• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKSI PERUBAHAN"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

PENYEDIAAN PETA TEMATIK PERTANAHAN DAN RUANG SEBAGAI BASIC LAYER BAGI KEGIATAN PENGELOLAAN DAN PELAYANAN PERTANAHAN

Studi Kasus: Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah

TAHUN 2020

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN I

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(2)

2

LEMBAR PENGESAHAN

Rancangan Aksi Perubahan diajukan oleh:

Nama : Wahyu Sari Sabekti, S.T., M.Sc

Jabatan : Kepala Seksi Pemetaan dan Analisis Tematik Pertanahan NIP : 19800423 200502 2 001

Pelatihan : Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan : I

Unit Kerja : Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik

Judul Rancangan Aksi Perubahan:

Penyediaan Peta Tematik Pertanahan Dan Ruang Sebagai Basic Layer Bagi Kegiatan Pengelolaan Dan Pelayanan Pertanahan

Studi Kasus: Pengembangan Food Estate Di Provinsi Kalimantan Tengah

Telah diseminarkan dan diterima sebagai Salah satu persyaratan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas untuk selanjutnya di implementasi aksi perubahan pada saat Off Class mulai tanggal 23 Juni sampai dengan 21 Agustus 2020.

COACH MENTOR

Nunung Nurhidayah, S.Pd. MAP.

NIP. 19790914 200212 2 003

Arli Buchari, S.T., M.M NIP. 19791111 200212 1 005

(3)

3

DAFTAR ISI Contents

LAPORAN AKSI PERUBAHAN ... 1

LEMBAR PENGESAHAN ... 2

DAFTAR ISI ... 3

DAFTAR GAMBAR ... 4

DAFTAR TABEL ... 5

BAB I PENDAHULUAN ... 6

1. Latar Belakang ... 6

2. Tujuan ... 8

3. Manfaat ... 9

BAB II PROFIL KINERJA PELAYANAN ... 10

1. Profil Singkat ... 10

2. Deskripsi Kinerja Organisasi Pelayanan Publik ... 11

BAB III ANALISA MASALAH PELAYANAN ... 14

1. Pemilihan Isu Strategis Menjadi Gagasan Aksi Perubahan ... 14

2. SWOT Analysis ... 15

3. Harapan dan Solusi ... 15

BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH ... 17

1. Terobosan/Inovasi ... 17

2. Tahapan Kegiatan ... 18

3. Sumberdaya (Peta Pemanfaatan) ... 21

4. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan ... 27

BAB V LAPORAN AKSI PERUBAHAN ... 30

1. Deskripsi Proses Kepemimpinan... 30

2. Deskripsi hasil Kepemimpinan ... 35

3. Keberlanjutan Aksi Perubahan ... 41

BAB VI PENUTUP ... 45

1. Kesimpulan dan Rekomendasi ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 49

(4)

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian ATR/BPN 2020-2024..6

Gambar 1.2 Zonasi Makro Kawasan Eks-PLG 1.462.000 Ha ...7

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 10

Gambar 3.1 Alur Pikir Komprehensif ... 16

Gambar 4.1 Net Map Stakeholders ... 27

Gambar 5.1: Surat Dukungan Direktur Irigasi dan Rawa ... 30

Gambar 5.2: Bentuk Dukungan Lintas K/L dalam kegiatan Food Estate ... 30

Gambar 5.3: Surat Keputusan Tim Efektif Aksi Perubahan ... 34

Gambar 5.4 : Pembentukan Tim Efektif, Pembahasan Jobdesk, dan Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan ... 34

Gambar 5.5: Koordinasi Internal antara Tim Efektif dan Daerah (Kanwil BPN Prov. Kalteng ... 34

Gambar 5.6: Konsolidasi Internal (Ekpose dan Diskusi Teknis Pelaksanaan Kegiatan) ... 35

Gambar 5.7: Koordinasi Eksternal (Penysusunan AOI antar K/L) ... 35

Gambar 5.8: ND Nomor 37/ND-300.17.ST.01/VII/2020 ... 42

Gambar 5.9: Halaman 1 Draft SE Pembuatan PTPR sebagai Peta Dasar Pendaftaran Tanah ... 42

Gambar 6.1: Land Management Paradigm ... 46

(5)

5

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemanfaatan Kawasan Eks-PLG untuk Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan

Tengah ... 7

Tabel 2 Kinerja Organisasi Pelayanan Publik (sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, kegiatan dan program) berdasarkan Renstra Kementerian ATR/BPN 2020-2024 ... 12

Tabel 3 Isu-isu Strategis Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik ... 13

Tabel 4 SWOT Analisis Kegiatan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah ... 15

Tabel 5 Terobosan/Inovasi Aksi Perubahan ... 17

Tabel 6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran ... 18

Tabel 7 Uraian, Metode Pelaksanaan, dan Output Kegiatan... 19

Tabel 8 Tim Aksi Perubahan ... 21

Tabel 9 Identifikasi Stakeholders ... 22

Tabel 10 Satker, Peranan, Pengaruh dan Hubungan Kerja Stakeholders... 23

Tabel 11 Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan ... 28

Tabel 12 Dukungan K/L/D terkait dalam pelaksanaan Aksi Perubahan ... 31

Tabel 13 Capaian Tahapan dalam Inovasi Jangka Pendek ... 36

Tabel 14 Capaian PTPR dalam Perbaikan Sistem Pelayanan ... 40

Tabel 15 Manfaat Aksi Perubahan (based on user) ... 41

Tabel 16 Perencanaan Keberlanjutan Inovasi ... 43

(6)

6

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Rancangan Renstra Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) 2020-2024 berdasarkan Land Management Paradigm menjelaskan bahwa Kadaster dan Infrastruktur Pertanahan (KIP) dibutuhkan sebagai pondasi untuk mencapai visi dan misi Kementerian ATR/BPN. KIP menjadi basic layer bagi berbagai macam kegiatan pertanahan, yaitu land tenure, land value, land use, dan land development. KIP terwujud melalui penyediaan informasi geospasial tematik pertanahan dan ruang (GTPR).

Gambar 0.1 Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian ATR/BPN 2020-2024 (sumber: Rapat Kerja Nasional Kementerian ATR/BPN 2020)

Salah satu indikator keberhasilan dari penyediaan informasi geospasial tematik pertanahan dan ruang adalah rasio/cakupan luas bidang tanah terpetakan.

Berdasarkan data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, luas Area Penggunaan Lain (APL) di Indonesia adalah seluas 64.324.602 Ha. Dimana di luas APL tersebut, setiap bidang tanah harus sudah terpetakan, terdaftar, dan hasil akhirnya adalah bersertifikat (memiliki hak). Sedangkan data dari KKP sampai dengan 2019, luas bidang tanah terdaftar melalui kegiatan pertanahan di APL telah mencapai 43.239.305 Ha atau sekitar 67,2% (termasuk fasum dan fasos). Sehingga ada seluas 21.085.297 Ha (32,8%) tanah yang belum terpetakan dan terdaftar. Luas tersebut di atas, menjadi program prioritas nasional Kementerian ATR/BPN melalui Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan untuk melaksanakan pemetaan dan pendaftarannya (Peta Bidang Tanah).

Dalam rangka pemenuhan bidang tanah terpetakan, di Unit Eselon II pada Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan menyelenggarakan kegiatan antara lain: (1) pengukuran bidang tanah kadastral sistematis maupun sporadis, yang hasil akhirnya adalah Peta Bidang Tanah, dan (2) peta tematik pertanahan dan ruang yang hasil akhirnya adalah peta tematik yang memuat informasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T). Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang menjadi tanggung jawab Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik dalam hal

(7)

7 ini Subdirektorat Pemetaan Tematik Pertanahan pada seksi Pemetaan Tematik dan Analis Tematik Pertanahan.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia dalam rangka pencadangan tanah pertanian untuk ketahanan pangan (food estate) dalam menghadapi musim kemarau panjang dan bencana COVID-19, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (sumber: https://www.youtube.com/watch?v=7xmyHabH0Ig), pemerintah mendorong untuk membuka lahan baru persawahan baik lahan basah maupun lahan gambut di Provinsi Kalimantan Tengah.

