ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY “W” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI DI RSJ GRHASIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik
Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II
Disusun oleh:
Indah Laily Fadlilah P07120111018
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY “W” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI DI RSJ GRHASIA
telah disahkan pada, Hari, tanggal : Sabtu, 21 September 2013 Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Bangsal Srikandi RSJ GRHASIA
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Pembimbing Pendidikan
PENGKAJIAN
Ruangan Rawat : Bangsal Srikandi RSJ Grhasia Tanggal Dirawat : 7 September 2013
I. IdentitasPasien
Inisial : Ny. W
Tanggal Pengkajian : 16 September 2013 Umur : 57 tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja Pendidikan : SLTP
Agama : Islam Status : Nikah No CM : 0061729
Alamat : Jogahan, Canden, Jetis, Bantul Sumber data : Klien, observasi, studi dokumen
II. AlasanMasuk
Sejak 6 bulan klien mengalami perubahan perilaku, klien sering marah – marah dan mudah tersinggung. 2 bulan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh sulit tidur, klien sering bicara sendiri dan tertawa sendiri. Klien dibawa ke RSJ Grhasia karena sering bicara sendiri, akhir – akhir ini klien sering mengamuk melempari orang – orang dan sulit tidur.
III. Faktor Predisposisi
Klien baru pertama kali dirawat di RSJ Grhasia, namun klien mengikuti rawat jalan di poliklinik jiwa RSJ Grhasia. Saat melakukan rawat jalan klien tidak rutin untuk minum obat. Klien hanya minum obat jika ada yang mengingatkannya.
IV. Faktor Presipitasi
V. Fisik
1. Tanda – tanda Vital
TD : 110 / 70 mmHg Nadi : 89 x/menit Respirasi : 20 x/menit 2. Keluhan Fisik
Klien mengatakan dari semalam batuk dan tenggorokannya sakit, klien mengeluh kedinginan, namun klien tidak memiliki alergi dingin. Klien mengalami batuk berdahak dan dahaknya dapat keluar. Klien tidak mengalami masalah lain dengan fisiknya, klien mengatakan berat badannya selama dirawat di RSJ Grhasia tambah 1 kilogram.
VI.Psikososial
1. Genogram
: laki-laki : laki-laki meninggal : perempuan : perempuan meninggal : klien
: tinggal serumah : Perempuan gangguan jiwa
2. Konsep Diri a. Gambaran diri
b. Identitas diri
Sebelum dirawat, klien mengatakan dirumah membantu pekerjaan suaminya disawah dan membereskan rumah. Klien selalu membersihkan peralatan rumah.
c. Peran diri
Klien sudah menikah dan memiliki satu orang anak, klien sudah memiliki satu cucu dan akan menambah satu cucu lagi.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin pulang dan ingin bekerja seperti sebelum dirawat.
e. Harga diri
klien mengatakan tidak minder dan merasa senang dengan dirinya yang sekarang. Klien mengatakan tubuhnya sudah bagus.
3. Hubungan sosial
Klien dapat bersosialisasi dengan pasien – pasien yang ada dibangsal tempat klien dirawat. Klien juga memiliki satu teman dekat yang ada dibangsal. Dirumah klien dapat bersosialisasi dengan baik, namun beberapa bulan terakhir klien tidak bisa bersosialisasi dengan baik kepada tetangga dan orang – orang yang ada disekitarnya. Klien dulu mengikuti beberapa kelompok masyarakat yang ada didesanya, namun sudah lama klien tidak mengikutinya.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam, klien memakai jilbab dan selalu berusaha untuk menutupi auratnya. Klien yakin dengan Allah SWT dan selalu berusaha beribadah dengan baik.
b. Kegiatan ibadah
VII. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien terlihat cukup rapih, klien berjilbab, klien menggunakan baju seragam yang diberikan oleh rumah sakit. Klien tidak terbalik memakai baju dan berpenampilan baik.
2. Pembicaraan
Klien dapat diajak diskusi dengan orang lain, klien kooperatif saat ditanya dan dapat berbicara dengan baik. Klien berbicara dengan biasa tidak gagap dan tidak dengan nada tinggi. Klien dapat berpindah dari kalimat satu dengan kalimat selanjutnya dan berkaitan. Klien kurang bisa focus dengan pembicraan karena klien dengar suara – suara.
3. Aktivitas motorik
Klien terkadang terlihat gelisah karena klien selalu merasa akan di jemput oleh keluarganya. Klien terlihat kurang bisa tenang kalau sudah mendengar suara – suara yang selalu dia dengarkan.
