Proceedings
Volume 1, Nomor 1 Desember 2021
379
Teknik Evaluasi Tes dalam Menilai Hafalan Al-Qur’an
1Ninin Marnia, 2Normuslim, 3Ahmadi IAIN Palangka Raya, [email protected]
IAIN Palangka Raya, [email protected] IAIN Palangka Raya, [email protected]
ABSTRACT
The word of God in the holy book of the Qur'an cannot be changed by anyone until the last day. To learn and memorize the Qur'an, one must know the competence and development of students in memorizing the Qur'an, must have knowledge of techniques in evaluating learning.
This study aims to understand 1) the meaning of test evaluation 2) the types of test evaluations in Tahfizdh Al-Qur'an 3) The function of test evaluation in learning to memorize the Qur'an.
The method used in this study uses a literature review and refers to various references relevant to test evaluation research in learning to memorize the Qur'an. The results of this study are that: 1) test evaluation is a method used by educators in providing assessments to students 2) types of test evaluations that can be applied in learning to memorize the Qur'an by using oral tests (directly) and written tests 3) the function of the evaluation of the test is as a measuring tool for student learning outcomes and to determine student achievement of memorization.
Keywords: Technique, Test Evaluation, Memorizing the Qur'an
ABSTRAK
Firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an tidak bisa dirubah oleh siapapun hingga hari akhir nanti. Untuk mempelajari dan menghafal Al-Qur’an seorang harus mengetahui kompetensi serta perkembangan siswa dalam menghafal A-Qur’an, harus memiliki pengetahuan tentang teknik-teknik dalam evaluasi pembelajarannya. Kajian ini bertujuan untuk memahami tentang 1) Pengertian evaluasi tes 2) jenis-jenis evaluasi tes dalam Tahfizdh Al- Qur’an 3) Fungsi dari evaluasi tes dalam pembelajaran menghafal Al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kajian kepustakaan dan merujuk ke berbagai referensi yang relevan dengan penelitian evaluasi tes dalam pembelajaran menghafal A- Qur’an. Hasil dari penelitian ini bahwa: 1) evaluasi tes merupakan cara yang digunakan pendidik dalam memberikan penilaian kepada peserta didik 2) jenis evaluasi tes yang bisa diterapkan dalam pembelajaran menghafal Al-Qur’an dengan menggunakan tes lisan (secara langsung) dan tes tertulis 3) fungsi dari evaluasi tes adalah sebagai alat pengukur hasil pembelajaran siswa serta mengetahui pencapaian siswa terhadap hafalannya.
Kata Kunci: Teknik, Evaluasi Tes, Menghafal Al-Qur’an
380 PENDAHULUAN
Pembelajaran terjadi karena adanya proses transfer ilmu pengetahuan antara guru dan murid serta adanya interaksi antara peserta didik pada lingkungan sumber belajarnya. Dalam proses pembelajaran seorang pendidik selalu melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi yang telah disampaikan sebelumnya. Penilaian ini dilakukan oleh guru, pihak sekolah, dan bagian kurikulum baik oleh pihak-pihak sekolah seperti kepala sekolah, bagian kurikulum, dan seorang pendidik. Dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja guru dan hasil yang diperoleh siswa.
Belajar adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk meningkatkan wawasan dan menambah pengetahuannya. Belajar bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, serta bisa terjadi karena adanya suatu interaksi antara seorang pengajar kepada muridnya, interaksi antara peserta didik terhadap lingkungannya, dan antara seseorang dengan orang lainnya. Yang menjadi indikator bahwa seorang itu dapat dikatakan belajar adalah terjadinya perubahan pola tingkah laku, cara pikir, pandangan, perubahan dalam tingkat pengetahuan keterampilan, maupun dalam sikapnya (Hasan Baharun, 2016).
Demikian pula pada pembelajara, seorang guru bertugas sebagai pendidik, pengajar tetapi juga seorang guru sebagai evaluator yang baik terhadap siswanya. Hal ini dimaksudkan agar mengetahui tingkat pencapaian siswa, apakah siswa sudah dapat mencapai tujuan pembelajaran dan apakah masih belum, serta materi yang disampaikan guru sudah tepat. Dari pertanyaan itu dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya (Hasan Baharun, 2016).
