• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Theory Of Constraint untuk Mengoptimalkan Stasiun Kerja Bottleneck di PT Asahan Crumb Rubber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Theory Of Constraint untuk Mengoptimalkan Stasiun Kerja Bottleneck di PT Asahan Crumb Rubber"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Asahan Crumb Rubber merupakan suatu badan usaha yang bergerak

dalam bidang usaha pengolahan karet, yaitu mengolah bahan baku karet yang

berasal dari petani karet menjadi produk setengah jadi. PT. Asahan Crumb Rubber

ini pada mulanya didirikan oleh perusahaan Belanda pada tanggal 11 Maret 1960

dengan nama Naamlazo Vennotschap Techniche Handle Maatschappij En

Bounwberijf (VIS EN CO) yang bergerak di bidang pengolahan karet menjadi

bahan setengah jadi. Sejak diberlakukannya nasionalisasi terhadap

perusahaan-perusahaan asing yang berada di Indonesia, VIS EN CO berubah menjadi PT.

Asahan Crumb Rubber.

Pada tahun 90-an, PT. Asahan Crumb Rubber melakukan langkah langkah

untuk mengembangkan usahanya dengan memproduksi crumb rubber dalam

jumlah besar dan mengirim langsung ke negara yang memesannya. Dari usaha

pengembangan ini, PT. Asahan Crumb Rubber masuk dalam jajaran industri besar

di Indonesia yang mampu mengerjakan berbagai pekerjaan, pengolahan, dan

(2)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Asahan Crumb Rubber merupakan sebuah perusahaan swasta yang

bergerak dalam bidang pengolahan karet. Produk yang dihasilkan berupa Crumb

Rubber berjenis SIR 20.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Asahan Crumb Rubber merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pengolahan karet setengah jadi yang berlokasi di Jalan SM Raja Km. 8 Medan

Sumatera Utara, Indonesia.

2.4. Daerah Pemasaran

PT Asahan Crumb Rubber adalah industri crumb rubber yang mengekspor

hasil produksi ke costumer seperti Good Year, Bridgestone, Yokohama, Giti,

Michelin, Kanada, Hongkong, Afrika, Vietnam dan lain-lain. PT Asahan Crumb

Rubber memproduksi sesuai dengan jumlah permintaan konsumen (make to order).

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi pada PT. Asahan Crumb Rubber adalah berbentuk lini

dan fungsional. Hubungan lini karena pembagian tugas dilakukan dalam bidang

atau area pekerjaan dengan pimpinan tertinggi dipegang oleh manager. Selain itu

(3)

berarti pembagian tugas juga dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi yang

membentuk hubungan fungsional. Struktur organisasi PT. Asahan Crumb Rubber

dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT.

Asahan Crumb Rubber dapat dilihat pada lampiran 3.

2.5.3. Tenaga Kerja & Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada Pabrik PT. Asahan Crumb Rubber dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Asahan Crumb Rubber

No Bagian Posisi/Jabatan Jumlah

(Orang)

Teknisi Mekanik 9

Teknisi Listrik 5

(4)

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Asahan Crumb Rubber (Lanjutan)

No Bagian Posisi/Jabatan Jumlah

(Orang)

Jam kerja produksi terdiri atas 2 shift kerja dengan perincian sebagai

berikut :

Shift I :

1. Jam 08.00-12.00 WIB (Kerja)

2. Jam 12.00-13.00 WIB (Istirahat)

3. Jam 13.00-17.00 WIB (Kerja)

Shift II :

1. Jam 17.00-21.00 WIB (Kerja)

2. Jam 21.00-22.00 WIB (Istirahat)

3. Jam 22.00-00.00 WIB (Kerja)

Karyawan yang bekerja melebihi kerja normal atau kerja shift dihitung sebagai

(5)
(6)

2.5.4. Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya

Pembayaran upah pada karyawan PT. Asahan Crumb Rubber dilakukan

sekali setiap bulan. Bagi karyawan yang bekerja di luar jam kerja normal akan

diberikan upah lembur. Perusahaan memberikan sarana penunjang berupa

perumahan, kesehatan, pendidikan, olahraga, koperasi serta fasilitas lainnya.

1. Kesehatan

Perusahaan memberikan perawatan dirumah sakit untuk 1 orang istri dan

maksimal 3 orang anak.

2. Fasilitas Kerja

Perusahaan memberikan pakaian kerja, sarung tangan, helm dan alat

pengaman kepada regu produksi.

3. Jaminan Sosial

Perusahaan mengikutsertakan seluruh staf dan karyawan pada BPJS

Ketenagakerjaan.

4. Dana Pensiun

Perusahaan memberikan dana pensiun dan asuransi kepada staf dan karyawan

untuk batas usia 55 tahun keatas.

5. Pemberian Tunjangan

Perusahaan memberikan tunjangan berupa THR atau Tahun Baru sebesar 1

bulan gaji.

