• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN I"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI TERHADAP

TRANSPORTASI BERKELANJUTAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

DI KOTA MEDAN

Andi Estetiono¹ , Prof. Dr. Badaruddin, MS², Dr. Moh. Sofian Asmirza S, M.Sc³, Dr. Drs. Rujiman, MA,4

¹ Doctoral students of the School Pascasarjana Regional Planning, University of North Sumatra, Indonesia

andiestetiono@students.usu.ac.id

² Doctoral Program in Educational Pascasarjana Regional Planning, University of North Sumatra, Indonesia.

badaruddin@usu.ac.id

³ Doctoral Program in Educational Pascasarjana Regional Planning, University of North Sumatra, Indonesia.

sofian@usu.ac.id

4Doctoral Program in Educational Pascasarjana Regional Planning, University of North Sumatra, Indonesia.

rujiman@usu.ac.id

Abstrak

Pengembangan wilayah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu wilayah secara berkelanjutan. Sistem transportasi berkelanjutan (sustainable transportation) merupakan salah satu aspek dari keberlanjutan (global sustainability) yang mempunyai tiga komponen yang saling berhubungan, yakni : lingkungan, masyarakat dan ekonomi. Kota-kota besar tidak bisa lepas dari sistem transportasi bila ingin tumbuh dan berkembang secara baik di masa yang akan datang, pada kesempatan ini akan kita analisis di kota Medan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh partisipasi masyarakat dan pembangunan infrastruktur transportasi terhadap transportasi berkelanjutan dan pengembangan wilayah di kota Medan.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan eksplanatori menggunakan data primer dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling method

berdasarkan kriteria sebanyak 300 responden. Teknik analisis data yang digunakan SEM (Structural Equation Modeling) dengan menggunakan software AMOS 21.0

(2)

Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh tak langsung terhadap Pengembangan Wilayah melalui melalui Transportasi Berkelanjutan di kota Medan

Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Transportasi Berkelanjutan, Pengembangan Wilayah

ABSTRACK

The development area is basically aimed to improve the welfare of the people of a region in a sustainable manner. Transport systems (sustainable transportation) is one aspect of sustainability (global sustainability), which has three interrelated components, namely: environment, society and economy. Big cities can not be separated from the transport system if you want to grow and develop well in the future, on this occasion we will analysis in the city of Medan. The purpose of this study to analyze and explain the influence of community participation and development of transport infrastructure towards sustainable transport and regional development in the city of Medan.

This research was conducted by an explanatory approach using primary data with te k nik purposive sampling method based on criteria of 300 respondents. Data analysis techniques used SEM (Structural Equation Modeling) using AMOS software 21.0.

The results of this study indicate that (1) public participation has positive influence on Sustainable Transport in the city of Medan; (2) Development of Transport Infrastructure positive effect on Sustainable Transport in the city of Medan; (3) Public Participation positive effect on Development Areas in the city of Medan; (4) Development of Transport Infrastructure positive effect on Development Areas in the city of Medan; (5) Sustainable Transport positive effect on Development Areas in the city of Medan; (6) public participation to the indirect influence via the Regional Development through Sustainable Transport in the city of Medan; and (7) Development of Transport Infrastructure indirect influence through the Regional Development through Sustainable Transport in the city of Medan.

Keywords: Public Participation, Development of Transport Infrastructure, Sustainable Transportation, Regional Development

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orang utan di Bukit Lawang, dan wisata air di Danau Toba. Perkembangan kota Medan yang begitu

pesat sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia dengan pertumbuhan penduduk cukup tinggi, peningkatan aktivitas dan mobilitas juga tinggi, namun luas wilayah yang tetap (tidak bertambah) menimbulkan berbagai masalah, khususnya terkait dengan pegembangan wilayah.

(3)

banjir, transportasi dan kemacetan, kebersihan dan persampahan, penataan PKL, ruang terbuka hijau yang tak memadai, pemukiman kumuh dan lain-lain. Permasalahan ini hendaklah dilakukan secara terkoordinasi dan terencana namun selama ini kurang dirasakan, Penanganan yang komprehensif dan terintegrasi serta melibatkan masyarakat adalah hal yang segera harus dilakukan.

Community planning dan parcipatory planning adalah pendekatan yang dapat dipergunakan, sehingga masyarakat merasakan bahwa kota Medan adalah milik bersama bukan hanya dirasakan oleh pihak tertentu.

Tabel 1

Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Medan Tahun 2003 – 2014

Sumber : BPS Medan, Dinas Perhubungan Kota Medan 2015

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa pencapaian pertumbuhan penduduk Medan dalam 12 tahun terakhir dari 1.993.602 jiwa pada tahun 2003 menjadi 2.497.183 jiwa pada tahun 2014, artinya tumbuh lebih dari setengah juta jiwa atau 503.581 jiwa, namun di sisi lain luas wilayah tetap (265.100 M2) sehingga wajar bila memunculkan berbagai permasalahan seperti yang disampaikan Prof.

Sirojuzilam dalam bukunya “Problematika Wilayah kota dan daerah”. Pertumbuhan

penduduk ini otomatis diikuti dengan pertumbuhan aktivitas, mobilitas, dan berbagai kebutuhan hidup manusia seperti sandang, pangan, dan papan atau tempat tinggal.

Berbagai aspek dari perkembangan wilayah juga akan memunculkan permasalahan transportasi, hampir semua kota besar di Indonesia mengalami hal ini, yang meliputi aspek-aspek operasional jaringan, finansial, ekonomi, lingkungan, dan keselamatan. Indikasi dari permasalahan yang timbul dalam aspek-aspek tersebut terlihat dari kemacetan lalu-lintas, proporsi penggunaan pribadi yang terus meningkat,

tingkat kecelakaan yang tinggi, konsumsi bahan bakar yang tidak efisien, dan sebagainya. Isu-isu perkembangan wilayah ini mengingatkan bahwa permasalahan transportasi memerlukan partisipasi masyarakat, pemikiran dan penanganan yang komprehensif dengan kesadaran bahwa fokus perlu diberikan terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas infrastruktur yang ada, serta optimalisasi sumber daya yang terbatas untuk pengembangan sistem transportasi dalam mengantisipasi perkembangan wilayah (Sjafruddin, 2011).