Evaluasi dalam penilaian berfungsi sebagai penilai yang dilakukan terhadap pencapaian hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pencapaian peserta didik dari materi pelajaran yang disampaikan. Seorang pendidik juga seharusnya mengikuti dan memperhatikan selalu proses serta hasil belajar siswa, dengan harapan dapat mengetahui perkembangan hasil belajar terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan oleh pendidik terhadap peserta didik. (Hasan Baharun, 2016).
381 Untuk melakukan evaluasi pembelajaran pada hasil siswa dalam menghafal Al- Qur‟an, seorang pengajar bisa menggunakan secara lisan dan tes secara tertulis. Untuk mengkaji lebih lanjut, dalam penelitian ini menggunakan metode kajian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan berbagai sumber seperti buku, jurnal dan seferensi lainnya yang terkait dengan pembahasan penelitian. Kajian kepustakaan maksudnya mengunpulkan berbagai referensi seperti buku-buku, arsip-arsip, jurnal, dokumen dan berbagai referensi penting lainnya yang terkait dengan tema atau bahasan yang sedang dilakukan analisis untuk mendapatkan kesimpulan yang relevan (M. Sidi Ritaudin:
2015). Adapun teknik kajian analisis dalam pembahasan ini menggunakan analisis konten atau isi dengan mengumpulkan berbagai bahan serta sumber yang diperlukan kemudian dilakukan pengelompokan, ditelaah, diberikan komentar dan kemudian disimpukan sebagai hasil analisis.
PEMBAHASAN
Istilah test adalah salah satu cara atau media yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa maupun hafalan siswa. Sedangkan testing adalah penilaian atau pengukuran yang yang dilakukan saat pristiwa sedang berlangsungnya penilaian. Sedangkan tester maksudnya adalah orang yang sedang atau akan melaksanakan evaluasi.
Tes adalah suatu alat yang digunakan serta prosesur dalam bentuk tugas yang harus dilakukan, tes dalam hal ini juga berupa pertanyaan-pertanyaan, serta soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik. Adapun pelaksanaan tes ini bisa secara lisan maupun secara tertulis. Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan, keahlian, pemahaman, serta pengetahuan (Mulyadi: 2010). Jadi, tes adalah suatu alat pengukur, cara, dan metode yang dilakukan guru dalam mengevaluasi atau mengukur dari tingkat pencapaian dan hasil belajar siswa.
Fungsi secara umun dapat terbagi dua yaitu Pertama, sebagai bahan yang untuk mengetahui tingkat pemahaman dan pencapaian siswa. Dalam hal menghafal Al-Qur‟an tes bertujuan untuk mengukur tingkat kemajuan hafalan, dan kemajuan perkembangan hafalan. Kedua, Tes juga berfungsi sebagai bahan yang digunakan untuk mengetahui pemahaman dan pencapaian siswa terhadap materi, program-program yang telah direncanakan dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an. Dengan menggunakan tes,
382 maka akan mempermudah guru untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap program pengajaran hafalan Al-Qur‟an yang disampaikan dan untuk mengetahui seberapa jauh materi yang diajarkan tersebut bisa ditangkap dan telah dapat dicapai oleh siswa (Anas Sudijono:2007). Teknis Tes terbagi menjadi beberapa yaitu:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang diberikan kepada siswa dengan cara pertanyaannya sudah tertulis dalam kertas, dan menuntut peserta didik dalam memberikan jawaban soal bentuk tertulis. Adapun jenis tes tertulis ada dua bentuk yaitu tes tes dalam bentuk uraian dan tes dalam bentuk objektif atau disebut dengan pilihan ganda, yang mana pilihan jawabannya sudah ditentukan.
Tes tertulis ini hanya bisa digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa, dan tidak dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil psikomotorik siswa, karena sifatnya tes ini hanya tertulis dan lebih mengarah kepada pengetahuan siswa saja. Akan tetapi tes tertulis ini dpat mengevaluasi prinsip yang terkait keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Tes tertulis ini terbagi lagi menjadi beberapa diantaranya :
a. Tes Subjektif
Tes subjektif ini biasanya berbentuk soal-soal uraian (esai) yang mana siswa untuk menjawabnya bisa menuliskan dan mengurikan pengetahuannya.
