• Tidak ada hasil yang ditemukan

1909141208 dinas pengelolaan sumber daya air kab. pesser renstra 2010 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1909141208 dinas pengelolaan sumber daya air kab. pesser renstra 2010 2015"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 201 0

2015

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

JALAN MOHAMMAD HATTA – PAINAN 25612 Telp. 0756-21603 Fax. 0756-22624

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan pemberlakuan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional memberikan momentum yang paling tepat untuk masing-masing SKPD untuk membuat sebuah rencana strategis untuk mencapai visi dan misi SKPD yang mengacu pada visi dan misi Kabupaten Pesisir Selatan yang tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Rencana Strategis tersebut merupakan sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk lebih mengarahkan organisasi di dalam mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan yang merupakan penjabaran atau turunan dari visi dan misi organisasi.

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan disusun berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat yang melibatkan seluruh unsur di lingkungan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan yang dimotori oleh tim penyusun yang diketuai oleh Kepala Dinas. Renstra yang disusun merupakan alat kendali dan tolok ukur bagi manajemen Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang diemban Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan selama 5 (lima) tahun dan tahunan serta untuk penilaian keberhasilan pada setiap tingkat administratif Pemerintah.

Disamping itu, Renstra yang disusun juga ditujukan untuk memacu penyelenggaraan pembangunan di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan agar lebih terarah dan terjamin tercapainya sasaran strategi pembangunan 5 (lima) tahun mendatang. Bagi manajemen Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan, Renstra dipandang sebagai :

1. Merupakan alat bantu bagi manajemen penyelenggaraan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Merupakan gambaran visi, misi, persepsi, interprestasi serta strategi Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan untuk mengantisipasi tantangan pembangunan yang dihadapi. 3. Sebagai “alat” untuk memacu dan memotivasi aparat serta masyarakat dalam proses pencapaian sasaran

yang ditetapkan.

4. Sebagai “alat” bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan memang selaras dengan upaya pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategi

Dalam Dokumen Renstra Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan 2010 - 2015 secara formal didefinisikan pernyataan visi, misi, tujuan strategi, kebijakan dan Program Kegiatan serta Matrik Rencana Strategis.

1.2 Maksud dan Tujuan

(3)

2

Renstra Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan ini bertujuan sebagai berikut:

1. Menyediakan satu acuan resmi bagi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan.

2. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur. 3. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Dinas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir

Selatan untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.

4. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan

Dengan mempertimbangkan berbagai keberhasilan dalam pelaksanaan pembangunan di tahun-tahun sebelumnya, maka peranan tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan sebagai institusi yang diberi wewenang untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Pesisir Selatan akan berperan besar melalui pelaksanaan berbagai program dan kegiatan khususnya dalam upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.

Rencana Strategis (Renstra) tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan ini disusun sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Strategis (Renstra)-SKPD, adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

Renstra tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan Pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Renstra tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah/Kepala tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan.

1.3. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN,

Yang menjelaskan tentang latar belakang penyusunan Renstra, maksud dan tujuan penyusunan, dan sistematika penulisan

BAB II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI,

(4)

3

menguraikan keadaan umum masa kini menyangkut kinerja pelayanan SKPD yang telah dicapai, faktor kelemahan, kekuatan internal SKPD, faktor peluang dan tantangan eksternal SKPD serta rumusan permasalahan strategis SKPD.

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN,

merupakan rumusan visi dan misi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta dijabarkan ke dalam tujuan, strategi dan kebijakan.

BAB V. PROGRAM PEMBANGUNAN,

menguraikan rencana program dan kegiatan yang bersifat indikatif selama lima tahun. BAB VI. PENUTUP

(5)

4

BAB II

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD

2.1 Struktur Organisasi

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, berdasarkan Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 11 Tahun 2010 tentang Kewenangan, tugas pokok dan fungsi serta uraian tugas jabatan struktural dilingkungan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan adalah instansi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Pesisir Selatan.

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas (Eselon IIb), Kepala Dinas dibantu 1 (satu) orang pejabat struktural eselon IIIa, dan 3 (tiga) orang pejabat struktural eselon IIIb, yaitu :

1. Sekretariat, yang membawahi 2 (dua) Sub Bagian yaitu : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan 2. Bidang Irigasi, yang membawahi 2 (dua) seksi yaitu :

a. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi b. Seksi Operasional dan Pemeliharaan

3. Bidang Sungai, Pantai dan Rawa, yang membawahi 2 (dua) seksi yaitu : a. Seksi Sungai dan Pantai

b. Seksi Drainase dan Rawa

4. Bidang Bina Teknik, yang membawahi 2 (dua) seksi yaitu : a. Seksi Perencanaan Teknik

b. Seksi Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Alam

2.2 Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

Susunan Kepegawaian pada tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan per 5 September 2013 sebanyak 127 orang, ( 111 orang PNS, 0 orang tenaga honorer dan 19 orang tenaga sukarela ) dengan uraian sebagai berikut :

Tenaga Sukarela pada Sekretariat Dinas PSDA Kabupaten Pesisir Selatan

(6)

5

Staf Bidang Sungai, Pantai dan Rawa Staf Bidang Irigasi

Staf Sekretariat

Staf Bidang Sungai, Pantai dan Rawa Staf Bidang Sungai, Pantai dan Rawa Staf Sekretariat

Staf Bidang Irigasi

Tenaga Sukarela pada UPTD Kecamatan Dinas PSDA Kabupaten Pesisir Selatan

(7)

6

Perlengkapan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai berikut :

1. `Bangunan Kantor

Bangunan gedung Kantor Tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan adalah bangunan permanen yang kondisinya cukup memadai.

2. Kendaraan Dinas

- Kendaraan Roda 4 sebanyak 2 ( dua ) unit

- Kendaraan Roda 2 sebanyak 19 ( sembilan belas ) unit 3. Peralatan Survey

- Alat-alat Survey sebanyak 2 ( dua ) unit 1. Teodolit

2. GPS Sounder 4. Fasilitas Pendukung Lainnya

- Mantel Hujan - Payung - Sepatu Bot

- Komputer sebanyak 13 ( tiga belas ) unit

2.3 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 11 Tahun 2010 tentang Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan mengemban tugas membantu Bupati Pesisir Selatan dalam menyelenggarakan Daerah dibidang Sumber Daya Air.

Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai fungsi sebagai berikut :

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT/BIDANG SERTA

URAIAN TUGAS SUB BAGIAN/SEKSI

Susunan Organisasi Dinas PSDA terdiri dari :

a. Kepala Dinas b. Sekretariat c. Bidang Irigasi

(8)

7

f. Unit Pelaksana Teknis (UPTD) g. Kelompok Jabatan Fungsional

SEKRETARIAT

(1) Sekretariat mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan rumah tangga Dinas, ketatausahaan, tatalaksana, humas, protokol, laporan, hukum, dan organisasi serta hubungan masyarakat.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pengkoordinasian kegiatan kesekretariatan untuk memfasilitasi kelancaran tugas bidang Urusan Pekerjaan Umum dengan sub bidang Sumber Daya Air, Pemukiman, Air Minum dan Drainase;

b. Pelaksanaan dan penjabaran peraturan perundang-undangan sesuai ketentuan yang berlaku; c. Pelaksanaan dan perumusan Rencana Strategis;

d. Pelaksanaan pelayanan administrasi keluar dan didalam organisasi;

e. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas dan urusan bidang Pekerjaan Umum dengan sub bidang Sumber Daya Air, Pemukiman, Air Minum dan Drainase;

f. Berdasarkan azas keseimbangan;

g. Pengkoordinasian penyusunan laporan akuntabilitas kinerja SKPD. (3) Sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan

URAIAN TUGAS

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas urusan ketatausahaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan organisasi, humas, protokol serta urusan rumah tangga dinas.

