• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE AUDIOLINGUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMPRESENTASIKAN HASIL PENELITIAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE AUDIOLINGUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMPRESENTASIKAN HASIL PENELITIAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE

I SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN

PEMBELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

jukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

KARTINI PASARIBU

NIM 2113311037

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Audiolingual terhadap Kemampuan Mempresentasikan Hasil Penelitian Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Balige Tahun Pembelajaran 2014/2015” telah diupayakan secara maksimal, tetapi masih terdapat kesalahan. Untuk itu, diharapkan saran dan masukan yang

konstruktif dari pembaca.

Penulis menyadari bahwa selesainya Skripsi ini tidak terlepas atas bantuan

banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih

kepada.

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Medan.

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia, dan selaku Dosen Pengarah.

4. Syairal Fahmy Dalimunthe, S.Sos.,M.I.Kom., selaku Sekretaris Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan dan

Sastra Bahasa Indonesia.

6. Muhammad Surip, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

7. Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd, M.Si, selaku Dosen Pengarah.

9. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri

Medan.

10. Makmur Siahaan, S.Pd., M.Si., selaku Kepala SMA Negeri 1 Balige,

(6)

iii

waktu dan tenaga dalam membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian.

11. Teristimewa Ayahanda Pardomuan Pasaribu,S.Pd., Ibunda Tiroma

Panjaitan, S.Pd., kakanda Jonliper Pasaribu, Renita Pasaribu, Am.Keb.,

dan adik-adik penulis (Nitro Pasaribu, Efriano Pasaribu, dan Lastri

Pasaribu) tercinta atas segala kasih, motivasi, doa, perhatian serta

dukungan moril dan material yang senantiasa diberikan dengan tulus dan

penuh kasih sayang kepada penulis.

12. Teman-teman semasa perkuliahan, khususnya jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia kelas Ekstensi C 2011 dan sahabatku Yasmin G.W.

Hutabarat dan Dewi Lestari Sibarani.

13. Teman doa (Eron Sigiro), yang telah memberikan dukungan, doa dan

semangat kepada penulis.

14. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian Skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca.

Medan, Mei 2015

Penulis,

(7)

i

ABSTRAK

Kartini Pasaribu, NIM 2113311037, Pengaruh Metode Audiolingual

terhadap Kemampuan Mempresentasikan Hasil Penelitian Siswa SMA Negeri 1

Balige Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1 Fakultas Bahasa

dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode audiolingual terhadap kemampuan mempresentasikan hasil penelitian siswa kelas XI SMA negeri 1 Balige. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA negeri 1 Balige dengan jumlah 245 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa yang diambil secara homogen dengan teknik random. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah penilaian unjuk kerja.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tepatnya Quasi eksperimen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji

“t”.

Dari pengolahan data, diperoleh nilai rata-rata pre-test = 69,1, standar deviasi = 6,94 digolongkan pada kategori baik = 40% dan kategori cukup = 60%. Nilai rata-rata post-test = 84,73 standar deviasi = 8,49 dan dikategorikan pada kategori sangat baik = 63,33% dan kategori baik = 36,66%. Berdasarkan uji normalitas, hasil pre-test dan post-test dinyatakan berdistribusi normal. Kemudian, berdasarkan uji homogenitas dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka diketahui t0 sebesar 7,73. Selanjutnya t0 tersebut dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% dengan df= N-1, yakni 30-1=29. Dari df 29 diperoleh taraf signifikansi 5%= 2,03. Dengan demikian thitung > ttabel, yakni 9,41 > 2,03 dengan demikian hipotesis alternative (Ha) diterima.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode audiolingual berpengaruh positif terhadap kemampuan mempresentasikan hasil penelitian siswa kelas XI SMA negeri 1 Balige tahun pembelajaran 2013/2014.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II PEMBAHASAN ... 11

A. Kerangka Teoritis... 11

1. Hakikat Metode Audiolingual ... 11

a. Metode Pembelajaran ... 11

b. Metode Audiolingual ... 12

c. Langkah-Langkah Metode Audiolingual... 15

(9)

