• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi keracunan timbal - Korelasi antara kadar timbal darah dengan nilai IQ pada anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi keracunan timbal - Korelasi antara kadar timbal darah dengan nilai IQ pada anak"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi keracunan timbal

Keracunan timbal adalah suatu kondisi dengan kadar timbal darah 10 μg/dL atau lebih, dimana kadar timbal darah secara alami adalah 0 μg/dL, sesuai dengan Centers of Disease Control (CDC) dan American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 1991.1 Menurut referensi CDC yang baru batas ambang untuk skrining adalah 5 μg/dL sudah dapat menimbulkan gangguan

fungsi kognitif .1,9 Timbal mempengaruhi semua organ dan sistem tubuh.

Timbal mempengaruhi fungsi dari sistem saraf, pada suatu studi di Cina

mengatakan bahwa kadar timbal dalam darah 10 μg/dL signifikan terhadap fungsi intelektual pada anak dan sangat kuat berhubungan dengan paparan

timbal.

Dari beberapa penelitian di Jakarta, Indonesia terhadap anak usia

sekolah pada tahun 1996 dan 2003, menemukan bahwa rata-rata kadar

timbal darah berkisar 5.5 sampai dengan 14.9 μg/dL, yang mana melampaui

batas yang ditetapkan oleh Pusat Pengontrolan dan Pencegahan Penyakit

Amerika Serikat yaitu kurang dari 10 μg/dL tentang batas timbal yang

digolongkan tidak beracun. Kadar timbal darah tertinggi lebih dari 10 μg/dL telah ditemukan pada anak-anak yang hidup di daerah yang padat dengan

lalu lintas. Sementara, anak-anak yang tinggal dekat jalan yang rendah

(2)

kepadatan lalu lintasnya terbukti memiliki kadar timbal darah lebih rendah.

Sebuah penelitian melaporkan bahwa hasil dari kadar timbal darah di

kalangan anak-anak di Jakarta menurun sejak diterapkan penggunaan

bensin bebas timbal di Indonesia.7,12

2.2. Sumber pencemaran timbal pada anak

Sumber-sumber lingkungan yang potensial mengandung timbal antara lain

asap knalpot kendaraan dengan bahan bakar bensin bertimbal, debu timbal

yang menempel pada makanan atau minuman jajanan di pinggir jalan, pipa

air ledeng kota, paparan di tempat kerja orang tua yang terbawa ke rumah

(bekerja pada peleburan atau daur ulang logam, pengelasan, berkaitan

dengan mobil, dan percetakan), debu timbal di lantai, daur ulang aki, keramik

berlapis timbal, kabel berlapis timbal, plastik, kosmetik, dan tanah. Timbal

dapat juga bersumber dari berbagai produk lain, seperti serpihan bekas cat,

pengobatan herbal, deodoran, makanan atau minuman dengan kemasan

kaleng, bahkan makanan impor.13,14

Faktor sosioekonomi juga prediktor penting terpapar timbal, dimana

keluarga miskin lebih sering menempati daerah industri, atau menempati

rumah tua yang masih dengan cat berbahan dasar timbal. Kultur dan etnis

juga berperan terpapar timbal dari penggunaan kosmetik tradisional, obat

herbal dan pika selama hamil.

Timbal berupa debu atau partikel dapat terhirup dan masuk ke saluran

pernapasan terutama yang berasal dari kendaraan yang menggunakan

(3)

