• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGOBATAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMEROLUS DENGAN FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE DI RUMAH SAKIT KABUPATEN SLEMAN PERIODE 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGOBATAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMEROLUS DENGAN FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE DI RUMAH SAKIT KABUPATEN SLEMAN PERIODE 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana "

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Lisa Nova

NIM : 078114074

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Lisa Nova

NIM : 078114074

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

(6)
(7)
(8)

vii

berjudul “

Analisis Pengobatan Antibiotik Pada Geriatri Berdasarkan Laju

Filtrasi Glomerolus Dengan Formula

Modification of Diet in Renal Disease

di

Rumah Sakit Kabupaten Sleman Periode 2009”

. Diwarnai suka dan duka

penulisan skripsi ini dapat selesai berkat dukungan berbagai pihak. Penulis ingin

menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan penelitian ini :

1. Seluruh staff Rumah Sakit Panti Rini , RSUD Sleman, RSUP dr. Sardjito,

dan RS Panti Nugroho atas ijin dan arahan yang diberikan untuk

melakukan penelitian ini.

2. Ipang Djunarko,M.Sc.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma atas bimbingan dan kerja samanya sehingga penelitian ini

dapat berjalan dengan lancar dan baik.

3. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing I atas

masukan dan dukungan yang sangat membangun dalam penyelesaian

skripsi ini.

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt. selaku dosen pembimbing II yang

selalu memberikan semangat dan pencerahan untuk jalannya penelitian ini.

5. dr. Fenty, M.Kes.,Sp.PK dan Yosef Wijoyo, M.Si.,Apt. sebagai dosen

(9)

viii

yang selalu diberikan.

8. Kekasih jiwa penulis, Giovan Setiawan yang selalu meneduhkan jiwa dan

memberikan cinta yang membangkitkan semangat.

9. Mama-Papa Wibowo, Osmond, dan Danny yang selalu memberikan

semangat dan mendukung setiap proses penelitian ini.

10. Sahabat masa kejayaan penulis, Hanindya, Fransisca Ndari, Yesshinta,

Yestamia, Yuanita yang selalu membawa warna dan keceriaan.

11. Sahabat dan sodara terkasih Fiona Olivia dan Sindhutama yang tiada henti

memberi semangat dan menebarkan tawa.

12. Teman seperjuangan, Ratna Mustika yang selalu menemaniku dalam suka

dan duka di segala proses penelitian dan penyusunan karya ini.

13. Teman-teman satu team GFR Dita, Frissa, Olive, Nila, Bimo, Hetty,

Mayan atas segala pencerahan dan motivasi yang bermanfaat dalam proses

penelitian ini.

14. Teman-teman bermain dan belajar Ibu Dewi, Ina, Fenny, Ririn, Dina,

Siska, Yesia, Paulina, Sasa, atas motivasi dan dukungan yang selalu ada

selama ini.

(10)
(11)
(12)

xi

C. Perubahan Fungsi Ginjal Pada Lansia………

D. Glomerular Filtration Rate (GFR) ………

E. Perubahan Laju Filtrasi Glomerolus pada Lanjut Usia………...

F. Obat Antibiotik………...

G. Penyesuaian Dosis pada Geriatri………

H. Penyesuaian Dosis Antibiotik Berdasarkan Nilai LFG………..

Keterangan Empiris………...

BAB III METODE PENELITIAN………..

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………..

B. Definisi Operasional………...

G. Tata Cara Analisis Hasil……….

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN………

(13)

xii

C.

Jenis Obat Antibiotik yang Memerlukan Penyesuaian

Dosis……….

BAB V KESIMPULAN dan SARAN……….

A. Kesimpulan……….

B. Saran………

DAFTAR PUSTAKA………...

LAMPIRAN……….

BIOGRAFI PENULIS……….

(14)

xiii

Tabel II.

Data Jenis Antibiotik Pada Geriatri yang Perlu

Penyesuaian Dosis pada tiap Rumah Sakit di Kabupaten

Sleman pada tahun 2009………..

33

Tabel III.

Data Jenis Antibiotik Menurut Perlakuan Penyesuaian

Dosis di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009

(15)

xiv

Diagram Perbandingan GFR normal dan Tidak………

Diagram Pembagian

Stage

LFG Berdasarkan Jenis

Kelamin ……….

Diagram Perbandingan LFG Normal dan Tidak

Normal Berdasarkan Jenis Kelamin ……….

Diagram Perbandingan LFG Berdasarkan Tingkatan

Umur………..

Diagram Persentase Pengobatan yang Butuh

(16)

xv

Surat Perijinan Penelitian dari RSUP dr.Sardjito……..

Surat Perijinan Penelitian dari Kabupaten Sleman……

Surat Perijinan Penelitian dari RSUD Sleman………...

Surat Perijinan Penelitian dari RS Panti Nugroho…….

Bukti Pembayaran Penelitian dari RS Panti Rini……...

Data Subyek Uji RSUP dr.Sardjito………

Data Subyek Uji RS Panti Rini………..

Data Subyek Uji RS Panti Nugroho………..

Data Subyek Uji RSUD Sleman………

(17)

xvi

Glomerular Filtration Rate

(GFR) yang dihitung dengan formula

Modification of

Diet in Renal Disease

(MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Sleman Periode 2009.

Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui profil pasien

geriatri dan jumlah pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus berdasarkan formula

Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD)

di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan

deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Hasil penelitian menunjukan dari

591 sampel terdapat 15% pengobatan obat antibiotik yang tidak sesuai di Rumah

Sakit Kabupaten Sleman periode 2009 dengan 59% LFG normal dan 41%

mengalami penurunan LFG. Serta penyesuaian dosis yang perlu dilakukan yaitu

46% membutuhkan perubahan frekuensi penggunaan, 45% perlu dilakukan

pengurangan dosis, 7% perlu dilakukan penyesuaian dosis, namun tidak

teridentifikasi dosis yang dianjurkan, dan 2% antibiotik yang perlu dihilangkan.

Profil subyek berdasarkan LFG, pada

stage

1 sebesar 22% dari 591 kasus

, stage

2

sebesar 37%,

stage

3A sebesar 20%, pada

stage

3B sebesar 13%. Sedangkan

untuk

stage

4 dan 5 menunjukkan persentase kurang dari 10 % dari 591 kasus

yang ada.

(18)

xvii

with the formula of Modification Diet in Renal Disease (MDRD) in hospitals

Sleman Period 2009.

Moreover, this study also aims to identify the profile of geriatric patients

and geriatric patients who experience a decrease glomerular filtration rate based

on the formula dietary modifications in Renal Disease (MDRD) at Sleman District

Hospital, the period of 2009.

It is the observational study design was retrospective descriptive

evaluative. This study shows that out of 591 samples containing 15%

inappropriate antibiotic treatment in Sleman hospital period in 2009 with 59% and

41% of normal GFR GFR decline. And dosage adjustments need to be done that

requires changing the frequency of usage of 46%, 45% required a dose reduction,

7% dosage adjustment is necessary, but not identified the recommended dose, and

antibiotics of 2% which needs to be eliminated. Profile of subjects based on LFG,

in phase 1 by 22% from 591 case, stage 2 by 37%, 3A% 20 stage, 3B on stage by

13%. As for stage 4 and 5 shows the percentage below 10% of 591 cases.

(19)

1

Pasien geriatri merupakan kelompok pasien yang telah berumur 60 tahun

ke atas (Kurtal

et al.

, 2008). Perubahan paling berarti dalam usia lanjut ialah

berkurangnya fungsi ginjal dan menurunnya

creatinin clearance

, walaupun tidak

terdapat penyakit ginjal atau kadar kreatininnya normal. Hal ini menyebabkan

ekskresi obat sering berkurang, dengan akibat perpanjangan atau intensitas

kerjanya (Darmansjah, 2006).