4. Alam perasaan
Klien sering merasa khawatir karena merasa akan dijempu oleh keluarganya tetapi keluarganya tidak kunjung datang untuk menjemput klien.
5. Afek
Afek klien tumpul, klien hanya bereaksi bila ada stimulus emosi. 6. pertemuan selama wawancara
Klien kooperatif ketika diajak berpertemuan dengan perawat, saat berpertemuan klien dapat mempertahankan kontak mata dengan pewawancara.
7. Persepsi
Klien mengalami halusinasi pendengara Halusinasi pendengaran :
suara tersebut dapat muncul kapan saja, saat klien sendiri maupun saat klien sedang berbincang dengan orang lain.
8. Proses pikir
Proses pikir klien sirkumtansial, yaitu pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan. Ketika menjawab pertanyaan, klien kadang harus dituntun dulu agar sampai ketujuan pembicaraan.
9. Isi pikir
Gangguan isi pikir klien adalah Waham curiga, yaitu pikiran kalau suaminya itu jahat kepada dirinya dan akan melukainya. Klien mengatakan yang harusnya dirawat itu suaminya bukan dia, karena suaminya jahat terhadap diri klien.
10. Tingkat kesadaran
Klien dapat menyebutkan keberadaanya sekarang yaitu di RSJ Grhasia. Klien juga dapat mengenal siapa saja orang yang ada di sekitarnya. Klien tidak terlihat bingung dengan keberadaannya sekarang. Klien dapat menilai waktu dan suasana yang ada dibangsal tempat klien dirawat. 11. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang (sulit mengingat kejadian lebih dari satu bulan). Klien dapat mengingat jangka pendek yaitu klien dapat menceritakan apa yang sudah dilakukan beberapa hari yang lalu.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien memiliki konsentrasi yang cukup baik, namun klien suka teralihkan dengan suara – suara yang didengarkan oleh klien. Klien dapat berhitung dengan baik saat disuruh untuk menghitung klien mampu berhitung dengan baik dan dapat berkonsentrasi.
13. Kemampuan penilaian
Ganguan kemampuan pemilaian klien ringan. Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan. Saat klien diberikan kesempatan untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi klien memilih mandi dulu sebelum makan.
14. Daya tilik diri
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien mengatakan makan apa yang disediakan oleh rumah sakit. Klien selalu menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit. Klien tidak meilih – milih makanan. Semua makanan yang ada klien makan. Selesai makan klien selalu mencuci alat makannya dan mengembalikan ketempat yang sudah disiapkan.
2. BAB/BAK
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam hal BAB dan BAK. Klien BAB dan BAK di WC.
3. Mandi
klien mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore. Klien mandi dengan tertib dan selalu menggosok gigi dan 2 hari sekali keramas. Klien mengatakan mandi sesuai dengan jadwal yang ada di rumah sakit. Kuku tangan dan kuku kaki klien tidak kotor namun sedikit panjang. Klien tidak memiliki masalah dengan bau badan karena saat pengkajian tidak ada bau yang mencolok pada badan klien.
4. Berpakaian
Cara berpakaian klien baik, cukup rapi dan baju klien terlihat bersih. Klien selalu menggunakan baju seragam yang diberikan oleh rumah sakit dan setiap pagi selalu ganti baju.
5. Istirahat dan tidur
Di RSJ klien tidur siang karena klien terpengaruh obat yang diberikan oleh dokter. Klien tidur malam jam 20.30 WIB karena jadwal yang ditentukan jam 21.00 WIB semua pasien harus sudah tidur. Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pola tidurnya.
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan pernah melakukan rawat jalan di poliklinik RSJ Grhasia, namun obat yang diberikan tidak diminum dengan teratur. Klien hanya tinggal serumah dengan suaminya dan suaminya kadang lupa untuk mengingatkan klien minum obat.
8. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan dirumah kegiatannya selalu membantu pekerjaan suaminya disawah dan mengerjakan tugas – tugas ibu rumah tangga.. 9. Kegiatan selama di RSJ Grhasia
Klien mengikuti semua kegiatan yang ada di RSJ Grhasia, seperti rehabilitasi, terapi aktivitas kelompok dan kegiatan yang terjadwal, klien selalu mengikutinya dengan aktif.
