54
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelititian ini dilaksanakan di SMA N 1 Karanggede Boyolali yang berlamat di Jl. Sawungrono, Klari, Karanggede, Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan jadwal rincian kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Tahapan Kegiatan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul’15-Jan‘16
Persiapan Penelitian a. Pengajuan judul b. Persetujuan
pembimbingan c. Perijinan penelitian d. Penyusunan Instrumen
penelitian
Pelaksanaan Penelitian a. Siklus I
- Perencanaan - Pelaksanaan
Tindakan - Observasi - Refleksi b. Siklus II
- Perencanaan - Pelaksanaan
Tindakan - Observasi - Refleksi
Analisis Data dan Pelaporan - Analisa Data
- Menyusun Skripsi
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini siswa kelas X.1 SMA N 1 Karanggede tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7 siswa dan 24 siswi, dengan total adalah 31 orang.
Mayoritas siswa berasal dari Karanggede dan sekitarnya.
C. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh dari dokumantasi berupa foto-foto yang memberikan gambaran keadaan pelaksanaan pembelajaran.
2. Teknik Angket
Angket ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis siswa. Angket yang diberikan kepada siswa pada tiap siklus yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan tindakan.
3. Teknik Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran Fisika di kelas X SMA N 1 Karanggede. Data diperoleh berupa data tentang keterlaksanan pembelajaran Fisika dengan model blended learning di kelas dan aktivitas berpikir kritis siswa yang dapat diamati selama pembelajaran. Indikator Kemampuan berpikir kritis selengkapnya pada Lampiran 14.
4. Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan pada siswa yang dipilih secara acak setelah proses pembelajaran Fisika di kelas X 1 SMA N 1 Karanggede Tahun ajaran 2014/2015. Data diperoleh berupa pendapat siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dan efek yang dirasakan siswa mengenai model pembelajaran yang diterapkan di kelas tersebut terhadap kemampuan berpikir kritis serta tingkat kemampuan berpikir kritis siswa yang terjadi perbedaan antara hasil yang teramati dalam observasi dan angket. Wawancara yang dilakukan wawancara terbuka dengan panduan wawancara pada Lampiran 12 dan 13.
D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran
a. Silabus
Silabus yang digunakan adalah silabus yang telah disusun oleh guru SMA N 1 Karanggede.
b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran dapat terstruktur dengan baik mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan sesuai dengan model pembelajaran blended leraning. Kemudian langkah-langkah pembelajaran yang ada pada inti pelaksanaan pembelajaran dibuat dalam sintak di setiap siklusnya. Pembuatan sintak ini bertujuan untuk mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alur yang telah dibuat dalam RPP (Lampiran 2, 4, 6 dan Lampiran 8).
c. LKS (Lembar Kerja Siswa)
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan lembaran-lembara yang berisikan tugas dan biasanya berupa petunjuk atau langkah untuk menyelesaikan tugas yang harus dilakukan siswa dan sebagai syarat bagi guru dalam meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penilaian kemampuan berpikir kritis siswa berupa lembar observasi, angket, dan wawancara. Indikator yang ada dalam instrumen tersebut disusun menyesuaikan dengan alur pembelajaran yang direncanakan dalam RPP. Validasi instrumen dilakukan oleh ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Instrumen pengumpulan data selengkapnya pada Lampiran 10- Lampiran 16.
E. Validitas Data Penelitian
Data yang berhasil diperoleh, dikumpulkan dan dicatat dalam pelaksanaan tindakan harus diuji validitasnya. Validitas data berguna untuk menentukan valid dan tidaknya suatu data yang akan digunakan sebagai sumber
penelitian. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan diolah dan diuji keabsahannya melalui triangulasi. Lexy J. Moleong (2000: 78) mengatakan,
“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau pembanding terhadap data itu.” Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode yaitu dengan membandingkan atau mengecek ulang infomasi yang diperoleh dari tiga metode pengumpulan data.
Adapun skema validitas data yang digunakna dapat dilihat pada Gambar 3. 1.
Gambar 3.1. Triangulasi dengan Tiga Metode Pengumpulan Data Kemampuan berpikir kritis
F. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis interaktif. Menurut Milles dan Hubberman (1992: 16) bahwa,
“Analisis dalam penelitian interaktif yaitu proses analisis yang terdiri dari tiga komponen yang meliputi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya.”
Dalam bentuk analisis ini, peneliti menggunakan tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi, yang dilakukan selama penelitian. Model analisis interaktif ini terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi. Tidak ada batas yang memisahkan antara unsur-unsur pada proses penelitian. Pada proses verifikasi sering melangkah kembali pada tahap reduksi data sehingga triangulasi data
Kuisioner Observasi
Wawancara
berhubungan dalam proses penelitian. Penjelasan lebih lanjut diuraikan sebagai berikut :
a. Reduksi Data
Reduksi data yaitu pemilihan, pemusatan dan penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Komponen ini merupakan proses seleksi, memfokuskan penyederhanaan, yang dilakukan seama penelitian, baik sebelum, selama, sampai akhir pengumpulan data. Reduksi data ini dilakukan sejak pengambilan keputusan rencana kerja, pemilihan kasus, penyusunan proposal, pengambilan keputusan rencana kerja maupun cara pengumpulan data yang dilakukan. Hal ini akan berlanjut selama pengumpulan data berlangsung sampai akhir laporan disusun.
b. Penyajian Data
Penyajian data yaitu suatu organisasi atau kumpulan informasi yang memungkinkan riset dapat dilakukan. Sajian data dilakukan dengan mengorganisasikan informasi secara logis dan sistematis kemudian mendeskripikannya ke dalam narasi dengan menggunakan semacam matrik atau bagan. Data yang sudah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai jenis permasalahannya.
c. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan
Sejak awal penelitian data yang diperoleh peneliti di lapangan mulai dilakukan penarikan kesimpulan sementara. Pada waktu pengumpulan data berakhir agar kesimpulan yang dibuat lebih mantap dan benar-benar dipertanggungjawabkan, maka diperlukan verifikasi terlebih dahulu.