Lahan yang akan digunakan untuk pengembangan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah berada di Kawasan Eks-PLG seluas 1.462.000 Ha, yang terdiri dari Blok A, B, C, D dan E. Menurut data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ada seluas 295.500 Ha, lahan yang berpotensi menjadi wilayah pengembangan sesuai peruntukan kawasan budidaya, terletak di Blok A dan D kawasan Eks PLG, yang meliputi 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Kapuas, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kabupaten Barito Selatan.

Gambar 0.2 Zonasi Makro Kawasan Eks-PLG 1.462.000 Ha

Rincian pemanfaatan di Kawasan Eks-PLG seluas 295.000 Ha dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1 Pemanfaatan Kawasan Eks-PLG untuk Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah

(8)

8 Sejak dicanangkannya kebijakan pemerintah untuk membuka lahan baru persawahan di Provinsi Kalimantan Tengah, menuai banyak pro dan kontra dari masyarakat/pakar/(Lembaga Swadaya Masyarakat) LSM. Mengutip dari Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Tengah, Dimas Hartono, "Kami khawatir dengan prediksi BMKG 2020 ini kemarau cukup panjang.

Kami khawatir kalau ini dilaksanakan, merusak gambut yang ada, maka konflik lahan akan terus berlanjut, perusakan ekosistem akan terus terjadi di Kalteng." (sumber:

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200507203841-20-501110/walhi- lokasi-kotak-sawah-jokowi-adalah-kawasan-konservasi).

Membenarkan pernyataan Direktur Eksekutif WALHI, Pakar kebakaran hutan dan lahan gambut Institut Pertanian Bogor Bambang Hero Saharjo, meminta Pemerintah mempertimbangkan kegagalan proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) satu juta hektare di Kalimantan Tengah terkait program cetak sawah (sumber:

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200515144653-20-503766/pengamat- soal-cetak-sawah-44-persen-karhutla-2019-di-gambut). Proyek itu berakhir dengan kegagalan total. Sekitar separuh dari 15.594 keluarga transmigran yang ditempatkan di kawasan gambut tersebut meninggalkan lokasi. Sementara, penduduk setempat mengalami kerugian akibat kerusakan sumber daya alam akibat proyek tersebut.

Hal-hal tersebut di atas, menjadi perhatian khusus pemerintah dalam hal penerapan kebijakan untuk menyusun perencanaan pengembangan dan pembangunan yang komprehensif pada area yang dijadikan lokasi lahan sawah baru.

Tujuan dari perencanaan yang komprehensif supaya tidak terjadi konflik kepentingan dikemudian hari dan pembangunan yang dilakukan tepat sasaran guna menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Dalam menyusun perencanaan yang komprehensif tersebut Kementerian ATR/BPN dilibatkan dalam menyusun kajian/studi kelayakan guna ekstensifikasi dan intensifikasi pada kawasan Eks-PLG yang dijadikan rekomendasi untuk pengembangan food estate. Dukungan yang diberikan oleh Kementerian ATR/BPN adalah berupa akses legal tata ruang dan pertanahan. Dukungan akses legal tata ruang dan pertanahan meliputi kegiatan: (a) survei P4T; (b) penyelarasan RDTR untuk keperluan pengembangan Kawasan Logistik (dry-port, stasiun, pelabuhan), Kawasan Agro Industrial Estate, Kawasan Permukiman; validasi tanah terdaftar di lokasi; (c) kegiatan sosial ekonomi dan pemberdayaan masyarakat; (d) penilaian tanah dan konsolidasi tanah.

Peran Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan melalui Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik adalah menyelenggarakan kegiatan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka pengembangan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah. Metode pengumpulan data primer yang dilakukan melalui Survei P4T. Output dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah data dan informasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan setiap bidang tanah. Data-data ini nantinya yang akan digunakan untuk tahapan legal atau penataan ruang dan pertanahan selanjutnya.

Lebih lanjut, dengan keterbatasan anggaran yang tersedia di Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik tahun 2020, luas wilayah yang ter-cover hanya ± 74.400 Ha. Sisa luas yang belum terpenuhi oleh kegiatan peta tematik pertanahan dan ruang akan dilaksanakan di tahun 2021.

2. Tujuan

Tujuan dari penyelenggaraan kegiatan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah adalah

(9)

9 melakukan pendataan pertanahan untuk mendapatkan gambaran secara spasial tentang penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah secara sistematis pada lokasi yang akan dijadikan ketahanan pangan. Hasil kegiatan ini menjadi informasi dasar (basic layer) bagi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pertanahan selanjutnya serta perumusan kebijakan bagi K/L/D terkait.

3. Manfaat

Manfaat dari penyelenggaraan kegiatan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:

a. Melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat/badan hukum (jaminan keamanan) tentang penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah;

b. Menjadi dasar bagi tahapan kegiatan pertanahan selanjutnya (akses legal pertanahan dan tata ruang), yaitu:

- penyelarasan RDTR untuk keperluan pengembangan Kawasan Logistik (dry- port, stasiun, pelabuhan), Kawasan Agro Industrial Estate, Kawasan Permukiman;

- validasi tanah terdaftar di lokasi;

- kegiatan sosial ekonomi dan pemberdayaan masyarakat;

- penilaian tanah dan konsolidasi tanah;

c. Menjadi dasar bagi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam menentukan Kebijakan Pangan terkait Penanganan Dampak COVID-19 dan kemarau panjang;

d. Menjadi dasar bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pengembangan dan pembangunan infrastruktur (seperti jalan, saluran irigasi, dsb);

e. Menjadi dasar bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam hal penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);

f. Menjadi dasar bagi Kementerian Pertanian dalam melakukan kebijakan ekstensifikasi dan intensifikasi di lokasi ketahanan pangan;

g. Menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah untuk menentukan kebijakan pengelolaan lahan di wilayah yang menjadi lokasi ketahanan pangan.

h. Menambah cakupan luas bidang tanah terpetakan dalam rangka tersedianya infrastruktur geospasial tematik dan ruang (kelengkapan spasial bidang tanah dan informasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah).

(10)

10

BAB II PROFIL KINERJA PELAYANAN

1. Profil Singkat

Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Sedangkan sesuai Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.1. Visi dan Misi

Visi: “Pengelolaan ruang dan pertanahan yang terpercaya dan berstandar dunia, dalam pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk mewujudkan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden: “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong.”

Misi:

1) Menyelenggarakan penataan ruang dan pengelolaan pertanahan yang produktif, berkelanjutan, dan berkeadilan;

2) Menyelenggarakan pelayanan pertanahan dan ruang yang berstandar dunia.

1.2. Struktur Organisasi

Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang posisi penulis di unit organisasi, struktur organisasi disajikan dari struktur organisasi Kementerian kemudian dikerucutkan ke struktur organisasi unit Eselon I serta Eselon II, yaitu:

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

(11)

11

1.3. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, tugas pokok dan fungsi Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik adalah:

1) Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang survei dan pemetaan tematik agraria/pertanahan, tata ruang, ekonomi, perbatasan, dan wilayah tertentu (Pasal 262).

2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 262, Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik menyelenggarakan fungsi (Pasal 263):

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang survei dan pemetaan tematik agraria/pertanahan, tata ruang, sosial, ekonomi, perbatasan, dan wilayah tertentu;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang survei dan pemetaan tematik agraria/pertanahan, tata ruang, sosial, ekonomi, perbatasan, dan wilayah tertentu;

c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang survei dan pemetaan tematik agraria/pertanahan, tata ruang, ekonomi, perbatasan, dan wilayah tertentu;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang survei dan pemetaan tematik agraria/pertanahan, tata ruang, sosial, ekonomi, perbatasan, dan wilayah tertentu;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang survei dan pemetaan tematik agraria/pertanahan, tata ruang, sosial, ekonomi, perbatasan, dan wilayah tertentu; dan

f. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.

