• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bogor, 24 Juli 2017 PT SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION. Ir. Iin Indasah Direktur Utama. PT Sarbi International Certification

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bogor, 24 Juli 2017 PT SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION. Ir. Iin Indasah Direktur Utama. PT Sarbi International Certification"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Jl. Raya Taman Pagelaran No. 2 Lt.2 Ciomas Bogor

Jawa Barat

LPPHPL-004-IDN LVLK-007-IDN

PENGUMUMAN HASIL

RESERTIFIKASI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

Nomor : 351A/SIC/Dirut/VII/2017

LPPHPL PT Sarbi International Certification, Telah melaksanakan

RESERTIFIKASI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) terhadap :

a) Nama Auditee

:

IUPHHK-HA PT Bina Ovivipari Semesta

b) Alamat Lokasi/Sites

:

Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat

c) Alamat Kantor Pusat

:

Jl. Arteri Supadio Komplek Villa Ceria Lestari No.1 Kubu

Raya, Kalimantan Barat.

d) Alamat Kantor Perwakilan :

Jl. Raya Rawa Domba No. 5 Jakarta 12440

e) Nomor Izin

:

SK Menhut No. SK. 68/Menhut-II/2006 Tanggal 27 Maret

2006

f) Luas

:

± 10.100 Ha

g) Tanggal Pelaksanaan

:

Tanggal 12 s/d 20 Juni 2017

h) Hasil Penilaian

:

Nilai Akhir Resertifikasi Kinerja PHPL dan VLK

IUPHHK-HA PT Bina Ovivipari Semesta dengan total nilai kinerja

indikator yang dicapai adalah 85%, tidak terdapat verifier

dominan yang bernilai buruk dan Memenuhi norma

penilaian untuk setiap verifier yang diterapkan pada VLK,

sehingga dinyatakan Lulus dengan predikat

“Baik”

dan

Berhak

diberikan

Sertifikat

dengan

Nomor : 17-SIC-04.01.Re.1

Data, Informasi dan masukan terkait dengan kegiatan tersebut diatas dapat disampaikan

tertulis dan dilengkapi dengan dokumen pendukung ke :

PT Sarbi International Certification

Jalan Raya Taman Pagelaran No. 02 Lt. 2 Ciomas-Bogor Telpon : 0251-8634086, 8635464

Fax : 0251-8634232

Email : sic.sertifikasi@yahoo.co.id

Bogor, 24 Juli 2017

PT SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION

Ir. Iin Indasah

Direktur Utama

(2)

TMPL-SIC-022 28 Februari 2015 Halaman 1 dari 2 2

KEPUTUSAN SERTIFIKASI

NO.67/PHPL/DIRSERTF/VII/2017

Tentang

HASIL RESERTIFIKASI KINERJA PHPL

PADA PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA

HUTAN ALAM (IUPHHK-HA)

PT BINA OVIVIPARI SEMESTA, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SK Menteri Kehutanan Nomor SK. 68/Menhut-II/2006 Tanggal 27 Maret 2006

Seluas ± 10.100 Ha

Menimbang

: 1. Hasil Resertifikasi Kinerja PHPL dan VLK IUPHHK-HA PT Bina Ovivipari

Semesta, Provinsi Kalimantan Barat pada Resertifikasi memperoleh hasil

total nilai kinerja seluruh indikator sebesar 85%, tidak terdapat verifier

dominan yang bernilai buruk, dan pemenuhan Standar Verifikasi Legalitas

Kayu dinyatakan memenuhi

Mengingat

: 1. Surat

Keputusan

Menteri

Kehutanan

No.

SK.

6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu

(LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP&VI).

2. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK 11/Menhut-VI/SET/2013

tentang

Perubahan

Keputusan

Menteri

Kehutanan

Nomor

SK

6067/Menhut-II/BPPHH/2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai

Pengelolaan Hutan produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi

Legalitas Kayu (LV-LK) Sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi

Independen (LP-VI)

3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.30/Menlhk-/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada

Pemegang Izin, Hak Pengelolaan atau pada Hutan Hak.

4. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari No.

P.14/PHPL/SET/4/2016

tanggal

29

April

2016

Jo

No.

P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016 Tentang

Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK)

5. Pedoman Mutu Sertifikasi PHPL dan VLK No. SIC-PHPL.VLK-PM.01.001

dan Standar Operasional Prosedur Penilikan PHPL dan Verifikasi

Legalitas Kayu No. SIC-PHPL.VLK-SOP.01.04

Memperhatikan : Surat

Perjanjian

Kerja

(Kontrak)

Nomor

:

007/SIC/SPK-Persh/PHPL/V/2017 tanggal 15 Mei 2017

(3)

TMPL-SIC-022 28 Februari 2015 Halaman 2 dari 2 2

Memutuskan

Menetapkan : 1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam

(IUPHHK-HA) PT Bina Ovivipari Semesta, Provinsi Kalimantan Barat pada

Resertifikasi dinyatakan Lulus dengan predikat

“Baik”. Sehingga

diberikan sertifikat Resertifikasi

2. Sertifikat Kinerja PHPL Nomor : 17-SIC-04.01 yang dimiliki oleh

IUPHHK-HA PT Bina Ovivipari Semesta telah direvisi beberapa kali dan masa

berlakunya sampai dengan 03 Agustus 2017 atas nama IUPHHK-HA PT

Bina Ovivipari Semesta, diganti menjadi Nomor : 17-SIC-04.01-Re.1,

dengan masa berlaku 5 Tahun yang berlaku sejak 04 Agustus 2017

sampai dengan tanggal 03 Agustus 2022

3. Dilakukan kegiatan Penilikan berkala setiap 1 (satu) tahun sekali selama

masa berlaku sertifikat dan dilakukan selambat-lambatnya 12 (dua belas)

Bulan sejak terbitnya Sertifikat Oleh LP-PHPL PT Sarbi International

Certification

4. PT Bina Ovivipari Semesta harus melaporkan kepada PT Sarbi

International Certification, apabila terjadi :

a. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan.

b. Perubahan/pergantian struktur manajemen PT Bina Ovivipari Semesta

c. Perubahan lainnya yang mempengaruhi kinerja PHPL.

5. Dalam hal terdapat perubahan nama perusahaan dan/atau masukan/

rekomendasi dari PI dan/atau terjadi perubahan sebagaimana angka 4.a

dan 4.c., PT Sarbi International akan melakukan penilaian terhadap

indikator yang terkait atau percepatan penilikan.

6. Nilai dan Resume Hasil Resertifikasi PHPL PT Bina Ovivipari Semesta,

Provinsi Kalimantan Barat pada masing-masing indikator PHPL dan VLK,

seperti terlampir dalam keputusan ini.

7. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Bogor

Tanggal

: 17 Juli 2017

Mengetahui

Ir. Iin Indasah

Ir. Gusdaji

(4)

Halaman 1 dari 30

RESUME HASIL RESERTIFIKASI KINERJA PHPL DAN VLK

IUPHHK-HA PT BINA OVIVIPARI SEMESTA

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

1)

Identitas LP-VI

:

(a) Nama Lembaga

: PT SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION

(b) Nomor Akreditasi LPPHPL : LPPHPL-004-IDN

(c) Nomor Akreditasi LVLK

: LVLK-007-IDN

(d) Alamat

: Jl. Raya Taman Pagelaran No. 02 Lt 2 Ciomas-Bogor

(e) Nomor telepon/faks/E-mail : Telp. (0251) 8635464, 8634086

Fax. (0251) 8634232

Email : sic.sertifikasi@yahoo.co.id

(f) Direktur Utama

: Ir. Iin Indasah

(g) Standar

: Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor P.30/Menlhk/ Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1

Maret 2016 dan Peraturan Direktur Jenderal

Pengelolaan

Hutan

Produksi

Lestari

Nomor

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 jo

P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus

2016.