Selain itu maksudnya tes esai ini adalah sejenis tes untuk kemajuan belajar siswa yang memerlukan jawaban yang bersifat uraian atau penjabaran kata-kata.
Adapun ciri-ciri pertanyaan yang termasuk tes subjektif yaitu bisa diawali dengan pernyataan sperti uraikan, jelskanlah, bagaimana, mengapa, apa, siapa, kapan, mengapa,simpulkan, bandingkan, dan lain sebgaainya
Adapun jumlah soal yang ada pada tes ini berkisaran antara 5 sampai 10 soal dengan waktu yang telah ditentukan antara 90-120 menit. Pada Soal ini dimaksudkan dapat menuntut peserta didik untuk dapat mengelompokkan, menjabarkan, mengaitkan, menghubungkan dengan pengertian-pengertian yang dimilikinya. Namun tujuan mendasar dari tes ini yaitu agar peserta didik bisa mengingat dan mengulang kembali segala jenis pengetahuan yang telah didapat serta agar peserta didik menjadi lebih kreatif.
383 Berdasarkan tingkat kebebasan tigkat peserta tes untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : tes uraian bebas dan tes uraian terbuka. Tes pada uraian terbatas adalah bentuk tes yang memberikan suatu kebebasan kepada peserta didik dalam mengeluarkan dan mengeksplor pikirannya, untuk dapat menjawab soal pada tes tersebut. Jawaban yang diberikan peserta didik ini bersifat terbuka, bebas, fleksibel dna tidak terstruktur. Maksudnya, siswa bebas menjawab pertanyaan tes itu sesuai dengan pengetahuannya terhadap soal tes yang diberikan. Contoh: sebutkan 1 ayat terdapat pada Q.S Al-Baqarah.
Hal ini, peserta tes diberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan menurut masing-masing ayat yang telah dihafalkannya. Jawaban yang diberikan oleh peserta tes disini sesuai dengan kemampuan mengingat masing- masing. Oleh karena itu kemampuan seseorang dalam mengolah hafalan dan pikirannya dalam bentuk tulisan menjadi lebih besar sekali kontribusinya dalam menjawab soal. Pada soal seperti ini dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam menghafal Al-Qur‟an pada tingkat pengaplikasian, menganalisis. Mengevaluasi dan kreativitas siswa.
b. Tes Uraian Terbatas (restricted response test)
Tes ini maksudnya adalah tes yang memberikan batasan-batasan kepada peserta didik dalam menjawab soal yang telah diberikan. Adapun batasan tersebut yaitu pada isi, format dan jawaban yang diberikan. Walaupun masing-masing dari peserta didik memberikan jawaban yang beragam sesuai pendapatnya masing- masing namun tetaph harus ada hal pokok yang diikuti dalam sistematika jabawan dan tetap harus sesuai pada batasan-batasannya.
Adapun jenis tes uraian terbatas memiliki ragam tes melengkapi dan tes jawaban singkat yaitu:
1) Tipe melangkapi jawaban
2) Menjawab dengan singkat adalah pada soal ini siswa langsung menjawab soal tersebut dengan menggunakan satu kata, angka, frase atau formula saja.
384 c. Tes objektif
Tes ini maksudnya adalah tes yang jawabannya telah disediakan oleh guru dan siswa biasa langsung memilih jawaban yang telah disediakan tersebut dengan benar sesuai dengan pengetahuannya dan materi yang telah disampaikan sebelumnya. Tes ini juga bisa disebut dnegan tes benar salah yaitu karena apabila siswa menjawabnya benar maka akan mendapatkan skor 1 dan jika menjawab salah maka akan mendapat skor nol. Tes ini bersifat objektif karena jawabannya sudah pasti dan sudah memiliki kunci jawaban. Adapun jenis tes objektif yaitu:
1) Tipe tes benar salah (True-false test)
Tes ini maksudnya adalah tes yang didalamnya terdapat pertanyaan dan disertai dengan jawabab benar dan juga terdapat jawaban yang salah.
