• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Audit Internal terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Studi Kasus Pada PT. X).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Audit Internal terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Studi Kasus Pada PT. X)."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Fraud is an act which is common happened in a company. Fraud prevention is needed in order to achieve company goals and performance as much as possible. The fraud prevention in order to run well and effectively, there must be a means of controlling the presence of an internal audit, which is a function of the independent test and evaluation activities within the company.

This research aims to determine how much influence of internal audit implementation towards fraud prevention. This research was conducted at PT. X. The subject of this research are the employees of departement internal audit who works at PT. X. The research method used by writer is descriptive analysis method. Data collection technique used observation, interviews, and questionnaires. The sampling technique used was purposive sampling. From the results of hypothesis testing simultaneous test (F test) showed that implementation of internal audit are influential towards fraud prevention. Based on the results of hypothesis testing in accordance with the acceptance criteria of the hypothesis, it was concluded that Ho is rejected and Ha is accepted that means there is an influence the implementation of internal audit towards fraud prevention at PT. X.

(2)

ABSTRAK

Kecurangan merupakan suatu tindakan yang umum terjadi dalam suatu perusahaan. Pencegahan kecurangan sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat mencapai tujuan dan kinerja semaksimal mungkin. Agar pencegahan kecurangan tersebut dapat berjalan dengan baik dan efektif, maka dibutuhkan suatu alat pengendalian yaitu adanya pelaksanaan audit internal, yaitu suatu fungsi yang independen yang menguji dan mengevaluasi kegiatan dalam perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal terhadap pencegahan kecurangan. Penelitian ini dilakukan pada PT. X. Subjek penelitian ini adalah para karyawan departemen audit internal yang bekerja pada PT. X. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan menyebar kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Dari hasil pengujian hipotesis uji simultan (Uji F) menunjukkan bahwa pelaksanaan audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis sesuai dengan kriteria penerimaan hipotesis, disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh pelaksanaan audit internal terhadap pencegahan kecurangan pada PT. X.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

BAB IIKAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Audit Internal ... 10

2.1.1.1 Pengertian Audit Internal ... 10

2.1.1.2 Pengertian Pelaksanaan Audit Internal ... 13

2.1.2 Dimensi dan Indikator Audit Internal ... 14

2.1.2.1 Independensi ... 14

2.1.2.2 Objektivitas ... 18

2.1.2.3 Assurance (Jaminan) ... 21

(4)

2.1.2.5 Add Value (Menambah Nilai) ... 25

2.1.2.6 Helping (Membantu) ... 27

2.1.2.7 Improve (Meningkatkan) ... 28

2.1.3 Fraud (Kecurangan) ... 29

2.1.3.1 Pengertian Fraud (Kecurangan) ... 30

2.1.3.2 Pengertian Pencegahan Kecurangan ... 32

2.1.3.3 Dimensi dan Indikator Pencegahan Kecurangan (Fraud) ... 33

2.1.3.4 Pencegahan Kecurangan (Fraud) ... 35

2.1.3.5 Syarat Penemuan Kecurangan (Fraud) ... 36

2.1.3.6 Ruang Lingkup Fraud Auditing ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran ... 40

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 42

BAB IIIOBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 44

3.1 Objek Penelitian ... 44

3.2 Metode Penelitian... 44

3.2.1 Jenis Penelitian ... 45

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.3 Operasional Variabel ... 46

3.2.4 Sampel ... 49

3.2.5 Analisis Data ... 49

3.2.5.1 Teknik Pengembangan Instrumen ... 49

3.2.5.2 Analisis Validitas dan Reliabilitas ... 51

3.2.5.3 Teknik Pengujian Hipotesis ... 52

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Sejarah Perusahaan... 57

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 58

4.1.3 Job Description (Uraian Tugas) ... 60

4.2 Pembahasan Penelitian ... 65

4.2.1 Uji Validitas ... 65

(5)