(2) Uraian Tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian : a. Mengendalikan surat masuk, keluar dan kearsipan;

b. Melaksanakan pengendalian administrasi barang & perlengkapan dinas c. Merencanakan kebutuhan barang dan perlengkapan dinas;

d. Mempersiapkan bahan pelaksanaan pengadaan, penyaluran, pemakaian, penggunaan dan pengahapusan barang dan perlengkapan;

(9)

8

f. Menyiapkan administrasi pengaturan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan lingkungan serta rumah dinas;

g. Mengatur pelaksanaan penggunaan dan pemakaian barang inventaris dan perlengkapan kantor; h. Membuat rencana dan program kerja Sub Bagian umum dan Kepegawaian;

i. Melaksanakan tugas keprotokolan dinas;

j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan; k. Menyiapkan bahan pembuatan DP-3 setiap pegawai;

l. Mempertanggungjawabkan kegiatan subag yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku; m. Mengumpulkan, mengelola, dan menyiapkan data kepegawaian dinas;

n. Mempersiapkan rencana kebutuhan pegawai dinas;

o. Mempersiapkan bahan usulan kenaikan pangkat, gaji berkala pegawai;

p. Mempersiapkan bahan mutasi dan pemberhentian, teguran pelanggaran disiplin, pensiun, dan cuti pegawai dinas;

q. Mempersiapkan bahan dan data pegawai yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan pegawai; r. Melaksanakan bahan rencana kesejahteraan pegawai;

s. Mengkoordinir kehadiran pegawai;

t. Membuat laporan kepegawaian dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK); u. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

URAIAN TUGAS

SUB BAGIAN PERENCANAAN, KEUANGAN DAN PELAPORAN

(1) Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana umum jangka pendek, menengah dan jangka panjang serta proposal pengembangan kegiatan berdasarkan kewenangan bidang Pekerjaan Umum dengan sub bidang Sumber Daya Air, Pemukiman, Air Minum dan Drainase sesuai skala prioritas dan arahan pimpinan dan menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan, menyelenggarakan pembukuan, laporan keuangan dan memelihara dokumen keuangan serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

(2) Uraian Tugas Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan :

a. Mengumpulkan data dan bahan yang berkaitan dengan perencanaan umum dan program. b. Mengumpulkan dan menganalisa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

pelaksanaan urusan dan tugas dinas;

c. Menyiapkan bahan tentang pelaksanaan perencanaan umum dan program;

d. Menyiapkan pedoman dan petunjuk tentang pelaksanaan perencanaan umum dan program pengelolaan bidang Pekerjaan Umum dengan sub bidang Sumber Daya Air, Pemukiman, Air Minum dan Drainase;

e. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanakan kegiatan;

(10)

9

h. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan;

i. Menyusun program dan rencana pengelolaan keuangan berdasarkan ketentuan yang yang berlaku;

j. Mempelajari dan menelaah peraturan keuangan;

k. Menyusun rencana kegiatan belanja langsung dan tidak langsung; l. Memproses dokumen pelaksanaan anggaran kegiatan;

m. Menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan;

n. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan;

o. Menyiapkan bahan pertanggungjawaban dan menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

p. Menyiapkan dan memelihara dokumen keuangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

q. Melaksanakan penatausahaan keuangan;

r. Menyusun laporan bulanan, triwulan dan tahunan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

s. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.

URAIAN TUGAS BIDANG IRIGASI

(1) Bidang Irigasi mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan serta pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang Irigasi.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatas, Bidang Irigasi mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas; b. Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang irigasi; c. Perencanaan kegiatan di ruang lingkup bidang Irigasi berdasarkan skala prioritas; d. Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan;

e. Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan;

f. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan; g. Pelaksanaan pertanggungjawaban dan pelaporan.

(3) Bidang Irigasi terdiri dari :

a. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi b. Seksi Operasional dan Pemeliharaan

URAIAN TUGAS

(11)

10

(1) Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis ruang lingkup pembangunan dan rehabilitasi irigasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi.

(2) Uraian tugas Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi :

a. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi sesuai dengan urusan;

b. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan;

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait;

d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan; e. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan;

f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait; g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan;

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku; i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan;

j. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku; k. Melakanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan;

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

URAIAN TUGAS

SEKSI OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN

(1) Seksi Operasional dan Pemeliharaan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis ruang lingkup operasional dan pemeliharaan irigasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Seksi Operasional dan Pemeliharaan.

(2) Uraian tugas Seksi Operasional dan Pemeliharaan :

a. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Seksi Operasional dan Pemeliharaan sesuai dengan urusan;

b. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan;

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan Seksi Operasional dan Pemeliharaan sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait;

d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan; e. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan;

f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait; g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan;

(12)

11

j. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku; k. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan; l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

BIDANG SUNGAI, PANTAI, RAWA

(1) Bidang Sungai, Pantai dan Rawa mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang Sungai, Pantai & Rawa

(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatas, Bidang Sungai, Pantai dan rawa mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas;

b. Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang Sungai, Pantai dan Rawa;

c. Perencanaan kegiatan di ruang lingkup bidang Sungai, Pantai dan Rawa berdasarkan skala prioritas;

d. Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan; e. Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan;

f. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan; g. Pelaksanaan pertanggungjawaban dan pelaporan.

(3) Bidang Sungai, Pantai dan Rawa terdiri dari : a. Seksi Sungai dan Pantai

b. Seksi Drainase dan Rawa

URAIAN TUGAS SEKSI SUNGAI DAN PANTAI

(1) Seksi Sungai dan Pantai mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis ruang lingkup sungai dan pantai yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Seksi Sungai dan Pantai.

(2) Uraian tugas Seksi Sungai dan Pantai :

a. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Seksi Sungai dan Pantai sesuai dengan urusan;

b. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan;

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan Seksi Sungai dan Pantai sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait; d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan;

(13)

12

g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan;

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku; i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan;

j. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku; k. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan; l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

URAIAN TUGAS SEKSI DRAINASE DAN RAWA

(1) Seksi Drainase dan Rawa mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis ruang lingkup drainase dan rawa yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Seksi Drainase dan Rawa.

(2) Uraian tugas Seksi Drainase dan Rawa :

a. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Seksi Drainase dan Rawa ; b. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan;

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan Seksi Drainase dan Rawa sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait;

d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan; e. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan;

f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait; g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan;

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku; i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan;

j. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku; k. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan; l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

BIDANG BINA TEKNIK

(1) Bidang Bina Teknik mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang Bina Teknik .

(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatas, Bidang Bina Teknik mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas; b. Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang;

c. Perencanaan kegiatan di ruang lingkup bidang Bina Teknik berdasarkan skala prioritas; d. Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan;

(14)

13

f. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan; g. Pelaksanaan pertanggungjawaban dan pelaporan.

(3) Bidang Bina Teknik terdiri dari : a.Seksi Perencanaan Teknis

b.Seksi Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Air

URAIAN TUGAS SEKSI PERENCANAAN TEKNIS

(1) Seksi Perencanaan Teknis mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis ruang lingkup perencanaan teknis yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Seksi Perencanaan Teknis.

(2) Uraian tugas Seksi Perencanaan Teknis :

a. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Seksi Perencanaan Teknis sesuai dengan urusan;

b. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan;

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan Seksi Perencanaan Teknis sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait;

d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan; e. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan;

f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait; g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan;

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku; i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan;

j. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku; k. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan; l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

URAIAN TUGAS

SEKSI PENGAWASAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

(1) Seksi Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Air mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis ruang lingkup pengawasan dan konservasi sumber daya air yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Seksi Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Air.

