• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK se-gugus IV Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Subjek penelitian adalah anak kelompok B semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Tempat penelitian dipilih dengan beberapa pertimbangan, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Belum pernah dilakukan penelitian yang serupa di TK se-gugus IV Kecamatan Banjarsari Surakarta sehingga mengantisipasi terjadinya penelitian ulang.

b. Peneliti sudah cukup mengenal dan memiliki hubungan baik dengan pihak sekolah.

c. Lokasi sekolah tersebut cukup dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan yaitu dari bulan Januari hingga Juli 2014. Pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahap, yang terdiri atas pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal, pengurusan surat ijin, pelaksanaan penelitian, pengumpulan dan analisis data, penyusunan laporan, dan ujian skripsi serta revisi skripsi. Penjelasan mengenai jadwal penelitian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 70.

B. Rancangan/ Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian true experimental atau eksperimen yang sebenarnya. Sedangkan bentuk penelitiannya adalah

(2)

Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2013: 113). Keterangan yang lebih jelas mengenai pola rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Pola Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posstest

E O1 X O2

K O3 O4

Keterangan :

E = Kelompok eksperimen K = Kelompok kontrol

O1 = Pretes kelompok eksperimen O2 = Posttest kelompok eksperiman

X = Perlakuan kepada kelompok eksperimen (permainan tradisional) O3 = Pretest kelompok kontrol

O4 = Postest kelompok control

Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)-(O4-O3)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117).

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B di TK se-gugus IV Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Jumlah TK yang ada di gugus IV Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ada 5 yaitu TK Negeri Pembina, TK Eka Puri Mandiri, TK Bhayangkari 55, TK Islam Bakti 17 dan

(3)

TK Sinar Nyata. Sedangkan jumlah anak kelompok B di TK se-gugus IV Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta sebanyak 166 anak.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118). Sampel dari penelitian ini adalah anak kelompok B TK se-gugus IV Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Satu kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu kelompok anak yang diberikan perlakuan berupa permainan tradisional dan satu kelas sebagai kelompok kontrol yaitu kelompok anak yang tidak diberikan perlakuan. Di lain pihak, diambil satu kelas sebagai kelompok uji coba instrumen.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik cluster random sampling. Cluster random sampling adalah cara pengambilan sampel apabila objek yang akan diteliti sangat luas. Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampel yang akan digunakan hanya 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi tersebut dilakukan secara random (Sugiyono, 2013: 121-122).

Langkah-langkah pengambilan sampel dapat diuraikan sebagai berikut: a. Peneliti membuat daftar nama-nama TK se-gugus Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta diperoleh dari UPT Kecamatan Banjarsari. b. Peneliti membuat undian dari nama-nama TK se-gugus IV Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta.

c. Peneliti mengundi 3 (tiga) TK dari 5 (lima) TK se-gugus IV Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

d. Menentukan 1 TK eksperimen, 1 TK kontrol, dan 1 TK uji coba instrumen.

(4)

E. Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:60). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013: 61). Variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan perubahan terhadap variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini permainan tradisional.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 61). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keterampilan sosial anak.

2. Metode Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan apabila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2013: 203). Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan. Dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2013: 204).

Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh seorang peneliti dan dibantu oleh minimal 5 orang asisten peneliti untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial pada anak. Observasi dilakukan dengan cara membuat

(5)

skenario kegiatan agar keterampilan sosial yang akan diukur oleh peneliti dapat terlihat atau muncul. Skenario kegiatan tersebut dilakukan dengan cara membagi anak ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-7 anak. Kemudian peneliti membuat kegiatan berupa mewarnai gambar dan menyusun puzzle. Setiap kelompok akan disediakan krayon dan satu buah puzzle. Dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan misalnya anak hanya diperbolehkan mewarnai dengan krayon yang telah disediakan oleh peneliti.

Dengan adanya skenario kegiatan tersebut, diharapkan perilaku yang akan diukur dapat muncul. Pengukuran ini dilakukan melalui observasi sehingga dapat diketahui keterampilan-keterampilan sosial yang dimiliki oleh anak. Observasi ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu observasi sebelum diberikan perlakuan untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial sebelum diberikan perlakuan dan observasi setelah diberikan perlakuan.

Observasi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rating scale. Menurut Sugiyono penggunaan rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja. Dalam skala model rating scale ini, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan (2013: 141). Dalam penggunaan rating scale ini setiap jawaban kuantitatif mengartikan suatu makna. Adapun penggunaan jawaban kuantitatif dalam lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 132.

3. Kisi-kisi Instrumen

Untuk menentukan instrumen yang baik pada penelitian ini, peneliti membuat kisi-kisi intrumen terlebih dahulu. Kisi-kisi instrumen ini memuat variabel dan indikator yang akan dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Selanjutnya peneliti membuat instrumen yang telah ditentukan dengan mengacu pada kisi-kisi tersebut.

