• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Daya Terima Dan Nilai Gizi Donat Yang Dimodifikasi Dengan Tepung Biji Nangka Dan Tepung Bayam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Daya Terima Dan Nilai Gizi Donat Yang Dimodifikasi Dengan Tepung Biji Nangka Dan Tepung Bayam"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Donat

Donat (Donut dalam bahasa Inggris) adalah sejenis cake mini ataupun kue

kering dengan bentuk yang khas, yaitu berlubang di tengah seperti cincin dan

berbentuk bulat jika diisi sesuatu. Donat memiliki sejarah yang cukup panjang

sejak kemunculannya pertama kali hingga mencapai penampilannya saat ini. Para

arkeolog Amerika menemukan beberapa peninggalan yang menggambarkan

adanya jenis makanan berbentuk seperti donat pada zaman prasejarah. Namun

diduga keras bahwa donat berasal dari daerah di Belanda yaitu Manhatten, dan di

sana donat dinamakan ’olykoek’ atau kue yang digoreng. Saat ini donat

merupakan salah satu kue populer favorit masyarakat dunia. Bahkan di Amerika

sendiri saat ini lebih dari 10 juta donat diproduksi setiap tahun (Anonim, 2008).

Donat sudah sejak lama dikenal masyarakat sebagai jajanan yang cukup

mengenyangkan. Selain untuk makanan selingan atau kudapan, donat juga sering

menggantikan menu sarapan pagi dan bekal sekolah anak. Tampilan donat pun

lebih bervariasi. Jika dulu, donat tampil dengan bentuknya yang khas, yaitu bulat

dengan lubang di tengah, kini donat hadir dengan bentuk bermacam-macam.

Donat juga tidak hanya bertabur gula halus, tetapi hadir dengan aneka taburan,

(2)

Tabel 2.1 Syarat Mutu Donat Berdasarkan SNI

Komponen Nilai yang diizinkan

Bau Normal

Warna Normal

Rasa Normal

Kadar air Maksimal 40%

Kadar lemak

Tanpa proses penggorengan Maksimal 30% Dengan proses penggorengan Maksimal 33% Sumber : Standar Nasional Indonesia

2.1.1 Kandungan Zat Gizi Donat

Bahan baku untuk membuat donat yaitu tepung terigu, gula, telur, dan

margarin. Dari bahan baku tersebut, donat mengandung karbohidrat, protein,

lemak, vitamin dan mineral. Komposisi zat gizi pada donat dapat dilihat pada

tabel 2.4 berikut :

Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Donat per 100 gram Bahan

Zat Gizi Kadar Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan (1967)

Pada tabel 2.4 dapat dilihat bahwa donat hanya mengandung zat gizi

makro yaitu protein, lemak, dan karbohidrat dan sangat sedikit atau bahkan tidak

mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

2.1.2 Bahan Penyusun Donat

Bahan-bahan dalam pembuatan donat yaitu :

(3)

1) Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan donat. Tepung terigu

diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu

berfungsi membentuk struktur donat, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan

protein utama tepung terigu yang berperan dalam pembuatan donat adalah gluten.

Gluten dapat dibentuk dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin

(Astawan, 2006).

Tepung terigu yang digunakan dalam membuat donat adalah tepung terigu

jenis hard atau keras, karena terigu jenis hard biasanya digunakan untuk membuat

roti atau makanan yang memerlukan pengembangan. Selain itu, tepung terigu

keras juga memenuhi syarat untuk pembuatan roti, karena mudah dicampur,

diragikan, dapat menyesuaikan pada suhu yang di tentukan, berfungsi membentuk

suatu kerangka susunan roti, dan terigu tersebut mempunyai sifat gluten yang

lebih banyak dari jenis tepung terigu yang lain (Sufi, 2009).

