RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-1
BAB IV
ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
RPIJM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal
social, ekonomi dan lingkungan untuk meminimalisir pengaruh negatif
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan
permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan
dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting
sosial, ekonomi dan lingkungan, analisis dengan instrumen, serta pemetaan
antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
4.1. Analisis Sosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan,
pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf
perencanaan,
pembangunan
infrastruktur
permukiman
seharusnya
menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang
marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan
gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat
terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan
penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali.
Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi
apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa
manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitarnya.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya
memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut :
1.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional:
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-2
dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada
kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat
miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal,
dan wilayah bencana.
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender
dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data
dan statistik gender.
2.
UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan
Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan
menyediakantanah
bagi
pelaksanaan
pembangunan
guna
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan
masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang
Berhak.
3.
Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah
program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di
bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan
infrastruktur dasar.
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan
akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus
dilanjutkan.
4.
Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan
Kemiskinan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-3
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi.
5.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
Menginstruksikan
kepada
Menteri
untuk
melaksanakan
pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan
dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender
sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan
masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya
adalah :
1.
Pemerintah Pusat:
o
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat
strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
o
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum
yangbersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
o
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan
kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan
ekonomi di tingkat pusat.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-4
2.
Pemerintah Provinsi:
o
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat
regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
o
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang
bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
o
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan
kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan
ekonomi di tingkat provinsi.
o
Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat provinsi
berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
3.
Pemerintah Kabupaten/Kota:
o
Menjamin
tersedianya
tanah
untuk
kepentingan
umum
di
kabupaten/kota.
o
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di
kabupaten/kota.
o
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan
kecil, serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di
tingkat kabupaten/kota.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-5
i.
Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas
kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini
telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
(PNPM)
Mandiri
Perkotaan
Neighborhood
Upgrading
and
Shelter
Sector
Project
(NUSSP),
Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS), Program
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP),
Rural Infrastructure Support
(RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program
Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya Menindaklanjuti hal
tersebut maka diperlukan suatu pemetaan awal untuk mengetahui
bentuk responsif gender dari masing-masing kegiatan, manfaat, hingga
permasalahan yang timbul sebagai pembelajaran di masa datang di
daerah.
ii.
Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya
memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan
minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat
terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur,
waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya
yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses
pelayanan tersebut.
4.2.
Analisis Ekonomi
i.
Kemiskinan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-6
sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu
kemiskinan. Kajian aspek sosial lebih menekankan pada manusianya
sehingga yang disasar adalah kajian mengenai penduduk miskin,
mencakup data eksisting, persebaran, karakteristik, sehingga kebutuhan
penanganannya.
Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan
untuk menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:
1.
Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
2.
Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu
murahan.
3.
Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester.
4.
Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah
tangga lain.
5.
Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6.
Sumber
air
minum
berasal
dari
sumur/mata
air
tidak
terlindung/sungai/air hujan.
7.
Bahan
bakar
untuk
memasak
sehari-hari
adalah
kayu
bakar/arang/minyak tanah.
8.
Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
9.
Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun
10.
Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari
11.
Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12.
Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan
luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh
perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan
dibawah Rp. 600.000,- per bulan.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-7
SD/hanya SD.
14.
Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan
minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit, emas,
ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya
ii.
Analisis dampak pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya terhadap
ekonomi lokal masyarakat
Pembangunan
Infrastruktur
Bidang
Cipta
Karya
banyak
meberikan dampak pada masyarakat sekitar, semakin banyak
pembangunan akan semakin banyak pengaruhnya terhadap ekonomi
masyarakat. Pembangunan jembatan dan jalan lingkungan akan
mempermudah akses masyarakat untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Pembangunan MCK dan Ipal Komunal juga akan menambah
peningkatan
ekonomi
masyarakat
dengan
memadukan
usaha
masyarakat sekitar dengan MCK/Ipal Komunal dengan memanfaatkan
air keluaran dari Ipal untuk mengairi kolam ikan usaha rakyat.
4.3
Analisis Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam
penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kota Lubuk
Linggau telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan
lingkungan adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-8
2.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional :
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu
penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara
konsisten di segala
bidang”.
