• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Pembuatan Metil Jingga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Pembuatan Metil Jingga"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LABORATURIUM SATUAN PROSES SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

MODUL : PEMBUATAN METIL JINGGA (REAKSI SUBSTITUSI) PEMBIMBING : EKO ANDRIJANTO, LRSC., Ph.D

Oleh :

Kelompok :III

Nama : 1. Fuzya Rubbianti Putri , 131431010 2. Hegar Mohammad Rizky , 131431011 3. Hilda Hidayati , 131431012 4. Khoerunnisa Wulan S , 131431014

Kelas : 1A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014

Praktikum : 22 Mei 2014 Penyerahan : 5 Juni 2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-Nyalah laporan praktikum kimia dasar ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan kami menulis laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas praktikum kimia organik dan juga untuk menambah wawasan bagi setiap orang.

Dalam penyelesaian laporan praktikum ini kami banyak menemui kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang kami miliki dan kekurangan keterampilan yang kami miliki selama di laboratorium. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya laporan praktikum ini dapat terselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dan wawasan .

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis mohon taufik dan hidayah, semoga usaha penulis ini dapat diterima dan mendapat manfaat yang baik. Serta mendapat ridho Allah SWT.

Bandung, Juni 2014

Penulis

BAB I

(3)

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Senyawa azo merupakan senyawa yang hasil reaksi antara garam diazonium dan senyawa turunan alkohol dengan menggunakan reaksi penyambungan (coupling) dan menghasilkan turunan zat warna. Zat warna dari jenis azo ini banyak digunakan di dalam industri tekstil atau juga sebagai indikator. Senyawa azo yang dibuat dalam percobaan ini adalah metil jingga. Senyawa metil jingga digubahkan sebagai indikator asam basa. Metil jingga sering digunakan pada percobaan titrasi, terutama apabila titik akhir titrasi pada kisaran 3,2 ssampai 4,4. Pada larutan yang encer khususnya pada pH>4,4 , ion negatif mendominasi sehingga larutan berwarna kuning namun pada pH 3,2 metil jingga terprotonisasi sehingga membentuk warna merah helianthin terbentuk arutan membentuk warna merah.

Pada percobaan proses penyambunngan ini terjadi reaksi substitusi, dimana reaksinya jenis reaksi elektrofilik aromatic substitusi. Dan pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan mampu memahami mekanisme pembentukan senyawa azo kemudian mahasiswa diharapan mampu membuat turunan senyawa azo yang jumlahnya ratusan dengan berbagai macam warna.

I.2. Tujuan

1. Mengerti dan memahami prinsip reaksi dan proses substitusi khususnya rekasi penyambungan (coupling reaction) dalam pembuatan zat warna diazo 2. Mampu membuat senyawa azo dalam hal ini senyawa metil jingga skala

laboratorium

BAB II

(4)

2.1. Pembuatan Metil Jinggga

Dalam percobaan ini diazo metil orange dibuat dengan substitusi elektrofilik dengan garam arenediazonium (diazo coupling).

p-Dimethylamino-Azobenzenesulfonic Acid (Methyl Orange) Persiapan garam diazonium asam sulfanilat

Meskipun asam sulfanilat tidak larut dalam larutan asam, namun demikian diperlukan untuk melakukan reaksi diazotisasi dalam asam (HNO2, asam nitrit) larutan. Masalah ini dapat dihindari dengan pengendapan asam sulfanilat dari larutan di mana pada awalnya tidak larut. Endapan yang terbentuk adalah suspensi halus dan bereaksi langsung dengan asam nitrit. Langkah pertama adalah untuk melarutkan asam sulfanilat dalam larutan dasar.

Pembentukan ion nitrosonium

Agar mendapatkan nitrosonium ion (NO+), natrium nitrit harus ditambahkan

dengan asam hydrochlorid. Selama penambahan asam, asam sulfanilat diendapkan dari larutan halus menjadi agak memadat, yang segera diazotisasi (lihat di bawah).

(5)

Pembentukan diazotisasi garam sulfanilat

Penambahan N,N dimethyl anilin

Garam diazonium halus diperbolehkan langsung bereaksi dengan dimethylaniline di larutan yang telah diendapkan.

Methyl orange sering digunakan sebagai indikator asam-basa. Dalam solusi yang lebih mendasar dari pH 4.4, metil orange ada hampir seluruhnya sebagai ion

(6)

negatif kuning. dalam solusi yang lebih asam maka pH 3,2, itu terprotonasi untuk membentuk ion dipolar merah.