(h) Tim Audit

:

NO NAMA PERSONIL PENUGASAN (JABATAN)

1. Mashari, S.Hut Lead Auditor merangkap Auditor Prasyarat 2. Ir Budiyana Setiawan Auditor Produksi

3. Ir. Marthen Edy Auditor Ekologi 4. Ardi Kusatrianto, S.Sos Auditor Sosial 5. Yudi Wahyudin, S.Hut Auditor VLK

(5)

Halaman 2 dari 30

2)

Identitas Auditee

:

(a) Nama Pemegang Izin

: PT Bina Ovivipari Semesta

(b) Nomor & Tanggal SK

: SK Menhut No. SK. 68/Menhut-II/2006 Tanggal 27

Maret 2006

(a) Luas dan Lokasi

: ± 10.100 Ha, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi

Kalimantan Barat

(b) Alamat Kantor

: Kantor Pusat

:

Jl. Arteri Supadio Komplek Villa Ceria Lestari No.1

Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Kantor Cabang :

Jl. Raya Rawa Domba No. 5 Jakarta 12440

(c) Pengurus

:

 Dewan Komisaris :

(1)

Komisaris Utama

: Raflis

(2)

Komisaris

: M. T Suwandi

 Dewan Direksi :

(1)

Direktur Utama

: Ateng Surya Sanjaya

(2)

Direktur

: Camelita

(3)

Direktur

: Ir Taufik Hidayat

3)

Nomor S-PHPL

: No. 17.r4-SIC-04.01 menjadi 17-SIC-04.01-Re.1

4)

Masa Berlaku S-PHPL

: Tanggal 04 Agustus 2017 s/d 03 Agustus 2022

5)

Ringkasan Tahapan :

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Audit Tahap I Bogor, tanggal 8 s/d 11 Juni 2017

o

Melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen Auditee, mengumpulkan informasi dan melakukan komunikasi dengan Auditee

o

Membuat perencanaan untuk

pelaksanaan kegiatan Penilaian PHPL dan VLK

o

Menetapkan metodologi Penilaian

o

Berdasarkan Pemenuhan standar

dokumen dalam audit Tahap I, auditee telah memenuhi minimal jenis dokumen yang harus dimiliki IUPHHK-HA maka auditee telah siap untuk dilakukan Penilaian PHPL pada Audit Tahap II

(6)

Halaman 3 dari 30

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Audit tahap 2

Koordinasi dengan Instansi Kehutanan

o

Kantor BPHP VIII, tanggal 12 Juni 2017

o

Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, tanggal 12 Juni 2017

o

Tim Auditor melapor dan menyampaikan rencana kegiatan Resertifikasi Kinerja PHPL PT Bina Ovivipari Semesta kepada pihak BPHP Wilayah VIII dan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat Konsultasi Publik Pontianak, Tanggal 13

Juni 2017

o

Tim Auditor Menampung saran dan masukan dari undangan yang hadir dalam konsultasi publik terkait keberadaan dan eksistensi PT Bina Ovivipari Semesta melaksanakan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Pertemuan Pembukaan Kantor Base Camp

Gunung Bongkok, tanggal 14 Juni 2017

o

Lead Auditor memperkenalkan Tim Auditor, manyampaikan maksud dan tujuan, ruang lingkup, jadwal kegiatan, metodologi penilaian dalam Resertifikasi Kinerja PHPL dan VLK.

o

Auditee memberikan pengantar tentang kondisi terkini PT Bina Ovivipari Semesta. Auditee menunjuk pendamping untuk masing-masing kriteria.

o

Tim Auditor berkoordinasi dengan tim pendamping auditee terkait pelaksanaan Resertifikasi

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan

Kantor Base Camp dan Areal Kerja PT Bina

Ovivipari Semesta, tanggal 14 s/d 18 Juni 2017.

o

Menghimpun, memverifikasi data dan dokumen Auditee serta melakukan analisis terhadap indikator dan verifier untuk kriteria prasyarat, produksi, ekologi, sosial dan VLK.

o

Melakukan observasi lapangan untuk uji kebenaran data Auditee di lapangan melalui pengamatan, pencatatan, uji petik dan analisis; termasuk melakukan validasi informasi yang diperoleh pada saat koordinasi dengan Dinas Kehutanan dan BPHP.

o

Melakukan wawancara dengan pihak manajemen PT Bina Ovivipari Semesta dan Masyarakat Desa sekitar areal kerjanya.

(7)

Halaman 4 dari 30

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Pertemuan Penutupan Ruang Rapat Base Gunung Bongkok , tanggal 18 Juni 2017.

o

Tim Auditor menyampaikan hasil verifikasi dan temuan lapangan.

o

Tim Auditor melakukan klarifikasi akhir

terhadap data dan temuan lapangan kepada Auditee.

o

Penandatanganan tally sheet hasil verifikasi lapangan.

o

Penandatanganan Berita Acara kegiatan Resertifikasi Kinerja PHPL dan VLK.

Koordinasi dengan Instansi Kehutanan

o

Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, tanggal 19 Juni 2017

o

Kantor BPHP VIII, tanggal 19 Juni 2017

o

Tim Auditor menyampaikan/melapor bahwa kegiatan Resertifikasi Kinerja PHPL dan VLK di PT Bina Ovivipari Semesta telah selesai.

o

Penandatanganan visum perjalanan Tim Auditor.

Penyusunan Laporan tanggal 22 Juni s/d 3 Juli 2017

o

Masing-masing Auditor menyusun laporan Resertifikasi

o

Pemaparan hasil Resertifikasi dan pembahasan antar verifier dan indikator antar auditor.

Rapat Penyampaian Hasil Verifikasi

Bogor, tanggal 4 s/d 5 Juli 2017.

o

Rapat pembahasan hasil Resertifikasi Kinerja PHPL dan VLK dengan Pengambil Keputusan PT SIC.

Penyempurnaan Laporan Bogor, tanggal 6 s/d 16 Juli 2017

o

Penyempurnaan laporan setelah rapat pembahasan hasil Resertifikasi Kinerja PHPL dan VLK dengan Pengambil Keputusan PT SIC.

Pengambilan Keputusan Bogor, tanggal 17 Juli 2017

o

Nilai Akhir Resertifikasi Kinerja PHPL dan VLK IUPHHK-HA PT Bina Ovivipari Semesta dengan total nilai kinerja indikator yang dicapai adalah 85%, tidak terdapat verifier dominan yang bernilai buruk dan Memenuhi norma penilaian untuk setiap verifier yang diterapkan pada VLK, sehingga dinyatakan Lulus dengan predikat

“Baik” dan Berhak diberikan Sertifikat

(8)

Halaman 5 dari 30

6)

Resume Hasil Resertifikasi

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi Kriteria Prasyarat 1.1 Kepastian Kawasan Pemegang IUPHHK-HA 75% (Sedang)

 PT BiOS memiliki dokumen legiltas perusahaan dengan lengkap, namun ketersediaan dokumen administrasi tata batas belum lengkap sesuai dengan tingkat realisasi tata batas yang telah dilakukan. Dokumen Laporan/Berita Acara Hasil Tata Batas yang telah dilaksanakan oleh BPKH Wilayah III Pontianak, sampai dengan saat ini dokumen tersebut tidak tersedia di kantor PT BiOS.

 Upaya PT BiOS dalam rangka merealisasikan tata batas areal kerjanya, diketahui secara administrasi telah mengajukan permohonan pelaksanaan tata batas oleh PT BiOS sejak tahun 2006 dan telah ada upaya penandaan batas areal kerjanya di lapangan atas inisiatif PT BiOS.

Berdasarkan Surat Kepala BPKH Wilayah III Pontianak Nomor S.1.066/BPKH.III-2/2014 tanggal 28 Oktober 2014 dan hasil konsultasi tim auditor dengan Kepala BPKH Wilayah III Pontianak pada tanggal 12 Juni 2017, diketahui realisasi tata batas areal kerja IUPHHK-HA PT BiOS sudah mencapai 100% (temu gelang) yang dikerjakan oleh BPKH Wilayah III Pontianak dengan biaya dari Pemerintah. Namun sampai dengan bulan Juni 2017 belum ada penggantian biaya pelaksanaan penataan batas oleh PT BiOS sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2013.

 Dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2013, pada BAB VI PEMBIAYAAN, Pasal 24, Ayat (3) disebutkan bahwa :

“Dalam hal batas areal kerja yang sekaligus merupakan batas luar dan/atau batas fungsi kawasan hutan, yang telah ditatabatas menggunakan dana pemerintah maka:

o untuk penataan batas kawasan hutan yang telah dilaksanakan sebelum 5 (lima) tahun maka pemegang izin pemanfaatan hutan, ....dst.. wajib mengganti biaya pelaksanaan penataan batas kawasan hutan tersebut; o untuk penataan batas kawasan hutan yang telah

dilaksanakan 5 (lima) tahun atau lebih, maka pemegang izin pemanfaatan hutan, ....dst.. wajib melaksanakan rekonstruksi batas kawasan hutan;

Pada Ayat (4) disebutkan bahwa “Biaya pelaksanaan orientasi dan rekonstruksi batas areal kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibebankan kepada pemegang izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan, persetujuan

(9)

Halaman 6 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

prinsip pelepasan kawasan hutan atau pengelolaan KPH dan KHDTK”.

Berdasarkan hasil telaah yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat bukti upaya dari PT BiOS untuk merealisasikan tata batas temu gelang yang dibuktikan dengan bukti-bukti administrasi permohonan pelaksanaan tata batas oleh PT BiOS sejak tahun 2006 hingga diterbitkannya Instruksi Kerja Tata Batas dari BPKH Wilayah III Pontianak dan telah ada upaya penandaan batas areal kerjanya di lapangan atas inisiatif PT BiOS hingga tata batas. Dalam perkembangannya pelaksanaan tata batas telah direalisasikan oleh BPKH Wilayah III Pontianak, namun sampai dengan bulan Juni 2017 belum ada penggantian biaya pelaksanaan penataan batas oleh PT BiOS sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2013..