3.
Peraturan Presiden No.5/2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 :
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai
adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber
daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan
lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung
lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim”.
4.
Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis :
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/ atau program, KLHS
digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana dan/ atau program agar dampak dan/atau resiko lingkungan
yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.
5.
Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen
Lingkungan
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu
disusun dokumen AMDAL, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan
dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL
dan UPL.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang
Cipta Karya mengacu pada UU No.32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-9
a.
Menetapkan kebijakan nasional
b.
Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria
c.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS
d.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan
UKL-UPL
e.
Melaksanakan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup
f.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian
dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon
g.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah
h.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup
i.
Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan
masyarakat
j.
Menetapkan standar pelayanan minimal
2. Pemerintah Provinsi
a.
Menetapkan kebijakan tingkat provinsi
b.
Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi
c.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan
UKL-UPL
d.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah
kabupaten/kota
e.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup
f.
Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada
kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan
g.
Melaksanakan standar pelayanan minimal
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a.
Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-10
c.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan
UKL-UPL
d.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup
e.
Melaksanakan standar pelayanan minimal
i.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya
disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan
telah
menjadi
dasar
dan
terintegrasi
dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program. KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena:
1.
RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur.
2.
KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPIJM adalah
karena RPIJM berada pada tataran Kebijakan/ Rencana/ Program.
Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana
kebijakan, rencana dan/ atau program menjadi garda depan
dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi
mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-11
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan
rencana/program dalam RPIJM per sektor dengan mempertimbangkan
isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan, kemerosotan,
dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan
intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi kawasan
hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat;
dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia.
Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang
disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu
tersebut. Tahap 1 dilakukan dengan penapisan (
screening
) dengan
menyusun tabel 4.1.
Tabel 4. 1.
Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
No. Kriteria Penapisan
Penilaian
Uraian Pertimbangan*
Kesimpulan: (Signifikan/ Tidak Signifikan)
1. Perubahan Iklim Sektor Pengembangan Permukiman berdampak terhadap lingkungan
Signifikan untuk di-KLHS-kan
2. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati
Sektor Pengembangan Permukiman, Sektor
Pengembangan Penyehatan lingkungan permukiman (contohnya: sanitasi, sampah dan limbah) berdampak terhadap lingkungan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-12
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaranhutan dan lahan,
Sektor Pengembangan Permukiman berdampak terhadap lingkungan
Signifikan untuk di-KLHS-kan
4. Penurunan mutu dan kelimpahan
sumber daya alam
Sektor Pengembangan Permukiman, Sektor
Pengembangan Penyehatan lingkungan permukiman (contohnya: sanitasi, sampah dan limbah) berdampak terhadap lingkungan
Signifikan untuk di-KLHS-kan
5. Peningkatan alih fungsi kawasan
hutan dan/atau lahan,
Sektor Pengembangan Permukiman berdampak terhadap lingkungan
Signifikan untuk di-KLHS-kan
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin
Sektor Pengembangan Penyehatan lingkungan permukiman (contohnya: sanitasi, sampah dan limbah) berdampak terhadap lingkungan
Signifikan untuk di-KLHS-kan
7. Peningkatan risiko terhadap
kesehatan dan keselamatan manusia
Sektor Pengembangan Penyehatan lingkungan permukiman (contohnya: sanitasi, sampah dan limbah) berdampak terhadap lingkungan
Signifikan untuk di-KLHS-kan
*) didukung data dan informasi yang menjelaskan apakah kebijakan, rencana dan/atau program yang ditapis menimbulkan risiko/dampak terhadap lingkungan hidup
Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui
proses penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program
dalam RPIJM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas
maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No.9/2011 tentang
Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPIJM Kabupaten/Kota dapat
menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan,
dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPIJM dengan persetujuan
BPLH, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-13
didukung Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) dapat
menyusun KLHS dengan tahapan sebagai berikut :
1.
Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di
Wilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan
sebagai berikut :
a) Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya
Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah
:
1)
Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan
dalam pelaksanaan KLHS;
2)
Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan
UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3)
Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan,
rencana dan/ atau program memperoleh legitimasi atau
penerimaan oleh publik;
4)
Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan
akses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan
pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui
proses penyelenggaraan KLHS.
