HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEBIASAAN PROKRASTINASI PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2011 DAN 2012
Gaudensius Gasim Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan manajemen waktu dan tingkat prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan 2012, serta menjajaki hubungan keduanya.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik korelasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan 2012 yang berjumlah 44 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kemampuan manajemen waktu berjumlah 27 dan kuesioner prokrastinasi penulisan skripsi berjumlah 31. Teknik analisis data yang digunakan adalah norma kategorisasi Azwar yang terdiri atas tiga kategori: tinggi, sedang, dan rendah, dan teknik korelasi r Person Product
Moment dengan nilai probabilitas (Pv) 0,05.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, 23 (52,27%) orang mahasiswa memiliki kemampuan manajemen waktu pada kategori tinggi, 18 (40,90%) orang mahasiswa pada ketegori sedang, dan sisanya 3 (6,81%) orang mahasiswa pada kategori rendah. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa, 22 (50%) orang mahasiswa memiliki tingkat prokrastinasi penulisan skripsi pada kategori rendah, 20 (45,45%) orang mahasiswa pada kategori sedang, dan hanya 2 (4,54%) orang mahasiswa pada kategori tinggi. Hasil analisis butir item menunjukkan bahwa terdapat 13 butir item kemampuan manajemen waktu teridentifikasi sedang dan 7 butir item prokrastinasi penulisan skripsi teridentifikasi sedang. Hasil analisis uji hipotesis menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, yaitu 0,844 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012. Walaupun demikian, didapatkan nilai koefisien korelasi yakni -0,031, artinya ada indikasi bahwa semakin tinggi kemampuan manajemen waktu, maka semakin rendah kecendrungan prokrastinasi penulisan skripsi, sebaliknya semakin rendah kemampuan manajemen waktu, maka semakin tinggi pula kecendrungan prokrastinasi penulisan skripsi.
TIME MANAGEMENT SKILL IN RELATION WITH
PROCRASTINATION HABIT OF GUIDANCE AND COUNSELLING
DEPARTMENT SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA’S
STUDENTS CLASS OF 2011 AND 2012 IN WRITING GRADUATING PAPER
Gaudensius Gasim Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
The aims of this research are to identify time management skill level and procrastination level of Guidance and Counselling Department Sanata Dharma University’s student, class of 2011 and 2012 in writing graduating paper, and to analyze the relation of both levels.
The research is based on a descriptive correlational method. The subject of this research are 44 students from Guidance and Counselling Department Sanata Dharma University, class of 2011 and 2012. Instruments used for this research are 27 items of time management skill questionnaire and 31 items of graduating paper writing procrastination questionnaire. Data analysis techniques used for this research are Azwar’s norm of categorization which consists of three categories: high, average, and low, and r Person Product Moment technique with probability value (Pv) of 0.05.
The result of this research shows that 23 (52.27%) students have the time management skill on high category, 18 (40.90%) students have the skill on average category, and 3 (6.81%) have the skill on low category. The result also shows that 22 (50%) students have low level of graduating paper writing procrastination, 20 (45.45%) have average level, and only 2 (4.54%) students have the high level. The result of item analysis shows that there are 13 items identified as average category on time management skill and 7 items as average category on procrastinating graduating paper. Hypothesis testing analysis result shows that the probability value is higher than 0.05, which is 0.844 > 0.05. This result concludes that there is no significant relation between time management skill and graduating paper procrastination level among Guidance and Counselling Department of Sanata Dharma University’s students, class of 2011 and 2012. However, there is a correlation coefficient value populated, which is -0.031. It indicates that, when the time management skill is high, the level of graduating paper procrastination becomes lower. On the contrary, if the time management skill is low, the level of graduating paper writing procrastination becomes higher.
Keyword: time management, procrastination, graduating paper writing.
HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEBIASAAN PROKRASTINASI PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2011 DAN 2012
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Gaudensius Gasim
NIM : 121114051
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEBIASAAN PROKRASTINASI PENULISANSKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2011 DAN 2012
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Gaudensius Gasim
NIM : 121114051
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sakit itu indah”
“Do not put off doing something because nobody knows whether we can
meet tomorrow or not”
Ku persembahkan skripsi ini untuk: 1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Bapa dan Mama
3. Saudara/saudari
4. Dosen Pembimbing (Dr. Gendon Barus, M.Si)
ABSTRAK
HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEBIASAAN PROKRASTINASI PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2011 DAN 2012
Gaudensius Gasim Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan manajemen waktu dan tingkat prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan 2012, serta menjajaki hubungan keduanya.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik korelasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan 2012 yang berjumlah 44 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kemampuan manajemen waktu berjumlah 27 dan kuesioner prokrastinasi penulisan skripsi berjumlah 31. Teknik analisis data yang digunakan adalah norma kategorisasi Azwar yang terdiri atas tiga kategori: tinggi, sedang, dan rendah, dan teknik korelasi r Person Product
Moment dengan nilai probabilitas (Pv) 0,05.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, 23 (52,27%) orang mahasiswa memiliki kemampuan manajemen waktu pada kategori tinggi, 18 (40,90%) orang mahasiswa pada ketegori sedang, dan sisanya 3 (6,81%) orang mahasiswa pada kategori rendah. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa, 22 (50%) orang mahasiswa memiliki tingkat prokrastinasi penulisan skripsi pada kategori rendah, 20 (45,45%) orang mahasiswa pada kategori sedang, dan hanya 2 (4,54%) orang mahasiswa pada kategori tinggi. Hasil analisis butir item menunjukkan bahwa terdapat 13 butir item kemampuan manajemen waktu teridentifikasi sedang dan 7 butir item prokrastinasi penulisan skripsi teridentifikasi sedang. Hasil analisis uji hipotesis menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, yaitu 0,844 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012. Walaupun demikian, didapatkan nilai koefisien korelasi yakni -0,031, artinya ada indikasi bahwa semakin tinggi kemampuan manajemen waktu, maka semakin rendah kecendrungan prokrastinasi penulisan skripsi, sebaliknya semakin rendah kemampuan manajemen waktu, maka semakin tinggi pula kecendrungan prokrastinasi penulisan skripsi.
ABSTRACT
TIME MANAGEMENT SKILL IN RELATION WITH
PROCRASTINATION HABIT OF GUIDANCE AND COUNSELLING
DEPARTMENT SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA’S
STUDENTS CLASS OF 2011 AND 2012 IN WRITING GRADUATING PAPER
Gaudensius Gasim Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
The aims of this research are to identify time management skill level and procrastination level of Guidance and Counselling Department Sanata Dharma University’s student, class of 2011 and 2012 in writing graduating paper, and to analyze the relation of both levels.
