• Tidak ada hasil yang ditemukan

KREATIVITAS BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS Kreativitas Belajar Siswa Ditinjau Dari Lingkungan Keluarga Dan Fasilitas Belajar Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kartasura Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KREATIVITAS BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS Kreativitas Belajar Siswa Ditinjau Dari Lingkungan Keluarga Dan Fasilitas Belajar Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kartasura Tahun"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh : FUAT AGUS SANTOSO

A 210 100 018

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

KREATIVITAS BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS

VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

Fuat Agus Santoso, A210100018. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pengaruh lingkungan keluarga terhadap kreativitas belajar 2) pengaruh fasilitas belajar terhadap kreativitas belajar3) pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap kreativitas belajar.

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 240 siswa dengan sampel 142 siswa yang diambil dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh melalui metode angket. Sebelumnya angket telah diuji-cobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, uji R2, sumbangan relatif dan efektif.

Hasil analisis diperoleh persamaan : Y = 29,256 + 0,456X1 + 0,503X2 yang

artinya lingkungan keluarga dan fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa. Kesimpulannya adalah: 1) Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis (uji t) diketahui bahwa thitung> ttabel, yaitu 3,302> 1,977 pada

taraf signifikansi 5% yaitu 0,001.2) Fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis (uji t) diketahui bahwa thitung> ttabel, yaitu 4,018> 1,977 pada taraf signifikansi 5% yaitu

0,000, 3) Lingkungan keluarga dan fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis (uji F) diketahui bahwa Fhitung> Ftabel, yaitu 17,508> 3,061 pada taraf signifikansi 5%

yaitu 0,000, 4) variabel X1 memberikan sumbangan relatif sebesar 42% dan

sumbangan efektif sebesar 8,442%, variabel X2 memberikan sumbangan

relatifsebesar 58% dansumbangan efektif sebesar 11,658%. 5) Hasil perhitungan R2 diperoleh 0,201, berarti 20,1% Lingkungan keluarga dan fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa, sisanya sebesar 79,9% dipengaruhi variabel di luar penelitian.

(5)

A. PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pendidikan dari segi kehidupan dirasakan sangat penting bagi perkembangan hidup manusia. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu. Pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, memanfaatkan sumber daya manusia, hal ini berkaitan dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada peserta didik. Pendidikan juga merupakan kebutuhan yang vital bagi individu. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.

Menurut Komite Penasehat Nasional Bidang Pendidikan Kreatif dan Pendidikan Budaya yang diterjemahkan oleh Ana Craft (2005:291), “Menggambarkan kreativitas sebagai bentuk aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang bersifat original, murni, asli, dan memiliki nilai”. Sedangkan menurut Munandar (2003: 104 ) :

Kreativitas adalah kemampuan a). untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur yang ada, b). berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepat gunaan dan keragaman jawaban, c). yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan

(6)

2

terakhir dari 8 negara yang menjadi sampel penelitian tersebut. Adapun urutan peringkatnya sebagai berikut (dari yang tertinggi sampai yang terendah): Filipina, AS, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu, dan Indonesia (Drs. Dedi Djunaedi, Pikiran Rakyat,10 Januari 2005).

(http://kholidaharras.blogspot.com/2010/04/menyoal-rendahnya-kreativitas-pada.html)

Dari fakta tersebut tampak masalah berupa masih rendahnya tingkat kreativitas belajar siswa. Dengan demikian tingkat kreativitas belajar siswa masih menunjukan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. maka hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa. Padahal, kreativitas belajar sangat penting bagi perkembangan siswa karena berpengaruh besar terhadap totalitas kepribadian seseorang.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap kreativitas belajar siswa. Maka penulis mengambil judul “KREATIVITAS BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014”

(7)

B. LANDASAN TEORI Kreativitas Belajar Siswa

Menurut Elizabeth B. Hurlock (2005:4) “Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja

yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya”.

