• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Aplikasi Pemantauan Pendaki Gunung Menggunakan Wireless Network Dengan Protokol MQTT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Aplikasi Pemantauan Pendaki Gunung Menggunakan Wireless Network Dengan Protokol MQTT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

2102

Perancangan Aplikasi Pemantauan Pendaki Gunung Menggunakan

Wireless Network Dengan Protokol MQTT

Feriz Pradibya Uditama1, Rakhmadhany Primananda2, Mahendra Data3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1great_feris@yahoo@yahoo.com, 2rakhmadhany@ub.ac.id, 3mahendra.data@ub.ac.id

Abstrak

Kasus hilangnya pendaki gunung yang semakin bertambah setiap tahunnya telah menjadi topik utama dalam kasus ini. Kasus terakhir yang dapat diambil oleh penulis sebagai acuan adalah pendaki yang hilang di Gunung Semeru yang sampai saat ini masih belum ditemukan. Dari BASARNAS dalam pencarian pendaki gunung yang hilang sejauh ini masih menggunakan beberapa metode yakni pencarian menggunakan drone yang dilengkapi thermographic camera untuk mengukur suhu tubuh, menggunakan anjing pelacak serta yang terakhir adalah manual dengan bantuan manusia. Pada penelitian ini penulis mencoba mencari solusi baru untuk membantu tim BASARNAS dalam melakukan pencarian pendaki yang hilang. Solusi yang ditawarkan yakni implementasi metode publish-subscribe pada sistem pemantauan pendaki gunung. Daerah pegunungan dikenal dengan daerah yang tidak terdapat jangkauan internet maka dengan metode publish-subscribe dapat memudahkan petugas untuk melakukan pemantauan keberadaan pendaki. Metode ini memungkinkan untuk melakukan pengiriman data yakni dengan menggunakan bantuan node arsitektur yang saling terhubung dan dapat dihubungi oleh node bergerak milik pendaki itu sendiri dengan memanfaatkan smartphone miliknya. Dengan menggunakan metode ini maka petugas akan dengan mudah menemukan titik pencarian pendaki yang hilang. Petugas akan dapat mengetahui keberadaan pendaki terakhir kali sebelum dinyatakan hilang melalui informasi lokasi terakhir yang diberikan oleh pendaki yang hilang. Petugas juga bisa meminta informasi dari pendaki lainnya perihal pendaki yang hilang secara realtime. Pengiriman data menggunakan metode publish-subscribe akan dapat dengan lancar sampai di tujuan berkat node arsitektur yang bertindak sebagai perantara. Sejauh ini pengujian yang dilakukan pada penelitian ini mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan penggunaan metode.

Kata kunci: MQTT, publish-subscribe, wireless, thermographic camera, smartphone

Abstract

The increasing cases of missing mountain climbers each year has become a major topic in this case. The last case that can be taken by the author as a reference is the missing climber in Mount Semeru which until now has not been found. From BASARNAS in search of missing mountain climbers so far still uses several methods of searching using drones equipped with thermographic cameras to measure body temperature, using sniffer dogs and the last one is manual with human help. In this study the author tries to find new solutions to help BASARNAS team in searching for the missing climber. The solution offered is the implementation of the publish-subscribe method of mountaineering monitoring system. Mountain area known as area with no reach of internet hence by method of publish-subscribe can facilitate officer to do monitoring of existence of climber. This method allows for data transmission that is by using the help of architectural nodes are interconnected and can be contacted by mobile node belongs to the climbers themselves by utilizing his smartphone. By using this method then the officer will easily find the missing climber's search point. Officers will be able to know the whereabouts of the last climber before being declared lost through the last location information provided by the missing climber. Officers can also request information from other climbers about the missing climber in realtime. Data delivery using the publish-subscribe method will smoothly reach the destination thanks to architectural nodes acting as intermediaries. So far the tests conducted in this study get results in accordance with the purpose of using the method.