Tabel 4.2.
Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam
Penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya
Masyarakat dan Pemangku
Kepentingan Contoh Lembaga
Pembuat keputusan a. Walikota b. DPRD
Penyusun kebijakan, rencana
dan/atau program Dinas PU Bidang Cipta Karya
Instansi
a. Dinas PU Bidang Cipta Karya b. BLH
c. UPTD PAM d. Bappeda
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-14
Masyarakat yang memiliki informasi dan/atau keahlian (perorangan/tokoh/ kelompok)
a. Perguruan tinggi atau lembaga penelitian b. Asosiasi profesi
c. Forum-forum Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup
d. LSM/ Pemerhati Lingkungan hidup e. Perorangan/ tokoh
f. Kelompok yang memiliki data dan informasi berkaitan dengan SDA
Masyarakat Terkena Dampak
a. Lembaga Adat b. Asosiasi Pengusaha c. Tokoh masyarakat d. Organisasi masyarakat
b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan : penetapan
isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga
aspek tersebut;
1)
pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
2)
membantu
penentuan
capaian
tujuan
pembangunan
berkelanjutan.
Tabel 4.3.
Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Bidang Cipta Karya
Isu Pembangunan Berkelanjutan
Bidang Keciptakaryaan
Deskripsi tentang isu-isu yang ada
Badan Air
Ketersediaan air tawar bagi para pengguna secara umum dan saat kemarau (populasi perkotaan, irigasi, keperluan industri, dsb.) Kualitas air secara umum dan saat kemarau
Habitat penting yang membutuhkan air (lahan basah, tempat pemijahan) dan keterkaitannya
Spesies ekosistem air tawar yang terancam punah ataupun hampir punah
Praktek penangkapan jenis ikan air tawar yang bernilai ekonomi tinggi/jenis ikan yang bermigrasi (atau jenis ikan yang menjadi sumber mata pencaharian dari penduduk setempat)
Praktek penangkapan jenis ikan air tawar yang bernilai ekonomi tinggi/jenis ikan yang bermigrasi (atau jenis ikan yang menjadi sumber mata pencaharian dari penduduk setempat)
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-15
Isu Pembangunan Berkelanjutan
Bidang Keciptakaryaan
Deskripsi tentang isu-isu yang ada
Banjir
Wilayah Pesisir
Kualitas perairan pesisir secara umum dan saat kemarau
Habitat penting (mangrove, terumbu karang, dsb. ) dan keterkaitannya Spesies ekosistem pesisir/laut yang terancam punah
Penangkapan jenis ikan laut yang bernilai ekonomi tinggi (atau jenis ikan yang menjadi sumber mata pencaharian penduduk setempat)
Erosi pantai dan sedimentasi wilayah pesisir
Kawasan Perkotaan dan Industri
Kualitas air
Limbah rumah tangga (total jumlah dan laju penumpukan, pemisahan, proses daur ulang dan pembuangan) – baik padat maupun limbah cair Limbah B3 industri (total jumlah dan laju penumpukan, pemisahan, proses daur ulang dan pembuangan) – baik padat maupun limbah cair
Pemisahan sarana transportasi (jalan/rel kereta/moda transportasi air dan keterkaitan antar moda)
Kualitas transportasi publik
Sarana untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki Ruang publik (total luas, distribusi dan kualitas ruang)
Daya tahan terhadap resiko gempa dan bencana alam lainnya
Industri
Pencemaran lingkungan akibat industri Lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukan Distribusi hasil industri yang kurang merata Daya beli masyarakat yang masih kurang
SDM yang kurang baik kualitas maupun kuantitas Daya saing produk yang masih rendah
Infrastruktur Pelabuhan dan terminal
Belum adanya pelabuhan penumpang Belum maksimalnya fungsi pelabuhan barang
Perumahan dan permukiman
Rentan terbentuknya kawasan kumuh Sarana dan prasarana yang tidak memadai Kurangnya ruang terbuka hijau