Tabel 2

Data Kota Medan Tahun 2003 – 2013

Sumber : BPS Medan, Dinas Perhubungan Kota Medan 2014

Jumlah sarana angkutan umum dan pribadi di kota Medan dalam 10 tahun terakhir meningkat dari 1.022.755 kendaraan pada tahun 2004 menjadi 5.381.566 kendaraan pada tahun 2013 atau tumbuh sebesar 4.358.811 kendaraan (426 %) lihat Tabel 1.3, namun di sisi lain panjang jalan di kota Medan dalam 10 tahun terakhir hanya tumbuh 29,2 km (0,096 %), di mana pada tahun 2003 panjang jalan di kota Medan (jalan negara, propinsi dan kota) adalah 3.035,41 km menjadi 3.064,61 km pada tahun 2013, atau hampir tidak tumbuh sama sekali. Kondisi dan permasalahan ini akan makin berat di masa yang akan datang bila tidak segera diatasi dengan baik. Apalagi pusat dari perekonomian, sosial, budaya dan politik adalah di daerah perkotaan, sehingga pertumbuhan sektor transportasi menjadi sangat tinggi.

(4)

adakah yang pernah mencoba menghitung berapa biaya yang terbuang ? Analisa 2014, memberitakan kerugian biaya sosial saja akibat kemacetan lalulintas di Medan mencapai Rp. 5,2 Triliun per tahun. Angka Rp. 68 triliun dan Rp. 5,2 Triliun cukup besar, dan bila dialokasikan untuk membantu kesejahteraan masyarakat, pendidikan, kesehatan dan atau untuk membangun infrastruktur dan fasilitas umum begitu besar manfaatnya. Oleh karena itu, untuk pengembangan wilayah kota Medan yang lebih baik di masa yang akan datang, perlu diketahui pengaruh peran partisipasi masyarakat, pembangunan infrastruktur transportasi, dan transportasi berkelanjutan yang terintegrasi dengan baik, agar mampu membawa keberhasilan pengembangan wilayah kota Medan dengan manfaat yang lebih optimal bagi semua pihak dalam dimensi jangka panjang.

Melihat uraian beberapa permasalahan dan potensi masalah yang mungkin akan dihadapi oleh kota Medan di masa yang akan datang terkait pengembangan wilayah, maka peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dan Pembangunan Infrastruktur Transportasi Terhadap Transportasi Berkelanjutan Dan Pengembangan Wilayah Di Kota Medan”.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh positif partisipasi masyarakat terhadap transportasi berkelanjutan di kota Medan.

2. Untuk menganalisis pengaruh positif pembangunan infrastruktur transportasi terhadap transportasi berkelanjutan di kota Medan.

3. Untuk menganalisis pengaruh positif partisipasi masyarakat terhadap pengembangan wilayah di kota Medan. 4. Untuk menganalisis pengaruh positif

pembangunan infrastruktur transportasi terhadap pengembangan wilayah di kota Medan.

5. Untuk menganalisis pengaruh positif transportasi berkelanjutan terhadap pengembangan wilayah di kota Medan.

6. Untuk menganalisis pengaruh tak langsung partispasi masyarakat terhadap pengembangan wilayah melalui transportasi berkelanjutan di kota Medan.

7. Untuk menganalisis pengaruh tak langsung pembangungan infrastruktur transportasi terhadap pengembangan wilayah melalui transportasi berkelanjutan di kota Medan.

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Manfaat Teoritis Untuk Pengembangan Ilmu

Mengembangkan informasi mengenai pengembangan wilayah dan transportasi berkelanjutan di kota Medan ditinjau dari peran partisipasi masyarakat dan pembangunan infrastruktur transportasi, sehingga dapat menambah referensi ilmiah di bidang Perencanaan Wilayah.

Penelitian ini juga bisa menjadi referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait dengan pengembangan wilayah di kota Medan atau kota-kota lainnya. Civitas akademi bisa menkaji lebih jauh dan lebih komprehensif dari hasil penelitan ini nantinya, yang diharapkan bisa melahirkan konsep dan strategi baru dalam pengembangan wilayah kota Medan ke depan.

1.3.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah kota Medan dalam mengambil kebijaksanaan terkait partispasi masyarakat, pembangunan infrastruktur transportasi, dan transportasi berkelanjutan dalam rangka pengembangan wilayah kota Medan yang lebih efektif di masa yang akan datang. Dapat juga bermanfaat sebagai masukan bagi pemerintah dalam menyusun perencanaan, baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang terkait pengembangan wilayah kota Medan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

(5)

kemampuan fisik dan sosial wilayah serta menghormati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam banyak kepustakaan tentang pembangunan, terdapat beberapa pendekatan dan teori. Beberapa diantaranya adalah growth theory, rural development theory, agro first theory, basic needs theory,

dan lain sebagainya. Teori-teori pembangunan itu memuat berbagai pendekatan ilmu sosial yang berusaha menangani masalah keterbelakangan. Teori pembangunan benar-benar lepas landas hanya setelah diketahui bahwa persoalan pembangunan di Dunia Ketiga bersifat khusus dan secara kualitatif berbeda dari “transisi orisinil”. Sepanjang

evolusinya, teori pembangunan menjadi semakin kompleks dan nondisipliner. Dengan demikian, tidak akan ada definisi baku dan final mengenai pembangunan, yang ada hanyalah usulan mengenai apa yang seharusnya diimplikasikan oleh pembangunan dalam konteks tertentu (Hettne, 2001).

Salah satu teori pembangunan wilayah adalah pertumbuhan tak berimbang (unbalanced growth) yang dikembangkan oleh Hirscham dan Myrdal. Pengembangan wilayah merupakan proses perumusan dan pengimplementasian tujuan-tujuan pembangunan dalam skala supra urban. Pembangunan wilayah pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan sumber daya alam secara optimal melalui pengembangan ekonomi lokal, yaitu berdasarkan kepada kegiatan ekonomi dasar yang terjadi pada suatu wilayah. Teori pertumbuhan tak berimbang memandang bahwa suatu wilayah tidak dapat berkembang bila ada keseimbangan, sehingga harus terjadi ketidakseimbangan. Penanaman investasi tidak mungkin dilakukan pada setiap sektor di suatu wilayah secara merata, tetapi harus dilakukan pada sektor-sektor unggulan yang diharapkan dapat menarik kemajuan sektor lainnya. Sektor yang diunggulkan tersebut dinamakan sebagai leading sektor.

2.2 Teori Transportasi Berkelanjutan Transportasi atau pengangkutan didefinisikan sebagai suatu proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan suatu teknik atau cara tertentu untuk maksud

dan tujuan tertentu (Miro, 1997). Merupakan usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro, 1997).