 Terdapat pengakuan para pihak atas eksistensi areal IUPHHK-HA PT BIOS baik dari pihak Pemerintah maupun Masyarakat setempat. Selama 5 tahun terakhir tidak terjadi konflik batas dengan pihak lain.

 Berdasarkan hasil overlay Peta Dasar Areal Kerja IUPHHK-HA PT BiOS dengan Peta Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Barat (Lampiran SK Menhut No. 936/Menhut-II/2013 tanggal 20 Desember 2013) dan hasil overlay Peta Dasar Areal Kerja IUPHHK-HA PT BiOS dengan Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Kalimantan Barat (lampiran SK Menhut No. 733/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014), diketahui tidak terdapat perubahan fungsi kawasan hutan di areal kerja IUPHHK-HA PT BiOS

 Berdasarkan hasil verifikasi dokumen dan observasi di lapangan diketahui bahwa di dalam areal kerja PT BiOS tidak ada penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan

1.2 Komitmen Pemegang IUPHHK-HA 89% (Baik)

 PT BiOS telah memiliki dokumen visi dan misi perusahaan yang ditetapkan oleh Direksi melalui Surat Keputusan Direksi PT BiOS No.13/BiOS-A.3/III/2012 tanggal 14 Maret 2012 dan sesuai dengan kerangka pengelolaan hutan lestari yaitu mencakup kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial.  PT BiOS telah melakukan sosialisasi visi dan misi

perusahaan kepada karyawan dan masyarakat setempat di Desa Tanjung Harapan dan Dusun Karya Jaya, Gunung Bongkok, yang dibuktikan dengan adanya bukti pelaksanaan (berita acara, daftar hadir, notulensi dan dokumentasi sosialisasi).

(10)

Halaman 7 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Implementasi pengelolaan hutan lestari yang dilakukan oleh PT BiOS sebagian sesuai dengan visi dan misi perusahaan, diantaranya adalah terkait dengan kepastian kawasan (penataan batas areal kerja PT BiOS), pencapaian target produksi, pengelolaan lingkungan, konservasi tanah dan air serta pemenuhan kegiatan kelola sosial.

1.3 Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi Penelitian, Pendidikan dan Latihan. 87% (Baik)

 PT BiOS memiliki tenaga profesional bidang kehutanan (sarjana kehutanan) dan tenaga teknis (Ganis) PHPL PT BiOS sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Perdirjen PHPL No. P.16/PHPL-IPHH/2015.

 Berdasarkan Perdirjen PHPL No. P.16/PHPL-IPHH/2015 tanggal 24 November 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kewajiban Pengelola Hutan dan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Produksi, Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan dan Tempat Penampungan Terdaftar untuk Memiliki dan/atau Mempekerjakan Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, pada Bab II Pelaksanaan Kewajiban, Bagian Kesatu, Pasal 3 disebutkan bahwa “ketentuan jumlah minimal Ganis PHPL yang telah memiliki kualifikasi kompetensi Ganis PHPL yang wajib dimiliki dan/atau dipekerjakan Pengelola Hutan dan Pemegang IUPHHK berdasarkan luasan areal, sebagai berikut.

1. Ganis PHPL Pengukuran dan Perpetaan (Ganis PHPL-Kurpet) 1 orang (Cukup)

2. Ganis PHPL Perencanaan Hutan (Ganis PHPL-Canhut) 1 orang (Cukup)

3. Ganis PHPL Pemanenan Hutan (Ganis PHPL-Nenhut) 1 orang (Cukup)

4. Ganis PHPL Pembinaan Hutan (Ganis PHPL-Binhut) 3 orang (Cukup)

5. Ganis PHPL Pengujian Kayu Bulat Rimba (Ganis PHPL-PKB-R) 3 orang (Cukup)

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa keberadaan tenaga teknis (Ganis) PHPL PT BiOS telah tersedia dan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Perdirjen PHPL No. P.16/PHPL-IPHH/ 2015, dimana tenaga teknis (Ganis) PHPL tersedia pada setiap bidang kegiatan pengelolaan hutan sesuai ketentuan tersebut.

 Realisasi peningkatan kompetensi SDM PT BIOS melalui pendidikan dan pelatihan, yang diselenggarakan di luar perusahaan (external trainning) maupun di dalam perusahaan sendiri (inhouse trainning) dari bulan Maret 2012 sampai

(11)

Halaman 8 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dengan bulan Mei 2017 seluruhnya sebanyak 90,27% atau 102 orang dari 113 orang yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan.

 PT BiOS memiliki kelengkapan dokumen ketenagakerjaan tetapi belum seluruhnya diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang terkait jaminan sosial ketenagakerjaan sebagaimana termuat dalam UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 26 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah, Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Nomor 01 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan Bagi Pemberi Kerja dan Pekerja Penerima Upah Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada Kanal Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, dan Peraturan Perusahaan PT BIOS. 1.4 Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK-HA 75% (Sedang)

 Tersedia Struktur Organisasi dan Job description PT BiOS yang berlaku efektif mulai 1 Maret 2017. Apabila dilihat dari struktur organisasi dan Job Description PT BIOS telah sesuai dengan kerangka PHPL dimana secara substansi terdapat unit kerja yang membidangi kelola produksi, kelola lingkungan, kelola sosial serta adanya mekanisme pengawasan internal, tetapi masih terdapat perangkapan jabatan pada beberapa posisi strategis yang memungkinkan terjadinya konflik kepentingan, seperti Direktur Utama merangkap Manager Camp, Direktur Perencanaan dan Produksi merangkap Asisten Bidang Perencanaan, Asisten Bidang Pembinaan Hutan merangkap Supervisor Lingkungan.

 Keberadaan perangkat SIM PT BiOS dan tenaga pelaksananya tersedia. PT BiOS telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam pengelolaan hutan didukung dengan perangkat SIM dan tenaga pelaksananya yang cukup memadai.  Organisasi SPI/internal auditor PT BiOS telah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT BiOS Nomor 05/Bios-A.1/1/2014 tanggal 8 Januari 2014, tetapi belum berjalan dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan dimana pengawasan yang dilakukan baru meliputi bidang perencanaan dan ekologi, belum mencakup kegiatan produksi dan kelola sosial.

 Tindak koreksi perbaikan terhadap hasil monitoring dan evaluasi dari tim internal audit (SPI), baru sebagian yang

(12)

Halaman 9 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dilaksanakan oleh manajemen PT BIOS. Tindakan pencegahan dan perbaikan atas monitoring dan evaluasi belum menyeluruh pada tahapan kegiatan pengelolaan hutan mulai dari tahapan kegiatan perencanaan, produksi, kelola lingkungan dan kelola sosial. 1.5 Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA) 81% (Baik)

 Kegiatan RKTUPHHK-HA PT BiOS sejak tahun 2013 sd. 2017 yang mempengaruhi hak-hak masyarakat setempat telah mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal yang memadai melalui kegiatan sosialisasi dan adanya kesepakatan bersama antara Masyarakat Desa Tanjung Harapan dengan PT BiOS.

 Berdasarkan tingkat realisasi tata batas yang telah dilakukan pada areal kerja IUPHHK-HA PT BiOS dalam prosesnya belum mendapatkan persetujuan para pihak terutama persetujuan dari BPKH Wilayah III Pontianak, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan No. P.43/Menhut-II/2013.

 Dalam pelaksanaan program CSR/CD PT BiOS telah mendapatkan persetujuan para pihak, namun dalam prosesnya tidak ditemukan dokumen tentang sosialisasi CSR/CD kepada masyarakat sebagaimana diatur dalam prosedur dimiliki perusahaan.

 Proses penetapan kawasan lindung telah mendapat persetujuan dari para pihak, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Persetujuan dari pemerintah berdasarkan Keputusan Menhut Nomor SK.19/BUHA-2/2012 tanggal 10 Pebruari 2012 tentang persetujuan RKUPHHK-HA Berbasis IHMB Periode Tahun 2012 s/d 2021 PT BiOS, dimana didalamnya termuat alokasi kawasan lindung di areal kerja PT BiOS. Persetujuan dari masyarakat atas keberadaan kawasan lindung di dalam areal kerjanya, dilakukan dengan sosialisasi keberadaan kawasan lindungnya kepada masyarakat dan telah mendapat persetujuan masyarakat.

Kriteria Produksi 2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam pengelolaan hutan lestari 89 % (Baik)

 PT BiOS memiliki dokumen rencana jangka panjang berupa RKUPHHK-HA berbasis IHMB periode tahun 2012 s/d 2021 yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.33/Menhut-II/2014 pasal 11 ayat (1).dan telah mengalokasikan zonasi areal yang dapat dimanfaatkan dan areal yang tidak boleh dimanfaatkan secara realistis dan terbukti di lapangan seuai

(13)

Halaman 10 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dengan peraturan pemerintah PP. No.32/1992

 Berdasarkan hasil verifikasi di lapangan yaitu pada blok dan petak di tahun 2013 sd 2017 diketahui bahwa implementasi penataan areal kerja berupa peletakan dan penandaan batas-batas sesuai dengan RKUPHHK-HA yang disusun

 PT BiOS telah melaksanakan kegiatan pemeliharaan tanda-tanda batas blok dan petak. Tanda-tanda-tanda batas blok dan petak terlihat jelas di lapangan hanya saja jalur sepanjang batas tidak terlihat jelas dilapangan

2.2 Tingkat

pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap tipe ekosistem

92% (Baik)

 PT BiOS memiliki data potensi tegakan mangrove ekosistem dari hasil IHMB / hasil ITSP 6 (enam) tahun terakhir beserta kelengkapan peta pendukungnya berupa jalur survey.