(2)

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang terkenal memiliki berbagai macam wisata alam. Salah satu wisata alam di Indonesia yaitu gunung. Banyak pegunungan di Indonesia dijadikan salah satu tujuan utama wisatawan lokal maupun wisatawan asing saat berkunjung ke Indonesia. Namun harus diingat bahwa setiap tempat wisata alam memiliki bahaya yang dapat mengancam keselamatan pengunjungnya.

Dalam kasus pendakian gunung pernah ditemukan orang yang meninggal dunia ketika melakukan pendakian. Masalah yang diderita yaitu kelelahan, tersesat lalu hilang, serta penyakit mendadak. Bahkan hingga saat ini salah satu dari sekian masalah tersebut masih dapat terjadi kapan saja. Dikarenakan tidak adanya akses internet di area pegunungan, maka dalam melakukan pencarian pendaki yang hilang selama ini, tim pengawas hanya dapat melakukan pencarian secara konvensional yaitu dengan menelusuri semua kemungkinan jalur yang dilewati pendaki (Arifin, 2016).

Pada penelitian ini penulis merancang sebuah sistem pemantauan pendaki gunung dengan menggunakan metode publish-subscribe menggunakan protokol MQTT. Di dalam sistem pemantauan ini pendaki harus memiliki ID yang akan diberikan petugas pengawas pada saat melakukan pendaftaran. Setelah itu ID dimasukkan melalui aplikasi pendakian pada perangkat bergerak milik pendaki. Mulai dari titik keberangkatan pendaki akan terhubung dengan wireless access point yang terdapat di setiap pos dengan memanfaatkan metode

publish-subscribe. Jika ada kasus pendaki hilang

maka akan dapat diketahui di pos mana pendaki telah dinyatakan hilang, sehingga tim pengawas dapat secara langsung mendatangi area pos di mana jejak pendaki hilang.

Penelitian yang terkait dengan implementasi pengiriman data dengan metode

publish-subscribe adalah “Energy Consumption in Location Sharing Protocols for Android Applications” (Prihodko, 2012). Di mana

penelitian ini menggunakan metode

publish-susbcribe untuk pengiriman informasi atau data

dari perangkat bergerak. Penelitian terkait lainnya adalah “Implementasi Metode Store And

Forward Pada Sistem Pemantauan Pendaki

Gunung” (Husna, 2016). Di mana pada penelitian ini menggunakan metode store and

forward menggunakan protokol HTTP untuk

pengiriman informasi atau data.

Berdasarkan permasalahan yang ada terutama pendaki yang hilang, maka diusulkan judul “Perancangan Aplikasi Pemantauan Pendaki Gunung Menggunakan Wireless Network Dengan Protokol MQTT” dengan menggunakan metode publish-subscribe yang digunakan dari perangkat bergerak milik pendaki dan komputer pengawas milik pengawas. Hasil dari implementasi ini diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu melakukan pencarian pendaki yang hilang bagi petugas pengawas.

2. DASAR TEORI 2.1 MQTT

Protokol MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) adalah protokol yang

berjalan pada di atas stack TCP/IP dan mempunyai ukuran paket data dengan low

overhead yang kecil (minimum 2 bytes)

sehingga berefek pada konsumsi catu daya yang juga cukup kecil. Protokol ini adalah jenis protokol data-agnostic yang artinya klien bisa mengirimkan data apa saja seperti data biner, teks bahkan XML ataupun JSON dan protokol ini lebih mengarah ke model publish-subscribe ketimbang model klien-server.

Sistem MQTT umumnya membutuhkan dua komponen perangkat lunak utama yaitu:

• MQTT Client yang nantinya akan di eksekusi melalui PC dan mobile device. • MQTT Broker yang berfungsi untuk

menangani publish dan subscribe data. Terdapat empat sinyal utama yang dipakai langsung oleh klien seperti PUBLISH, SUBSCRIBE, UNSUBSCRIBE, CONNECT dan sinyal lainnya merupakan bagian dari mekanisme kerja publish-subscribe. Dalam MQTT dikenal istilah topic yaitu berupa string UTF-8 yang perannya hampir sama seperti topik pada chat hanya saja lebih sederhana dan berfungsi sebagai filter untuk broker dalam mengirimkan pesan ke tiap klien yang terhubung atau dengan kata lain topic adalah kanal bagi klien untuk subscribe.

