Modul 1
MODUL AJAR
PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL (IPAS)
MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PEMUKIMAN
Disusun Oleh :
Annis Diah Sukmawaty, S.Pd
SMK NEGERI 2 KENDAL
2022
MODUL AJAR
PEMUKIMAN DAN MITIGASI
a. Identitas
Nama Penyusun Sekolah
Tahun
Jenjang Sekolah Kelas
Tema Sub Tema Alokasi Waktu Jumlah Pertemuan
: Annis Diah Sukmawaty, S.Pd : SMK Negeri 2 Kendal
: 2022 : SMK
: X Semua Program Keahlian
: Mitigasi Bencana Kebakaran di Pemukiman : 1. Pemukiman dan Mitigasi
: 6 JP (6 X 45 menit) : 1 Pertemuan @ 6 JP
b. Kompetensi Awaal : Memahami pengertian pemukiman dan mitigasi
c. Profil Pelajar Pancasila : Beriman Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Gotong royong, Kreatif d. Sarana dan Prasarana : LMS Moodle, Buku Teks, PPT, Hp Android, Internet e. Target Peserta Didik : Modul ini dapat digunakan oleh siswa reguler,
Jumlah peserta didik per kelas yang disarankan maksimum 36 peserta didik
f. Model Pembelajaran : Projek Based Learning
a. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu menjelaskan tentang pemukiman menurut undang-undang Nomor 1 tahun 2011 Sesuai Sumber Bacaan.
2. Peserta didik mampu menjelaskan pertimbangan terbitnya undang-undang Nomor 1 tahun 2011 dengan kata-katanya sendiri.
3. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata- katanya sendiri kewajiban setiap warga negara dalam pemanfaatan ruang.
4. Peserta didik mampu menjelaskan peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang mitigasi dan bencana.
5. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata- katanya sendiri tentang sistem proteksi .
6. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata- katanya sendiri tentang tiga tahap kegiatan penanggulangan bencana .
7. Peserta didik mampu membuat poster cara penanggulangan bencana kebakaran di pemukiman.
8. Peserta didik mampu membuat teks informasi cara penganggulangan bencana kebakaran di pemukiman
9. Peserta didik dapat membuat video simulasi penanganan bencana kebakaran di pemukiman 1. INFORMASI UMUM
2. KOMPONEN INTI
b. Pemaham Bermakna Pemahaman tentang mitigasi bencana kebakaran di pemukiman akan membantu peserta didik untuk dapat mencegah bahaya kebakaran di masa yang akan datang c. Pertanyaan Pemantik Peserta didik diberikan gambar pemukiman padat
penduduk. Kemudian diberi pertanyaan tentang bencana apa yang sering terjadi pada lingkungan padat penduduk dan bagaimana cara mencegahnya
d. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan 1 a. Pendahuluan
Guru memberikan salam
Berdoa
Peserta didik dan guru Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Guru menanyakan kabar peserta didik (kenyamanan dan kesiapan peserta didik dalam belajar)
Guru menanyakan kehadiran siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti
Peserta didik Login di LMS moodle
Peserta didik mengerjakan Asesmen Diagnostik
Mulai Dari Diri
Peserta didik diberi gambar dan pertanyaan pemantik.
Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dengan pengetahuan yang dimiliki.
Eksplorasi konsep
Peserta didik literasi materi pemukiman dan mitigasi .
Peserta didik menjawab pertanyaan yang berhubuhan dengan mitigasi bencana.(Asesmen Formatif 1)
Ruang Kolaborasi
Peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok yang beranggotakan 4-5 peserta didik.
Peserta didik berdiksusi membuat teks informasi tentang mitigasi bencana kebakaran di pemukiman
Peserta didik berdiskusi membuat video simulasi tentang mitigasi bencana kebakaran di
pemukiman.(Asesmen Formatif 2)
Refleksi Terbimbing
Peserta dididk menuliskan mengenai hal-hal yang sudah dihapami dan hal-hal yang belum dipahami tentang mitigasi bencana.