 PT BiOS telah memiliki data pengukuran riap yang secara konsisten dilakukan setiap tahun dan sudah dianalisis. Dari hasil pengecekan juga menunjukkan bahwa PUP selalu dipelihara secara rutin terutama terhadap label-label pada pohon dan batas-batas PUP, hanya saja Plang PUP tidak memuat informasi yang lengkap tentang Lokasi atau koordinat PUP dan luas, . Keberadaan PUP sesuai dengan Permenhut No. P.10/Menhut-II/2006 Tahun 2006. Lokasi PUP berada pada areal manggrove karena areal yang diproduksi hanya manggrove sedangkan untuk areal yang berupa rawa dijadikan kawasan lindung (KKI)

 PT BiOS telah melakukan analisis data hasil pengukuran di petak PUP yang dilaksanakan sebanyak 9 kali, tetapi sampai saat ini hasil pengukuran tersebut belum dapat digunakan untuk penentuan jatah tebangan tahunan. Perhitungan JTT berdasarkan potensi hasil IHMB yang tertuang dalam RKUPHHK-HA 2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan 86% (Baik)

 PT BiOS memiliki SOP seluruh kegiatan Sistem Silvikultur Pohon Induk yang dilaksanakan di dalam pengelolaan hutan alam mangrove dan isi SOP tersebut telah sesuai dengan petunjuk teknis yang terdapat dalam Ketentuan SK Dirjen Kehutanan No. 60/Kpts/DJ/I/1978.

 PT BiOS telah mengimplementasikan sebagian tahapan kegiatan silvikultur berdasarkan SOP tahapan Sistem Silvikultur Pohon Induk. Kegiatan yang belum dilaksanakan adalah pemeliharaan lanjutan dan pengadaan bibit untuk kebutuhan tanaman tahun 2017.

 Berdasarkan hasil inventarisasi tegakan di blok 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017 yaitu jenis-jenis yang ada seperti bakau dengan potensi yang cukup dan sistem silvikultur pohon induk

(14)

Halaman 11 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dengan menginggalkan pohon induk 40 pohon/hektar dan sesuai dengan kondisi bekas tebangannya maka potensi masak tebang untuk rotasi berikutnya (rotasi ke 3) akan tercukupi potensinya.

 Areal bekas tebangan tahun 2013 sampai 2016, berdasarkan hasil inventarisasi yaitu jumlah pohon induk setelah dilakukan penebangan rata-rata mencapai 40 btg/ha dan jumlah permudaan tingkat semai secara umum mencapai rata-rata 2.134 btg/ha, Berdasarkan kondisi saat ini maka potensi permudaan mampu menjamin kelestarian pada rotasi berikutnya (rotasi ke 3). 2.4 Ketersediaan dan penerapan teknologi ramah lingkungan dalam pemanfaatan hasil hutan kayu. 71% (Sedang)

 PT BiOS telah memiliki prosedur pemanenan ramah lingkungan yang dituangkan pada dokumen SOP Reduce Impact Logging (RIL) nomor BiOS-PRO-2.4A-ED.02, hanya saja dalam sistimatika penulisannya belum membagi kedalam 4 tahapan pelaksanaan kegiatan, yaitu tahapan pra perencanaan, tahapan perencanaan, tahapan operasional dan tahapan pasca penebangan , namun dalam SOP-SOP bidang produksI (penebangan dan penyaradan) sudah memperhatikan aspek lingkungan.

 PT BiOS telah mengimplementasikan lebih dari tiga tahapan kegiatan pemanenan ramah lingkungan, beberapa indikator peningkatan kualitas kegiatan penebangan terlihat dari adanya takik balas dan takik rebah pada tunggak, implementasi jalan ongkak yang teratur, juga penggunaan bahan pelicin (sabun dan minyak pelumas) jalan ongkak yang minimal. Akan tetapi masih dijumpai kerapatan TPn yang cukup tinggi di tepi sungai besar dan ditepi sungai kecil tidak dibuat jalur lindung meskipun dalam pelaksanaan ada pohon yang disisakan

 Kerusakan tegakan permudaan yang terjadi di areal bekas tebangan rata-rata sebesar 21%.

 Berdasarkan hasil perhitungan faktor eksploitasi pada penilikan sebelumnya diperoleh nilai faktor eksploitasi (Fe) sebesar 88%. 2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana kerja penebangan/ pemanenan/ pemanfaatan pada 81% (Baik)

 PT BiOS telah memiliki dokumen RKTUPHHK-HA tahun 2013 sd 2017 yang disahkan secara mandiri (Self Approval) dan telah mengacu pada dokumen RKUPHHK-HA berbasis IHMB periode tahun 2012 s/d 2021. Pengesahan RKTUPHHK sesuai dengan Surat ke PT BiOS dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat No. 1437/Dishut-II/BPHAP/2009 yang mencantumkan pada pasal 11 ayat (1) Permenhut Nomor : 56/Menhut-II/2009 disebutkan bahwa dalam hal perusahaan pemegang

(15)

IUPHHK-Halaman 12 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

areal kerjanya HA mendapat sertifikat PHPL di bidang hutan alam secara mandatory dengan katagori kinerja sekurang-kurangnya baik atau sertifikat PHPL secara voluntary, pemegang IUPHHK-HA diberikan kewenangan dan tanggung jawab untuk menyusun RKTUPHHK secara mandiri dan ditandatangani/disetujui oleh Direksi pemegang IUPHHK-HA (Self approval) tanpa persetujuan dari pejabat yang berwenang.

 Terdapat peta kerja RKTUPHHK-HA PT BiOS tahun 2013-2017 yang menggambarkan areal yang boleh ditebang berupa Blok dan petak tebang, kawasan lindung berupa Jalur lindung/jalur hijau dan sempadan pantai serta buffer zone hutan lindung. Peta areal kerja tersebut telah sesuai dengan peta RKUPHHK-HA Berbasis IHMB periode tahun 2012 s/d 2021 yang telah disahkan. Hanya saja Peta kerja yang ada skalanya terlalu kecil sebagai acuan untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan

 Hasil verifikasi menunjukkan bahwa peta kerja RKTUPHHK-HA PT BiOS telah diimplementasikan berupa penandaan batas-batas blok tebangan dan areal-areal yang tidak boleh ditebang seperti kawasan lindung, jalur hijau dan kawasan konservasi insitu (KKI).

 Realisasi produksi dari tahun 2012 sd. 2016 rata-rata sebesar 30% untuk target luas dan 30% untuk target volume yang direncanakan dan lokasi blok tebang telah sesuai dengan rencana kerja. 2.6 Kesehatan finansial perusahaan dan tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan hutan, administrasi, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia. 57% (Buruk)

 Berdasarkan laporan keuangan PT BiOS tahun 2012-2015 yang diaudit Akuntan Publik Drs. Danny Sughanda diketahui bahwa perusahaan dalam kondisi kesehatan finansial yang menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang (solvabilitas 100%), pada sisi yang lain tidak cukup mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya (Likuiditas < 100%). Ditinjau dari segi rentabilitas, perusahaan tidak memperoleh keuntungan ditandai dengan nilai rentabilitas nol atau mendekati nol

 Realisasi alokasi dana untuk kegiatan pengelolaan hutan tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 rata-rata hanya mencapai 37%.

 Realisasi alokasi dana untuk masing-masing kegiatan kelola hutan memiliki perbedaan yang tinggi antara kegiatan yang satu dengan kegiatan lainnya dengan tingkat perbedaan > 50%.

 Realisasi pendanaan cenderung kurang lancar, ditandai dengan kegiatan-kegiatan tertentu dari tahapan silvikultur belum berjalan sesuai dengan tata waktu.

(16)

Halaman 13 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Kegiatan pembinaan hutan untuk lima tahun terakhir direalisasikan dengan rata-rata ketercapaian 79%.

 PT BiOS telah merealisasikan secara fisik kegiatan pembinaan hutan selama lima tahun terakhir dengan ketercapaian hampir 100%, hanya saja kondisi tanaman kurang terpelihara. Kriteria Ekologi 3.1 Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan

89% (Baik)

 Berdasarkan topografi dan kelas lereng, keberadaan areal kerja PT BIOS seluas ± 10.100 ha merupakan kawasan dengan topografi datar atau kelas lereng A (0 - 8 %), dengan ketinggian tempat mencapai 0-8 m dpl.

Berdasarkan sebaran jenis tanah, jenis tanah di areal PT BIOS adalah organosol glei dan humus aluvial dataran seluas 665 ha, sisanya adalah aluvial seluas 9.435 ha.