The research is based on a descriptive correlational method. The subject of this research are 44 students from Guidance and Counselling Department Sanata Dharma University, class of 2011 and 2012. Instruments used for this research are 27 items of time management skill questionnaire and 31 items of graduating paper writing procrastination questionnaire. Data analysis techniques used for this research are Azwar’s norm of categorization which consists of three categories: high, average, and low, and r Person Product Moment technique with probability value (Pv) of 0.05.
The result of this research shows that 23 (52.27%) students have the time management skill on high category, 18 (40.90%) students have the skill on average category, and 3 (6.81%) have the skill on low category. The result also shows that 22 (50%) students have low level of graduating paper writing procrastination, 20 (45.45%) have average level, and only 2 (4.54%) students have the high level. The result of item analysis shows that there are 13 items identified as average category on time management skill and 7 items as average category on procrastinating graduating paper. Hypothesis testing analysis result shows that the probability value is higher than 0.05, which is 0.844 > 0.05. This result concludes that there is no significant relation between time management skill and graduating paper procrastination level among Guidance and Counselling Department of Sanata Dharma University’s students, class of 2011 and 2012. However, there is a correlation coefficient value populated, which is -0.031. It indicates that, when the time management skill is high, the level of graduating paper procrastination becomes lower. On the contrary, if the time management skill is low, the level of graduating paper writing procrastination becomes higher.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu guna perbaikan penulisan skripsi ini diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sebagai bahan masukan untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang turut membantu dalam berupa semangat dan doa yang sangat mendukung. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma , serta selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dengan penuh sukacita, sabar, dan tekun, dalam
membimbing, dan mendamping setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.
2. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… . ii
HALAMAN PENGESAHAN………... . iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN………... iv
ABSTRAK………. v
ABSTRACT………... vi
KATA PENGANTAR……… vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… ix
HALAMAN PERNYATAAN……… x
DAFTAR ISI……….... xi
DAFTAR TABEL………... xiv
DAFTAR LAMPIRAN……….. xvi
BAB I. PENDAHULUAN………. 1
A. Latar Belakang Masalah………... 1
B. Identifikasi Masalah………... 4
C. Pembatasan Masalah……… 5
D. Rumusan Masalah……… 5
E. Tujuan Penelitian………. 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA……… 10
A. Hakikat Kemampuan Manajemen Waktu……… 10
1. Pengertian Kemampuan Manajemen Waktu.……... 10
2. Aspek-aspek Kemampuan Manajemen Waktu.…… 11
3. Ciri-ciri Individu yang Mampu
Memanajemen Waktu……… 14
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
Manajemen Waktu………. 16
5. Kemampuan Manajemen Waktu Mahasiswa
dalam Aktivitas Akademik dan Non Akademik…… 18 B. Hakikat Prokrastinasi Penulisan Skripsi………. 19
1. Pengertian Prokrastinasi……….. 19
2. Pengertian Skripsi……… 20
3. Aspek-aspek Prokrastinasi Penulisan Skripsi………. 21
4. Jenis-jenis Prokrastinasi……….. 23
5. Ciri-ciri Prokrastinator……… 24
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Timbulnya Prokrastinasi……….. 26
7. Prokrastinasi dalam Penulisan Skripsi………. 29 8. Tugas-tugas yang Harus Dilakukan Oleh Seorang
Mahasiswa Agar Proses Penyusunan Skripsinya Dapat
Berlangsung Efektif………. 31
C. Mahasiswa dan Kemampuan Manajemen Waktu………… 33
1. Pengertian Mahasiswa dan Karakteristiknya………… 33
2. Mahasiswa dan Kegiatan Akademik……… 35
3. Hambatan-hambatan atau Kesulitan dan
Tantangan Mahasiswa Penulis Skripsi……….. 37
D. Hasil Penelitian Relevan……….. 38
F. Hipotesis Penelitian……….. 42
BAB III. METODE PENELITIAN………. .. 43
A. Jenis dan Desain Penelitian……….. 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 43
C. Subjek Penelitian………... 44
D. Variabel Penelitian……… 44
E. Alat Ukur Penelitian Instrumen Pengumpulan Data Penelitian………. 45
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen……… 49
1. Validitas……… 49
2. Reliabilitas………. 54
G. TeknikAnalisis Data………. 57
1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data……… 57
2. Menentukan Kategori……… 58
3. Menguji Hipotesis Penelitian………. 63
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………… 64
A. Hasil Penelitian………. 64
B. Pembahasan ………. 74
BAB V. PENUTUP………. 84
A. Kesimpulan……… 84
B. Saran ………. 85
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Subjek Penelitian………... 44
Tabel 2: Norma Skoring Kuesioner Kemampuan Manajemen Waktu dan Kebiasaan
Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 46
Tabel 3: Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajemen
Waktu………. . 47
Tabel 4: Kisi-kisi Instrumen Kebiasaan Prokrastinasi
Penulisan Skripsi………. 48
Tabel 5: Rincian Item yang Valid dan Gugur
Variabel Kemampuan Manajemen Waktu………….. 52
Tabel 6: Rincian Item yang Valid dan Gugur
Variabel Prokrastinasi Penulisan Skripsi………. 53
Tabel 7: Kriteria Guildford……….. . 55
Tabel 8: Hasil Reliabilitas Kuesioner
Kemampuan Manajemen Waktu………. 55
Tabel 9: Hasil Reliabilitas Kuesioner
Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 56
Tabel 10: Kategorisasi Skor Kemampuan Manajemen Waktu
dan Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 59 Tabel 11: Kategori Tingkat Kemampuan Manajemen Waktu
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
angkatan 2011 dan 2012……….. 60
Tabel 12: Kategori Tingkat Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tabel 13: Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Kemampuan Manajemen Waktu dan
Prokrastinasi Penulisan Skripsi……….. 62 Tabel 14: Kategorisasi Skor Tingkat Kemampuan Manajemen
Waktu Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
angkatan 2011 dan 2012……… 64
Tabel 15: Penggolongan Skor Item Tingkat Kemampuan
Manajemen Waktu……… 66
Tabel 16: Kategorisasi Skor Tingkat Prokrastinasi Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
angkatan 2011 dan 2012……….. 67
Tabel 17: Penggolongan Skor Item Tingkat Kebiasaan
Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 68 Tabel 18: Deskripsi Data Penelitian Kemampuan Manajemen
Waktu dan Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan
Skripsi……….. 69
Tabel 19: Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi………. 71
Tabel 20: Hasil Uji Korelasi Variabel Kemampuan
Manajemen Waktu dengan Variabel Prokrastinasi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Data Penelitian Kuesioner Kemampuan
Manajemen Waktu……… 92
Lampiran 2: Data Penelitian Kuesioner Kebiasaan
Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 94 Lampiran 3: Data Perhitungan Validitas Kuesioner
Kemampuan Manajemen Waktu dan
Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi…. 95 Lampiran 4: Kuesioner Kemampuan Manajemen Waktu
dan Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan
Skripsi……… 101
Lampiran 5: Data Perhitungan Deskriptif Statistick……… 107 Lampiran 6: Rincian Item Kemampuan Manajemen Waktu
yang Capaian Skornya Teridentifikasi
Sedang……… 108
Lampiran 7: Rincian Item Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi yang Capaian Skornya Teridentifikasi
Sedang……… 110
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen waktu merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam bidang akademik. Manajemen waktu adalah suatu jenis keterampilan yang
berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seorang individu yang dilakukan secara terencana agar individu tersebut dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya (Atkinson, 1991). Macan, dkk (1990)
juga mengungkapkan bahwa manajemen waktu adalah pengaturan diri individu dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan
melakukan perencanaan, penjadwalan, pengontrolan waktu, dan selalu membuat skala prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi.
