• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (EXPLICIT INSTRUCTION) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XII SMA SWASTA SANTA LUSIA SEI ROTAN TAHUNPEMBELAJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (EXPLICIT INSTRUCTION) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XII SMA SWASTA SANTA LUSIA SEI ROTAN TAHUNPEMBELAJARAN 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (EXPLICIT INSTRUCTION) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO

SIsSWA KELAS XII SMA SWASTA SANTA LUSIA SEI ROTAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Dinyatakan telah Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

CHIHAT MAICHEL SIMARE MARE 071222120030

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul ”Efektivitas Model Pengajaran Langsung (Explicit Instruction) Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas XII SMA Swasta Santa Lusia Tahun pembelajaran 2013/2014”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:

 Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

 Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus Dosen Penguji yang memberikan saran dan masukan kepada penulis.

 Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

 Dr. Wisman Hadi, M.Hum, selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

 Drs. Basyaruddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

 Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

(7)

ii

 Drs. Azhar Umar, M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

 Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis.

 Ismiwati F. R. Situmorang, S.Pd., M.Hum., selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Santa Lusia Sei Rotan beserta seluruh guru dan siswa yang telah membantu selama penelitian.

 Teristimewa buat Ayahanda tercinta M. Simaremare, Ibunda tercinta T. Purba, yang telah berjuang keras mencurahkan segenap perhatian, kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada hentinya demi kesuksesan Ananda. Untuk Adik-adikku tersayang Eva Simaremare, Saut M.T. Simaremare, R. David Simaremamare, yang selalu memberikan semangat dan memberi dukungan serta mengisi hari-hari dalam suka dan duka.

 Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2014 Penulis,

Chihat Maichel Simaremare

(8)

ABSTRAK

Chihat Maichel Simaremare, NIM 071222120030. Efektivitas Model Pengajaran Langsung (Explicit Instruction) Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas XII SMA Swasta Santa Lusia Sei Rotan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan Model Pengajaran Langsung (explicit instruction) Terhadap Kemampuan Berpidato pada Siswa Kelas XII SMA Swasta Santa Lusia Sei Rotan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Swasta Santa Lusia Sei Rotan sebanyak 146 orang. Sampel diambil sebanyak 80 orang, 40 orang untuk kelas eksperimen dan 40 orang untuk kelas kontrol.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpidato. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 76,875 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 71,125. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan berpidato di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Hasil analisis data juga (uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis) dapat disimpulkan bahwa, data kelas kontrol dan eksperimen berdistribusi normal, kedua data homogen, dan hipotesis diterima. Uji normalitas diuji dengan menggunakan Liliefours. Data eksperimen Lhitung= 0.097 dengan menggunakan α

= 0,05 dan N = 40 maka nilai kritis melalui uji Liliefors diperoleh Ltabel= 0.140.

Ternyata Lhitung < Ltabel (0,097 < 0,140) ini membuktikkan bahwa data kelas

eksperimen (X1) berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol Lhitung = 0.138

dengan menggunakan α = 0.05 dan N = 40 maka nilai kritis melalui uji Liliefors diperoleh Ltabel = 0.140. Ternyata Lhitung < Ltabel (0.138 < 0.140) ini

membuktikkan bahwa data kelas kontrol (X2) berdistribusi normal. Dari

perhitungan di atas diperoleh X2 (Chi-Kuadarat) hitung sebesar 0.202 Harga x2 tabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk 39 adalah 54.60. Ternyata x2hitung < x2 tabel yaitu 0.202 < 54.60. Hal ini membuktikan bahwa variansi populasi adalah homogen. Setelah t diperoleh, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5 % maupun 1% dan dk = (Ni + N2) – 2 = (40 + 40)- 2 = 78. Pada tabel t dengan dk 78 diperoleh taraf signifikan 5% = 1.99dan taraf signifikan 1% = 2.64 karena toyang diperoleh lebih besar dari ttyaitu 1.99< 3.210