Penataan lingkungan yang tidak sesuai peraturan Lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Daya beli masyarakat yang kurang akibat mahalnya harga rumah Kualitas bangunan yang kurang maksimal
Perdagangan dan Jasa
Distribusi hasil perdagangan yang kurang merata Daya beli masyarakat yang masih kurang
SDM yang kurang baik kualitas maupun kuantitas Daya saing produk yang masih rendah
Pariwisata
Akses menuju lokasi
Sarana dan prasarana pariwisata Promosi pariwisata
Kurangnya destinasi
Pengembangan dan Pemeliharaan tempat pariwisata Pengelolaan tempat wisata
Persampahan dan Limbah
Budaya masyarakat yang kurang peduli Sarana dan prasarana yang kurang memadai Belum maksimal fungsi TPA
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-16
Isu Pembangunan Berkelanjutan
Bidang Keciptakaryaan
Deskripsi tentang isu-isu yang ada
Kurangnya sarana dan prasarana sanitasi Sosialisasi terhadap masyarakat masih kurang Perencanaan
Pembangunan
SDA Perencanaan
Peraturan daerah perencanaan
Infrastruktur keciptakaryaan
SDM keciptakaryaan
Sarana dan parasarana keciptakaryaan
Pengembangan dan Rehabilitasi sarana parasarana baru
Pengelolaan pasar
Anggaran kurang memadai
Tidak adanya instansi induk pengelolaan pasar tingkat pusat Pencemaran akibat sampah pasar
Sarana dan prasarana pasar Jumlah pasar yang masih kurang
Air Minum
Sumber air baku
Sarana dan prasarana air minum
Sistem birokrasi dan prosedur yang rumit SDM yang kurang memadai
Anggaran pengembangan air minum
Tata Ruang
Sanksi terhadap pelanggaran tata ruang
Pemanfaatan tata ruang yang tidak sesuai zonasi Rendahnya penegakan hukum terkait tata ruang
Konversi Lahan
Komitmen pemerintah melaksanakan peraturan Pembukaan lahan untuk kepentingan negara Alih fungsi lahan kawasan lindung
Alih fungsi lahan kawasan
budidaya
Sumber: Hasil diskusi internal Tim Pokja PL Tahun 2013c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)
Tabel 4.4
Tabel Identifikasi Kebijakan Rencana dan Program Tahun 2015
No Komponen Kebijakan,
Rencana / Program Kegiatan
Lokasi (Desa/Kelurahan)
1 Pengembangan Permukiman
3) Pembinaan Teknis
PENYUSUNAN RPKPP
PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Penanganan Program P2KKP
Kota Pagar Alam
9 Kelurahan Kumuh
Kota Pagar Alam
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-17
No Komponen Kebijakan,
Rencana / Program Kegiatan
Lokasi (Desa/Kelurahan)
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
1) Pembinaan Teknis bangunan gedung 2) Penataan Lingkungan
Permukiman
PENYUSUNAN PERDA BANGUNAN GEDUNG
PENYUSUNAN HSBGN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Kota Pagar Alam
Kecamatan Pagar Alam Utara
Kecamatan
1) Peningkatan SPAM IKK 2) Penambahan Jaringan
Pipa Distribusi
PEMBANGUNAN SPAM IKK KAP. 200 L/DET
PEMBANGUNAN SPAM IKK KAP. 20 L/DET
OPTIMALISASI SPAM IKK
Kota Pagar Alam
4 Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman
Pengelolaan Air Limbah
BIAYA PERAWATAN & PEMELIHARAAN
PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
REHABILITASI SALURAN DRAINASE
PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI SALURAN DAN GORONG-GORONG DRAINASE PRIMER
SUPERVISI PEMBANGUNAN SALURAN DAN GORONG-GORONG DRAINASE PRIMER
SUPERVISI PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI SALURAN DAN GORONG-GORONG DRAINASE PRIMER
PEMBANGUNAN PENGELOLAAN SAMPAH 3R
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-18
No Komponen Kebijakan,
Rencana / Program Kegiatan
Lokasi (Desa/Kelurahan)
BIAYA PERAWATAN & PEMELIHARAAN
PENAMBAHAN BULLDOZER
PENAMBAHAN ARM ROLL TRUCK
PEMBANGUNAN TPA (LANJUTAN)
BIAYA PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PEMBANGUNAN FASILITAS PERLINDUNGAN LINGKUNGAN TPA
PEMBANGUNAN TPST UNIT DAUR ULANG DAN PEMBUATAN KOMPOS (UDPK) / 3R
SUPERVISI PEMBANGUNAN TPST UDPK REVIUQ OUTLINE PLAN PERSAMPAHAN