4.2.1.2 Uji Validitas Variabel Dependen ... 66

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 67

4.2.3 Uji Normalitas ... 67

4.2.4 Model Regresi Sederhana ... 68

4.2.5 Koefisien Determinasi ... 68

4.2.6 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 69

4.2.7 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 69

4.2.8 Pengujian Hipotesis ... 69

4.2.9 Pembahasan Hipotesis ... 70

4.2.9.1 Pengaruh Pelaksanaan Audit Internal (Variabel Independen) ... 70

4.2.9.2 Pencegahan Kecurangan (Fraud) ... 83

4.2.9.3 Pengaruh Pelaksanaan Audit Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) ... 88

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

Lampiran A Data Kuesioner ... 97

Lampiran B Daftar Pertanyaan Kuesioner ... 105

Lampiran C Output SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas ...110

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran………43

Gambar 2 Struktur Organisasi Induk Perusahaan………58

Gambar 3 Bagan Pembagian Divisi Corporate Services……….59

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel I Operasional Variabel………..47

Tabel II Skor Penilaian Kuesioner………53

Tabel III Uji Validitas Variabel X……….65

Tabel IV Uji Validitas Variabel Y……….66

Tabel V Uji Reliabilitas Variabel X dan Y………...67

Tabel VI Uji Normalitas……….67

Tabel VII Model Regresi Sederhana………...68

Tabel VIII Hasil Model Summary………68

Tabel IX Hasil Uji Anova………..69

Tabel X Bagian Audit Internal Dapat Melaksanakan Tugasnya Secara Bebas dan Objektif ……….71

Tabel XI Adanya Efektivitas Dalam Melaksanakan Aktivitas Audit Internal………71

Tabel XII Auditor Internal Mandiri dan Terpisah Dari Berbagai Kegiatan Yang Diperiksa Serta Bersikap Jujur Dalam Melaksanakan Aktivitas Audit Internal………..72

Tabel XIII Auditor Internal Tidak Terbawa Pengaruh Atau Tekanan Pihak Tertentu Dalam Mengambil Keputusan………..72

Tabel XIV Auditor Internal Memiliki Pertimbangan Objektif Dalam Merumuskan dan Menyatakan Pendapat………73 Tabel XV Kedudukan Audit Internal Dalam Perusahaan Ditetapkan

(8)

Pandangannya Tanpa Pengaruh Atau Tekanan Dari Pihak Lain Yang Terkait Dengan Perusahaan………...73 Tabel XVI Bagian Audit Internal Mengutamakan Penilaian dan Keputusan Hal Penting Yang Akan Diaudit………...74 Tabel XVII Bagian Audit Internal Harus Bebas Dari Masalah Benturan

Kepentingan (Conflict Of Interest)………74 Tabel XVIII Auditor Internal Tidak Boleh Membiarkan Salah Saji Material

Yang Diketahuinya dan Mengalihkannya Kepada Pihak Lain……….75 Tabel XIX Auditor Internal Harus Bertindak Adil Dalam Melaksanakan

Aktivitas Audit Internal………..75 Tabel XX Kepala Bagian Audit Internal Memberikan Penugasan Secara

Tepat Sehingga Para Auditor Meyakini Hasil Pekerjaannya..76 Tabel XXI Untuk Tetap Menjaga Objektivitas Dalam Melakukan

Aktivitas Audit Internal, Harus Diadakan Pelatihan Karyawan ……….76 Tabel XXII Bagian Audit Internal Melakukan Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Bukti Audit Secara Objektif………...77 Tabel XXIII Auditor Internal Fokus Dalam Meninjau Efektivitas Proses

Tata Kelola, Pengelolaan Risiko dan Pengendalian Dalam Perusahaan………..77 Tabel XXIV Audit Internal Melakukan Penilaian Terhadap Bukti Audit

(9)

Tabel XXV Auditor Internal Melakukan Kesepakatan Terlebih Dahulu Dengan Klien Dalam Kegiatan Pemberian Saran…………...78 Tabel XXVI Auditor Internal Tetap Memelihara Objektivitas Dalam