Tabel 2.3 Komposisi Gizi Tepung Terigu

Komponen Jumlah (%)

Air 39,0

Protein 7,8

Lemak 1,7

Gula 1,8

Pati + Dekstrin 47,9

Serat Makanan 2,7

Energi (KJ) 975

Sumber : Anonim (2002)

2) Gula

Gula yang digunakan dalam pembuatan donat adalah gula halus agar mudah

larut dan hancur dalam adonan. Gula harus benar-benar kering dan tidak

(4)

akan menggumpal, sedangkan adonan yang menggumpal tidak bisa bercampur

rata dengan bahan lainnya sehingga rasanya tidak merata dan kemungkinan besar

hasilnya tidak merata. Fungsi gula dalam pembuatan donat adalah :

a. Memberikan warna kulit

b. Memperpanjang umur roti (bahan pengawet alami) dan

c. Membuat tekstur roti lebih empuk (Mudjajanto dan Yulianti, 2004).

3) Margarin

Margarin merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan donat,

karena berfungsi sebagai bahan untuk menimbulkan rasa gurih, manambah aroma

dan menghasilkan tekstur produk yang renyah (Wahyuni dan Made, 1988).

4) Telur

Gunakan telur agar hasil adonan lebih lembut dan terasa legit. Zat yang

dikandung dalam telur membuat adonan jadi kompak dengan tekstur yang lembut

sehingga aroma, rasa, dan nilai gizi pada donat bertambah (Sufi, 2009).

5) Ragi

Ragi merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas

karbondioksida. Dalam pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba

jenis Saccharomyces cerevisiae (Mudjajanto dan Yulianti, 2004).

6) Garam

Garam digunakan untuk memberi rasa, mengontrol pengembangan adonan,

dan membuat donat lebih awet (Sufi, 2009). Menurut Mudjajanto dan Yulianti

(2004), Fungsi garam dalam pembuatan donat adalah :

(5)

b. Pembangkit rasa bahan-bahan lainnya

c. Pengontrol waktu fermentasi dari adonan beragi

d. Penambah kekuatan gluten

e. Pengatur warna kulit dan mencegah timbulnya bakteri-bakteri dalam adonan.

Bahan-bahan dasar dalam pembuatan donat selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 2.4 di bawah ini :

Tabel 2.4 Bahan-Bahan Dasar Kue Donat

Bahan Dasar Kue Donat Ukuran

Tepung terigu

Kue donat dibuat dengan cara mencampurkan tepung dan bahan penyusun

lainnya menjadi adonan dan difermentasikan kemudian digoreng. Pembuatan

donat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu proses pembuatan adonan dan

penggorengan. Kedua proses ini akan menentukan mutu hasil akhir kue donat.

Pembuatan donat meliputi proses pengadukan, pengembangan dan proses

penggorengan (Sufi, 2009).

a. Proses pengadukan

Proses ini erat kaitannya dengan pembentukan gluten, sehingga adonan siap

menerima gas CO2 dari aktivitas fermentasi. Prinsip proses pengadukan ini adalah

(6)

berubah menjadi sejajar satu sama lainnya. Tercapainya struktur ini dapat dilihat

pada permukaan adonan yang tampak mengkilap, tidak lengket serta adonan akan

mengembang pada titik optimum dimana zat gluten dapat ditarik atau dikerutkan.

b. Proses pengembangan adonan

Proses ini merupakan suatu proses yang terjadi antara peningkatan volume

sebagai akibat bertambahnya gas-gas yang terbentuk sebagai hasil fermentasi dan

protein larut, lemak dan karbohidrat yang juga mengembang.

c. Proses Penggorengan

Penggorengan (frying) ialah memasak atau menggoreng makanan dengan

mempergunakan minyak. Dalam penggorengan dibedakan antara menggoreng

dengan minyak banyak (deep frying) dan menggoreng dengan minyak sedikit

(shallow frying). Penggorengan yang dilakukan pada pembuatan kue donat adalah

dengan menggunakan minyak banyak. Minyak yang digunakan adalah minyak

yang sudah diproses sempurna oleh pabrik sehingga tidak menimbulkan rasa getir

dan harus dalam keadaan bersih, belum digunakan beberapa kali untuk

menggoreng karena mempunyai titik didih yang tinggi dan mempengaruhi warna

kue donat.