(2) Uraian tugas Seksi Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Air :

a. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Seksi Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Air sesuai dengan urusan;

(15)

14

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan Seksi Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Air sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait;

d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan; e. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan;

f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait; g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan;

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku; i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan;

j. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku; k. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan; l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

UNIT PELAKSANAAN TEKNIS ( UPT ) DINAS

(1) UPT Dinas dibentuk dengan Peraturan Bupati

(2) Tugas Pokok dan Fungsi UPT Dinas ditetapkan dengan Peraturan Bupati

(3) Rincian Tugas Jabatan Fungsional UPT Dinas ditetapkan dengan Peraturan Kepala Dinas.

2.4. Hal-hal yang Dianggap Penting

Selain itu ada beberapa core area dari tahunan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan yang diidentifikasi dari fungsi instansi tersebut, yaitu:

1) Tercapainya pemeliharaan keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang

2) Tercapainya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.

3) Tercapainya upaya pengendalian daya rusak air dalam rangka mengupayakan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air 4) Meningkatnya kelembagaan dan SDM yang kuat di Dinas dalam manajemen Sumber Daya Air dari

tahap pemrograman, penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengawasan serta monitoring dan evaluasi.

5) Meningkatnya peran serta swasta masyarakat dalam pelaksanaan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.

Isu-isu Strategis yang menjadi fokus utama perhatian dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu:

1) Tingkat kerusakan pada Daerah Aliran Sungai ( DAS ) cukup parah. 2) Belum optimalnya Pendayagunaan Sumber Daya Air.

(16)

15

4) Pengendalian daerah rawa untuk mengurangi resiko banjir.

BAB III

PROFIL KINERJA PELAYANAN

Secara administratif Kabupaten Pesisir Selatan merupakan bagian dari Propinsi Sumatera Barat. Bagian Utara berbatasan langsung dengan Kota Padang, bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan, bagian Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muko – muko Propinsi Bengkulu dan di bagian Barat merupakan Samudera Indonesia dengan panjang pantai ± 248 Km. Sedangkan secara astronomis terletak pada 00 59''– 20 28,6' LS

dan 1000 19'– 1010 18' BT

Kondisi topografi berupa daerah perbukitan dan dataran rendah, yang memanjang dari Utara sampai Selatan. Daerah pergunungan terletak dibagian Timur yang yang merupakan kawasan Hutan Lindung Taman Nasional Kerinci Seblat ( TNKS ) dengan luas 4.056,13 Km2 ( 70,54 % ) sedangkan lahan yang dapat dibudidayakan

untuk mendukung kehidupan masyarakat 1.693,76 Km2. Dengan luasnya daerah perbukitan yang merupakan

daerah tangkapan air, maka aliran airnya semua menuju ke arah Barat dan bermuara ke lautan Samudera Indonesia. Kondisi topografi inilah yang menjadikan Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Kabupaten yang sering terjadi bencana alam berupa tanah longsor, banjir hampir setiap tahunnya.

Selain itu, Kabupaten Pesisir Selatan sangat dekat dengan Lempeng Gempa Eurasian yang posisinya berada pada Samudera Hindia dan Kepulauan Mentawai. Hal itu menyebabkan daerah Kabupaten Pesisir Selatan memiliki intensitas gempa tektonik dan kemungkinan tsunami yang cukup tinggi.

3.1. Gambaran Umum Kinerja

(17)

16

dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, masyarakat perlu diberi peran dalam Pengelolaan Sumber Daya Air.

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air merupakan institusi yang diberi wewenang untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air. Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.

Kabupaten Pesisir Selatan yang memiliki Irigasi Teknis sebanyak 12 buah Daerah Irigasi dengan luas potensial 23.691 Ha dan luas fungsional 13.219 Ha. Daerah Irigasi Sawah Laweh Tarusan ( 1.684 Ha ) yang dulu masuk klasifikasi Irigasi Setengah Teknis, tapi karena tidak berfungsinya Pompanisasi sekarang menjadi Irigasi Tadah Hujan dan mengharapkan air lapen dari perbukitan sekitarnya. Irigasi sederhana sebanyak 20 buah dengan luas potensial 26.032 Ha dan luas fungsional 16.270 Ha. Irigasi PIK sebanyak 12 buah dengan luas potensial 1.778 Ha dan luas fungsional 1.541 Ha. Kemudian Irigasi Desa sebanyak 39 Buah dengan luas potensial 16.862,5 Ha dan luas luas fungsional 16.712,5 Ha. Semua Irigasi ini memerlukan ketersediaan sumber daya air. Kabupaten Pesisir selatan memiliki lahan fungsional rawa seluas 144.839,5 Ha yang perlu dikelola dengan baik sehingga tidak menjadi daerah genangan air pada musim hujan serta pemanfaatan daerah rawa oleh masyarakat tidak menyebabkan daya rusak air. Kabupaten Pesisir Selatan juga memiliki 37 Sungai Induk dengan panjang 1.006 Km dan 143 anak sungai dengan panjang 2.001 km yang perlu di kelola dengan baik. Banyak sungai – sungai ini yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Pengelolaan sungai yang menyebabkan kerusakan ini harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan. Disamping daerah irigasi, rawa dan sungai, Sumber daya air yang tak kalah penting untuk di kelola adalah pantai. Panjang pantai di Kabupaten Pesisir selatan 248 km dan terdapat 21 lokasi pantai yang sangat mendesak untuk ditanggulangi.

Ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan, yang selain menimbulkan manfaat, pada saat yang sama juga akan menimbulkan potensi bahaya kemanusian berupa banjir. Sedangkan pada musim kemarau, kelangkaan air telah pula menimbulkan potensi bahaya kemanusian lainnya berupa kekeringan yang berkepanjangan.

Dalam hubungan ini, Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memiliki peran penting dalam penyediaan sumber air. Sebagian DAS di Kabupaten Pesisir Selatan telah mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan menurunnya nilai kemanfaatan air sehubungan penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air. Perubahan tata guna lahan ( land use ) di daerah aliran sungai ( DAS ) juga menjadi sebab terjadinya banjir ( Daya Rusak Air ). Ini terjadi karena perubahan tersebut menyebabkan : 1) Erosi yang berakibat sedimentasi masuk ke sungai, sehingga daya tampung sungai berkurang. 2) konstribusi dominan kepada aliran permukaan ( run – off ) Apabila suatu hutan di DAS di buka akibat penebangan liar, maka debit puncak sungai akan meningkat 6 hingga 20 kali. Faktor penutup lahan akan cukup siknifikan dalam pengurangan maupun peningkatan aliran permukaan yang dapat menimbulkan banjir. Pola Pengelolaan Sumber Daya Air didasarkan pada prinsip keseimbangan antara Konservasi Sumber Daya Air dengan Pendayagunaan Sumber Daya Air.

3.1.1 Sekretariat 1.Latar Belakang

(18)

17

tiap tahun anggaran berjalan. Kinerja yang baik perlu didukung oleh Sarana dan Prasarana serta Sumber Daya manusia yang baik, terampil dan berdedikasi tinggi dalam pengabdiannya terhadap Negara dan Masyarakat.