bahan bakar yang mengandung timbal dan akan melepaskan 95% timbal ke

udara sehingga mencemari udara. Debu timbal dapat menempel pada

makanan atau minuman jajanan di pinggir jalan dan dikonsumsi oleh

pembeli.5-7

2.3. Efek klinis keracunan timbal

Timbal mempengaruhi semua organ dan sistem terutama tiga besar yaitu

sistem hematologi, sistem saraf pusat dan perifer serta sistem ginjal. Gejala

susunan saraf pusat antara lain akibat edema serebral dan peningkatan

tekanan intrakranial. Pada keadaan yang akut dapat menyebabkan nyeri

kepala, perubahan perilaku dan perubahan kognitif pada keadaan kronik

dapat menyebabkan kelelahan, letargi, edema papil, bahkan kejang dan

koma yang dapat mengakibatkan kematian.2 Skor intelektual yang rendah

sering terjadi pada anak yang terpapar timbal, pada studi cross-sectional

sebelumnya didapatkan pengurangan 1 sampai 3 point pada kadar timbal

10-20 μg/dL, pengurangan 3 point IQ pada peningkatan timbal dari 5-20 μg/dL,

pengurangan 3-5 point pada kadar timbal 5-50 μg/dL.13 Ensefalopati dapat terjadi dengan anak > 100 μg/dL. Penelitian pada tahun 2006 di Amerika Serikat menunjukkan anak meninggal dengan kadar timbal dalam darah 180

μg/dL, sedangkan hiperaktif diamati pada anak-anak dengan kadar timbal

(4)

Pada sistem hematologi timbal menyebabkan anemia karena

mengganggu biosintesis heme dan merusak membran sel eritrosit.15

Defisiensi besi dan anemia sangat erat hubungan dengan fungsi kognitif

khususnya gangguan perhatian pada anak presekolah dan anak yang sudah

sekolah.16 Beberapa studi menemukan kadar timbal yang meningkat pada

anak dengan anemia defisiensi besi. Beberapa studi lainnya menunjukkan

peningkatan bermakna proporsi antara kadar timbal dalam darah 100 sampai

199 μg/dL dan > 200 μg/dL dengan anemia defisiensi besi. 15

Sistem lain yang juga terganggu antara lain sistem gastrointestinal,

sistem muskuloskeletal termasuk gigi dan tulang, sistem endokrin dan sistem

kardiovaskular bahkan nutrisi.16,17 Meskipun keracunan timbal akut jauh

berkurang dibandingkan waktu lampau namun efek kronis akibat paparan

timbal kadar rendah pada anak yang sedang mengalami tumbuh kembang

akan berdampak pada pertumbuhan fisik dan mental.

Diagnosis keracunan timbal dapat dilakukan antara lain dengan anamnesis

lingkungan tempat tinggal dan sosioekonomi, pemeriksaan fisik, laboratorium

dan radiologi. Keracunan timbal banyak terjadi pada anak dengan

sosioekonomi rendah dan tinggal di rumah tua atau di area risiko tinggi

terpapar timbal.

8

2.4. Diagnosis keracunan timbal

1,

Gejala keracunan timbal yang paling sering dijumpai adalah

(5)

tekanan intrakranial, lead lines pada gusi, dan defisit fokal neurologis.13 Pada

pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan kadar timbal darah,

Erytrocyte Protoporphyrin, Zinc Protoporphyrin dan kadar coproporphyrin

urin.18 Pada pemeriksaan radiologi menunjukkan gambaran radioopak di

saluran pencernaan dan garis kondensasi dari kalsifikasi tulang panjang

(radius distal atau proksimal tibia-fibula) pada bayi, balita dan anak-anak

dengan kadar timbal darah lebih dari 40 μg/dL. Ditandai dengan lead lines

pada metaphyseal plate tulang panjang, menunjukkan pertumbuhan tulang

berhenti.19 Keracunan timbal lebih banyak diidentifikasi melalui uji tapis

dibanding melalui uji klinis berdasarkan gejala, yang dilakukan terhadap

kelompok populasi risiko tinggi. Jika hasil uji tapis ditemukan kadar timbal

darah 10 μg/dL atau lebih maka memerlukan pemeriksaan ulangan untuk

kepentingan diagnosis dan menentukan intervensi yang tepat. 1

Pada anak remaja, jumlah timbal dalam darah serendahnya 1 sampai

3 μg/dL berhubungan dengan keracunan neurobehavioural subklinis salah

(6)