2.2Biji Nangka

Biji nangka berbentuk bulat lonjong, agak gepeng, berukuran 2 – 4 cm

yang tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat seperti kulit. Biji nangka terdiri dari

tiga lapis kulit, yakni kulit luar berwarna kuning agak lunak, kulit luar berwarna

putih dan kulit ari berwarna cokelat yang membungkus daging buah. Jumlah biji

(7)

Biji nangka merupakan sumber karbohidrat (36,7 g/100 g), protein (4,2

d/100 g), dan energi (165 kkal/100 g), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pangan yang potensial. Biji nangka juga merupakan sumber mineral yang baik.

Kandungan mineral per 100 gram biji nangka adalah fosfor (200 mg), kalsium (33

mg), dan besi (1,0 mg). Mineral mikro dan tembaga di dalam biji nangka efekt if

untuk metabolisme tiroid. Hal ini sangat baik untuk memproduksi hormon dan

penyerapan. Kandungan zat besi dalam buah yang berserat ini membantu

mencegah anemia dan meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.

Gambar 2.1. Biji Nangka sumber : thaitable

Adapun komposisi zat gizi biji nangka dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Komposisi Zat Gizi Biji Nangka per 100 gram

Komposisi Biji nangka

(8)

2.2.1 Pemanfaatan Biji Nangka

Tanaman nangka merupakan tanaman yang potensial untuk

dikembangkan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini. Hampir

semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Selain buah yang merupakan

produk utamanya, bagian akar, batang, daun, bakal buah (biji), bahkan kulitnya

pun dapat dimanfaatkan.

Biji buah nangka tua dapat dikonsumsi setelah direbus, dibakar, digoreng,

atau diolah menjadi dodol dan keripik nangka. Kandungan karbohidrat pada biji

nangka yang tinggi, dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan alkohol dengan

cara difermentasikan. Biji nangka dapat juga diolah menjadi kecap dan pembuatan

susu biji nangka. Selain itu, biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang dapat

dijadikan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan makanan yang enak dan

bergizi (Astawan, 2007).

Awalnya biji-biji nangka tersebut dijemur terlebih dahulu untuk

meminimalisasi kadar air didalamnya, baru setelah itu kulit biji nangka itu dikuliti

dan kemudian daging biji nangka dihaluskan ke dalam mesin penggiling.

2.2.2 Tepung Biji Nangka

Biji nangka memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi sehingga

dapat diolah menjadi tepung dan dapat digunakan sebagai bahan tambahan atau

sebagai bahan baku dalam pembuatan jenis makanan. Teknologi pembuatan

tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang

(9)

dibentuk, diperkaya zat gizi, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan

modern yang serba praktis.

Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu cara pengawetan

hasil panen, terutama untuk komoditas pangan yang berkadar air tinggi, seperti

umbi-umbian, sayur-sayuran dan buah-buahan. Keuntungan dari pengolahan

produk setengah jadi adalah sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industri

pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta hemat ruang dan biaya

penyimpanan.

Proses pembuatan tepung biji nangka mengalami beberapa tahap

pengolahan agar dihasilkan tepung yang berkualitas dan tidak bau, yaitu :

1. Proses pertama yaitu pencucian biji nangka, lalu direbus untuk

menghilangkan bau kurang lebih selama 30 menit

2. Setelah direbus, biji nangka dipisahkan dari kulitnya dan sisa kotoran yang

masih menempel

3. Kemudian biji nangka diiris-iris (dipotong menjadi bagian-bagian kecil) agar

memudahkan pada pengeringan (Achmad Fadillah, 2008)

4. Pengeringan dilakukan hingga kadar air di dalam biji nangka hilang

seluruhnya (keringkan di oven pada suhu 50- 65 ºC selama ± 8 jam untuk

menurunkan kadar air (Diah, 2011) )