Peran manajemen waktu sangat diperlukan bagi mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugas akademiknya. Tugas-tugas itu dapat terselesaikan
dengan baik apabila mahasiswa mampu memanajemen waktu. Ketidakmampuan dalam memanajemen waktu mengakibatkan mahasiswa cenderung menunda-nunda mengerjakan tugas-tugas akademik mereka.
Penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik ini disebut dengan
banyak memberikan akibat negatif pada mahasiswa tersebut, semisalnya: keterlambatan menyelesaikan tugas, tidak mengumpulkan tugas, stress,
frustrasi, dan mempengaruhi capaian hasil belajar mahasiswa yang bersangkutan. Surijah (2007) juga mengungkapkan bahwa mahasiswa
yang melakukan prokrastinasi akan lebih lama untuk menyelesaikan masa studinya dibandingkan mahasiswa yang tidak melakukan prokrastinasi.
Menyusun skripsi merupakan salah satu tugas akademik yang penting karena menjadi salah satu syarat mahasiswa untuk mendapatkan
gelar S1. Bagi sebagian mahasiswa, menulis skripsi nampaknya merupakan hal yang menakutkan dan dianggap sebagai pekerjaan yang
sangat berat. Fenomena ini terjadi di kalangan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Banyak mahasiswa tidak berhasil menyelesaikan skripsinya sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa mahasiswa, lamanya durasi masa penulisan skripsi disebabkan oleh
lemahnya kemampuan mahasiswa memanajemen waktu, tingginya kecenderungan perilaku menunda-nunda, lemahnya kemampuan dalam mencari sumber pustaka, lemahnya kemampuan menulis ilmiah,
minimnya frekuensi pertemuan dengan dosen pembimbing, dan pengalihan fokus penulisan skripsi ke kesibukan bekerja sambilan atau
tinggi kebiasaan prokrastinasi dalam mengerjakan skripsi mereka, serta menjajaki hubungan keduanya. Karena fokus dalam penelitian ini adalah
mengenai penundaan penulisan skripsi, maka sepanjang penelitian ini menggunakan istilah prokrastinasi penulisan skripsi.
Beberapa peneliti mencoba mengukur hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi. Penelitian yang dilakukan oleh Kartadinata & Tjundjing, (2008) pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Surabaya angkatan 2004 dan 2005 berjumlah 227 orang, tidak menemukan hubungan yang signifikan tetapi menunjukkan korelasi
negatif (-0,377) antara pengelolaan waktu dan prokrastinasi akademik. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Sandra & M. Djalali (2013) pada
guru-guru SMA dan sederajat di wilayah Surabaya dan Sidoarjo (N= 110). Subjek diperoleh dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu
purposive random sampling. Data dianalisis menggunakan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan variabel manajemen waktu dan self efikasi secara simultan dan sangat signifikan berhubungan dengan prokrastinasi,
walaupun pengaruhnya sangat kecil karena dari hasil koefisien determinasi (R= 0,213) menunjukkan bahwa sumbangan relatif yang diberikan oleh variabel manajemen waktu dan self efikasi terhadap prokrastinasi hanya
Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dipaparkan di atas, khususnya fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012, peneliti hendak meneliti “Hubungan Kemampuan
Manajemen Waktu dengan Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2011 dan 2012.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan manajemen waktu mahasiswa masih rendah. 2. Belum diketahui secara pasti faktor-faktor yang mempengaruhi
rendahnya kemampuan manajemen waktu mahasiswa.
3. Perilaku prokrastinasi penulisan skripsi terjadi pada banyak mahasiswa.
4. Tingkat perilaku prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa sangat tinggi.
5. Dampak perilaku prokrastinasi penulisan skripsi mengganggu proses
dan memperlambat penyelesaian masa studi mahasiswa.
6. Penelitian tentang hubungan kemampuan manajemen waktu dengan
C. Pembatasan Masalah
Tidak seluruh permasalahan yang teridentifikasi di atas terjangkau
dalam penelitian ini, maka perlu diadakan pembatasan masalah yaitu meneliti masalah-masalah butir 1, 3, 4, dan 6; dengan berfokus pada:
Hubungan kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skiripsi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan
2012.
D. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini dirumuskan sbb:
1. Seberapa baik kemampuan manajemen waktu mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?
2. Butir-butir pengukuran kemampuan manajemen waktu mana yang capaian skornya teridentifikasi rendah?
3. Seberapa buruk kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?
4. Butir-butir pengukuran kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mana yang capaian skornya teridentifikasi tinggi?
mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh gambaran tentang tingkat kemampuan manajemen
waktu mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?
2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran kemampuan manajemen waktu yang capaian skornya rendah.
3. Memperoleh gambaran tentang tingkat kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?
4. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi yang capaian skornya tinggi.
5. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
wawasan mengenai hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi pada mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis: dapat memberikan gambaran dan informasi bagi
penelitian ilmiah, dibidang Pendidikan, khusus Bimbingan dan
Konseling tentang hubungan kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Manfaat Praktis:
a. Dapat membantu pihak Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dalam pembuatan atau penyusunan program bimbingan demi meningkatkan kemampuan
manajemen waktu mahasiswa dan mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan prokrastinasi dalam proses penulisan skripsi.
b. Dapat membantu peneliti untuk memperoleh pengalaman dan gambaran hubungan kemampuan manajemen waktu dengan
c. Dapat membantu peneliti lain untuk menambah wawasan tentang kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi
penulisan skripsi mahasiswa dan dapat memberikan inspirasi dalam melakukan penelitian berikutnya yang relevan.
G. Definisi Istilah
1. Kemampuan Manajemen Waktu
Kemampuan manajemen waktu merupakan upaya dan tindakan seorang individu dalam mengatur dirinya dengan menggunakan
waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan menentukan tujuan dan prioritas, membuat perencanaan dan penjadwalan, pengontrolan
terhadap waktu, serta kesanggupan untuk terorganisasi baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi untuk mencapai tujuan yang jelas.