> 2.64. Maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

(9)

iii

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL. DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kerangka Teoretis ... 8

1. ModeL Pengajaran Langsung (Explicit Instruction)... 8

a. Peran Guru dalam Pengajaran Langsung (Explicit Instruction)... 10

b. Langkah-langkah Pengajaran langsung (Explicit Instruction) ... 12

c. Kelebihan dan Kelemahan Pengajran langsung (Explicit Instruction) ... 13

2. Model Ekspositori... 13

a. Langkah-langkah Model Ekspositori... 14

b. Kelebihan dan Kelemahan Model Ekspositori ... 15

3. Berpidato ... 15

a. Kemampuan Berpidato ... 15

b. Jenis- Jenis Pidato ... 16

c. Tujuan Berpidato ... 17

d. Struktur Pidato ... 18

e. Metode Pidato ... 21

f. Unsur – Unsur Pidato ... 22

g. Etika Berpidato ... 21

(10)

iv

B. Kerangka Konseptual ... 26

C. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 30

C. Metode Penelitian ... 31

D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian... 31

E. Desain Penelitian... 32

F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data ... 33

G. Jalannya Eksperimen ... 36

H. Teknik Analisis Data Penelitian ... 39

I. Uji Persyaratan Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 46

A. Hasil Penelitian... 46

B. Pembahasan Penelitian... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(11)

v

DAFTAR TABEL

2.1 TAHAP-TAHAP MODEL PENGAJARAN LANGSUNG

(Explicit Instruction)... 11

3.1 POPULASI SISWA KELAS XISMA NEGERI 14 MEDAN 2012/2013 ... 29

3.2 DESAIN PENELITIANPOST-TEST ONLY DESIGN GROUP ... 32

3.3 ASPEK-ASPEK PENILAIAN... 33

3.4 KATEGORI PENILAIAN ... 36

3.5 JALANNYA EKSPERIMEN DENGAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (EXPLICIT INSTRUCTION) ... 36

3.6 JALANNYA EKSPERIMEN DENGAN MODEL EKSPOSITORI... 38

4.1 KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (EXPLICIT INSTRUCTION)PADA KELAS EKSPERIMEN (X1)... 46

4.2 KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN MODEL EKSPOSITORI PADA KELAS KONTROL (X2)... 49

4.3 DISTRIBUSI FREKUENSI DATA KELAS EKSPERIMEN (X1)... 51

4.4 IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS EKSPERIMEN (X1)... 53

4.5 DISTRIBUSI FREKUENSI DATA KELAS KONTROL (X2)... 54

4.6 IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS KONTROL (X2)... 55

4.7 UJI NORMALITAS DATA KELAS EKSPERIMEN (X1)... 57

4.8 UJI NORMALITAS DATA KELAS KONTROL (X2)... 59

4.9 HARGA-HARGA YANG PERLU UNTUK UJI BARTLET ... 61

4.10 PERSENTASE RATA-RATA PEROLEHAN SKOR ... 70

4.11 SELISIH PENCAPAIAN INDIKATOR ISI ... 74

4.12 SELISIH PENCAPAIAN INDIKATOR SISTEMATIKA... 76

4.13 SELISIH PENCAPAIAN INDIKATOR BAHASA ... 77

4.14 SELISIH PENCAPAIAN INDIKATOR SUARA/ARTIKULASI/ INTONASI... 79

(12)

vi

DAFTAR GAMBAR

HISTOGRAM 1 FREKUENSI HASIL POST TEST

KELAS EKSPERIMEN... 53

HISTOGRAM 2 FREKUENSI HASIL POST TEST

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu alat komunikasi yang sangat berperan dalam interaksi sosial

adalah bahasa. Melalui bahasa, individu dapat menyampaikan ide kepada orang

lain atau sebaliknya sehingga terjadi komunikasi yang baik antara kedua belah

pihak dan saling memahami apa yang dimaksudkan oleh lawan komunikasinya.

Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik, diperlukan keterampilan

berbahasa yang baik.

Adapun keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai agar dapat

berkomunikasi yang baik yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca,

keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan

berbahasa tersebut saling berkaitan antara keterampilan yang satu dengan

keterampilan lainnya

Dalam praktik berbahasa kegiatan berbicara merupakan salah satu aspek

keterampilan yang harus dikuasai karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang

dihadapkan dalam keterampilan ini. Wujud kegiatan berbicara dapat kita lihat

dalam kegiatan sehari-hari baik di dalam sekolah maupun di luar lingkungan

sekolah. Salah satu aktivitas kegiatan berbicara yang erat kaitannnya dengan

penyampaian informasi secara lisan adalah berpidato. Berpidato merupakan salah

satu bentuk keterampilan berbicara menyampaiakan pikiran dan gagasan kepada

khalayak umum dengan menggunakan bahasa lisan sebagai media. Keterampilan

berpidato bisa merupakan suatu bakat, tetapi keterampilan berpidato yang baik

(14)

2

memerlukan pengetahuan dan latihan. Berpidato berarti berkomunikasi dengan

orang bayak yang bersifat searah, yakni satu orang sebagai pembicara dan yang

lainnya hanya mendengar. Agar seseorang mampu berpidato, orang lebih sering

lupa memperhatikan cara dan bentuk pikiran yang dikenakannya, agar kelihatan

pantas, tetapi ia sering lupa memperhatikan cara dan bentuk pembicaraan yang

diucapkan supaya kedengaran baik.

Dalam standar isi, materi berpidato siswa diharapakan mampu menulis

teks pidato dengan tema tertentu, membawakan pidato dengan lafal, intonasi,

nada, dan sikap yang tepat, mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dari pidato

yang disampaikan teman, memperbaiki cara berpidato dan isi pidato berdasarkan

catatan atau masukan teman. Hal ini bertujuan agar siswa mampu berpidato di

depan umum dengan lafal, intonasi, nada dan sikap yang tepat. Kompetensi

tersebut diharapkan dapat diikembangkan melalui pengajaran berpidato dengan

menggunakan model pengajaran yang efektif. Dengan pengajaran yang

menggunakan model efektif, siswa diharapkan dapat mampu berpidato dengan

dengan lafal, inonasi, nada dan sikap yang tepat.

Kenyataannya di lapangan menurut pengalaman pada saat PPL

kemampuan siswa dalam berpidato belum maksimal. Hal ini sesuai dengan

keterangan guru bid. studi Bahasa Indonesia, ibu Rasima Sinaga, S.Pd.

menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam berpidato siswa belum maksimal.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2009) yang

berjudul “Penerapan Model Time Token Terhadap Kemampuan Berpidato Oleh

(15)

3

diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan berpidato siswa sebelum

dilakukan penelitian berada pada kategori 65,71 berada pada kategori rendah.

Dari pengalaman yang dialami tidak jarang para guru menemui

ketidakmampuan siswa dalam berbicara karena seseorang pembicara khususnya

dalam berpidato harus berhadapan dengan orang banyak untuk menyampaikan

gagasan didepan umum. Hal ini disebabkan karena kemampuan siswa untuk

menguasai materi/isi pidato, teknik maupun metode di dalam berpidato, dan

rendahnya persiapan siswa. Rendahnya kemampuan berpidato siswa juga

disebabkan oleh pemilihan model pengajaran yang kurang efektif, contohnya

seorang guru cenderung mengajar dengan menggunakan model pengajaran dalam

betuk penjelasan atau penuturan secara lisan. Hal ini juga seperti yang ditemukan