Yang membuat MQTT berbeda adalah adanya level kualitas dari layanan atau QoS. Jadi pesan yang di publish pasti memiliki satu dari 3 level QoS. Level-level ini memberikan garansi akan konsistensi (reliability) dari pengiriman pesan. Klien dan broker menyediakan mekanisme penyimpanan dan pengiriman

(3)

kembali dari pesan sehingga meningkatkan konsistensi data akibat kegagalan network,

restart dari aplikasi dan sebab-sebab lainnya. 2.2 WebSocket

WebSocket adalah protokol atau standar baru untuk komunikasi realtime pada web dan aplikasi mobile. WebSocket dirancang untuk diterapkan di browser web dan server web, tetapi dapat digunakan oleh aplikasi client atau server. WebSocket adalah protokol yang menyediakan saluran komunikasi full-duplex melalui koneksi TCP tunggal. Protokol WebSocket memungkinkan komunikasi dua arah antara klien yang menjalankan kode yang tidak terpercaya di lingkungan yang terkendali ke sebuah remote host yang telah memilih komunikasi dari kode tersebut. Model keamanan yang digunakan untuk WebSocket adalah model keamanan berbasis-asal mula yang biasa digunakan oleh browser web. Protokol ini terdiri dari opening handshake yang diikuti dengan

message framing dasar, berlapis di atas TCP.

Tujuan dari teknologi ini adalah guna menyediakan sebuah mekanisme untuk aplikasi berbasis browser yang memerlukan komunikasi dua arah dengan server yang tidak bergantung pada pembukaan beberapa koneksi HTTP (misal, Menggunakan XMLHttpRequest atau <iframe> dan long polling).

2.3 Protokol 802.11n

Perangkat yang digunakan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi banyak beragam jenisnya. Dengan banyaknya keberagaman ini tentu dibutuhkan suatu standar atau protokol yang mengatur agar suatu perangkat dengan tujuan dan teknologi yang sama dapat dengan benar berkomunikasi dengan perangkat lainnya.

IEEE atau Institute of Electrical and

Electronics Engineers, merupakan lembaga

yang menciptakan standar-standar dari beberapa teknologi saat ini. Teknologi pada jaringan nirkabel tentu juga membutuhkan standar yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk pembuatan dan penggunaannya. IEEE 802.11 adalah standar yang memang khusus diciptakan untuk menaungi teknologi yang mendukung jaringan nirkabel.

Pada perkembangannya IEEE 802.11 memiliki produk turunan yang lebih spesifik. IEEE 802.11n merupakan standar dari jaringan nirkabel yang berjalan pada frekuensi 2,4GHz

maupun 5GHz, di mana karena adanya dua pilihan ini menyebabkan IEEE 802.11n mampu menyesuaikan kemampuannya dengan keadaan yang dihadapi. Standar atau protokol ini mampu meningkatkan bandwidth hingga 600Mbps, dengan lebar kanal hingga 40 MHz. IEEE 802.11n ini juga kompatibel dengan standar 802.11g, sehingga peneliti dapat menyesuaikan kompatibilitas perangkat dengan pilihan apakah menggunakan 802.11n atau 802.11g. Standar ini juga mendukung konsep MIMO (Multiple Input

Multiple Output) untuk memaksimalkan

performanya.

2.4 Jaringan Nirkabel

Jaringan nirkabel adalah sebuah teknologi pada jaringan komputer yang melakukan keterhubungan antar suatu perangkat satu dengan perangkat lainnya tanpa menggunakan media kabel atau perantara kasatmata lainnya. Pada jaringan nirkabel informasi atau data ditransmisikan pada media rambat udara memanfaatkan sinyal elektromagnetik. Salah satu keuntungan penggunaan jaringan nirkabel pada jaringan komunikasi adalah bersifat praktis dan mendukung mobilitas yang tinggi. Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan sistem yang lain dengan menggunakan beberapa macam media transmisi tanpa kabel, seperti: gelombang radio, gelombang mikro, maupun cahaya infra merah.