2. Mahasiswa
Mahasiswa adalah anggota masyarakat atau individu yang berada
pada tahap perkembangan remaja akhir (18-21 tahun ) yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada jenjang perguruan tinggi tertentu.
3. Prokrastinasi
Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan mahasiswa untuk menunda
4. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah dari seorang mahasiswa sebagai
bukti kemampuan akademik dalam penelitian dengan topik yang sesuai dengan bidang studi, dan merupakan syarat bagi mahasiswa
untuk mencapai gelar sarjana strata satu. 5. Prokrastinasi Penulisan Skripsi
Prokrastinasi penulisan skripsi merupakan menunda menyelesaikan
tugas akhir dari seorang mahasiswa dalam bentuk penulisan ilmiah untuk mencapai gelar kesarjanaan yang seharusnya dapat dikerjakan tepat
waktu, dengan mengemukakan berbagai alasan meskipun hal tersebut dilakukan secara sengaja dan terlihat adanya ketidakuntungan dalam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan mengenai hakikat kemampuan manajemen waktu, hakikat prokrastinasi penulisan skripsi, mahasiswa dan karakteristiknya,
hasil-hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir penelitian, dan hipotesis.
A. Hakikat Kemampuan Manajemen Waktu 1. Pengertian Manajemen Waktu
Macan, dkk (1990) mengatakan bahwa manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan
seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat skala prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang
dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan.
Covey (1994) mengatakan bahwa manajemen waktu tidak dapat dilepaskan dengan manajemen diri. Manajemen diri dapat diartikan sebagai cara individu mengorganisasikan kehidupanya dengan prinsip
mendahulukan apa yang harus dilakukan skala prioritas.
Atkinson (1991) menjelaskan bahwa manajemen waktu adalah
sebaik-Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajemen waktu merupakan upaya dan
tindakan seorang individu dalam mengatur dirinya dengan menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan
menentukan tujuan dan prioritas, membuat perencanaan dan penjadwalan, pengontrolan terhadap waktu, serta kesanggupan untuk terorganisasi baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi
untuk mencapai tujuan yang jelas.
2. Aspek-aspek Kemampuan Manajemen Waktu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Macan, dkk
(dalam Kartadinata, 2008:111) manajemen waktu dibagi menjadi empat aspek, yaitu:
a. Menetapkan tujuan dan prioritas (setting goals and priorities)
Tujuan dan sasaran merupakan pernyataan mengenai apa yang penting dan ingin dilakukan oleh individu serta berfungsi
untuk memberikan arah bagi aktivitas-aktivitas selanjutnya. Pada aspek ini, tujuan dan sasaran perlu ditetapkan terlebih dahulu sebelum individu membuat suatu prioritas atau perencanaan dan
penjadwalan. Tujuan dan sasaran tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan
mensyaratkan penentuan aktivitas yang lebih spesifik sehingga tujuan jangka panjang akan lebih mudah tercapai.
Lakein (dalam Claessens dkk, 2004) mengungkapkan bahwa dalam menyusun suatu prioritas yang umum digunakan adalah
sistem prioritas ABC (system priority ABC). Tujuan yang diberikan tanda A adalah tujuan yang harus diberi perhatian utama dan mempunyai nilai kepentingan tinggi. Tujuan yang diberikan tanda
B merupakan aktivitas yang mempunyai nilai kepentingan sedang. Selanjutnya, tujuan yang diberikan tanda C merupakan tujuan
yang memiliki kepentingan rendah.
Macan (1990) menambahkan bahwa, aspek pertama ini
berisi aktivitas-aktivitas menetapkan dan meninjau kembali tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, menentukan prioritas kegiatan dan melaksanakannya, menentukan batas
waktu, memanfaatkan waktu menunggu dan membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil agar mudah dikerjakan.
b. Perencanaan dan penjadwalan (planning and scheduling)
Fauziah (dalam Kartadinata, 2008) menjelaskan bahwa perencanaan dan penjadwalan dilakukan setelah menyusun
prioritas, dan sebelum melakukan penjadwalan terlebih dahulu disusun perencanaan. Perencanaan dikenal dengan pembuatan
mengenai berbagai macam aktivitas yang harus dilaksanakan pada hari itu dan prioritas serta perkiraan waktu untuk tiap aktivitas.
Aspek kedua ini berisi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pengaturan waktu, membuat daftar-daftar yang harus
dikerjakan, membuat jadwal mingguan, menggunakan buku agenda, dan mengatur kertas kerja.
c. Kemampuan mengendalikan waktu (perceived control of time)
Aspek ketiga lebih mengarah pada keyakinan atau pandangan individu tentang bagaimana kemampuannya dalam mengendalikan
waktu dan bagaimana individu menggunakan waktu yang ada. Menurut Briton & Tesser (1991), aspek ketiga ini disebut
dengan time attitude yang berkaitan dengan efikasi diri. Efikasi diri merupakan penilaian individu akan kemampuan dirinya dalam menghadapi suatu situasi secara efektif. Efikasi diri ini akan
berpengaruh pada performansi dari individu, yang artinya menentukan bagaimana individu tersebut bertindak, berapa besar
usaha yang dilakukan, dan berapa lama individu tersebut bertahan. Semakin tinggi efikasi diri individu, maka individu tersebut dapat tahu kapan suatu situasi dapat dihadapi dan kapan harus dihindar.
d. Preferensi untuk terorganisasi (preference for organization)
Pada aspek ini dijelaskan bahwa untuk mengetahui kebiasaan
pada akhir pekan. Pencatatan dan pemeriksaan ini penting untuk mengevaluasi berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk
aktivitas yang berorientasi pada tujuan dan menjadi prioritas, serta berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk aktivitas rutin
maupun aktivitas tanpa tujuan dan prioritas. Aspek keempat menekankan pada keinginan untuk terorganisasi serta pendekatan yang dilakukan individu dalam menyelesaikan tugas.