Kurtal

et al.

, 2008 mengemukakan bahwa pasien kelompok geriatri akan

mengalami penurunan fungsi ginjal dimana nilai

Glomerular Filtration Rate

(LFG) kurang dari 60 ml/min/1,73 m

2

. LFG merupakan parameter terbaik untuk

mengukur fungsi ginjal dan mengetahui seberapa parah penurunan fungsi ginjal

(Dipiro,2008). Adapun 52% pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG perlu

adanya penyesuain dosis obat (Kurtal

et al.

, 2008). Perhitungan LFG

menggunakan formula

Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) karena

menurut Hermsen, Maiefski, Florescu, Qiu, and Rupp (2009) formula MDRD

lebih akurat untuk menghitung LFG yang kurang dari 60 ml/min/1,73 m

2

dibandingkan dengan formula

Cockcroft-Gault

(CG).

(20)

kesalahan dosis yang berakibat pada tidak tercapainya efek dari obat ataupun

berakibat pada efek toksik pada ginjal yang memungkinkan terjadinya kerusakan

ginjal (Anonim,2009a)

Pemilihan rumah sakit sebagai tempat penelitian di Kabupaten Sleman

dilakukan dengan melihat BOR (

Bed Occupancy Rate

) yang lebih dari 50% dan

melihat letak rumah sakit yang tidak berpusat pada satu lingkup daerah saja.

Penelitian dilakukan di empat rumah sakit besar di kabupaten Sleman yaitu RSUD

Sleman, RSUP dr.Sardjito, Rumah Sakit Panti Rini, dan Rumah Sakit Panti

Nugroho.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas

mengenai ada tidaknya pengobatan obat antibiotik yang tidak sesuai pada pasien

geriatri dengan melihat nilai laju filtrasi glomerulusnya khususnya di Kabupaten

Sleman. Karena jika terdapat ketidaksesuaian pengobatan, dapat menyebabkan

terjadinya penurunan fungsi ginjal sampai kerusakan ginjal kronik sehingga

derajat kesehatan masyarakat pun akan mengalami penurunan.

1. Perumusan Masalah

a)

Seperti apakah profil laju filtrasi glomerolus pasien geriatri yang

berdasarkan formula

Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) di

Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009 meliputi jenis kelamin dan

umur?

(21)

antibiotik yang tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode

2009?

c)

Seperti apakah dosis dan jenis antibiotik yang diberikan pada pasien

geriatri dengan perbandingan nilai LFG menggunakan formula MDRD

yang tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengobatan obat antibiotik

terhadap penurunan laju filtrasi glomerolus yang pernah dilakukan, antara lain:

a)

Modified Diet in Renal Disease Method Overestimaters Renal Fuction in

Selected Elderly Patients

(Roberts, Ibsen, Schioier, 2009). Metode

penelitian ini adalah membandingkan MDRD dan

Cockcroft-Gault

(CG)

menggunakan nilai

gentamisin clearance

pada pasien lansia.

b)

Calculation of the Estimated Creatinine Clearance in Avoiding Drug

Dosing Errors in the Older Patient

(Hu, Kai-Ting,Matayoshi,Amy,

Stevenson,dan Frazier,2001). Metode penelitiannya retrospektif dengan

subyek uji pasien dengan umur lebih dari 80 tahun yang kemudian

dihitung GFR dengan CG dan dibandingkan dengan dosis pemberian obat

yang perlu disesuaikan.

(22)

mendapat pengobatan antimikrobia yang kemudian dibandingan nilai

GFR nya berdasarkan MDRD dan CG. Kesimpulan yang didapat MDRD

GFR lebih tepat dibandingkan GFR CG pada pasien penyakit ginjal akut

maupun kronis.

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai

“Analisis Pengobatan Antibiotik Pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi

Glomerolus dengan Formula

Modification of Diet in Renal Disease

di Rumah

Sakit Kabupaten Sleman Periode 2009” belum pernah dilakukan.

3.

Manfaat

Secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk

pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan dalam mempraktekkan pelayanan

kepada masyarakat salah satunya dalam mencegah terjadinya pengobatan obat

antibiotik yang tidak sesuai terhadap pasien geriatri yang mengalami penurunan

laju filtrasi glomerulus

.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengevaluasi peresepan obat Antibiotik pada pasien geriatri berdasarkan

nilai

Glomerular Filtration Rate

(GFR) yang dihitung dengan formula

(23)

2. Tujuan khusus

a) Mengetahui profil pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus berdasarkan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten

Sleman periode 2009 meliputi jenis kelamin dan umur.

b) Mengetahui jumlah pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus berdasarkan formula MDRD yang mendapatkan pengobatan

obat antibiotik yang tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Sleman

periode 2009.

c)

Mengetahui dosis dan jenis antibiotik yang perlu disesuaikan pada

pasien geriatri dengan perbandingan nilai LFG menggunakan formula

(24)

6

Gambar1. Letak ginjal dalam tubuh

(Patel,2009)

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah

lumbal, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal memiliki satuan unit

fungsional yaitu nefron yang jumlahnya

kurang lebih 1.000.000 dalam setiap

ginjal. Setiap nefron terdiri dari berkas kapiler (glomerulus atau badan malpighi),

tubulus proximal, tubulus distal, serta tubulus kolektivus (Setiadi, 2007).

(25)

Ginjal menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya dalam urin.

Kreatinin adalah produk katabolisme dari keratin fosfat yang ada di dalam otot.

Hasil katabolisme tersebut memiliki nilai yang konstan dalam tiap individu setiap

harinya. Kreatinin sangat bergantung dari massa otot. Biosintesis kreatin sendiri

juga berasal dari glisin, arginin, dan metionin. Sintesis kreatin diselesaikan lewat

reaksi metilasi guanidoasetat oleh senyawa S-adenosilmetionin di hati.

Kreatinin dikeluarkan peredarannya dari darah oleh ginjal. Hampir tidak

ada sama sekali reabsorpsi kreatinin yang dilakukan ginjal. Jika filtrasi yang

dilakukan

glomerulus

berkurang

maka

kadarnya

di

darah

akan

tinggi

(Dugdale,2009).

B. Geriatri

Menurut WHO, pembagian terhadap populasi usia meliputi tiga tingkatan,

yaitu

a) lansia (

elderly

) dengan kisaran umum 60-75 tahun,

b) tua (

old

) 75-90 tahun

c) sangat tua (

very old

) dengan kisaran umur > dari 90 tahun

(26)

terhadap berbagai macam penyakit dan problem yang berkaitan dengan terapi obat

(Walker dan Edwards, 2003).

C. Perubahan Fungsi Ginjal pada Lansia

Gambar 2. Anatomi ginjal

(Anonim,2009b)

(27)

Terdapat beberapa perubahan pada pembuluh darah ginjal pada lansia.

Pada korteks ginjal, arteri aferen dan eferen cenderung untuk atrofi yang berarti

terjadi pengurangan jumlah darah yang terdapat di glomerulus. Jadi ketika aliran

darah di korteks berkurang, aliran di jukstaglomerular akan meningkat. Ini

berpengaruh pada konsentrasi urin yang berkurang pada usia lanjut akibat

gangguan pengaturan sistem keseimbangan (Hadimartono, 1990).

D.

Glomerular Filtration Rate

(GFR)

Glomerulus merupakan gulungan pembuluh darah kapiler yang berada di

dalam sebuah kapsul sirkuler, yang disebut kapsula Bowman (McCance, 2002).

Secara bersamaan, glomerulus dan kapsula Bowman disebut dengan korpuskulum

renalis. Ginjal manusia memiliki sekitar satu juta glomerulus di dalamnya.