Melakukan Kegiatan Konsultasi……….79 Tabel XXVII Kegiatan Konsultasi Yang Dilakukan Oleh Audit Internal

Bertujuan Untuk Meningkatkan Tata Kelola Perusahaan…...79 Tabel XXVIII Auditor Internal Dipekerjakan Secara Tepat Oleh Perusahaan

Sesuai Dengan Sumber Daya dan Budaya Perusahaan……...80 Tabel XXIX Bagian Audit Internal Melaksanakan Kegiatan Assurance dan Konsultasi Secara Efektif………80 Tabel XXX Auditor Internal Membantu Perusahaan Mencapai Tujuannya

Dengan Menerapkan Pendekatan Yang Sistematis dan Disiplin Untuk Mengevaluasi dan Meningkatkan Efektivitas Proses Pengelolaan Risiko, Kecukupan Pengendalian, dan Proses Tata Kelola………..81 Tabel XXXI Tugas dan Fungsi Audit Internal Diatur Secara Tegas Untuk

Membantu Tercapainya Tujuan Perusahaan………...81 Tabel XXXII Proses Peningkatan Operasi Dalam Perusahaan Merupakan

Proses Yang Terus Berkelanjutan Yang Dilakukan Auditor Internal………82 Tabel XXXIII Kepala Bagian Audit Internal Dapat Atau Mampu

(10)

Tabel XXXIV Terdapat Sistem Penyeleksian Karyawan Secara Efektif Yang Mempunyai Kualitas Audit Yang Baik dan Ditempatkan Sesuai Keahliannya……….83 Tabel XXXV Auditor Internal Mengikuti Pelatihan Sesuai Job

Description………..84

Tabel XXXVI Para Auditor Internal Menaati Peraturan Yang Ada Dalam Perusahaan dan Menjalankan Pekerjaan Secara Dispilin…...84 Tabel XXXVII Auditor Internal Memiliki Keahlian dan Pengetahuan Yang

Memadai Dalam Mengidentifikasi Penyebab Terjadinya Kecurangan……….85 Tabel XXXVIII Auditor Internak Memiliki Sikap Kewaspadaan Yang Tinggi

Dalam Melakukan Pengujian Untuk Menemukan Penyebab Terjadinya Kecurangan………...85 Tabel XXXIX Auditor Internal Memiliki Keakuratan dan Kecermatan Dalam Mengevaluasi Penyebab Terjadinya Kecurangan…………...86 Tabel XL Komite Audit Telah Melakukan Prosedur Pengawasan Dalam

Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan………86 Tabel XLI Manajemen Mengetahui Kecurangan Yang Terjadi

Berdasarkan Prosedur Pengawasan……….87 Tabel XLII Bagian Audit Internal Melakukan Pengawasan Secara Lebih

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

Bab I – Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan sebuah perusahaan dalam perekonomian adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dan mengembangkan kegiatan operasional secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan suatu alat yang dapat membantu dalam hal pengendalian untuk mencapai tujuan perusahaan dan agar kinerja maksimal perusahaan dapat tercapai dengan baik, yaitu dengan adanya pelaksanaan audit internal. (Hiro Tugiman, 2006;11).

Di Indonesia, pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank, dan Lembaga Pemerintah. Perusahaan Publik (Tbk) wajib membentuk Komite Audit. Agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit internal. (Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004;3).

(13)

2 Bab I – Pendahuluan

Banyak pihak dewasa ini semakin mengandalkan peran auditor internal dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian intern, pengelolaan risiko, dan corporate governance. Telah banyak peraturan perundang-undangan, baik di tingkat nasional maupun internasional yang mencerminkan kepercayaan dan kebutuhan masyarakat terhadap peran audit internal dan sistem pengendalian intern dalam menjaga efektivitas organisasi, terutama untuk menghindari krisis serta kegagalan organisasi. (Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004;3).