Menurut Elizabeth B. Hurlock (2005:11) beberapa kegiatan untuk meningkatkan kreativitas adalah: waktu, kesempatan, dorongan, sarana / fasilitas, lingkungan, hubungan dengan orang tua, cara mendidik anak, pengetahuan. Menurut Uno (2009:21) indikator kreativitas belajar adalah sebagai berikut : Rasa keingintahuan terhadap masalah, kemampuan mengajukan pertanyaan, kemampuan memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, kemampuan untuk mengajukan pendapat, kemampuan daya imajinasi yang kuat, kemampuan mengajukan pemikiran atau gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain, Kemampuan bekerja sendiri, Keberanian mencoba hal-hal baru, Kemampuan mengembangkan atau merinci suatu gagasan

Lingkungan Keluarga

Menurut Semiawan (2002:79) “Lingkungan keluarga merupakan

media pertama dan utama yang secara langsung atau tidak langsung

berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak didik”. Menurut Slameto (2005:60) indikator lingkungan keluarga adalah sebagai berikut: Cara orang tua mendidik anak, hubungan anak dengan orang tua, kondisi suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga.

Fasilitas Belajar

Menurut Muhroji dkk (2004:49) “Fasilitas belajar adalah semua yang

diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur,

effektif, dan efisien”. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:256)

(8)

4

tersedianya media atau alat bantu yang dapat dimanfaatkan, banyaknya teman belajar sebagai sumber belajar yang lainnya, tersedianya perpustakaan sebagai penunjang belajar.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan:

Dari skema kerangka pemikiran diatas dapat diambil gambaran bahwa variable bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variable terikat. Dari gambar diatas yang menjadi variable bebas penelitian ini adalah lingkungan keluarga (X1), fasilitas belajar (X2) sedangkan

variable terikat dalam penelitian ini adalah kreativitas belajar (Y). Kerangka pemikiran diatas menuntukkan bahwa lingkungan keluarga (X1) dan fasilitas

belajar (X2) merupakan aspek yang berpengaruh terhadap kreativitas belajar

(Y).

X1

Motivasi belajar siswa

X2

Kreativitas belajar siswa

Y

(9)

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kartasura yang beralamat di Jalan Adi Sumarmo No. 37 Kartasura, desa / kalurahan ngabeyan, kecamatan kartasura, kabupaten / kota sukoharjo, provinsi jawa tengah Nomor Telepon : ( 0271 ) 780538. penelitian dilaksanakan selama bulan juni sampai bulan Oktober 2014.. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 240 siswa. Penelitian ini mengambil sampel berjumlah 142 siswa. Teknik pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket atau kuesioner.

Teknik pengumpulan data berasal dari data primer yaitu angket lingkungan keluarga, fasilitas belajar dan angket kreativitas belajar siswa, dan data sekunder yang berupa data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari membaca buku dan literature yang digunakan sebagai dasar untuk membuat landasan teori. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel terikat kreativitas belajar siswa (Y) dan variabel bebas yaitu lingkungan keluarga (X1) dan fasilitas belajar (X2).

Instrumen penelitian berupa item-item pertanyaan dalam bentuk angket yang sebelumnya sudah diuji cobakan pada subjek uji coba yang berjumlah 20 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2013/2014. Teknik ini digunakan untuk menguji instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat kevalidan dan keandalan (reliabel) angket. Metode yang digunakan dalam uji validitas yaitu Korelasi Bivariate Pearson (Product Moment Pearson Correlation). Sedangkan dalam uji reliabilitas itu menggunakan metode Cronbach Alpha. Setelah itu, dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas dan uji linieritas. Jika kriteria pada uji prasyarat analisis sudah terpenuhi maka dilanjutkan dengan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh X1

dan X2 terhadap Y. Selanjutnya dilakukan uji t, uji F, koefisien determinasi,

(10)