2. Deskripsi Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

Secara garis besar kinerja Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik, berdasarkan Renstra Kementerian ATR/BPN 2020-2024, adalah sebagai berikut:

(12)

12 Tabel 2 Kinerja Organisasi Pelayanan Publik (sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, kegiatan dan program) berdasarkan Renstra Kementerian ATR/BPN 2020-2024

Uraian Visi-Misi Organisasi KPI Eselon I KPI ESelon II SKP Unit Eselon III SKP Unit Eselon IV

Kementerian ATR/BPN Visi:

Pengelolaan ruang dan pertanahan yang terpercaya dan berstandar dunia, dalam pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk mewujudkan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden: “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong.”

Misi:

1. Menyelenggarakan penataan ruang dan pengelolaan pertanahan yang produktif, berkelanjutan, dan berkeadilan 2. Menyelenggarakan pelayanan

pertanahan dan ruang yang berstandar dunia

Direktorat Jenderal

Infrastruktur Keagrariaan Indikator Kinerja Sasaran Strategis:

Indeks Kelengkapan Cakupan dan Informasi serta

Reliabilitas Peta Kadastral Sasaran Program:

Tersedianya infrastruktur geospasial tematik pertanahan dan ruang

Indikator Kinerja Program:

1. Rasio bidang tanah terpetakan

2. Rasio desa/kelurahan yang reliabel

Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik Kegiatan:

Survei dan Pemetaan Tematik Sasaran Kegiatan:

Terwujudnya Sistem Informasi Geospasial Tematik dan

Ruang

Sasaran Strategis:

1. Jumlah tema informasi geospasial tematik

2. Cakupan luas wilayah yang dipetakan tematik

pertanahan dan ruang 3. Cakupan luas tematik

kawasan

Subdirektorat Tematik Pertanahan dan Ruang Tugas:

Menyiapkan perumusan kebijakan, NSPK,

mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan, persiapan, hasil,

penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang tematik pertanahan dan ruang berbasis bidang

Kepala Seksi

Pemetaan dan Analis Tematik Pertanahan Tugas:

penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan

kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pelaksanaan

pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pemetaan dan analisis tematik pertanahan

Dari uraian Kinerja Organisasi di atas, terdapat beberapa isu-isu strategis yang membutuhkan perhatian dan pengelolaan secara intensif dan komprehensif di Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik, yaitu:

(13)

13 Tabel 3 Isu-isu Strategis Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik

No. Isu-isu

Strategis Penyebab Data Dampak

1 NSPK tentang pengelolaan data dan informasi geospasial tematik

- Keanekaragaman standarisasi data pengelolaan data dan informasi geospasial tematik di lingkungan Kementerian ATR/BPN

- Belum adanya peraturan yang mengatur tentang tata cara/pengelolaan data dan informasi geospasial tematik baik berupa norma/prosedur/standar/ketentuan di lingkungan Kementerian ATR/BPN

KepMen ATR/BPN No. 293/KEP-4.1/VII/2018 tentang Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial Tematik dan Lingkungan Kementerian ATR/BPN, masih mengatur sebatas penetapan unit produksi, pengelola, dan penyebarluasan data

- Menyulitkan dalam pengelolaan,

updating/pemutakhiran, dan berbagi pakai data dan informasi geospasial tematik di internal Kementerian ATR/BPN.

- Keterbatasan penggunaan data dan informasi geospasial tematik bagi K/L/D terkait 2 Peta tematik

pertanahan dan ruang

- Berdasarkan land management paradigm sebagaimana di Renstra Kementerian ATR/BPN 2020-2024, Kadaster dan Infrastruktur Pertanahan (KIP) menjadi pondasi/basic layer untuk kegiatan pertanahan (land tenure, land value, land use dan land development)

- Program strategis nasional di lingkungan Kementerian ATR/BPN maupun K/L/D terkait yang membutuhkan basic layer berupa data penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah secara spasial.

- Tuntutan di Renstra Kementerian ATR/BPN 2020-2024 tentang pemenuhan infrastruktur geospasial tematik pertanahan dan ruang melalui cakupan bidang tanah terpetakan.

- Beberapa program strategis nasional yang membutuhkan basic layer, yaitu: persiapan pemindahan Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur dan Pengembangan Ketahanan Pangan (Food Estate) di Kalimantan Tengah.

- Berdasarkan data tahun 2019, terdapat sekitar 8.485.297 Ha yang belum terpetakan. Untuk pemenuhan bidang tanah terpetakan, area tersebut dilakukan kegiatan peta tematik pertanahan dan ruang.

Dibutuhkan penyediaan peta tematik pertanahan dan ruang yang memuat data dan

informasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah secara spasial guna mendukung program strategis nasional di Renstra dan peningkatan pengelolaan dan pelayanan pertanahan.

3 Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial Tematik

- Adanya Kebijakan Satu Peta (KSP) yang menuntut K/L yang memproduksi data dan informasi geospasial tematik untuk mengupload data pada Portal KSP.

- Adanya Program Strategi Pencegahan Korupsi (Stranas PK), yang salah satunya pencegahan konflik pertanahan, membutuhkan data HGU yang telah tervalidasi

- Berdasarkan Keputusan Kepala BIG Nomor 27 Tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial Tematik, menunjuk Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik sebagai walidata bidang pertanahan.

- Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik telah melakukan Klinik Kompilasi Data dan Integrasi data- data pertanahan (sampai dengan saat ini data HGU) yang kemudian dilaporkan ke KPK.

Rapor buruk Kementerian ATR/BPN dari sisi kinerja kementerian di antara K/L lainnya.

(14)

14

BAB III ANALISA MASALAH PELAYANAN

Pada bab ini akan membahas analisa masalah pelayanan sebagaimana diuraikan dalam isu-isu strategis yang ada pada Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik. Analisa masalah pelayanan, meliputi: (1) Pemilihan isu strategis menjadi gagasan aksi perubahan menggunakan metode ASTRID, (2) SWOT Analysis, dan (3) Harapan dan solusi dari masalah pelayanan yang dihadapi.

1. Pemilihan Isu Strategis Menjadi Gagasan Aksi Perubahan

Metode yang digunakan dalam pemilihan isu strategis menjadi gagasan aksi perubahan adalah menggunakan kriteria ASTRID sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4: Memilih Isu Strategis menjadi Gagasan Perubahan dengan Kriteria ASTRID

No Kriteria Bobot

Kriteria

Isu Strategis Ket.

A B C

1 Aktual 15 15 15 15

2 Spesifik 10 10 10 10

3 Transformasi 10 10 10 10

4 Relevan 10 10 10 10

5 Inovatif 25 25 25 20

6 Dapat dilaksanakan sesuai masa

pelatihan

30 20 30 10

JUMLAH 100 80 100 75

Keterangan:

A = NSPK tentang pengelolaan data dan informasi geospasial tematik B = Peta tematik pertanahan dan ruang

C = Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial Tematik

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa isu strategis huruf B (Peta Tematik Pertanahan dan Ruang) menjadi pilihan untuk merancang gagasan perubahan pada Seksi Pemetaan dan Analis Tematik Pertanahan, dengan analisa dan pertimbangan sebagai berikut:

a. Adanya Program Strategis Nasional (Instruksi Presiden Republik Indonesia dalam rangka pencadangan tanah pertanian untuk ketahanan pangan (food estate) dalam menghadapi musim kemarau panjang dan bencana COVID-19) yang membutuhkan dukungan akses legal tata ruang dan pertanahan dari Kementerian ATR/BPN.

b. Kebutuhan penyediaan basic layer (infrastruktur geospasial pertanahan dan ruang) untuk mendukung pengelolaan dan pelayanan pertanahan, tidak hanya untuk mendukung program strategis nasional K/L terkait tetapi juga kegiatan internal pertanahan (land tenure, land value, land use, dan land development) di Kementerian ATR/BPN.

c. Menyediakan infrastruktur geospasial pertanahan dan ruang melalui kegiatan peta tematik pertanahan yang memuat data dan informasi penguasaan, pemilikan,

(15)

15 penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) secara spasial (kegiatan yang dilakukan adalah sensus pertanahan/survei P4T).

d. Menambah cakupan luas bidang tanah terpetakan guna penyediaan infrastruktur geospasial pertanahan dan ruang.

e. Dengan adanya kegiatan sensus pertanahan/survei P4T, karena semua bidang tanah akan teregister/terdata sehingga dapat melindungi kepentingan- kepentingan masyarakat maupun pihak-pihak terkait lainnya terkait penguasaan dan pemilikan bidang tanah.