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Audiolingual ... 18

2. Kemampuan Mempresentasikan Hasil Penelitian... 20

a. Pengertian Kemampuan Mempresentasikan Hasil Penelitian ... 19

b. Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Presentasi... 22

c. Cara Mempersentasikan Hasil Penelitian... 28

d. Penilaian Kemampuan Mempresentasikan Hasil Penelitian ... 29

B. Kerangka Konseptual ... 30

C. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 33

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

C. Definisi Operasional... 35

D. Metode Penelitian... 37

E. Desain Penelitian... 38

F. Instrumen Penelitian... 39

G. Jalannya Eksperimen... 43

H. Teknik Analisis Data ... 44

(10)

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Uji Homogenitas ... 60

C. Uji Hipotesis... 61

D. Perbedaan Standar Error... 63

E. Pembahasan ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Simpulan... 81

B. Saran... 82

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Populasi... 34

Tabel 3.2 Perincian Sampel Penelitian... 35

Tabel 3.3 Desain Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test Design... 38

Tabel 3.4 Aspek-Aspek Penilaian Mempresentasikan Hasil Penelitian... 40

Tabel 3.5 Kategori Penilaian ... 42

Tabel 3.6 Jalannya Eksperimen... 43

Tabel 4.1 Nilai Pre-Test ... 49

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pre-Test ... 51

Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre-Test ... 53

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Kelompok Pre-Test... 54

Tabel 4.5 Nilai Post-Test ... 55

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Post-Test ... 57

Tabel 4.7 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-Test ... 58

(12)

viii

Tabel 4.9 Pengujian Homogenitas Penelitian ... 61

Tabel 4.10 Analisis Data Kelompok Pre-test dan Pos-test ... 63

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus... 85

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 86

Lampiran 3 Instrumen Tes Kemampuan Awal Mempresentasikan Hasil Penelitian (Pre-Test... 93

Lampiran 4 Intrumen Tes Kemampuan Mempresentasikan Hasil Penelitian Post-Test... 94

Lampiran 5 Contoh Teks Hasil Penelitian ... 95

Lampiran 6 Hasil Pre-Test ...100

Lampiran 7 Hasil Post-Test...106

Lampiran 8 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ...112

Lampiran 9 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke Z ...113

Lampiran 10 NukilanTabel “t”untuk Berbagai df...114

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan

yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga jenis

situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi

berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat

telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak,

dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat

meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian,

ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya berpidato di hadapan

umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan

interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar

dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat

dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau

televisi.

Tampil berbicara di depan umum sampai saat ini tampaknya masih

menjadi momok bagi sebagian anak. Bahkan, di depan kelas saja tidak semua

anak memiliki keberanian untuk berbicara. Oleh sebab itu, perlu banyak

latihan untuk meningkatkan keterampilan ini. Menurut Tarigan (1981:16),

tujuan berbicara ada tiga, yaitu (1)memberitahukan, melaporkan (to inform), (2)menjamu, menghibur (to entertain), dan (3)membujuk, mengajak, mendesak,

(15)

2

dan meyakinkan (to persuade)”. Singkatnya, semua orang dalam setiap kegiatan yang menggunakan komunikasi sebagai sarananya perlu memiliki

keterampilan berbicara. Terlebih lagi seorang pelajar dan pengajar dalam dunia

pendidikan selalu membutuhkan komunikasi yang baik agar proses belajar

mengajar bisa berjalan dengan lancar.

Seorang pembicara yang baik harus dapat mengucapkan bunyi-bunyi

yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya,

menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga

pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara, menggunakan

bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat. Kalimat-kalimat

utama yang diucapkan juga harus jelas bagi pendengar dan berupaya

mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama.