3. PERANCANGAN DAN

IMPLEMENTASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem

Secara garis besar sistem akan memanfaatkan komunikasi dengan arsitektur

publish-subscribe dari protokol MQTT.

Dalam penelitian ini tentu dibutuhkan beberapa entitas yang nantinya akan membentuk sebuah sistem pemantauan pendaki gunung. Peletakan dari entitas-entitas tersebut adalah seperti pada Gambar 1.

(4)

Gambar 1. Gambaran Umum Peletakan Entitas

3.2 Perancangan Perangkat Keras

Simulasi jaringan untuk pengiriman data menggunakan metode publish-subscribe dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa Pendaki1 telah melakukan koneksi ke broker melalui wireless

access point pengawas dan mulai melakukan

transaksi subsribe() serta publish() dengan topic [/kelompok1]. Diperlihatkan juga Pendaki dua yang telah melakukan koneksi dan mulai menjalankan method subscribe() dan publish() dengan topic [/kelompok1], topik yang sama yang digunakan oleh Pendaki1. Dengan demikian Pendaki1 dan Pendaki2 bisa saling berkomunikasi dengan tetap diawasi oleh Pengawas pada komputer kantor.

Akses Poin Pos

Pendaki1 Windows Host Pendaki2 Static adress Publish(“/kelompok1") Subscribe(“/kelompok1”) Publish(“/kelompok1") Subscribe(“/kelompok1”) DHCP

Lubuntu Guest (Broker) Virtual Eth. Switch

Virtual Eth. Adapter Host Eth. Adapter

DHCP

Publish(“/temperature1") Publish(“/humidity1")

Gambar 2. Skema Peletakan Perangkat Keras

3.3 Perancangan dan Implementasi Perangkat Lunak

3.3.1 Gambaran Umum Sistem

Dalam melakukan transaksi data antara klien dengan broker, dapat dilakukan dengan bantuan jaringan node arsitektur wireless access

point yang saling terhubung atau terintegrasi.

Setelah perangkat bergerak milik pendaki terhubung ke jaringan melalui wireless access

point pada setiap pos, perangkat bergerak yang

memiliki web browser yang mendukung protokol WebSocket dapat berperan sebagai

interface antara klien dengan broker melalui

aplikasi web. Setiap kali klien mengirimkan pesan, aplikasi mqtt-mysql yang telah dijalankan akan selalu mencatat dan memasukkan detail pesan ke dalam basis data mqtt.

Jaringan Wi-Fi pada perangkat bergerak milik pendaki akan mengalami handover apabila berada di titik wireless access point terdekat sehingga pendaki dapat selalu terhubung ke jaringan ketika dalam perjalanan menuju pos terakhir. Klien (pendaki) akan selalu selalu terhubung dan dikenali berdasarkan ack yang telah disepakati dengan broker meskipun klien berpindah lokasi dari suatu pos ke pos lainnya. Broker akan berhenti mengenali atau mengidentifikasi klien apabila klien telah melakukan proses disconnect dari broker atau klien idle dalam kurun waktu tertentu yang sudah ditentukan.

Mulai

Akses poin server status = enabled

Server kantor menyiapkan data yang akan dikirim

Terdapat pendaki baru yang telah mendaftar di kantor Pendaki menghubungkan perangkat bergerak ke akses poin Pendaki membuka aplikasi web melalui browsrer dan mengakses alamat web server Pendaki menerima clientId dan menekan tombol Connect Apakah berhasil terhubung ke broker Tidak Pendaki memasukan topic dan qos untuk melakukan subsrcibe sesuai data pendaftaran kemudian klik

subscribe Iya Pendaki melakukan publish pesan dengan memilih topic

dan qos, kemudian memasukkan pesan dan menekan tombol Publish Insert data-data publish yang diperlukan ke dalam database mqtt melalui aplikasi python mqtt-mysql