(6)

Instrumen untuk mengukur keterampilan sosial anak mengacu pada aspek keterampilan sosial yang dikemukakan oleh Moeslichatoen (mengutip simpulan Gordon & Browne, 1985) yang membagi keterampilan sosial yang perlu dipelajari anak di TK menjadi 4 yaitu: a) membina hubungan dengan orang dewasa, b) membina hubungan dengan anak lain, c) membina hubungan dengan kelompok dan d) membina diri sebagai individu (2004, 23). Adapun sebaran uji coba skala keterampilan sosial dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 130.

F. Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian harus diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa baik kualitasnya. Suatu instrumen dinyatakan layak untuk digunakan apabila memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013: 173).

1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen lembar observasi ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Dalam hal ini instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2013: 177). Dalam penelitian ini ahli yang dimaksud adalah dosen ahli dan guru pamong penelitian. Setelah dikonsultasikan, kemungkinan keputusan yang dikeluarkan oleh ahli ada tiga yaitu instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau instrumen dirombak total. Tiap instrumen dinyatakan valid apabila semua validator menyatakan bahwa lembar observasi perilaku tersebut adalah valid.

(7)

2. Uji Reliabilitas

Instrumen berupa lembar observasi diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Cohen Kappa. Rumus Cohen Kappa digunakan untuk menguji reliabilitas lembar pengamatan (Arikunto, 2002: 183-184). Selain itu menurut Kaplan dan Saccuzzo (mengutip simpulan Cohen, 1960) bahwa statistik kappa merupakan metode yang paling baik untuk memerika level kesepakatan di antara beberapa pengamat (2012: 119).

Rumus Cohen Kappa

Keterangan :

KK = Koefisien kesepakatan

P0 = Proporsi frekuensi pengamatan Pe = Peluang kesepakatan antarpengamat

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini terdiri atas uji prasyarat dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai kedua uji tersebut akan dijabarkan berikut ini.

1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat terdiri atas uji normalitas dan uji homogenitas. Penjelasan mengenai uji prasyarat tersebut dapat dijelaskan melalui uraian berikut ini.

a. Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian, dilakukan prosedur pengujian untuk mengetahui data pada penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov smirnov.

(8)

Keterangan : sup = maksimal

F(x) = probabilitas distribusi normal Fn(x) = probabilitas distribusi empiris

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang digunakan penelitian mempunyai varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan ujilevene.

Rumus ujilevene (Yulianto, 2012) :

Keterangan :

n = jumlah sampel k = banyaknya kelompok Zij = − .

. = rata-rata dari kelompok ke i ̅. = rata-rata kelompok dariZi

̅

.. = rata-rata menyeluruh dariZij

2. Uji Hipotesis

Setelah data lulus uji normalitas dan homogenitas di atas, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan uji hipotesis. Uji hipotesis digunakan untuk membandingkan keterampilan sosial anak yang diberikan perlakuan berupa permainan tradisional dan anak yang tidak diberikan perlakuan. Uji hipotesis dilakukan setelah semua data terkumpul dan dianalisis dengan statistik uji t.

Rumus uji t (Sugiyono, 2013: 273) :

t = x1− x2 s 1

n1+

1 n2

(9)

dengan

s = (n − 1)s + (n − 1)s

n + n − 2

Keterangan:

x = rata-rata kelompok eksperimen

x = rata-rata kelompok kontrol s = standar deviasi (simpangan baku)

s = simpangan baku kelompok eksperimen

s = simpangan baku kelompok kontrol n1 = jumlah sampel kelompok eksperimen n2 = jumlah sampel kelompok kontrol

H. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, prosedur penelitian ini melalui tiga tahap. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan ini dilakukan sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

a. Penyusunan proposal penelitian b. Menentukan lokasi penelitian. c. Perijinan melakukan penelitian. d. Survei dan observasi awal.

e. Membuat kisi-kisi intrumen penelitian. f. Menyusun instrumen penelitian

Instrumen pada penelitian ini berupa lembar observasi dengan menggunakan rating scale.

g. Menyusun modul permainan tradisional.

Modul permainan tradisional ini digunakan sebagai pedoman guru dalam memberikan perlakuan kepada anak untuk melatih keterampilan sosialnya.

(10)

h. Menguji validitas dan reliabilitas intrumen penelitian dengan cara melakukan uji coba instrument (tryout).

