1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pesan yang diproduksi oleh media massa dikirimkan kepada para penerima secara (tidak langsung) dimana dalam komunikasi massa sumber dan penerima tidak secara fisik berada di tempat yang sama. Kemudian pesan yang ingin disampaikan dikirim menggunakan alat-alat mekanis (seperti pemancar radio) yang memungkinkan hal itu direproduksi dan didistribusikan kepada banyak penerima dalam waktu yang sama (Winarso, 2005, p.20). Lagu merupakan salah satu bentuk dari media massa yang juga dapat menyampaikan pesan. Sebuah lagu memiliki sebuah pesan yang ingin disampaikan kepada pendengarnya. Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan komunikator (Effendy, 2001, p.18). Pesan selalu mempunyai penyampaian suatu makna kepada penerima (Burton, 2008, p.30). Pesan dapat berupa gagasan, pendapat, dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam suatu bentuk dan melalui lambang komunikasi diteruskan kepada orang lain atau komunikan (Praktikto, 1987, p. 23).
Begitu pula dengan lagu, Lagu bisa menjadi media penyampai pesan (Indarini, 2011, para.1). Hal ini juga didukung oleh legenda Jazz, Herbie Hancock, memandang penting peran musik dalam menyampaikan pesan (Triyono, 2011, para.1).
Dalam penyampaian pesan musik, para pekerja musik melakukan berbagai cara untuk memperkenalkan lagu tersebut, salah satunya melalui video klip. Video klip dan lagu seakan-akan sudah menjadi satu pasangan yang tidak dapat dipisahkan lagi mereka dua komponen yang saling melengkapi (Ahira, 2005, para.2) video klip musik sendiri berkenaan dengan sebuah lagu populer berdurasi waktu tiga hingga lima menit, yang disertai dengan gambar visual, dalam bentuk kaset video atau CD-ROM (Gorham & Musburger, 1998, p.13). Sehubungan dengan itu, sejarah perkembangannya, video klip banyak menjadi bagian dari sebuah acara pada stasiun televisi MTV tahun 1981 (Effendy, 2002, p.14).
Keberadaan video klip lagu sangat penting dalam segi penjualan dan mempengaruhi kualitas lagu (Kristanti, 2011, p.1 ). Dalam sebuah video klip, seorang pencipta lagu berusaha menyampaikan suatu pesan kepada khalayak,
pesan tersebut merupakan sebuah realitas atau fenomena yang dirasakan oleh pencipta lagu (Warisia, 2010, p.6). Selain itu juga melalui video klip pencipta lagu akan menyampaikan pesan yang merupakan hasil pengekspresian dirinya terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di dunia sekitar, dimana dia berinteraksi di dalamnya (Putri, 2010, p.13).
Sebuah video klip dapat mengkomunikasikan pesan tertentu kepada para penikmatnya. Video klip dapat menjadi media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar dalam masyarakat. Video klip dapat menjadi sarana sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu nilai. Oleh karena itu sebuah video klip mulai ditampilkan kepada khalayak dan juga mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah keyakinan, nilai-nilai bahkan prasangka tertentu. Sebuah video klip menggambarkan gaya hidup, seseorang dalam keterkaitannya dengan nilai-nilai peran yang harus disandangnya (Putri, 2010.
p.13). Pembentukan keyakinan, nilai-nilai, dan moral sesorang paling efektif dibentuk sejak anak-anak. Karena usia anak merupakan usia yang peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan (Gunarsa, 2010, p.16). Salah satu bentuk rangsangan dari lingkungan yang dapat membentuk sikap moral anak adalah melalui media. Salah satu bentuk medianya adalah lagu. Lagu sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak. Melalui lagu yang divisualkan misalnya, tanpa disadari dapat membuat landasan yang kuat bagi tahap awal perkembangan psikologis seorang anak (Maswito, 2013, para.4).
Begitu pula dengan video klip lagu anak-anak untuk menyampaikan pesan dalam video klip, komunikator menunjukkan pesannya melalui seperangkat lambang bermakna yang mudah dipahami oleh komunikannya. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan”
pikiran dan perasaaan komunikator kepada komunikan (Effendy, 2002, p.11).