Pelaksanaan audit internal ini tidak dimaksudkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya kesalahan atau tindakan penyelewengan dalam suatu perusahaan, melainkan untuk mencegah atau menekan terjadinya kesalahan atau kecurangan (fraud). Audit internal menjalankan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan, sehingga diharapkan mampu mencegah maupun mendeteksi terjadinya fraud. Seperti yang ditegaskan oleh Allayne dan Howard (2005) yang menyatakan bahwa pada perusahaan, audit internal mempunyai peran untuk mendeteksi fraud yang terjadi.

Semua organisasi, apapun jenis, bentuk, dan kegiatannya memiliki risiko terjadinya kecurangan. Kecurangan tersebut selain memberi keuntungan bagi pihak yang melakukannya, dapat membawa dampak yang cukup fatal pula, seperti terjadinya kehancuran sebuah organisasi, kerugian keuangan, rusaknya moril karyawan dan dampak negatif lainnya. (Simbolon, 2010).

(14)

3 Bab I – Pendahuluan

Hiro Tugiman (2001;11) menyatakan bahwa internal auditor mempunyai peran yang sangat penting dalam perusahaan karena fungsinya, kontribusi yang diharapkan, dan peranannya. Auditor internal juga harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, dan menguji adanya indikasi kecurangan. (Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004;63).

Saat ini, banyak manajemen perusahaan mengkhawatirkan timbulnya suatu kecurangan (fraud) di lingkungan perusahaan. Bologna, Lindquist dan Wells mendefinisikan kecurangan (fraud)Fraud is a criminal deception intented to financially benefit the deceiver“ yaitu penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat keuangan kepada si penipu. Kecurangan ini pada umumnya disebabkan oleh kebutuhan atau ketergantungan dan kerakusan atau pikiran (Amin Widjaja Tunggal, 2001;3).

Salah satu kecurangan terbesar yang masih diingat di mata masyarakat di dunia sampai saat ini adalah kasus Enron yang melibatkan salah satu The Big Five, Andersen and Co. Dalam kasus tersebut Enron memperalat pejabat Andersen and Co., dengan tujuan menghasilkan laba yang besar sehingga memperoleh nilai saham yang tinggi dan memperoleh kepercayaan publik. Enron yang sebelumnya dikenal memiliki auditor internal yang profesional, namun pada akhirnya mengalami kasus kecurangan yang menyebabkan kehancuran pada perusahaan tersebut. (Yunniarti, 2008).

(15)

4 Bab I – Pendahuluan

awalnya pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank Century. Auditor internal Bank Century dan hasil audit kantor akuntan publik memastikan adanya tindak kecurangan keuangan di Bank Century. Adanya pembengkakan suntikan modal dari Lembaga Penjamin Simpanan ke Bank Century ini merupakan salah satu contoh kasus kecurangan (fraud). (Hindra Liauw, 2010).

Bank Indonesia (BI) mengakui banyaknya kasus fraud atau pembobolan bank akhir-akhir ini disebabkan karena lemahnya pengawasan internal. Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah menyatakan kasus yang terjadi merupakan kesempatan perbankan Indonesia untuk introspeksi untuk menyempurnakan pengawasan ke arah yang lebih berbasis risiko. (Endang Kusumawati, 2012).

Selain kasus kecurangan yang banyak terjadi di lingkungan perbankan, kasus kecurangan juga terjadi pada perusahaan terkemuka PT. Great River Internasional, Tbk, sebuah perusahaan industri pakaian jadi yang memperoleh lisensi merek-merek internasional terkemuka yang dikatakan memiliki audit internal yang profesional mengalami kasus fraud dimana auditor investigasi Bapepam telah menemukan adanya indikasi penggelembungan akun penjualan piutang dan aset sehingga mengakibatkan PT tersebut mengalami kesulitan arus kas dan gagal membayar hutang. Menteri Keuangan RI pada akhirnya membekukan izin Akuntan Publik Justinus Aditya selama dua tahun karena ia terbukti telah melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River. (Moedjiati, 2011).