3. Ciri-ciri Individu yang Mampu Memanajemen Waktu
Davidson (2002) menyebutkan individu-individu yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen waktu memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
a. Mampu menetapkan tujuan
Menetapkan tujuan dan mencapai tujuan merupakan bagian yang paling utama dalam pengaturan waktu. Dengan tujuan
tersebut, individu akan sangat mudah untuk mengetahui dari mana harus memulai pekerjaan. Selain itu, memudahkan untuk
memutuskan apa yang penting dan perlu untuk dilakukan. Dengan demikian, akan dapat terhindar dari tindakan yang membuang waktu.
b. Mampu mengidentifikasi prioritas
Tugas-tugas yang harus dikerjakan mungkin banyak. Apabila
prioritas, perlu membuat kategori yaitu: tugas mendesak dan tugas penting.
c. Mampu membuat jadwal
Membuat jadwal kegiatan merupakan salah satu contoh
manajemen waktu yang baik. Dengan membuat jadwal individu dapat menyelsaikan pekerjaan atau tugasnya tepat waktu. Individu yang membuat jadwal hariannya akan lebih mudah melakukan
kegiatan-kegiatan atau tugas-tugasnya.
d. Mampu melakukan pekerjaan dengan terorganisir
Melakukan pekerjaan dengan terorganisir merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan individu sehari-hari. Dengan
mempunyai jadwal dan perencanaan individu dapat mengatur segala sesuatu dengan mudah. Individu yang melakukan kegiatan atau tugasnya secara terorganisir akan terlaksana dengan baik
dan akan mencapai tujuan yang diharapkannya. e. Mampu meminimalkan interupsi
Interupsi adalah gangguan yang bersumber dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu yang akan mengurangi konsentrasi individu dengan pekerjaannya. Individu yang
f. Mampu mengelola stress
Individu pasti berhadapan dengan situasi atau kondisi yang
membuat individu tersebut stress. Individu yang mengalami stress, akan melaksanakan aktivitas-aktivitasnya tidak sesuai
dengan yang ia rencanakan atau tidak sesuai dengan yang ia jadwalkan, dan tidak mampu memprioritaskan aktivitas-aktivitas yang sifatnya lebih penting.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Manajemen Waktu
Srijanti (2007) mengemukakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi manajemen waktu yaitu: a. Adanya target yang jelas
Dengan adanya target pencapaian maka hidup akan lebih terarah
dan waktupun dapat diatur dengan sebaik-baiknya. b. Adanya prioritas kerja
Individu dapat menjalankan manajemen waktu dengan baik akan mencurahkan seluruh konsentrasi dan energinya untuk mencapai prioritas yang telah ditetapkan. Adanya prioritas dalam bekerja
c. Pendelegasian tugas
Sifat kurang percaya pada orang lain dan ingin semua pekerjaan
selesai dengan sempurna seringkali membuat tersitanya waktu yang kita miliki. Pekerjaan yang dianggap tidak utama dilakukan
pendelegasian kepada orang lain. Hal itu dapat lebih meringankan pekerjaan, waktu yang ada dapat digunakan melakukan pekerjaan lain yang lebih berkualitas.
Rahardi (2009) juga menyebutkan beberapa faktor yang menentukan tercapainya proses manajemen waktu mahasiswa, antara
lain:
a. Faktor dalam diri yang melakukan kesalahan.
Faktor ini menjadi faktor utama. Setiap manusia belajar dari kesalahan hidupnya. Dengan manajemen waktu, manusia meminimalisir kesalahan di masa lampau.
b. Faktor lingkungan kampus
Pada dasarnya lingkungan kampus menjadi barometer kreativitas
mahasiswa. Dengan fasilitas kampus yang memadai, mahasiswa mampu menimba ilmu secara otodidak yang kurang didapat di bangku kuliah. Hal ini mempersingkat waktu proses belajar
kognitif mahasiswa. c. Faktor pandangan hidup.
pandangan hidup yang jelas, tergambar dalam benak sebuah masa depan.
5. Kemampuan Manajemen Waktu Mahasiswa dalam Aktivitas Akademik dan Non Akademik
Mahasiswa memiliki banyak aktivitas dan tugas yang harus diselesaikannya. Milligrams dan Toubiana (1999) menyebutkan bahwa
tugas mahasiswa dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tugas akademik dan non akademik. Tugas akademik dan non akademik
merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh seorang mahasiswa. Kedua hal tersebut memiliki peranan penting dalam
proses perkembangan pribadi seorang mahasiswa, baik perkembangan kognitif maupun psikologis. Terkait dengan hal di atas, kebanyakan mahasiswa mengalami kesulitan dalam
melaksanakan semua aktivitas dan tugasnya tersebut. Hal ini disebabkan oleh kurang mampu mahasiswa dalam mengatur waktu
untuk melaksanakan semua aktivitas dan tugasnya tersebut.
Peran manajemen waktu sangat penting bagi mahasiswa dalam melaksanakan aktivitas akademik dan non akademiknya. Mahasiswa
yang mampu memanajemen waktu dengan baik akan melaksanakan kegiatan akademiknya secara teratur, terencana dan terorganisir, dan
menjamin tercapainya tujuan yang diharapkan tanpa mengenyampingkan keberlangsungan aktivitas non akademiknya.
Artinya, mahasiswa tersebut mampu mengalokasikan waktu secara proporsional antara waktu untuk keperluan aktivitas akademik dan
non akademik, semisal pengembangan diri, sosialisasi, rekreasi, olahraga, dan istirahat.
B. Hakikat Prokrastinasi Penulisan Skripsi 1. Pengertian Prokrastinasi
Prokrastinasi yang dalam Bahasa Inggris disebut procrastination berasal dari kata bahasa Latin procrastinare. Kata procrastinare
merupakan dua akar kata yang dibentuk dari awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju, dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi, secara harafiah, prokrastinasi
berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Desimone dalam Ferrari dkk, 1995: 4).
Sementara itu, Solomon & Rothblum (1984: 503) mengatakan: “Procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of
experiencing subjective discomfort, in an all-too-familiar problem”.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas
prokrastinator. Dalam kaitannya dengan penulisan skripsi, prokrastinasi dijelaskan sebagai perilaku menunda tugas-tugas skripsi
(seperti: mencari referensi, menyelesaikan tugas-tugas administratif, konsultasi dengan dosen pembimbing, merefisi bahan skripsi, dan
mempersiapkan diri untuk ujian pendadaran) sampai batas akhir waktu yang tersedia.
Ferrari, dkk (1995: 4) menjelaskan bahwa terdapat dua arti dari
prokrastinasi yaitu: Pertama, prokrastinasi diartikan sebagai kebiasaan yang berguna untuk menghindari pekerjaan yang tidak terlalu penting
dan usaha yang impulsive. Kedua, prokrastinasi dianggap sebagai kebiasaan berbahaya akibat kemalasan dalam menyelesaikan suatu
tugas yang penting dalam hidup.
Berdasarkan pengertian prokrastinasi dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah suatu kecenderungan
mahasiswa untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas yang penting secara berulang-ulang dan dilakukan secara
sengaja.
2. Pengertian Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S1. Skripsi tersebut adalah bukti kemampuan
dipertahankan untuk mencapai gelar sarjana strata satu. Biasanya, skripsi menjadi salah satu syarat kelulusan (Wirartha, 2006).