Lambang-lambang yang berupa gambar dan suara digunakan dalam video klip ini yakni lirik yang diucapkan ditambah dengan gambar-gambar, latar belakang, penari dan musik. Melalui lambang-lambang itulah komunikator video klip ingin menyampaikan pesannya kepada komunikan.
Kontekstualisasi dari uraian diatas adalah setiap video klip lagu anak-anak memiliki sebuah pesan tertentu yang akan disampaikan kepada pendengarnya.
Dari setiap pesan yang dimiliki dalam video klip lagu anak-anak selain dibuat untuk dinyanyikan, biasanya memiliki nilai moral yang sangat bermanfaat bagi anak-anak (Ahira, 2006, para.5).
Kata moral berasal dari kata latin yakni mos, yang artinya adat istiadat, kebiasaan, peraturan atau nilai-nilai dan prinsip moral, kesadaran orang untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai, dan prinsip yang telah benar dan dianggap benar. Nilai-nilai moral itu sendiri seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, larangan berjudi, mencuri, membunuh, minum minuman keras (Susanto, 2011, p.65).
Nilai moral terdiri atas dua yakni perilaku yang memiliki kosekuensi sosial yang positif (prososial), perilaku antisosial merupakan perilaku yang memiliki kosekuensi sosial yang negative (Mulyana dan Ibrahim, 1997, p.146). Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang ini sesuai dengan nilai-nilai moral, apabila tingkah laku orang ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya (Susanto, 2011, p.65).
Beberapa perilaku yang termasuk dalam pesan moral prososial adalah, tidak mementingkan diri sendiri, menolong, pemakaian bersama, kehangatan, bekerjasama, empati, memuji, menasehati, penyesalan dan kesopanan. Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku antisosial menurut Bandura adalah perilaku yang tidak hanya mengakibatkan luka atau perusakan secara fisik, tetapi juga mencakup psikologis. Misalnya perilaku yang mengakibatkan luka atau secara kasar membunuh, berkelahi, mencelakakan, pemaksaan, mencuri, berperang, curang dan mengejek (Mulyana, 1997, p.146). Sehingga penelitian ini akan mengurai pesan dalam setiap video klip lagu anak-anak Indonesia dari tahun ke tahun dengan membagi pesan prososial dan antisosial dalam setiap video klipnya.
Video klip merupakan salah satu cara yang digunakan oleh pencipta lagu untuk memperkenalkan lagu. Video klip dikatakan sebagai produk dari media massa karena video klip memiliki ciri-ciri yang sama dengan media massa yakni bersifat tidak langsung, bersifat satu arah, bersifat terbuka mempunyai publik yang secara geografis tersebar (Rakhmat 2007,p.189). Salah satu lagu yang menggunakan media video klip untuk memperkenalkan lagu adalah lagu anak.
Perkembangan lagu anak di Indonesia ini dari tahun 1990-2013 memiliki pasang surut.
Gambar 1.1 Perkembangan lagu anak-anak.
Sumber : (Purwanto, 2013, para.1).
Dalam bagan diatas dapat terlihat bahwa, pada tahun 1970 merupakan tahun dimana bermunculan lagu anak-anak, tetapi lambat tahun sejak tahun 1980 lagu anak-anak semakin menurun, lagu anak-anak yang beredar semakin berkurang setelah tahun 1970 saat kemunculan lagu anak-anak. Pada era tahun 1990-an banyak penyanyi cilik dan kelompok penyanyi cilik yang bermunculan.
Pada tahun 1990-an merupakan tahun kelahiran kembali lagu-lagu anak-anak yang sempat menurun di tahun sebelumnya. Tahun gemilang penyanyi cilik dan lagu anak-anak tidak bertahan lama. Pada era 2000-an hingga 2010-an.
Keberadaan lagu anak-anak dan penyanyi cilik semakin menurun.