Karena sifat ini, jingga metil dapat digunakan sebagai indikator untuk titrasi yang memiliki titik akhir mereka dalam pH 3,2-4,4 wilayah. Indikator ini biasanya dibuat sebagai 0,01% larutan dalam air. Dalam konsentrasi yang lebih tinggi dalam larutan dasar, tentu saja, metil orange muncul oranye.

BAB III

PERCOBAAN

3.1. Susunan Alat dan Bahan yang Digunakan 3.1.1 Alat dan Bahan

Alat Bahan 1. Gelas kimia 50mL, 250mL, 600mL 2. Beaker plastik 2000mL 3. Pipet ukur 10mL 4. Batang pengaduk 5. Magnetic stirrer 6. Thermometer 7. Hot plate 8. Corong buchner 9. Labu isap 1. Asam sulfanilat

2. Natrium karbonat anhidrat 3. Natrium nitrit

4. HCl dan NaOH 5. Larutan garam jenuh 6. Natrium klorida 7. N,N Dimetil Anilin 8. Pecahan es

(7)

10. Kertas saring 11. Jet pump 12. Botol semprot

10. Aquadest

3.2. Cara Kerja

1.2.1. Pembentukan Garam Diazonium Ion

1.2.2. Reaksi Penyambungan

10,5 gram Asam Sulfanilat + 2,65 gram Na2CO3 + 100mL air dalam beaker 250mL (A)Panaskan hingga larutan

bening

Dinginkan pada suhu 15-20oC

3,7 gram Natrium Nitrit + 10mL air dalam beaker 50mL (B)

C = Larutan A + Larutan B

Menuangkan larutan C dalam beaker 600mL yang berisi 60gr Es+ 11mL HCl (D)

Larutan D

6,3 mL N,N Dimetil Anilin + 3 mL Asam asetat glasial Aduk ± 10 menit Menambahkan 35mL NaOH 20% Panaskan Pertahankan 80-90oC Menambahkan 10 gram NaCl

Menyaring dengan penyaring buchner

(8)

DATA PENGAMATAN

4.1. Persiapan

4.2. Pembuatan Garam Dizonium

Reaktan Pengamatan Kondisi Proses

Asam Sulfanilat + Natrium Karbonat +

Aquades

Larutan keruh menjadi bening setelah dipanaskan dan di aduk

dengan magnetic stirrer

Pemanasan pada hot plate

Nama Zat Rumus

Molekul

Berat Terpakai Massa Molekul Asam Sulfanilat C6H7NO3S 10,51 gram 173,18 gr/mol

Natrium Karbonat Na2CO3 2,6513 gram 106 gr/mol

Natrium Nitrit NaNO2 3,73 gram 69,0 gr/mol

N,N Dimetil Anilin C8H11N 6,3 mL 121,18 gr/mol

(9)

Natrium Nitrit + Aquades

Larutan bening Suhu ruang Larutan 1 + Larutan

2

Larutan bening Suhu ruang Larutan 3 dalam HCl

+ es

Terbentuk kristal putih yang mengendap di dasar gelas kimia

Suhu ±20˚C

4.3. Reaksi Penyambungan

Nama Zat Pengamatan Kondisi Proses

Asam Asetat Glasial + N,N Dimetil Anilin

Larutan berwarna kehitaman Suhu ruang Diazonium ion +

Larutan 1

Terjadi endapan putih yang terpisah dari larutan berwarna

merah

Pengadukan dan diamkan selama 10

menit Larutan 2 + NaOH Warna larutan berubah dari

merah menjadi warna kuning kecoklatan kemudian berubah

menjadi coklat kejinggaan

Suhu ruang, dengan sedikit pengadukan

Pasta MO+NaCl Warna pasta menjadi merah kehitaman dan merata. Pasta

menjadi lebih encer.