Demonstrasi Kontekstual
Peserta didik membuat poster mitigasi bencana kebakaran di
pemukiman (Asesmen Sumatif)
Elaborasi pemahaman
Setiap kelompok mempresentasikan video simulasi penanganan bencana kebakaran yang telah
dibuat.(Asesmen Formatif 3)
Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru atau dengan peserta didik lain untuk memperdalam materi.
Koneksi Antar Materi
Peserta didik dan guru melakukan diskusi refleksi belajar dan membuat langkah tindak lanjut
Aksi Nyata
Peserta didik mengupload video simulasi penanganan bencana kebakaran di pemukiman ke you tube .(Asesmen Formatif 4) c. Penutup
Memberikan kesimpulan dari serangkaian kegiatan
Refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan
Memberikan informasi tentang kegiatan ulangan harian pertemuan mendatang
e. Asesmen Jenis :
Asesmen Diagnostik
Asesmen Formatif
Asesmen Sumatif Teknik Penilaian:
Observasi
Penugasan
Tes Tertulis Instrumen:
Lembar Observasi Peserta Didik
Lembar Kerja Peserta Didik
f. Pengayaan dan Remidial Memberikan Bimbingan bagi siswa yang belum memahami materi.
Dan Pengayaan informasi bagi siswa yang sudah memahami materi.
A. ASESMEN DAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
ASESMEN DIAGNOSTIK Jenjang/Kelas SMK / X
Capaian Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan ilmiah dan menerapkannya atau membuat prediksi seberhana disertai dengan pembuktiannya.
Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu menjelaskan tentang pemukiman menurut undang-undang Nomor 1 tahun 2011 Sesuai Sumber Bacaan.
2. Peserta didik mampu menjelaskan pertimbangan terbitnya undang-undang Nomor 1 tahun 2011 dengan kata-katanya sendiri.
3. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata- katanya sendiri kewajiban setiap warga negara dalam pemanfaatan ruang.
4. Peserta didik mampu menjelaskan peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang mitigasi dan bencana.
5. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata- katanya sendiri tentang sistem proteksi .
6. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata- katanya sendiri tentang tiga tahap kegiatan penanggulangan bencana .
7. Peserta didik mampu membuat poster cara penanggulangan bencana kebakaran di pemukiman.
8. Peserta didik mampu membuat teks informasi cara penganggulangan bencana kebakaran di pemukiman 9. Peserta didik dapat membuat video simulasi penanganan
bencana kebakaran di pemukiman Profil Pelajar
Pancasila
Beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Gotong royong, Kreatif
3. LAMPIRAN
Asesmen Diagnostik Non Kognitif
Informasi apa saja yang ingin di gali? Peertanyaan kunci yang ingin ditanyakan Peran orang tua selama belajar di
rumah
1. Apa pekerjaan orang tua (ayah dan ibu) kalian?
2. Apakah orang tua kalian pernah menanyakan/memriksa tugas selama belajar daring ini?
3. Apakah orang tua kalian pernah membantu dalam proses belajar daring ini?
Aktivitas peserta didik selama belajar dirumah
1. Jam berapa kamu belajar di rumah ? 2. Apa yang kamu lakukan dengan
senang hati dan terkadang menjadikan kalian lupa waktu ?
3. Berapa lama kamu meaksanakan kegiatan belajar dari rumah dalam sehari?
Langkah-langkah yang dilakukan Alat bantu apa yang dibutuhkan?
Persiapan :
Menyiapkan instrumen Asessmen Diagnostik pada LMS Moodle (Activity >> Questionnaire).
Ponsel / Laptop yang dilengkapi koneksi internet
Pelaksanaan
1. Peserta didik login menggunakan akun Moodle masing-masing
2. Peserta didik mengisi Asesmen Diagnostik yang tersedia
3. Guru menganalis hasil Asesmen Diagnostik dengan melihat grafik persentase jawaban peserta didik
-
Tindak lanjut
1. Jika peserta didik menyampaikan kendala, ajak berdikusi untuk menentukan solusinya
2. Jika diperlukan komunikasikan permasalahan tersebut dengan orang tua
3. Lakukan asesmen diagnostik non kognitif secara berkala sesuai kebutuhan
-
LEMBAR KERJA 1
MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PEMUKIMAN
A. Pemberian Rangsangan berupa Pertanyaan Pemantik
Pernahkah kalian menjumpai pemukiman padat penduduk ?