Berdasarkan pengertian prokrastinasi dan skripsi, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi penulisan skripsi merupakan
menunda menyelesaikan tugas akhir dari seorang mahasiswa dalam bentuk penulisan ilmiah untuk mencapai gelar kesarjanaan yang seharusnya dapat dikerjakan tepat waktu, dengan mengemukakan
berbagai alasan meskipun hal tersebut dilakukan secara sengaja dan terlihat adanya ketidakuntungan dalam melakukan penundaan tersebut.
3. Aspek-aspek Prokrastinasi Penulisan Skripsi
Solomon dan Rothblum, 1984 (dalam Rizki, 2009: 14-15) menyebutkan lima area akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering tidak dikerjakan oleh mahasiswa, yakni tugas
mengarang (menulis karya ilmiah), belajar menghadapi ujian, membaca, kinerja tugas administratif, dan menghadiri pertemuan.
Area akademik ini akan menjadi aspek prokrastinasi penulisan skripsi dalam penelitian ini. Adapun kelima aspek tersebut, yaitu:
a. Tugas-tugas administratif penunjang proses penulisan skripsi
Berkaitan dengan penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran UKT dan SKS, penyelesaian hal-hal yang berkaitan
b. Menghadiri pertemuan berkaitan dengan proses penyusunan skripsi
Aspek kedua ini berkaitan dengan hal menghadiri pertemuan dengan dosen pembimbing (konsultasi skripsi), dan menghadiri
pertemuan dengan kelompok (bimbingan skripsi kelompok). c. Membaca buku referensi skripsi
Aspek ini berkaitan dengan mencari buku-buku referensi skripsi,
meminjam buku-buku referensi, lalu membaca buku-buku referensi yang sudah ditemukan dan meringkas atau merangkum isi buku
yang telah dibaca, dan selanjutnya mengembalikan buku-buku yang telah dipinjam.
d. Menyusun skripsi
Aspek ini berkaitan dengan mencari dan mengumpulkan berbagai literatur atau sumber pustaka yang sesuai dengan judul skripsi
(seperti buku-buku yang relevan, jurnah ilmiah, ensiklopedi, artikel-artikel ilmiah dan lain sebagainya), serta memulai dan
menyelesaikan skripsi.
e. Belajar menghadapi ujian skripsi
Aspek ini berkaitan dengan penyelesaian hal-hal sebagai
persyaratan pelaksanaan ujian skripsi (seperti mengumpulkan berkas yang diperlukan, dan mendaftar ujian skripsi). Aspek ini
telah disusun, sehingga dapat melaksanakan ujian dengan baik dan mendapatkan nilai yang baik.
4. Jenis-jenis Prokrastinasi
Ferrari (Yemima Huestiya, 2010:6), membagi prokrastinasi berdasarkan fungsi. Berdasarkan fungsinya, prokrastinasi dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Prokrastinasi disfungsional (dysfunctional procrastination)
Penundaan jenis ini tidak memiliki tujuan, dan akan
berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Prokrastinator jenis ini, biasaanya menggunakan alasan-alasan untuk melakukan
penundaan. Alasan tersebut dibagi menjadi dua yaitu: 1) Decisional procrastination
Menurut Ferrari (Ghufron 2003: 18), prokrastinasi dilakukan
sebagai suatu bentuk coping yang ditawarkan untuk menyesuaikan diri dalam pembuatan keputusan pada situasi
yang dipersebsikan penuh stress.
2) Behavioral atau avoidance procrastination
Menurut Ferrari (Ghufron, 2003: 19), penundaan
dilakukan dengan suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan.
negatif dalam dirinya atau mengancam self estemnya, sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang
nyata yang berhubungan dengan tugasnya. b. Prokrastinasi fungsional (functional procrastination)
Penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti sehingga tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu upaya konstruktif agar suatu tugas dapat diselesaikan
dengan baik.
5. Ciri-ciri Prokrastinator
Ferrari dkk (dalam Kartadinata, 1995: 16), menjelaskan bahwa
sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan diamati melalui ciri-ciri tertentu yaitu:
a. Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi. Prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera
diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.
b. Keterlambatan dalam menyelsaikan tugas karena melakukan hal-hal lain yang tidak dibutuhkan.
maupun rencana-rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai
mengerjakan tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga melakukanya sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan menyelsaikan tugas secara memadai.
c. Kesenjangan waktu antara rencana yang ditetapkan dan kinerja
aktual.
Prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami kegagalan
menyelsaikan tugasnya secara memadai. Ciri utama seorang prokrastinator adalah lamban dalam melakukan suatu tugas. d. Selalu takut dan cemas
Perilaku menunda-nunda akan membawa perasaan tidak nyaman pada pelakunya, konsekuensi negatif yang ditimbulkan memicu
kecemasan dalam diri pelaku prokrastinasi.
e. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada tugas yang harus dikerjakan.
Prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk
buku cerita), nonton, ngobrol, jalan-jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk
mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Prokastinasi
Bernad (dalam Catrunada, 2008) mengemukakan sepuluh faktor yang mempengaruhi munculnya prokrastinasi. Faktor-faktor tersebut
adalah:
a. Kecemasan atau emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai
dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut. Segala bentuk situasi yang mengancam individu dapat menimbulkan kecemasan
seperti konflik dan rasa frustrasi, ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri dan tekanan melakukan sesuatu diluar kemampuan dapat menjadi faktor penyebab timbulnya
prokrastinasi.
b. Self-depreciation
Dalam situasi ini, seseorang memiliki penghargaan yang rendah atas dirinya dan selalu menyalahkan dirinya ketika terjadi kesalahan dan kurang percaya diri untuk mendapatkan masa
depan yang cerah. Keadaan ini membuat sebagian orang tidak bergairah mengerjakan segala hal yang akhirnya berdampak
c. Toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan.
Maksud dari pernyataan di atas adalah adanya kesulitan terhadap
tugas yang dikerjakan membuat seseorang mengalami kesulitan untuk mentoleransi rasa cemas dan frustrasi sehingga mereka
menghindari diri dari tugas-tugas yang membuat mereka merasa tugas tersebut dapat mengurangi kenyamanan.
d. Mencari kesenangan.
Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau melepaskan situasi yang membuat nyaman tersebut. Jika
sesorang memiliki kecenderungan yang tinggi dalam mencari kenyamanan, maka orang tersebut memiliki keinginan kuat untuk
lebih bersenang-senang dari pada melakukan hal yang membuat mereka tidak nyaman. Mengerjakan tugas adalah salah satu yang dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman.
e. Disorganisasi waktu
Idealnya, mengatur waktu agar seseorang dapat
memperkirakan dengan baik berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan adalah hal penting untuk hidup teratur. Namun, pada kenyataannya beberapa
orang merasa sulit untuk memutuskan apakah pekerjaan itu penting atau kurang penting untuk dikerjakan sehingga akhirnya
f. Disorganisasi lingkungan
Ketidakaturan lingkungan dapat menjadi salah satu
penyebab adanya prokrastinasi. Ketidakaturan yang dimaksud dalam hal ini adalah keadaan lingkungan yang memiliki banyak
gangguan sehingga membuat seseorang susah untuk berkonsentrasi, seperti adanya kertas dimana-mana, alat yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas tidak tersedia dan
banyak hal lain yang ada di lingkungan dan sifatnya mengganggu sesorang dalam penyelesaian tugasnya.
g. Pendekatan yang lemah terhadap tugas
Pendekatan yang lemah terhadap tugas adalah ketidakmampuan
sesorang untuk mengetahui dari mana ia harus memulai pekerjaan. Pada situasi seperti ini, seseorang tersebut mengalami kebingungan untuk memulai yang akhirnya berimbas pada
penundaan pekerjaan yang seharusnya ia kerjakan. h. Kurangnya kemampuan sesorang untuk berkata tidak
Dalam situasi ini, seseorang merasa kesulitan untuk menolak jika diminta untuk mengerjakan hal lain diluar jadwal yang sudah dibuat. Akhirnya pekerjaan yang semula sudah direncanakan
i. Permusuhan terhadap orang lain
Adanya kemarahan atau dendam yang berlebihan terhadap
sesorang yang dianggap musuh akan mempengaruhi cara seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan
dengan orang tersebut. Hal ini dapat menjadikan sesorang menunda pekerjaan yang berhubungan dengan musuhnya tersebut.
j. Perasaan tertekan atau kelelahan
Dalam situasi tertekan atau kelelahan, seseorang akan cenderung
mengabaikan tugas yang seharusnya dikerjakan karena banyaknya tenaga yang terbuang sebelumnya.
7. Prokrastinasi dalam Penulisan Skripsi
Prokrastinasi penyusunan skripsi pada mahasiswa adalah
kecenderungan menunda-nunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan proses penyusunan
skripsi. Sebagai salah satu tugas akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, biasanya memiliki kecenderungan prokrastinasi yaitu menunda untuk memulai mengerjakan skripsi. Semisalnya
menunda mencari buku referensi, menunda jadwal konsultasi dengan dosen pembimbing, menunda menyusun kuesioner penelitian,
Berdasarkan pendapat Bernad (dalam Catrunada, 2008), mengenai faktor-faktor penyebab munculnya prokrastinasi, maka
penyebab timbulnya prokrastinasi penulisan skripsi pada mahasiswa dapat dijabarkan sebagai berikut:
Seseorang mengganggap skripsi sebagai situasi yang mengancamnya sehingga dapat menimbulkan kecemasan seperti menghindar dari dosen dan teman-teman, dan tidak yakin dengan
kemampuan yang ia miliki. Hal ini membuat seseorang tersebut menunda menyelesaikan skripsinya.
Ada orang yang cenderung menyalahkan dirinya sendiri, orang seperti ini selalu takut salah dengan tugas yang ia buat. Seperti tidak
berani memberikan bahan skripsinya kepada dosen karena ia merasa semua bahan skripsinya salah. Kondisi ini mendorong sesorang untuk melakukan penundaan dalam penulisan skripsinya.
Disorganisasi waktu dapat menyebabkan sesorang melakukan penundaan. Seseorang mengalami kesulitan dalam mengatur waktu
untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaannya. Seperti kesulitan mengatur waktu untuk bertemu dengan dosen pembimbing, kesulitan mengatur waktu untuk melaksanakan penelitian. Hal ini dapat pula
membuat seseorang sulit menentukan mana pekerjaan yang penting dikerjakan dan mana pekerjaan yang kurang penting dikerjakan.
Ketidakaturan lingkungan dapat menjadi salah satu penyebab adanya prokrastinasi. Ketidakaturan yang dimaksud dalam hal ini
adalah keadaan lingkungan yang memiliki banyak gangguan sehingga membuat seseorang susah untuk berkonsentrasi, seperti adanya kertas
dimana-mana, referensi yang dibutuhkan untuk mengerjakan skripsi tidak tersedia dan banyak hal lain yang ada di lingkungan dan sifatnya mengganggu sesorang dalam penyelesaian tugasnya.
Pendekatan yang lemah terhadap tugas adalah ketidak mampuan sesorang untuk mengetahui dari mana ia harus memulai skripsinya.
Pada situasi seperti ini, seseorang tersebut mengalami kebingungan untuk memulai yang akhirnya berimbas pada penundaan mengerjakan
bahan skripsinya
Adanya kemarahan atau dendam yang berlebihan terhadap sesorang yang dianggap musuh akan mempengaruhi cara seseorang
dalam menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan orang tersebut. Hal ini dapat menjadikan sesorang menunda pekerjaan yang
berhubungan dengan musuhnya tersebut.
8. Tugas-tugas yang Harus Dilakukan Oleh Seorang Mahasiswa Agar Proses Penyusunan Skripsi Dapat Berlangsung Efektif
Menurut Gendon Barus, (2016: wawancara) ada beberapa tugas
1) Mencari buku referensi
Seorang mahasiswa mencari buku referensi yang sesuai dengan
judul skripsinya atau mencari bahan referensi lainya. 2) Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing
Agar dapat berjalan efektif, mahasiswa perlu melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing demi mendapatkan masukan, kritik, saran, dan penambahan wawasan terkait
skripsinya.
3) Fokus untuk tulisannya
Tugas mahasiswa dalam penyusunan skripsinya adalah menghindari terjadinya disorganisasi waktu dan disorganisasi
lingkungan, agar ia tetap fokus dengan tulisannya. 4) Mampu manajemen waktu
Hal ini berkaitan dengan yang disebutkan pada poin ke tiga
yakni disorganisasi waktu. Tugas ini berkaitan dengan pengaturan waktu dalam memulai dan menyelesaikan suatu
pekerjaan.
5) Kemampuan menolak interupsi/godaan
Tugas ini berkaitan dengan kemampuan seorang mahasiswa
untuk berani berkata tidak atau menolak berbagai macam hal yang hanya menghambat penyelesaian skripsinya. Seperti berani
melakukan hal-hal yang kurang penting dibandingkan dengan menyusun skripsi.
6) Berani bertanya ke narasumber, dan berdiskusi dengan teman-teman.
Agar menambah wawasan dan pengetahuan, seorang mahasiswa perlu berdiskusi dengan teman-teman sekelompok dan mencari informasi terkait dengan judul skripsi dari berbagai narasumber.