Semua elemen yang berperan dalam mendukung kegiatan Dinas, baik Sekretariat maupun dibidang Kegiatan tidak akan terlepas dari kebutuhan Pendanaan yang sekaligus akan menentukan Tingkat Pencapaian suatu program yang sudah dan yang akan direncanakan pada 5 (lima) tahun kedepan. Namun dalam pelaksanaannya, nilai-nilai Efektifitas serta Efisiensi tetap terjadi acuan dan pertimbangan tersendiri, akibat dari ketersediaan dana pemerintah yang sangat terbatas. Sekretariat bergerak dengan sistem pendanaan Rutin yang bersifat Base Program dengan menggunakan dana berkelanjutan dan berulang diantara 3 (tiga) pengelolaan tugas yang menjadi kewenangannya, yaitu : a. Pengelolaan Sarana

b. Pengelolaan Prasarana

c. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Dari ketiga pengelolaan tugas tersebut diatas, Sekretariat diharapkan akan menjadi pusat Manajemen Administrasi Dinas yang kokoh bagi terselengaraanya pelaksanaan program-program Pemerintah.

a. Pengelolaan Sarana

Sarana pendukung untuk terselenggaranya tugas-tugas kedinasan sangat banyak, yaitu :

- Peralatan Kantor ( Meja, Lemari, AC, Komputer, Telepon ) - Kendaraan Bermotor ( Mobil dan Sepeda Motor )

- Peralatan Pendataan ( Alat Ukur dan Curah Hujan )

b. Pengelolaan Prasarana Prasarana pendukung yaitu :

- Bangunan Kantor Dinas di Painan - Bangunan Kantor UPTD di 5 wilayah kerja - Bangunan Air ( Waduk, Embung dan Saluran ) - Bangunan Rumah Dinas ( tersebar)

c. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Personil yang mendukung kinerja Dinas PSDA berjumlah 111 orang, dimana lebih dari 50% bekerja di kantor-kantor UPTD yang tersebar pada 5 wilayah kerja, antara lain :

- Wilayah - 1 : Koto XI Tarusan – Bayang – Bayang Utara - Wilayah - 2 : IV Jurai – Batang Kapas

- Wilayah - 3 : Sutera – Lengayang

- Wilayah - 4 : Ranah Pesisir – Linggo Sari Baganti – Pancung Soal - Wilayah - 5 : Basa IV Balai – Lunang Silaut

2.Tujuan dan Sasaran

(19)

18

Sasaran yang akan dicapai adalah terlaksananya tugas-tugas yang diamanahkan pada Dinas PSDA dalam mensukseskan program pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan serta tercapainya sinergisitas antar seluruh personil pendukung, baik dalam lingkungan Dinas maupun hubungannya dengan instansi lain.

3.Strategi

Dalam pencapaian Tujuan dan Sasaran, perlu diambil langkah sebagai berikut :

a. Penyiapan sarana pendukung yang lebih memadai, termasuk melakukan rehabilitasi dan pemeliharaan terhadap sarana yang ada. Untuk saat ini masih diperlukan penambahan sarana pendukung, seperti : Mobil Operasional, Sepeda Motor, Peralatan Teknis dan Pengukuran untuk Survey, Mebeleur dan sarana lainnya. Pada kantor-kantor UPTD saat ini perlu didukung dengan sarana computer dan penambahan daya listrik, penambahan Mebeleur, Mesin Tik dan peralatan lain.

b. Peningkatan Prasarana, yaitu penambahan ruang kantor Dinas PSDA di Painan, yang saat ini dirasakan kurang memadai untuk menampung personil yang berjumlah 48 orang, apalagi kalau bergabungnya staf dari UPTD dalam pelaksanaan Rapat Staf, Rapat Koordinasi dan Kegiatan Koordinasi Rutin lainnya. Begitu juga di kantor UPTD, banyak yang sudah mengalami kerusakan berat dan memerlukan perbaikan/rehabilitasi sesegera mungkin. c. Penambahan Sumber Daya Manusia dalam penyelenggaraan tugas-tugas pokok, dimana saat

ini jumlah tenaga teknis dirasakan sangat kurang, terutama untuk Tenaga Muda yang diperlukan untuk Perencanaan Teknis, Pelaksana Lapangan dan Operator Teknis dibidang penggambaran/desain serta Tenaga Pendukung lainnya yang bersifat Non Teknis. Begitu juga personil yang ditugaskan dikantor UPTD, masih perlu dilakukannya penambahan personil, khususnya untuk tenaga Penjaga Pintu Air (PPA), Penjaga Pintu Bendung (PPB) dan beberapa Juru. Selain penambahan tenaga, juga diperlukan peningkatan kemampuan personil yang sudah ada, melalui pendidikan dan pelatihan formal.

4.Indikator Kegiatan

a. Penyiapan Sarana pendukung yang lebih memadai : - Input :

Dana untuk pengadaan, pemeliharaan dan Rehabilitasi Sarana. - Output :

Terlaksananya pengadaan, pemeliharaan dan Rehabilitasi Sarana. - Outcome :

Tersedianya sarana pendukung bagi aktifitas kedinasan.

b. Peningkatan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana pendukung : - Input :

Dana untuk peningkatan, pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana. - Output :

Terlaksananya peningkatan, pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana. - Outcome :

Tersedianya prasarana pendukung bagi aktifitas kedinasan c. Penambahan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia :

- Input :

(20)

19

- Output :

Terlaksananya penambahan dan peningkatan Sumber Daya Manusia. - Outcome :

Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memadai dan mempunyai kemampuan tinggi dalam mendukung aktifitas kedinasan.

3.1.2 Irigasi

Penyediaan sumber daya air, khususnya penyedian air irigasi dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu rendahnya kualitas operasi dan pemeliharaan sumber daya air. Akibatnya tingkat layanan irigasi belum dapat mengairi persawahan masyarakat secara maksimal. Pada daerah yang areal persawahannya diairi oleh jaringan irigasi, masih banyak ditemukan kerusakan, baik kerusakan pada Jaringan Primer, jaringan sekunder maupun pada jaringan tertier yang masuk langsung ke sawah masyarakat.

Permasalahan lainnya dalam melihat kehandalan sumber daya air adalah semakin meningkatnya kebutuhan air akibat perkembangan jumlah dan aktivitas penduduk. Disamping itu perubahan tata guna lahan, di satu sisi telah menurunkan area resapan air, dan mengancam kapasitas lingkungan, serta sumber penyediaan air. Pada sisi lain kerusakan lingkungan akibat kerusakan hutan secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Hal ini menyebabkan perubahan sirklus hidrologi yang menyebabkan terjadinya distribusi air yang tidak merata. Air sangat melimpah pada musin hujan dan berpotensi terjadinya banjir, sedangkan pada musin kemarau terjadi kekeringan.

Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air untuk pengendalian banjir dan sebagai sumber penyediaan air baku, juga masih belum memadai. Hal ini terlihat dari masih belum dapatnya seluruh masyarakat Pesisir Selatan dalam jaringan pelayanan air baku, serta pada waktu musim Kemarau pada daerah-daerah tertentu areal persawahan terjadi kekeringan serta saat musim hujan daerah tersebut menjadi kawasan langganan banjir.

Dilihat dari jangkauan jaringan irigasi dalam mengairi persawahan penduduk juga masih terbatas. Areal persawahan sudah berfungsi yang dapat diairi jaringan irigasi seluas seluas 46.294,50 Ha. Walau demikian masih banyak yang areal persawahan yang sudah berfungsi yang belum dapat diairi jaringan irigasi yaitu sebesar 8.864 Ha.

Saat ini Dinas PSDA mempunyai Data Base Tahun 2006, yang saat ini belum pernah dilakukan Updating (perbaruan) dan perlu sekali dilakukan perbaruan setiap tahunnya, agar dapat data yang dapat dipertanggung jawabkan.