2. SWOT Analysis

Gagasan Aksi Perubahan yang dipilih berdasarkan kriteria di atas, kemudian dilakukan Strengths Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT) Analysis untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah.

Tabel 4 SWOT Analisis Kegiatan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka Pengembangan Food Estate di

Provinsi Kalimantan Tengah STRENGTHS

- Komitmen pemimpin dalam melaksanakan kegiatan.

- Komitmen ASN/PPNPN di Kementerian ATR/BPN.

- Dukungan Anggaran Kementerian ATR/BPN Tahun 2020.

- Dukungan K/L terkait perihal penyediaan data.

- Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (SiPetik dan Geoportal Tematik).

WEAKNESS

- SDM yang terbatas.

- Skill SDM yg belum memadai/handal dibidang survei dan pemetaan tematik tematik (pemahaman dan keterampilan penggunaan teknologi).

- Anggaran yang tidak mencukupi untuk pemenuhan target/volume pekerjaan.

OPPORTUNITIES

- Instruksi Presiden Instruksi Presiden Republik Indonesia dalam rangka pencadangan tanah pertanian untuk ketahanan pangan (food estate) dalam menghadapi musim kemarau panjang dan bencana COVID-19, pemerintah

mendorong untuk membuka lahan baru persawahan baik lahan basah maupun lahan gambut di Provinsi Kalimantan Tengah.

- Hasil Rapat Koordinasi dengan Kemenko Perekonomian tanggal 11 Mei 2020 tentang agenda PSN Cetak Sawah di Kalteng.

- Dukungan Pemda Provinsi Kalteng melalui Surat Sekretaris Daerah Nomor

050/330/IV/Bapplitbang tanggal 3 Juni 2020.

THREATS

- Penolakan dari masyarakat/pihak-pihak terkait yang tidak menyetujui adanya kebijakan pengembangan ketahanan pangan di Prov. Kalteng.

- Kondisi medan yang sebagian besar merupakan lahan gambut yang

menyulitkan pelaksana untuk melakukan survei.

- Minimnya data dan informasi yang didapatkan baik dari aparat

desa/masyarakat tentang penguasaan dan pemilikan tanah akibat perpindahan penguasaan/pemilikan/ditinggalkan oleh yang bersangkutan

3. Harapan dan Solusi

Harapan yang akan dicapai dengan mengimplementasikan rencana aksi perubahan untuk isu Peta Tematik Pertanahan dan Ruang adalah:

a. Peta tematik pertanahan dan ruang melalui kegiatan sensus pertanahan/survei P4T dapat digunakan untuk penyusunan dan pengambilan kebijakan bagi K/L

(16)

16 terkait dalam rangka pengembangan ketahanan pangan (food estate) yang berkelanjutan.

b. Peta tematik pertanahan dan ruang dapat meningkatkan pengelolaan dan pelayanan pertanahan (data yang dihasilkan reliabel dan akuntabel).

c. Peta tematik pertanahan dan ruang dapat dijadikan basic layer (infrastruktur pertanahan) bagi pelaksanaan kegiatan pertanahan lainnya (land tenure, land value, land use, dan land development) dengan menambah legal standing (payung hukum) untuk implementasinya.

d. Peta tematik pertanahan dan ruang menjadi solusi bagi masyarakat/pihak-pihak terkait untuk menjaga kepentingan-kepentingan terhadap penguasaan dan pemilikan bidang tanah.

Rumusan rencana solusi yang dapat diusulkan untuk mencapai harapan adalah:

a. Menggunakan data dasar berupa citra satelit resolusi tinggi yang di overlay dengan data jaringan jalan, sungai, irigasi, batas administrasi, bidang tanah terdaftar dan batas hutan untuk digitasi dan identifikasi awal (pembuatan peta kerja) sebelum melakukan pendataan/survei lapangan (mempercepat pekerjaan).

b. Koordinasi lintas sektor (K/L/D terkait) perihal dukungan survei/pengambilan data lapangan, seperti dinas kehutanan provinsi, pupr provinsi (Balai Wilayah Sungai), Pemda setempat, dan masyarakat untuk joint survei dalam melakukan pendataan bidang tanah (penunjukan/pemberian informasi letak dan batas bidang tanah sehingga data yang dihasilkan reliabel dan akuntabel).

c. Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan tentang tata cara pelaksanaan dan metodologi survei (mempercepat pelaksanaan survei).

d. Menggunakan teknologi aplikasi (mobile apps) SiPetik (untuk collecting data) dan Geoportal Tematik untuk memonitor dan mengendalikan mutu pekerjaan.

Secara garis besar, alur pikir komprehensif terhadap masalah pelayanan yang timbul dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Alur Pikir Komprehensif

(17)

17

BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

1. Terobosan/Inovasi

Terobosan/Inovasi kegiatan Aksi Perubahan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah dibagi kedalam 3 (tiga) kriteria, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Hal tersebut dapat diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 5 Terobosan/Inovasi Aksi Perubahan

No Terobosan/Inovasi Deskripsi

1 Jangka Pendek untuk pelaksanaan kegiatan selama 2 bulan, yaitu:

❏ Tersedianya data dan informasi penguasaan, pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan bidang tanah/P4T (basic layer) melalui penyelenggaraan kegiatan Penyediaan Peta Tematik

Pertanahan dan Ruang dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah

Kegiatan jangka pendek adalah

pelaksanaan kegiatan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah, dengan tahapan kegiatan:

1. Planning dan Budgeting (Penetapan AOI, KAK, dan Revisi POK)

2. Persiapan (Koordinasi lintas sektor, Surat Keputusan, Surat Tugas, Peta Kerja)

3. Koordinasi/Sosialisasi dan Bimbingan Teknis

4. Penyuluhan

5. Pengambilan data lapangan dan Kendali Mutu

6. Pengolahan data dan penyusunan laporan

7. Penyerahan hasil kegiatan 2 Jangka Menengah untuk

pelaksanaan kegiatan selama 8 bulan, yaitu:

❏ Tersusunnya kajian awal tentang kesiapan Provinsi Kalimantan Tengah pada wilayah yang telah ditunjuk sebagai calon lokasi pengembangan food estate, dari aspek legal tata ruang dan pertanahan.

❏ Tersedianya standarisasi data P4T untuk tujuan interoperability data di dalam internal dan eksternal Kementerian ATR/BPN.

❏ Kegiatan jangka menengah adalah melakukan analisa lebih lanjut data P4T dengan data IGT lainnya serta membuat standarisasi data P4T

❏ Analisa data ditinjau dari aspek pola ruang dan aspek legal pertanahan.

❏ Sedangkan untuk standarisasi data, penyusunan petunjuk teknis tentang standarisasi data ditinjau dari aspek:

1) Definisi, 2) Nomenklatur:

Penamaan layer, Penulisan teks, 3) Sistem proyeksi dan koordinat, 4) Kode wilayah dan penomoran bidang tanah (mengikuti Pusdatin), 5) Skala kedalaman informasi, 6) Klasifikasi, 7) Field layer, 8) Metadata, 9) Unsur geometri, 10) Struktur Data/Data Model, 11) Data Capture, 12) Kualitas Data, 13) Portrayal (Penyajian).