(16)

5 Bab I – Pendahuluan

adalah penyelewengan dana nasabah yang dilakukan oleh komisaris utama PT. Sarijaya Permana Sekuritas, Herman Ramli. Penyalahgunaan dana tersebut dilakukan dengan menggunakan rekening fiktif untuk menampung dana nasabah yang pada mulanya ditujukan untuk melakukan perdagangan di pasar saham. Alasan Herman Ramli melakukan penyalahgunaan dana nasabah tersebut adalah untuk menutupi kekurangan saham yang seharusnya diterima oleh PT. Sarijaya. Penyalahgunaan dana nasabah ini terjadi karena fungsi audit internal dalam mencegah kecurangan tidak berjalan dengan baik. (Irvan Lubis, 2011)

Salah satu perseroan terbatas yang dikenal di mata masyarakat yaitu PT. Pos Indonesia juga terlibat dalam kasus kecurangan. Kasus kecurangan yang terjadi adalah adanya dugaan penyimpangan dalam pengelolaan keuangan yang diindikasikan sebagai tindak pidana korupsi yang dapat merugikan keuangan negara. Tindakan-tindakan korupsi yang telah dilakukan sangat berpengaruh besar dan menyebabkan melemahnya sistem tata kelola perusahaan. Dugaan korupsi yang terjadi pada PT. Indonesia ini menunjukkan lemahnya pelaksanaan audit internal dalam upaya pencegahan tindak kecurangan. (Ferdinand, 2011)

(17)

6 Bab I – Pendahuluan

Kecurangan bukanlah hal yang baru dan akhir dari kasus-kasus diatas. Profesi

auditing menanggapi dengan menetapkan standar-standar formal yang pertama untuk proses audit yang mengharuskan dilakukannya konfirmasi piutang dan observasi atas persediaan fisik, yang sekarang merupakan prosedur standar, ditambah pedoman mengenai tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan. Sebagai respons atas kecurangan yang ada, kongres menyetujui UU Sarbanes-Oxley pada tahun 2002 dan AICPA mengembangkan standar auditing yang berhubungan dengan penilaian risiko kecurangan dan pendeteksiannya. Kecurangan menggambarkan setiap upaya penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak lain. Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji laporan keuangan yang disengaja. (Arens, Elder, Beasley, 2008;430).

Penelitian James (2003) menunjukkan bahwa struktur pelaporan audit internal mempengaruhi kecenderungan pencegahan, pendeteksian dan pelaporan terhadap kecurangan disebabkan pelaporan audit internal kepada manajemen memungkinkan manajemen untuk membatasi ruang lingkup prosedur audit yang dilakukan. Hal ini menunjukkan perlunya objektivitas fungsi internal audit melalui struktur pelaporan yang lebih kuat, yakni dengan tanggungjawab pengawasan fungsi internal audit secara langsung oleh komite audit. (Mimin Nur Aisyah, 2009)

Penelitian yang dilakukan Perry dan Bryan (1997) menyebutkan bahwa internal audit berfungsi membantu manajemen dalam pencegahan, pendeteksian kecurangan (fraud) di suatu organisasi. (R.Nelly Nur Apandi).

(18)

7 Bab I – Pendahuluan

hendaknya dapat terus meningkatkan kinerja dan kompetensinya dalam mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud (kecurangan).

Uzun, Samuel, Raj (2002) juga menemukan bahwa struktur audit internal dalam suatu perusahaan atau organisasi sangat mempengaruhi terjadinya kecurangan

(fraud). Semakin tinggi profesionalisme atau keahlian yang dimiliki auditor internal semakin kecil pula kecenderungan terjadinya kecurangan dalam perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka menyusun skripsi di bidang tersebut dan atas dasar itu pula penulis mengambil judul PENGARUH PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL

TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD) (Studi Kasus Pada

PT. X) “ .

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah pelaksanaan kegiatan audit internal yang diterapkan dalam perusahaan telah memadai?