MySql Tekan tombol Unsubscribe Tekan tombol Disconnect Selesai Pendaki menerima informasi

suhu

Gambar 3. Alur Transaksi Data Publish-Subscibe

3.3.2 Basis Data

Penelitian ini menggunakan DBMS MySQL di mana data penunjang lain akan disimpan di server basis data. Nantinya data penunjang ini akan dipanggil berdasarkan kebutuhan pengawas dan bisa di tampilkan di setiap klien. Selain itu pada basis data juga akan menampung data-data pesan yang telah dikirimkan oleh

(5)

masing-masing klien seperti pada Gambar 4.

(a) Tabel messages

(b) Tabel settings

Gambar 4. Tabel messages (a) dan Tabel settings

(b) pada Database Kantor Pengawas

3.3.3 Halaman Situs Pemantauan

Halaman pemantauan merupakan perangkat lunak yang bertugas untuk menampilkan informasi atau pesan yang topiknya sedang

di-subscribe oleh klien tertentu. Halaman

pemantauan akan menampilkan secara real-time informasi yang di-publish oleh klien yang ingin mengirim pesan pada topik tertentu. Halaman ini juga yang menjadi perantara antara klien dengan broker. Subscribe Publish Message Recent Connection Topic QoS Subscribe Unsubscribe Topic QoS Message Publish Input Topic Input QoS Input Topic Input QoS Host Port Connect Disconnect Input Host Input Port History Last Message Temperature1 Temperature2

Gambar 5. Tampilan antarmuka pengguna

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Fungsionalitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fungsionalitas sistem berjalan sesuai

dengan kebutuhan yang telah dirancang sebelumnya. Sistem akan diuji dari mulai saat proses koneksi ke broker, melakukan subscribe

message, melakukan publish message, hingga

dapat ditampilkan pada peramban dalam perangkat klien.

Dari pengujian fungsionalitas sistem yang telah dilakukan, diketahui bahwa sistem dapat menjalankan atau memenuhi semua kebutuhan fungsional yang telah dideklarasikan pada bab 4. Sistem dapat melakukan proses konektivitas antara klien dengan broker. Kemudian setelah berhasil melakukan koneksi ke broker, klien dapat memilih topik yang telah mereka tentukan untuk di-subscribe. Topik suhu dan kelembaban akan secara otomatis di-subscribe oleh setiap klien yang telah melakukan koneksi ke broker.

Berikutnya klien dapat melakukan publish pesan ke broker berdasarkan topik yang telah mereka tentukan, sebagai tambahan aplikasi Python publisher pada Raspberry Pi 3 yang bertugas mempublikasi informasi suhu dan kelembaban pada setiap klien. Terakhir apabila pengawas sudah tidak membutuhkan data yang telah didapat pada basis data, mereka dapat menghapus data dengan menjalankan aplikasi Python mqtt-mysql-admin yang telah disediakan pada komputer pengawas agar tidak membebani

database server. 4.2 Pengujian Delay

Secara umum delay dapat diasumsikan sebagai waktu tunda yang dibutuhkan suatu paket sejak dikirimkan hingga sampai ke tujuan. Pengujian delay pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan suatu paket sejak di-publish oleh klien (publisher) hingga di-subscribe oleh klien lainnya (subscriber).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi Go mqtt-benchmark pada Raspberry Pi 3 di Pos 1 sebagai sisi publisher yang akan mengirimkan data pesan sebesar 10000 pesan masing-masing sebesar 100 bytes dari 100 klien, dan sebuah broker pada sistem operasi guest dalam komputer pengawas sebagai penerima pesan yang akan menerima data berupa kumpulan pesan yang di-publish oleh aplikasi mqtt-benchmark.