Mengingat sejarah lagu anak-anak Indonesia dimulai pada tahun 70-an dimana tema lagu yang diusung oleh penyanyi cilik era 70 hingga 90-an mencakup cerita yang sangat dekat dengan dunia anak sehingga muncul beberapa penyanyi cilik Indonesia pada era 70-an yang menyanyikan cerita yang dekat dengan dunia anak. Beberapa judul lagu yang menceritakan kedekatan dengan dunia anak “Helli” (Chicha Koeswoyo), “Mak Inem” (Adi Bing Slamet), dan
“Cinderella Sepatu Kaca” (Ira Maya Sopha). Kemudian berkembang pada tahun 80-90, panggung hiburan Indonesia memiliki penyanyi cilik yang melegenda dengan lagu khas anak-anak yang mendidik. Pada era tersebut, anak-anak mengenal lagu-lagu anak tersebut melalui media televisi dan radio. Salah satunya Susan dan Kak Ria Ernes yang menyanyikan lagu-lagu dengan lirik yang mengajarkan anak-anak untuk memiliki cita-cita. Susan adalah boneka yang disayangi anak-anak pada masanya, terutama anak perempuan. Tingkahnya yang centil dan selalu ingin tahu membuat banyak orang gemas. Setelah bertahun- tahun, Susan tetap dalam wujudnya yang imut bersama Kak Ria Ernes merupakan dua kolaborasi antara boneka dengan manusia yang menjadi idola anak-anak pada jaman itu (Ahira, 2009, para 5). Melalui hasil observasi yang dilakukan peneliti membandingkan saat momen keemasan lagu anak-anak begitu subur di jaman 90- an banyak sekali beredar dan diluncurkan album lagu-lagu anak yang nge-top (Purwanto, 2013, p.1). Penyanyi cilik 1990-an yang terkenal diantaranya Bondan Prakosa dengan albumnya “Lumba-lumba”, Enno Lerian dengan “Malas Bersih- bersih”, Trio Kwek-Kwek dengan “Katanya”, Joshua dengan “Diobok-obok”,
“Kuku-Kuku” oleh Chiquita Meidi) (Farouk, 2013, para.7).
Menurut Julianto ciri-ciri musik anak-anak adalah : Memiliki bentuk lagu anak yang disajikan dalam bahasa sederhana sehingga mudah dipahami dan dihafalkan oleh anak-anak. Tema lagu disesuaikan dengan jiwa anak yang masih polos, isi lagu bersifat mendidik kearah positif, misalnya: cinta orang tua, mengagungkan nama Tuhan, cinta tanah air, tema-tema lagu juga dekat dengan keseharian anak, seperti aktivitas sehari-hari, binatang kesayangan, keluarga, lingkungan dan sebagainya, (Julianto, 2009, para.4).
Gambar 1.2. Potongan gambar dari video klip lirik menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah dipahami dan dihafalkan oleh anak-anak dalam video
klip judul “Suzan punya cita-cita”
Sumber: www.Youtube.com
Gambar 1.3. Potongan gambar dari video klip lagu anak yang mengajarkan pendidikan dalam video klip judul “Katanya-Katanya”
Sumber: www.Youtube.com
Menurut (Chaerunnisa, 2008, para.7) Seharusnya anak-anak menyanyikan lagu sesuai dengan umurnya misalnya untuk anak-anak berusia tiga-lima tahun bisa menyanyikan lagu “Balonku”, “Bintang Kecil” atau “Topi Saya Bundar”.
Salah satu lagu yang berjudul “Bolo-Bolo” yang dinyanyikan oleh Tina Toon yang liriknya sesuai dengan usia anak, atau lagu yang berjudul “Malas bersih- bersih” yang dinyanyikan Enno Lerian yang merupakan lagu dengan isi nasihat yang baik untuk anak (Ahira, 2009, p.8).
Namun pada tahun 2000-an lagu anak-anak seakan-akan lenyap (Purwanto, 2013, para1). Kemudian pada akhir tahun 2011, boy dan girl band anak-anak mulai bermunculan di tanah air semenjak industri musik tanah air diwarnai kemunculan boys dan girls band. Fenomena tersebut rupanya menular pada anak-anak. Pasca tenggelamnya grup vokal cilik berlabel Trio Kwek-kwek di era 90-an, dunia anak-anak seolah-olah kehilangan ‘penyemangat’ dalam soal musik. Dunia mereka sepi dari lagu-lagu yang cocok untuk seusianya. Namun saat aliran K-Pop mewabah dengan maraknya kemunculan boy and girlband, mulai dari Cherrybelle, Princes, Smash, 7 Icons dan sebagainya, kini anak-anak boleh berharap akan mendapatkan hiburan serupa di masanya. Hal ini ditandai dengan bangkitnya grup vokalis cilik penerus kelompok Trio Kwek-kwek. Setidaknya, saat ini kita melihat boyband dan girlband cilik lalu lalang menghiasi acara musik televisi. Sebut saja Coboy Junior, Lollipop, Superseven dan Swittin. Group vocal anak-anak yang mengusung tema boyband dan girlband (Sucipto, 2013, para.3).