Gambar 2.1 Hubungan antara kadar timbal darah dan IQ pada anak 17

Pada sistem saraf dan pencernaan anak masih dalam tahap

perkembangan, lebih rentan terhadap timbal yang terserap. Anak dapat

menyerap hingga 50% timbal yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan

dewasa hanya menyerap 10 sampai 15%. Anak dapat menyerap 3 kali dosis

lebih besar dibandingkan orang dewasa karena memiliki perbandingan

permukaan penyerapan dan volume yang lebih besar. Anak dapat menelan

200 mg timbal perhari terutama yang tinggal di kota dan dekat jalan raya

yang padat. Janin dapat menyerap timbal yang terkandung dan terakumulasi

di dalam darah ibunya karena timbal dapat masuk ke dalam plasenta dengan

mudah.

Beberapa efek dari paparan timbal pada kelainan kognitif pada anak

telah banyak memberi dampak yang buruk. Dengan adanya tes untuk menilai

fungsi kognitif seperti IQ dapat menilai kemampuan intelegensi dari anak

(7)

tersebut. Selain dari penurunan fungsi IQ anak juga mengalami penurunan di

sekolah, seperti berhitung, gangguan penglihatan dan gangguan

perhatian.15,16 Paparan timbal juga mempunyai efek terhadap perilaku, pada

anak yang lebih muda menyebabkan hiperaktif, pada yang lebih tua

menyebabkan perilaku agresif yang di prediksi dapat menyebabkan

kenakalan remaja di kemudian hari. 15

2.5. Pengaruh timbal terhadap sistem saraf

Timbal dalam tubuh mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

sistem saraf, dimana timbal memblok reseptor yang dikenal dengan

N-methyl-D-aspartate yaitu suatu reseptor yang berfungsi dalam pematangan

sel otak. Pelindung peredaran darah otak (blood brain barrier) terdiri dari

sejumlah endotelial sel yang diikat erat satu sama lain. Endotelial sel ini

dikelilingi oleh sel astrocyte yang merupakan sel saraf terbanyak dalam

otak.

Timbal memegang peranan dalam komunikasi dari astrocyte dan

endotelial sel. Blood brain barrier mempunyai peranan yang sangat penting

dalam mepertahankan cairan dalam sistem saraf dan melakukan skrining

yang sangat ketat terhadap zat-zat terlarut dalam plasma seperti asam

(8)

amino, glukosa, kalsium, sodium dan potasium. Bila blood brain barrier

terpapar timbal yang tinggi maka plasma akan merembes ke dalam jaringan

interstitial dan terjadilah edema, maka timbul ensefalopati yang sangat

mempengaruhi serebelum. Edema menyebabkan terjadinya tekanan

terhadap otak yang bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. 6,13,17

Kerusakan otak ini juga akan menimbulkan gejala kurang perhatian,

gangguan social behaviour, kemampuan membaca, gangguan kognitif seperti

penurunan IQ dari 2 sampai 3 poin setiap kenaikan 10 μg/dL kadar timbal dalam darah. 6

2.6. Intelligence Quotient (IQ)

2.6.1. Definisi

Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir

secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara

garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu

kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional. 20 Oleh

karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan

harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan

manifestasi dari proses berpikir rasional itu. 20

Menurut Alfret Binet menjelaskan bahwa inteligensi terdiri dari tiga

(9)

1. Kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan

2. Kemampuan untuk mengubah arah tindakan setelah tindakan tersebut

dilaksanakan

3. Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto critism.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses

berpikir secara rasional dan kemampuan untuk menggunakan daya pikir

tersebut dalam memahami situasi yang baru. 21

Sedangkan Intelligence Quotient (IQ) adalah skor yang diperoleh

dari tes intelegensi. Kecerdasan ini di atur oleh bagian korteks otak yang

dapat memberikan kemampuan untuk berhitung, beranalogi, berimajinasi,

dan memiliki daya kreasi serta inovasi . Dari pengertian di atas, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa IQ adalah skor atau nilai hasil pengukuran

intelegensi yang diperoleh dari beberapa tes yang bertujuan untuk

mengukur tingkat kecerdasan seseorang.