Seperti yang dikatakan oleh Linda Mulyo Hariyati (dalam

http://www.slideshare.net/ HarryWidodo/jurnal-ptk, diakses pada tanggal 27

Februari 2015) bahwa,

“...seseorang yang memiliki kemampuan berbicara dengan baik akan lebih mudah menyampaikan ide dan gagasan-gagasannya, yang bisa dipahami dan diterima dengan baik oleh orang lain. Sebaliknya, jika seseorang kurang memiliki kemampuan berbicara tentu akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide dan gagasan itu kepada orang lain. Sehingga ide dan gagasan yang dimaksud tidak dapat dipahami atau diterima dengan baik oleh orang lain”.

Salah satu standar kompetensi yang terdapat di silabus kelas XI SMA

adalah Berbicara: Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau

seminar. Dalam hal ini kompetensi dasar yang harus dicapai adalah

(16)

3

yang baik dan benar. Adapun pengertian dari presentasi dalam

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modul workshop improving efective

presentation/1 pendahuluan.pdf, diakses pada tanggal 27 Februari 2015, adalah

“suatu kegiatan yang tujuan utamanya adalah menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu informasi kepada seseorang atau sejumlah orang.

Presentasi bukan berarti mengajarkan tapi lebih kepada mengkomunikasikan dan

meyakinkan audiens akan suatu ide atau pemikiran”.

Kenyataannya, kemampuan siswa dalam berbicara dapat dilihat ketika

mahasiswa mengikuti PPLT di SMA Negeri 1 Balige belum dapat dinilai

memuaskan. Hal ini disebabkan oleh minat siswa dalam mengikuti pembelajaran

berbicara khususnya presentasi masih rendah dan pada umumnya siswa merasa

takut, gugup, dan malu saat ditugasi untuk tampil presentasi di depan

teman-temannya. Demikian juga dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa,

bahwa melakukan persentasi siswa merasa grogi, jantung berdetak kencang,

keringat bercucuran di seluruh tubuh, kaki bergetar, kata-kata yang telah disusun

rapi untuk diutarakan seketika hilang. Hal yang paling sering terjadi adalah lupa

dengan apa yang mau disampaikan.

Rendahnya kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil penelitian

juga dapat dilihat dari penelitian sebelumnya oleh Maya Indah Sari yang berjudul

“Pengaruh Teknik Relaksasi terhadap Kemampuan Mempresentasikan Hasil Penelitian oleh Siswa Kelas XI SMA N 1 Perbaungan. Hasil analisis data

(17)

4

kurang memenuhi nilai yang memuaskan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata

kemampuan mempresentasikan hasil penelitian siswa adalah 68.

Penelitian juga telah dilakukan oleh Suparno pada tahun 2000, (Sri

Sunarsih, dalam http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka, diakses pada

tanggal 27 Februari 2015) yang mengatakan, “...tentang keterampilan berbicara menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan berbicara sangat

kurang 0,63%, kurang 18,35%, sedang 44,93%, baik 33,51% dan sangat baik

2,53%. Artinya, siswa yang mempunyai kemampuan berbicara baik hanya

36,07%, sementara yang lainnya membutuhkan pembinaan”.

Dari sumber hasil penelitian pembelajaran berbicara tersebut

membuktikan bahwa siswa membutuhkan keterampilan berbicara sebagai

komunikasi lisan yang efektif. Keterampilan berbicara dapat ditingkatkan dengan

pelatihan, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang efektif untuk

meningkatkan keterampilan berbicara mereka.

Kondisi yang sama juga ditemukan oleh Slamet Untung

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=251245&val=6751&title=A

plikasi Media Audio-Visual dalam Pembelajaran Speaking Skill dengan

Pendekatan Audiolingual: Studi Kasus di MAN Batang, diakses pada tanggal 27

Februari 2015), yang mengatakan, “...tingkat kesulitan tertinggi yang dihadapi oleh siswa kelas 2 dan 3 MAN Batang terletak pada pembelajaran komponen

keterampilan berbicara. Masalah yang mereka hadapi adalah kekurangtepatan

dalam mengucapkan kata-kata. Mereka juga menagalami kesulitan dalam

(18)

5

Penelitian yang sama juga telah dilakukan oleh Suyoto, Larasati, dan

Siswanto tentang kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Ibu Kartini

Semarang(http://portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=88338,

diakses pada tanggal 02 Maret 2015). Berdasarkan data penelitian, disimpulkan

bahwa kemampuan berbicara siswa masih rendah yaitu dengan nilai

rata-rata siswa sebesar 68,2.