Semenjak kemunculan boyband and girlband dewasa, rupanya para anak- anak juga tidak mau kalah dengan tren musik yang yang mengusung tren boys dan girlsband. Anak-anak membentuk boy and girlband tersebut seperti Coboy Junior, Lollipop, Superseven dan Swittin. Bahkan pada era ini kita sulit menemukan penyanyi solo cilik yang di sukai oleh anak-anak seusianya. Justru malah lebih banyak anak-anak seusianya mengandrungi boy and girl band cilik tersebut (Sucipto, 2013, para.6).
Gambar 1.4. Potongan gambar dari video klip lagu anak dengan dandanan yang dewasa dalam video klip judul lagu “Kamu”
Sumber: www.Youtube.com
Melalui tampilan diatas terlihat bahwa penampilan mereka seperti orang dewasa. Salah satu prilaku antisosial dalam lingkungan anak-anak, terdapat video klip lagu anak-anak dimana memperlihatkan anak-anak menggunakan senjata, berperang, atau melukai orang lain.
Gambar 1.5 Potongan gambar dari video klip lagu anak menggunakan senjata dalam video klip judul lagu “ASBOYS”
Sumber: www.Youtube.com
Fenomena tersebut ternyata mendapat perhatian lebih yang diberikan kepada generasi muda khususnya anak-anak mengenai perkembangan musik anak pada era sekarang. Salah satunya adalah musisi sekaligus komposer Purwacaraka mengaku prihatin dengan perkembangan musik dan lagu anak-anak saat ini.
Beliau menilai permasalahan terbesar terhadap lagu anak saat ini adalah terletak pada lirik dan jenis musik yang ditampilkan. Tidak sepadannya antara lirik dan musik dengan usia anak, sehingga terkadang lagu yang dibawakan terkesan lebih dewasa dibanding usia anak tersebut. Seharusnya lagu-lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak memiliki konten lirik yang mencirikan kehidupan usia anak (Kurniawan, 2013, para.2). Bens Leo selaku pengamat musik tanah air, mengungkapkan pentingnya lagu anak-anak yang bersifat edukatif sebagai salah satu upaya pembelajaran sekaligus pembangunan karakter bangsa (Astuti, Afrisia, 2012, para.3). Sherina berpendapat bahwa lagu-lagu orang dewasa tidak sepantasnya dinyanyikan oleh anak-anak kecil yang belum mengerti arti lirik yang terkandung di dalamnya. (Abdulah,2013,p.2).
Faktor lain yang mendukung kurangnya lagu-lagu anak pada masa ini menurut Purwacaraka selaku musisi adalah minimnya perusahaan rekaman memproduksi lagu anak-anak. faktor ini juga turut berpengaruh dalam perkembangan lagu anak-anak di Indonesia (Kurniawan, 2013, para.3). Kutipan dari Purwacaraka diatas juga diperkuat oleh tanggapan dari para ibu yang memiliki anak balita dan batita mengaku kesulitan mencari musik edukasi untuk anak-anak. Pasalnya, di toko-toko kaset maupun CD lebih banyak ditemukan lagu-lagu orang dewasa Kalaupun ada lagu anak hanya terbatas pada karya-karya pencipta yakni ciptaan Papa T Bob dengan penyanyi Trio Kwek-kwek dan penyanyinya yakni Dea Ananda dan Leony sudah beranjak dewasa (Esy, 2013, p.3). Ini menandakan bahwa minimnya perusahaan rekaman yang memproduksi lagu anak-anak.
Pencipta karakter tonil boneka Si Unyil dan pemerhati pendidikan anak, Ir.
Suyadi alias Pak Raden, mengeluhkan sedikitnya minat seniman musik
menciptakan lagu anak yang sekarang justru didominasi lagu orang dewasa yang dinyanyikan anak-anak, tidak berpendidikan, tidak bermoral sehingga dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka (RH, 2012, para.8).