Hampir semua wilayah di Indonesia masih memiliki masalah di bidang transportasi terutama transportasi darat. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah belajar mengenai suatu konsep transportasi yang telah berhasil di Negara Curitiba. Konsep yang di gunakan adalah transportasi berkelanjutan (Sustainable Transportation).

Sustainable Transportation berasal dari kata

sustainability. Menurut Detr (1998), pengertian Sustainability adalah:

1. Perkembangan sosial yang mengenal dan mengetahui kebutuhan setiap orang;

2. Perlindungan yang efektif terhadap lingkungan dan meminimalisir pengaruh global;

3. Efisiensi dalam penggunaan SDA; 4. Biaya efektif dan kestabilan

pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja.

2.3 Definisi Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat diartikan sebagai suatu proses keterlibatan masyarakat secara sadar dan nyata dalam serangkaian proses pembangunan mulai dari tingkat perencanaan hingga pada tingkat pengendalian. Partisipasi masyarakat menurut Daniel dkk. (2005) disebutkan bahwa masyarakat terlibat langsung dalam setiap kegiatan. Partisipasi

masyarakat menekankan pada “partisipasi”

langsung warga dalam pengambilan keputusan pada lembaga dan proses kepemerintahan. Partisipasi masyarakat telah mengalihkan konsep partisipasi menuju suatu kepedulian dengan berbagai bentuk keikut-sertaan warga dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan di berbagai gelanggang kunci yang mempengaruhi kehidupan warga masyarakat (Dwiningrum, 2011).

(6)

kepada proses pembuatan keputusan mengenai persoalan di mana keterlibatan pribadi orang bersangkutan melaksanakan tanggung jawab. Sementara itu menurut Khadiyanto (2007), partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan/pelibatan masyarakat dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan serta mampu untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi, baik secara langsung maupun tidak langsung sejak dari gagasan, perumusan kebijakan hingga pelaksanaan program. Menurut Godschalk (dalam Yulianti, 2000) Partisipasi masyarakat merupakan pengambilan keputusan secara bersama - sama antara masyarakat dan perencana. Dan menurut Cohen dan Uphoff (1977), pengertian partisipasi adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi.

2.4 Definisi Infrastruktur

Kita sering mendengar yang namanya

infrastruktur. ”Infrastruktur” mengacu pada

sistem fisik yang menyediakan transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial.

Infrastruktur: ”elemen dasar dari suatu kota;

bangunan utama dari suatu kegiatan;

bangunan penunjang kegiatan”. Keputusan

Menteri Pekerjaan Umum No.378/1987 tentang Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, Lamp.22: ”Prasarana Lingkungan adalah jalan, saluran air minum, saluran air limbah, saluran air hujan, pembuangan

sampah, jaringan listrik”.

Keputusan Menteri Dalam Negeri No.59/1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan PerMenDagri No.2/1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota: ”Sistem utama jaringan utilitas kota (pola jaringan fungsi primer dan sekunder) seperti air bersih, telepon, listrik, gas, air kotor/drainase, air

limbah”. Di Indonesia infrastruktur

merupakan masalah struktural yang berat, mengapa? Ini dikarenakan masih sangat kurangnya ketersediaan fasilitas-fasilitas infrastruktur yang memadai di Indonesia

yang dapat membantu baik dalam sisi ekonomi, sosial budaya, politik, dan lain-lain.

2.5 Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian yang pertama dilakukan oleh Maha, et al., (2014) dengan judul Strategies For The Improvements In The

Quality And Efficiency Of Public

Transportation”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi kualitas yang dirasakan dari layanan transportasi di Lasi, transportasi tersebut sangat penting bagi mahasiswa dari Romania. Sampel representatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang dalam perjalanan ke Lasi menggunakan bus. Hasil penelitian ini menemukan ketidakpuasan responden dalam menggunakan transportasi bus di Lasi. Diharapkan transportasi publik menerapkan strategi untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi dari transportasi publik di Lasi, Romania.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Andriani & Yuliastuti (2013) dengan judul

Penilaian Sistem Transportasi yang Mengarah Pada Green Transportasi di Kota Surakarta”, Pemerintah Kota Surakarta telah merancang sistem transportasinya menuju green transportation sebagai bagian dari konsep eco city yang dikembangkan untuk kota ini sejak 2010. Penelitian ini melakukan penilaian terhadap sistem transportasi di Kota Surakarta dalam upayanya untuk mewujudkan transportasi yang berkelanjutan di kota tersebut. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui 3 analisis, meliputi: (1) analisis sistem transportasi terkait sistem aktivitas, sistem pergerakan dan sistem jaringan, (2) analisis transportasi berkelanjutan terkait aspek ekonomi transportasi, sosial transportasi dan dampak lingkungan transportasi, serta (3) analisis green transportation terkait kebijakan, pemilihan moda dan penerapan konsep. Analisis penilaian sistem menunjukkan bahwa penerapan konsep green transportation yang diterapkan untuk mewujudkan transportasi

berkelanjutan sudah ‘cukup berhasil’. Analisis

(7)

transportasi belum bisa dikatakan ‘baik’

karena masih banyaknya kekurangan di berbagai aspek. Studi ini menemukan kebutuhan akan suatu dokumen resmi yang menjelaskan, mengarahkan, dan mengatur penerapan konsep Green Transportasi di Kota Surakarta.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Grabara (2012) dengan judul Urban Logistics in a Sustainable Development Concept on the Example of Transport System in Gdynia City”. Penelitian ini menemukan konsep pembangunan berkelanjutan adalah kota di mana ada banyak operasi logistik, ditujukan ke kota-kota yang beroperasi di bidang pembangunan yang berkelanjutan (ekonomi, sosial dan lingkungan) dan memiliki logistik kota dalam tujuan untuk mencegah fenomena negatif yang mungkin terjadi. Makalah ini akan disajikan dengan dampak pengenalan kegiatan logistik atas dasar logistik perkotaan di pembangunan perkotaan yang sepenuhnya mengenai transportasi berkelanjutan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan kajian pustaka yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Konseptual Keterangan Simbol Gambar :

→ : Pengaruh Langsung

: Pengaruh Tak Langsung Partispasi Masyarakat

PM1 : Pengambilan Keputusan PM2 : Pelaksanaan

PM3 : Evaluasi

Pembangunan Infrastruktur Transportasi PI1 : Infrastruktur Keras Fisik (Physical

Hard Infrastructure)

PI2 : Infrastruktur Pendukung ( Non-Physical Hard Infrastructure) PI3 : Infrastruktur Lunak (Soft

Infrastructure) Transportasi Berkelanjutan TB1 : Sosial

TB2 : Ekonomi TB3 : Lingkungan Pengembangan Wilayah PB1 : Peningkatan PAD PB2 : Pertumbuhan Ekonomi PB3 : Tenaga Kerja

Partispasi masyarakat adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi. Sehingga partisipasi masyarakat dapat dikatakan sebagai keterlibatan masyarakat baik secara pemikiran, mental dan emosional dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, dan evaluasi pembangunan kota Medan. Jadi indikator partisipasi masyarakat dalam penelitian ini diukur dari (1) pengambilan keputusan; (2) pelaksanaan dan (3) evaluasi.