Seseorang yang mempunyai intelegensi tinggi akan lebih baik prestasinya

dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai intelegensi yang sedang

atau rendah.

20

2.6.2. Faktor - faktor yang mempengaruhi intelligensi

Perkembangan kemampuan intelektual merupakan hasil

(10)

intelektual dan prestasi akademik yang rendah telah terbukti berhubungan

dengan kondisi minoritas dan sosioekonomi rendah.20,21

Status sosioekonomi yang rendah dapat berpengaruh pada

perkembangan otak melalui jalur nutrisi yang tidak adekuat, pendidikan dan

kesehatan yang buruk, lingkungan tempat tinggal, kesempatan belajar,

interaksi yang kurang hangat serta dapat menimbulkan tekanan mental yang

berat sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif anak.15 Untuk

mencapai tumbuh kembang yang baik, maka diperlukan nutrisi yang adekuat.

Makanan yang kurang baik secara kualitas maupun kuantitas dapat

menyebabkan masalah nutrisi.9 Keadaan malnutrisi dapat mengakibatkan

anak mudah mengantuk dan kurang bergairah, yang dapat mengganggu

proses belajar di sekolah dan menurunkan prestasi belajar, daya pikir anak

berkurang disebabkan pertumbuhan otak tidak optimal.7 Pendapatan

keluarga, pekerjaan orangtua dan faktor sosial ekonomi mempunyai

pengaruh cukup besar terhadap tingkat kecerdasan anak, dimulai usia tiga

tahun sampai remaja.15

Faktor-faktor yang mempengaruhi IQ anak 20,21

Tinggi rendahnya IQ seorang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Secara garis besar, IQ dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

(11)

Kecerdasan dapat diturunkan melalui gen-gen dalam kromosom. Oleh

karena itu, tidak heran jika ayah ibu yang cerdas akan melahirkan anak

yang cerdas.

2) Faktor Gizi

Gizi yang baik sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel otak,

terutama pada saat hamil dan juga pada waktu bayi, di mana sel-sel otak

sedang tumbuh dengan pesatnya. Kekurangan gizi pada saat

pertumbuhan, bisa berakibat berkurangnya jumlah sel-sel otak dari jumlah

yang normal. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kerja otak tersebut

di kemudian hari dan dapat membuktikan bahwa status gizi anak

mempunyai dampak positif terhadap inteligensinya.

3) Faktor Lingkungan

Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang dapat memberikan

kebutuhan mental bagi si anak. Kebutuhan mental meliputi kasih

sayang, rasa aman, pengertian, perhatian, penghargaan serta rangsangan

intelektual. Kekurangan rangsangan intelektual pada masa bayi dan balita

dapat menyebabkan hambatan pada perkembangan kecerdasannya.

Faktor lingkungan lain yang juga mempunyai efek positif terhadap

kecerdasan anak antara lain: hubungan orang tua dan anak, tingkat

pedidikan ibu, dan riwayat sosial-budaya. Anak yang tumbuh dengan

(12)

perkembangan kognitif yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tumbuh

dengan penghasilan orang tua yang tinggi. 20

Faktor lingkungan lain yang dipengaruhi oleh timbal terhadap

intelegensia anak mencakup lima komponen terdapat pada :

1. Sumber kontaminasi seperti pada cat dinding yang terkelupas, pintu

dan jendela rumah, aki pada mobil, dan pembakaran sampah

4

2. Mekanisme penghantaran lingkungan seperti debu pada lantai rumah,

asap rokok, dan uap dari gas ataupun bahan bakar

3. Paparan langsung seperti tangan anak yang menyentuh lantai atau

dinding rumah atau apapun yang berhubungan dengan timbal

4. Jalur paparan, anak sering memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya

5. Lingkungan sekitar seperti rumah yang di sekitarnya terdapat paparan

timbal, rumah daerah industri atau pabrik ataupun ibu hamil yang

terkena polusi

Sumber timbal yang paling banyak mempengaruhi lingkungan anak anak

adalah pada gas atau bahan bakar, cat, makanan kaleng, keramik, air ledeng

(pipa), timbal pada suatu produk (obat tradisional, beberapa kosmetik dan

mainan plastik), dan beberapa barang elektronik.