DED INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL)
BIAYA PERAWATAN & PEMELIHARAAN
PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL
SANIMAS
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-19
Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
No
Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau Program*
Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-Aspek Pembangunan Berkelanjutan**
Bobot Lingkungan Hidup
Permukiman Bobot Sosial Bobot Ekonomi Total Bobot
1 Pengembangan Permukiman
1) Pengembangan kawasan permukiman perkotaan 2) Pengembangan kawasan permukiman perdesaan 3) Pembinaan Teknis
-2 -2 -2 -2 -2 -2 -12
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 1) Pembinaan Teknis Bangunan Gedung 2) Penataan Lingkungan Permukiman
3) Peningkatan Pencegahan Bahaya Kebakaran
3. Pengembangan Air Minum 1) Pembangunan SPAM IKK 2) SPAM Pedesaan
3) Peningkatan SPAM IKK
4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 1) Pengembangan Drainase
2) Pengembangan Pengelolaan Persampahan
3)
Pengembangan Pengelolaan Air LimbahKet :
*) Program sesuai dengan Renstra Cipta Karya
**) Ditentukan melalui argumen/logika sederhana melalui diskusi antar pemangku kepentingan, dengan melihat data dan kondisi eksisting seperti peta, data angka, dll.
***) Pembobotan ditentukan dari nilai -3 sd. +3, yang menunjukkan besaran pengaruh keterkaitan yang merugikan (-) maupun menguntungkan atau bernilai positif (+). Bobot dengan nilai negatif merupakan prioritas untuk ditentukan alternatif
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-20
2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
Tujuan pe rumusan alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana, dan/atau program untuk mengembangkan berbagai
alternatif perbaikan muatan kebijakan, rencana, dan/atau program
dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan
kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program
yang
dikaji
potensial
memberikan
dampak
negatif
pada
pembangunan berkelanjutan, maka dilakukan pengembangan
beberapa alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau
merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang ada.
Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau
mengubah rancangan kebijakan, rencana dan/atau program ini
dengan mempertimbangkan antara lain :
a.
Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan
kebijakan, rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan
menimbulkan dampak lingkungan atau bertentangan dengan
kaidah pembangunan berkelanjutan.
b.
Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan,
rencana, dan/atau program.
c.
Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas
pelaksanaan kebijakan, rencana, dan/atau program.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-21
Tabel 4.6
Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
No Komponen Kebijakan, Rencana
dan/atau Program Alternatif Penyempurnaan KRP
1 Pengembangan Permukiman 1) Pengembangan kawasan
permukiman perkotaan 2) Pengembangan kawasan
permukiman perdesaan 3) Pembinaan Teknis
Perbaikan jalan akibat mobilisasi; Pembuatan drainase; Pemindahan dan perbaikan ultilitas; Pembuatan tanggul atau drainase sementara untuk pengendalian air larian; Perlunya Perda bangunan dan gedung; Penataan kawasan pemukiman; Perbaikan/pemeliharaan jalan; Pemasangan rambu lalu-lintas; Kompensasi dan relokasi bangunan; Pemantauan kualitas air; Penguatan tebing.
Pemanfaatan lahan sesuai peruntukan; 30% area pembangunan diperuntukkan sebagai RTH; Sosialisasi terhadap kegiatan dan dampak yang akan muncul sehingga timbulnya penyakit bisa dihindari; pemilahan sampah; Drainase yang baik.
