BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di Program Studi Bimbingan dan Konseling
FKIP-UKSW Salatiga. Jumlah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
FKIP-UKSW Salatiga yang terdaftar melakukan regristrasi tahun 2012 yang
didapat dari Bagian Administrasi UKSW, yaitu dari angkatan 2006 sampai saat ini
masih ada 2 mahasiswa, 2007 ada 8 mahasiswa, 2008 terdapat 31 mahasiswa,
2009 terdapat 99 mahasiswa, 2010 terdapat 106 mahasiswa, 2011 terdapat 54
mahasiswa dan di angkatan 2012 ada 63 mahasiswa.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil mahasiswa sebagai sampel yang
dengan syarat bahwa mahasiswa tersebut masih berstatus kuliah atau yang masih
aktif kuliah. Jadi mahasiswa yang cuti kuliah maupun yang hanya sedang skripsi
tidak peneliti ambil. Dan daftar mahasiswa yang masih berstatus kuliah dan
menjadi populasi penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Populasi Mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW Salatiga yang Masih Berstatus Aktif Kuliah
No Angkatan Jumlah
1 2009 42
2 2010 102
3 2011 54
4 2012 57
Jumlah 255
[image:1.595.102.515.198.716.2]Kemudian dari populasi tersebut diambil sampel secara proportionate
random sampling dengan mengambil 150 mahasiswa yang berdasarkan tabel
penentuan jumlah sampel dari populasi yang dikembangkan dari Isaac dan
Michael dengan tingkat kesalahan 5% (Sugiyono, 2011). Setelah dilakukan
pengumpulan data didapat bahwa mahasiswa yang mengisi skala penelitian
terdapat 92 mahasiswa perempuan dan 58 mahasiswa laki-laki dari keseluruhan
sampel yang diambil yaitu 150 mahasiswa tersebut.
4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Perizinan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti meminta
izin kepada pihak universitas untuk melakukan penelitian di Program Studi
Bimbingan Konseling FKIP-UKSW Salatiga dengan membuat surat izin resmi
dan dikeluarkan 15 Februari 2013. Peneliti mulai melakukan penelitian pada
tanggal 19 Februari 2013 setelah mendapatkan izin dari Kepala Program Studi
Bimbingan Konseling FKIP-UKSW.
4.2.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebelum
melakukan pengumpulan data untuk penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan
pengumpulan data yang digunakan untuk pra penelitian pada tanggal 13
Desember 2012 dan sebagai uji coba instrumen untuk menguji validitas dan
sampel secara acak (random sampling) pada 31 mahasiswa Bimbingan dan
Konseling. Uji coba instrumen dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2013.
Selanjutnya Pengambilan data penelitian kembali dilakukan mulai pada
hari Jumat tanggal 19 Februari 2013. Data penelitian diperoleh dengan
menyebarkan skala motivasi berprestasi dan skala prokrastinasi kepada 150
mahasiswa Bimbingan Konseling dengan persebaran dari angkatan 2009 sebanyak
25 mahasiswa, angkatan 2010 sebanyak 60 mahasiswa, angkatan 2011 sebanyak
31 mahasiswa dan angkatan 2012 sebanyak 33 mahasiswa, yang masing-masing
diambil secara random ( acak). Proses pengumpulan data berlangsung sampai
tanggal 1 Maret 2013.
4.3 Hasil Analisis Deskriptif
Untuk mengkategorisasi variabel motivsi berprestasi dan prokrastinasi
masing-masing digunakan rumus sebagai berikut:
Lebar interval = skor maksimalK−skor minimal
Pada masing-masing item konformitas teman sebaya, skor tertinggi 4 dan
skor terendah 1. Untuk membuat kategorisasi variabel motivsi berprestasi dibagi
dalam lima ketegori yaitu kategori Sangat Tinggi , Tinggi , Sedang , Rendah , dan
Sangat Rendah. Jumlah item 38 sehingga skor maksimal yang diperoleh adalah
38 x 4 = 152 dan skor minimal 38 x 1 = 38, sehingga diperoleh lebar interval
sebagai berikut :
152 −38 5
Sedangkan pada masing-masing item prokrastinasi, jumlah item 36 sehingga
skor maksimal yang diperoleh adalah 36 x 4 = 144 dan skor minimal 36 x 1 =
36, sehingga diperoleh lebar interval sebagai berikut :
144 −36 5
= 21,6 dan dibulatkan menjadi 22
4.3.1 Motivasi Berprestasi
Untuk mengetahui tingkat motivasi berprestasi pada mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW Salatiga ditempuh dengan
melakukan analisis menggunakan bantuan SPSS 16.0 untuk menentukan atau
menggolongkan motivasi berprestasi pada tingkat kategori sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah. Adapun tabel distribusi frekuensi motivasi
berprestasi mahasiswa berikut ini :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW Salatiga
Skor Kategori Frekuensi Prosentase
130-152 Sangat Tinggi 28 18,67%
107-129 Tinggi 109 72,67%
84-106 Sedang 10 6,67%
61-83 Rendah 3 2%
38-60 Sangat Rendah 0 0%
Total 150 100%
Pada tabel dapat dilihat pada tingkat motivasi berprestasi mahasiswa
[image:4.595.103.514.160.646.2]orang mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi yaitu dengan prosentase
sebesar 18,67%. Kemudian tidak terdapat mahasiswa pada kategori sangat rendah.