2) Tipe soal menjodohkan (matching)
Tipe soal menjodohkan yaitu memberikan jawaban dan memilih jawaban yang ssesuai dengan pertanyaan yang ada. Soal bentuk menjodohkan ini biasanya bisa menggunakan tarik garis antara soal dan jawaban dan bisa juga langsung meletakkan abjad di soalnya secara langsung.
2. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik dengan cara berhadapan secara langsung, yaitu peserta didik akan memberikan jawabannya dengan menggunakan kalimatnya sendiri dan sesuai dengan pengetahuan, dan tingkat hafalannya yang sesuai dengan pernyataan dan perintah yang diberikan. Dengan menggunakan tes lisan ini akan lenih efektif apalagi dalam hal mengukur tigkat hafalan siswa dalam Al-Qur‟an, karena tes ini dilakukan secara langsung tatap muka antara guru dengan peserta didiknya. Dan dlaam hal menguji hafalan siswa guru akan lebih mengetahui tingkat hafalan siswa secara langsung.
Namun jika dilihat dari segi kegunaannya untuk mengukur siswa maka terdapat tiga jenis tes, yaitu sebagai berikut:
1. Tes diagnostik
Yaitu tes yang digunakan guru untuk mengetahui kelemahan siswa dalam pembelajaran kemudian guru dapat memberikan perlakuan yang sesuai. Tes ini dilakukan untuk mengukur pengetahuan dasar siswa sebelum pemberian tes ke hal
385 yang lebih lanjut. Tes ini bertujuan untuk penempatan siswa terhadap hal yang sesuai dengan bahat dan pengetahuan yang telah diminatinya.
2. Tes Formatif
Tes formatif ini dilaksanakannya pada akhir pembelajaran di kelas atau bisa disebut dengan post-test, tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru pada pembahasan materi yang baru saja disampaikan oleh guru.
3. Tes Sumatif
Tes sumatif atau disebut dengan evaluasi sumatif adalah tes dilakukannya pada saat berakhirnya seluruh materi pelajaran yang dilaksanakan pada akhir semester atau disebut dengan ulangan umum.
Pembelajaran Menghafal Al-Qur’an
Pembelajaran adalah sebuah inti dalam dunia pendidikan. Yang mana dalam pembelajaran ini terjadi sebuah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan komponennya untuk mencapai tujuan. Adapun komponen dalam pembelajaran yaitu pendidik, peserta didik, materi pembelajaran dan media yang digunakan. Interaksi antara komponen ini melibatkan berbagai hala seperti sarana dan prasarana seperti metode pembelajaran, media yang digunakan, pengelolaan lingkungan belajar sehingga untuk terciptanya suatu proses pembelajaran dan memungkinkan untuk tercapainya tujuan yang telah direncanakan (Heri Gunawan: 2013). Pembelajaran yaitu upaya yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan berbagai media metode dan strategi serta pendekatan untuk mencapai sebuat tujuan yang telah direncanakan. (Abdul Majid:2013).
Pendapat lain juga mengatakan bahwa pembelajaran adalah sebuah sistem yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan anatara yang satu dengan lainnya. Adapun komponen dalam pembelajaran tersebut yaitu seperti media, metode, strategi tujuan, materi dan evaluasi. Dalam hal komponen tersebut guru harus memperhatikan hal-hal yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
386 Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses interaksi yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik dengan melalui berbagai upaya, stategi dan metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (Masitoh dan laksmi Dewi :2009).
Kata Tahfidz bersal dari haffaza yahfadzu berarti menghafal. Sedangkan Hafidz adalah memelihara dan mengawasi. Kata Hafidz mengandung arti penekanan, pengulangan, pemeliharaan, dan kesempurnaan . hafidz juga bermakna mengawasi, sebagaimana Allah memberikan tugas kepada malaikat Raqib dan Atid untuk mencatat amal kebaikan dan keburukan manusia dan diakhirat kelak Allah akan menyampaikannya kepada manusia (M. Quraisy Syihab:2006).