3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum dilakukannya penelitian (Sugiyono, 2010:84). Berdasarkan gambar kerangka konsepual diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Partispasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Transportasi Berkelanjutan di Kota Medan

H2 : Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh positif terhadap Transportasi Berkelanjutan di Kota Medan

H3 : Partispasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah di Kota Medan

H4 : Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah di Kota Medan

H5 : Transportasi Berkelanjutan berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah di Kota Medan

(8)

Pengembangan Wilayah melalui melalui Transportasi Berkelanjutan di Kota Medan

H7 : Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh tak langsung terhadap Pengembangan Wilayah melalui melalui Transportasi Berkelanjutan di Kota Medan

4. METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatoris, yaitu maksudnya penelitian yang dilakukan dengan cara menjelaskan gejala yang ditimbulkan oleh suatu objek peneliti dan bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas yakni bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya saling hubungan antara partisipasi masyarakat dan pembangunan infrastruktur transportasi terhadap transportasi berkelanjutan dan pengembangan wilayah di kota Medan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini berlokasi di daerah pusat kota atau centre area, midle area

dan pinggiran kota (urban area) kota Medan. lebih khusus dilakukan di terminal-terminal besar yang ada di kota Medan dan beberapa kantor untuk pimpinan dan staff instansi dan lembaga terkait; BAPPEDA, ORGANDA, DISHUB, MTI, KPUM. Waktu penelitian mulai bulan Juni 2016 sampai dengan bulan September 2016.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk kota Medan. Jumlah penduduk kota Medan pada tahun 2015 sebesar 2.468.429, terdiri dari 1.241.826 laki-laki dan 1.226.603 wanita.

Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitan adalah stakeholder angkutan umum (masyarakat, pengguna, pemilik dan pemangku kepentingan/SKPD) yang terkait dalam penelitian. Model penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non

probability sampling (pusposive sampling), merupakan salah satu tehnik pengambilan sampel yang artinya tehnik pengambilan sampel secara sengaja (purposive)

berdasarkan kriteria tertentu dari penulis. Peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan atau kriteria tertentu yang terkait dengan penelitian. Kriterianya sebagai berikut :

1. Pengemudi angkutan umum yang ada di wilayah kota Medan dan sekitarnya

2. Penumpang angkutan umum yang ada di wilayah kota Medan dan sekitarnya

3. Pengemudi Becak Motor yang ada di wilayah kota Medan

4. Pemilik angkutan umum yang ada di wilayah kota Medan dan sekitarnya

5. Pengurus dan atau Anggota ORGANDA 6. Pengurus dan atau Anggota MTI

(Masyarakat Transportasi Indonesia) 7. Pengurus dan atau Anggota KPUM

(Koperasi Pengangkutan Umum Medan) 8. Pejabat dan atau Pegawai Dinas

Perhubungan kota Medan

9. Pejabat dan atau Pegawai Dinas Tata Ruang kota Medan

10. Pejabat dan atau Pegawai Bina Marga kota Medan

11. Pejabat dan atau Pegawai BAPPEDA kota Medan

Ukuran sampel responden masyarakat ditetapkan mengikuti pendapat Roscoe

(Sugiono, 2003), yang menyatakan berapapun jumlah populasinya dalam penelitian sosial ukuran sampel yang layak digunakan adalah antara 30 hingga 500 orang.

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin, karena jumlah populasi dalam penelitian ini diketahui dengan pasti (Sangadji et.al.,2010). Adapun rumus Slovin tersebut adalah:

) 1

/( Ne2 N

n 

Keterangan:

n = jumlah sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (sebesar 10%).

(9)

n 

  

 

 2

) 10 . 0 ( 2468429 1

2468429

n = 100.0

Jumlah sampel minimal di atas digenapkan menjadi 100 orang, untuk mengantisipasi adanya data sampel yang bersifat outlier (tidak sesuai dengan kebutuhan data pengukuran) dan juga karena nantinya akan digunakan teknik maximum likehood estimation yang membutuhkan jumlah sampel sebanyak 300 sampel. Berdasarkan pendapat di atas, maka ditetapkan sampel yang diambil sebanyak 300 responden yang terkait dengan penelitian.

4.4 Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk menjawab pengujian hipotesis menggunakan Model Persamaaan Struktural (Structural Equation Model atau SEM) dengan menggunakan paket program AMOS 21.0 dan SPSS 15.0.

Structural Equation Model (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan (Ferdinand, 2000: 3). Langkah-langkah pembentukan model persamaaan struktural (SEM) adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan model berbasis teori 2. Pengembangan diagram jalur untuk

menunjukkan hubungan kausalitas 3. Konversi diagram jalur ke dalam

serangkaian persamaan structural dan spesifikasi model pengukuran.

4. Pemilihan matriks input dan teknik estimasi atas model yang dibangun 5. Menilai masalah identifikasi

6. Evaluasi model dengan kriteria goodness-of-fit

7. Interpretasi dan modifikasi model

5. Hasil Penelitian dan Analisis SEM (Structural Equation Model)

5.1 Analisis Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis)

Uji CFA dimaksudkan untuk mengetahui apakah indikator-indikator cukup representatif dalam membentuk masing-masing variabel laten yaitu Partisipasi Masyarakat (X1), Pembangunan Infrastruktur Transportasi (X2), Transportasi Berkelanjutan

(Y1), dan Pengembangan Wilayah (Y2), dengan bantuan program AMOS 21.0.

5.1.1 CFA Variabel Partisipasi Masyarakat (X1)

Hasil olah data analisis konfirmatori Partispasi Masyarakat, dapat diliha pada Gambar 2, sebagai berikut :

Gambar 2

Analisis Konfirmatori Partisipasi Masyarakat Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS

21.00, 2017

Berdasarkan analisis konfirmatori pada Gambar 2, diketahui indikator variabel Partisipasi Masyarakat yang terdiri dari Pengambilan Keputusan, Pelaksanaan, dan Evaluasi yang memiliki nilai convergent validity (loading factor) diatas 0,5. Hal ini berarti ketiga indikator tersebut memenuhi persyaratan untuk membentuk variabel Partisipasi Masyarakat.