Penetapan kawasan hutan lindung di areal PT BIOS berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.674/Menhut-II/2009 tanggal 15 Oktober 2009 tentang perubahan fungsi sebagian kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi pada kelompok hutan Selat Sech – Sungai Bongkok menjadi kawasan hutan produksi tetap ± 5.982,61 ha dan Hutan Lindung ± 16,89 ha. Areal Hutan Lindung seluas ± 16,89 ha tetap merupakan bagian dari areal PT BIOS, dan wilayah buffer zone-nya sudah digambarkan di peta RKU berbasis IHMB (2012) Periode 2012-2021.

PT BiOS telah mengalokasikan luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen perencanaan yang ada dan seluruhnya sesuai dengan kondisi biofisiknya.

 Berdasarkan pencermatan terhadap dokumen dan Peta RKU tahun 2012, serta dibandingkan dengan hasil observasi lapangan, khusus untuk sempadan sungai/alur yang digambarkan dalam dokumen RKU dan Peta RKU (2012) hanya mencakup sempadan sungai besar/alur besar, sedang untuk sempadan sungai/alur kecil belum digambarkan dalam dokumen RKU. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Taufik (Direktur Produksi/Perencanaan), untuk sempadan sungai/alur kecil tidak akan ditandai di lapangan, namun tetap akan disisakan tepi sungai/alur selebar kurang lebih 10 m di sepanjang kanan-kiri sungai/alur kecil.

Hasil observasi lapangan di blok RKT 2017 yang sedang dikerjakan, ditemukan sungai/alur kecil, dan disepanjang tepi sungai/alurnya masih disisakan vegetasi yang tidak ditebang dengan lebar jalur lindung sekitar 10 m.

(17)

Halaman 14 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Berdasarkan dokumen RKT dari tahun 2013 s/d 2017, penandaan batas kawasan lindung ini telah direalisasikan 100% sejak tahun 2013, PT BIOS telah melakukan realisasi penataan kawasan lindung sebesar 100% sejak tahun 2013 dari yang seharusnya Kondisi penutupan vegetasi kawasan lindung yang ada di areal PT BiOS yang berhutan adalah sekitar 86,15% dari luas total KL sebesar 5.587,39 ha.

 Kondisi penutupan vegetasi kawasan lindung yang ada di areal PT BiOS yang berhutan adalah sekitar 86,15% dari luas total kawasan lindung sebesar 5.587,39 ha. Berdasarkan Peta penafsiran Citra satelit, peta tutupan lahan berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat 8 OLI Band 654 Skala 1 : 50.000 Path/Row 121/61, Liputan tanggal 27 September 2016, diketahui bahwa terdapat areal kawasan lindung (KL) KPPN/KKI yang tidak berhutan seluas 497 ha, dalam hal ini, maka auditee wajib melaksanakan terselenggaranya fungsi lindung dari kawasan lindung, antara lain dapat dicapai dengan cara menghutankan kembali kawasan lindung dengan cara penanaman

 Berdasarkan Peta penafsiran Citra satelit, peta tutupan lahan berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat 8 OLI Band 654 Skala 1 : 50.000 Path/Row 121/61, Liputan tanggal 27 September 2016, diketahui bahwa terdapat areal kawasan lindung (KL) KPPN/KKI yang tidak berhutan seluas 497 ha. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Ir. Taufik Hidayat (Direktur Produksi/ Perencanaan), areal tersebut merupakan areal peralihan dari hutan rawa ke hutan daratan (ekoton) yang berpenutupan belukar yang menurut pengakuan beliau, areal tersebut kemungkinan adalah bekas daerah perladangan masyarakat lokal. Kesimpulan auditor, adalah belum semua masyarakat mengerti dan mengakui tentang fungsi dan manfaat kawasan lindung

 Terdapat laporan pengelolaan kawasan lindung yang sesuai dengan ketentuan terhadap sebagian kawasan lindung hasil tata ruang areal/land scaping. Laporan pengelolaan kawasan lindung sempadan pantai yang ada di areal PT BIOS belum tersedia 3.2 Perlindungan dan pengamanan hutan 67% (Sedang)

 Terkait dengan telah terbitnya Permen LHK No. P.32/MenLHK/Kum.1/3/2016 tentang pengendalian kebakaran hutan dan lahan, maka SOP terkait perlindungan dan pengamanan hutan, khususnya SOP Penanggulangan Kebakaran Hutan (Forest Fire Management) (BIOS-PRO-3.2C-ED.01) seharusnya direvisi agar mengacu terhadap peraturan terbaru tersebut. Revisi SOP tersebut terkait beberapa hal,

(18)

Halaman 15 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

seperti (a) jumlah minimal SDM yang diperlukan, (b) kompetensi SDM, (c) sarana prasarana minimal yang dipersyaratkan, dan (d) kegiatan-kegiatan minimal yang harus dilakukan.

 PT BIOS telah memiliki sarana prasarana perlindungan hutan, tetapi khusus untuk sarana prasarana damkar, belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jenis dan fungsi sarana prasarana perlindungan hutan belum sepenuhnya memenuhi peraturan Permen LHK No. 32 tahun 2016

 Terdapat daftar SDM perlndungan dan pengamanan hutan yang terdiri atas 10 orang (dokumen tidak mempunyai tanggal). Selanjutnya, PT BIOS belum membentuk regu pendukung dan regu perbantuan (MPA-Masyarakat Peduli Api) dalam rangka mendukung kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Personil perlindungan dan pengamanan hutan yang dimiliki oleh PT BIOS, belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku, dalam hal ini Permen LHK No. P.32 tahun 2016. PT BiOS telah memiliki SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan kompetensi belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 Terkait dengan peraturan Permen LHK No. P.32 tahun 2016, berdasarkan data kondisi biofisik areal PT BIOS yang merupakan areal hutan mangrove yang selalu tergenang air sehingga kejadian kebakaran kemungkinan sangat kecil akan terjadi, serta didukung dengan kenyataan berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Ir. Taufik Hidayat, bahwa selama masa operasi PT BIOS tidak pernah ada kejadian kebakaran hutan, maka secapa prinsip, peraturan permen tersebut kurang tepat diterapkan pada areal ini, tetapi walaupun demikian, mengingat ada kewajiban terhadap penerapan terhadap setiap peraturan terkait yang berlaku, maka dalam hal ini PT BIOS wajib mentaati peraturan Permen LHK No. P.32 tahun 2016 tersebut.

Terkait dengan penaatan terhadap permen LHK No. P.32 tahun 2016 tersebut, maka PT BIOS belum melakukan pemantauan hotspot dengan memanfaatkan citra satelit dan juga belum membentuk regu pendukung maupun regu perbantuan (MPA) dalam rangka menunjang upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan.

PT BIOS telah mengimplementasikan kegiatan perlindungan hutan melalui tindakan preemtif dan preventif tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(19)

Halaman 16 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaat an hutan

(Sedang) seluruh pengelolaan dampak yang ada dalam dokumen perencanaan, tetapi untuk SOP Pengelolaan dan Pemantauan Penggunaan Bahan Pelicin Jalan Ongkak (BIOS-PRO-3.3P-ED.01), berdasarkan form yang disediakan dalam SOP tersebut, terdapat 3 alternatif bahan yang akan digunakan sebagai bahan pembantu/pelicin jalan ongkak, yakni minyak goreng bekas, sabun, dan oli bekas, sementara dalam peraturan pemerintah PP. No. 101 tahun 2014 tentang pengelolaan LB3, oli bekas termasuk kedalam kategori limbah B3

 PT BIOS telah memiliki sejumlah sarana pengelolaan dan pemantauan tetapi tidak seluruhnya tersedia saat audit dan tidak siap pakai di lapangan, karena sebagian sarana dipakai secara bersama-sama dengan perusahaan lain (PT. BSN – Bina Silva Nusa) yang ada dalam satu grup dengan PT BiOS  Tersedia SDM pengelolaan dan pemantauan dengan jumlah

dan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan ketentuan.

 Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air dan diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.  PT BiOS telah memiliki dokumen perencanaan pemantauan

dampak terhadap tanah dan air tetapi belum seluruhnya yang diimplementasikan sesuai ketentuan (PT BiOS telah melakukan pemantauan kualitas air, tetapi tidak secara rutin dan baru melakukan pemantauan untuk parameter pH, Salinitas, DO, COD, dan BOD5, sedangkan untuk parameter kualitas air lainnya seperti parameter lemak atau minyak yang berhubungan dengan penggunaan oli bekas belum dilakukan, serta belum melaksanakan pemetaan seluruh realisasi kanal atau pembersihan alur air.

 Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan penting terhadap tanah dan air, dan ada upaya pengelolaan dampak yang telah diimplementasikan oleh PT BiOS

3.4

Identifikasi spesies flora dan fauna yang dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik. 67% (Sedang)

 Tersedia prosedur identifikasi tetapi masih bersifat umum, dan belum secara spesifik untuk identifikasi masing-masing jenis flora dan fauna dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik, termasuk belum mempertimbangan identifikasi biota air, mengingat areal PT BiOS termasuk areal hutan mangrove. SOP juga belum secara spesifik menjelaskan bagaimana proses pengklasifikasian dan pengkategorian flora dan fauna ke dalam kategori berdasarkan PP No.7 tahun 1999, IUCN Red list dan Appendix CITES.

(20)

Halaman 17 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dilakukan PT BIOS, antara lain ditemukan jenis flora dilindungi, namun beberapa jenis flora seperti jenis-jenis anggrek (Orchidaceae) yakni spesies anggrek merpati (Dendrobium

crumenatum Sw) dan anggrek (Spathoglottis aurea Lindl) yang

ditemukan saat studi NKT berdasarkan Laporan Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal PT BiOS tahun 2014, belum masuk kedalam daftar Appendix II CITES, namun sejak 5 Februari 2015 telah masuk daftar Appendix II CITES. Selain itu, juga ditemukan jenis-jenis satwaliar yang ditemukan telah teridentifikasi sebagai species terancam dan dilindungi.

Hasil identifikasi flora dan fauna yang dilindungi yang sudah dilakukan oleh PT BIOS belum sepenuhnya dirinci menurut status perlindungannya berdasarkan PP 7/1999, tingkat kerawanannya menurut RedList IUCN, aturan perdagangannya menurut Appendix CITES, atau sifat endemiknya.

3.5 Pengelolaan flora untuk : 1.Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu dan bagian yang tidak rusak. 2.Perlindungan terhadap species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik 67% (Sedang)

 PT BiOS belum memiliki prosedur (SOP) khusus untuk pengelolaan flora yang dilindungi, Jarang, langka, terancam punah dan endemik, tetapi kegiatan pengelolaan flora telah diakomodasi didalam beberapa SOP lainnya. SOP yang terkait dengan pengelolaan flora masih bersifat umum, dan belum berbasis jenis atau pengelolaan secara spesifik untuk untuk masing-masing jenis flora yang dilindungi yang terdapat di dalam areal PT BiOS.

 PT BiOS telah memiliki rekaman beberapa dokumen terkait hasil kegiatan pengelolaan flora dan fauna dilindungi, namun PT BiOS belum melakukan pengelolaan flora secara spesifik berdasarkan jenis flora hasil identifikasi seperti anggrek merpati (Dendrobium crumenatum Sw) dan anggrek (Spathoglottis

aurea Lindl) dari family Orchidaceae yang masuk dalam

kategori Appendix II CITES per 5 Feb 2015.

 Sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya, berdasarkan hasil kegiatan identifikasi flora yang disajikan dalam verifier 3.4.2, di areal PT BiOS tidak ditemukan adanya jenis vegetasi yang dilindungi berdasarkan PP. No.7 Tahun 1999, Appendix 1 CITES dan Redlist IUCN, tetapi walaupun demikian, di dalam areal PT BiOS masih ditemukan dua jenis anggrek yaitu anggrek merpati (Dendrobium crumenatum Sw) dan anggrek (Spathoglottis aurea Lindl) dari family Orchidaceae yang berdasarkan daftar CITES masuk dalam kategori Appendix II CITES. Berdasarkan Laporan Kegiatan Monitoring Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (NKT) Tahun 2016, tidak terdapat informasi terkait keberadaan dua jenis anggrek yang ditemukan dalam areal PT BiOS tahun 2014 yaitu anggrek merpati

(21)

Halaman 18 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

(Dendrobium crumenatum Sw) dan anggrek (Spathoglottis

aurea Lindl) dari family Orchidaceae, sehingga tidak ada

gambaran terkait spesies dimaksud. 3.6 Pengelolaan fauna untuk: 1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak. 2.Perlindungan

terhadap species fauna dilidungi dan/ atau jarang, langka, terancam punah dan endemik

67% (Sedang)

 Sesuai dengan norma / nilai kematangannya, verifier ini menuntut ketersediaan prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin. SOP yang tersedia lebih merupakan SOP pengelolaan fauna yang sifatnya general (umum), dan belum secara spesifik untuk pengelolaan dan penanganan masing-masing jenis fauna yang dilindungi yang terdapat di dalam areal PT BIOS berdasarkan hasil identifikasi.

PT BIOS belum memiliki prosedur (SOP) khusus untuk pengelolaan fauna yang dilindungi, Jarang, langka, terancam punah dan endemik, tetapi kegiatan pengelolaan flora telah diakomodasi didalam beberapa SOP lainnya. SOP yang terkait dengan pengelolaan fauna masih bersifat umum, dan pengelolan yang dilakukan belum berbasis jenis fauna yang secara spesifik untuk masing-masing jenis fauna yang dilindungi yang terdapat di dalam areal PT BiOS

 PT BiOS telah memiliki rekaman beberapa dokumen terkait hasil kegiatan pengelolaan flora dan fauna dilindungi. Pengelolaan fauna yang telah dilakukan oleh PT BIOS lebih bersifat general / umum untuk keseluruhan jenis-jenis fauna yang ada, dan belum mempertimbangkan untuk pengelolaan berbasis spesies (pengelolaan spesies per spesies fauna dilindungi). Dibutuhkan prosedur dan pelaksanaan pengelolaan yang spesifik / khusus untuk masing-masing jenis fauna dilindungi.

 Salah satu spesies fauna yang ditemukan di areal ini (selain yang telah disebutkan oleh wakil WWF yang hadir saat kegiatan konsultasi publik dilaksanakan) adalah Owa-owa (Hylobates

agilis). Jenis spesies ini merupakan satwa arboreal yang

membutuhkan kesinambungan tajuk pohon untuk pergerakannya dari satu pohon ke pohon lainnya. Hasil verifikasi lapangan, ditemukan banyak jalur lindung yang terputus kesinambungan tajuk pohonnya akibat digunakan sebagai lokasi TPn, sehingga keberadaan satwa arboreal seperti Owa akan mengalami gangguan dalam aktivitas pergerakannya dari satu pohon ke pohon lainnya.

Hasil verifikasi lapangan, ditemukan banyak jalur lindung yang terputus kesinambungan tajuk pohonnya akibat digunakan sebagai lokasi TPn, sehingga keberadaan satwa arboreal seperti Owa akan mengalami gangguan dalam aktivitas

(22)

Halaman 19 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

pergerakannya dari satu pohon ke pohon lainnya.

Untuk meminimalkan dan memulihkan kerusakan jalur lindung, PT BIOS telah melakukan upaya-upaya antara lain penanaman kembali areal ex penebangan, termasuk areal bekas TPn, dan evaluasi jalur lindung agar luas jalur lindung yang digunakan sebagai TPn tidak melebihi luas yang ditetapkan (1% dari luas blok RKT berdasarkan SK Dirjenhut No. 60 tahun 1978 tentang pedoman silvikutur hutan payau yang telah digantikan dengan Perdirjen PHPL No. P.8 tahun 2016 tentang silvikultur payau

Kriteria Sosial 4.1 Kejelasan deliniasikawasan operasional perusahaan/ pemegang izin dengan kawasan masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat 100% (Baik)

 PT BiOS telah mendokumentasikan secara lengkap dokumen/laporan terkait pola pengusahaan SDH/SDA dan identifikasi hak-hak masyarakat setempat di dalam perencanaan pengelolaan SDH yang telah dituangkan pada dokumen: (1) Laporan AMDAL Tahun 2003, (2) Studi Desa Partisipatif PT BiOS Kabupaten Kubu Raya - Kalimantan Barat Tahun 2013, (3) Laporan Studi Dampak Sosial Perusahaan oleh WWF Indonesia Tahun 2012, (4) Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal PT BiOS (Bekerjasama dengan Fahutan IPB) Tahun 2014 ; dan (5) Dokumen RKUPHHK Periode Tahun 2012-2021 dan RKTUPHHK Tahun 2013 – 2017

 PT BiOS telah memiliki mekanisme dan/atau melakukan penataan batas sesuai dengan peraturan dan perundangan seperti yang dapat dilihat pada dokumen Laporan Tata Batas, dokumen Prosedur Deliniasi Batas Partisipatif Dengan Masyarakat, Prosedur Penyelesaian Konflik, dan Prosedur Pengelolaan Konflik.

 PT BiOS memiliki mekanisme pengakuan hak-hak dasar masyarakat pada setiap tahapan proses perencanaan pemanfaatan SDH, yaitu: Perencanaan studi dampak, Organisasi Penanggung jawab kelola sosial, Pelaksanaan kegiatan kelola sosial, dan Petunjuk pelaksanaan kegiatan pemenuhan hak-hak yang pada masing-masing tahapan tersebut memiliki bukti output dokumen

 PT BiOS memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan dengan kawasan kehidupan masyarakat setempat melalui Studi Desa Partisipatif Tahun 2013, Pemetaan Partisipatif Dusun Karya Jaya (Bunbun) Desa Tanjung Harapan Kecamatan Batu Ampar Tahun 2014, serta Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) Tahun 2014.