Al-Qur‟an adalah kalamullah yang kekal sampai akhir zaman nanti, dan harus dijaga kemurniannya dengan cara menghafalnya (Tahfidz). Tahfidz Al-Qur‟an adalah proses yang dilakukan seseorang untuk menjaga Al-Qur‟an dengan ingatan sehingga dapat diucapkan denga diluar kepala secara benar dan tanpa harus mengingat-ngingat dan membuka mushaf lagi dengan cara tertentu dan terus menerus.
Orang yang menghafal Al-Qur‟an disebut sebagai Al-Hafiz, yang artinya bahwa seseorang yang menghafalkan Al-Qur‟an dan mampu mengucapkannya tanpa harus membuka Al-Qur‟an, arti lain Al-Hafiz adalah seorang yang mampu menghafalkannya kemudian mampu mengucapkannya secara fasih sesuai dengan kaidah-kaidha tajwid dan terus menjaga hafalannya. (Nurul Hidayah: 2016).
Jadi, dapat disimpulkan pembelajaran menghafal Al-Qur‟an adalah suatu pembelajaran atau suatu proses transfer ilmu pengetahuan antara guru dengan murid dalam hal menghafal, memelihara, dan menjaga kemurnian kitab suci Al-Qur‟an yang telah Allah turunkan (Abu Maskur: 2018).
KESIMPULAN
Teknik tes merupakan suatu alat atau cara yang dilakukan seorang guru dalam mengukur dan mengevaluasi tingkat pengetahuan dan pencapaian siswa terhadap materi yang telah diikuti pada proses pembelajaran. Tes berfungsi untuk mengetahui pengetahuan, pemahaman dan pencapaian siswa terhadap materi yang telah diikuti pada proses pembelajaran. Tes berfungsi sebagai alat untuk mengetahui tingkat hafalan dan tes dalam hal ini berfungsi untuk mengukur tingkat perkembangan dan keberhasilan
387 siswa dalam program pengajaran dan hafalan yang telah ditempuh dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, maka melalui tes tersebut dapat diketahui pencapaian siswa sudah seberapa jauh tingkat hafalan dan pencapaian yang bisa didapat oleh siswa dalam menghafal Al-Qur‟an. Jenis tes yang bisa digunakan dalam evaluasi menghafal Al- Qur‟an ada dua jenis yaitu tes tertulis dan tes tidka tertulis (lisan). Tes ini dapat dilakukan guru agar mengetahui hafalan yang telah siswa perorel selama pembelajaran.
Pembelajaran dalam menghafal (Tahfidz) Al-Qur‟an adalah adanya suatu proses hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik untuk mengetahui, menjaga kemurnian Al-Qur‟an yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad untuk dijaga dan dipelihara supaya tidak terjadinya perubahan dan menjaga sebagian ataupun dari keseluruhannya. Adapun dalam hal pembelajaran harus benar-benar memperhatikan dan membuat tujuan pembelajaran yang jelas agar dapat mencapai hasil yang diinginkan.
REFERENSI
Baharun, Hasan. „Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan Melalui Model ASSURE’, Cendekia: Journal of Education and Society, 14.2
(2016), 231–46 < https://doi.org/10.21154/cendekia.v 14i2.610>.
Dewi, Masitoh dan laksmi . Strategi Pembelajaran, 2009, Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Islam.
Gunawan, Heri. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agappma Islam, (Alfabeta:
Bandung, 2013).
Hidayah, Nurul. Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Di Lembaga Pendidikan, A‟ALLUM,Vol. 04, No. 01, Juni 2016.
Sudijono, Anas .“Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2007)
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. (Bandung : PT. Rosdakarya Offset, 2013).
Maskur, Abu. Pembelajaran Tahfidz Alquran pada Anak Usia Dini, IQ (Ilmu Al- qur‟an): Jurnal Pendidikan Islam Volume 1 No. 02 2018.
388 Mulyadi, Mulyadi “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan
di Sekolah” , (Malang:UIN-Maliki Press, 2010).
Syihab, M. Quraisy. Menyingkap Tabir Ilahi Al-Asma Al-Husna dalam Perspektof Al- Qur’an, (Jakarta : Lentera Hati, 2006).