2. Apakah pencegahan kecurangan dalam perusahaan telah berjalan dengan efektif?

(19)

8 Bab I – Pendahuluan

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas dalam bidang audit internal, khususnya pengaruhnya terhadap mencegah kecurangan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi diatas, tujuan yang diharapkan didapat dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui memadai tidaknya pelaksanaan audit internal yang diterapkan pada perusahaan

2. Mengetahui apakah pencegahan kecurangan telah berjalan dengan efektif dalam perusahaan.

3. Mengetahui seberapa besar audit internal memiliki pengaruh, yang signifikan dalam mencegah kecurangan pada perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : 1. Akademisi

(20)

9 Bab I – Pendahuluan

2. Perusahaan

(21)

Bab V – Kesimpulan dan Saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap pengaruh pelaksanaan audit internal terhadap pencegahan kecurangan pada PT. X, dapat disimpulkan bahwa :

1. Audit internal dalam perusahaan telah cukup memadai, hal ini didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Auditor internal memiliki independensi dalam menjalankan tugasnya, yaitu melaksanakan kegiatan dengan objektif dan efektif, bersikap mandiri dan jujur dalam melaksanakan aktivitas, serta tidak mudah terbawa pengaruh atau tekanan dan mempunyai pertimbangan yang objektif dalam pengambilan keputusan.

b. Auditor internal memiliki objektivitas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu mengutamakan hal-hal penting yang akan diaudit, menanggapi secara tepat apabila terjadi salah saji material, bertindak adil dalam menjalankan tugasnya, terbebas dari segala masalah confilct of interest, dan adanya pelatihan karyawan yang dilakukan agar objektivitas tetap terjaga dengan baik di dalam perusahaan.

(22)

90 Bab V – Kesimpulan dan Saran

perusahaan, serta melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap bukti audit secara objektif agar dapat memberikan kesimpulan yang independen.

d. Adanya kegiatan konsultasi dalam melaksanakan audit internal, yaitu bagian audit internal melakukan kesepakatan terlebih dahulu dengan klien sebelum melakukan kegiatan pemberian saran dan tetap memelihara objektivitas dalam melakukan kegiatan konsultasi.

e. Kegiatan audit internal dilakukan untuk memberikan nilai tambah pada perusahaan, dengan cara memperkerjakan karyawan secara tepat sesuai dengan sumber daya perusahaan dan melaksanakan kegiatan assurance

dan konsultasi secara efektif.

f. Tugas dan fungsi bagian audit internal telah diatur secara tegas untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan.

g. Kepala dan karyawan bagian audit internal terus berusaha untuk meningkatkan operasi dalam perusahaan yang terus berkelanjutan. 2. Pencegahan kecurangan (fraud) pada perusahaan telah berjalan efektif, hal

ini dapat dilihat dari faktor-faktor berikut ini :

a. Adanya kejujuran dan nilai etika yang tinggi yang dimiliki oleh setiap karyawan audit internal, yang dicapai melalui adanya sistem penyeleksian karyawan secara efektif, para karyawan mengikuti pelatihan sesuai job description, dan menaati peraturan dalam perusahaan.

(23)

91 Bab V – Kesimpulan dan Saran

kewaspadaan, keakuratan serta kecermatan dalam mengevaluasi penyebab terjadinya kecurangan dalam perusahaan.

c. Adanya pengembangan proses pengawasan dalam perusahaan yang dilakukan oleh bagian komite audit, manajemen dan audit internal dalam mencegah terjadinya kecurangan.

3. Audit internal memiliki pengaruh yang signifikan dalam mencegah terjadi kecurangan, hal tersebut dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi sebesar 1, hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat kuat di antara pelaksanaan audit internal dan pencegahan kecurangan. Koefisien determinasi sebesar 48,7%, berarti bahwa sebesar 48,7% variabel X dapat menjelaskan variabel Y dan sisanya dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan hasil signifikansi dari uji regresi diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05, berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan audit internal terhadap pencegahan kecurangan pada perusahaan.

5.2 Saran

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2009). Auditing, edisi ketiga, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. (2009). Etika Bisnis dan Profesi, Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Aisyah, Mimin Nur. (2009). Peningkatan Peran Auditor Dalam Pencegahan dan Pendeteksian Fraud. JPAI Vol 5, No.1.