Adapun data dan informasi mengenai Irigasi di Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Klasifikasi Irigasi, Luas Sawah yang diairi, dan yang Belum diairi Jaringan Irigasi

Areal sdh ada jaringan irigasi (utama)

(21)

20

Sumber : Data Base Dinas Tahun 2006 - PSDA Kabupaten Pesisir Selatan

Dilihat dari tabel di atas terlihat luas sawah yang belum berfungsi tetapi sudah ada jaringan irigasi seluas 2.041.00 Ha. Dan dari sekian banyak Daerah Irigasi yang kita punyai, masih banyak kondisiya yang rusak untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tingkat Kerusakan Jaringan Irigasi Kabupaten Pesisir Selatan

1 IRIGASI TEKNIS 28.0% 15.0% 12.0% 45.0%

2 IRIGASI SETENGAH TEKNIS 35.0% 17.0% 8.0% 40.0%

3 IRIGASI SEDERHANA 38.0% 23.0% 17.0% 22.0%

4 IRIGASI DESA 21.0% 14.0% 14.0% 51.0%

NO. KLASIFIKASI IRIGASI

Kondisi

Rusak

Ringan Baik

Rusak Berat

Rusak Sedang

Untuk mencapai Visi dan Misi yang dimiliki oleh Dinas PSDA Kabupaten Pesisir Selatan, perlu di tetapkan Tujuan, Sasaran yang dicapai, serta disusun Strategi untuk mencapainya.

1. Latar Belakang.

Dari 4 (empat) Misi yang disandang oleh Dinas PSDA Kabupaten Pesisir Selatan, untuk Bidang Irigasi dan Daya Guna Air, Misi yang diembannya adalah : ” Meningkatkan Pendayagunaan Sumber

Daya Air ”.

Tujuan Misi tersebut dapat dapat diuraikan menjadi 3 tujuan yaitu :

1. Mempunyai Data dan Informasi yang terbarui yang berhubungan dengan Pendayagunaan Sumber Daya Air.

2. Meningkatkan Pelayanan penyaluran air irigasi. 3. Memenuhi Kebutuhan Air Irigasi yang adil dan merata. 2. Sasaran.

Dari tujuan diatas maka sasaran yang ingin dicapai adalah :

1. Tersedianya Data Base Irigasi dan Daya Guna Air yang Terbarui.

2. Terlaksananya Peningkatan Kondisi Bendung untuk Daerah Irigasi 100 - <1000 Ha. 3. Tersedianya serta terpeliharanya infrastruktur irigasi agar dapat berfungsi sesuai rencana. 3. Strategi.

Untuk mencapai Tujuan dan Sasaran yang diingin capai, perlu disusun strategi untuk mencapainya, maka dilaksanakan :

1. Membuat dan Memperbarui Data Base /Inventarisasi Irigasi dan Daya Guna Air setiap tahunnya. 2. Meningkatkan Bendung Tradisionil menjadi Bendung Semi Permanen Untuk Daerah Irigasi 100

(22)

21

3. Meningkatkan Bendung Bendung Semi Permanen menjadi Permanen Untuk Daerah Irigasi 100 s/d < 1000 Ha bentang < 10 m'.

4. Melaksanakan Optimalisasi fungsi jaringan Irigasi yang telah dibangun pada Daerah Irigasi 50 s/d < 1000 Ha, dengan sistem partisipatif.

5. Melaksanakan Rehabilitasi terhadap Bendung dan Jaringan Irigasi yang Rusak akibat bencana Alam yang belum tertangani sampai tahun 2010.

6. Membangun Bangunan Irigasi dan Bangunan Pelengkap untuk DI yang diperioritaskan.

7. Menyediakan PPA dan PPB dengan jumlah dan kerja yang sesuai standarisasi dan aturan yang ada dengan sistem kontrak kerja.

8. Melaksanakan Rehabilitasi terhadap Pintu Air/Rumah Pelindung yang ada yang tidak berfungsi menjadi berfungsi kembali.

4. Program, Kegiatan dan Indikator Kinerja. a. Program

Setelah disusun strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan, Bidang Irigasi dan Daya Guna Air membuat Program yaitu Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya.

b. Kegiatan

Kegiatan dan Indikator Kinerja :

1. Pembuatan dan Updating Data Base / Inventarisasi Irigasi dan Daya Guna Air.

 Input : Dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan.

 Output : Terlaksananya Pembuatan Data Base Irigasi dan Daya Guna Air yang terbarui.

 Outcomes : Tersedianya Data Base Irigasi dan Daya Guna Air yang terbarui. 2. Optimalisasi fungsi jaringan Irigasi yang telah dibangun.

 Input : Dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan (WISMP & APBD).

 Output : Terlaksananya Optimalisasi fungsi jaringan Irigasi yang telah dibangun.

 Outcomes : Optimalnya fungsi jaringan Irigasi yang telah dibangun. 3. Rehabilitasi / Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

 Input : Dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan (DAK NON DR, WISMP & APBD).

 Output : Terlaksananya Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi untuk DI 50 s/d < 1000 Ha.

 Outcomes : Jaringan Irigasi kembali berfungsi sesuai rencana. 4. Peningkatan Bangunan Irigasi dan Bangunan Pelengkap Irigasi.

 Input : Dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan.

 Output : Terlaksananya Pembangunan Bangunan Irigasi dan Bangunan Pelengkap.

 Outcomes : Terpenuhinya Kebutuhan Air Irigasi yang adil dan merata. 5. Peningkatan Bendung Irigasi.

 Input : Dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan.

 Output : Terlaksananya Peningkatan Bendung Irigasi.

 Outcomes : Meningkatnya Ketersediaan Air Irigasi. 6. Rehabilitasi terhadap Pintu Air/Rumah Pelindung Irigasi.

 Input : Dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan.

 Output : Terlaksananya Rehabilitasi Pintu Air dan Rumah Pelindung.

(23)

22

3.1.3 Sungai 1. Latar Belakang.

Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan pada saat ini sangat perlu melakukan perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian serta meningkatkan penanggulangan datangnya bencana alam yang sering terjadi. Daerah Kabupaten Pesisir Selatan sangat rawan terhadap bencana alam baik longsoran tebing sungai maupun banjir yang sering melanda perkampungan penduduk dan lahan – lahan pertanian, peternakan masyarakat terutama pada musim hujan.

NO NAMA SUNGAI KECAMATAN YANG DILALUI 1. BATANG LUNANG LUNANG SILAUT 1.087,50 3,907 2. BATANG TAPAN BASA IV BALAI

TAPAN 711,12 2,550 3. BATANG

INDERAPURA PANCUNG SOAL 93,70 2.035,89 7,315 4. BATANG AIR HAJI LINGGO SARI

BAGANTI 45,85 367,37 1,319 5. BATANG PELANGAI RANAH PESISIR 51,11 498,86 1,792 6. BATANG KAMBANG LENGAYANG 45,75 457,14 1,642 7. BATANG SURANTIH SUTERA 45,69 297,10 1,067 15. BATANG LAKITAN LENGAYANG 29,18 117,78 0,423 16. BATANG PUNGGASAN LINGGO SARI

BAGANTI 20,84 142,07 0,510 17. BATANG BANTAIAN LINGGO SARI

BAGANTI 16,06 103,38 0,371 18. BATANG SINDANG LUNANG SILAUT 43,47 239,17 0,859 19. BATANG SILAUT LUNANG SILAUT 56,43 516,89 1,857

JUMLAH

(24)

23

2. Tujuan dan Sasaran.

Mengendalikan banjir dan pengamanan tebing sungai agar areal pertanian, fasilitas sosial dan permukiman masyarakat tidak terendam air.