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian setelah tahap persiapan dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ini adalah:

a. Tes awal (Pretest)

Tes yang digunakan adalah melakukan observasi dengan menggunakan skala keterampilan sosial yang berdasarkan hasil uji coba. Tes awal dimaksudkan untuk mengambil data tentang tingkat keterampilan sosial yang dimiliki oleh anak sebelum diberikan perlakuan berupa permainan tradisional.

b. Pelaksanaan perlakuan permainan tradisional

Permainan tradisional diberikan pada anak-anak kelompok B sebanyak 5 kali perlakuan. Permainan tradisional yang digunakan adalah cublak-cublak suweng, ambah-ambah lemah, kucing-kucingan dan bakiak. Adapun pelaksanaan perlakuan tersebut yaitu:

1) Pemberian perlakuan dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Setiap pertemuan memerlukan waktu kurang lebih 30 menit.

2) Pertemuan pertama melakukan permainan cublak-cublak suweng. Dalam permainan ini terdiri dari satu anak menjadi pemain “dadi” dan anak yang lain menjadi pemain “mentas”. Dalam permainan ini terdapat hukuman bagi pemain “dadi” apabila salah menebak anak yang memegang kerikil. Hukumannya adalah menggendong temannya tersebut.

3) Pertemuan kedua melakukan permainan ambah-ambah lemah. Permainan ini membutuhkan tiga anak yang menjadi “dadi” dan pemain yang lain menjadi “mentas”. Dalam permainan ini terdapat peraturan yang harus ditaati oleh setiap pemain. Sehingga setiap anak dikenalkan untuk taat pada aturan yang telah disepakati.

(11)

4) Pertemuan ketiga melakukan permainan kucing-kucingan. Permainan ini terdiri dari satu anak yang menjadi kucing, satu anak menjadi tikus, dan pemain lain menjadi sangkar.

5) Pertemuan keempat melakukan permainan bakiak. Permainan ini membutuhkan dua kelompok dan setiap kelompok terdiri dari tiga anak.

6) Pertemuan kelima melakukan permainan bakiak. Permainan ini sama seperti permainan yang dilakukan pada pertemuan ke-empat. Namun terdapat variasi yang berbeda, yaitu rute/ alur yang digunakan dalam permainan sedikit lebih rumit. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai aturan dan cara bermain dalam penerapan permainan tradisional ini dapat dilihat pada modul yang dilampirkan pada lampiran 2 halaman 71.

c. Tes akhir (Posttest)

Tes akhir dilakukan dengan menggunakan instrument yang sama pada tes awal. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial pada anak dan diharapkan pada tes akhir ini terjadi peningkatan keterampilan sosial anak setelah diberikan perlakuan berupa permainan tradisional.

3. Tahap Pengolahan Data

Tahap pengolahan data dilakukan setelah semua tahap pelaksanaan penelitian selesai. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengolahan data ini terdiri dari:

a. Mengecek kembali data yang sudah terkumpul.

b. Merekapitulasi nilai/ hasil observasi seluruh anak pada saat tes awal dan tes akhir.

c. Melakukan uji normalitas. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan bantuan program SPSS 16 for windows. (Priyatno, 2012: 37).

(12)

d. Melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji levenedengan bantuan program SPSS 16 for windows (Priyatno, 2012: 49).

e. Menganalisis uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas. Pada penelitian ini menggunakan uji t baik uji independent sample t-test maupun paired sample t-testdengan bantuan program SPSS 16 for windows(Priyatno, 2012: 41-51)

Gambar

Tabel 3.1 Pola Rancangan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Bila kita mencermati pola pada Tari Gambyong secara keseluruhan, kita akan mendapatkan bahwa dalam pola Tari Gambyong terdapat unsur matematika yaitu di antaranya

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Variabel SHARIAH SHARE merupakan sebuah variabel yang bergerak di dekat garis x , hal ini menunjukkan bahwa goncangan dari tingkat bunga PUAB mempunyai pengaruh yang relatif

seperti berkelahi, pada awalnya mereka selesaikan sendiri tanpa harus diselesaikan oleh pengasuh. Kondisi ini menunjukkan perilaku dapat menyelesaikan masalah sendiri

Dengan terselesaikannya Skripsi saya yang berjudul “SEKSUALITAS DAN SLAPSTICK DALAM ACARA KOMEDI SEBAGAI KOMODIFIKASI DI TELEVISI (Studi Analisis Wacana Pada Acara

Oleh itu satau Projek Inovasi Trainer Kit Sistem Pemasangan Perpaipan Domestik (Trainer Kit SPPD) telah dibangunkan oleh pensyarah Unit Penyelenggaraan Bangunan,

Terkait dengan kelestarian sosial perusahaan memiliki kebijakan pembangunan sosial masyarakat yang tertuang dalam program kelola sosial, berupa program pemberdayaan

Kontak antarkelompok disebut oleh Hewstone, Rubin, & Willis (2002) sebagai salah satu cara untuk mengurangi bias antarkelompok. Peneliti menduga tidak adanya bias