5. Dilanjutkan dengan penggilingan/penghancuran biji nangka yang sudah

kering hingga menjadi bubuk halus

6. Lalu diayak menggunakan tepung 60 mesh, dan

(10)

Adapun bentuk dari tepung biji nangka bisa dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Tepung Biji Nangka Sumber : SNI 01-3728-1995

Berikut komposisi kimia dan nilai gizi tepung biji nangka per 100 gram bahan

dalam tabel 2.6

Tabel 2.6 Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Tepung Biji Nangka Komposisi Kimia Nilai Gizi Tepung Biji Nangka

Air 12,40

Protein (g) 12,19 Lemak (g) 1,12 Serat Kasar (g) 2,74 Abu (g) 3,24 Bahan ekstra tanpa nitrogen 68,80

Pati 56,21

Sumber : Sari (2012)

2.2.3 Kandungan Gizi Biji Nangka dan Sumber Karbohidrat Lainnya

Biji nangka memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dibandingkan

dengan bahan makanan serealia lain seperti gandum, beras giling, jagung segar,

dan singkong. Berikut ini perbandingan kandungan gizi biji nangka dan sumber

(11)

Tabel 2.7 Komposisi Biji Nangka dan Sumber Karbohidrat lain per 100

Dilihat dari tabel 2.7 biji nangka mengandung kalsium dan fosfor yang

tinggi dibanding dengan sumber karbohidrat lainnya dan juga kandungan lemak

yang rendah.

bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lainnya sehingga berguna bagi

penderita

2.3.1 Jenis-Jenis Bayam

sebagai Chinese

amaranth.

Pada tingkat konsumen dikenal dua macam bayam, yaitu : bayam

(12)

(hingga dua meter) dan daun mudanya dimakan terutama

sebagai

dibalur

singkat (paling lama 25 hari), lebih cocok untuk dibuat sup encer seperti

Bayam petik biasanya berasal dari jenis A.hybridus

bayam cabut dari A.tricolor. Jenis-jenis lainnya yang juga dimanfaatkan

adalah A.spinosus (bayam duri) dan A.blitum (bayam kotok). Beberapa

kultivar A.tricolor

2.3.2 Pemanfaatan Tanaman Bayam

memiliki daun berwarna merah atau putih dan dipakai sebagai

tanaman hias, meskipun dapat pula disayur.

Bayam dimanfaatkan

tempat asalnya. Biji bayam ini sekarang juga populer sebagai makanan diet karena

tidak menyebabkan kegemukan. Akar tunggang bayam juga dimanfaatkan sebagai

obat. Kebanyakan digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif

memenuhi kebutuhan hidup. Di Indonesia sendiri bayam lebih sering direbus dan

dijadikan sayur untuk makan.

2.3.3 Nilai Gizi Bayam

Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman bayam antara lain protein,

lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, amarantin, purin, rutin, dan vitamin(A, B,

dan C). Bayam memiliki kandungan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan

sayuran berdaun lainnya. Tanaman bayam merah (Amaranthus gangeticus)

(13)

kadar zat besi yang dimiliki sekitar 3,9 mg Fe/100 g. Dalam penelitian ini bayam

yang akan digunakan adalah bayam hijau/bayam duri karena bayam merah

dipasaran jumlahnya sangat terbatas. Berikut ini perbandingan kandungan gizi

yang ada pada bayam merah dan bayam hijau pada tabel 2.8.

Tabel 2.8 Komposisi dan Nilai Gizi Bayam per 100 gram

Komposisi Jenis Bayam

Bayam Merah Bayam Hijau

Energi (kka l) 51 36

Sumber :Direktorat Gizi, Depkes (1992)

2.3.4 Tepung Bayam

Daya simpan bayam sangat rendah karena kandungan air pada bayam yang

sangat tinggi yaitu 86,9%. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah

kerusakannya adalah dengan pengeringan. Bentuk akhir hasil pengeringan yang

diharapkan adalah tepung. Pembuatan tepung bayam akan meningkatkan

keanekaragaman pemanfaatan bayam dan yang lebih penting adalah untuk

menjadikannya sebagai sumber kalsium, zat besi, dan pewarna pangan. Dalam

bentuk tepung daya simpannya akan meningkat dan penggunaan selanjutnya lebih

mudah daripada dalam bentuk segar.