Pengembangan permukiman harus diikuti dengan pengelolaan yang baik yang berorientasi
terhadap kelestarian kuantitas dan kualitas air baku
Harus ditata sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan timbulnya slum area
Kualitas infrastruktur permukiman yang dibangun harus baik sehingga tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan
Limbah permukiman harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran (air)
Penataan permukiman harus dilakukan dengan matang sehingga tidak meninggalkan tempat-tempat berkembang biaknya vektor penyakit
Pengembangan permukiman harus dilakukan secara merata sehingga tidak menimbulkan disparitas ekonomi (maupun sosial)
2 Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman
1) Pengembangan Drainase 2) Pengembangan
Pengelolaan Persampahan 3) Pengembangan
Pengelolaan Air Limbah
Penataan kawasan pemukiman; Pemantauan kualitas air.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-22
No Komponen Kebijakan, Rencana
dan/atau Program Alternatif Penyempurnaan KRP
Sosialisasi terhadap pentingnya menjaga
lingkungan hidup agar terhindar dari bahaya emisi GRK, menurunnya kualitas air; Menjaga kualitas dan kelestarian air baku; Menjaga kebersihan lingkungan dan menyediakan MCK yang pantas untuk mencegah timbulnya beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang buruk
Pengembangan permukiman harus diikuti dengan pengelolaan yang baik yang berorientasi
terhadap kelestarian kuantitas dan kualitas air baku
Harus ditata sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan timbulnya slum area
Kualitas infrastruktur permukiman yang dibangun harus baik sehingga tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan
Limbah permukiman harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran (air)
Penataan permukiman harus dilakukan dengan matang sehingga tidak meninggalkan tempat-tempat berkembang biaknya vektor penyakit
Pengembangan permukiman harus dilakukan secara merata sehingga tidak menimbulkan disparitas ekonomi (maupun sosial)
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-23
Tabel 4.7
Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
No
Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau
Program
Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
1 Pengembangan Permukiman
Memfasilitasi masyarakat lokal terhadap akses permodalan dan pasar; Menumbuhkembangkan usaha masyarakat lokal; Menumbuhkan jiwa entrepreneurship/kewirausahaan pada masyarakat; Pendampingan masyarakat dalam peningkatan kewirausahaan dan pemanfaatan SDA yang berkelanjutan; Pemberdayaan masyarakat lokal dalam bidang pengawasan pembangunan; Pemberdayaan ekonomi masyarakat; Adakan regulasi yang komit dan konsisten terhadap konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development); Kebijakan SKPD yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan (teknis, operasional, struktural dan aplikasinya); Sosialisasi program yang melibatkan stakeholder (masyarakat, dunia usaha, pemerintah dan pemerhati lingkungan); Kerjasama lintas sektoral; Program pendampingan masyarakat; Pembagian proporsi tenaga kerja lokal dan luar; Penerapan program CSR yang terpadu (antara masyarakat, pemerintah dan pelaku dunia usaha); Pemanfaatan lahan sesuai peruntukan; 30% area pembangunan diperuntukkan sebagai RTH; Sosialisasi terhadap kegiatan dan dampak yang akan muncul sehingga timbulnya penyakit bisa dihindari; pemilahan sampah; Drainase yang baik; Perbaikan jalan akibat mobilisasi; Pemindahan dan perbaikan ultilitas; Pembuatan tanggul atau drainase sementara untuk pengendalian air larian; Perlunya Perda bangunan dan gedung; Penataan kawasan pemukiman; Perbaikan/pemeliharaan jalan; Kompensasi dan relokasi bangunan; Pemantauan kualitas air; Penguatan tebing.
2
Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-24
Untuk Kabupaten/Kota yang telah menyusun dan memiliki dokumen KLHS
RTRW Kabupaten/Kota, maka hasil olahan di dalam KLHS tersebut dapat
dijadikan bahan masukan bagi kajian perlindungan lingkungan dalam
RPIJM. KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada
tataran rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau
keproyekan, instrumen yang lebih tepat diterapkan adalah AMDAL,
UKL-UPL dan SPPLH. Tabel 5.8 menjelaskan beberapa perbedaan antara KLHS
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-25
Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
a)Rujukan Peraturan Perundangan
1. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman Umum KLHS
1. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan Bidang PU wajib UKL-UPL
3. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL
b)Pengertian Umum
Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan.
c) Kewajiban Pelaksanaan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang masuk kriteria sebagai wajib AMDAL (Pemerintah/swasta)
d)Keterkaitan studi lingkungan dengan:
1. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan RPIJM 2. Kebijakan, rencana dan/atau program yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-26
atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;
2. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan
3. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
sebagai penyusun AMDAL ;
2. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu oleh Tim Teknis ; 3. Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi
berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya ;
4. Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan
rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.
f) Muatan Studi Lingkungan
1. Isu Strategis terkait Pembangunan Berkelanjutan 2. Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu
strategis terkait pembangunan berkelanjutan 3. Alternatif rekomendasi untuk rencana/program
1. Kerangka acuan; 2. Amdal; dan 3. RKL-RPL.
Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL- RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.
g)Output Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.
Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.
h) Outcome 1. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan 2. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak diperbolehkan lagi
1. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan
2. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan 3. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang
RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Pagar Alam 2017- 2021
IV-27
didanai oleh pemrakarsa;
2. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD 3. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi
AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa
4. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota
j) Partisipasi Masyarakat Masyarakat adalah salah satu komponen dalam kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen pelaksanaan KLHS
Masyarakat yang dilibatkan adalah: 1. Yang terkena dampak;
2. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
3. Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL
k) Atribut Lainnya: a. Posisi
b. Pendekatan c. Fokus analisis d. Dampak Kumulatif e. Titik berat telaahan f. Alternatif
g. Kedalaman h. Deskripsi proses i. Fokus Pengendalian
Dampak j. Institusi Penilai
a. Hulu siklus pengambilan keputusan b. Cenderung pro aktif
c. Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
d. Peringatan dini atas adanya dampak kumulatif e. Memelihara keseimbangan alam,
pembangunan berkelanjutan f. Banyak alternatif
g. Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi dan kerangka umum
h. Proses multi pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif dan kontinu
i. Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan
a. Akhir sklus pengambilan keputusan b. Cenderung bersifat reaktif
c. Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan d. Amat terbatas
e. Mengendalikan dan meminimalkan dampak negatif f. Alternatif terbatas jumlahnya
g. Sempit, dalam dan rinci
h. Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan akhir
i. Menangani gejala kerusakan lingkungan
j. Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan AMDAL
Sumber: - Hasil analisa
RPIJM Bidang Cipta Karya 2017-2021
IV-28
4.1.2. Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun
2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan
Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang
Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu :
1.
Proyek wajib AMDAL
2.
Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3.
Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang
wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran
A. Persampahan:
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dg system Control landfill/sanitary landfill:
- luas kawasan TPA, atau - Kapasitas Total
b. TPA di daerah pasang surut: - luas landfill, atau
- Kapasitas Total
c. Pembangunan transfer station: - Kapasitas
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:
- Kapasitas
e. Pengolahan dengan insinerator: - Kapasitas
f. Composting Plant: - Kapasitas
g. Transportasi sampah dengan kereta api: - Kapasitas
> 10 ha > 100.000 ton
semua
kapasitas/besaran
> 500 ton/hari
> 500 ton/hari
B. Pembangunan Perumahan/Permukiman: a. Kota metropolitan, luas
b. Kota besar, luas
c. Kota sedang dan kecil, luas d. keperluan settlement transmigrasi
RPIJM Bidang Cipta Karya 2017-2021
IV-29
C. Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang: - Luas, atau
- Kapasitasnya
b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya:
- Luas, atau - Kapasitasnya
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah: - Luas layanan, atau
- Debit air limbah
> 2 ha > 11 m³ /hari
> 3 ha
> 2,4 ton/hari
> 500 ha
> 16.000 m³ /hari
D. Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang:
b. Kota sedang, panjang: > 5 km
> 10 km
E. Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
a. Pembangunan jaringan distribusi - Luas layanan
b. Pembangunan jaringan transmisi - panjang
> 500 ha
> 10 km
RPIJM Bidang Cipta Karya 2017-2021
IV-30
Tabel 4.10
Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
a. Persampahan
i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:
Luas kawasan, atau < 10 Ha
Kapasitas total < 10.000 ton ii. TPA daerah pasang surut
Luas landfill, atau < 5 Ha
Kapasitas total < 5.000 ton iii. Pembangunan Transfer Station
Kapasitas < 1.000 ton/hari
iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu
Kapasitas < 500 ton v. Pembangunan Incenerator
Kapasitas < 500 ton/hari
vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/hab. Air Limbah Domestik/ Permukiman
i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang
Luas < 2 ha
Atau kapasitas < 11 m /hari
ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Luas < 3 ha
Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