IX. Mekanisme Koping
Klien mengatakan tidak ada orang yang dekat dengan klien. klien mengatakan suami klien jarang berpertemuan dengan klien. klien lebih sering ngomonng sendiri dari pada harus mengungkapkan masalahnya dengan orang lain.
VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien tidak memiliki masalah dengan lingkungan tempat klien tinggal. Klien dapat bersosialisasi dengan semua pasien yang ada dibangsal. Semua pasien yang ada saling memberikan dukungan satu sama lain.
IX. Pengetahuan
Pengetahuan klien kurang mengenai pengendalian perilaku kekerasan dan manfaat minum obat. Ketika ditanya tentang apa itu halusinasi, klien dapat menjelaskan sedikit, yaitu mendengar apa yang tidak nyata.
X. Aspek Medik
Diagnosa medik : F.20.3 ( Skizofrenia tak terinci ) Axis I : F. 20. 3 ( Skizofrenia tak terinci ) Axis II : cenderung skizoid
Axis III : belum ada dx
Klien mendapatkan terapi obat sebagai berikut :
a. THP (Triheksilpenidine) 2mg 1 – 0 – 1 : obat untuk mengurangi efek samping.
b. CPZ (Chlorpromazin) 25mg 1 – 0 – 1 : anti psikotik (untuk membuat pikiran menjadi tenang dengan memblokade dopamin pada reseptor pasca neuron diotak).
Analisis Data
Data Masalah
DS :
- Klien mengatakan mendengar suara yang mengajaknya untuk bercerita.
- Saat berpertemuan klien juga terlihat berbicara sendiri, setelah ditanya klien mendengar apa, klien mengatakan kalau klien diberitahu keluarganya sudah menjemputnya namun sudah satu bulan kok tidak sampai – sampai.
- Klien mengatakan sering mendengar suara – suara tersebut. Dan suara tersebut dapat muncul kapan saja, saat klien sendiri maupun saat klien sedang berbincang dengan orang lain.
DO:
- Klien terlihat sering tertawa sendiri
- Klien terlihat sering melihat ke arah tertentu, pandangan kadang kosong seperti memikirkan sesuatu (melamun).
- klien sering bicara sendiri
Gangguan sensori persepsi : halusinasi
pendengaran dan penglihatan.
DS :
- klien sering marah – marah dan mudah tersinggung.
- klien sering mengamuk melempari orang – orang
DO :
- Klien tampak gelisah dan tidak bisa tidur
Resiko Perilaku kekerasan
DS :
- Klien mengatakan hanya minum obat kalau merasa sakit dan jika sudah tidak merasa
sakit klien tidak menghabiskan obat yang diberikan oleh dokter
DO :
- Saat melakukan rawat jalan klien tidak rutin untuk minum obat.
XI. Daftar MasalahKeperawatan
1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi 2. Resiko perilaku kekerasan
3. Management regiment terapi inefektif
( Akibat )
( Core Problem )
( Penyebab ) RisikoPerilakuKekerasan
Gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
INISIAL KLIEN : Ny. W NO. RM : 0061729
Hari, tanggal : 16 September 2013 Ruangan : Bangsal Srikandi
Diagnosis Tujuan Rencana Tindakan KeperawatanKriteria Tindakan Keperawatan Rasional Senin, 16 Sept
2013 12.30 WIB Gangguan
persepsi sensori : halusinasi
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
TUM : klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
setelah 1 x pertemuan klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat : - ada kontak mata - ekspresi bersahabat - bersedia
mengungkapkan
masalah yang diahadapi
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.
b.Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (*dengar, lihat, raba, penghidu, raba atau kecap).
c. Diskusikan dengan klien tentang isi halusinasi (apa yang
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
a. Bina hubungan saling percaya adalah dasar dalam melakukan tindakan keperawatan selanjutnya.
b. Observasi tingkah laku dapat digunakan untuk mengidentifikasi apa halusinasi yang dialami klien.
b. Setelah 1x
pertemuan, klien dapat menyebutkan :
- isi - waktu - frekuensi
- situasi pencetus - respon atau perasaan saat terjadi halusinasi.
didengar/dilihat), waktu terjadinya, frekuensi, situasi yang menyebabkan halusinasi dan respon pasien saat halusinasi muncul.
dan memberi pengertian pada klien halusinasi yang dialami.