Suhu 80˚C dan pengadukan Endapan Metil Jingga

(Orange)

Endapan berwarna coklat setelah disaring dengan filtrat berwarna

coklat kehitaman

Suhu ruang dan penambahan NaCl

jenuh untuk pembilasan

4.4. Pengamatan Hasil

Produk Hasil (gram) Persen Yield (%)

Metil Jingga 33,46 200,87%

4.5. Tes Indikator terhadap Metil Jingga Sampel + Metil Jingga Pengamatan

H2SO4 pekat Pink tua

HCl encer Pink muda

(10)

BAB V

PENGOLAHAN DATA

5.1. Menghitung yield ester Asam Sulfanilat Berat : 10,51 gram Mr : 173,18 gr/mol Mol : 0,0607 mol Natrium Karbonat Berat : 2,6513 gram Mr : 106 gr/mol Mol : 0,0250 mol

(11)

Natrium Nitrit Berat : 3,73 gram Mr : 69 gr/mol Mol : 0,0541 mol N,N dimetil anilin Berat : 6,05 gram Mr : 121,18 gr/mol Mol : 0,0499 mol Volume HCl : 11 mL Berat pecahan es : 60 gram Volume asam asetat glacial : 3 mL Volume NaOH 20 % : 35 mL Berat NaCl : 10 gram

Tahap pembuatan garam diazonium

NO3S +Na2CO3→ 2 NaC6H6NO3S +CO2+H2O

Mula : 0,0607 0,0250 -Reaksi : 0,0250 0,0250 0,0500 0,0250 0,0250 Sisa : 0,0357 - 0,0500 0,0250 0,0250

2 NaC6H6NO3S +NaNO2→ NaCl C6H4N2O3S

Mula-mula : 0,0500 0,0541 -Reaksi : 0,0500 0,0500 0,0500 Sisa : - 0,0041 0,0500 Reaksi penyambungan NaCl C6H4N2O3S + C6H5N(CH3)2 → NaC6H4O3SN=NC6H5N(CH3)2 Mula : 0,0500 0,0499 -Reaksi : 0,0499 0,0499 0,0499 _ Sisa : 0,0001 0,0499 0,0499

(12)

Mr Metil Jingga = 327.3 gr/mol

Berat Metil Jingga Teori : 0,0499 mol x 327.3 gr/mol = 16,332 gr

Berat Metil Jingga Praktikum = 33,46 gr

% Yield = 16.33233,46 x 100 =204.87

BAB VI

PEMBAHASAN

Fuzya

:

Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan pembuatan salah satu indikator, yaitu metil jingga (methyl orange). Dimana praktikum kali ini melakukan reaksi subtitusi. Pada reaksi subtitusi kali ini pembuatan metil jingga ada dua tahapan penting yaitu tahap reaksi diazotisasi dan tahap penyambungan (coupling).

Tahap pertama yaitu reaksi diazotisasi atau pembentukan garam diazonium dengan mencampurkan Asam Sulfanilat dengan Natrium Karbonat menghasilkan Natrium Sulfanilat yang kemudian direaksikan lagi dengan Natrium nitrit menghasilkan

(13)

Garam Diazonium. Reaksi tersebut dilakukan dalam suasana asam sehingga campuran garam diazonium dimasukkan ke dalam HCl pekat dan pecahan es, oleh karena itu terbentuk kristal putih pada dasar larutan yang berwarna kuning sebagai garam diazonium. Pada reaksi ini HCl berfungsi sebagai katalis. Penambahan natrium karbonat

anhidrat ke

dalam asam

sulfanilat yang

bertujuan untuk

deprotonasi gugus amino, dimana proton yang didapat atau dihasilkan berasal dari disosiasi natrium karbonat tersebut. Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentuk mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu antara 15-20oC.

Selanjutnya tahap kedua yaitu reaksi penyambungan (coupling) . Pada reaksi ini, garam diazonium direaksikan dengan N,N-dimetil anilin untuk membentuk metil jingga. Garam diazonium ion berperan sebagai nukleofil (ion yang kekurangan/miskin elektron) dengan senyawa yang kaya akan elektron seperti senyawa aromatik amina bebas atau senyawa turunan fenol dalam hal ini N,N-dimetil anilin yang dilarutkan dalam asam asetat. Setelah dicampurkan warnanya menjadi merah. Selanjutnya dilakukan penetralan dengan menambahkan NaOH 20% sehingga warna larutan menjadi coklat keorangenan. Hal ini dikarenakan asam metil jingga berubah menjadi garamnya. Setelah itu dilakukan pemanasan sampai mendidih dan ditambahkan 10 gram garam NaCl untuk membantu pemisahan padatan dari campuran.

(14)

Selanjutnya campuran tersebut disaring dengan buchner funnel vakum. Filtratnya dibuang padatannya dikeringkan di dalam oven. Endapan metil orange keringkan kemudian ditimbang dan didapat berat metil orange yang dihasilkan sebanyak 33,46 gram. Yield yang dihasilkan adalah sebesar 200,87%. Reaksi tidak berjalan sempurna, Endapan yang disaring berwarna coklat, menurut teori endapan yang dihasilkan harus berwarna orange (jingga), kesalahan yang terjadi disebabkan oleh keadaan larutan yang kurang basa sehingga warna jingga tidak terbentuk dan Yield yang dihasilkan terlampau jauh dari hasil semestinya.