5.1.2 CFA Variabel Pembangunan Infrastruktur Transportasi (X2)

Hasil olah data analisis konfirmatori Pembangunan Infrastruktur Transportasi, dapat dilihat pada Gambar 3, sebagai berikut :

Gambar 3

Analisis Konfirmatori Pembangunan Infrastruktur Transportasi

Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS 21.00, 2017

Berdasarkan analisis konfirmatori pada Gambar 3, diketahui indikator variabel Pembangunan Infrastruktur Transportasi yang terdiri dariInfrastruktur Keras Fisik (Physical Hard Infrastructure), Infrastruktur Pendukung (Non-Physical Hard Infrastructure), dan Infrastruktur Lunak (Soft Infrastructure) yang memiliki nilai

(10)

0,5. Hal ini berarti ketiga indikator tersebut memenuhi persyaratan untuk membentuk variabel Pembangunan Infrastruktur Transportasi.

5.1.3 CFA Variabel Transportasi Berkelanjutan (Y1)

Hasil olah data analisis konfirmatori Transportasi Berkelanjutan, dapat diliha pada Gambar 4, sebagai berikut :

Gambar 4

Analisis Konfirmatori Transportasi Berkelanjutan Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS

21.00, 2017

Berdasarkan analisis konfirmatori pada Gambar 4, diketahui indikator variabel Transportasi Berkelanjutan yang terdiri dari Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan yang memiliki nilai convergent validity (loading factor) diatas 0,5. Hal ini berarti ketiga indikator tersebut memenuhi persyaratan untuk membentuk variabel Transportasi Berkelanjutan.

5.1.4 CFA Variabel Pengembangan Wilayah (Y2)

Hasil olah data analisis konfirmatori Pengembangan Wilayah, dapat diliha pada Gambar 5, sebagai berikut :

Gambar 5

Analisis Konfirmatori Pengembangan Wilayah Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS

21.00, 2017

Berdasarkan analisis konfirmatori pada Gambar 5, diketahui indikator variabel Pengembangan Wilayah yang terdiri dari Peningkatan PAD, Pertumbuhan Ekonomi, dan Tenaga Kerja yang memiliki nilai

convergent validity (loading factor) diatas 0,5. Hal ini berarti ketiga indikator tersebut

memenuhi persyaratan untuk membentuk variabel Pengembangan Wilayah.

5.2 Uji Construct Reliability Dan

Variance Extract

Hasil pengujian construct reliability

dapat dilihat pada Tabel 2 menjelaskan konstruk reliability dari variabel laten dalam penelitian, sebagai berikut :

Tabel 2 Hasil Uji Construct Reliability

Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS 21.00, 2017

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct mengindikasikan hasil yang baik dimana koefisien-koefisien

Construct Reliability yang diperoleh memenuhi batas yang diterima yaitu > 0.7 (Ferdinand, 2002:193).

5.3 Hasil Uji Kelayakan Model

Pengujian model amos atau measurement model. Measurement model adalah bagian dari model SEM yang terdiri dari variabel laten (konstruk) dan beberapa variabel manifes (indikator). Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui seberapa tepat variabel-variabel manifes dapat menjelaskan variabel laten yang ada. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 6 dan Tabel 3.

Gambar 6 Measurment Model Sebelum Modifikasi Sumber : Lampiran 6 Hasil Pengolahan data dengan

(11)

Tabel 3 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Sebelum Model Modifikasi

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model Chi-Square 199.007 ≤ χ2 tabel

(85.351)

Tidak memenuhi

Probability 0.000 ≥ 0,05 Tidak memenuhi CMIN/DF 4.061 ≤ 2,00 Tidak Memenuhi RMSEA 0.101 ≤ 0,08 Tidak Memenuhi GFI 0.909 ≥ 0,90 Tidak Memenuhi AGFI 0.855 ≥ 0,90 Tidak Memenuhi TLI 0.933 ≥ 0,95 Marginal Fit CFI 0.950 ≥ 0,94 Marginal Fit

Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS 21.00, 2017

Hasil perhitungan model SEM menghasilkan indeks goodness of fit

sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai

chi-squares dan probability menunjukkan hasil yang kurang baik. Namun, nilai chi-squares sangat sensitif terhadap besarnya sampel, dan nilai RMSEA kurang baik.

Oleh karena itu, maka dianjurkan untuk melakukan modification model SEM. Hasil model SEM modification dapat dilihat pada Gambar 7 dan Tabel 4.

Gambar 7 Measurement Model Sesudah Modifikasi Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS

21.00, 2017

Tabel 4 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Sesudah Model Modifikasi

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model Chi-Square 56.561 ≤ χ2

tabel(74.745)

Baik

Probability 0.066 ≥ 0,05 Baik CMIN/DF 1.347 ≤ 2,00 Baik RMSEA 0.034 ≤ 0,08 Baik

GFI 0.971 ≥ 0,90 Baik

AGFI 0.946 ≥ 0,90 Baik

TLI 0.992 ≥ 0,95 Baik

CFI 0.995 ≥ 0,94 Baik

Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS 21.00, 2017

5.4 Pengujian Hipotesis

5.4.1 Analisis Direct Effect (Pengaruh Langsung)

Hasil pengujian terhadap hipotesis

direct effect yang diajukan dalam penelitian ini secara ringkas ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5

Hasil Pengujian Hipotesis Direct Effect Hipotesis

Direct Effect Estimate S.E. C.R. P Keterangan

Y1 <--- X1 .173 .067 2.590 .010 Signifikan Y1 <--- X2 .159 .064 2.473 .013 Signifikan Y2 <--- Y1 .230 .056 4.130 *** Signifikan Y2 <--- X1 .553 .066 8.442 *** Signifikan Y2 <--- X2 .123 .061 1.996 .046 Signifikan Sumber : Lampiran 6 Hasil Pengolahan data dengan

AMOS 21.00, 2017

Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian hipotesis direct effect (pengaruh tak langsung), yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Partisipasi Masyarakat (X1) berpengaruh

positif terhadap Transportasi Berkelanjutan (Y1). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,173 dengan nilai C.R. sebesar 2,590 dan diperoleh probabilitas positifsi (p) sebesar 0,010 yang lebih besar dari taraf positifsi () yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Transportasi Berkelanjutan. Jadi Hipotesis

pertama yang berbunyi : ”Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Transportasi Berkelanjutan di kota

Medan” adalah terbukti.