Glomerulus terdiri atas tiga tipe sel intrinsik: sel endotel kapiler, sel epitel yang

dipisahkan dari sel endotel oleh membrana basalis glomerular, serta sel mesangial

(SIUC, 2007).

Gambar 3. Glomerolus Ginjal

(28)

Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah volume cairan (fluida) yang disaring

dari kapiler glomerulus ginjal ke dalam kapsul Bowman per satuan waktu.

Sedangkan

creatinin clearance rate

(CCR atau CrCl) adalah volume plasma darah

yang dibersihkan dari kreatinin per satuan waktu. CCR merupakan nilai yang

dapat digunakan sebagai pembanding nilai LFG atau menghitung nilai LFG. Laju

Filtasi Glomerolus (LFG) ini biasanya dicatat dalam satuan volume per waktu,

misalnya mL/menit. (National Kidney Foundation, 2000).

Ada beberapa teknik yang berbeda yang digunakan untuk menghitung atau

memperkirakan laju filtrasi glomerulus (LFG), antara lain dengan formula

Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) dan

Cockcroft-Gault

(CG).

Perhitungan LFG

dengan formula

Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) membutuhkan data serum kreatinin, umur, suku bangsa, dan jenis

kelamin sedangkan dengan metode

Cockcroft-Gault

(CG) membutuhkan data

berat badan, serum kreatinin, umur, dan jenis kelamin (Johnson,2005).

(29)

Metode pengukuran LFG seperti MDRD dan Cockcroft-Gault tidak

didapatkan hubungan linier antara nilai serum kreatinin dan nilai LFG. Dimana

pasien dengan nilai kreatinin normal belum tentu mempunyai nilai LFG yang

normal pula. Hal ini menyebabkan banyaknya pasien geriatri yang terlambat

terdeteksi bahwa mereka sebenarnya telah mengalami penurunan fungsi ginjal

(Johnson,2005).

Nilai LFG pada individu dewasa mendekati 120-130 mL/min/1.73 m

2

dan

akan menurun seiring dengan meningkatnya usia. Penurunan LFG merupakan

tanda awal dari gagal ginjal, oleh karena itu nilai LFG digunakan untuk

mendiagnosa dan menentukan kriteria dari penyakit ginjal kronis (National

Kidney Foundation, 2010).

Faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus (LFG) antara lain

a. tekanan arteri

Apabila tekanan arteri meningkat maka tekanan dalam glomerolus juga

meningkat sehingga LFG meningkat.

b. efek konstriksi arteriol aferen

Konstriksi arteriol aferen akan menurunkan laju aliran darah maka

menurunkan tekanan glomerolus sehingga LFG menurun.

c. efek konstriksi arteri eferen

(30)

d. efek aliran darah glomerolus atas laju filtrasi glomerolus (LFG)

Saat arteri aferen dan eferen berkontraksi maka jumlah darah yang mengalir

ke dalam glomerolus tiap menitnya akan berkurang sehingga tekanan koloid

osmotik plasma dalam glomerolus akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan

LFG menurun meskipun tekanan glomerolus tinggi.

(Setiadi, 2007)

E. Perubahan Laju Filtrasi Glomerulus pada Lanjut Usia

Volume total cairan yang tersaring oleh glomerulus sekitar 180 L/hari,

atau 120 mL/menit. Jumlah filtrasi plasma per satuan waktu disebut dengan

glomerular filtration rate

(GFR), dan berbanding langsung dengan tekanan

perfusi pada kapiler glomerulus. Faktor-faktor yang menentukan GFR berkaitan

langsung dengan tekanan yang mendorong atau melawan filtrasi. Perubahan pada

resistensi arteriol aferen maupun eferen akan menyebabkan perubahan pada

tekanan hidrostatik kapiler serta GFR. Vasokonstriksi pada salah satu arteriol

memiliki efek berlawanan pada tekanan glomerular. Contohnya, apabila arteriol

aferen berkonstriksi maka aliran darah akan berkurang sehingga ada penurunan

tekanan glomerular. Hal ini akan kemudian menurunkan GFR sehingga cairan

tubuh terjaga.

(31)

tekanan dengan adanya perubahan permeabilitas kapiler serta luas permukaan

untuk filtrasi (McCance, 2002).

Tabel I. Tahap

Chronic Kidney Disease

(CKD) Berdasarkan GFR

(Knott, 2010)

I

90+

Fungsi renal normal

(tetapi urinalisis dan struktur

II

60-89

Fungsi renal sedikit menurun

(CKD tahap 2 tidak dapat

didiagnosa dari GFR saja tapi

juga membutuhkan urinalisis

IIIa

45-59

Fungsi renal menurun dalam

tahap moderat, dengan atau

IIIb

30-44

Fungsi renal menurun dalam

tahap moderat, dengan atau

IV

15-29

Penurunan fungsi renal yang

berat

Memikirkan

rencana untuk

mengatasi gagal

ginjal tahap akhir

(32)

F. Obat Antibiotik

Antibiotika merupakan obat anti-infeksi, yang bekerja melawan kehidupan

mikroorganisme jahat dalam tubuh. Obat ini juga dikenal sebagai antimikrobia.

Obat-obatan antibiotik dapat berupa antibakteri contohnya gentamisin, antivirus

(misalnya asiklovir), antifungi (misalnya flukonazol), antiprotozoa (misalnya

metronidazol), atau antihelmintes misalnya mebendazol.

Antibiotik bekerja dengan menghentikan pembelahan sel (bakteriostat),

atau dengan membunuh mikroorganisme secara langsung (bakterisida). Sel yang

paling rentan terhadap efek bakteriostat dan bakterisida adalah sel yang membelah

dengan cepat. Agar obat antimikroba efektif, obat tersebut harus dalam

konsentrasi yang cukup di dalam aliran darah seseorang, dan begitu juga dalam

cairan interstisial.

Antibiotik spektrum luas adalah antibiotik yang efektif melawan berbagai

mikroorganisme berbeda, seperti kokus dan basilus. Antibiotik spektrum luas

dapat dimungkinkan melawan kelompok bakteri Gram positif maupaun Gram

negatif. Antibiotik spektrum sempit sangat efektif melawan mikroorganisme

spesifik (Brooker, 2005).

(33)

lipat) dan memberi efek toksik pada ginjal (nefrotoksik), maupun organ lain

(misalnya ototoksisitas) (Anonim,2009a).

G. Penyesuaian Dosis Pada Geriatri

Perubahan respon pasien geriatri disebabkan oleh banyak faktor, antara lain :

1. penurunan fungsi ginjal (filtrasi glomerulus dan sekresi tubuli) merupakan

faktor farmakokinetik yang terpenting. Penurunan glomerulus sekitar 30%

pada usia 65 tahun. Perubahan farmakokinetik lainnya adalah penurunan

kapasitas metabolisme beberapa obat, berkurangnya kadar albumin plasma

(sehingga dapat meningkatkan kadar obat bebas) pengurangan berat badan

dari cairan tubuh, serta penambahan lemak tubuh (sehingga dapat

mengubah distribusi obat) dan berkurangnya absorbsi aktif. Hasil dari

semua perubahan ini adalah kadar obat yang lebih tinggi dan bertahan

lebih lama dalam darah dan jaringan. Waktu paruh obat dapat meningkat

sampai 50%.

2. perubahan faktor farmakodinamik, yaitu peningkatan sensitivitas reseptor,

terutama reseptor di otak (terhadap obat-obat bekerja sentral) dan

penurunan mekanisme homeostatik kardiovaskuler

3. adanya berbagai penyakit pada usia lanjut, yang menyebabkan pasien

mendapatkan banyak obat sehingga meningkatkan adanya interaksi obat.