3 Jangka Panjang untuk pelaksanaan selama 1 sampai dengan 2 tahun, yaitu:

❏ Tersedianya peta tematik pertanahan dan ruang sebagai infrastruktur dasar di seluruh lokasi pengembangan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah

❏ Kegiatan jangka panjang adalah

❏ Meneruskan kegiatan penyediaan peta tematik di lokasi pengembangan food estate yang belum terpenuhi di tahun 2020;

❏ Pengelolaan sistem informasi geospasial tematik dengan memaksimalkan fungsi Portal

(18)

18

❏ Terwujudnya Tata Kelola Sistem Informasi Geospasial Tematik dan Ruang guna mendukung program pengelolaan dan pelayanan

pertanahan

Tematik, supaya data dan informasi yang dihasilkan oleh Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik maupun unit kerja lainnya dapat diakses oleh instansi/pihak-pihak terkait (publikasi, interoperability dan transparansi pengelolaan data)

❏ Menambah cakupan luas bidang tanah terpetakan dan dapat

digunakan sebagai basic layer bagi kegiatan pertanahan lainnya maupun kegiatan oleh instansi lainnya dalam menyusun kebijakan.

❏ Penyusunan NSPK Peta Tematik Pertanahan dan Ruang.

2. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah, yang terdiri dari Jadwal Pelaksanaan dan Anggaran, serta Uraian, Metode Pelaksanaan, dan Output Kegiatan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran

BULAN MINGGU S S R K J S M Keterangan/Tahapan Kegiatan Anggaran (Rp.)

JUNI MGG I 15 16 17 18 19 20 21 Planning dan Budgeting 36.717.000

MGG II 22 23 24 25 26 27 28 Persiapan 601.875.000

MGG III 29 30 Sosialisasi dan Bimbingan

Teknis 416.537.000

JULI 1 2 3 4 5

MGG III 6 7 8 9 10 11 12 Penyuluhan 235.112.000

MGG IV 13 14 15 16 17 18 19 Survei Lapangan dan

Kendali Mutu 3.970.402.000

MGG V 20 21 22 23 24 25 26 MGG VI 27 28 29 30 31

AGUS- TUS

1 2

MGG VII 3 4 5 6 7 8 9 Pengolahan data dan

Penyusunan Laporan 47.500.000 MGG VIII 10 11 12 13 14 15 16

MGG IX 17 18 19 20 21 Penyerahan Hasil

JUMLAH 5.308.143.000 (Lima Milyar Tiga Ratus Delapan Juta Seratus Empat Puluh Tiga Ribu Rupiah)

Uraian, metode pelaksanaan, dan output kegiatan untuk tahapan kegiatan di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(19)

19 Tabel 7 Uraian, Metode Pelaksanaan, dan Output Kegiatan

No. Tahapan

Kegiatan Uraian Kegiatan Metode Pelaksanaan Output

1 Planning dan Budgeting

Penyusunan rencana untuk pencapaian tujuan kegiatan

- Rapat internal

- Rapat dengan K/L terkait

- Penetapan AOI - KAK

- Revisi POK 2 Persiapan Administrasi

- Surat Menyurat - Pembentukan Tim

- Administrasi Protokol COVID-19 - Flight Planning

- Rapat Internal/RDK

- Vidcon Meeting untuk pembentukan tim dan koordinasi teknis pelaksanaan pekerjaan dengan tim dari kanwil dan kantah

- Rapat/vidcon dengan K/L/D terkait terkait koordinasi kebutuhan data dan pemberitahuan/ joint survei

- Surat Keputusan (Penyelenggaraan dan Pembentukan Tim Teknis) - Surat Tugas

- Rapid Test dan SIKM - Surat Pemberitahuan Teknis

- Digitasi dan layout peta kerja - Penyiapan formulir survei - Penyiapan Peralatan survei

- Peta Kerja - Formulir survei

- Tablet, Laptop, GPS, perlengkapan survei, alat tulis

3 Koordinasi/So sialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek)

Koordinasi/Sosialisasi: penyampaian maksud dan tujuan serta muatan teknis kegiatan dalam rangka mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait

- Rapat Fullday di Palangkaraya

- Peserta: camat, kades/lurah, kanwil, kantah, dan Pemda setempat (dinas pupr, BBWS, dinas kehutanan, dinas pertanian)

- Narasumber: Kementerian ATR/BPN - Pemda (Sekda/BBWS)

- Materi sosialisasi

- Laporan/Berita Acara Sosialisasi

Bimbingan teknis: try out pemanfaatan aplikasi yang dgunakan untuk survei lapangan (SiPetik) dan tata cara pengisian formulir baik melalui aplikasi maupun manual.

- Rapat Fullboard di Palangkaraya - Peserta: petugas survei Kanwil dan

Kantah

- Pengajar: Project Leader

- Modul/Materi Bimtek

- Laporan/Berita Acara Bimtek

(20)

20 No. Tahapan

Kegiatan Uraian Kegiatan Metode Pelaksanaan Output

4 Penyuluhan Penyuluhan: pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pekerjaan

- Rapat di balai desa/kecamatan dengan menghadirkan dinas terkait/tokoh masyarakat dan masyarakat pemilik/penguasa tanah

- Petugas penyuluh: Project Leader, tim penyuluh/petugas survei

- Materi Penyuluhan - Berita Acara Penyuluhan

5 Survei

Lapangan dan Kendali Mutu

Survei Lapangan: kegiatan pengambilan data lapangan (penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah)

- Metode yang digunakan: groundcheck dan delineasi berdasarkan penunjukan pihak-pihak yang terkait yang

dilakukan di atas peta kerja/SiPetik

- Data dan informasi spasial dan tekstual (penguasaan, pemilikan, pemanfaatan, dan penggunaan tanah)

Kendali Mutu: kegiatan kontrol kualitas

pekerjaan di lapangan - Uji sampling dari data yang telah diambil diverifikasi di lapangan - Checking kelengkapan data lapangan

Formulir checking dan Laporan Kendali Mutu

6 Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

Pengolahan Data: topologi, edge matching, pembuatan struktur geodatabase, input NIS (Nomor Identifikasi Sementara) dan standarisasi kartografi

- Rapat internal (RDK)

- Rapat dengan K/L terkait (paparan hasil sementara s.d. paparan hasil akhir

Data dan Informasi P4T

Penyusunan Laporan; pendokumentasian semua hasil pekerjaan dalam bentuk laporan tertulis yang dilampiri hasil-hasil pekerjaan

Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan

7 Penyerahan Hasil

Penyerahan hasil pekerjaan kepada K/L/D terkait

Peta tematik pertanahan dan ruang yang memuat data dan informasi P4T yang ter-upload dalam

Geoportal Tematik dan bisa diakses oleh K/L/D/stakeholders terkait

(21)

21

3. Sumberdaya (Peta Pemanfaatan)

3.1. Tim Aksi Perubahan

Diperlukan sebuah Tim Efektif dalam melaksanakan dan mewujudkan aksi perubahan ini, dimana Tim tersebut sebagai kunci sukses terlaksananya aksi perubahan, Tim Efektif tersebut terdiri dari:

Tabel 8 Tim Aksi Perubahan Struktur

Deskripsi

❏ Sponsor Memberikan arahan, bimbingan masukan,

persetujuan terkait isi Aksi Perubahan

❏ Kasubdit Agraria dan Sosial Ekonomi Memberikan arahan, bimbingan, masukan/saran tentang penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan

❏ Kasi Survei Tematik Tata Ruang,

Perbatasan dan Wilayah Tertentu Membantu dalam mendesain tata cara pengambilan data lapangan

❏ Kasi Pemetaan Tematik Tata Ruang, Perbatasan dan Wilayah Tertentu

Membantu dalam mendesain tata cara pengolahan dan analisa data

❏ Coach Memberikan arahan dalam penyusunan

Rancangan Aksi Perubahan

❏ Project Leader Manager dalam pelaksanaan kegiatan Aksi Perubahan

❏ Tim Survei Membantu dalam pelaksanaan

pengambilan data lapangan (survei lapangan)

❏ Tim Pengolah Data Membantu dalam mengolah, menganalisa serta menyajikan data hasil survei

lapangan

3.2. Identifikasi Stakeholders

Identifikasi stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan Aksi Perubahan tentang Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang bagi Kegiatan sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah disajikan pada Tabel 10: Identifikasi Stakeholders di bawah ini:

Project Leader Sponsor

Coach

Tim Survei Tim Pengolah Data

Seksi Survei Tematik Tata Ruang, Perbatasan dan

Wilayah Tertentu

Subdit Agraria dan Sosial Ekonomi

Seksi Pemetaan Tematik Tata Ruang, Perbatasan dan

Wilayah Tertentu

(22)

22 Tabel 9 Identifikasi Stakeholders

LATEN

- Pusdatin Kementerian ATR/BPN - Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

PROMOTOR

- Ditjen Infrastruktur Keagrariaan (Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik)

- Sekjen Kementerian ATR/BPN - Ditjen Tata Ruang

- Ditjen HHK

- Ditjen Penataan Agraria - Ditjen Pengadaan Tanah - Kemenko Perekonomian - Kementerian PUPR - KLHK

- Kementerian Pertanian - Pemerintah Daerah APATHETIC

- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

DEFENDER

- Badan Informasi Geospasial/LAPAN - Petugas survei dan pengolah data

(ASN/PPNP) di Kementerian ATR/BPN (Pusat, Kanwil, Kantah)

- Masyarakat pemilik/penguasa tanah - Aparat desa

Adapun peranan, pengaruh dan hubungan kerja dari masing-masing Stakeholders yang terlibat dalam kegiatan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang sebagai Basic Layer bagi Pengelolaan dan Pelayanana Pertanahan dalam rangka Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah dapat diuraikan secara detil pada tabel berikut:

(23)

23 Tabel 10 Satker, Peranan, Pengaruh dan Hubungan Kerja Stakeholders

No Satker Peranan Pengaruh Hubungan Kerja

Internal

1 Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik

a. Subdit Pemetaan Tematik Pertanahan

b. Subdit Agraria dan Sosial Ekonomi

c. Seksi Survei Tematik Tata Ruang, Perbatasan dan Wilayah Tertentu

d. Seksi Pemetaan Tematik Tata Ruang, Perbatasan dan Wilayah Tertentu

- Diskusi awal penyusunan rencana kerja kegiatan (Kerangka Acuan Kerja/KAK), yang meliputi: metodologi pelaksanaan survei lapangan, pengolahan, penyajian data, serta time frame pelaksanaan

- Analisa data-data yang didapatkan dari K/L/D terkait untuk persiapan dan menentukan strategi pelaksanaan kegiatan survei lapangan

Positif - Mentor dan pemberi bimbingan, arahan, masukan dan persetujuan dalam

rancangan dan pelaksanaan aksi perubahan

- Rekan kerja tim proyek perubahan

Eksternal

1 Sekjen Kementerian ATR/BPN (Biro Hukum dan Humas)

Melakukan publikasi terhadap rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian ATR/BPN terkait pengembangan food estate di Kalimantan Tengah

Positif Mempublikasikan kegiatan Penyediaan Peta Tematik dan Tata Ruang dalam rangka Pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah (tujuan transparansi pelaksanaan kegiatan)

2 Ditjen Tata Ruang

a. Dit. Penataan Kawasan b. Dit. Pemanfaatan Ruang

Melakukan evaluasi dan analisis terhadap data dan informasi yang dihasilkan dari Peta Tematik Pertanahan dan Ruang

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan untuk kemudian dilakukan kegiatan penyelarasan RDTR

3 Ditjen HHK

a. Dit. Pengaturan dan Penetapan Hak Tanah dan Ruang

b. Dit. Pemberdayaan HAT

Menyediakan data HGU terdaftar di lokasi pekerjaan dan melakukan evaluasi dan analisis terhadap data dan informasi yang dihasilkan dari Peta Tematik Pertanahan dan Ruang

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan untuk kemudian dilakukan kegiatan Sosial Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat

(24)

24

No Satker Peranan Pengaruh Hubungan Kerja

4 Ditjen Penataan Agraria a. Dit. PGT

b. Dit. Landreform

Menyediakan data sekunder penggunaan tanah yang digunakan untuk identifikasi awal pada saat pelaksanaan pengambilan data di lapangan

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan untuk kemudian dilakukan kegiatan updating data penggunaan tanah yang telah ada

5 Ditjen Pengadaan Tanah a. Dit. Penilaian Tanah b. Dit. Pemanfaatan Tanah

Pemerintah

Melakukan evaluasi dan analisis terhadap data dan informasi yang dihasilkan dari Peta Tematik Pertanahan dan Ruang

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan untuk kemudian dilakukan kegiatan penilaian (dasar pembuatan zonasi nilai tanah) tanah dan perencanaan konsolidasi tanah

6 Pusdatin Kementerian ATR/BPN Menyajikan data dan informasi hasil kegiatan supaya dapat diakses oleh K/L/D/pihak-pihak terkait

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan untuk kemudian di upload melalui Peta Online ATR/BPN

7 Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian Mengkoordinasikan seluruh k/L/D terkait dalam kegiatan pengembangan food estate dari segi pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penentuan AOI pekerjaan

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan yang kemudian untuk menentukan Kebijakan Nasional dalam Pengembangan Ketahanan Pangan yang berkelanjutan

8 Kementerian PUPR

(Ditjen Sumber Daya Air) - Memberikan data irigasi yang digunakan pada untuk penetapan AOI pekerjaan

- Melakukan evaluasi dan analisis terhadap data dan informasi yang dihasilkan dari Peta

Tematik Pertanahan dan Ruang

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan untuk kemudian dilakukan kegiatan perencanaan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan (saluran irigasi, jalan, dsb) di lokasi pekerjaan

9 KLHK a. Sekjen b. Ditjen PKTL c. Ditjen KSDAE

- Memberikan data batas kawasan hutan yang digunakan sebagai salah satu parameter penentuan AOI pekerjaan

- Melakukan evaluasi dan analisis terhadap data dan informasi yang dihasilkan dari Peta

Tematik Pertanahan dan Ruang

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan untuk kemudian dilakukan penyusunan KLHS yang nantinya akan digunakan

untuk penentuan kebijakan pengembangan food estate yang berkelanjutan

(25)

25

No Satker Peranan Pengaruh Hubungan Kerja

10 Kementerian Pertanian - Memberikan data cetak sawah yang digunakan untuk penentuan AOI pekerjaan

- Melakukan evaluasi dan analisis terhadap data dan informasi yang dihasilkan dari Peta

Tematik Pertanahan dan Ruang

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan untuk kemudian dilakukan kegiatan perencanaan intensifikasi dan

ekstensifikasi di lahan sawah yang berada di lokasi yang ditunjuk sebagai lokasi food estate

11 Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi

Menyediakan data transmigrasi (data spasial dan data kepemilikan) yang digunakan untuk

membuat peta kerja dan memudahkan pada saat dilakukan survei lapangan di daerah transmigrasi (tujuan: kelengkapan data dan informasi yang dihasilkan tercapai)

Positif Penerima manfaat untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penyediaan peta tematik pertanahan dan ruang

12 Badan Informasi Geospasial/LAPAN Menyediakan data dasar berupa citra satelit

resolusi tinggi/foto udara dan lidar Positif Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk memperkaya informasi geospasial tematik yang dikelola

13 Pemerintah Daerah a. Gubernur

b. Bupati c. BBWS

d. Dinas Kehutanan e. Dinas Pertanian f. Dinas PUPR g. Camat

h. Kades/Lurah

Membantu dalam kelancaran pelaksanaan pembuatan peta tematik pertanahan dan ruang (sosialisasi, penyuluhan, dan pengambilan data lapangan)

Positif Penerima manfaat dari hasil kegiatan untuk kemudian digunakan untuk melindungi kepentingan

masyarakat/pihak-pihak terkait di lingkungan kerja/pemerintahannya

14 Kanwil a. Kakanwil

b. Kabid Infrastruktur Pertanahan c. Kabid Penataan Pertanahan

- Membantu dalam melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat

- Membantu dalam pelaksanaan penyuluhan, survei lapangan, dan kendali mutu pekerjaan (penyediaan SDM)

Positif Penerima manfaat untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penyediaan peta tematik pertanahan dan ruang

(26)

26

No Satker Peranan Pengaruh Hubungan Kerja

15 Kantah 1. Kakantah

2. Kasi Infrastruktur Pertanahan 3. Kasi Hubungan Hukum

Pertanahan

4. Kasi Penataan Pertanahan

- Membantu dalam melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat

- Membantu dalam pelaksanaan penyuluhan, survei lapangan, dan kendali mutu pekerjaan (penyediaan SDM)

Positif Penerima manfaat untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penyediaan peta tematik pertanahan dan ruang

16 Masyarakat pemilik/penguasa tanah

Membantu dalam pemberian data dan informasi yang benar terhadap pemilikan dan penguasaan bidang tanah.