2. Pembangunan Infrastruktur Transportasi (X2) berpengaruh positif terhadap Transportasi Berkelanjutan (Y1). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,159 dengan nilai C.R. sebesar 2,473 dan diperoleh probabilitas positifsi (p) sebesar 0,013 yang lebih besar dari taraf positifsi () yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh positif terhadap Transportasi Berkelanjutan. Jadi Hipotesis kedua yang

berbunyi : ”Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh positif terhadap Transportasi Berkelanjutan di kota

Medan” adalah terbukti.

(12)

(Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,553 dengan nilai C.R. sebesar 8,442 dan diperoleh probabilitas positifsi (p) sebesar 0,000 yang lebih besar dari taraf positifsi () yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah. Jadi Hipotesis ketiga yang berbunyi : ”Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap

Pengembangan Wilayah di kota Medan”

adalah terbukti.

4. Pembangunan Infrastruktur Transportasi (X2) berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,123 dengan nilai C.R. sebesar 1,996 dan diperoleh probabilitas positifsi (p) sebesar 0,046 yang lebih besar dari taraf positifsi () yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah. Jadi Hipotesis keempat yang berbunyi : ”Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah

di kota Medan” adalah terbukti.

5. Transportasi Berkelanjutan (Y1) berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,230 dengan nilai C.R. sebesar 4,130 dan diperoleh probabilitas positifsi (p) sebesar 0,000 yang lebih besar dari taraf positifsi () yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian Transportasi Berkelanjutan berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah. Jadi Hipotesis kelima yang berbunyi :

”Transportasi Berkelanjutan berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah di kota Medan” adalah terbukti.

5.4.2 Analisis Indirect Effect (Pengaruh Tak Langsung)

Hasil pengujian terhadap hipotesis

indirect effect yang diajukan dalam penelitian ini secara ringkas ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6

Hasil Pengujian Hipotesis Indirect Effect Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

X2 X1 Y1 Y2

Y1 .000 .000 .000 .000

Y2 .037 .040 .000 .000

Sumber : Lampiran 6 Hasil Pengolahan data dengan AMOS 21.00, 2017

Tabel 6 menunjukkan hasil pengujian hipotesis indirect effect (pengaruh tak langsung), yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Partisipasi Masyarakat (X1) berpengaruh

tak langsung terhadap Pengembangan Wilayah (Y2) melalui Transprotasi Berkelanjutan (Y1). Hal ini terlihat dari koefisien jalur pengaruh tak langsung yang bertanda positif sebesar 0,040. Jadi Hipotesis ke-6 yang berbunyi : ”Partispasi Masyarakat berpengaruh tak langsung terhadap Pengembangan Wilayah melalui melalui Transportasi Berkelanjutan di

kota Medan” adalah terbukti.

2. Pembangunan Infrastruktur Transportasi (X2) berpengaruh tak langsung terhadap Pengembangan Wilayah (Y2) melalui Transprotasi Berkelanjutan (Y1). Hal ini terlihat dari koefisien jalur pengaruh tak langsung yang bertanda positif sebesar 0,040. Jadi Hipotesis ke-7 yang berbunyi :

”Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh tak langsung terhadap Pengembangan Wilayah melalui melalui Transportasi Berkelanjutan di kota

Medan” adalah terbukti.

5.5 Pembahasan

5.5.1 Pengaruh Partisipasi Masyarakat

Terhadap Transportasi

Berkelanjutan

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat mempunyai pengaruh yang positif terhadap transportasi berkelanjutan, sehingga dapat dikatakan

hipotesis pertama yang berbunyi “Partisipasi

(13)

Hasil penelitian ini menemukan bahwa partisipasi masyarakat memiliki dampak positif terhadap transportasi berkelanjutan, sesuai dengan pendapat A.R. Barter Tamin Raad (2000) yang mengemukakan bahwa sistem transportasi berkelanjutan harus memiliki prinsip-prinsip yang dapat menjamin adanya akses bagi seluruh lapisan masyarakat termasuk para penyandang cacat, anak-anak dan lansia untuk mendapatkan paling tidak kebutuhan dasarnya seperti kesehatan, pendidikan dan pekerjaan, serta Sistem transportasi disediakan untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus diberi porsi yang cukup untuk ikut menentukan moda transportasi yang digunakan serta terlibat dalam proses pengadaannya. Bukan hanya masyarakat yang telah memiliki fasilitas, seperti : motor atau mobil yang dilibatkan, melainkan juga mereka yang tidak memiliki fasilitas namun tetap memerlukan mobilitas dalam kesehariannya. Partisipasi ini perlu terus diperkuat agar suara mereka dapat diperhitungkan dalam proses perencanaan, implementasi dan pengelolaan sistem transportasi kota. Transparansi merupakan suatu hal yang penting yang tidak boleh ditinggalkan. Keterbukaan dan ketersediaan informasi selama proses merupakan penjamin terlaksananya sistem yang baik dan memihak pada masyarakat.

5.5.2 Pengaruh Pembangunan

Infrastruktur Transportasi

terhadap Transportasi

Berkelanjutan

Hasil analisis data dan temuan penelitian menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur Transportasi berpengaruh yang positif terhadap transportasi berkelanjutan, sehingga dapat dikatakan hipotesis kedua

yang berbunyi “Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh positif terhadap

Transportasi Berkelanjutan di kota Medan”

dinyatakan terbukti. Hasil temuan penelitian ini mempunyai makna bahwa pembangunan infrastruktur transportasi akan memberikan dampak positif terhadap transportasi berkelanjutan.

Hasil temuan penelitian ini sejalan dengan studi Lining (2007:16) yang

mengemukakan bahwa peran infrastruktur transportasi sebagai penentu lokasi umum yang dimodelkan berdasarkan konsep aksesbilitas. Langkah-langkah aksesbilitas adanya kesulitan yang dihadapi untuk mencapai suatu wilayah dari daerah lain, dan itu tidak tergantung pada kuantitas dan kualitas infrastruktur transportasi.

5.5.3 Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pengembangan Wilayah Hasil analisis data dan temuan penelitian menunjukkan bahwa partispasi masyarakat berpengaruh yang positif terhadap pengembangan wilayah, sehingga dapat dikatakan hipotesis ketiga yang berbunyi

“Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah di kota

Medan” adalah terbukti. Hasil temuan penelitian ini mempunyai makna bahwa partsipasi masyarakat akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan wilayah.