Tes intelegensi untuk anak-anak berbeda baik isi maupun metode

pengetesannya dengan tes intelegensi untuk orang dewasa. Tes intelegensi

4

(13)

untuk anak beragam sesuai dengan usia dan kebutuhan yang didesain

berdasarkan tingkat kemampuan anak.21 Tes intelegensi bersifat times limited

atau dibatasi waktu. Waktu untuk melakukan tes intelegensi yang

sesungguhnya minimal 1 sampai 2 jam.22

Tes dimulai dengan membina hubungan dengan anak agar mereka

merasa aman dan nyaman sehingga terjadi pendekatan emosi antara

psikolog dengan anak untuk membangun kepercayaan anak. Hal ini akan

memudahkan psikolog menggali potensi anak. Mimik wajah, ekspresi,

bahasa tubuh, pemilihan kata-kata dan keluwesan anak menjadi hal-hal

yang diamati. 20

Rumus tingkat kecerdasan umum atau IQ ditetapkan oleh para ilmuwan

adalah : Usia mental / Usia kronologis x 100 = IQ.21,22 Usia mental diketahui

dari hasil mengerjakan soal-soal tes, sedangkan usia kronologis diketahui

dari tanggal kelahiran. Angka 100 digunakan sebagai bilangan pengali

supaya IQ bernilai 100 bila usia mental sama dengan usia kronologis. Jika

usia mental > usia kronologis maka IQ > 100, dan sebaliknya usia kronologis

> usia mental maka IQ < 100.22

Beberapa tes intelegensi individual (tes IQ) yaitu

1. Tes Stanford-Binet

: 22

Fungsi : mengukur intelegensi dan sudah distandarisasi. Skor

(14)

angka IQ.

Umur : 2 tahun sampai 24 tahun

Catatan : tes ini diberikan secara individual dan ada korelasi

yang tinggi dengan kemampuan sekolah.

2. WISC (The Wechsler Intelligence Scale for Children)

Fungsi : mengukur intelegensi yang sudah distandardisasi.

Skor IQ tersedia dalam kemampuan verbal dan

skala penuh.

Umur : 6 tahun sampai 17 tahun

Catatan : tes ini diberikan secara individu dan hasilnya

mempunyai korelasi yang tinggi dengan hasil tes

Stanford-Binet.

3. Tes Inteligensi Kolektif Indonesia (TIKI)

Fungsi : mengukur intelegensi yang sudah distandardisasi di

Indonesia. Skor IQ tersedia dalam bentuk angka IQ

(15)

Catatan : tes ini diberikan secara individu ataupun bersama dan

menghasilkan nilai IQ dan bakat

Tes intelegensi kolektif Indonesia (TIKI). Tes yang disusun di Indonesia

ini merupakan kerjasama antara ahli Indonesia dan belanda, bertujuan untuk

mengungkap intelegensi dengan standart Indonesia. 22 Pengembangan dan

validasi dari serial Tes Intelegensi Kolektif Indonesia (TIKI) ini mengambil

tempat dalam rangka proyek pengembangan tes di Indonesia yang

termasuk di dalamnya adalah konstruksi dan validasi dari tes tes

individu, Tes Intelegensi Anak (TIA). Proses pengembangan tes ini

ditujukan pada siswa-siswa SD di tahun pertama. 23

1. Berhitung angka (5 menit) 10 subtes dasat TIKI dasar

2. Gabungan bagian (9 menit)

3. Eksklusi gambar (6 menit)

4. Hubungan kata (7 menit)

5. Membandingkan gambar (8 menit)

6. Labirin (10 menit)

7. Berhitung huruf (10 menit)

8. Mencari pola (6 menit)

(16)