(34)

dan sediaan obat yang mudah ditelan untuk memelihara kepatuhan pasien,

memilih obat yang memberikan rasio manfaat paling menguntungkan bagi pasien

usia lanjut dan tidak berinteraksi dengan obat lain atau pada penyakit lain pada

pasien yang bersangkutan, serta memulai pengobatan dengan dosis separuh lebih

sedikit dari dosis dewasa (Setiawati dan Muchtar, 2007).

Dosis obat disesuaikan dengan respon klinik pasien, dan bila perlu dengan

memonitor kadar obat dalam plasma darah pasien. Dosis pemeliharaan yang tepat

pada umumnya lebih rendah dari dewasa. Memeriksa secara berkala semua obat

yang dimakan pasien dan hentikan bila diperlukan. Pada pasien dengan gangguan

ginjal serius dapat dilakukan penyesuaian regimen dosis pemeliharaan dengan

cara: besar dosis perkali tetap tetapi frekuensi dosis diperpanjang, frekuensi dosis

tetap besar dosis per kali diperkecil, atau gabungan keduanya, yaitu dosis per kali

diperkecil dan frekuensi diperpanjang (Setiawati dan Muchtar, 2007).

H. Penyesuaian Dosis Antibiotik berdasarkan nilai LFG

(35)

Sejauh ini, 10-20% pasien yang menggunakan antibotik golongan

aminoglikosida paling dapat menyebabkan gagal ginjal.

Aminoglikosida mempunyai potensi ketoksikan langsung terhadap

gangguan kapasitas dari lisosom. Akumulasi obat Antibiotik berupa fosfolipid

akan menyebabkan kelebihan muatan pada lisosom, sehingga lisosom menjadi

tidak stabil dan mudah hancur. Bersamaan dengan hancurnya lisosom akan

melepaskan asam hidrolases dan aminoglikosida dengan konsentrasi tinggi, yang

akan merubah struktur dan fungsi sel.

(36)

Keterangan Empiris

(37)

19

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian observasional

deskriptif evaluatif dengan rancangan

cross sectional

yang bersifat retrospektif.

Penelitian observasional deskriptif penelitian yang membuat gambaran atau

mendeskripsikan data atau keadaan objektif serta karakteristik populasi yang

dipelajari

tanpa

adanya

perlakuan

terhadap

objek

penelitian

tersebut

(Notoatmodjo, 2005).

Rancangan penelitian deskriptif karena tujuan dari penelitian yaitu

membuat gambaran atau mendeskripsikan mengenai suatu keadaan secara objektif

(Notoatmodjo, 2005). Metode penelitian ini merupakan deskriptif evaluatif karena

gambaran data yang diperoleh dari lembar rekam medis akan dievaluasi

berdasarkan standar baku yang berlaku, dan dideskripsikan dengan memaparkan

fenomena yang telah terjadi, kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan

diagram.

Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang digunakan dalam

penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu

pada lembar rekam medis pasien di Rumah Sakit se-Kabupaten Sleman periode

2009.

B. Definisi Operasional

(38)

belum terdiagnosis tahap gagal ginjal pada saat pasien dirawat di Rumah Sakit

Kabupaten Sleman periode 2009.

2. Penurunan LFG dihitung dengan formula MDRD yang membutuhkan

beberapa data pasien meliputi serum kreatinin, umur, suku bangsa, dan jenis

kelamin, dan formula MDRD dalam menghitung LFG adalah sebagai berikut:

LFG (mL/min/1,73 m

2

) =

186 x (S

cr

/88,4)

-1,154

x (Age)

-0,203

x (0,742 jika wanita) x (1,212 bila

African-American) (SI units)

3.

Rumah sakit yang akan diambil sebagai subyek adalah RSUD Sleman, RSUP

dr.Sardjito, Rumah Sakit Panti Rini, dan Rumah Sakit Panti Nugroho.

4.

Guideline

yang digunakan dalam mengevaluasi dosis antibiotik yang

diberikan yaitu :

a. Ali Olyaei, PharmD,2009,

Antibiotic Dosing in Renal Impairment

b. Melanie Windjack, 2009,

Antibiotic Dosing Guidelines for Renal

Impairment

c. Website

www.drugs.com

,

www.globalrph.com

, dan

www.nuh.nhs.uk

yang mana website ini telah diverifikasi oleh

Honcode standart for

trustworthy health.

5.

Evaluasi penyesuaian obat antibiotik berdasarkan laju filtrasi glomerolus dari

subyek uji dan tidak berdasarkan ketepatan indikasi dari jenis obat antibiotik.

C. Subyek Penelitian

(39)

Sakit Kabupaten Sleman periode 2009, kemudian diambil sesuai kriteria inklusi

yaitu pasien dengan usia 60 tahun keatas pria ataupun wanita yang telah menerima

terapi obat antibiotik. Kriteria eksklusi yaitu penderita gagal ginjal yang dilihat

berdasarkan nilai serum kreatinin yang menunjukan angka lebih dari 5 mg/dL

(

National Kidney Foundation

, 2010) dan menurut

Centers for Disease Control

Prevention

(2010), obesitas dengan nilai BMI lebih dari 30 dengan perhitungan

BMI = Berat badan (kg) ÷ Tinggi badan (m²)

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medis pasien

geriatri yang telah mengalami penurunan nilai LFG menurut formula

Modification

of Diet in Renal Disease

(MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Sleman selama

tahun 2009.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

(40)

F.

Tata Cara Penelitian

1. Analisis situasi

Analisis situasi dimulai dengan melihat data laboratorium yang di

dalamnya terdapat data serum kreatinin dan obat antibiotik yang digunakan oleh

pasien geriatri yang dirawat di rumah sakit Kabupaten Sleman periode 2009 yang

diperoleh dari instalasi catatan medik rumah sakit.

2. Penentuan jumlah subyek uji

Setelah didapat jumlah pasien geriatri dengan data laboratorium

pemeriksaan serum kreatinin dari masing-masing rumah sakit. Selanjutnya

dilakukan

perhitungan

jumlah

subyek

minimal

yang

diambil

dengan

menggunakan rumus Slovin. (Setiawan,2007)

Menurut Setiawan (2007) rumus Slovin dapat dipakai untuk menentukan

ukuran sampel yang harus diambil, agar sampel tersebut dapat mempresentasikan

populasinya.

Rumus

Slovin

memiliki

tingkat

kepercayaan

95%,

karena

menggunakan

α

= 0.05

Rumus Slovin :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi d = galat pendugaan (

α

=0.05)

Jumlah ukuran sampel di RSUP dr. Sardjito

= 367 subyek

Jumlah ukuran sampel di RSUD Sleman

= 275 subyek

Jumlah ukuran sampel di RS Panti Rini

=218 subyek

(41)

3. Pengambilan data

Subyek penelitian dipilih secara random dari populasi yang ada dan

diambil berkas rekam medis nya untuk dilihat penggunaan obat setelah

pemeriksaan serum kreatinin selama dirawat di rumah sakit tersebut.

Tahap pengambilan data dilakukan melalui beberapa proses:

a. pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan pencarian pasien geriatri yang

yang telah melakukan pemeriksaan serum kreatinin berdasarkan nomor rekam

medis yang didapat. Apabila terdapat data yang kurang jelas dan kurang

lengkap, peneliti melakukan tanya jawab dengan apoteker yang berada di

rumah sakit terkait.

b. pencatatan data, dilakukan dengan mencatat data pasien geriatri yang telah

melakukan pemeriksaan laboratorium terkait serum kreatinin serta telah

mendapatkan terapi antibiotik atau antihipertensi atau NSAID pada periode

2009 berdasarkan rekam medis.

c. pengelompokan data, seluruh data yang didapat dikelompokan sesuai

golongan obatnya baik antihipertensi, antibiotik, maupun NSAID. Penulis

akan lebih fokus membahas golongan obat antibiotik.