Partisipasi masyarakat yang mampu mendukung berbagai keputusan tentang pengembangan wilayah akan mendukung pencapaian target pengembangan wilayah. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Arnstein (1969) partisipasi sebagai redistribusi kekuatan yang memungkinkan kaum yang terpinggirkan secara ekonomi dan politik untuk secara deliberatif dilibatkan dalam perencanaan pembangunan masa depan. Strategi pelaksanaan partispasi dicapai dengan cara melibatkan masyarakat dalam sharing informasi, merumuskan tujuan, mensetting kebijakan, mengalokasikan sumber sumber pendanaan, mengoperasikan program, serta mendistribusikan manfaat yang diperoleh, dengan kata lain, melibatkan masyarakat sejak tahap perencanaan hingga implementasi dan pemerataan hasil hasilnya, termasuk pengawasannya.

(14)

tahapan pekerjaan suatu proyek. Sutami (2009), menyatakan keaktifan masyarakat untuk berpartisipasi pada pembangunan cukup besar dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK).

5.5.4 Pengaruh Pembangunan

Infrastruktur Transportasi terhadap Pengembangan Wilayah Hasil analisis data dan temuan penelitian menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur transporasi berpengaruh yang positif terhadap pengembangan wilayah, sehingga dapat dikatakan hipotesis keempat

yang berbunyi “Pembangunan Infrastruktur

Transportasi berpengaruh positif terhadap

Pengembangan Wilayah di kota Medan”

adalah terbukti. Hasil temuan penelitian ini mempunyai makna bahwa pembangunan infrastruktur transportasi berkelanjutan akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan wilayah. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia yang diperkirakan pada tahun 2035 akan bertambah menjadi dua kali lipat dari jumlah sepuluh tahun yang lalu atau menjadi 400 juta jiwa, telah memunculkan kerisauan

akan terjadinya keadaan “rawan pangan” di

masa yang akan datang. Selain itu, dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat terjadi pula peningkatan konsumsi perkapita untuk berbagai jenis pangan, akibatnya dalam waktu 35 tahun yang akan datang Indonesia membutuhkan tambahan ketersediaan pangan yang lebih dari 2 kali lipat jumlah kebutuhan saat ini. (Siswono Yudohusodo, 2002)

5.5.5 Pengaruh Transportasi

Berkelanjutan terhadap

Pengembangan Wilayah

Hasil analisis data dan temuan penelitian menunjukkan bahwa transportasi berkelanjutan berpengaruh yang positif terhadap pengembangan wilayah, sehingga dapat dikatakan hipotesis kelima yang

berbunyi “Transportasi berkelanjutan

berpengaruh positif terhadap Pengembangan

Wilayah di kota Medan” adalah terbukti.

Hasil temuan penelitian ini mempunyai makna bahwa transportasi berkelanjutan akan

memberikan dampak positif terhadap pengembangan wilayah.

Penelitian Sunardi (1999) di Kabupaten Magelang membuktikan bahwa faktor aksesibilitas merupakan faktor potensi wilayah yang mempunyai hubungan paling erat dengan ketersediaan fasilitas pelayanan dibandingkan dengan faktor potensi wilayah yang lain. Faktor aksesibilitas ditentukan dengan membandingkan luas wilayah dengan panjang jalan. Dengan kata lain bahwa semakin padat jalur-jalur transportasi maka kemungkinan semakin besar tersedianya suatu fasilitas pelayanan.

(15)

berarti keterlibatan masyarakat di dalam memberikan masukan harus mendapatkan kesempatan yang seluas – luasnya dengan cara membuat forum pertemuan berkala dan membuat forum masyarakat transportasi khusus angkutan umum kota.

5.5.7 Pengaruh Pembangunan

Infrastruktur Transportasi terhadap Pengembangan Wilayah Melalui Transportasi Berkelanjutan Hasil penelitian dan temuan dalam penelitian ini menyatakan bahwan terdapat pengaruh pembangunan infrastruktur transportasi pengembangan wilayah melalui transportasi berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem transportasi berkelanjutan merupakan elemen dasar infrastruktur yang berpengaruh terhadap pola pengembangan perkotaan. Pengembangan transportasi dan tata guna lahan dapat memainkan peranan penting dalam kebijakan dan program pemerintah. Pengembangan infrastruktur dalam sektor transportasi akan menimbulkan biaya tinggi apabila tidak diatur pengelolaannya dengan baik. Namun dengan manajemen yang baik, perbaikan tingkat pelayanan (Level of Service) dari arteri yang ada hanya terjadi sementara. Peningkatan pelayanan akan berkorelasi dengan peningkatan aktivitas bisnis, yang akan pula membangkitkan lalu lintas lebih banyak.

Keberlanjutan sosial transportasi dimaksud adalah dalam rangka adanya rasa kemudahan masyarakat untuk mendapatkan angkutan umum (angkot) dalam mendukung aktifitasnya sehari – hari, ketersedian angkutan umum di setiap tempat untuk melayani setiap tujuan perjalanan masyarakat. Jumlah angkutan umum saat ini di kota Medan yang beroperasi sebanyak 6.695 kendaraan dengan jumlah izin trayek sebanyak 240 izin, jumlah ini sudah cukup untuk melayani kebutuhan perjalanan masyarakat yang menginginkan kemudahan dalam mendapatkan angkutan umum tersebut, tetapi hanya penyebarannya yang belum merata. Kemudian jaminan ketepatan waktu perjalanan, kenyamanan dalam angkutan, dan kemanan dalam menggunakan angkutan umum.

Grigg (1988) mengemukakan bahwa Peran infrastruktur sebagai mediator antara

sistem ekonomi dan sosial dalam kehidupan dengan tetap didukung oleh lingkungan alam. Infrastruktur yang kurang berfungsi, khususnya infrastruktur transportasi akan memberikan dampak terhadap kehidupan manusia dan sebaliknya infrastruktur yang berlebihan yang tidak memperhitungkan daya dukung lingkungan akan merusak alam yang pada akhirnya akan merugikan manusia dan mahluk hidup lainnya.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan, agar dapat menjawab rumusan masalah, yakni:

1. Partispasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Transportasi Berkelanjutan di kota Medan.

2. Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh positif terhadap Transportasi Berkelanjutan di kota Medan.

3. Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah di kota Medan.

4. Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh positif terhadap Pengembangan Wilayah di kota Medan. 5. Transportasi Berkelanjutan berpengaruh

positif terhadap Pengembangan Wilayah di kota Medan.