Pada praktikum kali ini juga dilakukan tes indikator terhadap metil jingga yang dihasilkan, metil jingga memiliki range pH (±3,1-4,4) dari perubahan warna merah-kuning. Sampel yang dianalisis adalah H2SO4 pekat, HCl encer, dan aquadest. Ketika H2SO4 ditetesi indikator metil jingga larutan berubah menjadi warna pink tua dan pH yang terukur 1, dan pada saat HCl encer ditetesi indikator metil jingga larutan berubah menjadi warna pink muda dan pH yang terukur 3, dan pada saat aquades ditetesi indikator metil jingga larutan berubah menjadi warna kuning dan pH yang terukur 6. Dapat dilihat pH yang terukur mendekati range perubahan warna indikator metil jingga menurut teori. Sehingga dapat di simpulkan bahwa metil jingga yang dihasilkan bisa digunakan sebagai indikator walaupun berwarna coklat.

Hegar

:

Pada percobaan kali ini adalah membuat senyawa indicator/senyawa pewarna yaitu metil jingga. Dalam praktikum kali ini, Pembuatan pewarna metil jingga dihasilkan dari asam sulfanilat yang dasar teorinya mengikuti reaksi azo. Hal pertama adalah penambahan natrium karbonat anhidrat ke dalam asam sulfanilat yang bertujuan

(15)

untuk deprotonasi gugus amino, dimana proton yang didapat atau dihasilkan berasal dari disosiasi natrium karbonat tersebut.

Setelah itu dilakukan penambahan Natrium Nitrit. Penambahan Natrium Nitrit ini adalah untuk membentuk ion nitrosonium dalam suasana asam. Dalam reaksi ini digunakan sebuah katalis, karena bila senyawa organik tersebut bereaksi, reaksi akan berjalan dengan lambat bila tidak ditambahkan katalis. Katalis yang digunakan berupa katalis asam yaitu HCl agar mempercepat reaksi. Selain mempercepat reaksi penambahan katalis asam juga berfungsi agar ion nitroso yang terbentuk dari penambahan natrium nitrit bereaksi dengan amina dari nitrosoammonium yang kehilangan air pada suasana asam setelah protonisasi. Selain penambahan katalis, reaksi teersebut juga dilakukan padda suhu 15-20oC. Hal ini dilakukan karena Garam

Diazonium yang akan terbentuk akan stabil pada suhu rendah, sehingga jika dilakukan pada suhu tinggi senyawa tersebut tidak akan stabil sehingga mudah menghilang atau tidak terbentuk sama sekali. Berikut mekanisme reaksinya

Tahap kedua yaitu merupakan reaksi kopling atau reaksi penyambungan. Reaksi penyambungan ini dilakukan dengan garam diazonium yang dihasilkan direaksikan dengan larutan campuran antara asam asetat glasial dan N,N-Dimetil Anilin. Penggunaan N,N-Dimetil Anilin ini adalah untuk membentuk asam metil jingga. Larutan yang dihasilkan dalam reaksi ini addalah larutan yang berwarna merah. Larutan asam metil jingga ini selanjutnya dinetralkan dengan penambahan basa NaOH sehingga akan membentuk padatan metil jingga yang berwarna jingga. Akan tetapi pada praktikum kali ini padatan yang terbentuk tidaklah berwarna jingga tetapi berwarna coklat kejinggaan, hal ini dikarenakan pada saat penambahan NaOH larutan belum pada keadaan netral sehingga masih dalam keadaan asam.

Lalu padatan yang didapatan disaring menggunakan corong Buchner. Larutan yang akan disaring terlebih dahulu dicuci menggunakan NaCl untuk memisahkan padatan dari larutannya. Pada saat mencuci padatan NaCl usahakan tidak ada padatan NaCl yang tertinggal karena akan menyebabkan terkontaminasinya atau tidak akan menghasilkan senyawa yang murni disebabkan padatan metil jingga dengan padatan NaCl dan akan menambah rendemen.