6. Perumahan Karyawan

(7)

7. Makanan

Perusahaan memberikan satu kali jatah makanan dan minuman secukupnya

kepada karyawan setiap harinya, serta ekstra bubur kacang hijau dan susu

setiap hari senin dan kamis.

8. Koperasi Karyawan

Perusahaan juga mendirikan koperasi yang dikelola oleh karyawan dibawah

pengawasan perusahaan.

9. Training

Setiap setahun sekali diadakan training kepada seluruh staf dan karyawan

mengenai pengaruh kebisingan, pemeriksaan boiler, undang-undang

ketenagakerjaan, pengaruh lokasi kerja, pengaruh keadaan kerja.

2.6. Proses Produksi 2.6.1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan oleh PT. Asahan Crumb Rubber berasal dari

perkebunan rakyat (afdeling) yang berupa karet kering (Sheet, Lumps, dan Bale)

yang berada di wilayah Sumatera Utara, dimana karet yang dipergunakan adalah

pohon karet yang tumbuh di perkebunan rakyat yang berada di Sumatera Utara

dan diambil oleh supplier yang memasoknya untuk perusahaan karet.

2.6.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi

(8)

bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Plastik

Plastik digunakan untuk:

a. Membungkus getah bale.

b. Membatasi antara lapisan getah bale pertama dan selanjutnya.

c. Mempacking getah untuk jenis SWRINKWRAPE.

2. Pallet

Pallet kayu digunakan untuk alas peralatan getah bale yang mana 1 pallet

terdiri 36 bale.

2.6.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk memperlancar

proses produksi dimana keberadaan bahan penolong ini tidak mengurangi nilai

tambah produk yang dihasilkan tersebut dan tidak tampak di bagian akhir produk.

Bahan penolong yang digunakan adalah air. Air digunakan sebagai bahan

penolong paling utama dalam proses pencucian karet cacahan diproses hammer

mill, demikian juga dengan proses gilingan.

2.6.4. Uraian Proses

PT. Asahan Crumb Rubber menghasilkan produk berupa karet setengah

(9)

1. Pencucian

Bahan baku yang diperoleh dari masyarakat berupa getah karet dimasukkan

ke dalam bak pencucian terlebih dahulu untuk memisahkan kotoran ataupun

sampah-sampah yang melekat pada getah karet tersebut.

2. Pencacahan

Getah karet yang sudah dicuci kemudian dibawa ke mesin breaker I

menggunakan bucket conveyor untuk dicacah pada mesin breaker I hingga

menjadi bentuk yang lebih kecil. Setelah dicacah getah tersebut dialirkan ke

bak sirkulasi I untuk dicuci dengan cara disemprot menggunakan air yang

deras. Setelah dari bak sirkulasi I dimasukkan ke dalam mesin breaker II

untuk dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil. Kemudian hasil cacahan dari

mesin breaker II dimasukkan ke dalam bak sirkulasi II untuk dicuci dengan

cara disemprot menggunakan air yang deras. Selanjutnya hasil cacahan getah

tersebut dibawa ke mesin hammer mill menggunakan conveyor untuk dicacah

menjadi cacahan-cacahan yang berdiameter kecil dan kemudian hasil cacahan

yang dialirkan kedalam bak sirkulasi III dan IV untuk memisahkan

kotoran-kotoran yang menempel pada hasil akhir cacahan menjadi lebih bersih

3. Penggilingan

Hasil cacahan karet setelah dari bak sirkulasi IV dibawa ke mesin gilingan I

menggunakan bucket conveyor untuk dilakukan proses penggilingan pertama.

Selanjutnya hasil penggilingan pertama dibawa ke mesin gilingan II

menggunakan conveyor ban untuk dilakukan penggilingan kedua. Hasil

(10)

conveyor ban untuk dipotong sebanyak 20 bagian dan dikenal dengan istilah

karet selendang. Karet selendang dicuci kembali di dalam bak cutter untuk

menghilangkan kotoran. Bahan tersebut dibawa ke mesin gilingan III dengan

menggunakan conveyor ban untuk proses penggilingan ketiga. Proses

penggilingan dilakukan sampai pada penggilingan keenam pada mesin

gilingan VI. Hasil gilingan karet selendang kemudian digulung oleh operator

dengan alat penggulungan secara manual. Kemudian hasil gulungan

ditimbang dengan menggunakan timbangan.

4. Penjemuran

Setelah proses penggilingan hasil karet selendang kemudian dijemur selama

kurang lebih 7 hari untuk mendapatkan kualitas karet kering yang baik. Pada

proses penjemuran ini dilakukan pemeriksaan tanggal pengiriman, jenis

produksi SIR, type kemasan, costumer dan ukuran nomor lot oleh bagian

quality control. Blangket yang telah dijemur selama 7 hari diturunkan/diangkat dari tempat penjemuran, dimana penurunan blangket

berdasarkan instruksi mandor crumb dan diperiksa kebersihannya secara

visual. Selanjutnya blangket yang sudah diturunkan dipotong kembali sesuai

standar lalu dimasukkan ke dalam bak cutter untuk dicuci agar bersih dari

kotoran-kotoran yang menempel pada blangket tersebut.