10. Mencari segitiga (6 menit)

Sampai saat ini sudah banyak tes inteligensi yang disusun

oleh para ahli baik tes intelegensi untuk anak-anak maupun orang

dewasa, tes inteligensi yang disajikan secara individual maupun

secara kelompok, tes verbal dan tes performansi, dan tes inteligensi

untuk orang cacat khusus misalnya tuna rungu dan tuna netra. 22

Berikut adalah gabungan klasifikasi umum tingkat kecerdasan menurut

Stanford-Binet, Lewis Terman, dan Weschsler

• 0 – 29 Idiot : Idiot merupakan kelompok individu terbelakang paling

rendah.

21,22

• 30 – 40 Imbecile : Kelompok Anak imbecile setingkat lebih tinggi dari

pada anak idiot.

• 50 – 69 Moron atau Debil IQ / Mentally retarted : Kelompok ini sampai

tingkat tertentu masih dapat belajar membaca, menulis, dan membuat

perhitungan sederhana, dapat diberikan pekerjaan rutin tertentu yang

tidak memerlukan perencanaan dan dan pemecahan.

• 70 – 79 : Tingkat IQ rendah atau keterbelakangan mental.

• 80 – 90 : Tingkat IQ rendah yang masih dalam kategori normal rendah,

kelompok ini termasuk kelompok normal,rata-rata atau sedang tapi

pada tingakat terbawah, mereka agak lambat dalam belajarnya,

(17)

agak kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pada jenjang

SLTA

• 91 – 110 : Tingkat IQ normal atau rata-rata. Normal sedang, Kelompok

ini merupkan kelompok normal atau rata-rata, mereka merupakan

kelompok terbesar presentasenya dalam populasi penduduk.

• 111 – 120 : Tingkat IQ tinggi dalam kategori normal (Bright Normal).

Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berada

pada tingkat yang tinggi.

• 120 – 130 : Tingkat IQ superior. Cerdas (superior) : Kelompok ini

sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik. Mereka seringkali

terdapat pada kelas biasa

• 131 atau lebih :Tingkat IQ sangat superior atau jenius. Sangat cerdas

(very superior/ gifted). Anak-anak very superior lebih cakap dalam

membaca, mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang

bilangan, perbendaharaan kata yang luas, dan cepat memahami

pengertian yang abstrak

• 140 atau lebih Genius IQ > 140 Kelompok ini kemampuannya sangat

(18)

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan antara kadar timbal darah dan IQ pada anak 17

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai dan penyelenggaraan diklat, digunakan deskriptif analisis dengan hasil kinerja mendapat skor 4,37 yang berada pada kategori

Model yang telah jelaskan dalam makalah ini fokus menilai risiko berbasis kinerja rantai pasok minyak sawit mentah berkelanjutan di Indonesia pada tingkat

Dari analisis jawaban tes, pada soal nomor 7 ada beberapa siswa yang tidak mencari persamaan garis sinngung kurva, siswa hanya mengerjakan sampai mencari koordinat

Pada tahap awal pengembangan dan penerapan SMM di perusahaan keluarga yang sistem mana- jemennya sentralistis dengan tingkat pemahaman ISO 9001:2008 yang masih

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa minat belajar matematika meningkat dari 79,83% pada siklus I menjadi 85,11% pada siklus

Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak begitu

design phases, clear and thorough project brief, thorough detailings of design, continuous coordination and direct communication, and team effort by owner, consultant

Nama : Elida Nasyiatul Aisyah Farid. Judul : Efektivitas Pembinaan Keagamaan Bidang Akhlak pada Siswa MTs Muhammadiyah 05 Tamansari Kecamatan Karangmoncol