Positif Penerima manfaat untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penyediaan peta tematik pertanahan dan ruang

17 LSM Memberikan input data dari sudut pandang

lembaga/masyarakat di atas lokasi pengembangan food estate.

Positif/

Negatif Sebagai pengamat atas kinerja instansi pemerintah

(27)

27 Gambar 4.1 Net Map Stakeholders

4. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan

Pengendalian mutu pekerjaan adalah kegiatan untuk pemenuhan persyaratan mutu produk baik barang/jasa yang dihasilkan. 7 Prinsip Manajemen Mutu dalam ISO 9001:2015 (sumber: https://www.ipqi.org/prinsip-iso-9001/) yang dapat diterapkan dalam pengendalian mutu kegiatan Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang sebagai Basic Layer bagi Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dalam rangka Pengembanga Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu:

(28)

28 Tabel 11 Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan

No. Kriteria Deskripsi Hubungan dengan Kegiatan Indikator Keberhasilan

1 Costumer Focus Fokus pada pelanggan dan berusaha melampaui harapan pelanggan

Sesuai dengan jangka pendek yang diharapkan, bahwa output kegiatan (data dan informasi P4T) sesuai dengan permintaan K/L/D terkait (based on user’s demands).

Tujuan jangka pendek: tersajinya/tersedianya data dan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dalam rentan waktu yang telah ditentukan dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

2 Leadership Pemimpin dari semua tingkatan menyatukan tujuan dan

menciptakan kondisi semua orang terlibat dalam mencapai sasaran organisasi

Kepemimpinan yang menjadi tauladan, berpikir kreatif dan inovatif dalam memotivasi tim efektif untuk melaksanakan aksi perubahan.

Pemimpin meyakinkan Tim Efektif bahwa aksi perubahan dimaksud merupakan bagian dari tugas dan fungsi Direktorat Survei dan Pemetaan

Tematik yang harus dilaksanakan dengan capaian kinerja yang tinggi dan berkualitas.

3 Engagement of People

Kompeten, mampu

diberdayakan, dan keterlibatan orang-orang di semua tingkatan

Integritas dan komitmen yang tinggi dari Tim Pelaksana Aksi Perubahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Tim Pelaksana Aksi Perubahan melakukan tugas yang telah dibebankan secara aktif dan

berintegritas guna tercapainya tujuan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

4 Process Approach aktivitas-aktivitas organisasi dapat dimengerti dan dikelola sebagai proses yang saling berkait, berfungsi sebagai suatu sistem yang utuh

Tahapan-tahapan kegiatan yang telah disusun dapat dilaksanakan dan menghasilkan output/hasil akhir yang telah ditetapkan.

Semua tahapan pelaksanaan kegiatan: (1) planning dan budgeting, (2) persiapan, (3) sosialisasi dan bimtek, (4) penyuluhan, (5) pengambilan data lapangan dan kendali mutu, (6) pengolahan data dan penyusunan laporan, (7) penyerahan hasil, dapat dilaksanakan, yang mana dapat diukur dari realisasi anggaran dan fisik kegiatan.

(29)

29

No. Kriteria Deskripsi Hubungan dengan Kegiatan Indikator Keberhasilan

5 Improvement selalu fokus terhadap perbaikan secara berkelanjutan

Output kegiatan dapat dilakukan perbaikan guna menjawab

terobosan/inovasi jangka menengah dan panjang.

- Output dapat digunakan untuk proses analisis pembuatan kajian awal pengembangan food estate (jangka menengah)

- Output dapat digunakan untuk mewujudkan sistem informasi geospasial tematik pertanahan dan ruang guna peningkatan pengelolaan dan pelayanan pertanahanmelalui penyusunan regulasi/NSPK tentang tata kelola informasi geospasial tematik (jangka panjang).

- Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan Improvement terhadap

regulasi/NSPK tentang tata kelola data dan informasi geospasial tematik.

- Untuk memaksimalkan perbaikan dapat dilakukan juga dengan peningkatan kapasitas dan kemampuan SDM melalui kegiatan

pelatihan.

6 Evidence-Based pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi yang akurat

Data dan informasi yang dihasilkan dapat digunakan oleh K/L/D/pihak terkait dalam pengambilan kebijakan atau bisa digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Dilakukan proses evaluasi dan analisa (pengolahan data) data yang dihasilkan sehingga dan informasi yang terja tersaji handal dan akurat akurat dan dapat digunakan untuk proses/tahapan berikutnya.

7 Relationship Management

organisasi mengelola hubungan baik dengan pihak-pihak yang

berkepentingan termasuk para pemasoknya

Koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders dengan

mengedepankan asas persamaan dan keadilan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab aksi perubahan

Partisipasi seluruh stakeholders dalam

mewujudkan peta tematik pertanahan dan tata ruang menjadi tanggung jawab bersama dan membawa dampak perubahan kepada organisasi terhadap peningkatan kinerja pelayanan

pertanahan yang diberikan kepada

masyarakat/instansi terkait menjadi lebih baik serta dapat mendukung program strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.

(30)

30

BAB V LAPORAN AKSI PERUBAHAN

1. Deskripsi Proses Kepemimpinan

5.1. Membangun Integritas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integritas adalah adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan setiap individu karena individu yang berintegritas merupakan pribadi yang konsisten dalam menjalankan nilai-nilai dan norma yang berlaku. Salah satu syarat utama seseorang dikatakan memiliki integritas tinggi adalah komitmen. Komitmen merupakan tekad yang dimiliki seseorang dalam menyelesaikan setiap target atau tujuan secara terus menerus tanpa menyerah sebelum target tujuan tercapai.

Tema Aksi Perubahan: Penyediaan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang (PTPR) sebagai Basic Layer bagi Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan (Studi Kasus: Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah), merupakan Program Strategis Nasional (PSN) yang pelaksanaannya melibatkan banyak K/L/D. Seperti halnya: Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian selaku leading sector kegiatan, Kementerian ATR/BPN, Kementerian PUPR, Kementerian Pertanian; KLHK;

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, serta masyarakat yang berada di lokasi kegiatan

Hal ini membuat komitmen dan integritas dari pihak-pihak terkait di atas menjadi sangat penting dalam mencapai output yang telah ditetapkan yaitu penyediaan lahan untuk ketahanan pangan (food estate). Komitmen dan integritas dalam Aksi Perubahan ini dituangkan dalam bentuk Surat Dukungan yang merupakan komitmen kerja sama/kolaborasi K/L/D terkait.

Gambar 5.1: Surat Dukungan Direktur Irigasi dan Rawa

Gambar 5.2: Bentuk Dukungan Lintas K/L dalam kegiatan Food

Estate

Berikut adalah dukungan-dukungan yang diperoleh dari K/L/D terkait dalam pelaksanaan Aksi Perubahan (Surat Dukungan terlampir):

(31)

31 Tabel 122 Dukungan K/L/D terkait dalam pelaksanaan Aksi Perubahan

No Jabatan Unit Kerja Bentuk Dukungan

1 Direktur Jenderal Infrastruktur

Keagrariaan Kementerian ATR/BPN

- Persetujuan anggaran;

- Mengarahkan pelaksanaan kegiatan food estate terkait penyediaan data infrastruktur pertanahan.

2 Direktur Survei dan Pemetaan

Tematik Kementerian ATR/BPN - Mempengaruhi internal dan eksternal stakeholder (kerja sama dan network);

- Mengatur pelaksanaan kegiatan.

3 Direktur Pengukuran dan

Pemetaan Kadastral Kementerian ATR/BPN

- Penyediaan data sebaran HGU;

- Menggunakan data hasil kegiatan PTPR untuk proses peningkatan kualitas data (PBT K4) dan PBT K1.