(16)

Mekanisme Reaksi total yang terjadi :

Selanjutnya mengoven padatan metil jingga yang didapat, dan menguji padatan metil jingga yang dihasilkan dengan menggunakan tiga senyawa uji yaitu larutan asam sulfat, pekat, asam klorida encer, dan aquades. Dari hasil yang didapat saat ditetesi larutan metil jingga, asam sulfat pekat akan berwarna pink tua, asam klorida ener akan berwarna pink muda, dan aquades akan berwarna kuning. Dan juga rendemen yang didapatkan dari percobaan ini sebesar 204,87%. Rendemen lebih dari seratus ini

(17)

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu masih adanya kandungan air pada padatan metil jingga dan juga kemungkinan terdapat padatan NaCl yang tertinggal pada padatan metil jingga tersbut.

Hilda

:

Dalam praktikum kali ini, dilakukan pembuatan metil jingga dari asam sulfanilat yang dasar teorinya mengikuti reaksi azo dan reaksi substitusi atau penyambungan .

Hal pertama yang kami lakukan adalah penambahan natrium karbonat ke dalam asam sulfanilat yang bertujuan untuk deprotonasi gugus amino, dimana proton yang didapat atau dihasilkan berasal dari disosiasi natrium karbonat tersebut. Larutan dipanaskan sambil diaduk agar asam sulfanilat larut, namun jangan terlalu panas. Setelah itu, dilakukan larutan yang berisi asam klorida dan natrium nitrit dan es batu sehingga nanti yang akan terbentuk asam nitrit di dalam larutan tersebut. Dehidrasi dari asam nitrit ini akan membentuk ion nitrosonium yang bersama asam sulfanilat akan membentuk ion atau garam diazonium Dan larutan di taruh diatas es batu agar terbentuk garam diazonium yang berupa Kristal putih. . HCl dalam larutan berfungsi sebagai katalis. Proses ini dinamakan diazotisasi, yaitu proses reaksi aniline dengan asam nitrit yang akan menghasilkan garam diazonium.

Setelah pembentukkan garam diazonium, dilakukan tahap penyambungan (coupling) antara garam diazonium dengan larutan Asam Asetat Glasial + N,N Dimetil Anilin. Akan dihasilkan asam metil jingga yang berwarna merah. Kemudian di tambahakan NaOH 20% maka larutan akan berubah menjadi orange karena berubahnya asam metil jingga menjadi garamnya Reaksi yang terjadi :

(18)

Garam diazonium ion berperan sebagai nukleofil (ion yang kekurangan/miskin elektron) dengan senyawa yang kaya akan elektron seperti senyawa aromatik amina bebas atau senyawa turunan fenol dalam hal ini N,N-dimetil anilin yang dilarutkan dalam asam asetat. Setelah terbentuk garamnya, dilakukan pemanasan sampai mendidih dan ditambahkan 10 gram garam NaCl untuk membantu pemisahan padatan dari campuran. Seharusnya warna larutan adalah berwarana jingga akan tetapi pada parktikum ini, warna larutannya adalah hitam pekat karena suasana larutan yang kurang basa. Setelah dingin,larutan tersebut disaring dengan corong Buchner , dan metil jingga yang diambil adalah residu dari hasil penyaringan larutan tersebut sementara filtratnya dibuang . Dari hasil praktikum dihasilkan produk metil jingga yang berwarna coklat tua, padahal seharusnya berwarna jingga . Padatan metil yang dihasilkan kemudian di keringkan dengan oven, lalu ditimbang untuk menentukan besarnya yield yang dihasilkan. Dalam percobaan ini dihasilkan yield metil jingga sebanyak 204.87 . Yield yang dihasilkan ini memang terlalu banyak karena terjadi reaksi yang tidak sempurna dan dimungkinkan adanya NaCl yang tidak larut sehingga menambah berat metil jingga yang dihasilkan.

Metil Orange (Methyl Orange) MO. Indikator MO ini berubah warna dari merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange.Dan untuk mengetahui kualitas metil jingga ini, metil jingga yang dihasilkan digunakan untuk mengetes pH beberapa sampel yaitu H2SO4 pekat, HCl

encer, dan aquadest. Menghasilkan pengamatan sebagai berikut : H2SO4 pekat + metil jingga- larutan berubah menjadi warna pink tua

pH terukur : 1

HCl encer + metil jingga - larutan berubah menjadi warna pink muda pH terukur : 3

Aquadest + metil jingga - larutan berubah menjadi warna kuning pH terukur : 6

Dari hasil tes metil jingga terhadap sampel, dapat diketahui bahwa metil jingga yang dihasilkan memiliki kualitas yang cukup baik.