Pada pengujian delay ini juga akan dibandingkan penggunaan QoS yang berbeda pada klien. Hal pertama yang dilakukan dalam proses pengujian adalah dengan mengirimkan pesan dengan QoS 0 (Gambar 6). Setelah seluruh

(6)

data yang dibutuhkan telah terekam, maka pengujian dilanjutkan untuk QoS 1 (Gambar 7) diikuti QoS 2 (Gambar 8).

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan berdasarkan parameter di atas, didapat hasil sebagai berikut:

• QoS 0:

Gambar 6. Hasil Pengujian Delay QoS 0

Pada Gambar 6 OoS 0 menunjukkan rata-rata waktu pemrosesan pesan sebanyak 100 pesan terbilang lebih cepat ketimbang QoS 1 dan QoS 2 dikarenakan tidak adanya proses ACK pada pengiriman pesan. Hasil tersebut terlihat ketika rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memproses 10000 pesan masing-masing sebesar 100 bytes dari 100 klien adalah sebanyak 12

milliseconds.

• QoS 1:

Gambar 7. Hasil Pengujian Delay QoS 1

QoS 1 melakukan pengiriman pesan setidaknya satu kali. Jadi klien setidaknya akan menerima pesan sekali. Jika subscriber tidak mengakui (acknowledge) maka broker akan mengirimkan pesan hingga publisher menerima status pengakuan pesan dari klien. Hal ini yang menyebabkan QoS 1 membutuhkan waktu lebih lama untuk memroses pesan-pesan ketimbang QoS 0, namun menyelesaikan proses pengiriman pesan-pesan lebih cepat ketimbang QoS 2 tanggung jawabnya dalam menjamin pengiriman pesan sampai ke tujuan lebih ringan. Hal tersebut dapat terlihat pada rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memproses 10000 pesan masing-masing sebesar 100 bytes dari 100 klien yaitu 43 milliseconds dalam Gambar 7.

• QoS 2:

Gambar 8. Hasil Pengujian Delay QoS 2

Pada QoS 2 menunjukkan rata-rata pesan diproses lebih lama ketimbang QoS 0 dan QoS 1 karena adanya proses pengiriman ulang pesan-pesan yang gagal secara berulang-kali agar pesan tersebut dipastikan sampai ke tujuan. Hal tersebut dapat terlihat pada rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memproses 10000 pesan masing-masing sebesar 100 bytes dari 100 klien yaitu 67 milliseconds dalam Gambar 8.

5. KESIMPULAN

Merujuk pada hasil penelitian “Perancangan Aplikasi Pemantauan Pendaki Gunung Menggunakan Wireless Network Dengan Protokol MQTT”, dapat disimpulkan bahwa dalam membangun sistem pemantauan pendaki gunung dapat dilakukan dengan membangun wireless access point sekaligus stasiun WI-FI pada node arsitektur (komputer kantor dan Raspberry Pi 3) yang bertindak sebagai perantara pada jaringan komunikasi klien dengan broker, kemudian pertukaran informasi dilakukan dengan node bergerak (perangkat bergerak milik pendaki). Masing-masing klien (pengawas dan para pendaki) dapat saling bertukar informasi dengan menggunakan metode publish-subscribe, dengan syarat klien yang melakukan pengiriman dan melakukan permintaan pesan telah terhubung dengan broker. Setiap klien melakukan subscribe pada topik tertentu (berupa nama kelompok atau individu) kemudian klien yang sama atau klien yang lain mengirimkan dan menerima pesan berdasarkan topik tersebut.

Berdasarkan hasil pengujian transmission

delay pada setiap QoS, dapat disimpulkan bahwa

waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman pesan menggunakan QoS 0 relatif lebih cepat ketimbang menggunakan QoS 1 dan QoS 2 dikarenakan tidak adanya proses

acknowledgement pada QoS 0 yang menjamin

pesan-pesan yang dikirim akan sampai ke tujuan. Meski demikian penggunaan QoS 1 dan QoS 2 cocok untuk keadaan darurat pada jaringan yang

(7)

tidak stabil.