Penting bagi kita untuk melihat apakah pesan moral yang terdapat dalam video klip anak-anak karena dalam sebuah lagu anak-anak terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh produser lagu tersebut (Indarini, 2011, para.1). Sejatinya lagu anak-anak mengandung lirik lagu yang berisi pesan moral dan bersifat mendidik (Ahira, 2006, para2). Tidak menutup kemungkinan dalam video anak- anak terdapat konstruksi pesan moral prososial dan antisosial apa lagi video klip ini di tujukan bagi anak-anak.
Rupanya sulit untuk memisahkan musik dari televisi. Walaupun televisi tidak hanya menayangkan musik, tetapi sebagian besar anak-anak menonton musik dan filmnya. Persoalan anak-anak yang ditakuti oleh beberapa kalangan karena terlalu sering mendengarkan musik yang tidak sesuai dengan usianya, anak akan mencitrakan diri seperti tokoh dalam video klip tersebut (Kuswandi, 1996, p.63).
Salah satu pesan yang ingin disampaikan adalah menampilkan pesan moral prososial dan antisosial. Namun, kita tidak mengetahui pesan prososial atau antisosial yang muncul itu seperti apa. Maka dibutuhkan sebuah penelitian pesan moral prososial dan antisosial. Video klip anak-anak ini tentu saja tidak luput dari adegan dan pesan prososial dan antisosial yang dapat mencemaskan orang tua.
Hal tersebut dicemaskan karena anak-anak belum mengetahui hal mana yang baik dan buruk. Sehingga dapat membuat anak-anak menyimpan semua pesan moral yang ia tonton dalam video klip anak-anak tersebut. Mengingat bahwa video klip adalah alat komunikasi massa modern yang merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan moral pada anak (Gunarsa, 2003, p.40). Perlu diperhatikan pada usia anak-anak tersebut merupakan usia yang kritis dalam pembentukan sikap moral (Durkheim, 1990, p.11). Maka perlu diketahui pesan moral prososial dan antisosial apa yang ada di dalam video klip tersebut.
Di Indonesia juga ada penelitian mengenai lagu pada penelitian Sumampouw (2009) menyimpulkan bahwa perempuan sebagai subyek sekaligus obyek yang dapat membangun sendiri situasi yang dikehendakinya untuk
mendapatkan reaksi dari laki-laki, karena secara normatife laki-laki masih dikonstruksikan sebagai pihak yang seharusnya aktif. Perempuan dapat bertindak sebagai obyek, namun ketika wanita tersakiti, ia akan berubah menjadi subyek untuk membalikkan keadaan. Sedangkan laki-laki dikonstruksi sebagai subyek yang aktif, namun pada akhirnya juga digambarkan tidak berdaya. Penelitian Kristanti (2011) menyimpulkan bahwa video klip lagu “Garuda Di Dadaku”
mengambarkan nasionalisme Indonesia dengan unsure semangat dan unsur pembentukan nasionalisme tidak mengenal faktor usia. Dari beberapa peneletian di atatas subyek penelitian tidak berfokus pada lagu anak-anak Indonesaia dan obyek penelitiannya tidak mengenai pesan moral prososial dan antisosial.
Video klip yang dipilih adalah video klip milik anak-anak Indonesia sejak tahun 1990 dimana pada tahun itu adalah masa dimana banyak artis cilik dan kelompok yang bermunculan. Hingga video klip anak-anak tahun 2013 dimana pada tahun tersebut mulai bermunculan penyanyi cilik dengan mengusung konsep boy dan girlband yang dipengaruhi oleh munculnya boy dan girlband dewasa sejak akhir 2011 hingga 2013. Penyanyi cilik dengan mengusung boy band dan girlband tergolong baru dan sedang merajalela sejak akhir tahun 2011 hingga 2013. Video klip lagu anak-anak Indonesia yang akan peneliti teliti adalah video klip lagu anak-anak yang berada di youtube. Peneliti mengambil video klip lagu yang berada di youtube dikarenakan, peneliti mencari media yang dapat menampilkan video klip lagu anak-anak tahun 1990-2013. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari media yang dapat membantu menemukan video klip lagu anak-anak. Selama pencarian media, peneliti juga menemukan media-media lain yang dapat digunakan untuk mendistribusikan lagu anak-anak tersebut seperti kaset, cd lagu. Tetapi dalam penelitian yang peneliti lakukan peneliti tidak dapat menggunakan kaset dan cd yang hanya menampilkan audio saja dikarenakan peneliti ingin meneliti pesan moral prososial dan antisosial baik melalui segi pesan verbal dan nonverbal. Dalam usaha pencarian media youtube merupakan media yang paling lengkap yang dapat menampilkan video klip dari tahun 1990- 2013. Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti audio dan visual terdapat pada media youtube dan melalui youtube juga dapat mewakili lagu-lagu yang berada pada kaset dan cd. Sehingga youtube merupakan salah satu
media yang komplit yang dapat menampilkan video klip lagu anak-anak Indonesia tahu 1990-2013.