Setiawati dalam jurnal penelitiannya yang mengatakan bahwa,

Hambatan yang sering timbul dari siswa dalam berbicara pidato disebabkan oleh 2 hambatan yaitu, hambatan eksternal dan internal. Hambatan eksternal seperti metode dan media pengajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran berbicara tidak dikelola dengan baik oleh guru, sehingga siswa tidak termotivasi untuk terampil berbicara. Dimana pengunaan metode ceramah dan media yang guru lakukan kurang mendukung dalam proses pembelajaran berbicara, akibatnya sering menimbulkan rasa bosan kepada siswa. Hambatan internal yaitu. yang pertama dalam kejelasan kalimat. Hal ini karena kurangnya keberanian dari siswa, mereka cenderung malu dalam berbicara. Kedua yaitu dalam kelancaran kalimat. Hal ini karena kurangnya sikap percaya diri siswa, dalam pengucapan kalimat masih ragu-ragu yang mengakibatkan ketidaklancaran dalam pengucapan.

Dalam bentuk model pengajaran ini siswa diharapkan menangkap dan

mengingat informasi yang telah diberikan guru. Padahal dalam kompetensi dasar

(16)

4

adalah bagaimana siswa mampu berpidato dengan baik bukan hanya teori tentang

berpidato saja melainkan pengajaran yang lebih menekankan bagaimana seorang

siswa mampu berpidato dan memberikan latihan-latihan terpadu. Oleh karena itu,

dibutuhakan model pengajaran yang mampu melatih siswa pada aktivitas agar

siswa mampu berpidato dengan baik. Selain itu, rasa kurang percaya diri pada

siswa untuk berbicara di depan umum juga sebagai salah satu penyebab seorang

siswa kurang mampu berpidato dengan baik. Bagi siswa yang pemalu hal seperti

ini dapat membuat seseorang gemetaran, pucat, beban terasa berat dan tidak

mampu berbicara. Sementara untuk memliki kemampuan berbicara adalah

kebiasaan melatih diri. Setiap orang dapat dan mampu berpidato karena

kemampuan berpidato bukan dibawa dari lahir melainkan dipelajari dan dengan

banyak berlatih dan terus berlatih.

Dengan demikian, guru harus dapat menciptakan kondisi atau pengalaman

yang memungkinkan anak berlatih diri dan menguasai kemampuan berpidato

secara tahap demi tahap. Dengan kebiasan melatih dan menguasai kemampuan

berpidato secara bertahap otomatis akan meningkatkan kemampuan berpidato

siswa.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menggunakan model

Pengajaran Langsung (Explicit Instruction) untuk mengatasi masalah tersebut

serta meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara, khususnya untuk

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpidato siswa.

Model pengajaran langsung (Explicit Instruction) yaitu pengajaran yang

(17)

5

materi menggunakan model pengajaran langsung (Explicit Instruction)

memfokuskan pada pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa

mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan

selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini disebut Model Pengajaran

Langsung (Explicit Instruction) yang diperkenalkan oleh Rosenshine dan Stevens

pada tahun 1986. Dengan model ini guru menyajikan materi dengan

mendemonstrasikan, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman

dan umpan-balik siswa, dan memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.

Dengan model pengajaran langsung siswa akan mudah mengetahui teknik

berpidato dengan baik. Selain itu siswa juga akan lebih terampil dalam berpidato.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik mengadakan penelitian

dengan judul “Efektivitas Model Pengajaran Langsung (Explicit Instruction)

Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas XII SMA Swasta Santa Lusia

Sei Rotan Tahun Pembelajaran 2013/2014.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa berpidato rendah.

2. Kurangnya pengetahuan siswa tentang teknik maupun metode berpidato.

3. Model pengajaran yang digunakan dalam pengajaran berpidato kurang

(18)

6

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat berjalan dengan baik, maka

perlu diadakan pembatasan masalah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas,

maka penelitian ini dapat dibatasi yakni Efektivitas Model Pengajaran Langsung

(Explicit Instruction) terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas XII SMA

Swasta Santa Lusia Sei Rotan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah diatas, maka drumuskanlah masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan berpidato Siswa Kelas XII SMA Swasta Santa

Lusia Sei Rotan Tahun Pembelajaran 2013/2014 diajarkan dengan Model

Pengajaran Langsung (Explicit Instrucction)?