(42)

4. Pengolahan data

Data yang diperoleh akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan

diagram yang meliputi data tentang pasien geriatri yang mengalami penurunan

LFG berdasarkan formula

Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) dan

mendapatkan pengobatan antibiotik yang tidak disesuaikan menurut

guideline

yang ada.

G. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang didapat merupakan data kualitatif yang dibahas dalam bentuk

uraian dan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan atau gambar diagram. Adapun

analisis data pasien akan dikelompokkan terlebih dahulu sebagai berikut ini:

1. persentase pasien geriatri yang telah mengalami penurunan LFG berdasarkan

formula

Modification of Diet in Renal Disease

dengan menghitung jumlah

pasien geriatri yang teridentifikasi dengan MDRD dibagi total kasus dikali

100%.

2. persentase pasien geriatri yang telah mengalami penurunan LFG berdasarkan

formula

Modification of Diet in Renal Disease

dengan menghitung jumlah

pasien geriatri yang teridentifikasi dengan MDRD menurut jenis kelamin dan

masing-masing dibagi total kasus dikali 100%.

(43)

4. persentase pasien geriatri yang telah menerima terapi antibiotik dengan dosis

tepat dengan menghitung jumlah pasien geriatri yang memperoleh dosis tepat

dibagi total kasus dikali 100%.

5. persentase pasien geriatri yang telah menerima terapi antibiotik dengan dosis

tidak sesuai dengan menghitung jumlah pasien geriatri yang memperoleh dosis

tidak sesuai dibagi total kasus dikali 100%.

6. persentase perlakuan perubahan dosis pasien geriatri yang telah menerima

terapi antibiotik dengan dosis tidak sesuai dengan menghitung jumlah subyek

tiap perlakuan dibagi total kasus yang tidak sesuai menurut

guideline

dikali

100%.

Kesulitan penelitian

(44)

26

kreatinine serta mendapat pengobatan antibiotik pada pasien geriatri pada tahun

2009 sebanyak 591 kasus secara keseluruhan di Kabupaten Sleman yang meliputi

RSUP dr. Sardjito (229 kasus) , RSUD Sleman Morangan (145 kasus), RS Panti

Rini (93 kasus), dan RS Panti Nugroho (124 kasus). Deskripsi umum hasil

penelitian dan pembahasan akan disajikan sebagai berikut ini.

A.

Profil Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) Berdasarkan Formula MDRD

di Rumah Sakit Kabupaten Sleman

Laju

Filtrasi

Glomerolus

(LFG)

dihitung

menggunakan

formula

Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD). Dari hasil perhitungan

menggunakan formula MDRD pada 591 kasus di Rumah Sakit Kabupaten Sleman

didapat perolehan hasil LFG berdasarkan tingkatannya sebagai berikut ini.

(45)

Dari gambar diagram tersebut menunjukkan persentase terbesar ada pada

LFG pada

stage

2 yaitu Laju Filtrasi Glomerolus nya sebesar 60 mL/min/1,73 m

2

sampai 89 mL/min/1,73 m

2

sebesar 37% dari 591 kasus. Pada

stage

1 dengan

LFG > 90 mL/min/1,73 m

2

persentasenya sebesar 22% dari 591 kasus. Sebesar

20% dari 591 kasus menunjukkan pasien dengan LFG

stage

3A antara 45

mL/min/1,73 m

2

sampai 59 mL/min/1,73 m

2

. Pada

stage

3B antara 30

mL/min/1,73 m

2

sampai 44 mL/min/1,73 m

2

persentasenya sebesar 13%.

Sedangkan untuk

stage

4 dan 5 menunjukkan persentase kurang dari 10 % dari

591 kasus yang ada.

Sehingga dari hal tersebut menunjukkan lebih banyak kasus pada geriatri

di Rumah Sakit Kabupaten Sleman yang memiliki LFG normal (> 60

mL/min/1,73m

2

) dibanding dengan subyek dengan LFG di bawah normal (lihat

Gambar 5.). Hal ini terkait dengan penurunan fungsi ginjal pada geriatri tidak

terjadi pada sebagian besar subyek penelitian. Kondisi ini dapat dipengaruhi

beberapa faktor antara lain pola hidup yang sehat, kondisi lingkungan, serta

kondisi fisiologi yang masih dikatakan baik.

Gambar 5. Diagram Perbandingan Persentase Kasus Pada Geriatri antara

GFR normal dengan GFR di bawah normal di Rumah Sakit Kabupaten

(46)

Gambar 6. Diagram Pembagian

Stage

LFG Pada Geriatri Berdasarkan

Jenis Kelamin di Rumah Sakit Kabupaten Sleman Tahun 2009

Dari gambar diagram 6 tersebut menunjukkan lebih banyak subjek

ujinya adalah laki-laki. Jumlah laki-laki pada tiap

stage

lebih banyak

dibandingkan jumlah perempuan. Hanya pada stage 4 dan 5 yang menunjukkan

jumlah perempuan lebih banyak dibanding jumlah laki-laki.

(47)

Dari gambar diagram perbandingan LFG normal (> 60 mL/min/1,73 m

2

)

dan LFG di bawah normal (kurang dari 60 mL/min/1,73 m

2

) menunjukkan jumlah

laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan. Hal ini dapat disebabkan

lebih banyaknya pasien laki-laki yang dirawat inap dan melakukan pemeriksaan

laboratorium serta mendapat pengobatan antibiotik dalam masa perawatannya

selama tahun 2009 di Rumah Sakit di Kabupaten Sleman.

Dari gambar diagram 6 dan 7 dapat dikatakan bahwa pria lebih banyak

mengalami penurunan fungsi ginjal ditunjukan dengan nilai LFG di bawah normal

di bandingkan pada wanita.

Hasil yang didapat berbeda dengan hasil penelitian Glassock (2009) di

Inggris yang menunjukkan pada stage 3 lebih banyak perempuan, dan rasio dari

keabnormalan ginjal antara perempuan dan laki-laki adalah 1.27.

Gambar 8. Diagram Perbandingan LFG Berdasarkan Tingkatan Umur di

Rumah Sakit Kabupaten Sleman tahun 2009

Dari gambar diagram 8 menunjukkan bahwa subyek pada tingkatan umur

old

(48)

tua umur akan membuat LFG nya semakin turun. Hal ini sesuai dengan penelitian

Glassock (2009) yang menyebutkan bahwa setelah umur 65-70 tahun akan

mengalami penurunan laju filtrasi glomerolus dengan lebih cepat.

B.

Profil Penyesuaian Dosis Obat Antibiotik Berdasarkan LFG

Penyesuaian dosis, baik frekuensi maupun jumlah obat antibiotik yang

diberikan kepada pasien dilakukan dengan melihat Laju Filtrasi Glomerolus

(LFG) serta jenis obat antibiotik yang di berikan selama pengobatan yang

kemudian dibandingkan dengan

guideline

.

Gambar 9. Diagram Persentase Kasus Pengobatan Pada Geriatri

yang Butuh Penyesuaian dan yang Tidak Perlu Penyesuaian di

Rumah Sakit Kabupaten Sleman Tahun 2009

(49)

dari 591 kasus menunjukkan pengobatan antibiotik yang diberikan selama masa

perawatan sudah sesuai dengan LFGnya maupun

guideline

yang ada.

Gambar 10. Diagram Perbandingan Jumlah Kasus Pengobatan Pada

Geriatri yang Butuh Penyesuaian Dosis dan yang Tidak Perlu

Penyesuaian Tiap Rumah Sakit di Kabupaten Sleman Tahun 2009

Dari gambar diagram di atas menunjukkan jumlah kasus pengobatan dengan

antibiotik pada pasien geriatri tahun 2009 di Rumah Sakit Kabupaten Sleman

kurang dari 50% kasus yang ada pada tiap Rumah Sakit tidak memerlukan

penyesuaian dosis dikarenakan Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) serta dosis

(frekuensi dan jumlah) antibiotik yang diberikan sudah sesuai dengan guideline.