Jika pernah, bencana apakah yang sering terjadi pada pemukiman padat penduduk tersebut?
Uraian jawaban :
...
...
Menurut Anda bagaimana cara untuk mencegah terjadinya bencana tersebut Uraian jawaban :
...
………
ASESMEN FORMATIF 1 KEGIATAN EKSPLORASI KONSEP
Nama Sekolah : SMK N 2 Kendal Mata Pelajaran : IPAS
Materi/Topik : Pemukiman dan Mitigasi Bencana Kebakaran
Alokasi Waktu : 30 menit Jumlah Soal : 6 soal
A. Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menjelaskan tentang pemukiman menurut undang- undang Nomor 1 tahun 2011 Sesuai Sumber Bacaan.
2. Peserta didik mampu menjelaskan pertimbangan terbitnya undang-undang Nomor 1 tahun 2011 dengan kata-katanya sendiri.
3. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata-katanya sendiri kewajiban setiap warga negara dalam pemanfaatan ruang.
4. Peserta didik mampu menjelaskan peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang mitigasi dan bencana.
5. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang sistem proteksi .
6. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang tiga tahap kegiatan penanggulangan bencana .
NO SOAL KUNCI JAWABAN SKOR
1 Jelaskan tentang pemukiman menurut undang-undang Nomor 1 tahun 2011 Sesuai Sumber Bacaan
!
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan
4
2 Jelaskan pertimbangan terbitnya undang-undang Nomor 1 tahun 2011 dengan kata-katanya sendiri
!
Keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
4
3 Jelaskan dengan kata-katanya sendiri kewajiban setiap warga negara dalam pemanfaatan ruang !
menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan izin
pemanfaatan ruang; dan
memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
4
4 Jelaskan peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang mitigasi dan bencana !
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
4
5 Jelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang sistem proteksi !
Sistem proteksi pasif adalah sistem
perlindungan terhadap kebakaran
yangdilaksanakan dengan melakukan pengaturan terhadap komponen bangunan gedung dari aspek arsitektur dan struktur sedemikian rupa sehingga dapat
melindungi penghuni dan benda dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran.
Sistem proteksi aktif adalah sistem
perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam melaksanakan operasi
4
pemadaman. Selain itu sistem ini digunakan dalam melaksanakan penanggulangan awal kebakaran.
Pengawasan dan pengendalian adalah upaya yang perlu dilakukan oleh pihak terkait dalam
melaksanakan pengawasan maupun pengendalian dari tahap perencanaan
pembangunan bangunan gedung sampai dengan setelah terjadi kebakaran pada suatu bangunan gedung dan lingkungan 6 Jelaskan dengan kata-katanya
sendiri tentang tiga tahap kegiatan penanggulangan bencana !
Pertama, upaya
pencegahan atau mitigasi dan kesiagaan pada saat sebelum terjadi bencana.
Kedua, upaya
penyelamatan pada saat terjadi bencana.
Ketiga, upaya rehabilitasi dan rekonstruksi
(pembangunan kembali) setelah kejadian bencana
4
TOTAL SKOR = (JUMLAH SKOR/TOTAL SKOR)*100 24 B. Langkah-langkah yang dilakukan
Persiapan dan pelaksanaan
1. Menyusun jadwal pelaksanaan 2. Mempersiakan Asesmen Formatif
3. Asesmen diberikan seluruh peserta didik secara daring melalui LMS Moodle
Tindak lanjut :
1. Melakukan pengolahan hasil Asesmen Formatif
2. Peserta didik dan Guru membahas soal Asesmen Formatif pada saat elaborasi pemahaman
ASESMEN FORMATIF 2 RUANG KOLABORASI
LEMBAR KERJA TUGAS KELOMPOK
A. Tujuan Pembelajaran
1.8 Peserta didik dapat membuat teks informasi tentang penanggulangan bencana kebakaran di pemukiman
1.9 Peserta didik dapat membuat video simulasi penanganan bencana kebakaran di pemukiman
B. Petunjuk Kerja
Lakukanlah rangkaian kegiatan berikut ini : a. Bentuk kelompok kerja maksimal 5 orang !
b. Buatlah teks informasi tentang penanggulangan bencana kebakaran di pemukiman c. Buatlah rencana video simulasi tentang mitigasi bencana kebakaran di
pemukiman padat penduduk !
d. Lengkapilah video tersebut dengan infografis (gambar) yang menarik dan mudah dipahami !