2. Bagaimanakah kemampuan berpidato Siswa Kelas XII SMA Swasta Santa

Lusia Sei Rotan Tahun Pembelajaran 2013/2014 diajarkan dengan Model

Ekspositori?

3. Apakah Model Pengajaran Langsung (Explicit Instruction) lebih efektif

dibandingkan dengan Model Ekspositori dalam meningkatkan kemampuan

berpidato siswa kelas XII SMA Swasta Santa Lusia Sei Rotan Tahun

(19)

7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan kemampuan berpidato siswa dengan menerapkan

model Ekspositori.

2. Untuk mendeskripsikan kemampuan berpidato siswa dengan

menerapkan model Pengajaran Langsung (Explicit Instruction).

3. Untuk mendeskripsikan keefektifan model Pengajaran Langsung (Explicit

Instruction) dalam meningkatkan kemampuan berpidato Siswa Kelas XII

SMA Swasta Santa Lusia Sei Rotan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai gambaran dan bahan informasi bagi sekolah untuk mengetahui

tingkat kemampuan berpidato siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan kemampuan

berpidato siswa dengan menggunakan model Pengajaran Langsung

(Explicit Instruction).

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru kelak akan

(20)

86

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Gentasari. 1995.Teknik dan Seni Berpidato.Jakarta. Rineka Cipta

Arikonto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman. 2010.Belajar dan Pembelajaran,Bandung. Alfabeta.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta :Balai

Pustaka.

Djiwandono, M. Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa.

Jakarta: PT Indeks

Farid, Anwar.1987.Teori dan Praktik Pidato. Surabaya. CV. Amin

Hakim, Rachman. 2010.Kiat Jitu Mahir pidato. Yogyakarta: Shira Media

Kardi. S. 1997.Pengajaran Langsung. Surabaya: Unesa university. Press.

Kardi dan Nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya. Universitas Negeri

Malang. Press.

Keraf, Gorys. 1989.Komposisi.Ende Flores : Nusa Indah

Muhammad, Faiq. Penelitian Tindakan Kelas .blogspot. langkah-langkah-model ekspositori. Diakses April 2010

Mujis dan Reynols.Effective Theaching.Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung:

Rosda

Riyanto, Yatim.Paradigma Baru Pembelajaran.Jakarta. Kencana Prenada Media

Group

Semi, Atar. 1992.Terampil Berpidato.Bandung: Titian Ilmu

Setaiwati, Reni. 2012. Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS Sebagai Upaya

Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Berpidato. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

(21)

86

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statisik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

__________.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo

Sudjana. 2005.Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sunarto. 2009. sunartombs.wordpress. Diakses 9 Maret 2009

Trianto, 2009. Mendesain Moodel Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan audit yang berkaita dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk mengendalikan salah saji pda intnya sama seperti untuk memproses memo kredit yang telah

Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus

ANALISIS PENGGUNAAN PERALATAN LABORATORIUM KATERING DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA FPTK UPI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

dipanaskan, kemudian filtrat diekstraksi partisi dengan kloroform, Ekstrak pekat kloroform merupakan flavonoida total kemudian dianalisis KLT, lalu dipisahkan dengan

(2005), Management of Historical Cities , Proceedings of the International Conference Innovative Policies for Heritage Safeguarding and Cultural Tourism Development, Ministry

Flavonoida mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi sehingga menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spektrum sinar ultraviolet dan spektrum sinar tampak, umumnya dalam

 Membuat laporan hasil pengamatan mikroskopis dan makroskopis jamur secara tertulis sesuai kaidah penulisan yang berlaku atau