Penggunaan level QoS yang berbeda bukan merupakan satu-satunya faktor penentu delay yang ada pada sistem ini. Terdapat faktor

eksternal

lain yang dapat mempengaruhi delay

pada jaringan, misal topologi, kondisi jaringan, jumlah pengguna, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, N., 2014. Publish-Subscribe Based

Communication Model, Rourkela:

National Institute of Technology Rourkela.

Arifin, Z., 2016. Adakah Harapan Hidup

Pendaki Swiss Hilang di Semeru?.

[Online]

Available at:

http://regional.liputan6.com/read/254208 4/adakah-harapan-hidup-pendaki-swiss-hilang-di-semeru

Bisalbutra, S., 2012. PublishSubscribe Gateway

for Real-time Communication, Helsinki:

Aalto University.

Flanagan, D., 2011. JavaScript. The Definitive

Guide. Sebastopol: O’Reilly Media.

Huang, F., 2013. Web Technologies for the

Internet of Things, Helsinki: Aalto

University.

Husna, F. A. I., 2016. Gunung, Implementasi

Metode Store And Forward Pada Sistem

Pemantauan Pendaki, Malang:

Universitas Brawijaya.

IETF, 2011. The WebSocket Protocol. [Online] Available at: https://tools.ietf.org/html/rfc6455 [Diakses 12 Desember 2016].

Karhula, P., 2016. Internet of Things A Gateway

Centric Solution For Providing IoT Connectivity, Jyväskylä: University of

Jyväskylä.

Lampkin, V. et al., 2012. Building Smarter

Planet Solutions with MQTT and IBM WebSphere MQ Telemetry. [Online]

Available at:

http://www.redbooks.ibm.com/redbooks/ pdfs/sg248054.pdf

Lutz, M., 2013. Learning Python. 5th penyunt. Sebastopol: O'Reilly.

Nalin, G., 2014. Orchestration of smart objects

with MQTT for the Internet of Things,

Padua: University of Padua .

Pigram, T., 2016. Internet of Things Foundation

Service on Bluemix. [Online]

Available at:

http://tonyisageek.blogspot.co.id/p/intern et-of-things-foundation-service.html [Diakses 12 Desember 2016].

Prihodko, M., 2012. Energy Consumption in

Location Sharing Protocols for Android Applications, Linköpings: Linköpings

University.

Setty, V. J., 2015. PublishSubscribe for

Large-Scale Social Interaction; Design, Analysis

and Resource Provisioning, Oslo:

University of Oslo.

Tatroe, K., 2013. Programming PHP 3rd

Edition. 3 penyunt. Sebastopol,

California: O’Reilly.

TutorialsPoint, 2016. MySQL Introduction. [Online]

Available at:

https://www.tutorialspoint.com/mysql/m ysql-introduction.htm.

Gambar

Gambar 2. Skema Peletakan Perangkat Keras
Gambar 4. Tabel messages (a) dan Tabel settings  (b) pada Database Kantor Pengawas

Referensi

Dokumen terkait

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Penyakit bronkitis kronik juga diawali dengan kebiasaan merokok, sehingga pekerja pekerja yang merokok lebih berisiko terkena penyakit bronkitis kronik dibandingkan dengan pekerja

Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan dan Perawat di Rumah Sakit.. Depkes

Batan Teknologi telah melakukan pembuatan 99 Mo dari hasil belah uranium pengkayaan rendah, &lt; 20% 235 U dengan memodifikasi proses Cintichem dari U.S., Department of Energy yang

(1) Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka pengelolaan tanah bengkok yang sebelumnya menjadi penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa dan

He realized he was feeling his own teeth, and that the knife had sliced right through the flesh of his cheek; and then he felt himself falling, and he heard Wolff running away,

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah konsentrasi zat penghambat tumbuh berupa Retardant sebesar 4500 ppm dapat menghasilkan morfologi tanaman Krisan var

“Perbedaan mendasarnya tentu saja bagi arsitek yang menjadi anggota IAI tidak dipersulit didalam mengerjakan suatu proyek karena telah memiliki SIBP ( Surat Izin