Tahapan pembuatan tepung bayam adalah dengan mengambil bagian

(14)

matahari sampa kadar air mencapai kisaran 3-10%. Setelah kering bayam

dihaluskan dan diayak (Ningsih, 2005). Jika pengeringan dilakukan dengan

menggunakan oven, suhu yang dipakai berkisar 50-65ºC selama 4 jam.

Pengeringan oven memiliki kelebihan dapat mempertahankan karoten dan klorofil

agar warna tepung tetap hijau (tidak mengalami perubahan warna menjadi coklat).

Berikut ini hasil analisis komposisi proksimat tepung bayam pada tabel 2.9.

Tabel 2.9 Hasil Analisis Komposisi Proksimat Tepung Bayam per 100 gram

Komposisi Kuantitas

2.4Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah Menengah Pertama

Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak

maupun remaja. Kebutuhannya akan zat gizi berbeda dengan orang dewasa.

Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan.

Makan yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas.

Kedua keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak

(Soetjiningsih, 1995).

Pada usia 13-15 tahun anak atau yang lebih tepat disebut remaja kerap

sekali tidak memperhatikan apa yang mereka makan. Untuk itu perlu pengawasan

dari orangtua supaya tidak salah memilih makanan. Pada usia remaja terjadi

peningkatan kecepatan pertumbuhan (perubahan fisik) terpesat kedua setelah

(15)

Permasalahan yang sering terjadi pada remaja antara lain, kekurangan energi

protein (KEP), anemia defisiensi besi (ADB), kekurangan energi kronis (KEK),

kurang vitamin A (KVA) dan juga stunting.

Selain zat gizi makro, remaja juga mengalami masalah zat gizi mikro

seperti defisiensi zat besi dan kalsium. Peningkatan kebutuhan akan mineral zat

besi dan kalsium pada masa ini sangatlah tinggi akibat percepatan tumbuh dan

diperberat oleh kehilangan darah akibat menstruasi pada remaja puteri serta

aktifitas remaja yang meningkat. Berikut angka kecukupan gizi rata-rata yang

dianjurkan untuk remaja :

Tabel 2.10 Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan (per orang per hari)

Agar remaja tercukupi kebutuhannya akan vitamin dan mineral, pemberian

makanannya harus beraneka ragam. Sumber vitamin dan mineral yang baik dapat

diperolah dari sayur-sayuran, buah-buahan biji-bijian, dan juga kacang-kacangan.

2.5Pola Konsumsi Makanan Jajanan Anak Sekolah

Konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat

mengingat makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan

(16)

rasa yang enak dan cocok dengan selera sebagian besar masyarakat (Moehji,

2000). Makanan jajanan yang umumnya digemari masyarakat adalah makanan

ringan yang cukup mengenyangkan. Donat adalah salah satu jenis makanan ringan

yang banyak dijual di pasaran dengan berbagai rasa dan bentuknya yang khas.

Pada umumnya anak-anak pada usia sekolah memilih makanan jajanan

yang disukai saja, dan sebagian besar makanan jajanan tersebut tidak memiliki

kandungan gizi yang baik. Selain itu keamanan dan kesehatan dari jajanan

tersebut masih sangat diragukan. Makanan yang tidak memiliki kandungan gizi

yang baik, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, sehingga

mengakibatkan ketidakmampuan berfungsi secara normal. Pada keadaan yang

lebih berat dan kronis, akan menyebabkan pertumbuhan terganggu, jumlah sel

otak berkurang dan terjadi ketidaksempurnaan biokimia dalam otak sehingga

berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan dan fungsi kognitif anak.