(50)

C.

Jenis Obat Antibiotik yang Memerlukan Penyesuaian Dosis

Gambar 11. Diagram Jenis Antibiotik yang Perlu Penyesuaian Dosis

Pada Geriatri di di Rumah Sakit Kabupaten Sleman Tahun 2009

(51)

membutuhkan penyesuaian dosis. Antibiotik jenis Ciprofloxacin menunjukkan

angka 11% dari 88 kasus. Obat antibiotik jenis Pefloxacin, Ceftizoxime, dan

Ceftazidime memiliki proporsi yang sama yaitu 7-8% dari 92 kasus. Sedangkan

untuk antibiotik jenis Cefotaxime, Tetrasiklin, Gentamicin, Cotrimoxazol,

Levofloxacin, Ofloxacin, Cefuroxime, Cefadroxil, dan Thiamphenicol hanya

memiliki porsi kurang dari 5% dari 88 kasus pengobatan antibiotik yang

memerlukan penyesuaian dosis.

Tabel II. Data Jenis Antibiotik Pada Geriatri yang Perlu Penyesuaian Dosis

pada tiap Rumah Sakit di Kabupaten Sleman pada tahun 2009

RSUD

Amoxicillin

11

10

11

4

Pefloxacin

3

2

2

(52)

Cefotaxime dengan amoxicillin sebagai persentase terbesar. RSUP dr.Sardjito

menunjukkan ada 7 jenis antibiotik yang membutuhkan penyesuaian dosis, yaitu:

Amoxicillin, Ciprofloxacin, Ceftazidime, Tetrasiklin, Cefixime, Gentamicin, dan

Levofloxacine; dengan persentase terbesar pada jenis amoxicillin. Di RS Panti

Rini terdapat 5 jenis antibiotik yang membutuhkan penyesuaian dosis, yaitu:

Amoxicillin, Pefloxacin, Ciprofloxacine, Cefuroxime, dan Cefadroxil dengan

persentase terbesar masih pada jenis amoxicillin. Berbeda dengan yang lain di RS

Panti Nugroho persentase terbesar ada pada jenis antibiotik Cefixime, dibanding 7

jenis antibiotik lainnya yang juga memerlukan penyesuaian dosis, yaitu :

Amoxicillin, Pefloxacin, Ceftazidime, Cotrimoxazole, Levofloxacine, Ofloxacin,

dan Thiamphenicol.

Gambar 12. Diagram Persentase Penyesuaian Dosis Pada Geriatri

yang Perlu Dilakukan di Rumah Sakit Kabupaten Sleman Tahun

(53)

Tabel III. Data Jenis Antibiotik Menurut perlakuan penyesuaian dosis di

Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009

Jenis Antibiotik

Penyesuaian belum diketahui :

Ceftizoxime

Gambar diagram 12 diatas menunjukkan empat perlakuan terhadap kasus

pengobatan antibiotik pada geriatri di Rumah Sakit Kabupaten Sleman tahun 2009

yang mana dosis baik jumlah maupun frekuensi antibiotik yang diberikan tidak

sesuai dengan

guideline

dan LFG (Laju Filtrasi Glomerolus) pada pasien tersebut.

Berdasarkan

guideline

dan melihat nilai LFG dari pasien terdapat 50% dari 92

kasus yang perlu dilakukan perubahan frekuensi pemakaian obat antibiotik. Perlu

dilakukan pengurangan dosis pada 43% kasus pemberian antibiotik yang tidak

sesuai dengan

guideline

dan LFG. Data juga menunjukkan 7% dari 92 kasus

memerlukan penyesuaian dosis, namun pada

guideline

tidak tertera dosis yang

cocok untuk kondisi penurunan fungsi ginjal dan hanya ditulis jika terjadi

penurunan fungsi ginjal dosis yang diberikan harus disesuaikan.

(54)

kondisi kesehatan yang memburuk. Pada obat gentamisin, menurut Douglass,

K.S. (2010) gentamisin bersifat racun bagi sel-sel ginjal. Hal ini karena

gentamicin diekskresikan dalam urin, yang membuat sel-sel ginjal seseorang yang

sedang dirawat dengan gentamisin akan secara terus menerus berinteraksi dengan

gentamisin yang dikonsumsi, gentamisin yang diberikan terlalu lama, atau terlalu

tinggi, gagal ginjal sering terjadi. Jika gagal ginjal terjadi, gentamisin akan kurang

diekskresikan. Hal ini akan mengarah pada konsentrasi gentamisin yang lebih

tinggi dalam aliran darah, yang selanjutnya dapat merusak ginjal. Kerusakan

ginjal lebih cepat dapat terjadi jika dosis gentamisin tidak disesuaikan atau

dihentikan.

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut ini.

1. Profil pasien geriatri berdasarkan LFG di Rumah Sakit Kabupaten Sleman

periode 2009 sebesar 22% dari 591 kasus ada pada stage satu, 36% pada

stage dua, 20% pada stage 3A, 12% pada stage 3B, 7% pada stage empat,

dan 3% pada stage lima.

2. Jumlah pasien geriatri yang mendapatkan pengobatan obat antibiotik yang

tidak sesuai dengan LFG di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009

adalah sebesar 88 subyek (15%) dari 591 subyek.

3.

Jenis penyesuaian dosis antibiotik dengan perbandingan nilai LFG pada

geriatri di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009 yaitu 50%

membutuhkan perubahan frekuensi penggunaan antibiotik, 43% terjadi

kelebihan dosis sehingga perlu dilakukan pengurangan dosis, 7% kasus

perlu dilakukan penyesuaian dosis, namun tidak teridentifikasi dosis yang

dianjurkan.

(56)

B.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberi

saran sebagai berikut ini.

1.

Perlu diteliti lebih lanjut mengenai kondisi pasien yang mendapatkan

pengobatan yang kurang sesuai secara prospektif.

2.

Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan adanya data berat badan dan

tinggi badan sehingga didapatkan BSA (

Body Surface Area

) yang lebih

tepat dan di dapat LFG yang lebih akurat.

(57)

39

Anonim, 2009a,

Farmakoterapi pada Usia Lanjut

,

http://farklin.com/images/multirow3f1e14b76904c.pdf, diakses tanggal

30 Maret 2010

Anonim, 2009b,

Kidney Anatomy Internal

,

http://www.stockmedicalart.com/medicalartlibrary/index.html diakses

tanggal 13 Desember 2010

Brooker, C., 2005,

Ensklopedia Keperawatan

, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta,pp.20.

Centers for Disease Control Prevention,2010,

http://www.cdc.gov/obesity/defining.html di akses tanggal 15 Januari

2011

Darmansjah, I., 2006,

Polifarmasi Usia Lanjut

http://www.iwandarmansjah.web.id , diakses tanggal 6 April 2010

Dipiro, 2008,

Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach

, 7

th

edition,

McGrawHill, New York, pp.729.

Douglass, K.S.,2010,

Kidney Damage Associated With Gentamicin Use

,

http://www.gentamicin.com/CM/Custom/Kidney-Damage.asp

diakses

tanggal 9 Desember 2010

Dugdale, D.C., 2009,

Creatinine-Blood

,

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003475.htm

diakses

tanggal 16 Januari 2011.

