah, aspek pilihan kata sebesar 66,13, aspek intonasi sebesar 72,58, aspek pelafalan sebesar 66,94, aspek unggah-ungguh sebesar 76,61, dan aspek kelancaran sebesar 72,58. Aspek unggah ungguh dalam kategori baik, sedangkan aspek

pilihan kata, intonasi, pelafalan, dan

kelancaran dalam kategori cukup.Nilai rata-rata pada siklus I belum mencapai target nilai yang telah ditetapkan, yaitu 75. Karena itu dilakukan tindakan siklus II. Hasil tes siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata, dan skor masing-masing aspek juga meningkat. Aspek pilihan kata sebesar 72,58

atau dalam kategori cukup, aspek intonasi sebesar 78,23 atau masuk kategori baik, aspek pelafalan sebesar 75,00 atau dalam kategori baik, aspek unggah-ungguh sebesar 76,61 atau dalam kategori baik, dan aspek kelancaran sebesar 73,39 atau dalam kategori cukup. Nilai rata-rata siklus II ini adalah 75,08 dan telah memenuhi target yang telah ditetapkan.

Peningkatan dari prasiklus ke siklus I untuk masing-masing aspek adalah sebagai berikut. Aspek pilihan kata meningkat 12,1%, aspek intonasi meningkat sebesar 14,52%, Aspek pelafalan meningkat 9,68%. Untuk aspek

unggah-ungguh mengalami peningkatan

sebesar 17,74%. Aspek kelancaran meningkat

sebesar 16,13%. Secara keseluruhan

keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat sebesar 13,63%.

Hasil siklus II menunjukkan peningkatan rata-rata nilai dari hasil siklus I. Aspek pilihan kata meningkat sebesar 6,45%. Aspek intonasi meningkat sebesar 5,65%. Aspek pelafalan meningkat 8,06%. Untuk aspek unggah-ungguh tidak mengalami peningkatan 0%. Aspek kelancaran meningkat sebesar 0,81%. Secara keseluruhan keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus setelah dilakukan tindakan pada siklus II meningkat sebesar 4,76%.

Berdasarkan hasil prasiklus dan siklus II, peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus adalah sebesar 18,39%. Peningkatan untuk masing-masing aspek yaitu, aspek pilihan kata meningkat dari prasiklus meningkat sebesar 18,55% pada siklus II. Aspek intonasi meningkat sebesar 20,17%, aspek pelafalan meningkat sebesar 17,74%. Aspek unggah-ungguh mengalami peningkatan sebesar 17,74%, dan aspek kelancaran mengalami peningkatan sebesar 16,94%.Untuk lebih jelasnya hasil tersebut dapat dilihat pada grafik 19 berikut ini. Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa ragam krama alus Siklus I dan Siklus II

(5)

ISSN : 2541-4704

5

2 Perubahan perilaku siswa Kelas IV setelah

mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama alus dengan metode role playing.

Berdasarkan hasil jurnal dan wawancara ternyata mereka masih bingung dengan metode role playing yang diterapkan guru. Siswa juga mengaku kesulitan berbicara bahasa Jawa khususnya ragam krama. Masalah-masalah yang muncul pada siklus I, menjadi dasar bagi guru untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Pada siklus II pembelajaran dengan metode role playing masih dilakukan. Perbaikan dilakukan dengan memberikan contoh cara berbicara bahasa Jawa ragam krama alus. Guru juga memberi

latihan-latihan untuk meningkatkan

penguasaan kosakata bahasa Jawa ragam krama alus dan penyusunan kalimat yang efektif. Pada siklus II ini lebih ditekankan adanya komunikasi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Hasil observasi, jurnal, dan wawancara menunjukkan adanya perubahan perilaku negatif siswa menjadi perilaku positif. Berarti perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru pada siklus II ini membawa pengaruh positif pada siswa. Semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat. Siswa sudah berani bertanya maupun memberikan tanggapan atas penjelasan guru atau saat siswa lain bermain peran. Perilaku positif

selama proses pembelajaran sangat

mempengaruhi keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus siswa. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil tes berbicara bahasa Jawa ragam krama alus dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil tes dan perubahan perilaku siswa yang dijelaskan diatas membuktikan keefektivan metode role playing dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang.

5. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa : keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus siswa kelas IV SD Negeri

02 Ngadirejo Mojogedang mengalami

peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan metode role playing. Pada prasiklus,

dari 1 siswa hanya 4 siswa yang mencapai nilai sesuai standar pengukuran nilai yang diharapkan yaitu 75. Nilai rata-rata yang diperoleh pada prasiklus sebesar 56,69 atau

berada pada kategori kurang. Setelah

dilakukan tindakan siklus I nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus meningkat 13,63% yaitu menjadi 70,32. Hasil siklus I ternyata belum memenuhi target pencapaian nilai hasil belajar, oleh karena itu dilakukan tindakan siklus II. Nilai rata-rata siklus II sebesar 75,08, artinya ada peningkatan 4,76% dari hasil siklus I. Peningkatan ini diperoleh dari peningkatan masing-masing aspek yang dinilai.

Peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama alus dari prasiklus, siklus I dan siklus II ternyata diikuti dengan perubahan perilaku siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, dan wawancara yang telah dilakukan, negatif siswa menjadi perilaku positif .terbukti adanya perubahan perilaku. Berdasarkan hasil observasi terlihat semangat siswa pada awal pembelajaran kurang, saat pembelajaran siklus I baru 60% siswa yang semangat mengikuti pembelajaran. Siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran, konsentrasi terhadap pembelajaran dirasa masih kurang. Pada siklus II semangat siswa meningkat dan terlihat menikmati pembelajaran, mereka mulai aktif berdiskusi dan menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada guru. Siswa juga terlihat semangat ketika diminta praktik berbicara bahasa Jawa ragam krama alus.

Hasil jurnal dan wawancara terungkap bahwa pada siklus I mereka masih malas mengikuti pembelajaran, mereka juga merasa takut ketika diberi tugas guru karena mereka mengaku kesulitan berbicara bahasa Jawa khususnya bahasa Jawa ragam krama alus. Tetapi setelah mengikuti pembelajaran siklus II mereka merasa senang dan bisa menikmati pembelajaran. Dengan metode role playing, mereka dapat langsung praktik berbicara bahasa Jawa ragam krama alus, jadi cepat paham karena langsung menggunakannya tidak perlu menghapalkan kosa kata. Siswa juga merasa terhibur melihat penampilan temannya dalam berbicara bahasa Jawa ragam krama alus. Jadi menurut pengakuan mereka metode role playing membuat mereka semakin terampil berbicara bahasa Jawa ragam krama alus. Hal ini membuktikan bahwa metode role playing dapat meningkatkan

(6)

ISSN : 2541-4704

6

keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam

krama alus siswa SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk Guru :a. Guru hendaknya senantiasa melatih siswa untuk gemar berbicara bahasa Jawa ragam krama alus yang baik dan benar sesuai dengan konteksnya.b. Khususnya guru bidang studi Bahasa Jawa, untuk dapat menggunakan metode role playing, dalam kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama alus.

Untuk Siswa :a. Sebagai orang Jawa kita wajib melestarikan kebudayaan Jawa, salah satunya adalah berbahasa Jawa.b. Siswa-siswa agar selalu mengikuti pembelajaran dengan baik, dan selalu berlatih berbicara bahasa Jawa khususnya ragam krama.Untuk PenelitiPara peneliti di bidang pendidikan dan bahasa dapat melakukan penelitian serupa dengan teknik pembelajaran yang berbeda sehingga

didapatkan berbagai alternatif teknik

pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama alus.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ahmadi, Abu dan Joko T. Prasetyo.

2007. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: Pustaka Setia.

[2] Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

[3] Depdiknas. 2004. Pengembangan

Keterampilan Berbicara. Jakarta:

Depdiknas.

[4] Djiwandono, M. Soenardi. 2006. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB

[5] Ekowardono, dkk. 2003. Kaidah

Penggunaan Ragam Krama Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

[6] Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

[7] Mardianto, Herry. 2003. “Bahasa dan

Sastra Jawa: Antara Kenyataan dan Harapan”. Dalam Adi Triyono (Eds.). Pusaran Bahasa dan Sastra Jawa. Hlm 4. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.

[8] Nardiati, Sri. 2003. “Bahasa Jawa

Sebagai Alat Komunikasi dalam

Pembangunan”. dalam Adi Triyono (Eds.). Pusaran Bahasa dan Sastra

Jawa. Hlm 93. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.

[9] Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. [10] Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu.

2004. Unggah-ungguh Bahasa Jawa. Jakarta: Yayasan Paramalingua.

[11] Tarigan, Henry Guntur. 2006.

Berbicara Sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

[12] Tarigan, Djago, dkk. 2007.

Pengembangan Keterampilan

Berbicara. Jakarta: Depdikbud.

[13] Tim Penyusun Kamus Depdikbud.

2006. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Depdikbud dan Balai Pustaka.

[14] Widada. 2003. “Kondisi Bahasa Jawa

dan Pemanfaatannya: Sekarang dan Masa Datang”. dalam Adi Triyono (Eds.). Pusaran Bahasa dan Sastra Jawa. Hlm 37. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.

[15] Widyatmanta, Siman. 2003. “Bahasa

dan Sastra Jawa dalam Arus

Modernisasi”. dalam Adi Triyono (Eds.). Pusaran Bahasa dan Sastra Jawa. Hlm 29. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa

Referensi

Dokumen terkait

850.000,00 (Lampiran 24) dan uang Tabungan Perumahan Pegawai ke Pihak Ketiga sebesar Rp450.000,00 (Lihat lampiran 25 Bukti Kuitansi) serta PPKD menyetorkan uang pajak sebesar

Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profesionalisme dan komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor,

tentukan berat roket ketika roket beraa paa ketinggian *2 ari permukaan bumi!. Pembahasan

Program aplikasi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melakukan pengisian kuesioner dan pendataan alumni di Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman

Tingkat frekuensi kejadian dari kegagalan. Dalam menentukan occurrence ini dapat ditentukan seberapa banyak gangguan yang dapat menyababkan risiko. Risk agent atau agen

Bina Insany Sidoarjo LULUS 49 12050202120100 NOR INDAYATI Guru Kelas RA RA AL IHSAN Sidoarjo LULUS.. PENGUMUMAN HASIL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESI

M etodologi yang dipakai ada 3 yaitu studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku teks yang bersangkutan, lalu metode fact-finding yang dilakukan dengan menganalisa dan survei

Dalam penelitian ini mencoba untuk meneliti apakah likuiditas, ukuran perusahaan, arus kas operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap kebijakan