7
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Web 2.1.1. Website
1. Web Browser
Menurut Marisa (2017:1) mengemukakan bahwa:
website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk mempublikasikan informasi berupa teks, gambar, dan program multimedia lainya berupa animasi (gambar gerak, tulisan gerak), suara atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat satis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait antara satu halaman dengan halaman yang lainnya yang sering disebut hyperlink.
Dalam pengertian yang lain bahwa website adalah kumpulan dari halaman- halaman situs yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada didalam World Wide Web (WWW) di internet. Sebuah web page adalah web yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hamper selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.
2. Web Server
Menurut Marisa (2017:142) mengemukakan bahwa:
Web server merupakan software dalam server yang berfungsi untuk menerima permintaan berupa halaman web melalui HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan web browser, dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML.
Beberapa web server yang digunaan di internet antara lain:
a. Apache Web Server
b. Internet Information Server c. Xitami Web Server
d. Sun Java System Web Server 3. Internet
Menurut Rusman (2017:235) memberikan pengertian bahwa “Internet atau International Networking didefinisikan dua komputer atau lebih yang memiliki konektivitas membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan computer di dunia secara global (internasional), yang saling berinteraksi dan bertukar informasi”.
2.1.2. Bahasa Pemrograman 1. JavaScript
Menurut Marisa (2017:42) mengemukakan bahwa:
Javascript adalah bahasa yang berbentuk kumpulan skrip yang pada fungsinya berjalan pada suatu dokumen HTML, sepanjang sejarah internet bahasa ini adalah bahasa skrip pertama untuk web. Bahasa ini adalah bahasa pemrograman untuk memberikan kemampuan tambahan terhadap bahasa HTML dengan mengijinkan pengeksekusian perintah-perintah disisi user, yang artinya di sisi browser bukan di sisi server web.
Javascript diperkenalkan pertama kali oleh Netscape pada tahun 1995.
Pada awalnya bahasa ini dinamaka “LiveScript” yang berfungsi sebagai bahasa sederhana untuk browser Netscape Navigator 2. Pada masa itu bahasa ini banyak dikeritik karena kurang aman, pengembangannya yang terkesan buru- buru dan tidak ada pesan kesalahan yang ditampilkan setiap kali kita membuat kesalahan pada saat menyusun suatu program. Kemudian melalui kerja sama antara Netscape dan Sun (pengembang bahasa “java”) pada masa itu, maka
Nestcape memberikan nama “javascript” kepada bahasa tersebut pada tanggal 4 desember 1995.
2. PHP (Hypertext Prosesor)
Menurut A.M. Hirin dan Virgi dalam jurnal Djaelangkara dkk (2015:87) mengemukakan bahawa “Bahasa PHP dapat dikatakan menggambarkan beberapa bahasa pemrograman seperti C, Java, dan Perl serta mudah untuk dipelajari”.
Menurut Marisa (2017:150) memberikan pengertian bahwa “PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language yang artinya sintak-sintak dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa”.
3. HTML (Hypertext Markup Language)
Menurut Pamungkas (2017:1) “HTML merupakan bahasa pemrograman web berupa suatu format data yang digunakan untuk membuat dokumen hypertext yang dapat dibaca, diinterpretasikan dari suatu platform computer ke platform computer lainnya tanpa perlu melakukan suatu perubahan apapun”.
4. JQuery
Menurut Wardana (2016:30) memberikan pengertin bahwa “JQuery adalah sebuah pustaka javascript yang telah didesain untuk memudahka pengguna dalam membuat client side scripting yang handal dan yang paling populer”.
5. CSS (Cascading Style Sheet)
Menurut Marisa (2017:107) memberikan pengertin bahwa “CSS (Cascading Style Sheet) adalah script pemrograman web yang berfungsi untuk mempercantik tampilan web”.
Cascading Style Sheet merupakan feature yang sangat penting dalam membuat dynamic HTML. Meskipun bukan suatu keharusan dalam membuat web, akan tetapi penggunaan CSS merupakan tempat dimana kita dapat mengontrol dan mengelola style-style yang ada. CSS mendeskripsikan bagaimana tampilan dokumen HTML di layar dan juga CSS dapat memberikan efek-efek special di web yang akan dibangun.