C. Kriteria Penilaian
Kriteria 4 3 2 1
Kemampuan bekerja sama
Sangat Baik
Baik Kurang
Baik
Tidak Baik
Kemampuan
menjelaskan kepada temannya
Sangat Baik
Baik Kurang
Baik
Tidak Baik
Kekompakan Sangat
Baik
Baik Kurang
Baik
Tidak Baik
Keaktifan dalam kelompok
Sangat Baik
Baik Kurang
Baik
Tidak Baik
D. Langkah-langkah yang dilakukan Persiapan dan pelaksanaan :
1. Menyusun jadwal pelaksanaan 2. Mempersiapkan asesmen formatif
3. Asesmen diberikan seluruh peserta didik secara daring melalui LMS Moodle
Tindak lanjut:
1. Melakukan pengolahan hasil Asesmen Formatif
2. Peserta didik dan guru membahas soal Asesmen Formatif pada saat elaborasi pemahan
ASESMEN FORMATIF REFLEKSI TERBIMBING
Setelah mempelajari pemukiman dan mitigasi bencana kebakaran di pemukiman, anda pasti sudah memahami konsep pemukiman dan mitigasi bencana kebakaran di pemukiman. Dari semua materi yang sudah dijelaskan jawablah pertanyaan di bawah ini sebagai refleksi.
Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini? Jika ada materi yang belum anda kuasai tulislah materi tersebut!
KEGIATAN DEMONSTRASI KONTEKSTUAL ASESMEN SUMATIF
A. Tujuan Pembelajaran :
1.8 Peserta didik mampu membuat poster cara penanggulangan bencana kebakaran di pemukiman
B. Petunjuk Kerja
Lakukanlah rangkaian kegiatan berikut ini :
a. Buatlah poster dan teks informasi cara penanggulangan bencana kebakaran di pemukiman !
b. Gunakan aplikasi seperti Canva, Poster Maker, dll
C. Kriteria Penilaian
Kriteria Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4
Ketepatan waktu Tidak selesai Melebihi batas waktu
Tepat batas waktu
Selesai sebelum batas waktu Pemahaman materi Tidak
memahami materi
Kurang memahami materi
Memahami materi
Sangat mendalami materi Kesesuaian teks
informasi
Teks Informasi tidak sesuai
Teks Informasi kurang sesuai
Teks Informasi sesuai
Teks Informasi sangat sesuai Kesesuaian
infografis (gambar)
Infografis tidak sesuai
Infografis kurang sesuai
Infografis sesuai
Infografis sangat sesuai
NILAI = (JUMLAH SKOR/SKOR TOTAL) X 100
D. Langkah-langkah yang dilakukan Persiapan dan pelaksanaan:
1. Menyusun jadwal pelaksanaan 2. Mempersiakan Asesmen Sumatif
3. Asesmen diberikan seluruh peserta didik secara daring melalui LMS Moodle Tindak Lanjut
1. Melakukan pengolahan hasil Asesmen Sumatif
2. Bagi peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKTP akan mengikuti program pengayaan dan dapat melanjutkan pada pembelajaran berikutnya
3. Bagi peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKTP akan memperoleh remedial teaching dan bantuan dari guru secara daring
4. Ulangi proses Asesmen Sumatif ini sesuai dengan kebutuhan di kelas
ASESMEN FORMATIF 3
ELABORASI DAN KONEKSI ANTAR MATERI
A. Tujuan Pembelajaran
1.9 Peserta didika dapat membuat video simulasi penanganan bencana kebakaran di pemukiman
B. Petunjuk Kerja
1. Presentasikan video yang telah di buat di Ruang Kolaborasi
C. Kriteria Penilaian
Kriteria Skor
3 2 1
Perhatian pada materi diskusi Perhatian diarahkan pada materi diskusi
Perhatian
kurangdiarahkan pada materi diskusi
Perhatian tidak diarahkan pada materi diskusi
Pelaksanaan Sistematis Kurang sistematis Tidak sistematis Menjawab pertanyaan Menjawab