2.6Daya Terima Makanan

Daya terima makanan atau preferensi makanan dapat didefinisikan sebagai

tingkat kesukaan atau ketidaksukaan individu terhadap suatu jenis makanan.

Diduga tingkat kesukaan ini sangat beragam pada setiap individu, sehingga akan

berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Suhardjo (1989) yang dikutip oleh

Dewinta (2010)).

Segi sosial budaya pangan berhubungan dengan konsumsi pangan dalam

menerima atau menolak bentuk maupun jenis pangan tertentu, perilaku ini berakar

dari kebiasaan kelompok penduduk. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pada

(17)

zat-zat gizi yang terkandung dalam pangan. Kebiasaan makan berasal dari pola

pangan yang diterima budaya kelompok dan diajarkan kepada seluruh anggota

keluarga.

Menurut Wirakusumah (1990) yang dikutip oleh Dewinta (2010),

Kesukaan terhadap makanan didasari oleh sensorik, sosial, psikologi, agama,

emosi, budaya, kesehatan, ekonomi, cara persiapan dan pemasakan makanan,

serta faktor-faktor terkait lainnya. Penilaian seseorang terhadap kualitas makanan

berbeda-beda tergantung selera dan kesenangannya. Perbedaan suku, pengalaman,

umur dan tingkat ekonomi seseorang mempunyai penilaian tertentu terhadap jenis

makanan, sehingga standar kualitas makanan sulit untuk ditetapkan. Walaupun

demikian ada beberapa aspek yang dapat dinilai yaitu persepsi terhadap cita rasa

makanan, nilai gizi dan higiene atau kebersihan makanan tersebut.

2.6.1 Penampilan dan Cita Rasa Makanan

Cita rasa makanan mencakup 2 aspek utama yaitu penampilan makanan

sewaktu dihidangkan dan rasa makanan pada saat dimakan. Kedua aspek tersebut

sama pentingnya untuk diperhatikan agar benar-benar dapat menghasilkan

makanan yang memuaskan. Daya penerimaan terhadap suatu makanan ditentukan

oleh rangsangan yang ditimbulkan oleh makanan melalui indera penglihat,

penciuman serta perasa atau pencecap bahkan mungkin pendengar.

Penyajian makanan merupakan faktor tertentu dalam penampilan hidangan

yang disajikan. Jika penyajian makanan tidak dilakukan dengan baik, seluruh

(18)

akan tidak berarti. Penampilan makanan waktu disajikan akan merangsang indera

terutama penglihatan yang berkaitan dengan cita rasa makanan itu.

Warna makanan memegang peranan utama dalam penampilan makanan

karena merupakan rangsangan pertama pada indera mata. Warna makanan yang

menarik dan tampak alamiah dapat meningkatkan cita rasa. Oleh sebab itu dalam

penyelenggaraan makanan harus mengetahui prinsip-prinsip dasar untuk

mempertahankan warna makanan yang alami, baik dalam bentuk tehnik memasak

maupun dalam penanganan makanan yang dapat mempengaruhi makan.

Aroma yang disebarkan oleh makanan merupakan daya tarik yang sangat

kuat dan mampu merangsang indera penciuman sehingga membangkitkan selera.

Timbulnya aroma makanan disebabkan oleh terbentuknya senyawa yang mudah

menguap sebagai akibat atau reaksi karena pekerjaan enzim atau dapat juga

terbentuk tanpa bantuan reaksi enzim.

Rasa makanan merupakan faktor kedua yang menentukan cita rasa

makanan setelah penampilan makanan itu sendiri. Apabila penampilan makanan

yang disajikan merangsang saraf melalui indera penglihatan sehingga mampu

membangkitkan selera untuk mencicipi makanan itu, maka pada tahap selanjutnya

rasa makanan itu akan ditentukan oleh rangsangan terhadap indera penciuman dan

indera perasa.