6. Bootsrap
Menurut Enterprise (2016:1) memberikan pengertian bahwa “Bootsrap adalah framework font-end yang intuitif dan powerful untuk pengembangan aplikasi web yang lebih cepatdan mudah. Bootstrap menggunakan HTML, CSS dan Javascript”.
7. Adobe Dreamweaver CS6
Menurut Mandar (2017:1) menyatakan bahwa “Adobe Dreamweaver CS6 merupakan aplikasi yang berfungsi untuk mendesain web yang dibuat, dikembangkan dan diproduksi oleh Adobe System”.
2.1.3. Basis Data
Menurut Yakub dalam Jurnal Membara dkk (2014:73) mengemukakan bahwa “Basis Data (Database) adalah kumpulan data yang saling berhubungan (punya relasi). Relasi biasanya ditunjukkan dengan kunci (key) dari tiap file yang ada”.
1. MySQL
Menurut Yanto (2016:72) menyatakan bahwa “Mysql merupakan system database yang bersifat open source atau gratis”.
Menurut Kadir dalam Jurnal Susanti (2016:93) mengemukakan bahwa
“MYSQL adalah salah satu jenis database server yang menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya”.
2. XAMPP
Menurut Dadan dan Keredi Developers (2015:28) menyatakan bahwa
“Xampp adalah salah satu aplikasi web server apache yang terintegrasi dengan mysql dan phpmyadmin. Xampp adalah singkatan dari X, Apache Server, MYSQL, PHPmyadmin dan Phyton”.
2.1.4. Model Pengembangan Perangkat Lunak 1. Model air terjun (water fall)
Menurut Yurindra (2017:43-45) mengemukakan bahwa “waterfall merupakan salah satu metode dalam SDLC yang mempunyai ciri khas pengerjaan yaitu setiap fase dalam waterfall harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase selanjutnya”.
Tahap-tahap metode waterfall adalah sebagai berikut:
a. Requirement Analysis
Seluruh kebutuhan software harus bisa didapatkan dalam fase ini, termasuk didalamnya kegunaan software yang diharapkan pengguna dan batasan software. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, survey atau diskusi. Informasi tersebut dianalisis untuk mendapatkan dokumentasi kebutuhan pengguna untuk digunakan pada tahap selanjutnya.
b. System Design
Tahap ini dilakukan sebelum melakukan coding. Tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran apa yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana
tampilannya. Tahap ini membantu dalam menspesifikasikan kebutuhan hardware dan sistem serta mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.
c. Implementation
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman. Pembuatan software dipecah menjadi modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap berikutnya. Selain itu dalam tahap ini juga dilakukan pemeriksaan terhasap modul yang dibuat, apakah sudah memenuhi funsi yang diinginkan atau belum.
d. Integration dan Testing
Ditahap ini dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat dan dilakukan pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah software yang dibuat telah sesuai dengan desainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak.
e. Operation dan Maintenance
Ini merupakan tahap terakhir dalam model waterfall. Software yang sudah jadi dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.
2.2. Teori Pendukung 2.2.1. Struktur Navigasi
Menurut Andre (2014) mengemukakan bahwa “Struktur Navigasi merupakan struktur atau alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda dan dapat membantu mengorganisasikan seluruh elemen pembuatan Website”.
Macam-macam struktur navigasi:
1. Struktur Navigasi Linier
Struktur navigasi linier hanya mempunyai satu rangkaian cerita yang berurut, yang menampilkan satu demi satu tampilan layar secara berurut menurut urutannya. Tampilan yang dapat ditampilkan pada sruktur jenis ini adalah satu halaman sebelumnya atau satu halaman sesudahnya, tidak dapat dua halaman sebelumnya atau dua halaman sesudahnya.
Sumber: Andre (2014)
Gambar II.1.