Albrect, W.S., Albrect, C.C., Albrecht, C.O and Zimbelman, M.F. (2011). Fraud Examination. USA : South-Western Cengage Learning.

Alleyne, P., dan M. Howard. (2005). An Exploratory Study of Auditors’ Responsibility for Fraud Detection in Barbados. Managerial, Auditing Journal, Vol.20, No.3, p: 284-303.

Amrizal. (2004). Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor, diakses dari www.bpkp.go.id/unit/investigasi/cegah deteksi.pdf pada 10 Maret 2013.

Apandi, R. Nelly Nur dan Rozmita Dewi YR. Gejala Fraud dan Peran Auditor Internal Dalam Pendeteksian Fraud, diakses dari akuntansi.unikal.ac.id pada 3 April 2013.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder., Mark S. Beasley. (2008). Auditing dan Jasa Assurance “Pendekatan Terintegrasi”, edisi keduabelas, jilid satu. Jakarta: Penerbit Erlangga.

(25)

93

Ferdinand. (2011). Patut Diduga Telah Terjadi Korupsi Berjamaah di PT.Pos Indonesia, 25 April 2011 diakses dari rimanews.com pada 1April 2013.

Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, edisi keempat, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gramling, Audrey A., Larry E. Rittenberg., Karla M. Johnstone. (2012). Auditing : A Business Risk Approach. South Western USA; Nelson Education Ltd.

Halim, Abdul. (2003). Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1, Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN.

Hartadi, Bambang. (1992). Internal Auditing, edisi pertama, Yoyakarta: Andi Offset. Hartadi, Bambang. (1992). Sistem Pengendalian Intern, edisi kedua. Yogyakarta:

BPFE.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

James, Kevin L. The Effects of Internal Audit Structure on Perceived Financial Statement Fraud Prevention. Accounting Horizon, Vol 17, No.4, hal 315-327. Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman, edisi pertama, Yogyakarta: BPFE.

Jusuf, Al Hartono. (2001). Auditing (Pengauditan), edisi pertama, Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Kagermann, Henning., William Kinney, Karlheinz Kuting, Claus-Peter Weber. (2008). Internal Audit Handbook. Berlin: Springer.

(26)

94

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004). Standar Profesi Audit Internal. Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.

Kumara, Ravinder, dan Virender Sharma. (2011). Auditing : Principles and Practice,

Second Edition. New Delhi: PHI Learning Private Limited.

Kurniawan, Yuanita. (2012). Persepsi Auditor Internal Terhadap Deteksi Fraud. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol 1, No.2, Maret 2012.

Kusumawati, Endang. (2012). Fraud yang Ada Di Indonesia, 29 November 2012 diakses dari endangkusumawati.blogspot.com pada tanggal 25 Maret 2013. Liauw, Hindra. (2010). Audit Internal Pastikan Ada Kecurangan di Bank Century, 12

Januari 2010 diakses dari nasional.kompas.com pada tanggal 28 Maret 2013. Lubis, Irvan. (2011). Penyelewengan Dana Oleh PT.Sarijaya Permana Sekuritas,

pada 4 Desember 2011 diakses dari scribd.com pada tanggal 1 April 2013. Mulyadi. (2002). Auditing, Buku Dua, Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi, dan Kanaka Puradiredja. (1998). Auditing, edisi kelima, Jakarta: Penerbit

Salemba Empat.

Mulyadi.(2006). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Munawir, H.S. (1999). Auditing Modern, edisi pertama, Yogyakarta: BPFE.

Moedjiati. (2011). Pelanggaran Laporan Keuangan Konsolidasi (Kasus PT.Great River International,Tbk), pada 18 Oktober 2011 diakses dari temponews.com pada tanggal 28 Maret 2013.

Nugroho, Agung. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.

(27)

95

Pickett, K.H.Spencer. (2011). The Essential Guide to Internal Auditing, Second Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.

Pickett, K.H.Spencer. (2005). The Essential Handbook of Internal Auditing. England: John Wiley & Sons Ltd.