(19)

Khoerunnissa

:

Paa praktikum kali ini adalah melakukan percobaan reaksi subtitusi yaitu pembuatan metil jingga (methyl orange). Percobaan ini terdiri dari dua tahap yaitu reaksi diazotasi dan tahap penyambungan (coupling).

Tahap pertama yaitu reaksi diazotisasi atau pembentukan garam diazonium dengan merekasikan asam sulfanilat dengan natrium karbonat agar terbentuk larutan natrium sulfanilat dalam hal ini terjadi deprotonasi gugus amino, dimana proton yang didapat atau dihasilkan berasal dari disosiasi natrium karbonat tersebut. Kemudian direaksikan kembali dengan natrium nitrit yang akan menghasilkan garam diazonium. Reaksi tersebut dilakukan dalam suasana asam sehingga campuran garam diazonium dimasukkan ke dalam HCl pekat dan pecahan es, oleh karena itu terbentuk kristal pada dasar larutan yang berwarna kuning kemerahan yang diketahui sebagai garam diazonium. Reaksi ini tidak stabil pada suhu ruang, karena garam diazonium yang terbentuk mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu antara 15-20oC.

Kemudian reaksi penyambungan akan dilakukan dengan mencampurkan larutan garam diazonium dengan larutan Asam Asetat Glasial + N,N Dimetil Anilin. Akan dihasilkan asam metil jingga yang berwarna merah. jingga yang berwarna merah. Kemudian di tambahkan NaOH maka larutan akan berubah menjadi orange karena berubahnya asam metil jingga menjadi garamnya. Kemudian campuran tersebut di panaskan samai mendidih dan ditambahakan NaCl untuk membantu pemisahan padatan dari campurannya. NaCl diusahakan larut semua, karena jika tidak hasil metil jingga nantinya akan tetap ada di permukaan padatan metil jingga.

Selanjutnya campuran tersebut disaring dengan buchner funnel vakum. Filtratnya dibuang padatannya dikeringkan di dalam oven. Endapan metil jingga keringkan kemudian ditimbang dan didapat berat metil orange yang dihasilkan sebanyak 33,46 gram. Padahal menurut perhitungan seharusnya yang dihasilkan adalah sebanyak 16,332 gram. Sehingga yield yang dihasilkan adalah sebesar 204,87%. Hal ini terjadi karena reaksi yang terjadi selama percobaan berlangsung tidak sempurna juga karena NaCl yang tidak larut semua sehingga asih terdapat pengotor dalam endapan yang dihasilkan.

(20)

BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

1. Metil jingga diperoleh dengan dua tahapan reaksi yaitu reaksi pembuatan garam diazonium dan reaksi penyambungan.

(21)

2. Pembuatan garam diazonium diperoleh dari reaksi asam sulfanilat dan natrium karbonat yang kemudian direaksikan dengan natrium nitrit. 3. Reaksi penyambungan adalah reaksi garam diazonium dan N,N – Dimetil

anilin.

4. Yield metil jingga yang dihasilkan adalah 204.87

DAFTAR PUSTAKA

Lide, David R. 2005. CRC Handbook of Chemistry and Physics. New York : CRC Press LLC.

Tim Dosen Kimia Organik. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.

Suwardi, dkk. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta :

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu, ke dalam garam diazonium ini ditambahkan dimetil anilin dan asam asetat glasial menghasilkan pasta merah yang disebut sebagai helianthin yang

Garam diazonium yang dihasilkan dari reaksi diazotasi ini selanjutnya direaksikan (dikopling) dengan naftiletilendiamin membentuk senyawa berwarna yang dapat

(a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi oksidasi logam oleh asam, reaksi pembentukan endapan hidroksida dari garam-garam logam transisi,

Bentuk garam dari asam benzoat yang banyak digunakan adalah..

Titrasi alkalimetri adalah titrasi larutan yang bersifat asam (asam bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah) dengan larutan

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan 0,5 ml larutan sampel (asam asetat, asam format, asam propionat) ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,5 ml NaOH..

Setelah proses selesai lakukan analisa pada larutan HCl yang terbentuk pada kedua scrubber tersebut dengan metoda titrasi asam basa menggunakan indikator

Hasil Percobaan pertama kertas lakmus Bahan pH Lakmus merah Lakmus biru Jenis larutan Larutan kapur 13 biru tetap Basa Air jeruk nipis 3 Tetap Merah Asam Larutan garam 7 tetap