Nurhatim juga telah melakukan penelitian tentang kemampuan berbicara siswa

di kelas X SMA Darul Quran Singosari (http://library.um.ac.id/ptk/index.php?

mod=detail&id=37319, diakses pada tanggal 02 Maret 2015) yang menilai atas

tiga aspek yaitu aspek kebahasaan, aspek non kebahasaan dan aspek isi. Pada

aspek kebahasaan, pemerolehan nilai rata-rata tingkat keberhasilan pada saat

pratindakan untuk skor C (cukup) sejumlah satu siswa dan D (kurang) sebanyak

14 siswa, bahkan nilai gagal (E) mencapai sembilan siswa. Dalam aspek

nonkebahasaan juga mengalami peningkatan yang baik. Pada saat pratindakan

berlangsung, hasil akhir yang mendapat skor A (baik sekali) sebanyak 4 siswa dan

yang mendapat skor B (baik) sejumlah 6 siswa. Dari aspek isi pada saat kegiatan

pratindakan, siswa yang mendapat nilai skor A (baik sekali) sebanyak 5 siswa,

yang mendapat skor B (baik) sejumlah 15 siswa, dan yang mendapat skor C

(cukup) sejumlah 4 siswa. Maka berdasarkan penelitan ini, kemampuan berbicara

siswa terutama dalam aspek kebahasaannya masih perlu ditingkatkan.

Isnainar juga telah melakukan penelitian tentang kemampuan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kota Bengkulu (http://repository.unib.ac.id

(19)

6

dapat dilihat dari hasil pembelajaran pada siklus I dengan nilai rata-rata

siswa sebesar 73,5 (katagori baik) tetapi masih belum mencapai indikator

keberhasilan minimal secara individu sebesar 75.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berbicara siswa masih kurang maka perlu ditingkatkan untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Untuk meningkatkan kemampuan berbicara: mempresentasikan hasil

penelitian diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran

tersebut tentunya untuk mengoptimalkan hasil kerja siswa, siswa akan berperan

aktif dan tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar. Dalam hal ini, peneliti

menggunakan metode audio-lingual untuk menunjang kemampuan mempresentasi

siswa di depan kelas. Dimana metode ini dapat digunakan untuk membantu daya

ingat dan daya serap siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

Metode audiolingual ini merupakan suatu metode yang pelaksanaannya

terfokus pada kegiatan latihan, drill, menghafal kosakata, dialog, teks bacaan.

Menurut Badrul Khoir (dalam http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_viewer&page

=1&id=abstract/id_07330007.pdf, diakses pada tanggal 27 Februari 2015)

mengatakan bahwa, “Metode Audiolingual adalah suatu metode yang mana banyak melakukan praktek praktek dan latihan-latihan dalam berbahasa baik

dalam bentuk dialog, yang mana diharapkan para siswa bisa berbicara seperti

(20)

7

Dalam pelaksanaan metode audiolingual, seorang guru akan memberi

contoh tentang model yang benar, dalam hal ini melafalkan (pronounce) dan

bagaimana melafalkan sebuah kalimat dan siswa harus menirukan. Kemudian

dalam kesempatan yang lain guru akan melanjutkan dengan mengenalkan

kata-kata baru dengan struktur kata-kata yang sama. Pokok dari metode ini dan kaitannya

dengan pembelajaran pelafalan adalah bagaimana melatih siswa dan terus berlatih

melafalkan dengan benar sampai mereka dapat melakukannya secara spontan.