Pickett, K.H.Spencer. (2010). The Internal Auditing Handbook, Third Edition, Great Britain: CPI Antony Rowe.

Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. (2009). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer., James H. Scheiner. (2003). Internal Auditing, edisi kelima, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer., James H.Scheiner. (2006). Audit Internal. Jakarta: Salemba Empat.

Simamora, Henry. (2002). Auditing. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Simbolon, Harry Andrian. (2010). Mengupas Seluk Beluk Fraud dan Cara

Pencegahannya, 22 Desember 2010 diakses dari

http://akuntansibisnis.wordpress.com pada tanggal 17 Maret 2013. Singleton, et.al. (2006). Fraud Auditing and Forensic Accounting. Canada.

Sudaryati, D. (2009). Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Auditor Internal dalam Mendukung Good Corporate Governance, Fakultas Ekonomi Muria Kudus, (http://jurnal.umk.ac.id/jurnal/2009) diakses pada 1 April 2013. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

(28)

96

Supriyatna, Iwan. (2012). PT.Permodalan Nasional Madani Membuat Program Anti Fraud, 30 Oktober 2012 diakses dari okezone.com pada 1 April 2013.

Tuanakotta, Theodorus M. (2007). Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif.

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tugiman, Hiro. (1997). Pandangan Baru Internal Auditing. Yogyakarta: Kanisius. Tugiman, Hiro. (1996). Pengenalan Internal Audit. Yogyakarta: Kanisius.

Tugiman, Hiro. (1997). Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius. Tugiman, Hiro. (2006). Standar Profesional Audit Internal, cetakan ke 9. Yogyakarta

: Kanisius.

Tunggal, Amin Widjaja. (2001). Audit Kecurangan (Suatu Pengantar). Jakarta: Harvarindo.

Tunggal, Amin Widjaja. (2000). Manajemen Audit Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tunggal, Amin Widjaja. (2012). The Fraud Audit. Jakarta: Harvarindo.

Uzun, Hatice, Samuel H. Szewcyzk, dan Raj Varma. (2002). Board Composition and Corporate Fraud. Financial Analyst Journal, Mei/Juni Hal. 33-34.

Vallabhaneni, S. Rao. (2005). Internal Audit Activity’s Role in Governance, Risk, and Control, 3rd Edition.

Vallabhaneni, S. Rao. (2013). Wiley CIA Exam Review 2013, Part 1, Internal Audit Basics. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Yunniarti, Emylia dan Eti. (2008). Pendeteksian Kecurangan Akuntansi dan Dampaknya Terhadap Profesi Akuntan. Jurnal Penleitian dan Pengembangan Akuntansi.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dibuatlah sistem monitoring pernapasan menggunakan sensor BMP085 untuk mendeteksi suhu dan tekanan pernapasan, dengan cara meletakkan sensor pada masker

Sehingga yang sering menjadi masalah pada deteksi koheren adalah bagaimana mendapatkan informasi tentang frekuensi dan fasa asli sinyal pembawa menggunakan sinyal

Fungsi ini akan mengubah string yang diinputkan menjadi Proper Case (huruf besar untuk huruf awal setiap kata)... Lihatlah tampilan pada layar

Penggunaan metode tersebut untuk mencari tegangan kerja dioda pada rangkaian dioda, selain penggunaan jenis metode yang dipakai, solusi akhir dari tegangan kerja dioda yang

1. anggaran dana yang minim, yakni dana yang dialokasikan tidak dapat meminimalisirkan angka kemiskinan di Kota Banda Aceh. Jumlah fakir miskin sebanyak 8419 KK

[r]

Oleh karena itu, kasus aliran fluida laminer pada pipa tidak horizontal diselesaikan permasalahannya dengan menerapkan batasan-batasan yang tepat selama proses

BMT Asy-Syifa Weleri Kendal diharapkan lebih meningkatkan kuantitas kerjanya, pengetahuannya, dan perencanaan kerjanya, secara terus menerus terhadap anggota