4 Direktur Penatagunaan Tanah Kementerian ATR/BPN - Penyediaan data penggunaan tanah skala kecil;

- Menggunakan data hasil kegiatan PTPR untuk update data penggunaan tanah dalam rangka pembuatan neraca penggunaan tanah.

5 Kepala Biro Hukum Kementerian ATR/BPN Penyusunan regulasi PTPR dalam rangka implementasi fit for purpose Land Administration (FFP-LA)

6 Direktur Pemberdayaan Hak

Atas Tanah Masyarakat Kementerian ATR/BPN Menggunakan data hasil kegiatan PTPR sebagai dasar untuk membuat peta sosial ekonomi berbasis bidang dan penerbitan sertipikat.

7 Kepala Seksi Perencanaan

Umum dan Monev, DJTR Kementerian ATR/BPN Menggunakan data hasil kegiatan PTPR untuk penyiapan bantuan teknis RDTR.

8 Direktorat Jenderal Pengadaan

Tanah Kementerian ATR/BPN Menggunakan data hasil kegiatan PTPR sebagai dasar untuk membuat nilai tanah berbasis bidang.

9

Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Pertanahan

dan Tata Ruang Kementerian ATR/BPN Membantu dalam penyusunan struktur data dan informasi hasil PTPR agar dapat disebarluaskan melalui KKP.

10 Kepala Kantor Wilayah Kanwil BPN Prov.

Kalimantan Tengah

- Penyediaan data sebaran HGU, HGB, HPL, dan HP;

- Penyediaan SDM sebagai petugas survei dan kendali mutu;

- Membantu koordinasi dengan pemerintah daerah setempa.

11 Kepala Kantor Kabupaten Kapuas

Kanwil BPN Prov.

Kalimantan Tengah

- Penyediaan data sebaran bidang tanah baik terdaftar maupun belum terdaftar;

- Penyediaan SDM sebagai petugas survei dan kendali mutu;

- Membantu koordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

(32)

32 12 Kepala Kantor Kabupaten

Pulang Pisau Kanwil BPN Prov.

Kalimantan Tengah

- Penyediaan data sebaran bidang tanah baik terdaftar maupun belum terdaftar;

- Penyediaan SDM sebagai petugas survei dan kendali mutu;

- Membantu koordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

13 Kemenko Bidang

Perekonomian

- Mengkoordinasikan kepentingan lintas sektor terkait data dukung dan kebutuhan anggaran

- Menggunakan data hasil kegiatan PTPR sebagai dasar penyusunan kebijakan dalam peningkatan ketahan pangan (food estate).

14 Deputi Informasi Geospasial

Tematik Badan Informasi Geospasial - Penyediaan data dasar berupa foto udara/CSRT, peta RBI, dan batas desa.

- Membantu pepengembangan bangunan standarisasi data dan informasi IGT 15 Direktur Pengembangan Usaha

Transmigrasi

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Penyediaan data sebaran lokasi transmigrasi.

16 Kepala Seksi Pengukuhan

Kawasan Hutan KLHK Penyediaan data batas kawasan hutan.

17 Direktur Irigasi dan Rawa Kementerian PUPR

- Rekomendasi AOI pekerjaan

- Menggunakan data hasil kegiatan PTPR untuk perencanaan pembangunan infrastruktur.

18

Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Pemerintah Daerah Prov.

Kalimantan Tengah

Penyediaan SDM dari unsur TNI/POLRI (Babinsa dan Babhinkantibmas), pemerintah daerah kabupaten, perangkat desa, dan masyarakat dalam pengambilan data lapangan.

19 Sekretaris Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas

Penyediaan SDM dari unsur TNI/POLRI (Babinsa dan Babhinkantibmas), perangkat daerah setempat (camat/lurah/kepala desa), dan masyarakat dalam pengambilan data lapangan.

20 Asisten Perekonomian dan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang Pisau

Penyediaan SDM dari unsur TNI/POLRI (Babinsa dan Babhinkantibmas), perangkat daerah setempat (camat/lurah/kepala desa), dan masyarakat dalam pengambilan data lapangan.

21 Lurah Palingkau Lama Keluarahan Palingkau Lama

- Penyediaan SDM sebagai pembantu lapangan;

- Penunjukan batas bidang tanah dan pemberian data serta informasi terkait penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.

22 Direktur Manajemen Aset PT. Rajawali Nusantara

Indonesia (PERSERO) Menggunakan data hasil kegiatan PTPR untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan lahan food estate.

(33)

33 5.2. Pengelolaan Budaya Layanan

Dalam hal untuk mewujudkan tujuan organisasi, yaitu pemenuhan ketersediaan data dan informasi geospasial pertanahan dan ruang yang lengkap, khususnya untuk cakupan wilayah peta tematik pertanahan dan ruang berbasis bidang tanah melalui kegiatan PTPR di lokasi food estate Provinsi Kalimantan Tengah, maka strategi pengelolaan budaya layanan yang dilakukan antara lain adalah:

a. Meningkatkan kompetensi pegawai/pelaksana dengan melakukan bimbingan teknis pengolahan data menggunanakan software GIS;

b. Menyusun pedoman kerja berupa Kerangka Acuan Kerja pelaksanaan PTPR;

c. Menyusun jadwal kegiatan PTPR dan capian, yaitu capaian PTPR jangka pendek, menengah, dan panjang;

d. Membangun komunikasi efektif baik di internal organisasi maupun ekternal organisasi;

e. Melakukan monitoring dan pengendalian pekerjaan yang disesuaikan dengan tahapan pelaksanaan;

f. Menyediakan perangkat pengolah data yang sesuai spesifikasi yang dibutuhkan;

g. Menggunakan teknologi survei (SiPetik) untuk meningkatkan kualitas data mempercepat pelaksanaan data akuisisi serta Portal Tematik untuk data sharing;

h. Memberikan insentif bagi pelaksana yang bekerja melebihi jam kerja semestinya dan menyediakan anggaran operasional lapangan.

5.3. Pengelolaan Tim

Dalam pelaksanaan Aksi Perubahan dibutuhkan sebuah Tim Efektif yang memiliki komitmen tinggi untuk bekerja bersama dengan penuh rasa tanggung jawab guna mewujudkan tujuan bersama. Tahapan pembentukan Tim Efektif berdasarkan Bruce Tuckman adalah: (1) Forming, pemahaman tentang tujuan dan struktur tim; (2) Storming, memperkuat perjanjian tahapan sebelumnya dan penyesuaian; (3) Norming, setiap anggota melakukan tugas dan fungsi masing- masing; (4) Performing, pemantau dan pemeliharaan sistem serta norma (peran aktif dari anggota tim); dan (5) Adjourning, pemberian apresiasi terhadap capaian anggota tim untuk kemajuan bersama.

Referensi

Dokumen terkait

Pencabutan gigi bawah dipermudah dengan penempatan pasien relatif lebih rendah (di bawah dataran gigi bawah dipermudah dengan penempatan pasien relatif lebih rendah (di bawah

Dari pengujian yang telah dilakukan pada 10 client terdapat 2 client yang memiliki nilai daya terima antena yang masuk dalam kategori cukup mendekati buruk dengan

Penulis menyarankan Keluarga D untuk membuat perencanaan keuangan keluarga, salah satunya yang berupa budget kas, agar Keluarga D dapat memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai

Mekanisme yg dilakukan dlm konteks ini adalah para mereka yg kemudian diwakili memandatkan suaranya pd lembaga perwakilan tertentu, lantas lembaga perwakilan itulah yg

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa jumlah isolat bakteri potensial probiotik dari isolasi lambung dan usus Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada skripsi dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Ada pengaruh Active Dynamic Neck Exercise terhadap Nyeri Leher pada

Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan ungkapan memberi dan meminta informasi dengan (terkait) mendeskripsikan orang melalui keterampilan mendengar

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut Everall, dkk (2006) resiliensi dipengaruhi oleh; a) faktor internal yang meliputi kemampuan kognitif, konsep diri,