Penyanyi anak-anak yang digunakan dalam penelitian ini, adalah penyanyi artis cilik nasional. Lagu-lagu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lagu-lagu yang ditujukan oleh masyarakat umum bukan mewakili golongan tertentu. Lagu-lagu yang dipilih dalam penelitian ini adalah lagu-lagu yang populer pada jaman itu. Lagu-lagu tersebut sifatnya dapat diterima semua orang dengan lagu yang berbahasa Indonesia dan memiliki nilai-nilai lagu yang diterima secara umum. Lagu-lagu populer dan mengandung nilai-nilai yang diterima secara umum ini berarti tidak memihak komunitas tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan unit analisis jenis unit sintaksis yang unit bahasanya berupa potongan adegan (scene) dalam video klip lagu anak-anak Indonesia tahun 1990-2013. Alasan pemilihan keseluruhan tahun 1990 hingga 2013 karena populasi yang lebih luas akan menambah keobjektifan dan kredibilitas untuk digeneralisasikan dalam penelitian kuantitatif ini.
Terdapat tiga jenis pertanyaan dalam penelitian analisis isi yakni, distribusi pesan, struktur interaktif, struktur sekuensi. Berdasarkan penjelasan diatas yang telah peneliti paparkan, peneliti tertarik untuk melihat distribusi pesan moral prososial dan anti sosial dalam video klip tahun 1990 hingga 2013. Peneliti memilih distribusi pesan sebagai penelitian karena pesan ini berfungsi untuk menghitung frekuensi kategori pesan didalam penelitian (Baxter dan Babie, 2003, p.234).
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang akan dijawab adalah “Apa distribusi pesan moral prososial dan antisosial yang ada dalam video klip lagu anak-anak Indonesia tahun 1990-2013?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi tentang pesan moral prososial dan antisosial yang terdapat pada video klip lagu anak-anak Indonesia tahun 1990-2013, hingga kemudian akan bermanfaat bagi pencipta lagu dan penikmat video klip, untuk melihat perkembangan pesan moral prososial dan
antisosial apa saja yang ditampilkan oleh video klip lagu anak-anak Indonesia dari tahun 1990-2013.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis
• Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pesan moral prososial dan antisosial yang ada dalam video klip anak-anak Indonesia pada tahun 1990-2013 dengan menggunakan metode analisis isi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi mengenai pesan moral prososial dan antisosial dalam video klip anak-anak serta sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik serupa.
• Penelitian ini juga bisa mengisi pengetahuan mengenai video klip anak- anak Indonesia sebagai media komunikasi massa dilihat dari pesan moral prososial dan antisosial.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1. Bagi pencipta video klip:
• Diharapkan dengan adanya penelitian ini, pencipta video klip khususnya video klip anak-anak Indonesia mengetahui pesan prososial dan antisosial mana yang lebih banyak atau lebih sedikit yang ditunjukkan, serta mengetahui pesan apa yang tersampaikan oleh video klip tersebut hingga akhirnya dapat memutuskan akan menciptakan video klip dengan pesan moral prososial dan anti sosial yang mana dan menyampaikan pesan apa. Serta membuat pertimbangan kepada pencipta musik untuk menciptakan musik, lirik dan video klip anak-anak yang sesuai dengan usia anak.
Melihat dimana konsumen dari video anak-anak adalah anak-anak yang sangat mudah menerima apa saja yang ia lihat dan dapat berpengaruh terhadap tingkah laku keseharian anak tersebut.