Dapat disimpulkan pula bahwa motivasi berprestasi mahasiswa berada pada
tingkat kategori tinggi yaitu 72,67% dengan jumlah mahasiswa paling banyak
yaitu 109 orang.
4.3.2 Prokrastinasi
Demikian pula untuk mengetahui tingkat motivasi berprestasi pada
mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling FKIP-UKSW Salatiga,
dilakukan analisis diskriptif sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Prokrastinasi Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling FKIP-UKSW Salatiga
Skor Kategori Frekuensi Prosentase
124-145 Sangat Tinggi 5 3,33%
102-123 Tinggi 24 16%
80-101 Sedang 87 58%
58-79 Rendah 33 22%
36-57 Sangat Rendah 1 0,67%
Total 150 100%
Pada tabel dapat dilihat pada tingkat prokrastinasi mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW Salatiga. Terdapat 5 orang
mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi yaitu dengan prosentase sebesar
3,33% dan terdapat pula 1 orang mahasiswa pada kategori sangat rendah yaitu
[image:5.595.98.512.215.616.2]berada pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 58% dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 87 orang.
4.4 Analisis dan Hasil Penelitian
Untuk mengetahui korelasi antara motivasi berprestasi dengan tindakan
prokrastinasi mahasiswa, data tentang motivasi berprestasi dan prokrastinasi
dianalisis dengan teknik korelasi Kendall's tau_b dengan bantuan program SPSS
16.0 for Windows dengan cara mengklik analyze-correlate-bivariate sehingga
[image:6.595.101.533.219.617.2]diperoleh :
Tabel 4.4 Hasil Korelasi antar Variabel
MotivasiBerp
restasi Prokrastinasi Kendall's tau_b MotivasiBerprestasi Correlation
Coefficient 1.000 -.315
**
Sig. (2-tailed) . .000
N 150 150
Prokrastinasi Correlation
Coefficient -.315
**
1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 150 150
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil analisis dari tabel korelasi antara variabel motivasi berprestasi
dengan variabel prokrastinasi menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi
antara kedua variabel tersebut adalah -0,315** dengan signifikansi sebesar 0,000.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan
dengan arah negatif antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi pada
Artinya bahwa ketika semakin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa maka
prokrastinasi mahasiswa mennjukkan tingkat yang rendah, demikian juga
sebaliknya.
4.5 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil data analisis, didapatkan bahwa hasil nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikasi 0,000 kurang dari 0,05 ( p < 0,05) maka hipotesis
diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan
tindakan prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
FKIP-UKSW Salatiga. Besarnya koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut
adalah -0,315** sehingga arah hubungannya adalah negatif artinya semakin tinggi
motivasi berprestasi maka semakin rendah prokrastinasi, sebaliknya semakin
rendah motivasi berprestasi maka semakin tinggi prokrastinasi akademik.
5.6 Pembahasan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi berprestasi dengan tindakan prokrastinasi dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi rxy = -0,315** dengan
nilai p=0,000, p<0,05 sehingga ada hubungan yang signifikan dengan arah yang
negatif.
Hasil ini sesuai dengan temuan dari penelitian Khamidah (2009) dan
Rumiani (2006). Penelitian dari Khamidah (2009) tentang “Hubungan antara
Mahasiswa” melalui hasil perhitungan menggunakan teknik analisis korelasi
sederhana antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik, didapatkan
nilai p = 0,000 (p < 0,05) dan koefisien korelasi (rx1y) = -0,666, yang berarti
mempunyai hubungan kuat dan berarah negatif (-). Hal serupa juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rumiani (2006) yang berjudul ”Prokrastinasi
Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa” diketahui
bahwa hasil analisis menunjukakan koefisien korelasi antara prokrastinasi dengan
motivasi berprestasi sebesar -0,5508 dengan p<0,01. Dengan kata lain motivasi
berprestasi memiliki korelasi negatif dengan prokrastinasi akademik.
Sedangkan hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Adzani (2012)
tentang Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta, yang
menunjukkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,364** dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara prokrastinasi
akademik dengan motivasi berprestasi dengan arah positif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi berprestasi memiliki
hubungan dengan tindakan prokrastinasi akademik pada mahasiswa khususnya
pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW Salatiga
dengan arah yang negatif. Besarnya atau tingginya tingkat motivasi berprestasi
yang dilakukan oleh setiap mahasiswa akan mempengaruhi tindakan prokrastinasi
atau sikap menunda yang dilakukan tiap mahasiswa tersebut. Jika mahasiswa
memiliki motivasi berprestasi yang rendah maka mahasiswa memiliki tingkat
tinggi maka mahasiswa akan cenderung memiliki sikap menunda yang rendah.
Seperti halnya dalam teori McClelland (1987) yang mengungkapkan bahwa
motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berhubungan dengan pencapaian
beberapa standar kepandaian atau standar keunggulan. Standar itu akan
mempengaruhi individu dalam usaha memperoleh pencapaian keberhasilan
termasuk dalam bidang pendidikan. Kondisi tersebut akan menentukan individu
dalam menyelesaikan setiap tugas akademik, sehingga individu akan cenderung
untuk tidak melakukan bahkan menghindari menunda atau prokrastinasi