pertanyaan sesuai maksud dan tujuan
Menjawab pertanyaan kurang sesuai maksud dan tujuan
Menjawab pertanyaan tidak sesuai maksud dan tujuan
Menghargai saran dan pendapat
Menghargai saran dan pendapat
Kurang
menghargai saran dan pendapat
Tidak menghargai saran dan pendapat Menyimpulkan materi Mampu
menyimpulkan materi
Kurang mampu menyimpulkan materi
Tidak mampu menyimpulkan materi
AKSI NYATA
A. Tujuan Pembelajaran
1.9 Peserta didik dapat membuat video simulasi penanganan bencana kebakaran di pemukiman.
B. Petunjuk Kerja
1. Upload video simulasi penanganan bencana kebakaran di pemukiman ke chanel youtube !
C. Kriteria Penilaian
Kriteria 4 3 2 1
Konten/Materi Sangat sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Infografis Audia
Visual
Sangat seimbang
Seimbang Kurang Seimbang
Tidak Seimbang Kesesuaian teks Sangat sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Waktu Sangat sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai
PROGRAM REMIDIAL DAN PENGAYAAN I. PROGRAM REMIDIAL
1. Peserta didik login LMS Moodle
2. Peserta didik akan mendapat soal sama seperti soal Asesmen Sumatif
3. Peserta didik diminta untuk memperbaiki poster yang telah dibuat dan mempresentasikan
II. PROGRAM PENGAYAAN
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4/5 orang
2. Peserta didik membuat dongeng sebagai sosialisasi mitigasi bencana kebakaran di pemukiman
3. Peserta didik melakukan presentasi
4. Peserta didik meng-upload video percobaan di LMS Moodle
B. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK 1. Pemukiman
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011, permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan terbitnya Undang-undang nomor 1 tahun 2011 adalah keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
1) terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
2) terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan 3) terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat. Peran masyarakat dalam penataan ruang
tersebut, antara lain, melalui:
1) partisipasi dalam penyusun ruang;
2) partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
3) partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
Penataan ruang dapat mengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan, yang mampu mewujudkan keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan, serta dapat memberikan pelindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidup akibat pemanfaatan ruang. Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:
1) menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
2) memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat
yang berwenang;
3) mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan
ruang; dan
4) memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Setiap orang yang melanggar ketentuan tersebut, dikenai sanksi administratif.
2. Mitigasi
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2008, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) kebakaran adalah suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak dapat dikehendaki dan menimbulkan kerugian baik kerugian materi atau non materi, serta menghilangkan nyawa.
Pelanggaran terhadap ketentuan penataan ruang dapat mengakibatkan bencana, antara lain bencana kebakaran. Kerawanan kebakaran permukiman merupakan kondisi pada area permukiman yang memiliki dampak kerusakan permukiman akibat adanya penjalaran api yang disengaja maupun tidak disengaja dan dapat merugikan harta benda, korban jiwa yang disebabkan beberapa faktor potensi kebakaran seperti kepadatan penduduk, kualitas bangunan yang buruk, konsetling listrik dan aktifitas internal lainnya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, mengatur tentang jarak bangunan yang aman terhadap bahaya kebakaran yaitu untuk bangunan dengan tinggi sampai 8 meter mempunyai jarak minimum 3 meter satu sama lainnya. Apabila aturan ini tidak dapat diikuti, maka dalam peraturan yang sama juga diatur mengenai pemisahan antar bangunan di mana didalamnya diatur mengenai dinding bangunan yang berdekatan atau yang menempel satu sama lainnya harus mempunyai ketahanan terhadap api dan dapat mengisolasi rambatan atau radiasi api.