6

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Sebelum angket diberikan kepada sampel, angket tersebut diujicobakan terlebih dahulu kepada 20 siswa di luar sampel. Item angket dinyatakan valid jika r xy > r tabel pada taraf signifikansi () = 5% yaitu 0,444

dan sebaliknya. Dari uji validitas angket lingkungan keluarga (12 soal), angket fasilitas belajar (17 soal) dan angket kreativitas belajar siswa (26 soal) tidak semua item soal dinyatakan valid, terdapat 1 item soal yang dinyatakan tidak valid sehingga item yang tidak valid dikeluarkan dan item yang valid digunakan sebagai instrumen penelitian. Angket dikatakan reliabel jika r hitung

> r tabel dan nilai r positif. Hasil uji reliabilitas angket lingkungan keluarga,

fasilitas belajar dan kreativitas belajar siswa memperoleh koefisien reliabilitas (r11) masing-masing sebesar 0,768, 0,759, dan 0,751. nilai (r11)

dari masing-masing variabel lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi () =

5% yaitu sebesar 0,444 sehingga seluruh angket dinyatakan reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis pertama yaitu uji normalitas yang berguna untuk mengetahui data dari sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji liliefors melalui uji Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS For Windows versi 16.0. Jika L0 hitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal. Jika L0 hitung > Ltabel

maka data berdistribusi tidak normal. L tabel dengan  = 0,05 dan n = 142 diperoleh 0,074. Kreativitas Belajar Siswa (Y) diperoleh L0hitung 0,064 < Ltabel

0,074 = data berdistribusi normal. Lingkungan Keluarga (X1) diperoleh L0

hitung 0,065< Ltabel 0,074 = data berdistribusi normal. Fasilitas belajar siswa

(X2) diperoleh L0 hitung 0,069< Ltabel 0,074 = data berdistribusi normal. Dari

hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data sampel dari masing-masing variabel berdistribusi normal.

(11)

jika Fhitung < Ftabel atau nilai probabilitas signifikansi > 0,05. Dengan

menggunakan SPSS For Windows versi 16.0, untuk lingkungan keluarga (X1)

terhadap kreativitas belajar (Y) diperoleh Fhitung sebesar 0,690, nilai ini

dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi () = 5% sebesar 1,645,

maka dapat diketahui hasilnya adalah 0,690 < 1,645 dan jika dibandingkan dengan taraf signifikansi () = 5% maka 0,836 > 0,05, maka dapat disimpulkan antara X1 dan Y mempunyai hubungan yang linier. Sedangkan

fasilitas belajar siswa (X2) terhadap kreativitas belajar (Y) diperoleh Fhitung

sebesar 0,872, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi

() = 5% sebesar 1,622, maka dapat diketahui hasilnya adalah 0,872 < 1,622 dan jika dibandingkan dengan taraf signifikansi () = 5% maka 0,634 > 0,05, maka dapat disimpulkan antara X2 dan Y mempunyai hubungan yang linier.

Analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap kreativitas belajar siswa dengan SPSS For Windows versi 16.0 diperoleh persamaan Y = 29,256 + 0,456X1 +

0,503X2. 29,256 menyatakan bahwa jika ada lingkungan keluarga (X1) dan

fasilitas belajar (X2) dianggap konstan, maka kreativitas belajar siswa akan

sama dengan 29,25. Dan 0,456 menyatakan bahwa setiap penambahan satu poin lingkungan keluarga (X1) maka akan menambah kreativitas belajar siswa

(Y) sebesar 0,456 (dengan asumsi variabel fasilitas belajar dianggap konstan). Sedangkan 0,503 menyatakan bahwa setiap penambahan satu poin fasilitas belajar (X2) maka kreativitas belajar (Y) akan meningkat sebesar 0,503.

(dengan asumsi variabel lingkungan keluarga dianggap konstan).