1.4.2.2. Bagi orang tua:
• Diharapkan dengan adanya penelitian ini, orang tua lebih selektif lagi untuk memilihkan buah hatinya musik-musik yang sesuai
dengan usianya dan memilih lagu-lagu yang menggandung moral yang prososial, mendidik dan besifat positif.
• Memberi gambaran kepada orang tua mengenai pesan-pesan moral prososial dan anti sosial yang tergantung dalam video klip lagu anak-anak.
1.5. Batasan Masalah
Video klip yang diteliti, dibatasi hanya pada video klip milik penyanyi anak-anak Indonesia yang dipublikasikan mulai tahun 1990 hingga 2013 dan terdapat di Youtube. Peneliti mengambil video klip lagu yang berada di youtube dikarenakan, peneliti mencari media yang dapat menampilkan video klip lagu anak-anak tahun 1990-2013. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari media yang dapat membantu menemukan video klip lagu anak-anak. Selama pencarian media, peneliti juga menemukan media-media lain yang dapat digunakan untuk mendistribusikan lagu anak-anak tersebut seperti kaset, cd lagu. Tetapi dalam penelitian yang peneliti lakukan peneliti tidak dapat menggunakan kaset dan cd yang hanya menampilkan audio saja dikarenakan peneliti ingin meneliti pesan moral prososial dan antisosial baik melalui segi pesan verbal dan nonverbal.
Dalam usaha pencarian media youtube merupakan media yang paling lengkap yang dapat menampilkan video klip dari tahun 1990-2013. Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti audio dan visual terdapat pada media youtube dan melalui youtube juga dapat mewakili lagu-lagu yang berada pada kaset dan cd. Sehingga youtube merupakan salah satu media yang komplit yang dapat menampilkan video klip lagu anak-anak Indonesia tahu 1990-2013.
Penyanyi anak-anak yang digunakan dalam penelitian ini, adalah penyanyi artis cilik nasional. Lagu-lagu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lagu-lagu yang ditujukan oleh masyarakat umum bukan mewakili golongan tertentu. Lagu-lagu yang dipilih dalam penelitian ini adalah lagu-lagu yang populer pada jaman itu. Lagu-lagu tersebut sifatnya dapat diterima semua orang dengan lagu yang berbahasa Indonesia dan memiliki nilai-nilai lagu yang diterima secara umum. Lagu-lagu populer dan mengandung nilai-nilai yang diterima secara umum ini berarti tidak memihak komunitas tertentu.
Alasan pemilihan tahun 1990 hingga 2013 karena pada tahun 1990 masa keemasan para penyanyi cilik dan kelompok bermunculan untuk menunjukkan karir mereka sebagai bintang cilik. Hingga 2013 dimana pada akhir 2011 mulai bermunculan boyband dan girlband yang mengakibatkan banyak pula artis cilik yang bermunculan mengusung tema boyband dan girlband anak. selain itu juga alasan pemilihan keseluruhan tahun 2010 hingga 2013 karena populasi yang lebih luas akan menambah keobjektifan dan kredibilitas untuk digeneralisasikan dalam penelitian kuantitatif ini.
1.6. Sistematika Penulisan
Proposal ini terbagi atas 3 bagian besar yaitu:
Bab 1. Pendahuluan
Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian Segala sesuatu yang terdapat dalam bab satu ini untuk menjelasakan alasan maupun tujuan dan fenomena yang diangkat peneliti dalam penelitian ini
Bab 2. Landasan Teori
Bagian ini terdiri dari dasar-dasar teori yang digunakan sebagai acuan dalam membahas permasalahan yang tengah diteliti. Nisbah antar konsep dan kerangka pemikiran
Bab 3. Metode Penelitian
Bagian ini terdiri dari definisi konseptual, definisi operasional, jenis penelitian, metode penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampling, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta uji reliabilitas dan uji validitas yang akan digunakan dalam penelitian “Pesan Moral Prososial dan AntiSosial dalam Video Klip Lagu Anak-Anak Indonesia tahun 1990-2013”.
Bab 4. Analisis Data
Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian yaitu video klip lagu ank- anak Indonesia tahun 1990-2013, temuan data, analisis data serta interpretasi data.
Bab 5.Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.