(23)

Halaman 20 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

secara partisipatif yang mengacu pada peraturan dan perundangan yang berlaku, serta telah melakukan sosialisasi tekait wilayah areal kerjanya kepada masyarakat Desa Tanjung Harapan yang dapat dibuktikan dengan keberadaan dokumen Laporan Tata Batas serta dokumen kegiatan sosialisasi kepada masyarakat Desa Tanjung Harapan. 4.2 Implementasi tanggungjawab sosial perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 93 % (Baik)

 PT BiOS telah memetakan keseluruhan tanggung jawab sosial terkait dengan peraturan perundangan mulai pada tahap perencanaan hingga pada tahap pelaksanaan sesuai dengan RKTUPHHK-HA tahun berjalan dan secara keseluruhan telah telah didokumentasikan.

 Pemenuhan mekanisme terkait pemenuhan kewajiban sosial telah didokumentasikan berdasarkan tanggung jawab unit pelaksana serta proses tahapan kegiatan kelola sosial yang dapat dibuktikan dari setiap output kegiatan yang berpedoman pada dokumen prosedur kerja yang ada pada bidang Pembinaan Hutan, Perencanaan dan/atau Kelola Sosial.

 Kegiatan sosialisasi terkait hak dan kewajiban oleh PT BiOS telah dijabarkan ke dalam bentuk dokumen berita acara sosialisasi visi dan misi serta bentuk konsultasi publik berdasarkan kegiatan RKTUPHHK-HA Tahun 2013 - Tahun 2017. Selain bentuk kegiatan sosialisasi lainnya secara langsung terkait dengan rencana kelola sosial tahun selanjutnya pada saat dilaksanakan pemberian bantuan kelola sosial kepada desa yang bersangkutan.

 PT BiOS telah merealisasikan sebagian tanggung jawab sosial kepada masyarakat (tercapai prosentase kegiatan sebesar 47%) dari rencana kelola sosial yang telah dibuat melalui pemberian bantuan yang sifatnya diberikan secara rutin dan pemenuhan proposal/permohonan bantuan masyarakat.

 PT BiOS telah mendokumentasikan seluruh output hasil pelaksanaan kegiatan kelola sosial dan/atau kegiatan lainnya terkait dengan tanggung jawab sosial mulai dari tahap rencana operasional dengan berita acara serah terima bantuan kelola sosial, laporan periodik bulanan kegiatan sampai dengan dokumen pelaksanaan kelola sosial.

4.3 Ketersediaan mekanisme dan implementasi distribusi manfaat yang adil antar

81 % (Baik)  PT BiOS memiliki data dan informasi tentang masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat yang tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH yang terdokumentasi pada poin-poin seperti Kesempatan Kerja, Peluang Berusaha, Aksesisibilitas, Kelembagaan, dan Sarana

(24)

Halaman 21 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

para pihak Prasarana. Namun terdapat penurunan jumlah masyarakat yang terlibat yang dipengaruhi oleh minat masyarakat, sehingga jumlahnya tidak signifikan lagi

 Peningkatan peran serta dan aktifitas ekonomi masyarakat setempat telah diimplementasikan dengan mekanisme yang mengacu pada prosedur operasional yang telah dimiliki oleh PT BiOS seperti Prosedur Mekanisme Peningkatan Peran Serta dan Aktifitas Masyarakat, Prosedur Mekanisme Proses Perjanjian, dan Prosedur Suplai Logistik Dari Masyarakat.  PT BiOS memiliki dokumen rencana mengenai kegiatan

peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, namun masih terdapat ketidaksinergisan data antara dokumen rencana yang satu dengan rencana lainnya dalam hal perincian kegiatan dan biaya yang akan dikeluarkan oleh PT BiOS untuk kegiatan kelola sosialnya.

 PT BiOS telah mengimplementasikan sebagian rencana kegiatan peningkatan peran serta dan aktifitas ekonomi masyarakat diantaranya adalah: Bantuan modal usaha nelayan, Kelompok usaha bersama, Penerimaan tenaga kerja, Kompensasi bagi anggaran desa, serta Peningkatan ekonomi usaha melalui distribusi logistik masyarakat.

 PT BiOS telah merealisasikan dan mendokumentasikan seluruh kegiatan terkait dengan distribusi manfaat kepada para pihak seperti yang termuat dalam RKTUPHHK-HA Tahun 2013-2017, Laporan Pelaksanaan Kelola Sosial Tahun 2013-2017, serta terdapat dalam Laporan Realisasi Produksi dan Perhitungan Dana Kompensasi Tahun 2013-2017. 4.4 Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang handal 100 % (Baik)

 PT BiOS memiliki mekanisme resolusi yang mencakup proses identifikasi dan pendekatan konflik hingga penandatangan perjanjian penyelesaian serta evaluasi penyelesaian konflik yang telah didokumentasikan pada dokumen standar operasional prosedur sesuai dengan bidang pekerjaan dan tanggung jawab serta ditandatangi oleh pimpinan perusahaan.

 PT BiOS telah memiliki dokumen peta terkait dengan konflik wilayah kehidupan masyarakat terhadap areal kerja unit manajemen seperti dokumen Peta/Pemetaan Partisipatif, dokumen Peta/Pemetaan Potensi konflik Tahun 2014 yang disusun bersama-sama dengan masyarakat.

 PT BiOS telah membentuk satuan fungsi unit pelaksana Pembinaan Hutan, Lingkungan, Kelola Sosial, dan Pengamanan dan Perlindungan Hutan sebagai bagian dari keseluruhan fungsi struktur organisasi yang didukung oleh

(25)

Halaman 22 dari 30

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dan/atau melibatkan perangkat desa dan Muspika terkait penanganan permasalahan kelola sosial serta didukung oleh kesiapan pendanaan yang cukup.

 PT BiOS memiliki dokumen proses penyelesaian konflik, dalam konteks konflik yang terjadi di sekitar areal perusahaan adalah konflik kecil dan bersifat insidental, seperti ganti rugi kerusakan pukat atau jaring tambak karena aktivitas operasional perusahaan yang tidak disengaja. 4.5 Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja 92% (Baik)

 PT BiOS telah merealisasikan seluruh Hubungan Industrial dengan karyawan, mulai dari Kebebasan berserikat yang tertuang dalam Peraturan Perusahaan (PP), PP sebagai wadah dari Hubungan Industrial, standar pengupahan yang sudah mengacu kepada Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor: 768/DISNAKERTRANS/2016 Tanggal 14 November 2016 Tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017 sebesar Rp.1.907.040,- (Satu Juta Sembilan Ratus Tujuh Ribu Empat Puluh Rupiah) perbulan, PT BIOS telah merealisasikan sebagian besar (tercapai realisasi sebesar 90,27%) dari rencana pengembangan kompetensi standar jenjang karir dan penilaian kinerja karyawan sesuai prosedur yang berlaku, tunjangan kesejahteraan karyawan dalam komponen gaji karyawan, serta BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

 PT BiOS telah mengimplementasikan sebagian besar pengembangan kompetensi, dimana tercapai realisasi sebesar 90,27% dari rencana yang telah dibuat.

 PT BiOS memiliki Standar Jenjang Karir dan implementasinya sudah sesuai dengan Prosedur Jenjang Karir (BIOS-PRO-4.5E-ED.01), 01 Februari 2016; (2) Mekanisme Pelatihan Karyawan (BIOS-PRO-4.5F-ED.01 Rev. 2), 01 Februari 2016; dan (3) Peraturan Perusahaan.  PT BiOS telah memiliki dokumen terkait dengan tunjangan

kesejahteraan karyawan yang telah dituangkan dalam dokumen Peraturan Perusahaan, dan telah terakomodir pada dokumen-dokumen seperti: Surat Perjanjian Kontrak atau Kesepakatan Kerja serta dapat dibuktikan dengan adanya bukti dokumen.

(26)

Halaman 23 dari 30 Prinsip/ Kriteria/ Indikator/ Verifier Memenuhi/ Tidak Memenuhi /Not Applicable/ Not Verified Justifikasi

P1. Kepastian Areal IUPHHK-HA, IUPHHK-HTI, IUPHHK-RE, dan Hak Pengelolaan

K1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi.

Indikator 1.1.1. Pemegangizin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.

Verifier a. :

Dokumen legal terkait perizinan usaha (SK IUPHHK)

Memenuhi PT BiOS telah memperoleh SK Pembaharuan Iizn Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dalam Hutan Alam berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 68/Menhut-II/2006 Tanggal 27 Maret 2006, Tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Atas Areal Hutan Seluas ± 10.100 hektar di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat untuk jangka waktu 20 tahun sejak SK Bupati ditetapkan, yaitu sampai dengan Tahun 2021 dan berdasarkan hasil overlay peta penunjukan kawasan hutan dengan areal kerja PT BiOS terletak pada kawasan Kawasan Hutan Produksi (HP), Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Kawasan Hutan Lindung

Verifier b. : Bukti pemenuhan kewajiban Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IIUPHHK).