Dalam pencegahan dan penanganan kebakaran dikenal adanya system proteksi. Sistem proteksi tersebut adalah :
1) Sistem proteksi pasif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan melakukan pengaturan terhadap komponen bangunan gedung dari aspek arsitektur dan struktur sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran.
2) Sistem proteksi aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam melaksanakan operasi pemadaman. Selain itu sistem ini digunakan dalam melaksanakan penanggulangan awal kebakaran.
3) Pengawasan dan pengendalian adalah upaya yang perlu dilakukan oleh pihak terkait dalam melaksanakan pengawasan maupun pengendalian dari tahap perencanaan pembangunan bangunan gedung sampai dengan setelah terjadi kebakaran pada suatu bangunan gedung dan lingkungan.
Menurut Fatmah (2009), kegiatan penanggulangan bencana yang efektif secara ideal dilakukan melalui tiga tahap kegiatan. Pertama, upaya pencegahan atau mitigasi dan kesiagaan pada saat sebelum terjadi bencana.
Kedua, upaya penyelamatan pada saat terjadi bencana. Ketiga, upaya rehabilitasi dan rekonstruksi (pembangunan kembali) setelah kejadian bencana. Penanganan bencana di Indonesia cenderung kurang efektif antara lain sebagai akibat paradigma penanganan bencana yang bersifat parsial, sektoral dan kurang terpadu. Tanggapan terpusat pada upaya pemerintah yang masih terbatas pada pemberian bantuan fisik yang hanya dilakukan pada fase kedaruratan. Meskipun perhatian terhadap bencana terlihat meningkat, tetapi upaya tersebut perlu mendapatkan perhatian terutama berhubungan dengan antisipasi, rehabilitasi, dan mitigasi bencana yang masih memerlukan perencanaan, implementasi dan sosialisasi secara lebih baik. Berbagai kejadian kebakaran di DKI Jakarta memperlihatkan ketidaksiapan pemerintah dan masyarakat menghadapi bencana yang telah terjadi secara rutin. Masyarakat tampaknya belum terlibat secara penuh dalam berbagai kegiatan mitigasi dan rehabilitasi bencana. Pemerintah masih menjadi lembaga utama pengelolaan bencana sehingga penanganan bencana masih menerapkan model birokrasi dan belum menjadi model komunitas. Meskipun organisasi yang bergerak di bidang bencana cukup banyak, tetapi jejaring dan koordinasi terlihat masih merupakan peluang karena masih banyak lembaga internasional, nasional, lokal, pemerintah, dan perguruan tinggi yang belum bergabung. Oleh sebab itu, masyarakat yang merasakan dampak langsung bencana kebakaran perlu dilibatkan dalam mitigasi dan kesiagaan bencana kebakaran.
Upaya pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk menurunkan risiko kejadian kebakaran di lingkungan pemukiman yang banyak menelan korban jiwa dan harta benda.
Menurut Fatmah (2009) dalam studi kasusnya di DKI Jakarta menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat dapat diciptakan melalui pembentukan Sistem Ketahanan Kebakaran Lingkungan (SKKL) dengan perangkat utamanya adalah pembentukan Barisan Sukarelawan Kebakaran (BALAKAR) dengan masyarakat setempat yang berperan sebagai anggota dan pengurus. Pada saat dan pasca kebakaran, memanfaatkan anggota Barisan Sukarelawan Kebakaran (BALAKAR) yang meliputi seksi logistik, keamanan, pemadaman api, komunikasi, dan evakuasi.
BALAKAR memberikan pencerahan dan motivasi bagi masyarakat, cara penanggulangan sehingga tercipta lingkungan peduli bahaya kebakaran. Pembentukan BALAKAR meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap bahaya kebakaran.
BALAKAR adalah model kesiagaan kebakaran yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat.
C. GLOSARIUM
• Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
• Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Karyadi dan Umami, Laila F,. 2021. Projek Ilmu Pengetauan Alam dan Sosial (Projek IPAS). Jakarta : Kemenristek RI
Mengetahui Kendal, Juli 2022
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,
Drs. Agus Basuki, M.T Annis Diah Sukmawaty, S.Pd
NIP 196404191989031008 NIP 197609102007012011