Verifikasi dilakukan kembali dengan tujuan pemantapan kesimpulan dengan cara penelusuran kembali data secara ringkas sehingga peneliti dapat mengubah kesimpulan sementara yang telah dibuat menjadi kesimpulan akhir yang lebih mantap.
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis secara dekriptif data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dan angket dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang
terjadi dalam proses pembelajaran dan dinyatakan dalam bentuk presentase yang dideskripsikan secara naratif. Kegiatan analisis tersebut meliputi :
a. Hasil Observasi pada Setiap Pertemuan Pelaksanaan Siklus
Kemampuan berpikir kritis siswa yang dimaksud adalah segala bentuk kegiatan siswa yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Masing–masing siswa dihitung presentase ketercapaian terhadap indikator kemampuan berpikir kritis. Skor tertinggi ideal yang dicapai untuk keseluruhan adalah 24. Skor minimum ideal yang dicapai adalah 4 dengan mean ideal (Mi) 14. Dan Standar Deviasi Ideal (Sdi) 3 . Kriteria yang dimaksud terdapat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tabel Kriteria Hasil observasi
Kategori Kelompok Skor Kriteria
5 X>19 Sangat Baik
4 16≥X>19 Baik
3 12≥X>16 Cukup
2 9≥X>12 Kurang
1 X<9 Sangat Kurang
Keterangan : X = Skor Responden (Azwar, 2012)
b. Hasil Angket
Teknik analisis data yang dilakukan untuk menganalisis hasil kuesioner adalah menggunakan kriteria yang dikategorikan berdasarkan presentase ketercapaian indikator dalam angket. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis berdasarkan presentase siswa yang mencapai ketuntasan:
= X
N 100%
Keterangan :
P = Presentase ketuntasan siswa X = Skor siswa
= Skor maksimal (Azwar, 2012)
Kriteria pencapaian indikator kemampuan berpikir kritis siswa skor tertinggi ideal untuk keseluruhan indikator adalah 100% dan skor terendah adalah nol. Siswa dinyatakan memiliki kemampuan berpikir kritis baik jika memenuhi 70% indikator kemampuan berpikir kritis.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan gambaran kemampuan berpikir kritis siswa sesuai dengan pedoman wawancara.
G. Prosedur Penelitian
Kemmis dan Taggart (1988) sebagaimana dikutip oleh Endang Mulyatiningsih (2011) membagi prosedur penelitian tindakan dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus) yaitu : perencanaan – tindakan dan observasi – refleksi atau tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat dilaksanakan tindakan sekaligus dilaksanakan observasi. Untuk urutan dalam pelaksanaan bagi penelitian Gambar 3.2 adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang telah dilakuakan sebelumnya, alternatif pemecahan masalah yang diajukan adalah dengan menerapkan Blended learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Fisika. Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario pembelajaran, termasuk silabus, rencana pengajaran, instrumen pembelajaran dan intrumen penelitian.
2. Tindakan dan Observasi (Action and Observation)
Tindakan yang telah direncanakan diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran blended learning. Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis seperti yang tercantum dan diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran seperti pada Lampiran 2, 4, 6, dan Lampiran 8. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dilakukan observasi, kemudian dibagikan angket setiap akhir siklus. Lembar observasi selengkapnya tercantum dalam dalam Lampiran 16.
3. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini dilakukan analisis proses dan dampak dari pelaksanaan tindakan. Hasil analisis pada tahap refleksi berupa kelebihan, kelemahan, ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan yang dijadikan dasar perencanaan kegiatan pada siklus berikutnya. Apabila dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan Siklus II. Begitu seterusnya hinggga tercapai target yang telah ditentukan dalam penelitian yang tercantum dalam indikator ketercapaian penelitian, seperti yang disajikan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Skema Prosedur Penelitian Kondisi awal
Perencanaan Tindakan Siklul II
Refleksi Pelaksanaan tindakan
dan Observasi Perencanaan
Tindakan Siklus I
Terselesaikan Belum
Terselesaikan
Pelaksanaan tindakan dan Observasi
Refleksi Terselesaikan
Siklus ke III Terselesaikan
Belum Terselesaikan
Siklus ke-n Terselesaikan
Belum Terselesaikan
H. Indikator Keberhasilan Penelitian
Dengan penelitian ini hasil akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan Penelitian Aspek yang Diukur Presentase Siswa yang
Ditargetkan
Cara Mengukur Kemampuan
berpikir kritis siswa
75 % siswa mencapai Kamampuan Berpikir Kritis baik/tuntas
Diukur dari angket, dan didukung dengan observasi dan wawancara