TUK 2 :
Klien dapat mengontrol halusinasinya.
a. Setelah 1x pertemuan klien menyebutkan
tindakan yang biasanya dilakukan untuk
mengendalikan halusinasinya.
a. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri, dll). Beri pujian jika cara yang digunakan adaptif. Jika maladaptif, diskusikan kerugian cara tersebut. b. Diskusikan cara baru
untuk mengontrol
b. Setelah 1x pertemuan klien dapat menyebutkan cara baru mengontrol
halusinasi :menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, aktivitas yang terjadwal,
menggunakan obat secara teratur.
halusinasi :
- Menghardik. Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau dengar!) - Bercakap-cakap
dengan orang lain. - Melakukan aktivitas
yang terjadwal
- Menggunakan obat secara teratur.
b. Diskusi dapat memberikan
pemahaman pada klien yang baik untuk mengontrol
halusinasinya :
- Menghardik, upaya mengendalikan diri dengan menolak halusinasi.
- Bercakap-cakap menimbulkan distraksi. - Dengan aktivitas
c. Setelah 2 x pertemuan klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi
halusinasi.
d. Setelah 3 x pertemuan klien dapat melaksanakan cara yang tealh dipilih untuk mengendalikan halusinasinya.
c. Bantu klien memilih cara yang yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya.
d. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian.
halusinasi.
- Teratur minum obat mencegah kondisi putus obat dan kekambuhan.
c. Bantuan meningkatkan rasa percaya diri klien dan keyakinan dalam mengontrol
halusinasinya.
d. Kesempatan dan pemantauan adalah bentuk evaluasi keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti
a. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu,
pertemuan dengan perawat.
b. setelah 2 x pertemuan keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian, tanda gejala dan cara perawatan klien halusinasi.
c. Setelah 2 x pertemuan keluarga dapat membantu klien mengontrol halusinasi.
Indah
tempat dan topik).
b. Diskusi dengan keluarga : pengertian halusinasi, tanda gejala, proses terjadinya, cara merawat pasien, obat halusinasi beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit.
c. Latih keluarga untuk membantu klien mengontrol halusinasi pada klien langsung.
Indah
untuk hadir.
b. Diskusi tentang halusinansi
meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit yang dialami klien dan cara merawatnya.
c. Latihan meningkatkan ketrampilan dan kemandirian keluarga.
Senin, 16 Sept 2013
12.30 WIB
Resiko Perilaku
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
TUM : Klien tidak melakukan perilaku
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIBSetelah 1 x pertemuan klien menunjukkan
tanda-Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
a. Bina hubungan saling percaya dengan
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
Kekerasan kekerasa
- ada kontak mata - ekspresi bersahabat -bersedia
mengungkapkan masalah yang dihadapi
menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.
dalam melakukan tindakan keperawatan selanjutnya. menyebutkan penyebab perilaku marahnya jengkel atau kesal.
a. Dengan memberi kesempatan mengungkapkan perasaannya dapat mengetahui masalah yang dialami oleh klien b. Dengan
TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasikan tanda dan gejala prilaku kekerasan
Setelah 1x pertemuan klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marahnya
a. Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan di rasakan saat ini.
b. Bantu klien bermain peran sesuai dengan prilaku kekerasan yang biasa dilakukan
c. Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel atau kesal.
a. Agar dapat
meringankan beban pikiran yang dialami oleh klien.
b. Agar dapat dipantau tindakan yang dilakukan oleh klien.
c. Agar klien mengetahui tanda dan gejala jengkelnya. TUK 4 : Klien dapat
mengidentifikasikan prilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Setelah 1x pertemuan klien dapat menyebutkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan ketika marah
a. Anjurkan klien untuk mengungkapkan
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan (verbal, pada orang lain, pada lingkungan dan pada diri sendiri).
b. Bantu klien bermain peran sesuai dengan prilaku kekerasan yang
a. Dengan memberikan kesempatan untuk mengungkapkannya perawat dapat
menentukan tindakan selanjutnya
biasa dilakukan
c. Bicarakan dengan klien,apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai
c. Agar dapat dipertimbangkan perbuatan yang dilakukannya adalah sikap yang
menyimpang atau salah.
TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasikan akibat prilaku kekerasan.