2.6.2 Konsistensi atau Tekstur Makanan

Konsistensi atau tekstur makanan juga merupakan komponen yang turut

(19)

konsistensi makanan. Makanan yang berkonsistensi padat atau kental akan

memberikan rangsangan lebih lambat terhadap indera kita.

2.7Uji Organoleptik

Penilaian organoleptik disebut juga dengan penilaian indra atau penilaian

sensorik yang merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif atau sudah

lama dikenal. Indera yang berperan dalam uji organoleptik adalah indera

penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba dan pendengaran. Penilaian

organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan

dan industri hasil pertanian lainnya. Kadang-kadang penilaian ini dapat

memberikan hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penilaian

dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif (Susiwi, 2009).

Uji hedonik atau kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan.

Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang

kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan. Disamping itu mereka juga

mengemukakan tingkat kesukaan/ketidaksukaan. Tingkat-tingkat kesukaan ini

disebut skala hedonik, misalnya amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka,

netral, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan amat sangat tidak suka.

Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan sesuai yang diinginkan peneliti

(Rahayu, 1998).

2.8Panelis

Panel diperlukan untuk melaksanakan penelitian organoleptik dalam

penilaian mutu atau sifat-sifat sensorik suatu komoditi, panel bertindak sebagai

(20)

menilai sifat dari suatu komoditi. Orang yang menjadi anggota panel disebut

panelis.

Menurut Rahayu (1998), dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh

macam panel, yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak

terlatih, panel tidak terlatih, panel konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan

ketujuh panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam melakukan penilaian

organoleptik.

1. Panel perseorangan

Panel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik

yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang sangat

intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara pengolahan

bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-metode analisa organoleptik

dengan sangat baik. Keuntungan menggunakan panelis ini adalah kepekaan tinggi,

bias dapat dihindari, penilaian efisien. Panel perseorangan biasanya digunakan

untuk mendeteksi penyimpangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali

penyebabnya.

2. Panel terbatas

Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi

sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik

faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan dan

pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir.

(21)

Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik.

Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan.

Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau spesifik.

4. Panel agak terlatih

Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk

mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan

terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat

menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya.

5. Panel tidak terlatih

Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan

jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak terlatihnya

diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana seperti sifat

kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan. Panel tidak terlatih

biasanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan

panelis wanita.

6. Panel konsumen

Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang tergantung pada target

pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat

ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.

7. Panel anak-anak

Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10

tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian

(22)

Cara penggunaan panelis anak-anak harus bertahap, yaitu dengan pemberitahuan

atau dengan bermain bersama, kemudian dipanggil untuk diminta responnya

terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka yang

sedang sedih, biasa, atau tertawa.

2.9Kerangka Konsep

Pada penelitian ini peniliti akan melakukan eksperimen yaitu donat yang

dimodifikasi dengan tepung biji nangka dan tepung bayam dan untuk melihat

daya terima dan nilai gizi protein, zat besi dan kalsium dari donat modifikasi ini.

Secara skematis kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian Donat yang dimodifikasi

dengan tepung biji nangka dan tepung bayam

Daya terima donat modifikasi tepung biji nangka dan

tepung bayam

Gambar

Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Donat per 100 gram Bahan
Tabel 2.4 Bahan-Bahan Dasar Kue Donat
Tabel 2.5 Komposisi Zat Gizi Biji Nangka per 100 gram
Tabel 2.6 Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Tepung Biji Nangka
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Umum Paket Pekerjaan Pengadaan Delegate System Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Tahun Anggaran 2012 oleh Panitia

untuk mengetahui efek imunomodulator ekstrak etil asetat daun mahkota dewa dengan mempengaruhi titer antibodi sel imun mencit jantan.. 1.5

Respon hipersensitivitas tipe lambat merupakan respon imun seluler yang melibatkan aktivasi sel Th yang akan melepaskan sitokin dan meningkatkan aktivitas makrofag sehingga

Berdasarkan hasil pada gambar 3 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan padi varietas Menthik Wangi memiliki kadar klorofil yang lebih tinggi dibandingkan Segreng,

[r]