3. Strategi.

a. Mengatasi daerah yang kena bencana.

b. Membangun perkuatan-perkuatan tebing sungai dan mengurangi daerah kritis akibat alur sungai yang berbelok-belok dengan pelurusan alur sungai.

3. Pelestarian sungai untuk menjamin keberlanjutan kemanfaatannya bagi generasi sekarang dan yang akan datang.

4. Pendayagunaan sungai untuk mencukupi kebutuhan air irigasi, air baku untuk perkotaan/perdesaan, industri, tenaga air, perikanan, wisata air, dan lain-lain.

5. Pengendalian daya rusak air diarahkan untuk melindungi pusat-pusat produksi, sarana-prasarana wilayah, dan pemukiman dari kerugian akibat daya rusak air.

6. Peningkatan data dan informasi diarahkan untuk mendorong terwujudnya pengelolaan sungai yang berkelanjutan dan sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku.

4. Indikator Kegiatan. 1. Input :

Tersedianya dana untuk Normalisasi dan pengaman tebing sungai 2. Output :

Terkendalinya longsoran dan abrasi pada sungai 3. Outcome :

Terjaganya keselamatan masyarakat dari meluapnya air sungai

5. Penutup.

Dengan terpenuhinya usulan program/ kegiatan ini maka diharapkan pembangunan pengaman tebing tersebut dapat berfungsi sebagai pencegahan jatuh korban jiwa/harta pada daerah aliran sungai dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat.

3.1.4 Rawa

1. Latar Belakang.

(25)

24

2. Tujuan dan Sasaran.

Dapat dikembangkan sebagai areal lahan pertanian dan perkebunan baru serta bertambahnya luas lahan yang bisa diolah dan dimanfaatkan sebagai areal rawa gambut dan siap tanam.

3. Strategi.

1. Pelestarian jaringan drainase dan rawa yang telah dibangun untuk menjamin keberlanjutan kemanfaatannya bagi generasi sekarang dan yang akan datang.

2. Pendayagunaan daerah rawa sehingga dapat dimanfaatkan menjadi lahan pertanian dan perkebunan yang baru untuk meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat.

3. Pengendalian genangan pada daerah rawa yang diarahkan untuk melindungi pusat-pusat produksi, sarana-prasarana wilayah, dan pemukiman dari kerugian akibat dayarusak genangan tersebut.

4. Peningkatan data dan informasi diarahkan untuk mendorong terwujudnya pengelolaan drainase dan rawa yang berkelanjutan dan sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku.

4. Indikator Kegiatan. 1. Input :

Tersedianya dana untuk pengembangan rawa dan pemliharaan jaringan drainase dan rawa. 2. Output :

Terlaksanannya pembangunan dan pemeliharaan jaringan drainse dan rawa. 3. Outcome :

Bertambahnya luas lahan produktif untuk pertanian dan perkebunan serta meningkatnya produksi pertanian dan perkebunan pada areal gambut.

5. Penutup.

Dengan terpenuhinya usulan program/ kegiatan ini maka diharapkan jaringan drainase dan rawa tersebut dapat berfungsi sebagai sarana pendukung sektor pertanian dan perkebunan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat.

3.1.5 Pantai

1. Latar Belakang.

Pantai yang ada di kabupaten Pesisir Selatan yang membentang dari utara (Batas Pantai Kota Padang) sampai ke Selatan (Batas Pantai Kab. Muko-Muko) lebih kurang 234,2 Km. Yang pada saat sekarang ini potensi daerah pantai belum dimanfaatkan dengan baik. Sebagai contoh pantai-pantai yang mempunyai areal pasang surut untuk lahan tambak (Udang dan Ikan Bandeng) berada hampir disetiap kecamatan yang ada di Kab. Pesisir Selatan. Dan tidak kalah pentingnya pantai yang digunakan sebagai tempat pariwisata. Namun pengelolaannya yang belum maksimal sehingga dibiarkan sebagai lahan tidur.

(26)

25

pertanian dan pertambakan milik masyarakat, rusaknya fasilitas umum seperti jalan, rusaknya bangunan dan pemukiman, rumah ibadah dan sekolah, fasilitas pariwisata (seperti hotel dan restoran), tempat rekreasi serta menurunkan nilai estetika kawasan, sehingga dapat menurunkan nilai pariwisatanya.

Tipologi pantai di Kabupaten Pesisir Selatan merupakan garis pantai yang landai dengan panjang 234,2 Km. Dengan posisi pesisir seperti ini, erosi pantai di Pesisir Selatan adalah relatif lebih besar. Abrasi pantai yang terjadi cukup besar, karena banyak penduduk yang tinggal di wilayah sekitar pantai, sehingga kerusakan banyak terjadi karena penggunaan sempadan pantai sebagai lahan pemukiman penduduk.

Di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 10 lokasi yang dikategorikan kritis terjadinya abrasi pantai dan menyebabkan garis pantai terkikis sekitar 100 M. Kawasan tersebut adalah : Pantai Carocok Painan, Luhung, Surantih dan Amping Parak, Kambang, Air Haji, Sumedang, Sungai Tunu, Karang Labuang Lakitan, Tarusan dan Salido. Selain sudah maju 100 M, lokasi pantai tersebut merupakan pemukiman padat penduduk dan kawasan pariwisata.

Pada tahun 2008, telah terjadi gelombang pasang karena tingginya curah hujan menyebabkan 38 rumah hanyut dan kejadian itu merupakan yang ketiga kalinya terjadi yaitu tahun 2004,2006 dan 2008. Untuk lebih jelasnya pantai-pantai yang terabrasi tergolong kritis. (lihat bahan terlampir)

2. Tujuan dan Sasaran.

Mengendalikan gelombang air laut agar supaya tidak mencapai permukiman masyarakat nelayan serta dapat mencegah abrasi pantai dan mengurangi dampak tsunami.

3. Strategi

1. Pelestarian areal pantai yang telah dibangun untuk menjamin keberlanjutan kemanfaatannya bagi generasi sekarang dan yang akan datang.

2. Pendayagunaan areal pantai sehingga dapat dimanfaatkan menjadi daerah wisata dan perikanan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat.

3. Pengendalian areal pantai yang diarahkan untuk melindungi pusat-pusat produksi, sarana-prasarana wilayah, dan pemukiman dari kerugian akibat dayarusak genangan tersebut.

4. Peningkatan data dan informasi diarahkan untuk mendorong terwujudnya pengelolaan areal pantai yang berkelanjutan dan sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku.

4. Indikator Kegiatan 1. Input :

Tersedianya dana untuk pembangunan Pengaman Pantai 2. Output :

Terkendalinya abrasi pantai dan banjir dimulut muara sungai serta mengurangi dampak tsunami. 3. Outcome :

Terjaganya keselamatan masyarakat dari bahaya abrasi pantai dan gelombang air laut / tsunami.

(27)

26

Dengan terpenuhinya usulan program/ kegiatan ini maka diharapkan abrasi dan erosi pantai berkurang disepanjang pantai kabupaten Pesisir Selatan dan sarana pendukung sektor perikanan dalam rangka peningkatan taraf hidup para nelayan didaerah pinggiran pantai dapat terwujud. Disamping itu juga dapat mengurangi dampak resiko bila terjadi tsunami.

Belum berkembangnya peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Air.

• Perlunya sosialisasi kepada Masyarakat tentang masalah yang terkait dengan banjir.

• Belum terpenuhinya aspirasi masyarakat dalam pengembangan Sumber Daya Air secara optimal.

3.2. Analisis Rencana Kinerja 2010 - 2015

3.2.1 Analisis Lingkungan Internal (ALI)

Untuk dapat mendeteksi guna menentukan faktor-faktor penentu, secara internal faktor- faktor tersebut dilihat melalui pendekatan:

- Kemampuan organisasi

- Tugas pokok dan fungsi organisasi - Kondisi SDM.