Memenuhi PT BiOS telah membayar/melunasi IIUPHHK sesuai SPP IHPHH Nomor : 172/SPP-IHPHH/HUTBUN/III/2002 Tanggal 7 Maret 2002 dan Surat Perintah Pembayaran (SPP) IIUPHHK-HA Nomor : S.291/VI-BIKPHH/2006 tanggal 17 April 2006, dan bukti aplikasi setoran pembayaran disetorkan melalui Bank Mandiri.

Verifier c. : Penggunaan

kawasan yang sah di luar kegiatan

IUPHHK (jika ada).

Not Applicable PT BiOS tidak terdapat penggunaan kawasan yang sah di

luar kegiatan IUPHHK, Hal ini dipertegas dengan Surat Pernyataan dari Direktur Utama PT Bina Ovivipari Semesta Nomor. 06/BiOS-GB/A5/II/2017 tanggal 1 Pebruari 2017 yang menyatakan bahwa selama 5 tahun terakhir tidak terdapat penggunaan kawasan yang sah untuk kegiatan di luar sektor kehutanan,

(27)

Halaman 24 dari 30 Prinsip/ Kriteria/ Indikator/ Verifier Memenuhi/ Tidak Memenuhi /Not Applicable/ Not Verified Justifikasi

P2. Memenuhi sistem dan prosedur penebangan yang sah

K2.1 Pemegang izin memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Indikator: 2.1.1 RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang.

Verifier a. : Dokumen RKUPHHK/RPKH, RKT/Bagan Kerja/ RTT beserta lampirannya yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang, meliputi : - Dokumen RKUPHHK/RPKH & lampirannya yang disusun berdasarkan IHMB/risalah hutan dan dilaksanakan oleh Ganis PHPL Timber Cruising dan/atau Canhut. - Dokumen RKT/RTT yang disusun berdasarkan RKU/RPKH dan disahkan oleh pejabat yang

berwenang atau yang disahkan secara self approval

- Peta rencana penataan areal kerja yang dibuat oleh Ganis PHPL Canhut.

Memenuhi PT BiOS telah memiliki dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi (RKUPHHK-HA) berbasis IHMB Periode Tahun 2012 - 2021, yang telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.19/BUHA-2/2012 Tanggal 10 Pebruari 2012 dan telah dilengkapi dengan Peta RKU skala 1 : 100.000, serta Dokumen RKT Tahun 2016 dan Dokumen RKT Tahun 2017 telah disahkan secara Self Approval dan dilengkapi dengan Peta skala 1 : 50.000

Verifier b. :

Peta areal yang tidak boleh ditebang pada

Memenuhi PT BiOS telah melakukan penataan areal kerjanya berdasarkan pembagian dan/atau penandaan pada kawasan yang dilindungi dan/atau tidak boleh ditebang

(28)

Halaman 25 dari 30 Prinsip/ Kriteria/ Indikator/ Verifier Memenuhi/ Tidak Memenuhi /Not Applicable/ Not Verified Justifikasi RKT/Bagan

Kerja/RTT dan bukti implementasinya di lapangan.

pada Peta Kerja RKTUPHHK-HA Tahun 2016 dan Tahun 2017 yang mengacu pada RKUPHHK-HA Berbasis IHMB Periode Tahun 2012 - 2021 dan hasil verifikasi di lapangan terdapat tanda dan identitas areal kawasan lindung/yang tidak boleh ditebang.

Verifier c. : Penandaan lokasi blok tebangan/ blok RKT/ petak RTT yang jelas di peta dan terbukti di lapangan.

Memenuhi IUPHHK-HA PT BiOS telah memiliki RKT yang disahkan dan dilampiri dengan peta RKT yang memuat blok tebangan, dimana pada petak-petaknya sudah dicap/stempel BiOS . Hasil Verifikasi menunjukkan keberadaan blok tebang dapat dibuktikan di lapangan dan telah sesuai dengan Peta RKT.

K2.2 Adanya rencana kerja yang sah

Indikator 2.2.1 Pemegang izin mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku Verifier a. : Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK) (bisa dalam proses) dengan lampiran- lampirannya.

Memenuhi PT BiOS telah memiliki RKUPHHK-HA Berbasis IHMB Tahun 2012-2021 yang disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.19/BUHA-2/2012 Tanggal 10 Pebruari 2012 Tentang Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi (RKUPHHK-HA) Berbasis IHMB untuk Jangka Waktu 10 Tahun Periode 2012-2021

Verifier b. : Kesesuaian lokasi dan volume pemanfaatan kayu hutan alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk pembangunan hutan tanaman industri.

Not Verified PT BiOS merupakan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) yang telah memperoleh SK pembaharuan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 68/Menhut-II/2006 Tanggal 27 Maret 2006. Berdasarkan verifikasi lapangan diperoleh, bahwa PT BiOS tidak melakukan kegiatan penyiapan lahan dari hutan alam untuk pembangunan hutan tanaman Industri,

P3. Keabsahan perdagangan atau pemindahtanganan kayu bulat.

Verifier :

Dokumen LHP yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Memenuhi PT BiOS telah menunjukan seluruh dokumen LHP periode Juni 2016 s/d Mei 2017. Seluruh dokumen LHP telah dibuat oleh Petugas Pembuat LHP; LHP yang dibuat dan disahkan sesuai dengan tumpukan fisik kayu; serta sesuai dengan nomor petak tebang

(29)

Halaman 26 dari 30 Prinsip/ Kriteria/ Indikator/ Verifier Memenuhi/ Tidak Memenuhi /Not Applicable/ Not Verified Justifikasi

Indikator 3.1.2 Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan.

Verifier :

Surat keterangan sahnya hasil hutan dan lampirannya dari : - TPK hutan ke TPK Antara, - TPK hutan ke industri primer dan/atau penampung kayu terdaftar, - TPK Antara ke industri primer hasil hutan dan/atau penampung kayu terdaftar.

Memenuhi PT BiOS dapat menunjukkan dokumen angkutan untuk setiap kayu yang diangkut keluar dari areal konsesi dan telah dilengkapi dengan dokumen SKSHHK Online serta jumlah yang dilaporkan dalam dokumen LMKB/LMHH sesuai dengan dokumen angkutan SKSHHK

Indikator 3.1.3 Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA.

Verifier a. :

Tanda-tanda PUHH/ barcode pada kayu dari pemegang IUPHHK-HA bisa dilacak balak.

Memenuhi PT BiOS telah melaksanakan SI-PUHH Online dalam rangka Penatausahaan Hasil Hutannya. hasil uji petik terhadap tanda legalitas hasil hutan kayu yang tertera pada tumpukan kayu sesuai dengan dokumen LHP dan dapat dilakukan penelusuran identitas kayu sampai ke petak tebang Verifier b. : Identitas kayu diterapkan secara konsisten oleh pemegang izin.

Memenuhi PT BiOS telah menerapkan sistem dalam Tata Usaha Kayu berupa SI-PUHH Online dalam administrasi sehingga mempermudah dalam penelusuran kayu

Indikator 3.1.4 Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK

Verifier :

Arsip SKSKB dan dilampiri Daftar Hasil Hutan (DHH) untuk

Memenuhi PT BiOS dapat menunjukkan arsip SKSHHK periode Juni 2016 – Mei 2017, setiap dokumen dibuat dan ditandatangani oleh petugas yang berwenang dan dokumen SKHHHK telah dilengkapi dengan DKBK. Sesuai

Referensi

Dokumen terkait

g) Hasil Penilaian : Nilai Akhir Penilaian Kinerja PHPL dan VLK IUPHHK-HA PT Wana Kencana Sejati Unit II dengan total nilai kinerja indikator yang dicapai

Not Applicable IUI Wahana Giri selama periode September 2019 - Mei 2021 tidak melakukan pembelian bahan baku kayu, sehingga tidak tersedia dokumen angkutan hasil

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016, tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja

IUIPHHK PT MSP (d/h PT MSPI) bukan merupakan perusahaan pengimpor kayu berdasarkan Dokumen RPBBI yang dimiliki sehingga berdasarkan hasil verifikasi tidak

Not Applicable Kelompok NTB III (CV Unique Nusantara dan UD Terang Terus) belum menerapkan penggunaan Tanda V-Legal yang dibubuhkan pada dokumen angkutan dengan format

Penilikan I VLK Hutan Hak Kelompok Tani Petak Danum Mandiri di Provinsi Kalimantan Tengah dinyatakan TIDAK LULUS karena terdapat verifier Yang tidak Memenuhi

Selama Periode satu tahun terakhir (April 2020 s.d Maret 2021) dalam areal kerja IUPHHK-HA PT Nusapadma Corporation tidak terdapat konflik batas dengan perusahaan yang

Sampai dengan saat Audit Khusus (Dalam Rangka Penilikan I) tahun 2021, berdasarkan wawancara dengan Kepala Bagian Kelola Sosial (Ashar) masih terdapat kegiatan