Mempresentasikan laporan tidak berarti menyampaikan keseluruhan hasil

kegiatan. Hal tersebut tidak memungkinkan, di samping waktunya yang terbatas,

cara tersebut dapat menyebabkan presentasi itu membosankan. Jalan keluarnya

adalah dengan menyampaikan pokok-pokoknya saja, terutama yang menyangkut

proses dan hasil-hasilnya. Tetapi pada kenyataannya, banyak siswa yang sulit

mempresentasikan laporan hasil penelitian. Ada beberapa kelemahan yang

ditemukan seperti tidak mampu mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan

guna menjelaskan ide-ide utama dan tidak menggunakan bentuk-bentuk kata,

urutan kata, serta pilihan kata yang tepat sehingga sulit dipahami pendengar.

Fenomena tersebut terjadi karena kurang tepatnya pemilihan metode

pembelajaran untuk mengajarkan keterampilan berbicara. Selama ini masih

banyak guru yang menggunakan model konvensional, dimana guru langsung

menyuruh siswa maju ke depan kelas untuk presentasi tanpa menyuruh siswa

berlatih baik sendiri maupun bersama temannya. Hal tersebutlah yang membuat

(21)

8

seorang guru harus dapat memotivasi siswa untuk dapat terlibat dan berperan aktif

dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti tertarik ingin menjadikan

permasalahan tersebut sebagai topik yang akan diteliti. Adapun judul yang dipilih

sesuai permasalahan tersebut yaitu “Pengaruh Metode Audiolingual terhadap Kemampuan Mempresentasikan Hasil Penelitian oleh Siswa Kelas XI SMA N 1

Balige Tahun Pembelajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas,

maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Siswa belum mampu mempresentasikan hasil penelitian secara runtut

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

2. Minat siswa dalam mempresentasikan hasil penelitian masih kurang

3. Model pembelajaran yang dipergunakan guru selama ini masih monoton

dan kurang efektif.

C. Pembatasan Masalah

Ada tiga masalah yang teridentifikasi di atas, agar penelitian ini lebih

terarah maka peneliti memilih identifikasi masalah nomor 3 yaitu model

pembelajaran yang dipergunakan guru selama ini masih monoton dan kurang

efektif. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode audiolingual, di

(22)

9

kegiatan latihan, drill (pengulangan), menghafal kosakata, dialog/teks bacaan.

Metode ini dinilai dapat meningkatkan kemampuan mempresentasikan hasil

penelitian siswa kelas XI SMA Negeri 1 Balige.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam pembatasan masalah di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan mempresentasikan hasil penelitian sebelum

menggunakan metode audiolingual oleh siswa kelas XI SMA N 1 Balige

tahun pembelajaran 2014/2015?

2. Bagaimana kemampuan mempresentasikan hasil penelitian sesudah

menggunakan metode audiolingual oleh siswa kelas XI SMA N 1 Balige

tahun pembelajaran 2014/2015?

3. Bagaimana pengaruh metode audiolingual terhadap kemampuan

mempresentasikan hasil penelitian.

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan sebagai arah dan

sasaran yang akan dicapai. Adapun tujuan penilitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan mempresentasikan hasil penelitian

sebelum menggunakan metode audiolingual oleh siswa kelas XI SMA N 1

(23)

10

2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan mempresentasikan hasil

penelitian sesudah menggunakan metode audiolingual siswa kelas XI

SMA N 1 Balige tahun pembelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode audiolingual terhadap

kemampuan mempresentasikan hasil penelitian.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan, khususnya dalam pembelajaran mempresentasikan hasil

penelitian.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman proses pembelajaran

mempresentasikan hasil penelitian dengan menggunakan metode

audiolingual

b. Bagi Guru

Guru memperoleh pengalaman profesional dalam menyusun dan

melaksanakan rancangan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini akan menjadi bentuk pengabdian dan penerapan dari

ilmu yang didapat, memberikan pengalaman kepada peneliti, serta

dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat terutama dalam

(24)

81

81

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pengujian hipotesis tentang pengaruh metode audiolingual terhadap kemampuan mempresentasikan hasil penelitian siswa kelas XI SMA negeri 1 Balige, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan mempresentasikan hasil penelitian siswa kelas XI SMA negeri 1 Balige tahun pembelajaran 2014/2015 sebelum penerapan metode audiolingual berada pada kategori cukup. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata 69,1, dengan standar deviasi 6,49 dengan perolehan nilai tertinggi 83 dan terendah 61.