Setelah 1x pertemuan klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku marahnya
a. Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.
b. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan klien.
c. Tanyakan kepada klien ”apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat”.
a. Agar dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan telah merugikan dirinya sendiri
b. Agar klien termotivasi untuk mempelajari cara yang dapatmencegah prilaku kekerasan. c. Agar klien termotivasi
TUK 6 : Klien dapat mendemonstrasikan 2 kegiatan fisik untuk mencegah perilaku marahnya
a. Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
b. Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien.
a. Dengan mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan dapat memotivasi kegiatan yang baik dilakuakan b. Agar dapat
meningkatkan harga diri klien. cara bicara yang baik.
a. Diskusikan cara bicara yang baik dengan klien dan beri contoh cara bicara yang baik dan mita klien mengikuti contoh cara bicara yang baik.
b. Minta klien mengulang sendiri.
c. Beri pujian atas keberhasilan klien.
a. Dengan mendiskusikan cara bicara yang biasa dilakukan dapat
memotivasi cara bicara yang baik dilakukan.
b. Agar dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakkan benar atau salah.
c. Agar dapat
TUK 8 : Klien dapat menyebutkan kegiatan ibadah yang pernah dilakukan dan mendemonstrasikan kogiatan ibadah
a. Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan.
b. Minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang akan dilakukan.
c. Beri pujian atas keberhasilan Klien.
a. Dengan mendiskusikan kegiatan ibadah, klien dapat mengingat kegiatan ibadah yang biasa dilakukan. b. Dengan memberikan
kesempatan untuk mendemontrasikannya dapat menerapkan kegiatan ibadah yang dilaksanakan
c. Dapat meningkatkan harga diri klien TUK 9 : Klien dapat
mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah prilaku kekerasan
Setelah 1x pertemuan klien dapat menyebutkan jenis obat yang diminumnya dan manfaat minum obat
a. Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (5 benar). b. Diskusikan dengan klien
tentang manfaat minum obat.
a. Agar klien mau mematuhi peraturan minum obat.
TUK 10 : Klien dapat mengikuti TAK : stimulasi persepsi pencegahan prilaku kekerasan.
Setelah 1x pertemuan klien dapat mau mengikuti TAK
a. Anjurkan klien untuk ikut TAK.
b. Diskusikan dengan klien tentang kegiatan selama TAK.
a. Dengan menganjurkan klien TAK dapat
membantu klien berpertemuan dengan teman-temannya b. Agar dapat
mengevaluasi perasaan klien TUK 11 : Klien
mendapatkan
dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegahan prilaku kekersan
Setelah 1x pertemuan klien dapat menyebutkan
keuntungan peran serta keluarga dalam merawat klien
Indah
a. Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan yang telah dilakukan ke keluarga dalam merawat klien.
b. Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat klien.
Indah
a. Agar dapat diketehui seberapa jauh tentang perawatan keluarga terhadap klien.
b. Agar dapat
Senin, 16 Sept 2013
12.30 WIB Management regiment terapi inefektif
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
TUM: keluarga akan menujukkan
kemampuan merawat dan melaksanakan program terapi.
TUK:
1. Keluarga
mengetahui cara merawat klien dengan baik.
2. Keluarga klien melaksanakan dan memantau program terapi untuk klien
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
Setelah 1x pertemuan, keluarga mengetahui cara merawat klien dengan kriteria:
- Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien dengan baik (misal: memantau langsung klien minum obat)
Setelah 2x Pertemuan, keluarga melaksanakan dan mematuhi program terapi dengan kriteria:
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
Lakukan Home visite a. BHSP dengan keluarga b. Identifikasi suasana
dalam keluarga yang dapat mendukung program terapi
c. Beritahukan keadaan klien saat ini
d. Jelaskan cara merawat struktur masing-masing angggota keluarga. 2. Ajarkan padakeluarga
Senin, 16 Sept 2013 12.30 WIB
Validasi data klien dan pengetahuan keluarga yang cukup tentang minum obat motivasi keluarga untuk mengawasi klien taat terapi obat
- Keluarga dapat mengatur pemberian obat sesuai program - Klien dapat
mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
- Klien dan keluarga memahami akibat berhenti minum obat
Indah
klien tentang keahlian membagi waktu berasarkan prograam terapi klien.
3. Berikan pengertian dan penjelasan dlam memperbaiki dan meningkatkan peran anggota keluarga sebagi care giver demi kesembuhan klien. 4. Anjurkan klien meminta
sendiri obat pada keluarga (jika waktunya minum obat).