Uji t untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar secara sendiri-sendiri terhadap kreativitas belajar siswa. Perhitungan menggunakan program SPSS For Windows versi 16.0. Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima apabila -t(/2;n-k-1)< t < t(/2;n-k-1) atau signifikansi > 0,05

dan Ho ditolak apabila t >t(/2;n-k-1) atau t< -t(/2;n-k-1) atau signifikansi < 0,05.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang pertama diketahui ttabel = t(/2;n-k-1) =

t(0,025;107) = 1,977. Diperoleh nilai thitung sebesar 3,302. Keputusan pengujian

(12)

8

signifikansi < 0,05 yaitu 0,001. Kesimpulannya lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap kreativitas belajar. Berdasarkan pengujian hipotesis yang kedua diketahui ttabel = t(/2;n-k-1) = t(0,025;107) = 1,977 . Diproleh

nilai thitung sebesar 4,018. Keputusan pengujian H0 ditolak, karena thitung > ttabel

yaitu 4,018 > 1,977 dan nilai probabilitas signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Kesimpulannya fasilitas belajar berpengaruh signifikan terhadap kreativitas belajar siswa.

Uji F untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap kreativitas belajar siswa. Perhitungan menggunakan program SPSS For Windows versi 16.0. Kriteria pengujian : H0

diterima apabila F hitung < F (α,k;n-k-1) atau signifikansi > 0,05. H0 ditolak

apabila F hitung > F (α,k;n-k-1) atau signifikansi < 0,05. Ftabel = F (α,k; n-k-1) = F(0,05;

2, 107) = 3,061. Berdasarkan analisis data diperoleh data Fhitung sebesar 17,508.

Keputusan pengujian H0 ditolak karena Fhitung > Ftabel yaitu 17,508 > 3,061

dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Kesimpulan bahwa lingkungan keluarga dan fasilitas belajar berpengaruh signifikan terhadap kreativitas belajar siswa.

Selain dari persamaan hasil regresi tersebut, dapat juga dilihat dari hasil perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif, variabel lingkungan keluarga memberikan sumbangan relatif sebesar 42% dan sumbangan efektif sebesar 8,442%. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi lingkungan keluarga, maka semakin tinggi kreativitas belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah lingkungan keluarga maka semakin rendah pula kreativitas belajar siswa.

(13)

belajar maka semakin tinggi kreativitas belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah fasilitas belajar maka semakin rendah pula kreativitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil dari perhitungan dengan dibantu program SPSS For Windows versi 16.0 dapat dihitung koefisien determinasi yang diperoleh hasil

korelasi parsial (r) sebesar 0,201 selanjutnya dikalikan 100% maka diperoleh hasil 20,1%, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas belajar siswa pada kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura dipengaruhi variabel lingkungan keluarga dan fasilitas belajar sebesar 20,1%, selanjutnya 79,9% dipengaruhi variabel di luar penelitian.

Pembahasan

1. Pengaruh lingkungan keluarga (X1) terhadap kreativitas belajar siswa (Y)

Selain dari persamaan hasil regresi tersebut, dapat juga dilihat dari

hipotesis pertama yaitu “Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap

kreativitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran

2013/2014”. Kemudian berdasarkan perhitungan hasil uji t regresi dengan

bantuan SPSS For Windows versi 16.0 memperoleh thitung variabel

lingkungan keluarga (X1) sebesar 3,302 > 1,977 pada taraf signifikan 5%

yaitu 0,001 menunjukkan adanya pengaruh. Arah pengaruh ditunjukkan oleh nilai persamaan regresi b1X1 yaitu + 0,456 yang berarti lingkungan

keluarga berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa. Kemudian hasil perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif, variabel lingkungan keluarga memberikan sumbangan relatif sebesar 42% dan sumbangan efektif sebesar 8,442%. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi lingkungan keluarga, maka semakin tinggi kreativitas belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah lingkungan keluarga maka semakin rendah pula kreativitas belajar siswa.