2. Kemampuan mempresentasikan hasil penelitian siswa kelas XI SMA negeri 1 Balige tahun pembelajaran 2014/2015 setelah penerapan metode audiolingual berada pada kategori baik. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata 84,73, dengan standar deviasi 8,49 dengan perolehan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 72. 3. Metode audiolingual lebih berpengaruh terhadap kemampuan

(25)

82

diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 9,41 > 2,03, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas XI SMA negeri 1 Balige, maka penulis menyarankan:

1. Kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil penelitian perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut tentunya memerlukan metode pembelajaran yang lebih efektif selain menggunakan metode pembelajaran digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Salah satu metode yang dapat dijadikan alternatif adalah metode audiolingual.

2. Untuk menggunkan metode audiolingual ini diperlukan pemahaman guru bahasa Indonesia baik dari segi persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi agar hal yang diharapkan yakni pembelajaran mempresentasikan hasil penelitian dapat lebih baik.

(26)

83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Istarani dan Ridwan. 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Medan: CV Media Persada

Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Manurung. 2013. Metodologi Penelitian. Medan: Unimed Press

Richard dan Rogers. 2001.Approaches and Metthod in Language Teaching. USA:

Cambridge University Press

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sulastri. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pustakawidya Utama

Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suryanto dan Haryanta. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga

Suyatno. 2010. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC

Tarigan.1981. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

(27)

84

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modul workshop improving efective presentation/1 pendahuluan.pdf, diakses pada tanggal 27 Februari 2015

Badrul Khoir (dalam http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_viewer&page =1&id=abstract/id_07330007.pdf) diakses pada tanggal 27 Februari 2015

Isnainar (http://repository.unib.ac.id/8515/2/I%2CII%2CIII%2C2-13-isn.FI.pdf) diakses pada tanggal 02 Maret 2015

Juliatuti (http://jurnal.iainpalu.ac.id/index.php/istiqra/article/view/15) diakses pada tanggal 03 Maret 2015

Linda Mulyo Hariyati (dalam http://www.slideshare.net/ HarryWidodo/jurnal-ptk) diakses pada tanggal 27 Februari 2015

Maidar dan Mukti (repository.upi. edu/ operator/ upload/ s c0151 0603334 chapter2. pdf)

Nurkhayanti (http:jurnalfkip.uns.ac.id/index.php) Diakses pada tanggal 05 November 2013

Nurhatim (http://library.um.ac.id/ptk/index.php? mod=detail&id=37319) diakses pada tanggal 02 Maret 2015

Slamet Untung (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=251245 &val=6751&title=Aplikasi Media Audio-Visual dalam Pembelajaran Speaking Skill dengan Pendekatan Audiolingual: Studi Kasus di MAN Batang, diakses pada tanggal 27 Februari 2015

Sri Sunarsih, (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka) diakses pada tanggal 27 Februari 2015

Gambar

Tabel 4.10 Analisis Data Kelompok Pre-test dan Pos-test ..................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model discovery learning terhadap kemampuan menganalisis teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 5

HUBUNGAN ASPEK KEBAHASAAN DAN MOTIVASI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA.. KELAS XI SMA NEGERI 2 TORGAMBA TAHUN

kemampuan menyunting teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batang Natal. tahun pembelajaran 2014/2015 diharapkan memberikan manfaat baik

Azmayunira Muharramah Sabran, NIM 2113111009, Hubungan Penguasaan Diksi dengan Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk menegtahui pelaksanaan kegiatan praktikum di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige T.P 2012/2013 dalam upaya mencapai standar isi KTSP, dan

Dari hasil analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan diksi dengan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca teks pidato siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 3 Palu tahun ajaran

Improving Students' Speaking Ability by Using Audiolingual Method at SMA Negeri 15 Semarang, Final Project, English Education Department, Faculty of Foreign Language and Culture..