- Kondisi data, studi dan informasi. - Kemampuan penguasaan teknologi. - Kemampuan dana

- Etos kerja

Dari aspek tersebut di atas faktor-faktor dominan yang menjadi kunci keberhasilan adalah sebagai berikut:

Kekuatan (Strength)

Merupakan situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang memungkinkan sebagai pendorong terciptanya Visi dan Misi yaitu :

1.Tersedianya Undang-Undang/Peraturan-Peraturan

(28)

27

APBD. Khusus untuk pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu, pembiayaannya dapat pula diperoleh melalui alokasi-alokasi khusus.

2.Tersedianya Peralatan yang Memadai

Sebagai sebuah Dinas yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah, Dinas PSDA harus memiliki berbagai kebutuhan peralatan yang diperlukan dalam rangka operasional sehari-hari. Barang milik Daerah tersebut harus dikelola dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan suatu pelayanan publik dengan tetap memperhatikan asas-asas sebagai berikut:

a) Asas Fungsional, pengelolaan barang dilaksanakan sesuai dengan fungsi wewenang dan tanggung jawab. b) Asas Kepastian Hukum, pengelolaannya dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.

c) Asas Transparansi, pengelolaan barang harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar

d) Asas Efisiensi, pengelolaan diarahkan agar dipergunakan sesuai batasan- batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi secara optimal

e)Asas Akuntabilitas, setiap kegiatan pengelolaan barang harus dipertanggung jawabkan.

f) Asas Kepastian Nilai, pengelolaan barang harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang.

Kelemahan (Weakness)

Merupakan situasi ketidakmampuan internal yang dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian Visi dan Misi yaitu:

1.Kompetensi SDM yang Ada Masih Rendah

Pada dasarnya secara kuantitas kebutuhan pegawai telah dapat dipenuhi, walaupun demikian kemampuan SDM Aparatur dalam penguasaan dan pemanfaatan iptek dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan secara optimal kinerja dinas. Hal ini ditunjukkan dengan belum efektifnya struktur organisasi, lemahnya sinergi, belum berkembangnya budaya iptek dan belum optimalnya pemanfaatan sumber daya iptek.

2.Pendataan Belum Akurat

(29)

28

maupun dampak yang diharapkan atas pelaksanaan kegiatan akan dapat dipenuhi. Selanjutnya capai-capaian kegiatan tersebut akan dievaluasi guna merumuskan berbagai perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dinas.

3.Terbatasnya Dana APBD

Walaupun secara bertahap besaran dana APBD yang dapat dialokasikan untuk membiayai belanja langsung pengadaan barang kebutuhan publik telah dapat dinaikan dari tahun ke tahun akan tetapi jumlah tersebut dirasakan masih belum mencukupi. Langkah-langkah efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, penajaman prioritas, upaya mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam berpartisipasi mutlak diperlukan. Untuk menentukan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja, pendekatan yang dilakukan adalah melalui :

- Kajian terhadap RPJM Nasional / RPJM Propinsi - Pendekatan/Pola Pembangunan yang akan dijalankan. - Permasalahan Infrastruktur Sumber Daya Air

- Pelayanan Minimal.

Dari aspek tersebut diperoleh faktor-faktor dominan yang diulas merupakan faktor kunci keberhasilan adalah sebagai berikut :

Peluang (Opportunity)

1.Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha

Proses demokrasi telah membuat rakyat makin sadar akan hak dan tanggungjawabnya. Untuk itu partisipasi masyarakat dalam pengawasan terhadap birokrasi perlu terus dibangun dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Tingkat partisipasi masyarakat yang rendah akan membuat aparatur tidak menghasilkan kebijakan pembangunan yang tepat. Kesiapan aparatur dalam mengantisipasi perlu dicermati agar mampu memberikan pelayanan yang dapat memenuhi aspek transparansi, akuntabilitas, dan kualitas yang prima dari kinerja dinas.

2.Sosial Kontrol

Kemajuan dalam berdemokrasi telah mengakibatkan berkembangnya kesadaran terhadap hak-hak masyarakat. Masyarakat akan semakin aktif berpartisipasi dalam mengambil inisiatif dalam urusan-urusan publik. Kebebasan pers dan media telah jauh berkembang yang antara lain ditandai dengan adanya peran aktif pers dan media dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pembangunan.

3. Pendidikan dan Pelatihan

(30)

29

penyimpangan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM Aparatur baik Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Propinsi dan Pusat selalu menyelenggarakan berbagai pelatihan/kursus dalam rangka meningkatkan keterampilan Aparatur.

4.Penegakan Hukum

Peningkatan perwujudan masyarakat yang sadar hukum akan lebih memberikan akses terhadap informasi yang dibutuhkan dan akses terhadap pelibatan dalam proses pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan. Penuntasan penanggulangan, penyalahgunaan wewenang dicapai dengan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. Peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat akan mendorong peningkatan etika, budaya kerja, pengetahuan dan pemahaman pada tata kelola pemerintahan yang baik.

Ancaman (Threats)

1.Profesionalisme Jasa Konstruksi

Persaingan usaha dibidang jasa konstruksi yang semakin tinggi akan menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan teknologi guna pelaksanaan kegiatan pembangunan. Dalam rangka menjamin bahwa pelaksana pembangunan adalah pelaksana yang telah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan sudah barang tentu harus dilakukan melalui penyelenggaraan pelelangan umum yang jujur dan adil, sehingga memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.

2. Bencana Alam

Kondisi topografi berupa daerah pergunungan perbukitan dan dataran rendah, yang memanjang dari Utara sampai Selatan. Daerah pergunungan terletak dibagian timur yang yang merupakan kawasan Hutan Lindung Taman Nasional Kerinci Seblat ( TNKS ) dengan luas 4.056,13 Km2 ( 70,54 % ) sedangkan lahan yang dapat

dibudidayakan untuk mendukung kehidupan masyarakat 1.693,76 Km2. Dengan luasnya daerah perbukitan yang

merupakan daerah tangkapan air, maka aliran airnya semua menuju ke arah Barat dan bermuara ke Samudera Indonesia. Kondisi topografi inilah yang menjadikan Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Kabupaten yang sering menerima bencana alam berupa tanah longsor, genangan banjir hampir setiap tahunnya. Curah hujan tinggi sering mengakibatkan meluapnya sungai-sungai besar yang berada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, mengakibatkan terjadinya daya rusak air. Masih ada daerah-daerah irigasi yang mengalami banjir sebagai akibat dari pecahnya tanggul-tanggul sungai ataupun jebolnya bangunan-bangunan pengairan dan banyaknya pemukiman masyarakat yang terancam akibat berubahnya pola alur sungai. Selain itu, Kabupaten Pesisir Selatan sangat dekat dengan Lempeng Gempa Eurasian yang posisinya berada pada Samudera Hindia dan Kepulauan Mentawai. Hal itu menyebabkan daerah Kabupaten Pesisir Selatan memiliki intensitas gempa tektonik dan kemungkinan tsunami yang cukup tinggi.