Fogazzi G.B., Cantù M., Saglimbeni L., and Daudon M.,2003,

Amoxycillin, a rare

but possible cause of crystalluria,

http://ndt.oxfordjournals.org/content/18/1/212.extract diakses tanggal 9

Desember 2010

Glassock, R.J.,2009,

Ageing and The Glomerular Filtration Rate Truths and

Consequences

,

Transactions

of

The

American

Cinical

and

Climatological Association Vol 120, United Kingdom

Hadimartono, 1990,

Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut)

, Balai

Penerbit FKUI, Jakarta

Hermsen, Maiefski, Florescu, Qiu, Rupp ED,dkk, 2009,

Comparison of the

Modification of Diet in renal Disease and Cockcroft-Gault equations for

dosing antimicrobials

, The Nebraska Medical Center, USA

(58)

Johnson, D. W., 2005,

Automated Reporting of GFR

, Australian Family Psysician,

Vol. 34, No. 11, Australia, pp. 926.

Katzung, 2004,

Basic and Clinical Pharmacology 9th Edition

, Mc Graw-Hill, US,

pp.1007,1012.

Knott, L.

,

2010,

Assesing Renal Function

, http://www.patient.co.uk/

doctor/Assessing-Renal-Function.htm, diakses tanggal 10 Maret 2010

Kurtal H, Schwenger V, Azzaro M, Abdolllahnia N, Steinhagen-Thiessen E,

Nieczaj R, and Schulz RJ.,2008,

Clinical Value of Automatic Reporting

of Estimated Glomerular Filtration Rate in Geriatrics

,

http://content.karger.com/ProdukteDB/produkte, diakses tanggal 11

Maret 2010

Lee, A., 2006, Adverse Drug Reaction, 2

nd

edition, Pharmaceutical Press,

Chicago, pp. 224-227.

McCance K.L. and Huether S.E., 2002,

Pathophysiology: The Biologic Basis for

Disease in Adults and Children

, 4

th

eds, Mosby, Missouri

National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF

KDOQI)

Guidelines,

2000,

Estimation

of

GFR

,

http://www.kidney.org/kidneydisease/ckd/index.cfm diakses tanggal 25

Februari 2010

Notoatmojo, 2005,

Metodologi Penelitian Kesehatan

, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta, pp. 138.

Olyaei, A., 2005,

Antibiotic Dosing in Renal Impairment

http://www.ohsu.edu/academic/medicine/residency/handouts/pharmpearls/Nephro

logy/AntibioticDosingInRenalImparment.pdf diakses tanggal 9 April

2010

Patel, P MD,2009,

Kidney Blood Supply

,

http://averaorg.adam.com/content.aspx?productId=101&pid=2&gid=881

7 , diakses tanggal 13 Desember 2010

Roberts GW, Ibsen PM, Schioier CT, 2009,

Modified Diet in Renal Disease

Method Overestimaters Renal Fuction in Selected Elderly Patients

, 38

(6) : 698-703, Department of Health&Human Service Pub-Med

Setiadi, 2007,

Anatomi dan Fisiologi Manusia

, 121-126, Graha Ilmu, Yogyakarta

Setiawan N., 2007,

Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin Dan Tabel

Krejcie-Morgan: Telaah Konsep Dan Aplikasinya

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/penentuan_ukuran_sampel_memakai_rumus_slo

vin.pdf , diakses tanggal 9 April 2010

(59)

SIUC,

2007,

Histology

Study

Guide:

Kidney

and

Urinary

Tract,

www.siumed.edu/~dking2/crr/rnguide.htm diakses 17 Desember 2010

Walker, R., dan Edwards, C., 2003,

Clinical Pharmacy and Therapeutics

, 3rd

Edition, Churchill Livingstone, Philadhelphia.

Windjack, M.,2009,

Antibiotic Dosing Guidelines for Renal Impairment

,

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

49

1.73m2

1 00596339 JYPTM L 91 1.02 73 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

2 00596339 JYPTM L 91 0.95 79 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

3 01429163 STCBH P 92 1.03 72 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

4 01425881 INH P 91 1.9 26 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

5 01425881 INH P 91 1.03 53 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

6 01431380 SYMSMR P 90 1.18 46 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

7 01415010 GYB L 87 1 75 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

8 01432487 ZNH P 87 1.13 48 ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

9 01417782 BSR L 87 2.32 28 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

10 01407577 NGTH P 89 1.18 46 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

11 01424777 JMLH P 87 0.89 64 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

12 01442487 AJSGM L 87 1.1 67 Ciprofloxacine 2 x 400mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

13 00118644 PRJST L 86 2.94 22 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

14 00386308 MJMTR L 85 1 75 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

15 01405980 KRTSDR L 86 2.8 23 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

16 01415424 SLMT L 85 0.9 85 Ceftazidine 4 x 1gr tidak perlu penyesuaian

www.Www.globalrph.c om

17 01418173 YGSDR L 85 0.97 78 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

(68)

50

24 01410937 PWKSN L 83 1.16 64 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

25 01445739 SWRJ L 82 1.15 65 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

26 00009645 SMRYT P 81 1.55 34 Clavamox 3 x 1tab (amox) frekuensi 2x Ali Olyaei PharmD,2005

27 01410386 SMRYN L 82 1.4 52 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

28 01414395 SDYBRT L 81 1.27 58 Diamox 1 x 250mg (amox) tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

29 00852684 SYD L 81 2.2 31 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

30 00007546 AFSPRM L 81 1.1 68 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

31 01432837 PDY L 81 1.58 45 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

Terfacef 1 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

32 00196666 SKFM P 81 0.67 90 Amoxycilin 3 x 500mg frekuensi 2x Ali Olyaei PharmD,2005

33 01403459 RKYK P 81 0.69 87 Azitromycin 1 x 250mg tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

34 01421301 NTAMD L 80 0.98 78 Ciprofloxacine 2 x 200mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

35 01404454 SMDMJ P 81 1.05 53 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

36 01413282 KRT L 80 1 76 Gentamycin 2 x 80mg tidak perlu penyesuaian

37 01422020 JYWYN L 80 1.49 48 ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

38 01430610 HRJDMLY L 78 1.53 47 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

39 01406811 TRM L 78 0.89 88 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

40 01446029 SMJH P 78 0.67 90 Ampicilin 3 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

41 01400429 TKJ L 78 1.32 56 Tetrasiklin 4 x 250mg frekuensi 3-2x Melanie Windjack,BSP

(69)

51

46 00541074 MRSMRK L 77 1.25 60 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

47 01420984 KRTDNM L 78 1.28 58 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

48 01416284 HDSKR P 78 0.78 76 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

49 01448792 MRDWY P 78 2.03 25 Ciprofloxacine 2 x 200mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

50 01430878 SKMLH P 77 0.79 75 Ceftriaxone 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

51 00170156 DRBPRB L 77 0.94 83 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

Gentamycin 2 x 80mg tidak perlu penyesuaian Www.nuh.nhs.uk

Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

52 01431092 SPRL L 77 2.17 31 Ceftriaxone 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

53 01440789 WRDY L 77 0.76 106 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

54 01437017 SMSH P 77 0.88 66 Amoxycilin 3 x 500mg frekuensi 2x Ali Olyaei PharmD,2005

55 01114640 STRAMJ L 77 1.54 47 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

56 00670832 STAMNH P 77 1.74 30 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

57 01438211 SYSDN L 77 1.62 44 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

58 01418254 SDZL L 77 1.44 51 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

59 01386128 SGNM P 77 2 26 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

Gentamycin 2 x 200mg 2 x 80mg Www.nuh.nhs.uk

60 01272731 DLHWRD L 77 2.02 34 ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

61 01438826 KMN L 77 0.93 84 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

(70)

52

68 01441355 PJO L 77 1.7 42 Levofloxacine 1 x 500mg 500mg untuk 2hari Ali Olyaei PharmD,2005

Ceftazidine 3 x 2gr frekuensi 2 x Www.globalrph.com

69 01408473 SJUTM P 77 2.28 22 Erytromycin 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

70 01424495 WRTH P 77 1.21 46 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

71 01439709 NSBH P 76 0.73 82 Cefotaxime 3 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

72 01446830 SRTDLM L 76 1.23 61 Cefotaxime 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