5. Berikan penjelasan pada keluarga akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi.
6. Diskusikan dengan klien tentang akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi.
7. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang manfaat dan efek samping obat. 8. Fasilitasi pertemuan
klien/ keluarga dengan dokter
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Ny. W Ruangan : Bangsal Srikandi RSJ Grhasia RM. No : 0061729
DIAGNOSA IMPLEMENTASI TINDAKAN
KEPERAWATAN EVALUASI
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran, RPK,
Senin, 16 September 2013 10.15 WIB
Membina hubungan saling percaya - Menyapa klien sambil bersalaman - Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Menyampaikan kontrak waktu, topik, tempat
Indah
Senin, 16 September 2013 10.15 WIB
S : klien menyatakan bersedia diajak berdiskusi kembali
O : ada kontak mata, ekspresi wajah klien
bersahabat, klien bersedia berjabat tangan, duduk berdampingan, akan tetapi klien belum bisa
mengutarakan masalah yang dihadapi karena klien merasa baik-baik saja.
A : klien percaya pada perawat
P : lanjutkan intervensi tentang mengenal Halusinasi dan RPK
Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
Senin, 16 September 2013 10.25 WIB
a. Membantu klien mengenal halusinasinya. Diskusi dengan klien isi, waktu, frekuensi dan situasi yang mencetuskan halusinasi.
Indah
Senin, 16 September 2013 10.25 WIB
S : Klien mengatakan tahu apa itu halusinasi dan mengerti. Klien mengatakan saat bebincang – bincang dengan perawat, klien mendengar suara – suara yang mengatakan kalau klien akan dijemput. O : klien masih sering terlihat berbicara sendiri dan pandangan mata klien terlihat sering kosong.
A : Klien mengenal isi, waktu muncul dan frekuensi halusinasi
P : lanjutkan intervensi : melatih cara mengontrol halusinasi.
Indah Resiko Perilaku Kekerasan Selasa, 17 September 2013
08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 2 tentang mengontrol perilaku kekerasan dengan aktivitas fisik ( memukul bantal dan nafas dalam )
Selasa, 17 September 2013 08.00 WIB
S : klien mengatakan mengerti dan merasa senang bisa mengetahui cara baru untuk mengungkapkan emosi.
O : klien kooperatif dalam melakukan TAK, klien mengikuti dari awal sampai akhir
Indah fisik
P : lanjutkan intervensi selanjutnya: mengontrol halusinasi dengan aktivitas verbal
Indah
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran
Rabu, 18 September 2013 13.00 WIB
Memberikan cara baru untuk mengontrol halusinasi :
- Menghardik. Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau dengar!)
- Bercakap-cakap dengan orang lain. - Melakukan aktivitas yang terjadwal - Menggunakan obat secara teratur.
Indah
Rabu, 18 September 2013 13.00 WIB
S : Klien mengatakan paham dengan cara – cara baru yang sudah diberikan. Klien mengatakan akan mencoba yang bercakap – cakap dengan orang lain.
O : klien kooperatif, klien dapat menyebutkan 3 dari 4 cara baru mengontrol halusinasi.
A : klien memilih 2 cara baru mengontrol halusinasi yaitu bercakap – cakap dan aktivitas fisik
P : lanjutkan intervensi selanjutnya tentang dukungan dari keluarga.
Resiko perilaku Kekerasan
Rabu, 18 September 2013 08.00 WIB
Melakukan TAK perilaku kekerasan SESI 3 Tentang mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal / social
Indah
Rabu, 16 September 2013 08.00 WIB
S : klien mengatakan merasa senang karena sudah tambah ilmu dan tahu bagaimana cara mengendalikan emosi dengan tekhnik verbal. O : klien mengikuti dengan antusias dari awal sampai akhir, klien kooperatif.
A : klien mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal / sosial
P : lanjutkan intervensi selanjutnya tentang minum obat yang teratur
Indah Resiko Perilaku Kekerasan Kamis, 19 september 2013
08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 4 tentang mengontrol Perilaku kekerasan dengan spiritual
Indah
Kamis, 19 September 2013 08.00 WIB
S : klien mengatakan agamanya islam, beribadah yang sering dilakukan solat 5 waktu dan berdzikir. O : klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal sampai akhir.
yang teratur
Indah
Resiko Perilaku kekerasan
Jum’at, 20 september 2013 08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 5 tentang minum obat
Indah
Jum’at, 20 September 2013 08.00 WIB
S : klien mengatakan mengerti dan paham kalau minum obat itu perlu walaupun ada efek sampingnya. Klien mengatakan kalau dirinya suka mengantuk kalau habis minum obat.
O : Klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal sampai akhir.
A : klien minum obat secara teratur
P Lanjutkan Intervensi selanjutnya tentang penkes dengan keluarga klien