3.Tata Guna Lahan

(31)

30

3.3. Rumusan Permasalahan Strategis

Untuk mendapatkan rumusan permasalahan strategis dari faktor analisis lingkungan diatas dilakukan berdasarkan strategi penggabungan analisis: Kekuatan-Peluang, Kelemahan-Peluang, Kekuatan-Ancaman, dan Kelemahan-Ancaman melalui Perumusan Asumsi Strategi (ASTRA) yang diuraikan dalam tabel analisis SWOT dibawah ini:

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Nilai-Nilai Yang Dianut

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan dalam melaksanakan tugas sebagai salah satu unit pelaksanaan teknis harus mengembangkan paradigma baru sesuai dengan tuntutan perubahan yang diamanatkan masyarakat maupun birokrat dalam rangka menyahuti tuntutan reformasi. Sejalan dengan itu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan harus mampu memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat, yang berorientasi kepada pemberdayaan dan pelayanan yang baik, sehingga diperlukan:

a) Koordinasi, Kerjasama dan Kebersamaan.

(32)

31

b) Profesional dan Inovatif.

Melaksanakan pengelolaan sumber daya air secara profesional dan inovatif melalui pemanfaatan dan penerapan teknologi.

c) Efisien dan Efektif

Efisien dalam penggunaan waktu dan biaya

Efektif dalam melaksanakan tugas yang sesuai dengan kebutuhan secara prioritas. d) Tanggung Jawab / Akuntabilitas

Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang harus dipertanggungjawabkan.

e) Disiplin dan Transparansi

Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya, penuh pengabdian dan kesadaran serta tersosialisasi secara transparan kepada masyarakat.

4.2. Visi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi Pemerintah.

Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan adalah:

TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR YANG MENYELURUH, TERPADU,

BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda bagi semua pihak yang berkepentingan dengan Renstra, maka perlu dijelaskan makna dari kalimat visi tersebut diatas, sebagai berikut :

 Terwujudnya:

Mengandung arti bahwa Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan dapat merealisasikan upaya perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengevaluasian dalam pengelolaan sumber daya air.

 Pengelolaan Sumber Daya Air yang menyeluruh :

Mengandung arti bahwa Pengelolaan sumber daya air mencakup semua bidang pengelolaan yang meliputi konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air serta meliputi satu sistem wilayah pengelolaan secara utuh yang mencakup semua proses perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi

(33)

32

Mengandung arti bahwa Pengelolaan Sumber Daya Air yang dilaksanakan dengan melibatkan semua pemilik kepentingan antar sektor dan antar wilayah administrasi

 Pengelolaan Sumber Daya Air yang berkelanjutan

Mengandung arti bahwa Pengelolaan Sumber Daya Air yang dilaksanakan tidak hanya ditujukan untuk generasi sekarang tetapi juga termasuk untuk kepentingan generasi yang akan datang.

 Pengelolaan Sumber Daya Air yang berwawasan lingkungan :

Mengandung arti bahwa Pengelolaan Sumber Daya Air yang dilaksanakan memperhatikan keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan

Visi ini adalah merupakan pandangan ke depan dalam pengelolaan, sumber daya air yang menyeluruh, terpadu, berkelanjutan dan berwawasan adalah merupakan salah satu rencana strategis untuk yang dapat menunjang VISI Kabupaten Pesisir Selatan pada RPJM Daerah Kabupaten Pesisir Selatan yaitu:

TERWUJUDNYA MASYARAKAT PESISIR SELATAN YANG SEJAHTERA ”

4.3. Misi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Agar tujuan organisasi dapat terwujud dan berhasil dengan baik, diharapkan seluruh aparatur dan pihak – pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah kotanya dan mengetahui fungsi – fungsi pokok serta program – programnya serta hasil yang akan diperoleh diwaktu yang akan datang.

Pernyataan misi merupakan pedoman tentang sasaran yang ingin dicapai dan dilaksanakan oleh organisasi serta memberikan petunjuk untuk mencapai tujuan sehingga efektif sebagai pengarah kebijakan yang harus diterima dan didukung pencapaiannya olehst akehol ders, maka Misi dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2011 - 2015 sebagai berikut:

1. Meningkatkan Konservasi Sumber Daya Air. 2. Meningkatkan Pendayagunaan Sumber Daya Air

3. Meningkatkan Pengendalian Dan Penanggulangan Daya Rusak Air

4. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dan Peningkatan Sumber Daya Manusia

4.4.Strategi dan Kebijakan

Dari hasil analisis terhadap berbagai faktor-faktor penentu keberhasilan diperoleh pilihan strategi pencapaian visi sebagai berikut:

(34)

33

3. Memanfaatkan UU/Peraturan-peraturan dan kewenangan untuk memenuhi partisipasi masyarakat terhadap pembangunan.

4. Memprioritaskan pemerliharaan sarana dan prasarana sumber daya air yang telah dibangun 5. Mengoptimalisasikan rancang bangun atau skala prioritas.

6. Melaksanakan upaya konservasi Sumber daya air terutama di Daerah Aliran Sungai yang telah rusak. 7. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya air dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan

pokok kehidupan masyarakat secara adil.

8. Melaksanakan upaya pengendalian daya rusak air secara menyeluruh yang mencakup upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan

9. Menyertakan SDM dalam diklat 10. Koordinasi dengan instansi terkait

11. Melakukan pemuktahiran dan validasi data

12. Proses pengadaan barang/jasa yang bebas dari KKN

Kebijakan umum di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan diarahkan pada percepatan pelaksanaan konservasi sumber daya air, pengoptimalan pendayagunaan sumber daya air dan pelaksanaan pengendalian daya rusak air dengan pendekatan community based development (melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat) dan dengan melibatkan semua pemilik kepentingan.

Kebijakan diarahkan pada upaya untuk memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang dan upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna serta upaya untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.

BAB V

PROGRAM PEMBANGUNAN

5.1. Program Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan

Program pembangunan disesuaikan dengan program yang ada pada RPJM Daerah Pesisir Selatan tahun 2009

– 2014. Adapun program yang akan dilaksanakan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan tahun dalam lima tahun ke depan sebagai penjabaran kebijakan, adalah sebagai berikut:

(35)

34

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Misi II: Meningkatkan Pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air dan Pengendalian Daya Rusak Air

1. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya. 2. Program Pengembangan & Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa & Jaringan Pengairan Lainnya. 3. Program Pengendalian Banjir

BAB VI

PENUTUP

Perumusan Renstra Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan tahun akan berhasil dengan baik apabila terdapat komitmen penuh dari pimpinan puncak dan seluruh jajaran melalui proses saling berkomunikasi dengan baik yakni top down dan bottom up approach.

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Menjelaskan kenyataan secara ilmiah berlangsung dalam ruang lingkup yang lebih luas daripada strategi sebuah ilmu, ilmu seakan-akan menjajagi dunia seputrnya

Khususnya untuk penelitian yang terkait dengan media pembawanya, berupa berkas audio, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam proses penyisipan data

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa Intensitas nyeri pre test pada responden yang dilakukan relaksasi genggam jari (kelompok eksperimen) memiliki rata-rata

Kelas : ... Jika peserta didik memperoleh skor 13-16 dapat ditetapkan sangat kompeten. 2). Jika peserta didik memperoleh skor 9- 12 dapat ditetapkan kompeten

Metode: Asam alginat diisolasi dari simplisia algae coklat secara maserasi dengan larutan natrium karbonat 5% pada suhu 40-50 0 C, diubah menjadi kalsium alginat.. dan asam

Tujuan penpelitian ini untuk mengetahui teknik konservasi yang paling tepat di gunakan di lahan perkebunan kelapa sawit untuk mengurangi kerusakan tetapi dapat memperbaiki

Hal ini berarti bahwa tanpa adanya komitmen oragnisasi maka pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran akan memanfaatkan keterlibatan kerja untuk

Gambar 5 Daerah padat penduduk Badung Dari data yang telah diproses dan dilakukan didapatkan bahwa halte yang memiliki persentase penumpang 30 orang perminggu dapat