Struktur Navigasi Linier 2. Struktur Navigasi Hirarki
Struktur navigasi non-linier atau struktur tidak berurut merupakan pengembangan dari struktur navigasi linier. Pada struktur ini diperkenankan membuat navigasi bercabang. Percabangan yang dibuat pada struktur nonlinier ini berbeda dengan percabangan pada struktur hirarki, karena pada percabangan nonlinier ini walaupun terdapat percabangan, tetapi tiap-tiap tampilan mempunyai kedudukan yang sama yaitu tidak ada Master Page dan Slave Page.
Sumber: Andre (2014)
Gambar II.2.
Struktur Navigasi Hirarki 3. Struktur Navigasi Non Linier
Struktur navigasi hirarki biasa disebut struktur bercabang, merupakan suatu struktur yang mengandalkan percabangan untuk menampilkan data berdasarkan kriteria tertentu. Tampilan pada menu pertama akan disebut sebagai Master Page (halaman utama pertama), halaman utama ini mempunyai halaman percabangan yang disebut Slave Page (halaman pendukung). Jika salah satu halaman pendukung dipilih atau diaktifkan, maka tampilan tersebut akan bernama Master Page (halaman utama kedua), dan seterusnya. Pada struktur navigasi ini tidak diperkenankan adanya tampilan secara linier.
Macam-macam Struktur Navigasi pada Website.
Sumber: Andre (2014)
Gambar II.3.
Struktur Navigasi Non Linier 4. Struktur Navigasi Campuran (composite)
Struktur navigasi campuran merupakan gabungan dari ketiga struktur sebelumnya yaitu linier, non-linier dan hirarki. Struktur navigasi ini juga biasa
disebut dengan struktur navigasi bebas. Struktur navigasi ini banyak digunakan dalam pembuatan website karena struktur ini dapat digunakan dalam pembuatan website sehingga dapat memberikan ke-interaksian yang lebih tinggi.
Sumber: Andre (2014)
Gambar II.4
Struktur Navigasi Campuran (Composite)
2.2.2. Enterprise Relationship Diagram 1. ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Rossa dan Salahuddin dalam jurnal Susanti dkk (2017:110) mengemukakan bahwa “ERD merupakan suatu model atau teknik pendekatan yang dapat menyatakan suatu gambaran hubungan entity dalam sebuah sistem , dimana hubungan tersebut dinyatakan dengan one-to-one, one-to-many, many- to-one dan many-to-many.
Menurut Simarmala dan Paryudi dalam jurnal melani dkk (2015:A-80) mengemukakan bahwa “ERD (Entity Relationship Diagram) adalah alat pemodelan data utama dan akan membantu mengorganisasi data dalam suatu proyek kedalam entitas-entitas dan menentukan hubungan antar entitas”.
Menurut Yanto (2016:32) mengemukakan bahwa “ERD adalah suatu diagram untuk menggambarkan desain konseptual dari model konseptual suatu basis data relasional. ERD juga merupakan gambaran yang merelasikan antara objek satu dengan objek yang lain”.
ERD (Entity Relationship Diagram) terdiri dari empat komponen utama, yaitu:
a. Entitas (Entity)
Entitas (Entity) adalah suatu objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dengan objek lainnya. Objek tersebut dapat berupa orang, benda ataupun hal lainnya.
b. Atribut (Attribute)
Atribut (Attribute) merupakan semua informasi yang berkaitan dengan entitas. Atribut sering dikenal dengan property dari suatu entitas atau objek.
c. Relasi (Relationship)
Relasi adalah hubungan antara entitas satu dengan yang lainnya.
d. Garis (Line)
Sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.
2. LRS (logical Relationship Structure)
Menurut Dhatan dalam Jurnal Junianto dan Yusha Primaesha (2015:3) mengemukakan bahwa “LRS (Logical Record Structure) adalah representasi dari struktur recordrecord pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil antar himpunan entitas. Menentukan kardinalitas, jumlah table dan Foreign Key (FK)”.
Menurut Tabrani, Muhamad (2014:35) mengemukakan bahwa ”LRS (Logical Record Structure) dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi panjang dan dengan nama unik.
2.2.3. Implementasi dan Pengujian Web 1. Black Box Testing
Menurut Wicaksono (2017:353) mengemukakan bahwa “Black Box Testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya”.