(14)

10

tahun ajaran 2013/2014”. Kemudian berdasarkan hasil perhitungan uji t

regresi dengan bantuan SPSS For Windows versi 16.0 memperoleh thitung

variabel fasilitas belajar (X2) sebesar 4,018 > ttabel 1,977 pada taraf

signifikan 5% yaitu 0,000 menunjukkan adanya pengaruh. Arah pengaruh ditunjukkan oleh nilai persamaan regresi b2X2 yaitu + 0,503 yang berarti

fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa. Kemudian hasil perhitungan dari sumbangan relatif dan sumbangan efektif, fasilitas belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 58% dan sumbangan efektif 11,658%. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi fasilitas belajar maka semakin tinggi kreativitas belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah fasilitas belajar maka semakin rendah pula kreativitas belajar siswa.

3. Pengaruh lingkungan keluarga (X1) dan fasilitas belajar (X2) terhadap

kreativitas belajar siswa (Y)

Dilihat dari pengujian hipotesis ketiga yaitu ”Ada pengaruh

lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap kreativitas belajar siswa VIII SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2013/2014”. Berdasarkan hasil perhitungan uji F dengan menggunakan bantuan SPSS For Windows versi 16.0 diketahui nilai Fhitung 17,508 > Ftabel 3,061 dengan nilai probabilitas

signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga dan fasilitas belajar secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2013/2014. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi lingkungan keluarga dan fasilitas belajar , maka semakin tinggi pula kreativitas belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah lingkungan keluarga dan fasilitas belajar, maka semakin rendah pula kreativitas belajar siswa.

(15)

sisanya 79,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, misalnya kedisiplinan belajar siswa, minat belajar, bimbingan belajar, motivasi belajar, dan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi kreativitas belajar.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2013/2014, dengan sumbangan efektif sebesar 8,442%. Fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2013/2014, dengan sumbangan efektif sebesar 11,658%. Lingkungan keluarga dan fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap kreativitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2013/2014, dengan total koefisiensi determinasi (R2) sumbangan efektif variabel lingkungan keluarga dan fasilitas belajar siswa sebesar 20,1%.

(16)

12

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Craft, Ana. 2005. Membangun Kreativitas Anak. Depok : Insani Perss

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Elizabeth B. Hurlock. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Gelora Aksara

http://kholidaharras.blogspot.com/2010/04/menyoal-rendahnya-kreativitas-pada.html

Muhroji, dkk. 2004. Fasilitas Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Munandar, Utami. 2003. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.Jakarta:

Rineka Cipta

Semiawan, Conny. 2002. Pendidikan Keluarga dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian ini dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yusniah (2008) adalah dari segi variabel bebasnya, dimana dari penelitian sebelummya hanya

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, kesigapan dalam menanggapi keluhan memiliki arti yang kurang penting di mata konsumen dan kinerja atribut tersebut di RM Bebek Gendut

Bibit jabon yang diberi perlakuan pupuk daun organik X dengan konsentrasi 0.4% menunjukkan nilai berat basah dan kering pucuk yang paling tinggi dengan peningkatan sebesar 66.13%

Chilli Veinal Mottle Potyvirus (ChiVMV) Penyebab Penyakit Belang Pada Cabai (Capsicum annum L.): Keragaman Isolat dan Strategi Pengendaliannya Melalui Induksi Variasi

Implementasi Perda Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tata Ruang Wilayah Kota Bogor (Studi Implementasi pengembangan Sistem Jaringan Jalan R3) merupakan kebijakan

Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang berasal dari diri siswa untuk menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu tujuan yang merujuk adanya

dan perpustakaan, selagi menunggu pembangunan ini pihak sekolah berkreatif dengan membuat kliping bersama siswa.Ruang instalasi praktik terdapat 3 ruangan berada sebelah

Adanya kesamaan asam amino pada tiga varian ekson 3dikarenakan posisi nukleotida basa pada tiga varian tersebut terjadi pada basa ketiga (Lampiran 5) sehingga asam