6. Partispasi Masyarakat berpengaruh tak langsung terhadap Pengembangan Wilayah melalui melalui Transportasi Berkelanjutan di kota Medan.

7. Pembangunan Infrastruktur Transportasi berpengaruh tak langsung terhadap Pengembangan Wilayah melalui melalui Transportasi Berkelanjutan di kota Medan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, dan kesimpulan, yang diperoleh, dapat dikembangkan beberapa saran bagi pihak-pihak, yang berkepentingan dalam penelitian ini. Adapun saran-saran yang dikemukakan, sebagai berikut:

(16)

pemberian partisipasi masyarakat, pembangunan infrastruktur transportasi dan transportasi berkelanjutan.

2. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat meneliti kembali variabel partisipasi masyarakat, pembangunan infrastruktur transportasi dan transportasi berkelanjutan, terhadap pengembangan wilayah maupun variabel-variabel lain diluar variabel ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan wilayah kota Medan. 3. Pemerintah Kota Medan perlu

membentuk sebuah wadah atau forum masyarakat transportasi kususnya untuk angkutan umum sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat.

4. Pemerintah Kota Medan perlu membuat perencanaan dan blue print pembangunan infrastruktur transportasi yang terintegrasi agar transportasi berkelanjutan bisa lebih efektif dalam mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah kota Medan di masa yang akan datang.

5. Dalam pengelolaan angkutan umum kota (angkot) di Kota Medan, maka Pemerintah Kota Medan sudah harus membatasi jumlah angkutan yang beroperasi, menciptakan trayek angkutan umum yang proporsional dan adil, melakukan peremajaan kendaraan, secara berkala melakukan uji emisi kendaraan angkutan umum dengan baik, melakukan rasionalisasi antara angkutan bus besar, bus sedang dan bus kecil (angkot) melalui pembuatan peraturan terkait. Untuk jangka panjang perlu dikaji penggunaan BBM angkutan umum yang ramah lingkungan. Selain itu Pemerintah Kota Medan harus berkomitmen dalam penambahan kapasitas jalan seperti melakukan pelebaran jalan, membuka jalan baru, jalan layang dan lainnya untuk mengatasi kemacatan lalu – lintas.

6. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan bagi para peneliti untuk meneliti pengaruh partisipasi masyarakat dan pembangunan infrastruktur transportasi

dalam pengelolaan angkutan bus besar di Kota Medan, karena di Kota Medan justru penggunaan bus besar hampir tidak berjalan dengan baik. Selanjutnya dapat juga diteliti bagaimana tingkat efektifitas antara bus besar dan bus kecil di Kota Medan ditinjau dari partisipasi masyarakat dan pembangunan infrastruktur transportasi hubungannya dengan pengembangan wilayah, dan disarankan kepada peneliti untuk dapat mengkaji model pengelolaan angkutan umum di Kota Medan kaitannya mendukung pengembangan wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani,, Yuliastuti 2013. “Penilaian Sistem Transportasi yang Mengarah Pada Green Transportasi di Kota Surakarta”.Biro Penerbit Planologi Undip Volume 9 (2): 183-193 Juni 2013.

Arnstein, Sherry R. 1969. “A Ladder of Citizen Participation ," JAIP, Vol. 35, No. 4, July 1969, pp. 216-224, dalam

http://lithgow-schmidt.dk/sherry-arnstein diakses

pada November 2013.

Augusty, Ferdinand T, 2000. Manajemen

Pemasaran: Sebuah pendekatan

strategik,Research Paper Series, Program

MM,UNDIP ,Semarang.

Cohen, J.M., Uphoff, N.T. 1977 .”Rural Development Participation .New York:Cornel University RDCCIS

(17)

Detr. 1998. Sustainable Development: Opportunities for change. London: Department of the Environment, Transport and the Regions.

Dwiningrum, S. I. A. 2011. ”Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Grabara, J,. 2012. “Urban Logistics in a Sustainable Development Concept on the Example of Transport System in Gdynia City”.

Grigg, N. 1988. “Infrastructure Engineering and Management, John Wiley & Sons”.

He, Lining,. 2007.” Interregional Transportation, Trade, And Regional Comparative Advantage And Development In China”.Faculty of Rensselaer Polytechnic Institute in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of DOCTOR OF PHILOSOPHY, Major Subject: Ecological Economics.

Hettne, Bjorn. 2001.”Teori Pembangunan dan

Tiga Dunia”. Jakarta. Gramedia :

Pustaka Utama.

Khadiyanto, Parfi. 2007. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Unit Sekolah. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.

Maha, Andreea et al. 2014 “Improvement and the quality and efficiency of public transportation.Strategies for the Procedia Economics and Finance 15 ( 2014 ) 877 – 885”.

Miro, Fidel.1997. “Sistem Transportasi Kota

Bandung”. Penerbit Tarsito.

Of Public Policy.Oxford Brazil Blackwell).”

Sangadji, Etta Mamang., sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan

Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Sjafruddin, Ade. 2011. ”Pembangunan Infrastruktur Transportasi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Ilmu Pengetahuan”. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – ITB.

Sugiyono,.2010.”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif &RND. Bandung”:Alfabeta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kelima: penerbit CV. Alfabeta : Bandung.

Sunardi, dkk.1999. “Pengantar Manajemen Perkreditan”.Yogyakarta:Penerbit Andi.

Taliziduhu, Ndaraha. 1990. ”Pengembangan

Masyarakat : Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landa”s. Jakarta : Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Medan Tahun
Gambar 1 Kerangka Konseptual
Gambar 5, diketahui indikator variabel
Gambar 7 Measurement Model Sesudah Modifikasi Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS 21.00, 2017

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dengan kejadian obesitas pada remaja umur 13-15 tahun di provinsi DKI Jakarta (analisis data sekunder

34 / I / 2013 PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN..

Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh dari beban kerja, pengalaman kerja, status sekolah dan status sertifikasi terhadap kepuasan kerja guru SMA di kota

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistina (2009) dengan judul penelitian: Hubungan Pengetahuan Menstruasi Dengan Perilaku

• User information requirements drive system building • Users must have sufcient control over design. process to ensure system refects their business priorities and

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor struktur keluarga dengan skizofrenia ( P value = 0,820) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase

Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah wisatawan memperoleh informasi tentang lokasi area wahana landmark yang ada di Taman Buah Mekarsari dengan memanfaatkan

03 tentang standar pelaporan pemeriksaan atas laporan keuangan dinyatakan bahwa laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus mengungkapkan bahwa pemeriksa