C. Mahasiswa dan Kemampuan Manajemen Waktu 1. Pengertian Mahasiswa dan Karakteristiknya
a. Pengertian Mahasiswa
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997), bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi. Montogomery (dalam Papalia dkk, 2007) mengatakan
bahwa perguruan tinggi atau universitas dapat menjadi sarana atau tempat untuk seorang individu dalam mengembangkan
kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya dalam melatih keterampilan verbal dan kuantitatif, berpikir kritis, dan moral
reasoning.
Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang berada dalam rentang usia 18-21 tahun.
atau young adulthood. Pada usia ini, perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh dari
lingkungan serta sudah mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan atau karirnya.
Selain hal di atas, mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon inteletual. Sebagai manusia muda, mahasiswa
seringkali tidak mengukur resiko yang akan menimpa dirinya. Sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu berpikir
kritis terhadap kenyataan sosial. Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara
mantap, dimana didalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau
disibukan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan (Djojodibroto, 2004).
b. Ciri-ciri Mahasiswa
Kartono (1985) menjelaskan bahwa mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1) Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan menjadai
2) Mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai
pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.
3) Mahasiswa juga diharapkan dapat menjadi daya penggerak
yang dinamis dalam proses modernisasi.
4) Mahasiswa diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan professional.
2. Mahasiswa dan Kegiatan Akademik
Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikam di Universitas atau sekolah
tinggi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997). Tujuan mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi adalah untuk menguasai suatu ilmu serta memahami wawasan ilmiah yang luas, sehingga
mampu bertindak ilmiah dalam segala hal yang berkaitan dengan keilmuannya untuk dapat diabadikan kepada masyarakat.
Proses penyelesaian program pendidikan di jenjang perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk memenuhi tugas-tugas yang diberikan baik secara akademik maupun non-akademik. Salomon dan
Rothblum (1984), mengemukakan bahwa ada enam tugas akademik yang harus dilakukan mahasiswa dalam menjalankan masa
menghadapi ujian, menghadiri pertemuan kelas, tugas adminstratif dan kinerja akademik secara keseluruhan.
Milligrams dan Toubiana (1999) membagi tugas akademik yang harus dilakukan mahasiswa menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Pekerjaan rumah (PR)
Mahasiswa diminta untuk membuat tugas tulisan singkat yang akan diberikan kepada dosen dan membaca materi yang akan
digunakan untuk presentasi kelas, ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan pemahaman tentang materi yang akan
diberikan.
b. Ujian
Mahasiswa diminta untuk mengerjakan beberapa soal atau pertanyaan sebagai refleksi dari materi yang sudah diberikan.
c. Karya tulis
Mahasiswa akan diminta untuk membuat laporan yang cukup panjang dan mendalam mengenai topik yang ditentukan. Dalam
pembuatan karya tulis ini mahasiswa akan melakukan aktivitas seperti membaca dan meninjau kembali materi yang sudah diberikan. Selain tugas tersebut mahasiswa juga wajib mengikuti
tugas akademik lain seperti menghadiri perkuliahan, datang tepat waktu, dan tugas admininstrasi lainnya.
jawab atas tugas-tugas yang harus dilakukan. Terkait dengan hal tersebut, salah satu bentuk tanggung jawab mahasiswa terhadap
tugas-tugasnya adalah memanajemen waktu dengan baik.
3. Hambatan-hambatan atau Kesulitan dan Tantangan Mahasiswa Penulis Skripsi
Menyusun skripsi bagi sebagian mahasiswa nampaknya
merupakan hal yang menakutkan yang mau tidak mau wajib dijalani karena menyusun skripsi dianggap pekerjaan yang sangat berat
(Mage & Priyowidodo, 2005). Dengan fenomena seperti itu, menurut Lutfin (dalam Mage & Priyowidodo, 2005) beberapa faktor yang
menyebabkan ketidakmampuan seorang mahasiswa menulis skripsi terkait masalah penguasaan teknik penulisan, penguasaan bahasa Indonesia, kurangnya membaca, dan tidak terbiasa menulis. Kesulitan
lain yang seringkali dialami diantaranya kesulitan mencari judul untuk skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana
yang terbatas atau takut menemui dosen pembimbing. Kesulitan-kesulitan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan stress, rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi, menunda penyusunan skripsi dan
bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya
D. Hasil Penelitian Relevan
Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Kartadinata & Tjundjing (2008),
pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya angkatan 2004 dan 2005 dengan (N= 227). Data diperoleh dengan pengisian
Time Management Behavior Scale (TMBS) dengan Procrastination Assessment Scale for Student (PASS). Data dianalisis dengan analisis
linear dan r person product moment. Hasil penelitian menunjukkan
tidak ada hubungan yang signifikan tetapi menunjukkan korelasi negatif (-0,377) antara pengelolaan waktu dan prokrastinasi akademik.
2. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Sandra & M. Djalali (2013) mengenai hubungan manajemen waktu dan efikasi diri dengan prokrastinasi. Subjek penelitian adalah guru-guru SMA dan sederajat
di wilayah Surabaya dan Sidoarjo (N= 110). Subjek diperoleh dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu purposive random
sampling. Data dianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil
penelitian menunjukkan variabel manajemen waktu dan self efikasi secara simultan dan sangat signifikan berhubungan dengan
prokrastinasi, walaupun pengaruhnya sangat kecil karena dari hasil koefisien determinasi (R= 0,213) menunjukkan bahwa sumbangan
78,7% merupakan faktor-faktor lain yang menyebabkan munculnya prokrastinasi.
E. Kerangka Pikir
Kemampuan manajemen waktu merupakan satu hal yang penting bagi mahasiswa dalam proses belajar di perguruan tinggi. Banyak tugas yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa, baik tugas akademik maupun
tugas non-akademik. Salah satu penentu keberhasilan seorang mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya adalah kemampuan dalam memanajemen
waktu. Mahasiswa yang mampu memanajemen waktunya dengan baik memiliki kebutuhan dan tujuan yang jelas, memiliki daftar dan rencana
tugas yang jelas, memanfaatkan dan mengendalikan waktunya dengan baik, dan mengevaluasi semua waktu yang digunakan. Dengan memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, seorang mahasiswa dapat
melaksanakan semua tugasnya dengan efektif, dan dapat merasakan hasil dari tugas-tugasnya tersebut. Secara khusus, mahasiswa dapat
menyelesaikan tugas penulisan skripsinya tepat waktu dan memperoleh hasil yang memuaskan.
Sebaliknya, mahasiswa yang kurang mampu memanajemen waktu
mengalami kesulitan dalam mengatur waktu untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaannya (disorganisasi waktu). Seperti kesulitan