73 00303525 MJNH P 76 0.77 77 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

74 01453071 ABR L 75 1.47 50 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

75 01439692 SNPRD L 76 1.16 65 ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

76 01270700 ASPDM L 76 2.83 23 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

77 01441271 WGNM P 76 0.8 74 Tysoz 2 x 1gr ((Ceftizoxime) tidak perlu penyesuaian www.drugs.com

78 01416921 DSMH P 76 1.05 54 ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

79 01416908 SMTR L 76 1.91 37 Ciprofloxacine 3 x 500mg max.1000mg/hari Melanie Windjack,BSP

Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

80 01213292 NTSDRM P 75 1.59 45 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

81 01408958 STY L 77 0.83 95 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

82 01440439 SMBRK P 76 1.26 44 ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

83 01404204 MTNGL P 75 1.06 54 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

84 01270629 MRT L 75 0.91 86 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

85 01213292 NTSDRM L 75 0.71 115 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

(71)

53

91 00378037 SRKSWN P 75 1.16 48 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

92 00097603 RSD L 75 2.59 26 Amoxycilin 3 x 500mg frekuensi 2x Ali Olyaei PharmD,2005

93 01416916 SYM P 75 0.66 93 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

94 01422446 WKYM P 75 1.36 40 Terfacef 1 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

95 01412953 MSNR P 75 1.09 52 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

96 01403764 HDYT L 75 2.31 29 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

97 00181668 PNYM P 75 0.79 75 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

98 01418883 PRTY L 78 0.67 90 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

99 01427714 MDJNM P 75 2.31 22 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

100 01442513 TRMGYN L 75 1.29 58 ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

101 01436775 KSMRJ L 74 1,48 49 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

102 01436775 KSMRJ L 74 0,96 81 ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

103 01442514 SMNM P 74 1.42 38 Diamox 1 x 250mg (amox) tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

Gentamycin 2 x 80mg tidak perlu penyesuaian Www.nuh.nhs.uk

104 01420428 STSWRI P 74 1.03 56 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

105 01441297 SLMT L 74 1.97 36 Ciprofloxacine 2 x 500mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

106 01435730 TRDH P 74 1.41 39 Ceftriaxone 2 x 1gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

107 00494229 BJR L 74 0.85 94 ceftriaxone 1gr/hari tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

108 01410430 WKD L 74 1.7 42 Levofloxacine 1 x 500mg 500mg untuk 2hari Ali Olyaei PharmD,2005

(72)

54

115 1439851 MTSJ L 87 1.17 63 oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

116 1427766 DDJ L 85 0.71 112 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

117 1401798 NGH P 86 1.66 31 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

118 1451651 SMWY P 86 0.65 92 oral : cefadroxil 2x500 mg tidak perlu penyesuaian www.drugs.com

par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

119 1439215 NAY P 84 1.1 50 oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

120 1416053 JYAT L 85 0.81 96 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

121 1404648 MHNS L 83 1.3 56 oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

122 1429342 SPM L 84 1.61 44 oral : ciprofloxacine 3x500 mg max.1000mg/hari Melanie Windjack,BSP

123 1439133 STHN L 84 0.97 78 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

124 1128515 MTH L 83 1.87 37 oral : azithromicin 1x500 mg tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

125 1453126 WGST L 83 1.59 44 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

126 1402247 PWSK L 83 1.22 60 oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

oral : cefixime 100 mg 2x1 75mg x 2 www.drugs.com

127 1451567 DLSM L 83 0.85 91 oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

128 25882 PNT P 82 0.84 69 par : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

129 1433223 STSP P 82 0.88 65 oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

(73)

55

135 1421096 SJY P 81 1.28 43 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

par : ceftazidime 3x1gr frekuensi 2x

136 1422303 LMN P 80 0.94 61 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

137 949077 KTSD L 80 1.02 75 oral : cefixime 100 mg 2x1 tidak perlu penyesuaian www.drugs.com

par : ceftazidime 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Www.globalrph.com

138 1403733 KDIS L 80 0.88 89 oral : azithromicin 1x500 mg tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

oral : rifampicin 1x450 mg tidak perlu penyesuaian www.drugs.com

par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

139 1435904 STR P 80 1.85 28 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

140 1445997 TKR P 80 1.09 51 oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

141 1423233 JMN P 80 1.06 53 par : terfacef 1x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

142 1437878 PWDH L 80 1.37 53 oral : ciprofloxacine 2x500 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

143 1447721 KTST L 80 1.68 42 oral : cefixime 100 mg 2x1 75mg x 2 www.drugs.com

144 1142377 KSM L 80 0.8 99 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

145 1415980 MDSM L 80 1.22 61 oral : cefixime 100 mg 2x1 tidak perlu penyesuaian www.drugs.com

par : ceftazidime 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Www.globalrph.com

146 1449241 DMHR L 80 6.03 10 par : ceftriaxone 1x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

147 1444033 JMN P 80 0.91 63 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

148 1418099 SDHT L 80 0.9 86 par : ceftazidime 3x1gr tidak perlu penyesuaian Www.globalrph.com

(74)

56

par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

154 1439655 ADPW L 70 1.28 59 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

155 1402805 ZDM P 78 0.91 64 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

156 1449050 MRG L 79 2.29 29 par : ceftazidime 3x1gr frekuensi 1x Www.globalrph.com

157 1449228 PNR P 78 1.16 48 par : ceftazidime 3x1gr frekuensi 2x Www.globalrph.com

par : ceftriaxone 1x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

158 1266123 WGY P 76 1.8 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

159 1213440 SMM L 78 1.77 40 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

160 533604 SCY L 78 1.05 73 par : terfacef 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

161 1419872 SWT L 78 1.39 53 oral : ceftriaxone 2x1 tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

162 1414384 SKT P 78 0.7 86 par : terfacef 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

163 1225261 SDD L 79 1.32 56 par : terfacef 1x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

par : ceftriaxone 1x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

164 1444559 HYWN P 78 0.76 78 oral : ciprofloxacine 2x125 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

165 683532 SYD L 77 1.63 44 oral : ciprofloxacine 2x125 mg tidak perlu penyesuaian Melanie Windjack,BSP

par : ceftriaxone 1x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

166 685891 SMD L 78 0.82 97 par : ceftriaxone 2x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

167 1311592 JMN L 79 1.11 68 oral : amoxicillin 3x500 mg frekuensi 2x Ali Olyaei PharmD,2005

168 1354789 WGH L 80 1.31 56 par : ceftriaxone 3x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

par : ampicillin 4x1 gr tidak perlu penyesuaian Ali Olyaei PharmD,2005

Gambar

Gambar 2. Anatomi ginjal
Gambar 3. Glomerolus Ginjal(Patel,2009)
Gambar 4. Diagram Persentase Geriatri dengan Pengobatan Antibiotik di
Gambar 5. Diagram Perbandingan Persentase Kasus Pada Geriatri antaraGFR normal dengan GFR di bawah normal di Rumah Sakit KabupatenSleman Tahun 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana terjadinya interaksi obat pada pengobatan hipertensi pada pasien geriatri di RS PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2007. Mengetahui gambaran peresepan pada

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul “ Identifikasi DRPs Ketidaktepatan Pemilihan Obat dan Dosis Penggunaan Antibiotik Dalam Pengobatan

memerlukan penyesuaian dosis dalam pengobatan AINS di rumah sakit se-Kotamadya Yogyakarta periode 2009. c) Mengetahui persentase kasus peresepan pada pasien geriatri yang

Mengetahui persentase kasus peresepan pada pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG berdasarkan formula MDRD dan CG serta memerlukan penyesuaian dosis dalam penggunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peresepan obat antihiperurisemia pada pasien kemoterapi geriatri berdasarkan LFG yang dihitung dengan formula Modification of Diet in