iii. Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off- site sanitation system) diperkotaan/permukiman
Luas < 500 ha
Atau debit air limbah < 16.000 m /haric. Drainase Permukaan Perkotaan
i. Pembangunan saluran primer dan sekunder
Panjang < 5 km
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman
Luas kolam retensi/polder (1 – 5) hai. Pembangunan jaringan distribusi:
Luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi
Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km
Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km
Pedesaan, Panjang :
iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)
Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps
Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps
iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap
Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps
v. Pengambilan air tanah dalam (debit) untuk kebutuhan:
Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps
RPIJM Bidang Cipta Karya 2017-2021
IV-31
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
e. Pembangunan Gedung
i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan
keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan
keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan
keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
f. Pengembangan kawasan
permukiman baru
i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;
Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
Luas kawasan: < 10 ha
RPIJM Bidang Cipta Karya 2017-2021
IV-32
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
Luas kawasan: < 10 ha
iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun)
Jumlah hunian: < 500 unit rumah; Luas kawasan: < 10 ha
g. Peningkatan Kualitas Permukiman
i. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;
Luas kawasan: < 10 ha
ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
Luas kawasan: < 10 ha
iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)
Luas kawasan: < 10 ha
h. Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan
i. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun
Luas kawasan: < 5 ha
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di
bawah batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib
dilengkapi dokumen UKL- UPL tetapi wajib dilengkapi dengan Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPLH).
Tabel 4.11.
Proses Identifikasi Isu Pebangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
No.
Pengelompokan Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang
Cipta Karya
Penjelasan Singkat
4.1. Sosial
1. Pencemaran menyebabkan wabah penyakit akibat sanitasi buruk
Jika masyarakat masih BAB sembarangan, buang sampah kesungai dan drainase maka penyakit diare, cacingan, gatal-gatal, demam berdarah, malaria dan lain-lain yang diakibatkan sanitasi buruk akan mewabah
2. Penyakit yang diakibatkan sanitasi buruk meningkatkan angka kematian bayi
RPIJM Bidang Cipta Karya 2017-2021
IV-33
No.
Pengelompokan Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang
Cipta Karya
Penjelasan Singkat
3. Sanitasi buruk dapat menurunkan Indeks Pembangunan Manusia
Jika kesehatan bayi dan anak menurun akibat sanitasi buruk dapat menurunkan kecerdasan anak
4.2. Ekonomi
1. Kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan lingkungan
Umumnya masyarakat miskin akan mengelompok dan berada didekat pasar, terminal, dipinggir sungai dan tempat-tempat beraktifitas sehari-hari lainnya, dan ini akan menyebabkan kawasan yang tidak tertata dan tidak sehat (kumuh) dan biasanya menempati daerah-daerah yang dilarang seperti bantaran sungai, bantaran rel kereta api dan daerah rawan bencana
2. Perkembangan ekonomi lokal dari pembangunan infrastruktur permukiman
Ekonomi lokal masyarakat akan meningkat jika akses jalan dan jembatan di permukiman telah terbangun dengan baik sehingga mempermudah perjalanan penduduk. Pemanfaatan IPAL dengan memanfaatkan air keluaran untuk kolam ikan dan pemanfaatan gas metan untuk memasak dan tenaga listrik
4.3. Lingkungan
1. Kecukupan air baku untuk air minum Dengan adanya pembangunan infrastruktur khususnya dibidang pengembangan air minum maka akan semakin banyak sumber-sumber air baku yang dapat dimanfaatkan
2. Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal
Infrastruktur yang tidak maksimal dapat menurunkan kualitas lingkungan seperti banjir, mewabahnya penyakit akibat sanitasi buruk, potensi longsor dan lain-lain
3. Dampak kumuh terhadap kualitas lingkungan
Kualitas suatu kawasan akan turun jika kawasan tersebut kumuh karena kawasan kumuh biasanya infrastruktur tidak memadai. Masyarakat melaksanakan aktifitas seperti BAB, Cuci, mandi serta membuang sampah disungai sehingga kualitas air sungai akan menurun
4. Dampak perubahan iklim terhadap kawasan permukiman dan upaya mitigasi dan adaptasi yang telah dilakukan