5. Pengeringan/Dryer

(11)

sudah kering di dalam dryer dibongkar lalu diletakkan di atas meja bongkar.

Lalu bale diperiksa kualitasnya secara visual.

6. Penimbangan

Bale ditimbang seberat @ 35 ± 0,05Kg. Kemudian dipress untuk membentuk

bandala (balok). Lalu bandala ditimbang dan diperiksa kerataan

permukaannya oleh operator finishing.

7. Packing/Pengemasan

Proses selanjutnya yaitu mengemas crumb yang dilakukan oleh operator

packing. Dimana selama proses pengemasan juga diperhatikan/diperiksa

kerapiannya. Selanjutnya crumb yang sudah dikemas disusun pada pallet di

gudang penyimpanan sebelum dikirim ke konsumen.

2.7. Mesin dan Peralatan 2.7.1. Mesin Produksi

Mesin produksi yang digunakan di PT Asahan Crumb Rubber dapat dilihat

pada lampiran 4.

2.7.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh PT. Asahan Crumb Rubber adalah sebagai berikut:

1. Timbangan digital yang berfungsi sebagai penimbang produk SIR.

(12)

2.8. Utilitas

Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang

tidak teribat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar

produksi dapat berjalan lancar. Utilitas PT. Asahan Crumb Rubber dapat

dirincikan sebagai berikut :

1. Tenaga Listrik

Tenaga listrik digunakan untuk menggerakkan electromotor mein-mesin dan

sumber penerangan untuk pabrik maupun ke rumah-rumah. Sumber listrik yang

digunakan adalah PLN dan generator dengan daya 1029 kVA.

2. Penyediaan Air

Pemakaian air untuk proses pengolahan crumb rubber merupakan hal yang

paling penting. Untuk itu dalam pendirian pabrik karet selalu dicari lokasi yang

potensi airnya dapat mencukupi kebutuhan pabrik. Air digunakan perusahaan

untuk proses pengolahan di lantai produksi, bahan tambahan, bahan pencuci di

labarotarium, bahan pendingin dan perawatan mesin-mesin.

2.9. Safety and Fire Protection

PT. Asahan Crumb Rubber sangat mengutamakan keselamatan pekerja.

PT. Asahan Crumb Rubber tidak hanya memberikan jamsostek dan jaminan

pemeriksaan berkala tetapi juga memberikan perlindungan saat pekerja ada di

pabrik dengan memberi peralatan pelindung seperti masker, penutup kepala,

(13)

Perusahaan menyediakan racun api, mesin pompa, penyemprot air dan fire

extinguisher untuk mengatasi kebakaran. Fire extinguisher terdapat di setiap

departemen agar ketika terjadi kebakaran dapat langsung diatasi oleh orang yang

sedang berada di daerah sekitar.

2.10. Pengolahan Limbah

Limbah yang dihasilkan oleh PT. Asahan Crumb Rubber dalam proses

produksinya relatif kecil karena residu dari proses masih dapat digunakan

kembali. Limbah yang berasal dari bagian produksi yang ada pada umumnya

berupa sisa larutan pembersih dan air pencucian. Air dan larutan kimia yang

digunakan untuk membersihkan cetakan dinetralisir terlebih dahulu di dalam

Gambar

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Asahan Crumb Rubber
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Asahan Crumb Rubber

Referensi

Dokumen terkait

crumb rubber (karet remah). Perubahan tata letak mesin–mesin produksi yang dilakukan yaitu pada proses pre –c leaning dan milling. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Gambar 5.3 : Model Pengembangan Sistem Kerja Sortasi Bokar Dengan kondisi pisau Mesin Potong Terbuka.. Bokar yang dipasok oleh supplier atau agent ke pabrik

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk perbaikan kualitas produk crumb Rubber dengan mengidentifikasi faktor penyebab kecacatan yang berpengaruh terhadap

Penelitian terhadap kualitas produk dapat dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas crumb rubber untuk melihat interaksi antar faktor

Asahan Crumb Rubber merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkaretan yang mengolah bahan baku karet yang berasal dari petani karet yang.. diterima pabrik

Hasil penelitian: tingkat pencapaian penerapan SMK3 berdasarkan 166 kriteria Audit SMK3 di PT Madjin Crumb Rubber Factory Indrapura Kabupaten Batubara Tahun 2014 diperoleh pemenuhan

Hasil penelitian: tingkat pencapaian penerapan SMK3 berdasarkan 166 kriteria Audit SMK3 di PT Madjin Crumb Rubber Factory Indrapura Kabupaten Batubara Tahun 2014 diperoleh pemenuhan

Tugas Sarjana berjudul “Analisis Penentuan Level Faktor untuk Meminimisasi Jumlah Kecacatan Produk Crumb Rubber SIR 20 dengan Menggunakan Metode Response Surface pada PT..